“Perempuan gila terkutuk ini!!!”
Char terus meneriakkan umpatan, kedua tangannya mencengkeram erat, desiran angin di telinga, terpaan angin kencang dari langit memenuhi mulutnya membuat teriakannya terdengar parau, penuh histeria.
Si kampungan yang malang, awalnya mengira dirinya adalah karakter yang tak takut langit maupun bumi, tapi setelah naik karpet terbang ini baru ia tersadar pada masalah serius:
Dirinya ketakutan setengah mati!!! Si kampungan malang... ternyata punya fobia ketinggian?!
Merasakan tubuhnya melesat di antara lapisan awan, beberapa kali hempasan angin kencang di ketinggian hampir menjatuhkannya dari karpet.
"Ketinggian sialan ini, kalau terjatuh, jangankan tubuh yang sudah diolesi darah naga, bahkan darah Raja Naga sekalipun, pasti tulang-tulang remuk! Melihat pegunungan dan hutan lebat di bawah lapisan awan yang terus menyapu dari bawah, si kampungan merasa pusing tujuh keliling. Dia sudah merasakan makanan semalam nyaris keluar dari tenggorokan, wajahnya putih pucat, sambil terus menggertakkan gigi di sela-sela aumannya."
Justru Duoduo Luo yang biasanya penakut, kini terlihat seratus kali lebih bersemangat dibanding Char. Sang penyihir memandang penuh kekaguman dan kegembiraan, meski kedua tangannya juga mencengkeram tepi karpet terbang dengan tubuh tertiarap, pantatnya terangkat tinggi, namun terus meneriakkan sorak gembira.
"Sungguh ajaib! Sungguh menggemparkan! Sungguh menakjubkan! Tuan! Tuan! Perasaan ini benar-benar luar biasa! Ya Tuhan!!"
Saat penyihir bersorak, si kampungan mengaum marah: "Diamlah kau! Dasar... Aku... Uuugh!!!"
Akhirnya si kampungan tak tahan lagi, memuntahkan isi perutnya ke jubah Duoduo Luo sambil melirik putih.
Duoduo Luo seakan telah terpana oleh pemandangan ajaib penerbangan ini, sama sekali tak menghiraukan tindakan tuannya, malah semakin bersemangat berteriak-teriak.
"Ini pengalaman paling menggemparkan seumur hidupku!!"
“Sial! Ini pengalaman paling mengerikan dalam hidupku! Lihat hantu! Kita semua akan mati terjatuh!!!” Jeritan putus asa Xia Ya: “Merlin terkutuk! Kutuki perempuan gila yang mengerikan ini! Dia orang gila! Orang gila!!!！”
Kalimat ini baru saja teriakkan, tiba-tiba Duoduo Luo di sampingnya berubah ekspresi dan menjerit: “Jangan! Jangan ucapkan kata-kata seperti itu! Jangan!!”
※※※
Di area terdalam hutan dan pegunungan ini, mungkin inilah salah satu daerah paling misterius dan sulit ditemukan di dunia ini.
Dikepung oleh hutan dan pegunungan yang rimbun dan megah di sekitarnya, pohon-pohon kuno berusia ribuan tahun, dan pegunungan purba, gunung besar ini bagaikan penghalang alami raksasa yang menahan semua makhluk dari luar.
Yang dilindungi oleh lingkaran penghalang ini adalah suku orang Zhaku.
Orang Zhaku adalah "manusia", ini tidak perlu diragukan. Tapi orang Zhaku sendiri seolah tidak pernah mengakui hal ini - setidaknya, mereka selalu menganggap diri mereka berbeda dengan "manusia" di luar.
Mereka berjalan di pegunungan, sebagai anak-anak gunung yang pemberani dan ganas. Mungkin dalam hati banyak orang Bizantium, orang Zhaku ini lebih liar dan terbelakang daripada orang Odin, lebih tidak beradab. Setidaknya orang Odin masih sebuah negara, tapi orang Zaku ini hanyalah sekelompok pribumi liar yang terpisah dari peradaban.
Tapi, di mata para pedagang tidak akan berpikir demikian. Karena suku pribumi Zaku memiliki tambang emas yang hampir bisa dianggap terbesar di seantero benua - jika bukan karena orang Zaku sendiri cukup tangguh, memiliki prajurit-prajurit gagah berani serta perlindungan hutan dan pegunungan luas tak bertepi di sekelilingnya, maka tambang emas sebesar ini mungkin sudah lama diincar manusia - faktanya, ketamakan terhadap emas Zaku sudah bukan rahasia lagi, tapi orang Bizantium tak bisa menduduki sini - hutan dan pegunungan ini terlalu luas! Bahkan jika menebar seratus ribu tentara, itu bagaikan setetes air di tengah lautan hijau ini. Di dalam hutan lebat, tidak cocok untuk operasi militer, di sini tidak hanya ada cuaca buruk yang tak terprediksi, tapi juga rawa yang melahap manusia, mata air beracun yang mematikan, serta uap beracun yang membunuh secara diam-diam, ditambah berbagai virus penyakit ganas.
Yang paling penting, di seluruh pegunungan ini penuh dengan binatang iblis berbahaya.
Dibandingkan dengan wilayah luar, di sini hampir bisa dianggap sebagai dunia lain.
Ratusan tahun yang lalu, seorang Marsekal dari Kekaisaran Bizantium pernah berkata: "Ingin menaklukkan suku orang Zhaku untuk mendapatkan emas mereka? Jangan bercanda! Kita tidak punya kemampuan menaklukkan ras spirit di Chaotic Territory, sama seperti mustahilnya menaklukkan orang Zaku! Satu-satunya perbedaan kedua kelompok ini adalah orang Zaku tidak memiliki telinga panjang dan kemampuan memanah yang mengerikan, tapi mereka sama-sama tinggal di hutan. Emas! Meski menggemaskan, kita harus hitung dulu berapa pasukan yang diperlukan untuk menakluki pegunungan sebesar itu, mengisi selokan sebesar itu! Anggaran militer ini saja sudah cukup membuat keuangan kekaisaran runtuh."
Perkataan ini jelas sangat benar, dan para Kaisar Imperium dari generasi ke generasi jelas memegang pandangan yang sama - bahkan Kaisar Suci Odin yang sombong dan beringas tidak pernah berniat mengincar orang Zaku.
Selain emas, orang Zaku juga menghasilkan banyak barang yang disambut baik di seantero benua.
Misalnya tembakau mereka, konon digulung di paha para perempuan muda Zaku yang sehat dan mulus - karena alasan ini, menghisap rokok gulung Zaku menjadi kegiatan yang sarat fantasi erotis.
Ada juga ramuan obat aneh dan langka buatan orang Zaku, serta berbagai binatang iblis kecil yang dijinakkan, semuanya merupakan barang berharga yang sangat dicari kafilah dagang di benua ini.
Banyak orang menganggap orang Zhaku hanyalah sekelompok barbar tak beradab, tapi sebenarnya sedikit yang tahu bahwa orang Zaku sebenarnya memiliki struktur sosial yang cukup lengkap.
Suku orang Zhaku bukanlah "sekumpulan barbar yang hidup campur aduk" seperti yang dibayangkan orang. Faktanya, di pegunungan terdapat selusin lebih suku Zhaku, dengan suku terbesar berada di bawah komando langsung Kepala Suku Besar. Suku-suku kecil lainnya terletak di daerah sekitar pusat kekuasaan sang pemimpin tertinggi seluruh orang Zhaku ini. Dalam struktur mereka juga terdapat penyihir gaib, pendeta, dll.
Jika berbicara sejarah, keberadaan orang Zhaku bahkan jauh lebih tua daripada berdirinya negara Kekaisaran Bizantium...
Mereka memiliki kedekatan dengan makhluk alam seperti spirit, ahli menjinakkan hewan layaknya Druid dalam legenda, sekaligus putra pegunungan seperti kurcaci. Di saat yang sama, mereka mewarisi berbagai kualitas manusia.
Ini adalah kelompok aneh, sekaligus ras aneh.
Di kedalaman hutan dan pegunungan ini, terdapat tempat bernama "Lembah Harapan". Ini merupakan pusat utama suku Zhaku yang dipimpin langsung oleh Kepala Suku Besar.
Benteng pertahanan suku berbentuk heksagonal. Meskipun tembok pertahanan dari kayu besar dan batu bertumpuk terlihat relatif kasar, tingkat kekokohannya sesungguhnya melampaui bayangan manusia - Seorang jenderal kekaisaran pasti akan tertegun melihat bentuk konstruksi tembok pertahanan semacam ini.
Karena bentuk benteng prismatik dianggap sebagai bentuk benteng dengan daya tahan terkuat! Peradaban perang Kekaisaran Bizantium berevolusi hingga munculnya tembok kota berbentuk prisma masih terjadi enam ratus tahun yang lalu - sementara sejarah suku Zaku membangun benteng berbentuk seperti ini sudah tiga kali lipat lebih lama!
Saat matahari terbenam, sisa-sisa sinarnya menyirami bumi, warna hijau hutan dicat dengan kilau terakhir yang mempesona. Dalam sisa cahaya senja, di permukiman suku Zaku, gubuk-gubuk tanah berbentuk lingkaran khas itu mengepulkan asap memasak ke mana-mana - jika Anda mengira orang Zaku adalah barbar yang setiap malam menyalakan api unggun besar di luar, lalu mengolesi tubuh dengan cat minyak sambil memukul genderang tulang dan menari-nari berteriak mengelilingi api... maka Anda salah.
Meski orang Zaku masa kini masih melakukan itu, tapi hanya pada hari raya besar atau ulang tahun Kepala Suku Besar.
※※※
Ah Cai berdiri di tembok pertahanan, tangannya mencengkeram erat tombak pendek yang ujungnya sudah diasahnya sendiri hingga berkilau. Jubah kulit binatang yang dikenaknya dijahit sendiri oleh ibunya selama tiga hari. Di lehernya bergantung liontin gigi binatang - semua diambil dari mulut buruan yang ditaklukkannya sendiri!
A Cai yang berusia enam belas tahun adalah seorang pemuda Zhaku, seperti kebanyakan pemuda Zhaku lainnya, ia berotot dan penuh vitalitas, sekaligus memiliki sifat jujur dan pemberani. Namun A Cai muda tetap memiliki masalahnya sendiri.
Tentu saja, masalah ini bukan karena kalung giginya masih kurang satu gigi harimau - meskipun tetangganya, Agra yang dua tahun lebih tua darinya, memiliki dua gigi harimau putih bersinar di lehernya, hal ini membuat A Cai sangat iri. Tapi ia sangat yakin, ia percaya jika bertemu harimau di hutan, dirinya pun mampu membawa pulang satu gigi!
Ada dua masalah terbesar yang ia miliki.
Masalah pertama adalah, meski sudah enam belas tahun (dianggap prajurit dewasa dalam suku Zhaku), dan teknik berburu serta teknik tombaknya cukup baik, orang-orang suku tetap memiliki kebiasaan: selalu membandingkan A Cai muda dengan pamannya yang gagah berani. Sejak usia sepuluh tahun, kalimat yang paling sering ia dengar adalah: "Anak baik, nanti kau pasti seberani pamanmu."
Sang paman adalah salah satu prajurit Top-Tier di suku, pernah mencatat banyak jasa untuk suku, dan menjadi idola para pemuda Zhaku. Tapi A Cai bertekad untuk melampaui pamannya yang pemberani itu!
Sekadar informasi, nama pamannya adalah "A Zuo".
Sedangkan masalah kedua, jauh lebih spesial...
A Cai yang berusia enam belas tahun, sesuai tradisi semua orang Zaku, akan menghadapi upacara kedewasaannya. Menurut tradisi Zaku, setiap pria Zaku harus mengikuti ritual kedewasaan suku pada tahun keenam belas usia mereka. Ritual ini mencakup persyaratan setiap orang untuk memburu seekor binatang buas yang hidup di hutan - bisa berupa Serigala Raksasa, kadal raksasa, atau makhluk lainnya, dengan ketentuan tidak boleh melukai buruannya karena hewan ini akan dijinakkan untuk menjadi kendaraan pertama mereka! Bagian penting lain dari ritual kedewasaan ini adalah: sunat.
Bagian inilah yang paling membuat jantung A Cai berdebar-debar. Setiap kali mandi atau buang air kecil, memandang 'senjata'-nya yang akan dioperasi dengan pisau... ketakutan ini selalu membuatnya sedikit panik dan bingung.
Di usianya yang enam belas tahun, dia sudah mulai memahami hal-hal antara pria dan wanita. Saat melewati kebun tembakau, melihat perempuan-perempuan muda Zaku yang sehat dengan kain kepala dan rok pendek, tersenyum gembira memetik daun tembakau lalu berlarian, jantung mudanya berdegup kencang dipenuhi gejolak yang tak terungkap. Dorongan aneh menggelegak dalam dada: Bang——bang!
Harus dioperasi... pasti sakit sekali...
A Cai berdiri di tembok pertahanan dengan jiwa linglung. Ini pertama kalinya dia bertugas sebagai penjaga. Dia sangat berharap bisa menjalankan tugas pertamanya dengan baik, namun entah mengapa hari ini perasaannya terus gelisah. Mungkin kabar bahwa pamannya, A Zuo, akan segera kembali ke suku bersama beberapa tamu kehormatan misterius membuatnya terlalu bersemangat.
Namun setelah kabar ini tersebar, tidak semua anggota suku merasa senang. Setidaknya, wajah pendeta besar semakin suram dari hari ke hari. Belakangan ini, pendeta besar terus mengurung diri di ruangan dan menolak menemui siapa pun.
Matahari hampir terbenam. Saat waktu itu tiba, A Cai bisa menyelesaikan tugas penjagaan hari pertamanya lalu pulang untuk makan malam.
Dia memegang tombak pendek sambil menatap langit di kejauhan. Tiba-tiba sesuatu dalam penglihatannya membuatnya membeku.
Di ufuk barat yang diterangi senja, selembar bayangan tampak melayang mendekat. Meski gerakannya terlihat melayang-lambat, kecepatannya sungguh luar biasa. Awalnya A Cai mengira itu seekor elang gunung atau alap-alap, tapi ketika benda itu semakin mendekat, mata prajurit Zaku yang muda itu melotot lebar!
Itu... itu ternyata adalah karpet terbang! Yang lebih aneh lagi, ADA ORANG DI ATASNYA!!
Dari kejauhan, langit bergema dengan jeritan melengking yang menusuk. Teriakan itu semakin keras, terdengar samar di telinga karena gangguan angin. Namun suara itu kian membesar, dan bayangan di langit kian mendekat. Tiba-tiba, karpet terbang di atas itu seperti kehilangan kendali, terjungkal dari awan dan meluncur tak terkendali menabrak tembok pertahanan!
"Aaaaaahh!!!!!"
Bayangan hitam nyaris menyambar kepala Ah Cai, lalu menghantam menara pengawas di tembok benteng dengan gedebuk! Bunyi kayu patah bergema sebelum karpet itu terkulai lemas, diikuti dua bayangan manusia yang terjatuh beruntun ke tanah.
Yang pertama mendarat adalah penyihir malang Duoduo Luo dengan jeritan perdananya. Tubuh Char kemudian menimpa punggungnya, membuat jeritan kedua penyihir itu dua kali lebih keras dari sebelumnya.
Char bangkit dengan susah payah, menghela napas lalu melihat sekeliling. Katanya: "Sial! Akhirnya turun hidup-hidup! Demi langit, makhluk hantu ini, Laozi takkan mau naik lagi untuk kedua kalinya!"
Duoduo Luo hampir menitikkan air mata kesakitan, bergumam: "Tuan, hamba sudah ingatkan, jangan mengucapkan kata-kata buruk tentang Yang Mulia Merlin! Mantra karpet sihir ini berisi pujian untuk Yang Mulia, jadi hamba yakin jika Tuan berani menghinanya di hadapan karpet ini, malapetaka akan terjadi."
“Ha ha ha ha!” Char yang selamat dari mematikan itu bersemangat: “Yang penting kami tidak mati terjatuh, ini adalah keberuntungan terbesar.”
“...Itu karena aku ada di bawahmu.” Penyihir bergumam pelan.
