Xia Ya sedang murka hingga ""!
Di Padang Api Liar, dia mendadak mendapat kabar invasi mendadak orang Odin. Pasukan musuh sudah mencapai Wildfire Town, tapi Kekaisaran sama sekali tidak bereaksi... Dalam situasi darurat ini, Xia Ya nyaris bertarung habis-habisan. Mulai dari mengelabui, nekat mengirim surat tantangan sendirian ke markas musuh, bermain politik dengan si tua Manniger, sampai pamer akting, akhirnya berhasil mengulur waktu pergerakan pasukan Odin.
Semua harapannya ditumpukan pada Green yang menjaga Kota Danzeer. Si "Anjing Gila" ini, jenius militer yang dijuluki Faksi Elang sebagai "berwujud jenderal terhebat", setelah mengetahui kabar invasi musuh, memanfaatkan waktu bernapas yang diperoleh Xia Ya dengan susah payah untuk mempersiapkan pertahanan sebaik mungkin...
Meski Xia Ya tahu situasi ini sangat sulit, tapi Green yang digambarkan sakti mandraguna oleh Ruhr dkk, mungkin bisa menemukan strategi tak terduga...
Kenapa Xia Ya begitu nekat di Padang Api Liar?
Karena County Moore sudah dianggapnya sebagai taman sendiri! Itu wilayah Tuan Besar Xia Ya! Dia takkan membiarkan orang-orang barbar Odin Utara yang seperti serigala kelaparan masuk merampok dan membakar, mengubah County Moore yang makmur menjadi tanah hangus!!
Tapi sekarang, tiba di County Moore, semua yang terlihat... sudah berubah menjadi tanah hangus sialan!!
Lahan pertanian dibakar, sumber air tercemar, ternak disembelih...
Situasi seperti ini... Buat apa Laozi bertarung mati-matian di Padang Api Liar!!
Kemarahan Char benar-benar memuncak. Setelah jatuh dari kuda, ia benar-benar pingsan.
Bawahan di samping langsung panik, buru-buru mengangkat Char. Ada yang menyiram air, menggosok dada dan menepuk punggung. Beberapa saat kemudian, Char mendengus dua kali lalu sadar. Mengangkat kepala melihat sorot mata penuh perhatian Hawk dkk, tiba-tiba memalingkan pandangan ke bentuk Yi di sawah pinggir jalan. Jantungnya kembali bergejolak, tiba-tiba mengaum keras, mendorong orang di sampingnya dan melompat bangkit: "Yang sebenarnya terjadi! Apa yang terjadi!!"
Mata Char melotot penuh murka, rambut hampir berdiri, wajah dipenuhi energi jahat.
Melihat ekspresi Char semakin tak terkendali, berdiri goyah seperti mau jatuh, Sharba segera memeluknya: "Char! Jangan gegabah! Mari kita cepat kembali ke Kota Danzeer..."
Di kejauhan jalan masih ada beberapa prajurit berkuda yang mengenakan seragam pasukan penjaga County Moore sedang menggiring dua kereta kuda penuh muatan makanan menuju arah Kota Danzeer. Begitu melihat ini, Char langsung naik kuda, membawa anak buahnya seperti angin menerjang ke depan jalan sambil berteriak: "Hentikan!! Kalian prajurit dari mana?! Berani bertindak semaunya di sini..."
Para prajurit berkuda itu sudah berkeringat deras dengan ekspresi panik. Salah satu mereka dengan geram berteriak: "Cepat minggir!! Urusan militer darurat! Kalian cari mati?! Kami pasukan penjaga Kota Danzeer yang melaksanakan perintah Komandan! Kalau mau hidup cepatlah menyingkir!"
Mendengar ini, Char justru tertawa gila: "Perintah pasukan penjaga Danzeer?"
Persis ketika Char hampir mencabut pedang untuk membunuh, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara derap kuda. Terdengar teriakan: "Apakah itu Tuan Char?! Tuan Char! Akhirnya Anda datang!"
Char mengangkat kepalanya, melihat dari kejauhan seekor kuda mendekat dengan penunggangnya yang berdebu dan compang-camping - ternyata Philip.
“Philip menunggang kuda dengan liar sampai di depan mata, menarik kekang kuda sekuat tenaga. Kuda itu mengangkat kuku depan sambil meringkik keras, hampir menjatuhkan Philip dari punggung kuda. Philip memeluk leher kuda, jelas terlihat kelelahan sampai napasnya tersengal-sengal, namun ekspresinya penuh semangat: "Tuan! Ternyata Anda benar-benar kembali dengan selamat! Saya tak tenang hati, lalu meminta izin Tuan Green untuk menjemput Anda di luar. Berkat dewa yang sebenarnya, Anda benar-benar pulang dengan selamat! Cepat ikuti saya kembali ke Kota Danzeer!"
Wajah Char penuh amarah yang meluap, menuding sekeliling sambil berteriak: "Jelaskan dulu, apa yang sebenarnya terjadi di sini!"
Philip terdiam sejenak, lalu segera berbisik: "Tuan, semua ini perintah Tuan Green. Begitu saya tiba di Kota Danzeer dan Tuan Green menerima kabar yang saya bawa, dia langsung mengerahkan semua pasukan di kota. Dia menyuruh saya menjemput, dan bilang Anda pasti akan marah besar melihat situasi ini. Tapi dia mohon Anda tetap tenang dan segera menemuinya di Kota Danzeer. Katanya ada yang perlu dijelaskan."
"Dijelaskan?!" Char tertawa gila: "Bagus! Benar-benar Anjing Gila Green! Musuh belum datang, sudah lebih dulu membakar tanah sendiri! Aku ingin lihat alasan macam apa yang bisa dia kemukakan!"
Char menahan ancaman pembunuhan di hatinya, memimpin pasukan menunggang kuda dengan cepat. Semakin banyak yang dilihatnya sepanjang jalan, semakin terpana hatinya.
Orang-orang yang dikirim oleh si Green jelas-jelas menerapkan "kebijakan tanah hangus" di wilayah kekuasaannya sendiri. Lahan pertanian yang terlihat sepanjang jalan, yang seharusnya ditanami bahan pangan di musim semi, kini berubah menjadi lautan api! Desa demi desa dipenuhi asap kebakaran, lumbung pangan dibakar menjadi bola api raksasa. Hanya sedikit persediaan makanan yang diangkut tergesa-gesa ke Kota Danzeer dengan kereta kuda. Bahkan kereta yang rusak di jalan langsung dibakar di tempat oleh prajurit pengawal tanpa ragu-ragu!
Green jelas mengerahkan semua personilnya. Sepanjang jalan terlihat orang-orang yang mengendarai kereta kuda, memindahkan barang, serta menggeser para petani beserta keluarga tua-muda menuju Kota Danzeer. Selain pasukan penjaga daerah, ada juga petugas pajak kota, polisi keamanan, bahkan penjaga penjara yang masih berseragam - semuya dikerahkan. Char bahkan melihat beberapa orang sedang membakar tanaman di sawah pinggir jalan. Hatinya seperti ditusuk pisau melihatnya, beberapa kali ingin turun tangan menghalangi, tapi Philip selalu menghentikannya. Katanya ini ide Green, dan meminta Char kembali dulu ke Kota Danzeer untuk berdiskusi.
Sepanjang perjalanan Char menahan amarah yang memenuhi perutnya. Akhirnya pada sore hari mereka tiba di Kota Danzeer.
Meskipun Danzer adalah kota kecil perbatasan, namun sebagai markas pertahanan sebuah county dan pusat komando kesatuan militer sementara pasca pertempuran besar dengan Odin sebelumnya, pertahanan kota ini telah diperkuat dan direnovasi. Tembok kotanya dibangun setara dengan benteng militer Kekaisaran, mencapai tinggi 11 meter. Saat ini di luar tembok, banyak pengrajin dan pekerja sipil yang direkrut dari kota sedang bekerja keras membuat tiang kayu runcing kasar dari batang pohon yang ditebang, dipasang berbaris di tanah.
Hutan-hutan di sekitar tembok kota sebagian ditebang, sedangkan yang tidak sempat ditebang langsung dibakar. Dari kejauhan terlihat asap tebal bergulung-gulung di mana-mana!
Gerbang kota pun penuh sesak. Banyak petani dari desa sekitar digiring masuk ke kota. Kerumunan orang memadati gerbang hingga macet total. Char dan rombongan baru bisa masuk setelah prajurit berkuda di depan membuka jalan.
Begitu masuk, terlihat jalanan dalam kota kacau balau. Seorang prajurit berdiri di tempat tinggi berteriak keras: "Jangan berhenti! Masuk semua ke dalam kota! Jangan berkerumun di bawah tembok! Cepat masuk! Ada tenda dan makanan di tengah kota! Sialan cepat pergi! Kalau masih berlambat-lambat, kalian akan kena cambuk!!"
Melihat situasi ini, mata Char langsung memerah. Ia menunggang kuda bersama pasukannya menuju markas pertahanan di tengah kota. Di luar markas tersebut sebenarnya terdapat jalan panjang yang lebar dan alun-alun yang cukup besar, namun kini dipenuhi tenda-tenda. Rakyat Bizantium yang diusir dari wilayah sekitar berkumpul di sini. Tenda-tenda itu jelas merupakan persenjataan yang diambil dari gudang militer. Terlihat para petani dan warga panik berebutan tenda dan makanan di kerumunan yang padat.
Pintu markas pertahanan terbuka lebar, hanya disisakan dua penjaga. Char menyambar ke pintu masuk, melompat turun dari kuda, dan menerobos masuk tanpa menghiraukan larangan penjaga. Mana mungkin penjaga biasa menghentikan Char? Tertumbuk oleh dorongannya, mereka langsung jatuh. Char melangkah gagah ke dalam sambil berteriak keras: "Green! Green! Di mana kamu?! Cepat keluar sekarang!!!"
Baru saja memasuki ruang utama, terdengar suara gembira dari dalam: "Tuan Char sudah kembali!!"
Sebayang sosok berlari keluar langsung memeluk Char. Char terkejut melihatnya: "Yi? Kau? Kalian sudah sampai?" Ternyata itu Afrecarter!
Afrecarter berkeringat deras, menggulung lengan bajunya, rambutnya terurai berantakan, tampak sangat kelelahan namun gembira: "Ya, Tuan, kami tiba tiga hari yang lalu, Nyonya Yulia sudah menetap di rumah belakang, dan si brengsek Cato itu dikirim Green untuk memeriksa persenjataan di kota..."
Green!
Char segera teringat, berteriak keras: "Green mana! Di mana si brengsek Green itu!!!"
Dengan kasar ia mendorong Afrecarter, yang hanya sempat berkata: "Sedang di belakang..."
Char langsung berlari masuk dengan panik, tidak peduli teriakan Afrecarter di belakangnya.
Menerobos masuk ke pelataran belakang, terlihat di ruang dalam Green sedang duduk, dua prajurit berdiri di hadapannya sepertinya sedang melapor. Char bergegas masuk hendak berteriak, tapi Green sudah melihatnya dan berteriak: "Tunggu dulu!!"
Nada suara Green penuh wibawa, sorot matanya memancarkan aura keganasan yang membuat Char yang hendak memprotes malah tertegun.
Green segera memberi perintah singkat pada prajurit: "Markas utara kota... hutan... bakar..."
Green berbicara dengan cepat, sementara Char dipenuhi amarah yang meluap, mendengarkan dengan tidak jelas. Setelah dua prajurit itu menerima perintah dan berlari keluar, Char baru berlari ke depan dan menghantam meja dengan satu pukulan. Bang! Meja itu langsung berlubang akibat pukulannya: "Green! Apa yang sebenarnya kau lakukan?! Apakah kau tidak tahu, desa-desa pinggiran di luar Kota Danzeer sudah berubah menjadi tanah hangus?!!"
Wajah Green dingin bagai air. Ia melirik meja yang berlubang itu, baru mengangkat kelopak matanya dan menatap Char. Suaranya tenang: "Aku tahu."
"...Kau TAHU?!" Char langsung melotot, matanya seolah menyemburkan api: "Kau tahu!! Apa ini perintahmu?!"
"Ya." Green mengangguk dengan berat.
Melihat Green mengakui begitu gamblang, Char justru terdiam sejenak. Setelah tertegun, ia langsung mengaum: "Mengapa kau melakukan ini?!!"
Berbanding terbalik dengan kemarahan liar Char, ketenangan dan sikap acuh Green justru terasa semakin aneh. Ia menatap Char, matanya berkedip-kedip, lalu tiba-tiba menghela napas. Nada suaranya pahit dan berat.
"Char... kapan kau bisa tumbuh menjadi lebih dewasa?"
？！
Mendengar ini, Char tiba-tiba merasakan kepahitan dan kekecewaan mendalam dalam suara Green. Melihat wajah lelah Green dengan mata merah menyala, hatinya bergetar. Ajaibnya, mulutnya terkunci rapat, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Green menatap ekspresi wajah Char, mengeluarkan senyuman sinis: "Simpan dulu kemarahanmu, Duduk!"
Bagaimanapun juga ini adalah mantan jenderal terhebat Kekaisaran yang pernah memimpin pasukan di suatu wilayah. Tiba-tiba menunjukkan wibawanya, Char tak bisa menahan perasaan aneh di hatinya, seolah yang duduk di depannya bukan Green, melainkan membangkitkan kesan saat masih di Pasukan Kavaleri Roderia dulu, menghadapi Jenderal Adrik yang berwibawa.
Tanpa sadar, dia pun duduk.
"Char, kutanyakan padamu, menurutmu apa itu Perang!"
"Perang..." Char terbengong oleh pertanyaan tak jelas ini: "Perang...adalah mengalahkan musuh..."
"Bodoh!" Green menyanggah tanpa tedeng aling-aling: "Perang? Perang adalah...membunuh rakyatmu! Merampas uangmu! Merebut tanahmu! Memangsa persediaanmu!!"
Penjelasan ini belum pernah didengar Char sebelumnya, membuat hatinya berdesir.
"Ketika utusanmu menyampaikan kabar invasi orang Odin, dalam waktu sesingkat ini...aku paham maksudmu. Kau mengirim kurir kilat mengharapkanku sebagai penjaga lokasi segera menyiapkan persiapan perang...Hah! Char! Kau kira aku Green ini apa!! Dewa?!"
Green tiba-tiba memerah seluruh wajahnya, berteriak keras: "Satu hari! Aku hanya punya satu hari!!! Kota Danzeer, kota kecil pasukan lemah! Pasukan Odin menyerang besar-besaran, meski punya kemampuan sehebat langit, apa yang bisa kusiapkan dalam sehari?! Bisa memunculkan seratus ribu pasukan kuat? Char! Kau terlalu menganggap tinggi Green ini!"
Char terdiam sepenuhnya.
Memang, meskipun berjuang mati-matian mendapatkan waktu satu dua hari, tapi harus menghadapi invasi puluhan ribu pasukan kuat Odin, mengandalkan tempat kecil seperti Kota Danzeer dan sedikit pasukan ini, berapa banyak persiapan yang bisa dilakukan? Meski Green dijuluki jenderal terhebat, tapi... dia tetap manusia bukan dewa!
"Bisa kukatakan, Char! Kalaupun yang bertahan di sini bukan Green, diganti orang lain... Bahkan Adrik, bahkan Ruhr, bahkan... diganti jenderal bijak mana pun, bahkan Hasting yang bertukar posisi denganku, dia di sini pun akan mengambil keputusan sama!"
Sorot mata Green berkilat api semangat, dia mengatupkan gigi, tersombong: "Pasukan besar Odin datang, musuh punya puluhan ribu pasukan kuat, kita punya apa? Pasukan tak sampai seribu! Itu pun kebanyakan pasukan penjaga daerah, bahkan banyak yang bukan tentarawan, hanya petugas pajak daerah, penjara!! Dalam perbandingan kekuatan, jelas kita sama sekali tak mampu melawan!! Kalau ada cara lain, kau pikir aku mau mengambil langkah terakhir ini?!"
"Aku..."
Green menggeleng kepala: "Orang Odin datang dari jauh, dan datang dengan begitu cepat, begitu cepat, begitu tiba-tiba! Jelas ini adalah serangan mendadak yang sudah dipersiapkan! Keunggulan orang Odin terletak pada sifat serangan mereka yang tiba-tiba! Tapi jika dipikir-pikir lagi, justru ini juga kelemahan terbesar mereka! Pasukan besar melakukan serbuan jarak jauh, demi merebut kecepatan dan waktu, mereka pasti bergerak ringan tanpa membawa logistik atau persediaan makanan! Apalagi jika yang datang adalah Pasukan Salju Merah, aku tahu pasukan ini - mereka pasukan campuran dengan infanteri lebih banyak daripada kavaleri! Untuk meningkatkan kecepatan, pasti mereka meninggalkan semua perlengkapan dan persediaan perang! Dengan begini, inilah satu-satunya kesempatan kita!"
Melihat Char sudah tenang, Green cepat-cepat menjelaskan: "Masalah perlengkapan perang mereka masih bisa diatasi, mereka bisa menebang pohon di hutan untuk membuat persenjataan. Tapi satu hal yang tidak bisa mereka ciptakan - PERSEDIAAN MAKANAN!! Baik manusia maupun kuda butuh makan, perut harus kenyang dulu baru bisa bertempur! Tujuan orang Odin sederhana - tanpa membawa logistik, mereka bermaksud menggunakan strategi 'Perang memupuk perang'! Hmph, Manniger benar-benar licik! Begitu menerobos masuk ke County Moore yang subur, dia tahu daerah ini penghasil pangan! Di mana pun pasukannya bergerak, lumbung pangan akan menjadi miliknya! Sawah dan gudang makanan kita akan dirampasnya! Dengan begitu, satu-satunya kelemahan mereka pun tertutupi! Masak prinsip dasar seperti ini tidak kamu mengerti?!"
"Tapi, aku tahu begitu mereka menyerang, pasti akan membakar, membunuh, merampok! Wilayah kita akan berubah jadi tanah tandus... Aku berusaha mati-matian menahan mereka di Padang Api Liar dan mengirim kabar padamu justru untuk menghindari ini semua..."
"Kekanak-kanakan!!" Green menegur Char tanpa tedeng aling-aling: "Kukira kau sudah lebih matang, ternyata masih polos begini!"
"Lalu kau sendiri yang membakar wilayahmu jadi tanah hangus?!"
"Lebih baik daripada membiarkan persediaan makanan jatuh ke tangan orang Odin, jadi logistik musuh!" Green menggeleng: "Otakmu kemana?! Kau gila ya?! Dengan membakar sendiri, setidaknya mereka tak bisa merebutnya! Waktuku mepet! Kalau kau bisa menahan musuh sebulan, aku bisa panen dengan tenang dan mengangkut semuanya ke kota! Tapi cuma sehari, mana mungkin?!"
"Kalau tidak dibakar, dalam dua hari pasukan Odin datang, tetap akan dijarah habis! Dibakar habis!"
"Dibakar sendiri, setidaknya tidak menguatkan musuh! Pasukan Odin yang datang juga akan kehabisan logistik! Logika sederhana ini saja tak kau pahami?!"
Lebih baik kita yang bakar daripada jatuh ke tangan Odin...
Logika ini, Char bukanlah orang bodoh, mana mungkin tidak mengerti? Hanya saja melihat wilayahnya berubah seperti ini, hatinya berdarah, dalam kemarahan sesaat, wajar jika sedikit tidak waras. Saat Green menyingkapnya, Char segera paham maksudnya. Meski masih kecewa, akhirnya benar-benar tenang.
Tapi tiba-tiba wajah Char berubah: "Tidak benar ini!"
Ia menatap Green: "Strategi tanah hangus yang kau sebutkan memang masuk akal, tapi apa tidak ada cara lain?!"
Ia berdiri mendadak, melototi Green dan berteriak: "Aku susah payah dapat waktu satu hari! Aku tahu persiapan kita sendiri pasti tidak cukup, tapi... Kenapa kau tidak kirim utusan minta bantuan bala?!!"
Menuding ke luar pintu ia menggertak: "Korps Ketujuh Pasukan Reguler Pusat Kekaisaran berkemah di County Lin sebelah selatan! Cepat kirim kuda pos! Meski kekuatan tempur mereka kalah dari Rodria, tetap saja pasukan reguler pusat! Begitu tahu orang Odin menyerang, pasti segera datang! Dengan 20-30 ribu bala bantuan, kita bisa tahan serangan Odin! Dengan Korps Ketujuh datang, ngapain pakai strategi tanah hangus yang merusak energi Langit-Bumi ini?!!"
Mendengar ini, Green tersenyum getir.
“Char……” Nada suaranya tiba-tiba menunjukkan kelelahan yang luar biasa, sorot matanya bahkan mengungkapkan sedih yang mendalam: “Kau… selama ini berada jauh di Padang Api Liar, terputus dari kabar, belum tahu situasi terkini di negeri kita ya…”
Kedua tangan Green terkepal erat, mata perlahan mengalirkan beberapa tetes air mata.
“Tepat di hari-hari saat kau pergi, situasi Kekaisaran telah berubah drastis! Para faksi warlord terang-terangan mengibarkan bendera pemberontakan, mereka sudah memberontak! Pasukan pemberontak Distrik Militer Armenia telah mengepung Osgilia selama berhari-hari, saat ini di gerbang Kota Osgilia, telah berkumpul pasukan pemberontak dari enam distrik militer termasuk Armenia, total mencapai lebih dari seratus ribu pasukan! Masih ada lebih banyak pemberontak yang terus bergerak menuju Kota Kekaisaran! Sebagian besar gubernur di berbagai daerah telah bergabung dengan pemberontakan! Korps Ketujuh yang kau sebutkan… sebelumnya memang berada di County selatan, tapi empat hari lalu saya mendapat kabar, Korps Ketujuh bersiap bergerak membela Raja di ibu kota, namun sebelum sempat berangkat, sudah dikeroyok dari kedua sisi oleh pasukan pemberontak dua distrik militer, dan telah kalah!! Saat ini County Moore kita dikelilingi county-county yang sebagian besar sudah lepas dari kendali pemerintah pusat! Depan ada Odin, belakang ada pemberontak… Hmph, minta bantuan? Ke mana kita bisa meminta bantuan?!”
Char langsung terduduk dengan suara 'plung', wajahnya berubah drastis.
“Kekaisaran… mungkin sudah tidak ada lagi!” Green melontarkan kalimat ini melalui gigi yang terkunci.
※※※
Setelah terkejut, sejujurnya, pikiran pertama Xia Ya adalah: Kalau sudah begini, buat apa Laozi bertahan mati-matian di sini?
Bagaimanapun, sejak awal dia bukan orang Kekaisaran Bizantium. Hanya karena kebetulan takdir, dia bergabung dengan tentara Bizantium. Terus terang, dia tidak punya rasa memiliki yang besar terhadap kekaisaran ini. Pada dasarnya, dia hanya punya ikatan emosional dengan beberapa orang seperti Adrik.
Karena kekaisaran ini sudah hampir binasa, jabatannya sebagai Administrator County mungkin sudah tamat. Lebih baik mengajak orang dan buru-buru kabur! Berputar jauh kembali ke Padang Api Liar, menduduki gunung sebagai Raja, di masa depan pasti hidup bebas dan bahagia.
Tapi pikiran ini hanya melintas sekejap dalam hati Xia Ya. Wajahnya langsung berubah, dan dia segera membatalkan pikiran itu sendiri!
Xia Ya! Apakah kau lupa Kevin?! Apakah kau lupa hutang darah Kevin?!
Apakah kau lupa sumpah untuk "menghabisi semua orang Odin"?!!
Dulu aku memang manusia bebas dari padang liar. Tapi sekarang, dalam situasi seperti ini, apakah masih punya hak untuk kabur seenaknya?
Belum lagi, si kampungan ini sangat menghargai kebaikan. Mengingat Kaisar Bizantium incumbent Cantos Agung yang telah memberinya perlakuan istimewa dan apresiasi, lalu kabur begitu saja saat kekaisaran runtuh...
Sial! Tuan Besar Xia Ya tidak bisa melakukan hal pengecut seperti ini!
Dia menampar dirinya sendiri dengan keras!
