Bab Dua Ratus Empat Belas Pria Pilihan Su Ling

　　"Hah?!" Char terdiam kaku. 　　Dalam situasi seperti ini, seharusnya dialog normalnya adalah "Siapa namamu?" atau "Terima kasih sudah menyelamatkanku!" bukan? 　　Selain itu, karena pertanyaannya terlalu aneh, Char bahkan tidak menyadari bahwa lawan bicaranya menggunakan bahasa Bizantium standar. 　　"Err... kayaknya... belum." Char menjawab secara refleks sambil lalu. 　　Su Ling melototi pria itu dengan sepasang mata besar, lalu berbicara cepat: "Kalau begitu, apakah kamu punya harta sendiri? Maksudku, setidaknya kamu harus punya dua ekor domba dan satu set panah, lebih baik lagi ada kendaraan tunggangan milikmu sendiri. Jika tidak, aku khawatir kamu tidak bisa menghidupi sebuah keluarga..." 　　Xia Ya hanya merasa dirinya semakin bingung, berkata dengan bengong: "Ini... Harta milikku setidaknya lebih banyak dari itu." 　　Mata Su Ling semakin berbinar: "Kalau begitu... Apakah kamu sudah dewasa?" 　　"Aku sembilan belas tahun." 　　"Bagaimana kemampuan panahmu? Dan apakah kamu bisa berburu? Berapa langkah jarak lempar tombakmu?" 　　"...Kurang lebih dalam seratus langkah, akurasinya masih tidak masalah." Xia Ya menjawab sambil lalu. 　　"Huu..." Gadis muda dari klan Zaku ini akhirnya tampak lega. Ekspresi gembira terpancar di wajahnya. Dengan cahaya bulan, dia melihat bekas cekikan keunguan di lengan Xia Ya. Sudut bibir Su Ling melengkung naik sedikit, menunjukkan senyuman puas: "Hmph, sepertinya kamu sangat populer. Bulu di kepalamu, apakah didapatkan malam ini?" 　　Xia Ya menggosok-gosokkan tangannya. Dia mulai curiga: Apakah gadis Zaku ini ada masalah di otaknya? Apa dia bengong ketakutan? Atau kepalanya rusak karena dipukuli bandit tadi? 　　Su Ling yang sudah terbebas dari belenggu langsung melompat, berjalan mengelilingi Xia Ya selama dua putaran. 　　“Hmph, cat minyak yang kau lukis bagus. Kau punya bakat melukis. Ah, kau juga suka totem sayap hitam? Di titik ini kita sama, sepertinya kita punya bahasa yang sama. Hmm, kau orang luar ya? Tapi tak apa, ayah tidak melarang kami menikah dengan orang luar, asalkan kau bisa menyediakan mas kawin. Dan... oh ya, guruku mengajariku untuk jujur, jadi aku harus memberitahumu yang sebenarnya—aku tidak pandai mengerjakan pekerjaan rumah, aku belum pernah memasak, tidak bisa menjahit mantel kulit, yang paling kuasai adalah membuat nasi tabung bambu... Tapi tenang saja, kalau nanti kita bersama, aku pasti akan berusaha belajar...” 　　Gadis kecil ini matanya bersinar terang, terus berbicara sendiri. 　　Tapi akhirnya, kata-kata "mas kawin" dalam perkataan Su Ling bisa didengar jelas oleh Char. 　　Si kampungan melotot, berteriak keras: "Tunggu, tunggu sebentar! Hei! Kau tunggu dulu! Barusan kau bilang apa? Mas, mas kawin?!" 　　"Tentu saja, kalau kau ingin menjadi suamiku, harus ada mas kawin dulu." 　　"Suami?!" Dagu Char hampir copot menyentuh tanah! 　　"Benar!" Su Ling menarik napas panjang, wajah gadis itu menunjukkan senyuman riang sebelum tiba-tiba memeluk leher Char, dengan gembira menceburkan diri ke pelukannya, berseru: "Kau sekarang lelakiku!!" 　　Si kampungan terbelalak. 　　Suami?! 　　Menikahiku? Sial! Meski pahlawan menyelamatkan si cantik lalu gadis itu menikahinya... sialan, meski segmen seperti ini pernah kudengar, tapi... ini terlalu cepat bukan? 　　“……Aku dulu mendengar kisah legendaris, bukan tidak pernah mendengar lelucon semacam ini, tapi... tapi...” 　　Baru sedetik yang lalu menyelamatkan gadis cantik dari tangan orang jahat, sedetik kemudian, Bang! Gadis cantik itu langsung bilang padamu: Ayo kita menikah! 　　“...Aku mengerti.” Char menghela napas, dia sudah tenang, menatap cewek ini, nada suaranya serius: “Kamu tadi pasti tidak sengaja kepala terbentur.” 　　Char yakin dirinya pasti bertemu orang gila—Benar! Cewek ini adalah orang gila! 　　Karena cewek ini sudah mulai mata bersinar merencanakan hal-hal seperti berapa ekor kambing yang akan mereka pelihara nanti, punya berapa anak, Char merasa kalau dia tidak segera pergi, bakal dapat masalah besar-besar! 　　Jadi, si kampungan sama sekali tak bersuara, tiba-tiba berbalik dan pergi! 　　Melihat pria yang dia incar tiba-tiba lari terbirit-birit, Su Ling panik. Susah-susah nemu orang yang bisa bantu dia lepas dari kesulitan, mana boleh sampai kabur? Lagipula dia terlihat gagah berani, rupanya juga memuaskan, lihat bekas cekikan di tubuhnya, pasti dia populer. Kalau bisa dapat pria seperti ini, pasti para cewek di sukunya bakal cemburu mati! 　　“Tunggu! Tunggu!!” Su Ling mengejarnya sambil terengah-engah: “Tunggu! Kamu belum tanya namaku!” 　　Char sambil mempercepat langkah, sambil menoleh berteriak: “Kayaknya kamu sakit deh! Mending cepat pulang cari ayahmu!” 　　Si kampungan sangat frustrasi, sialan, menyelamatkan putri kepala suku seharusnya jadi kesempatan bagus, tapi tak disangka perempuan ini gila... 　　Kalau dipikir-pikir, kenapa belakangan aku selalu bertemu perempuan gila bermasalah di kepalanya? 　　Hmm, Sang Kakak Jago yang bernama Nenei itu juga langsung ingin menikahiku saat pertama bertemu. 　　Sekarang ada lagi putri kepala suku ini? 　　Ah iya, ada Merlin juga, si perempuan tua itu juga orang gila! 　　"Jangan lari! Namaku Su Ling, hei! Aku sedang bicara denganmu!" Su Ling benar-benar panik, dia mempercepat lari dua langkah, tiba-tiba memeluk leher Char dari belakang, seluruh tubuhnya melompat ke punggung si kampungan, sepasang lengan ramping menarik leher Char, berteriak cemas: "Berhenti lari! Jangan goyang, aku akan pusing." 　　Char berjuang keras, mengangkat gadis ini dari punggung dan melemparkannya ke depan, Su Ling terjatuh ke tanah dan menangis histeris. 　　Pada titik ini mereka telah berlari cukup jauh dari kolam, orang-orang di kejauhan mulai memperhatikan keributan di sini. Tangisan Su Ling langsung terdengar, setelah beberapa siulan nyaring, sekelompok pria-pria Zaku bergegas datang. 　　Di antara para pria Zaku ini, ada yang bertarung tangan kosong, ada pula yang merupakan prajurit Zaku bertugas menjaga. Mendengar keributan, setidaknya tujuh belas atau delapan belas orang datang berlarian. Begitu melihat situasi ini, semua pria Zaku langsung menunjukkan ekspresi marah karena keadilan! 　　Semua orang mengenali Su Ling... Di dalam suku, putri bungsu kepala suku ini selalu menjadi kekasih impian semua pemuda Zaku. 　　Saat ini, gadis cantik ini duduk di tanah dengan rambut kusut, bekas air mata di wajah, dan ekspresi panik serta kekesalan. 　　Yang lebih penting, karena perlawanannya saat diculik tadi, pakaian Su Ling menjadi kusut. Malam ini ia hanya mengenakan rok kulit dan kaus kecil dari bulu rubah. Setelah perlawanan, tali yang mengikat bagian dadanya terlepas, memperlihatkan sebagian payudara bulatnya yang berkembang baik dengan lekukan dalam samar-samar terlihat... 　　Baiklah, kita bisa membayangkan situasi seperti ini: 　　Di malam gelap gulita, di tempat sepi yang jauh dari keramaian, seorang gadis cantik menangis tak berdaya dengan pakaian berantakan. Di sampingnya, seorang pria berotot dengan wajah kejam berdiri menjulang... 　　Dalam situasi seperti ini, apa yang akan dibayangkan oleh orang normal?! 　　Bahkan Char sendiri merasa situasi ini sangat mudah memicu kesalahpahaman orang. 　　Karena dia sudah merasakan dengan jelas api kemarahan yang membara di sorot mata orang-orang Zaku di sekelilingnya, dan niat jahat yang tak coba disembunyikan. 　　"Hei, tunggu, aku, aku tidak... itu..." Char melambaikan tangan dalam keadaan antara ingin tertawa dan menangis. Sayangnya dia lupa satu hal: ini adalah suku Zaku, sangat sedikit yang mengerti bahasa Bizantium-nya. 　　Tak lama, beberapa pemuda Zaku mengaum marah dan menerjang. Setelah ada yang pertama memimpin, sisanya langsung bergerak. 　　Beberapa orang menerjang ke depan Char, ada yang langsung meninju, ada juga yang malah membuka kedua tangan untuk memeluknya. 　　Char hanya ingin menghindari kesalahpahaman, jadi tidak melawan. Dia masih berusaha menjelaskan sesuatu, tapi segera ditubruk oleh beberapa pemuda Zaku hingga terjatuh. Orang-orang kampung ini terlihat sangat marah, beberapa orang bergulat erat dengannya, ada yang mengambil batu dan menghantam kepala Char! 　　Sekarang Char tak peduli lagi soal salah paham! Meski tahu tubuhnya sangat kuat, tapi... dia tak berminat menguji mana yang lebih keras antara kepalanya dengan batu. 　　Bang——bang, beberapa pemuda terpental ditangkisnya. Tapi yang lain terus maju menerjang, tak lama kemudian pertarungan tinju dan tendangan pecah, PING PANG beradu jadi satu. 　　Lebih dari sepuluh orang bergulat di tanah, hampir seperti sebuah Gunung Daging yang menindih Xia Ya di bawahnya. 　　Si kampungan itu berjuang keras, namun orang-orang Zhaku ini sangat ganas. Lengannya ditekuk oleh empat orang, kedua kakinya ditindih tiga orang masing-masing, dan dua orang lainnya menunggangi punggungnya. Salah satu dari mereka mencabut belati dan mulai menusuk pinggangnya. 　　Sial! Benar-benar menganggap Laozi sebagai maling seksual?! 　　Boom! Bayangan manusia beterbangan, beberapa sosok langsung terlempar. Xia Ya melepaskan diri, menendang pria yang hendak menusuknya dengan belati, lalu berseru marah: "Hei! Kalau tidak berhenti, Laozi tidak akan sungkan lagi!" 　　Xia Ya mengangkat tangan dan menghajar tujuh-delapan prajurit Zhaku yang berotot. "Keperkasaan ilahi" ini langsung membuat Su Ling yang duduk di samping terpesona, sorot mata gadis itu memancarkan cahaya antusiasme dan kekaguman tanpa tedeng aling-aling. 　　Sungguh pemberani! Sungguh perkasa! Inilah pria pilihan Su Ling! 　　Seandainya ada yang memperhatikan ekspresi gadis ini - sepasang matanya hampir berbentuk hati. 　　Keributan ini menarik lebih banyak orang. Para pria Zhaku itu berteriak-teriak. Meski Xia Ya tak paham ucapannya, tapi kira-kira isinya: "Pelecehan!", "Tangkap si maling!", "Bunuh bajingan ini!" semacam itu. 　　Sejujurnya, si kampungan merasa pertarungan ini sungguh memalukan. Jika dia menggunakan jurus mematikan, setidaknya orang-orang ini akan mengalami kaki tangan patah, minimal kehilangan beberapa tulang! Tapi dia datang ke sini untuk berteman, bukan untuk bermusuhan. 　　Tapi pemikiran ini tidak berlaku bagi orang Zaku! Karena kalah dalam pertarungan tangan kosong, orang Zaku yang ganas langsung menggunakan senjata tanpa ragu. 　　Pria Zaku yang datang belakangan sudah membawa senjata: pisau pendek, belati, bahkan tombak pendek dan panah! 　　Xia Ya baru saja menerobos orang di depannya ketika dua tombak pendek menusuk ke arahnya. Dia membuka kedua tangan, menjepit tombak-tombak itu di ketiak, lalu memutar dengan kuat—krak-krak! Tombak pun patah. Xia Ya segera melompat sambil menendang, membuat dua orang itu terlempar sambil menabrak lima enam orang lainnya. 　　Saat Xia Ya mendarat, sebilah pisau hampir menyambar ubun-ubun kepalanya! Keringat dingin mengucur di tubuh si kampungan. Seluruh tubuhnya sudah dilumuri darah naga, bahkan selangkangan pun sudah diolesi beberapa kali oleh si kampungan mesum ini. Tapi... hanya kepala yang tidak!! 　　Jika kepala tertebas, Xia Ya tidak yakin bisa dipulihkan! 　　Beberapa helai rambut terpotong berjatuhan. Xia Ya sudah benar-benar marah! 　　Pada saat ini, sekelompok pria Zaku telah memegang tombak dan membentuk lingkaran samar untuk mengepung Char. Mereka menyadari kehebatan Char, hanya terus meneriakkan teriakan sambil membentuk formasi persiapan seperti berburu binatang buas, siap mengurungnya sampai mati. 　　"Memaksa Laozi menyakiti orang." Hati Char penuh amarah yang luar biasa. 　　Akhirnya, beberapa tombak pendek menusuk ke arahnya. Char hanya bisa menghindar sekuat tenaga sambil meraih salah satu tombak, memelintirnya, merebut tombak itu lalu mengayunkannya membentuk lingkaran. Seketika terdengar suara ding ding dang dang saat tombak-tombak itu patah berkeping-keping. 　　Di tanah berserakan lebih dari sepuluh mata tombak yang patah. Char meninju hingga dua orang terjengkang, menendang tiga orang terjatuh, sambil mencengkeram leher salah satu pria dan memukul kepala lawannya dengan tinju hingga sakit. 　　Pada momen ini, Su Ling yang telah lama terduduk bengong di tanah akhirnya tersadar! 　　"Aaaah!!!" 　　Dengan jeritan, putri bungsu Kepala Suku Besar itu tiba-tiba melompat sambil menggerakan tangan seperti cakar menyerbu prajurit Zaku yang membentuk lingkaran: "Brengsek! Kalian hentikan!! Hentikan!!" 　　"Su Ling, cepat bersembunyi! Orang ini sangat hebat!" Teriak seorang pemuda Zaku pemimpin sambil memegang pisau pendek bersiap menyerang. Dari ekspresi wajah, nada suara, dan sorot matanya yang memandang Su Ling, bisa dinilai bahwa pria ini biasanya adalah salah satu pengagum rahasia Su Ling. 　　Tapi tiba-tiba Su Ling melompat. 　　"Gadis Zaku yang terlihat lemah lembut ini tiba-tiba berubah seperti macan betina yang menampakkan gigi taringnya. Dia melayangkan tendangan ke selangkangan pemuda Zaku ini. Dengan jerit kesakitan, pemuda itu menjatuhkan pisau pendek dan menutupi bagian bawahnya dengan kedua tangan. Tapi kemudian Su Ling menghantam hidung lawannya dengan satu pukulan. Pemuda Zaku yang malang itu terpaksa melepaskan satu tangan untuk menutupi hidungnya yang muncrat darah - tapi belum selesai! Sebuah sikut Su Ling langsung menghantam lambungnya." 　　Pemuda malang itu langsung tergolek horizontal di tanah. 　　"Kalian! Jangan berani-berani lukai suamiku! Brengsek! Siapa yang suruh pukuli suamiku?!!!" 　　Su Ling menghadang di depan Char, bagaikan anak macan betina yang menggerakan tangan seperti cakar, marah dan berteriak. 　　Char terbelalak...... 　　Gadis ini, terlihat manis, tapi kok seganas ini? 　　Serangan beruntun tadi: tendangan selangkangan, pukulan hidung, lalu hantaman ke lambung... Tiga serangan ini dilakukan hampir dalam satu tarikan napas, sangat terampil! 　　Lebih banyak lagi pria Zaku yang terpaku diam. 　　Suasana langsung mencapai puncak ketegangan. 　　Sua...suami? Suami?!!!! 　　Hampir setengah menit lamanya, tak seorang pun berbicara. Semua memandangi Su Ling dengan tatapan seolah melihat hantu. 　　Akhirnya... Klang! Sebuah tombak pendek jatuh dari tangan pemuda Zaku, diikuti oleh senjata-senjata lain yang berjatuhan. 　　Di tanah masih ada lebih dari sepuluh orang yang berantakan tergeletak dipukul jatuh oleh Xia Ya, sambil mengerang kesakitan, berjuang untuk bangkit. 　　“Su Ling... Kamu bilang... Dia adalah priamu? Suamimu?” Akhirnya, pemuda Zaku yang dicengkeram lehernya oleh Xia Ya dan sudah dipukuli hingga kepala babak belur itu bertanya dengan hati-hati. 　　“Tentu!” Su Ling membusungkan dadanya yang cukup berisi, dengan bangga menegakkan dagu. 　　Para pemuda Zaku ramai-ramai berteriak, untuk sementara waktu, umpatan dalam bahasa lokal dan teriakan kemarahan tak henti-hentinya. 　　Xia Ya melihat situasi ini, meski tak mengerti apa yang dikatakan lawan, tapi merasa masalah mungkin sudah jelas. Dia melemparkan pria malang yang dicengkeramnya, lalu duduk di tanah terengah-engah. 　　Su Ling dengan cepat berteriak dan menggerakkan tangannya lama, lalu menunjuk ke arah posisi di tepi kolam jauh, akhirnya mengumumkan: “Penjahat yang benar-benar ingin menculikku ada di sana, priaku ini yang menyelamatkanku.” 　　Baiklah, apa lagi yang lebih canggung dari ini? 　　Tapi syukurlah, masih ada satu cara untuk meluapkan amarah. Begitu mendengar ada orang yang berani mencoba menculik putri kepala suku di tepi kolam, sebagian besar pemuda Zaku seolah menemukan cara untuk melampiaskan kemarahan, bergegas menuju sungai. 　　Segera, dari tepi sungai yang jauh terdengar riuh tangisan memilukan——beberapa Pemburu Hadiah yang dijatuhkan Char, kini berada di tangan pemuda Zaku yang dipenuhi amarah. Nasib mereka mungkin tidak akan seberuntung sebelumnya. 　　Peristiwa ini hanyalah intermezzo dalam perayaan api unggun, acara segera berlanjut seperti biasa. 　　Tapi Char justru dipandu dengan sopan oleh beberapa prajurit Zaku, bersama gadis bernama Su Ling itu. 　　Di dalam tenda raksasa itu, Char kembali bertemu Kepala Suku Besar yang sedang berjuang dengan dietnya. 　　Saat memasuki tenda, sang kepala suku dengan susah payah melempar kaki rusa yang sudah digigit setengah, lalu menghela napas panjang sebelum menyuruh gadis-gadis Zaku di sekitarnya pergi. 　　Tak lama, hanya tersisa Char dan sepasang ayah-anak ini di dalam tenda. 　　Sejujurnya...dilihat dari postur tubuh, sulit dipercaya ini adalah hubungan ayah dan anak!! 　　Bagaimana mungkin Gunung Daging ini bisa melahirkan putri secantik ini?! 　　Bayangkan gajah raksasa melahirkan anak kelinci salju kecil? 　　"Aku sudah tahu segalanya. Mereka yang berani menculik putriku akan mendapat hukuman setimpal, dan aku ingin berterima kasih padamu." Sang Kepala Suku berbicara dengan nada tenang: "Katakan, bagaimana cara membalas jasamu? Kau ingin apa? Mungkin...emas? Aku tahu orang luar sepertimu menyukai emas." 　　“Char berpikir sejenak: ‘Aku butuh beberapa Ubi Ajaib Iblis. Minimal sepuluh kuntum.’” 　　Kepala Suku Besar merenung: “Bisa... Meski aku tak tahu untuk apa kau butuh ini, tapi aku bisa mengabulkan. Tapi di suku tidak ada, aku izinkan kau masuk ke area hutan kami. Kau bisa memetik sendiri, akan kukirimkan pemandu. Oh, aku kepala suku yang adil. Sebagai pemimpin klan, keadilan adalah kualitas wajib. Permintaanmu akan Ubi Ajaib Iblis nilainya terlalu rendah untuk menandingi jasamu menyelamatkan putriku. Jadi aku harus memberimu hadiah tambahan.” 　　Char tersenyum lebar: “...Kalau begitu, emas akan jadi hadiah yang baik.” 　　“Baik, akan kuberi banyak emas karena putriku sangat berharga bagiku.” Kepala Suku Besar tersenyum ramah——faktanya, penampilannya selalu terlihat ramah. Makhluk sebesar gunung daging ini seolah terlahir dengan aura yang tidak berbahaya. 　　“Ayah.” Su Ling berteriak, menatap Char: “Aku mau dia jadi priaku! Aku putuskan, dialah suamiku.” 　　Char merasakan ubun-ubun kepalanya terasa agak gatal. Ia melirik ke arah Kepala Suku Besar——ini buruk, pastilah sang kepala suku akan marah. 　　“Oh.” Suara tenang terdengar dari atas. Gunung daging raksasa itu bergerak sedikit. Kepala Suku Besar menatap Char: “Kedengarannya bagus, meski aku tak tahu bagaimana kau bisa merebut hati putriku...” 　　“dll!” Char terkejut, dia melotot melihat Kepala Suku Besar ini: “Kamu... kamu sama sekali tidak kehidupan?!” 　　“Kehidupan? Mengapa harus kehidupan?” Kepala Suku Besar tertawa penuh keharmonisan: “Kami orang Zaku! Adalah anak pegunungan, sifat alami kami menjunjung kebebasan, anakku! Semua orang Zaku punya hak mengejar apa yang kami inginkan. Putriku, meski dia putriku, tapi bebas memilih pria mana pun yang disukainya sebagai suami. Tapi menurut tradisi, orang Zaku tidak menikah dengan orang luar, tapi... Sebagai kepala suku, aku bisa memberinya hak istimewa, ini juga satu-satunya pekerjaan yang bisa kulakukan untuk putriku sebagai seorang ayah.” 　　Seperti ini?! 　　Begitu saja selesai!? Sesederhana ini?! 　　Tidak ada amarah halilintar yang terbayangkan, tidak ada teriakan, tidak ada kemarahan. 　　Tidak ada perkataan seperti “Makhluk terkutuk dari luar, berani menginginkan putriku!”? 　　“Oh, kalau begitu, aku bisa menikahkan kalian, haha.” Kepala Suku Besar mulai bahagia: “Aku suka pernikahan, beberapa acara pernikahan setelah pesta api unggun selalu menjadi pekerjaan indah.” 　　“dll!” Char antara ingin tertawa dan menangis: “Tapi, kamu belum bertanya pendapatku.” 　　“Oh??” Kepala Suku Besar mengangkat dagu: “Pendapatmu?” 　　“Ya, pendapatku.” Char batuk: “Itu... Maaf, aku tidak bisa berjanji, aku tidak mau menikahi putrimu.” 　　Setelah mengucapkan kalimat ini, Char menghela napas dalam hati—Sial, pekerjaan selalu tak terduga. Dirinya sendiri justru menolak menikahi putrinya, mungkin akan memprovokasi lawan. 　　"Itu benar-benar disayangkan." Kepala Suku Besar tetap menghela napas, hanya saja tidak terlihat kemarahan sama sekali. 　　"Kamu... tidak marah?" Char merasa benar-benar tidak bisa memahami orang Zaku ini. 　　"Mengapa harus marah?" Kepala Suku Besar tertawa terbahak-bahak: "Kamu tidak pahami kami, anakku, kami adalah orang Zaku! Orang Zaku yang menyukai kebebasan! Putriku punya hak menyukaimu, tapi kamu juga punya hak menolaknya, mengerti? Kebebasan, kebebasan adalah satu-satunya." 　　Su Ling menatap Char dengan kecewa: "Kamu... kamu justru menolakku? Kenapa?!" 　　"Itu... aku..." Char bicara samar: "Tidak ada alasan spesial, aku hanya tidak ingin menikah, sekarang tidak ingin." 　　"Ayah." Su Ling memandang Kepala Suku Besar memohon, setelah berpikir, tiba-tiba tersenyum bahagia: "Bisa menyuruh orang mengikatnya, melemparkannya ke tendaku, lama-kelamaan kan berhasil? Waktu itu aku ingin seekor kuda kecil, bukankah kau menyuruh orang menangkap dan memberikannya padaku?" 　　Kepala Suku Besar menghela napas: "Sayang, kau harus pahami satu hal: Suami dan hewan peliharaan itu berbeda. Mengerti? Dia tidak ingin menikahimu, kecuali kau sendiri yang membuatnya mengubah pikiran, aku tidak mungkin memaksanya melakukan apapun."