Menyaksikan Darmandalas si penguasa ganas berubah menjadi katak hijau di ujung jari Merlin, siapa yang masih bisa berkata-kata saat ini?
Masih, tetap, tetap Yang Mulia Duoduo Luo yang pertama berseru.
Duoduo Luo tiba-tiba melakukan beberapa lompatan berturut-turut, kedua tangannya mengayun sekuat tenaga, wajahnya penuh sukacita dan kegembiraan. Sorot matanya dipenuhi kegelisahan dan emosi, dengan suara serak berteriak: "Oh!! Tuan Merlin Wuwei! Tuan Merlin tak terkalahkan di kerajaan!! Tuan Merlin, dewa segala sesuatu sedang memujimu! Terimalah pemujaan tulus dari pelayan hina ini! Biarkan hamba rendahan ini merangkak di bawah kakimu, mencium ujung sepatumu..."
Merlin mendengarkan ini, sudut matanya berkedut. Tiba-tiba ia mengangkat jari dan menyentilkannya. "Syu!" Sebuah batu kerikil di tanah melesat tepat menghantam ubun-ubun Duoduo Luo. Penyihir malang itu menjerit "Aduh!" dengan kedua bola mata melotot, langsung berjongkok sambil memeluk kepalanya merintih kesakitan.
"Diam, berisik sekali!"
Merlin menyipitkan mata, dua jarinya mencubit kaki Darmandellas yang berubah jadi katak. Ia mengangkat makhluk malang itu mendekati matanya: "Oh? Kau bilang masih bisa berubah bentuk lain?"
"Kwek!!"
Merlin dengan jahat mengulurkan sebatang jarinya, menusuk perlahan perut katak yang putih bersinar dan lembut……Bola mata menjorok keluar sang katak langsung memancarkan sorot mata marah dan muram.
“Ha ha ha ha……Bagus sekali, kau akan menjadi hewan peliharaan Tuan Merlin!”
Para Tuan-tuan di seberang yang mendengarnya, ekspresi masing-masing terlihat aneh.
Menggunakan……menggunakan 'Kuat' sebagai, sebagai, sebagai hewan peliharaan?!
Saat itu, Ada perlahan keluar, berdiri di seberang sungai, berseru lantang: “Tuan Merlin yang terhormat……”
“Hmm?”
Merlin menoleh, tubuhnya berkelebat, langsung berada di depan Ada. Mengangkat dagunya, menatap mata Ada: “Naga kecil ini, ada yang ingin kau katakan padaku?”
Ekspresi Ada tetap tenang. Di bawah sorot mata tajam Merlin, dia tersenyum tipis dengan wajah datar: “Darmandellas, tidak boleh dibiarkan hidup!”
“Kenapa?”
“Karena dia adalah Darmandellas.” Nada suara Ada sangat serius: “Meski aku sangat menghormati orang kuat sepertimu, tapi harus kukatakan, kekuatan Darmandellas tidak kalah darimu. Hanya saja, kebetulan kami datang saat dia sedang dalam kondisi paling lemah setelah bertelur, tidak bisa menampilkan status sempurna. Jika kau tidak membunuhnya sekarang, begitu dia melewati periode lemah ini, maka……”
Di sini, Ada sengaja berhenti sejenak, tersenyum tipis, namun menatap mata Merlin: "Aku rasa, Tuan Merlin yang jenius, tentu bukan tipe 'penganut prinsip adil' kolot seperti itu, bukan? Jangan-jangan Tuan masih ingin menunggunya pulih ke kondisi sempurna, lalu bertarung secara adil dengannya?"
"Cih." Merlin mencibir dengan penuh penghinaan: "Adil? Pikiran kolot seperti itu mana mungkin ada di otakku Merlin! Manfaatkan kelemahan musuh untuk menghabisinya, bukannya menunggu musuh pulih lalu bertarung secara 'adil'? Kau kira aku ini apa? Pemuja buta kode etik ksatria kuno?"
Sorot mata Merlin memancarkan aura mengerikan, menatap Darmandellas yang tergantung di tangannya: "Oh, sungguh disayangkan. Tampaknya hewan peliharaanmu ini harus dihabisi."
Mata Darmandallas melebar ketakutan, "kwek-kwek!" teriaknya sambil menghentakkan sepasang kaki kodoknya. Tapi sebagai katak, mana ada kekuatan untuk melawan?
"Tolol, cepat halangi dia!"
Tiba-tiba Char mendengar suara Dora yang panik di benaknya.
"Hah?"
"Bodoh! Kau sudah membentuk ikatan berbagi kehidupan dengan Darmandellas!!"
Char tersentak sadar, berteriak: "Berhenti! Hentikan! Cepat hentikan!!"
Aura mengerikan di mata Merlin belum sirna, ia memalingkan pandangan ke Char: "Oh? Ada lagi yang mau kau katakan?"
“Char menopang dirinya sendiri berdiri. Lukanya terlalu parah. Meski sebelumnya mendapat suplai kehidupan Darmandellas secara perlahan, tapi sekarang lukanya belum sembuh sementara Darmandellas sudah dihancurkan langsung oleh Merlin. Akibatnya, dia tak punya sumber kehidupan lagi untuk mengisi. Saat ini lukanya masih cukup serius, hanya bisa berjalan terpincang-pincang mendekat: "Ini... makhluk ini jangan dibunuh. Kalau kau bunuh dia, aku juga akan celaka."”
Sambil berkata demikian, Char melototi Ada: "Kau brengsek! Apa kau ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuhku?!"
Ada dengan ekspresi dingin menatap Char: "Tolol."
“Apa katamu?”
“Kubilang kau tolol.” Ada tersenyum sinis: “Apa semua yang Dora katakan langsung kau percaya begitu saja?”
Char: “...Maksudmu apa?”
“Darmandallas bilang kau mencuri kehidupannya? Itu Berbagi Kehidupan!” Nada Ada santai, tapi sorot matanya menatap tajam mata Char: “Ksatria Naga? Hmph... Batasan Berbagi Kehidupan hanya membuat Darmandellas tak bisa membunuhmu, dan sebaliknya! Tapi kalau orang lain yang melakukannya...”
“Proporsi yang berubah.” Char menggeleng: “Awalnya, dia lebih kuat dariku, jadi saat dia terluka, kehidupannya mengalir ke sini. Tapi sekarang dia sudah sangat lemah. Sekali dia terluka, menurut hukum berbagi, kekuatanku akan disedot untuk mengisinya! Kau pikir aku tak tahu?”
“Juga lebih baik daripada meninggalkan akar malapetaka.” Ada menggeleng: "Tuan Merlin sekarang membunuhnya, kamu paling-paling terluka parah, setelah melemah beberapa waktu akan sembuh dengan sendirinya. Legenda Ksatria Naga kuno, juga tidak pernah dengar kalau kendaraan Ksatria Naga gugur, sang ksatria sendiri juga langsung mati kan?"
Char mengerutkan kening, hatinya mulai goyah.
"Char jangan percaya dia!" Dora berteriak di benaknya: "Kamu lupa dia sebelumnya ingin membunuhmu?!"
Char mendengarkan, tapi malah tersenyum: "Yang ingin dibunuhnya bukan aku, tapi kamu."
Setelah mengucapkan, dia menatap Ada beberapa saat, matanya perlahan menunjukkan ekspresi aneh: "Meski tadi kamu hampir membunuh Laozi, entah kenapa, perasaan di hatiku... memilih mempercayaimu!"
Ada tersenyum.
"...Tapi." Tiba-tiba Char mengubah nada bicara: "Mempercayaimu satu hal, tapi aku juga tidak ingin membunuh makhluk ini."
Merlin sudah menyipitkan matanya, mengamati Ada dari atas ke bawah, tiba-tiba tersenyum tipis: "Oh? Naga kecil ini, dari ucapan kalian... tadi kamu ingin membunuh si pemuda polos Char?"
Meski Merlin tersenyum, tapi dingin di sorot matanya membuat insting Ada langsung tegang, dia tertawa pahit sambil mundur dua langkah: "Baiklah, Yang Mulia Merlin, aku tidak berani melawanmu - aku juga tidak suka katak."
Char juga berkata: "Lupakan saja, kamu sudah mengakaliku sekali, tadi aku juga sudah membalasmu. Kita sudah berimbang! Lagipula dulu kamu juga memberiku banyak suap."
Merlin tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba melemparkan katak di tangannya ke Duoduo Luo: "Jaga benda ini, jangan sampai hilang."
Duoduo Luo ketakutan menerimanya dengan gemetar, hampir terjatuh —— Ya Tuhan! Ini kan makhluk level Kuat!!
"Pengecut." Merlin mendengus dengan menghina: "Setelah kena mantra transformasi puncakku, meski level Kuat, butuh dua hari untuk kembali normal. Tenang saja pegang ini, benda ini lengket, aku tidak mau memegangnya."
Mendengar perkataan Merlin, sorot mata Ada tiba-tiba menunjukkan keanehan.
Meski disembunyikan rapi, kemampuan observasi Merlin sangat tajam. Ia tersenyum memandang Ada: "Oh? Sepertinya ada yang mengganjal di pikiranmu?"
Ia menatap Ada: "Naga kecil ini terkutuk mantra transformasi sampai jadi begini kan? Hmph... Sayang, andai sebelumnya kau merengek-rengek padaku, mungkin aku akan menghilangkan kutukan dan mengembalikan wujud aslimu. Tapi sekarang..." Ia mendengus, "Kau hampir membunuh si bodoh ini? Beliau masih mengampuni nyawamu!"
Ada menghela napas, tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya.
Pada titik ini, suara gemuruh kembali terdengar dari dasar jurang di dasar sungai dalam gua. Di tengah guncangan hebat, terdengar suara retakan menakutkan krak-krak-krak-krak-krak! Sebuah retakan raksasa muncul dari lantai, menjalar hingga ke atap gua di atas kepala!
Duoduo Luo berdiri di samping dengan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis: "Para Tuan... Kalau mau mengobrol, lebih baik lanjutkan di luar... Menurutku, tempat ini sebentar lagi akan runtuh!"
Merlin melirik Duoduo Luo: "Penakut seperti ini mana mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan besar! Ayo pergi!"
Dengan gerakan melingkar lengan bajunya, angin kencang langsung membawa para hadiran ke seberang dasar sungai. Sementara atap gua mulai runtuh, batu-batu besar berjatuhan menutupi seluruh dasar sungai. Lorong di seberang pun runtuh dengan suara BOOM!
Debu memenuhi gua, tanah masih terus bergetar. Dari celah retakan, cahaya merah menyala-nyala menjalar keluar disertai desisan api. Lava perlahan menyembur dan mulai meluas...
Tangga menuju atas di samping juga mulai bergoyang. Char berteriak "Cepat pergi!", lalu mengangkat remaja Zaku A Cai yang masih lunglai di tanah. Tangannya yang lain mencengkeram lengan Su Ling dan menggotongnya.
Merlin yang berada di samping memperhatikan, hampir tak tahan untuk melirik gadis Zaku ini beberapa kali, mendengus: "Bentuknya lumayan, apa ini pacarmu?"
Char terbengong-bengong, tanpa bicara langsung berlari menghampiri.
Gua di belakang telah runtuh sepenuhnya. Setelah gemuruh ledakan, seluruh atap gua ambruk. Merlin yang berjalan di barisan paling belakang melihat balok besar jatuh, sorot matanya berkilat. Ia mencabut sehelai rambut, mengubahnya menjadi kilat dan melemparkannya. Boom! Atap gua hancur berkeping-keping...
Tangga menuju atas ini sangat panjang. Saat kami berlari, lantai terus bergoyang. Di tengah perjalanan, tangga mulai runtuh. Blok-blok besar tanah ambruk membentuk lubang menganga di depan mata.
Merlin mendengus dingin, terbang melesat ke depan kelompok. Para hadirin hanya mendengar desiran angin, seketika langit berputar dan tubuh mereka terangkat ke udara.
Beberapa saat kemudian, mereka mendarat secara berantakan. Duoduo Luo yang malang masih mencengkeram katak hasil transformasi Darmandellas, kepalanya terbentur tanah hingga berdarah.
Di ujung tangga naik ini, terbentang sebuah alun-alun raksasa yang menakjubkan!
※※※
“Bentuk topografi tempat ini seperti sebuah sumur langit, ruangnya sekitar ratusan meter lebarnya. Saat mengangkat kepala melihat ke atas, terlihat seberkas cahaya dari luar yang menyorot masuk! Hanya saja ukuran mulut gua di bagian atas, jika dilihat dari bawah hanya sebesar telapak tangan, tidak tahu seberapa dalam sumur langit ini sebenarnya!”
“Di dasar sumur langit ini, permukaan alun-alun datar. Meski tertutup debu tebal, saat Char menggosok tanah dengan kakinya beberapa kali, ditemukan bahwa di bawah debu terdapat lantai sekeras logam!”
“Dia melepaskan Su Ling dari pelukannya, mengambil garpu api dan menggores tanah beberapa kali sambil berteriak heran: “Yi? Ada yang aneh di tanah ini!””
“Merlin menyipitkan mata, menggulung lengan bajunya. Seketika angin kencang berhembus menyapu lapisan debu tebal di tanah, memperlihatkan permukaan di bawahnya!”
“Kilau hitam seperti logam. Yang lebih mengejutkan, lantai sumur langit seluas ratusan meter ini ternyata merupakan satu kesatuan utuh!!”
““Ada motif tersembunyi di atasnya!” teriak Duoduo Luo sambil tiarap menatap tajam: “Sepertinya...””
““Bodoh, itu pola sihir.” Merlin melihat sekeliling lalu mendesah: “Ini lingkaran sihir raksasa, kemungkinan formasi teleportasi ruang.””
"Dia toh adalah tokoh level master dalam sihir," berdiri di sana sambil menyapu pandangan pada motif-motif di lantai, langsung menangkap beberapa rahasia: "Lantai di bawah kaki kami ini adalah plat logam raksasa utuh, bahannya sepertinya khusus. Aku hanya bisa melihat campuran bahan mirip perak mistis, tapi sebagian besar tetap logam... Mungkinkah ini besi murni?"
Tempat yang kosong melompong ini, ujungnya terlihat jelas sekilas. Lantai yang rata tak ada satu makhluk pun.
"Kekuatan magisnya habis." Merlin membungkuk, menjulurkan tangan menyentuh lantai. Alisnya berkerut: "Lingkaran sihir sebesar ini membutuhkan konsumsi kekuatan magis yang luar biasa besar. Tak ada apa-apa di sini, pasti semua yang ada sebelumnya sudah diteleportasi ke tempat lain oleh formasi ini."
Tiba-tiba dia memalingkan pandangan ke Char, merebut garpu api dari tangan Char dengan kasar. Setelah menimbang-nimbang sebentar, dia tertawa sinis "Hehe". Garpu api itu dengan mudah menusuk lantai sampai tak terlihat gagangnya! Merlin memegang garpu api berkeliling, kemudian cahaya merah menyala dari senjata itu.
Merlin tertawa ringan. Garpu api di tangannya bergetar halus. BOOM! Dentuman dahsyat mengguncang. Lantai yang tadinya utuh terkoyak, terbelah membentuk lingkaran berdiameter lima enam meter, terangkat sepenuhnya.
Merlin melihat bagian bawah lantai yang dipotong ini, lalu mengangguk: "Aku tidak salah lihat, permukaan benda ini terbuat dari besi murni, tapi satu meter di bawahnya ada lapisan tebal kristal magis. Hmph, gaya yang sangat megah!"
Potongan lantai besar itu berhasil dicongkelnya. Merlin menggulung lengan bajunya, lalu menyimpan benda itu secara spontan.
Saat itu, suara gemuruh sudah mulai terdengar dari tangga di samping, semakin lama semakin dekat. Dentuman berirama itu mengguncang lantai hingga bergetar, batuan di sisi tangga mulai runtuh, seluruh sumur udara pun terguncang-guncang.
Wajah Merlin menjadi muram: "Tak ada waktu lagi, duluan naik!"
Dengan kekuatan luar biasanya, dia menggulung lengan bajunya. Para hadirin kembali merasakan sensasi dunia berputar, tubuh mereka terhempas angin kencang dan melayang tinggi ke atas...
Kedalaman sumur udara ini benar-benar mengerikan. Para hadirin hanya mendengar desiran angin di telinga. Lubang di atap sumur sebenarnya cukup lebar - retakan selebar 7-8 meter! Di tengah teriakan kacau, mereka satu per satu melesat ke langit lalu terjatuh...
Di permukaan tanah, subuh telah tiba. Sinar matahari berkilauan di tengah hutan lebat. Mereka jatuh bertubi-tubi, namun berkat sihir Merlin meski seluruh tulang terasa hampir bubar, tak ada yang benar-benar terluka.
“Tepat setelah mendarat, seketika terdengar suara gemuruh seperti guntur dari bawah tubuhku!”
Dalam gemuruh yang bergema, kawanan burung beterbangan panik dari hutan di kejauhan, tak terhitung hewan berlarian kacau-balau. Seluruh permukaan tanah mulai berguncang hebat!
Seketika, gemuruh bergema di seluruh hutan, pohon-pohon besar tumbang berbaris... Lalu tanah mulai ambruk! Hutan-hutan berjajaran terperosok ke dalam bumi di tengah gemuruh, debu dan batu-batu berhamburan, seketika semuanya menjadi kacau!
Situasi yang mengguncang langit-bumi ini berlangsung lebih dari seperempat jam sebelum akhirnya mereda.
Setelah mendarat, untuk melindungi semua orang, Merlin kembali menggunakan sihirnya membawa seluruh kelompok terbang ke udara!
Dari ketinggian, terlihat hamparan hijau hutan tak berujung di bawah. Namun tepat di bawah kaki, sebagian besar 'lautan hijau' itu telah terkikis! Sekitar radius tujuh hingga delapan li, berubah menjadi reruntuhan tanah kuning berbatu tanpa jejak hijau!!
“Astaga...” Char hampir tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimana mungkin seseorang tidak terpana menyaksikan pemandangan sehebat ini?
Dunia bawah tanah raksasa yang dibangun para goblin kuno itu, kini telah terkubur selamanya dalam keruntuhan kali ini...
Memikirkan hal ini, wajah Char tiba-tiba berubah: "Ah! Tidak baik! Liaoliao dan Galin mereka..."
Di sebelahnya, Duoduo Luo tersenyum perlahan: "Tenanglah Tuan! Tuan Merlin sudah mengamankan mereka di tempat yang aman lebih dulu..."
※※※
Duoduo Luo tidak berbohong. Setelah Char dan yang lain terbang keluar dari area reruntuhan bersama Merlin, mereka menemukan dukun perempuan Liao dan orang-orang Zaku lainnya di tepi hutan.
Semua jelas masih terguncang oleh keributan tadi. Banyak orang Zaku merangkak di tanah sambil berseru-seru mengucapkan doa-doa. Namun sang dukun perempuan hanya berdiri memegang pohon besar, memandangi reruntuhan hutan hijau yang kini menjadi tumpukan tanah dan batu.
Merlin yang turun dari langit langsung berkata pada Char: "Aku tak suka bertemu banyak orang luar. Urus semua pekerjaanmu lalu kembalilah mencariku. Jangan coba kabur..." Matanya menyorot gelang di pergelangan tangan Char: "Dengan benda ini, bahkan jika kau lari ke ujung dunia pun akan kutemukan."
Tanpa melihat yang lain, Merlin mengibaskan lengan bajunya dan pergi——tapi ia membawa serta Duoduo Luo. Si penipu ini terlihat sangat gembira bisa pergi bersama Merlin.
Begitu Merlin pergi, orang-orang Zaku yang tersisa langsung mengepung dengan ganas. Target mereka jelas——Ada!
Orang Zaku meski tidak mengeluarkan senjata, namun jelas-jelas telah mengepung Ada di tengah.
"Tuan." Dukun perempuan menatap Ada: "Sepertinya Anda harus ikut kami kembali. Orang Zaku membutuhkan penjelasan. Mengapa Anda muncul di wilayah terlarang kami?"
Ada tetap diam, hanya melirik ke arah Char.
Char menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan perlahan menghadap Ada. Matanya bertatapan sejajar dengan dukun perempuan: "Lepaskan dia."
"......" Liaoliao memandang Char. Sorot mata Char tak gentar menatapnya.
Beberapa saat kemudian, dukun perempuan akhirnya memalingkan pandangan. Dengan suara rendah dia memberi perintah, barulah orang Zaku membubarkan diri.
"Ingat, kau berhutang satu nyawa padaku." Char menepuk bahu Ada dengan sengaja keras-keras. Wajah Ada memutih kesakitan, tapi hanya tersenyum tipis: "Tahukah kau? Kau juga telah menggagalkan rencana besarku."
Char menatap Ada beberapa detik: "Pergi sekarang sebelum aku berubah pikiran!"
Di benaknya, Dora mendengus keras. Char memilih mengabaikannya.
"Jangan terlalu percaya naga betina itu." Ada tersenyum: "Kuharap saat kita bertemu lagi, kau belum jadi korban tipu dayanya."
"Justru kuharap kita tak perlu bertemu lagi." Char menggeleng: "Kau terlalu licik. Seharusnya kubunuh saja kau sampai tuntas."
Ada berpaling sambil tertawa panjang. Tanpa menoleh, hanya melambaikan lengannya, dia melangkah gagah menuju kedalaman hutan.
Di bawah teriakan Liaoliao, orang Zaku tidak menyakiti Ada. Namun setelah Ada pergi, Liaoliao kembali berdiri di depan Char, diam-diam mengawasinya tanpa bicara.
"Baiklah, seperti yang kalian inginkan, Orochi sudah binasa. Mulai sekarang tak akan membahayakan sukumu lagi. Jadi, untuk hal lain... jangan dihiraukan terlalu banyak."
Perkataan Char segera diceritakan kembali oleh A Cai ke orang-orang Zaku, disambut sorak gembira riuh rendah.
※※※
Saat kembali ke benteng suku Zaku, reruntuhan dinding pertahanan membuat jantung berdebar. Ternyata gempa dari gejolak yang mengguncang langit-bumi sebelumnya telah menjalar ke sini.
Perubahan situasi ini membuat panik melanda suku. Tapi Kepala Suku Besar menunjukkan keteguhan, menenangkan situasi, lalu memimpin para pemimpin klan melakukan ritual doa.
Kepulangan Char dan kawan-kawan dengan kabar baik segera membuat seluruh suku Zaku larut dalam lautan sukacita...
……
"Apa yang kau inginkan!" Dalam tenda audiensi, Kepala Suku bertubuh raksasa itu menatap Char: "Emas, harta karun, apa saja! Nak! Kau telah berbuat terlalu banyak untuk sukuku! Ajukan syarat apapun!"
"Aku mau Ubi Ajaib Iblis, sepuluh kuntum."
"Baik! Akan kukirim semua pemburu terbaik sukuku! Dalam tiga hari pasti kudapatkan!"
“Aku mau emas, banyak-banyak emas.” Xia Ya berpikir sejenak: “Tapi aku tidak meminta gratis, aku bisa bertransaksi denganmu. Wilayah kuasa kami kaya akan persediaan makanan, aku bisa berdagang dengan kalian.”
“!” Kepala Suku Besar tertawa terbahak-bahak: “Mulai hari ini, kau akan menjadi teman paling dekat suku Zaku! Aku berjanji, mulai sekarang kafilah dagangmu akan menjadi satu-satunya yang boleh berdagang dengan kami!”
Xia Ya langsung terdiam, lalu berubah wajah: “Tidak bisa tidak bisa!!”
Meski agak berwatak terburu-buru, dia bukan orang bodoh! Meski tidak terlalu paham berapa besar uang suap dalam perdagangan dengan suku Zaku, tapi melihat begitu banyak serikat dagang dan kelompok dagang di seantero benua yang berebut, sudah cukup membuktikan bahwa keuntungan sebesar ini pasti bukan untuk dimonopoli sendiri! Kalau benar-benar berani melakukan ini, nanti tidak tahu akan menjadi duri di mata berapa banyak orang! Memutus jalur penghasilan ilegal orang lain pasti akan menciptakan banyak musuh bebuyutan!
Mendengar ini, mata Kepala Suku Besar yang sudah terlanjur menyipit seperti garis semakin mengecil sampai hampir tak terlihat.
“Ternyata kau senjata yang pintar.” Kepala Suku Besar tersenyum: “Persahabatan dengan orang bijak baru bisa bertahan lama.”
Malam itu Xia Ya mabuk berat di tengah pesta pora yang antusias dari orang Zaku. Dia bahkan tidak ingat kapan diangkat dan dibawa kembali ke tenda.
“Si kampungan hanya merasa kepalanya membengkak dua kali lebih besar, di dalam tenda tidak ada lampu yang dinyalakan, dia baru saja dilemparkan di atas selimut tebal, langsung merasa pusing dan mual, lidah terasa kering, tenggorokannya hampir mengeluarkan api! Dia membalik badan dan merangkak bangun, meraba-raba dalam gelap untuk waktu yang lama...”
Tiba-tiba, sepasang lengan dingin dan licin dari belakang melilit leher Xia Ya, sentuhan lembut kulit halus itu langsung membuat Xia Ya gemetar seluruh tubuh, otaknya seketika blank, efek mabuknya pun hilang tiga persen!
Sebuah tubuh hangat dan lembut perlahan menempel di punggung Xia Ya, dari sentuhan kulit dan lekuk tubuh yang sensual di punggungnya... Xia Ya segera menyimpulkan bahwa tubuh di belakangnya ini telanjang bulat!
Dia langsung membuka mulut hendak berteriak, tapi tiba-tiba sebuah tangan sudah menyodokkan sesuatu ke mulutnya.
“Apakah kamu mencari ini?”
Suara itu agak serak namun memiliki daya pikat magis yang aneh. Xia Ya juga menyadari bahwa benda yang ditempelkan ke mulutnya itu tepat adalah botol air yang dicarinya.
Tapi itu bukan masalah utamanya, masalah kuncinya adalah... pemilik suara ini...
“Liao, Liaoliao?!!”
Xia Ya berteriak kaget.
Perempuan yang menyusup ke tendanya di tengah malam, telanjang dan memeluknya ini... ternyata adalah dukun perempuan Liaoliao itu?!
Xia Ya masih ingin mengatakan sesuatu, sebuah telapak tangan yang hangat dan lembut sudah dengan lembut menutupi mulutnya. Bibir lawannya mendekat ke telinganya, hembusan napas hangat menyentuh telinga Xia Ya, lalu terdengar suara halus Liaoliao.
"Kamu menciumku di sungai bawah tanah, bagi perempuan Zaku, jika kamu menciumku, maka aku adalah milikmu!"
"Aku... hmm..." Xia Ya hendak menjelaskan bahwa saat itu tujuannya untuk memberikan nafas darurat, namun Liaoliao sudah kembali menutup mulutnya.
"Tenang, aku tidak meminta untuk menikahimu, hanya satu malam saja. Aku adalah Dukun Perempuan, tidak boleh menikah..."
Sambil berkata, kedua tangan itu kembali melilit, memeluk Xia Ya. Xia Ya langsung merasa pusing, jantungnya berdebar kencang, lupa untuk melawan. Keduanya bergulingan masuk ke dalam selimut bulu...
Dalam kegelapan, tubuh hangat dan halus dalam pelukannya begitu menggoda, bibirnya yang harum begitu lembut...
Saat Xia Ya hampir tak bisa menahan diri...
Tiba-tiba, tirai tenda disibak sedikit, bayangan hitam seseorang membungkuk masuk dengan hati-hati.
Seorang gadis kecil bertelanjang kaki menyelinap ke dipan sambil membuka selimut yang membungkus tubuhnya, tubuh telanjangnya yang gemetar merapat.
"Xia Ya... apa kamu sudah tertidur?"
Kini Xia Ya benar-benar kepala pusing tujuh keliling!
Su, Su Ling?!
“Bab Dua Ratus Lima Puluh Lima Kenaifan Duoduo Luo”
Malam itu, seluruh benteng Zaku larut dalam suasana pesta pora, tak ada yang menyadari peristiwa yang terjadi setelah sang penolong besar dan pahlawan agung mereka diarak dalam keadaan mabuk lalu dibawa kembali ke tendanya.
Hingga suatu hari bertahun-tahun kemudian, seorang makhluk jahat tak terkira pernah bertanya pada Char.
“Malam itu, apakah kau benar-benar tertarik?”
Char melotot balik bertanya: “Menurutmu? Seorang pria berusia belum dua puluh tahun, di puncak masa berdarah panas, dalam kegelapan... dua kecantikan telanjang bulat menyelinap ke kasurmu...” (Jelas, saat mengucapkan ini, standar estetika si kampungan yang memalukan itu akhirnya kembali normal.)
“Berarti kau tertarik.” Sang penanya menghela napas.
“Pria sejati pasti tertarik.” Jawab Char.
“Lalu... apa yang benar-benar kau lakukan...”
Mendengar pertanyaan ini, wajah Char memerah dalam keheningan canggung yang panjang.
Faktanya, kasus ini tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan.
Seharusnya urusan rahasia seperti ini takkan bocor ke luar, tapi tak ada dinding yang kedap angin di dunia ini.
"Permulaan tersebarnya urusan ini adalah karena: Belakangan, pelayan pribadi Nona Su Ling pernah tidak sengaja menyebutkan bahwa malam itu sang nona tidak bermalam di tendanya sendiri. Alasan lainnya adalah, tepat saat fajar menyingsing, seseorang melihat sosok perempuan yang mirip secara spiritual dengan dukun perempuan, pergi dari tenda seseorang dengan pakaian tidak rapi..."
Ditambah dengan fakta bahwa setelah kejadian itu, suku orang Zhaku selama bertahun-tahun berikutnya selalu mempertahankan sikap sekutu yang sangat intim dengan faksi Xia Ya. Bahkan ketika Xia Ya terperangkap dalam kesulitan ekstrem di kemudian hari, sekutu suku Zaku ini tetap berdiri di pihaknya tanpa pernah goyah - Aliansi sekuat ini jelas tidak mungkin bertahan hanya dengan hutang budi biasa...
Sejarawan masa depan, meski secara permukaan berpura-pria ketat dan serius, sebenarnya diam-diam sangat penasaran dengan berbagai kisah asmara ambigu berwarna peach dalam kehidupan legendaris Yang Agung Raja Xia Ya.
"Lagipula, di hati setiap orang ada jiwa Bagua yang membara." —— Kutipan dari rekan perang paling dekat Raja Xia Ya, Jenderal Ruhl si gemuk yang dijuluki paling mesum dalam sejarah Kekaisaran.
Mengenai kasus misterius ini, sebenarnya kemudian diakui bahwa karena Raja Xia Ya seumur hidup tidak mau mengakui, sementara dua pihak terkait lainnya jelas tidak mungkin bicara... Maka satu-satunya orang yang mungkin tahu kebenaran adalah sosok kecil yang tidak mencolok di suku Zaku saat itu: remaja Zaku bernama A Cai.
Bertahun-tahun kemudian, A Cai yang status dan posisinya telah berubah drastis, pernah mengungkapkan petunjuk sangat berharga dalam keadaan mabuk:
"Malam itu aku juga sedang mabuk, awalnya masih ingin berpamitan dengannya. Di pesta sudah tidak kulihat kehadirannya. Saat kudengar dia dibawa pulang karena mabuk, kucarilah tendanya. Baru saja mendekat, tiba-tiba terdengar teriakan kaget dari dalam——Demi roh leluhurku, seumur hidupku belum pernah kudengar Raja Char yang pemberani mengeluarkan jeritan panik tak terkendali seperti itu! Suaranya persis ayam hutan yang terinjak lehernya, ha ha ha! Kukira ada bahaya, hendak kularikan diri, tapi segera kudengar suara perempuan bertengkar di dalam tenda. Meski sedang mabuk, untung masih tersisa sedikit kewarasan. Di situasi seperti ini, satu-satunya pilihanku adalah: berbalik dan kabur!"
……
Baiklah, meski kesaksian A Cai bisa dipercaya, pernyataan ini tidak memiliki nilai substantif yang besar.
Orang-orang tak henti bertanya: Apakah Raja Char yang legendaris dan heroik itu, pada malam itu benar-benar...
Namun sayangnya, secerdas apa pun sejarawan, tak ada yang bisa memberikan jawaban akurat.
Sejarawan masa depan pernah meneliti riwayat hidup Raja Char, menganalisis karakter kepribadiannya secara mendalam, mencoba menebak jawaban kasus ini berdasarkan teori karakter dan gaya khasnya dalam bertindak. Tapi perdebatan tetap berkepanjangan.
Pihak pro berpendapat, mengingat usia Raja Char saat itu, sulit baginya menolak keberuntungan cinta yang datang sendiri ini.
Namun pihak oposisi membantah keras: Berdasarkan catatan sejarah dan usia Raja Char saat itu, standar estetika beliau terhadap perempuan jelas-jelas sudah tidak normal. Meski kedua perempuan terkait itu berparas cantik mempesona dan datang dengan ikhlas... mungkin reaksi Raja Char justru seperti "melihat hantu"!
Singkatnya, seperti semua skandal cinta dalam hidup Raja Char, kisah ini pun menjadi pertanyaan abadi tanpa jawaban pasti.
Tapi selain dua perdebatan sejarawan itu, ada versi ketiga yang justru lebih banyak dipelajari di kalangan bangsawan tinggi dan dianggap lebih kredibel.
Orang yang mengemukakan teori ini tak lain adalah Rody, Adipati Muda dari keluarga Adipati Minas - rekan perang dekat Raja Char di kemudian hari.
Playboy terkenal di Kekaisaran ini pernah mengeluarkan pernyataan:
“Menurutku, brengsek itu saat itu mungkin ingin melakukan sesuatu... tapi kemungkinan besar tidak berhasil! Coba pikir, kalau kedua kecantikan itu pergi sendirian, kalau malam itu hanya satu yang datang, mungkin si brengsek ini, karena dorongan nafsu sesaat, benar-benar akan naik kuda... haha! Tapi tiba-tiba datang dua, malah bisa merusak rencananya. Menurut pengalaman seumur hidupku sebagai Adipati yang berpengalaman di medan perang, hal selevel 'dua perempuan sekaligus' yang sulit ini, kecil kemungkinan berhasil pada percobaan pertama. Meski kedua perempuan itu berminat padamu, untuk menyelesaikan 'dua perempuan sekaligus', dibutuhkan waktu yang tepat, lokasi yang tepat, momentum yang tepat, dan suasana yang tepat! Situasi saat itu, hmph... dua perempuan tiba-tiba bertemu, kalau tidak sampai menumpahkan guci cuka, sudah syukurlah! Tentu saja... ada kemungkinan lain, kecuali si nak itu jadi liar dan menggunakan kekuatan fisik untuk memaksakan diri... tapi meski si brengsek itu kasar, mungkin juga tidak sampai melakukan tindakan barbar seperti 'membakar kecapi merebus bangau' itu kan?”
Alasan pengakuan terhadap penjelasan ini adalah, sebagian besar pria, terutama mereka yang menganggap diri jago pacaran, setelah menganalisis dengan memproyeksikan diri, sepakat bahwa pada momen seperti itu, untuk membuat dua perempuan yang baru jatuh hati membuang harga diri dan rasa malu demi tidur sekasur, secara momentum hampir tidak mungkin – kecuali kalau Raja Xia Ya adalah jago pacaran bawaan lahir? Tapi hal ini juga tampak tidak mungkin. Jadi penjelasan ini perlahan mulai diterima.
Dan ada satu bukti pendukung lagi: Dalam sisa hidupnya, hubungan Nona Su Ling dengan dukun perempuan Liaoliao selalu buruk. Meski tidak bisa disebut musuh maut, namun persahabatan kecil yang pernah ada seolah lenyap — Jika dua perempuan pernah tidur sekasur bersama, bukankah tidak masuk akal jika setelah subuh dan memakai baju, mereka langsung bermusuhan?
Baiklah, semua ini tidak bisa memberikan jawaban yang akurat.
Tapi seperti kata mutiara orang gemuk mesum Ruhr: Di dalam hati setiap orang terdapat jiwa bagua yang membara.
Apakah hal semacam ini benar-benar membutuhkan jawaban?
Kalau kamu menganggap Raja Xia melakukannya, maka dia melakukannya. Kalau kamu menganggap dia tidak, maka dia tidak.
Pada dasarnya, ini hanyalah memuaskan fantasimu sendiri.
※※※
Keesokan paginya, Xiaia buru-buru berpamit pada Kepala Suku Besar. Penampilannya yang ingin segera keluar itu seperti anjing kehilangan rumah, seolah tinggal lebih lama sedetik pun di suku Zaku akan merenggut nyawanya.
Setelah Kepala Suku Besar membujuknya keras-keras namun Xiaia tetap bersikeras pergi, dikirimlah pasukan utama prajurit Zaku untuk mengantar kepergian Xiaia.
Dalam rombongan pengantar, semua prajurit Zaku yang selamat dari petualangan di Sarang Ular hadir. Bahkan Galin yang terluka parah datang dengan tubuh lemah ditopang orang lain. Tapi hanya Nona Su Ling dan dukun perempuan Liaoliao yang tidak muncul.
"Pintu benteng yang runtuh belum sempat dibangun kembali, di tengah reruntuhan, Char berpamitan dengan banyak orang Zaku. Yang mengikutinya adalah remaja Zaku bernama A Cai."
Char memperhatikan, di punggung A Cai terdapat bungkusan kecil, belati terselip, serta sepasang busur buruan, sepertinya akan melakukan perjalanan jauh.
"Tuan Char, tolong bawa aku pergi! Anda orang paling berani yang pernah kulihat seumur hidup, kumohon setujui agar aku bisa mengabdi padamu! Sudah lama aku ingin melihat-lihat dunia luar."
Remaja Zaku ini menatap Char dengan mata berkilau.
Awalnya Char ingin menolak, mata A Cai berkedip-kedip, suaranya direndahkan: "Ngomong-ngomong, tadi malam aku tak sengaja lewat di luar tendamu, mendengar isi..."
Seketika Char tak ragu lagi, tangannya menutup mulut A Cai, matanya melotot memandang sekeliling, berbisik dengan nada mengerikan: "Baik!! Baik! Aku akan membawamu!"
Kepala Suku Besar tak mengabaikan pahlawan suku Zaku ini - faktanya, jasa membunuh Orochi seharusnya menjadi milik Merlin.
Bagaimanapun, selain A Cai si ekor kecil ini, puluhan prajurit Zaku berotot serta sepuluh kereta besar penuh "hadiah" dari Kepala Suku Besar ikut meninggalkan tempat itu bersama Char.
Dengan ditemani oleh tim prajurit Zaku, setelah berjalan beberapa hari di hutan, Char tiba di titik pertemuan dengan Merlin: di samping ngarai tempat sisa-sisa goblin pernah ditemukan.
Saat tiba di sini, semak-semak di atas ngarai telah ditebang rata, membuka area kosong. Sebuah gubuk kayu yang sedang dibangun telah mulai terlihat bentuk dasarnya.
Char melihat Sharba yang menyedihkan bertelanjang dada, mengangkat palu besar dan terus-menerus memalu tiang kayu ke tanah. Sementara Duoduo Luo yang lebih malang lagi, di bawah komando Merlin, memindahkan batu-batu untuk membangun pelataran di depan gubuk.
Seorang tentara bayaran yang selamat lainnya bertindak sebagai kuli, sedang mengaduk campuran lumpur dan pasir.
Jelas terlihat Merlin benar-benar berencana menetap lama di sini.
Kedatangan Char beserta rombongan langsung membebaskan ketiga orang dari lautan penderitaan. Tanpa bantuan ini, mustahil mereka bisa membangun laboratorium sesuai standar Merlin dalam waktu dekat...
Orang-orang Zaku yang dibawa Char segera mengambil alih pekerjaan Sharba dkk. Sepuluh kereta besar yang penuh muatan membawa berbagai material bangunan dan peralatan konstruksi untuk gubuk kayu.
Sebenarnya, saat bertemu kembali dengan Merlin, di hati Char muncul rasa canggung bercampur harap, disertai sedikit ketakutan dan kepanikan.
Sebagian besar emosi ini berasal dari ucapan Merlin yang tiba-tiba di sarang ular bawah tanah dulu.
Anak baik? Ibu angkat?
（Perempuan gila ini, sepertinya memang punya hubungan gelap dengan orang tua itu!）Si kampungan dalam hati menebak dengan jahat. Tapi harus diakui, perempuan gila yang layak dengan brengsek tua berwatak buruk itu, memang Pasangan Sempurna...
Tapi Merlin sepertinya tidak bermaksud mengobrol lama dengan Char. Setelah bertemu kembali, dia hanya menatap Char dengan sorot mata tajam itu begitu lama, sampai bulu kuduk Char merinding, barulah Merlin berbicara: "Sebaiknya jangan tanya apapun, kalau tidak mau kau memprovokasi kemarahanku, kau..."
"Aku benci katak!!" Char buru-buru menggelengkan kepala.
"Baguslah."
Setelah mengucapkan itu, Merlin berbalik dan pergi, masuk ke hutan untuk melanjutkan pekerjaannya meneliti barang-barang peninggalan goblin.
Meskipun mendapat bantuan orang Zhaku, memenuhi skala laboratorium yang diminta Merlin bukanlah proyek kecil! Bahkan setelah mengirim dua orang Zhaku lagi untuk mengerahkan lebih banyak tenaga, laboratorium ini mungkin tidak akan selesai dalam waktu dekat.
Tapi Char tidak punya waktu untuk terus terbuang di sini. Urusan suku Zaku sudah selesai, dia harus segera pulang. Pasukannya masih menunggu di suku Tian Gong, belum lagi jabatannya sebagai penjaga County Moore yang menanti... Bukankah lebih asyik menjadi raja lokal di kampung halaman daripada terus-menerus hidup di bawah tekanan Merlin di sini?
“Xia Ya mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan perpisahan pada Merlin... Tidak, lebih tepatnya, 'menebus diri'.”
Dengan mengajukan permintaan ini, Xia Ya sudah menyiapkan skenario terburuk: membuat perempuan ini marah, paling-paling dipukuli habis-habisan, atau diubah menjadi katak selama beberapa hari?
Tapi Merlin tidak meledak amarahnya. Dia masih menatap Xia Ya dengan sorot mata tajam itu cukup lama. Saat Xia Ya hampir putus asa, tiba-tiba Merlin menyunggingkan senyuman sinis.
“Tinggal di sampingku, seseram itukah bagimu?”
“……Ya.” Xia Ya menjawab jujur.
“……” Sorot mata Merlin seperti menyemburkan bunga api, tapi akhirnya dia menghela napas: “Kalau begitu, pergilah kau!”
Mendengar kalimat itu, Xia Ya bagai terbangun dari mimpi buruk. Ingin rasanya langsung berbalik dan kabur, tapi Merlin tiba-tiba melemparkan gulungan kertas: “Ini untukmu!”
Xia Ya membuka gulungan itu. Isinya sebuah daftar... Lebih tepatnya, daftar belanja!
Kristal magis, berbagai benih tanaman sihir, material konstruksi, mulai dari makanan-minuman... Bahkan 46 jenis wewangian dan rempah untuk perempuan?!
Sekilas melihat, Xia Ya langsung menghitung perkiraan harganya: Untuk memenuhi semua barang dalam daftar ini, harta nomplok yang didapatnya dari Kepala Suku Besar Zaku itu pasti akan menyusut separuh! Bahkan lebih dari separuh!!
“Ini, ini...”
“Barang-barang dari pihak atasan, setiap item tidak boleh kurang, segera selesaikan dan kirimkan ke sini. Kalau ada satu yang berantakan, hmm...” Suara sinis Merlin membuat Char langsung menelan kembali bantahannya.
Tapi setelah berpikir, tetap ada kekecewaan dalam hati: "Ini... barang-barang dalam daftar ini harganya tidak murah, dan..."
"Aku tahu kau dapat rezeki nomplok, orang-orang Zaku memberimu banyak emas kan." Merlin tersenyum, menyipitkan mata: "Jangan lupa, Orochi itu kubantingkan untukmu. Tanpa aku, apa kau masih bisa berdiri di sini dengan utuh? Lagi pula..."
Baiklah, logika ini tak bisa dibantah Char. Awalnya membunuh Darmandellas memang berkat bantuan Merlin. Jadi, imbalan dari suku Zaku seharusnya memang lebih pantas diambil olehnya.
Tapi kalimat selanjutnya dari Merlin nyaris membuat Char tersedak di tempat!
"...Lagipula, ayahmu sudah tewas, aku bisa dianggap sebagai jandanya! Nak, anggap saja ini sebagai uang tunjangan pertama untuk ibumu angkat!"
Char tidak berani mengucapkan sepatah kata pun, mundur dengan tergesa-gesa...
……
Tapi ini belum yang paling menyebalkan!
Yang bikin Char ingin muntah darah adalah si brengsek Duoduo Luo!
Penyihir mesum ini, ternyata menolak pulang bersama Char!
“Aku ingin tinggal di sisi Yang Agung Merlin! Bahkan hanya dengan bermandikan cahaya kebijaksanaan sihirnya setiap hari di dekatnya, itu sudah merupakan kehormatan besar!”
Duoduo Luo mengajukan permintaannya dengan gamblang.
Bahkan sepuluh Ubi Ajaib Iblis yang dibawa orang Zhaku pun diabaikan oleh penyihir itu.
“Hei, bukankah kamu masih harus pulang ke Serikat Sihir untuk menyelesaikan ujian? Ubi-ubi ajaib ini...”
“Serikat Sihir? Apa itu Serikat Sihir? Masih ada hal seperti itu di dunia ini?”
Ucapan tak tahu malu Duoduo Luo itu hampir membuat Char muntah darah!
Meski tahu makhluk mesum ini adalah pengkhianat yang bergantung pada susu sebagai ibu, tapi... perlukah berkhianat secepat ini? Ekspresi Duoduo Luo seolah ingin bersimpuh mencium ujung kaki Merlin: “Berdiri di samping raksasa peradaban sihir terhebat zaman ini, cahayanya cukup menerangi segalanya! Serikat Sihir... Sialan!”
Char menatap Duoduo Luo lama sekali, tak berkata apa-apa.
Tapi sebelum pergi, Char menemui Merlin dan menyampaikan kata perpisahannya dengan sungguh-sungguh.
“Duoduo Luo itu... serahkan saja pada Paduka. Jangan beri saya muka, latih dia dengan keras! Semua pekerjaan kasar dan melelahkan bisa dilemparkan padanya! Nak ini secara bawaan rendah diri, sehari tidak dipukul seluruh tubuhnya gatal! Tiga hari tidak dihajar akan naik ke kamar superior membongkar genteng! Semakin tegas Paduka padanya, itu jalan terbaik membuatnya sukses!”
Merlin tersenyum bijak: “Tenanglah, putra baikku tercinta. Sepanjang hidupku aku telah menerima banyak murid, pengalamanku sangat luas.”
“Oh? Anda masih punya banyak murid?”
“Hmph, tapi sayangnya sekarang tidak ada satu pun yang tersisa...” Merlin menghela napas penuh penyesalan: “Mereka semua mati... Hmm, coba kuingat, murid pertamaku tewas keracunan ramuan sihir saat membuat sumpah magis untukku... Murid kedua, terbunuh dalam ledakan saat kuracik peluru sihir baru... Murid ketiga, yang paling lama mengikutiku, tapi suatu pagi tiba-tiba dia menjadi gila...”
Char merasa nyaman dan lega.
Dia berlari memeluk Duoduo Luo dengan semangat, bahkan nyaris mengeluarkan dua tetes air mata.
“Oh, pelayanku tercinta, selamat tinggal... Jika kita ada kesempatan bertemu lagi.”
Setelah melambaikan tangan berpamitan pada Char dan yang lain, Duoduo Luo berdiri di hutan memandangi siluet punggung mereka.
（Huh? Aku... apakah... membuat keputusan yang salah? Kenapa ada perasaan menyesal?）
Penyihir malang itu dengan naif merenungkan...
