"Sial, tak kusangka Laozi akhirnya mati di tempat hantu begini!"
Char menghela napas kesal, tangan mengayunkan garpu api. Dalam cahaya aura mengerikan merah menyala, garpu api itu bagai obor menyapu-nyapu ke segala arah. Ia sudah terpojok di sudut oleh barisan semut yang berjejal, hanya mengandalkan cahaya garpu api untuk memaksa mengusir gerombolan semut yang mengepung.
Meskipun Semut Pemakan Logam secara alami takut pada cahaya, tapi di sini hanya ada Char sebagai "buruan". Godaan yang terlalu kuat membuat gerombolan semut enggan bubar, hanya mengelilingi Char dalam tumpukan berlapis-lapis. Sesekali saat cahaya garpu api menyapu, mereka mundur seperti air surut, tapi begitu cahaya berlalu, langsung berhamburan maju lagi...
Proses ini sudah berlangsung beberapa saat. Char sudah terengah-engah kelelahan, aura mengerikan merah di garpu api-nya juga jauh tidak sekuat saat awal.
Bisa diprediksi, begitu tenaga Char habis dan aura merah itu pudar, semut-semut ini akan langsung menyerbu dan melahapnya sampai tidak tersisa sedikitpun tulang.
Aura merah ini sangat menguras kekuatan. Char mengayunkan garpu apinya bolak-balik, tapi setelah sekitar seratus kali ayunan, lingkaran pertahanannya mulai menyusut. Semut-semut semakin mendekat, bahkan beberapa dari lubang di dinding belakang sudah mendarat di bahu Char. Baju di bahunya sama sekali tidak bisa menahan gigitan Semut Pemakan Logam ini. Dengan erangan kesakitan, dia mengayunkan garpu api memotong bagian baju dan daging di bahunya, baru berhasil membubarkan semut yang menempel.
Namun dengan stimulasi aroma darah, gerombolan semut di sekeliling semakin menjadi-jadi gila!
Char menghela napas frustasi dalam hati: Sialan, Laozi sepertinya benar-benar akan mati di tempat hantu yang gelap gulita ini!
Laozi belum jadi Jenderal! Laozi belum menjadi pejabat besar! Laozi belum bisa membawa pasukan saudara-saudara menerobos masuk ke istana kekaisaran Odin...
Yang paling disesali... Sialan, Laozi belum menikah, Laozi masih perjaka... (Baiklah, si kampungan yang bodoh ini tak sadar bahwa sebenarnya dia sudah lama keluar dari barisan perjaka...)
Dia mengeluh dalam hati, berteriak keras: "Hai! Dora, Laozi akan mati, sayangnya tak bisa membantumu kembali ke Makam Suci sialan itu..."
Suara Dora terdengar tenang, mendesah pelan: "Baiklah, sejak awal aku tak seharusnya mengandalkan harapan pada si bodoh menyedihkan sepertimu. Mati ya matilah, lagipula aku sudah pernah mati sekali, kali ini cuma jiwa yang akan melayang selamanya..."
"Sialan, apa kamu tidak punya akal?" Char berteriak penuh amarah: "Laozi belum menikahi istri, dalam hidupnya belum pernah mencicipi rasa perempuan... Aku..."
Baru selesai berteriak, Dora tiba-tiba menyeringai sinis: "Si Bodoh tetap bodoh... Sudahlah, karena kau hampir mati, akan kuberitahu... Hah, nak muda yang tak tahu apa-apa, sebenarnya kau sudah..."
Dora di saat-saat terakhir, seolah tak tega melihat Char "mata tetap terbuka" begitu saja, sepertinya ingin memberitahu si kampungan beberapa kebenaran rahasia...
Adapun kebenaran apa itu... Jangan lupa, dulu di tempat percakapan ringan di Kota Kekaisaran, setelah Char mabuk berat, bersama Si Menyedihkan melakukan kegilaan di ranjang. Saat itu si kampungan ini memang tak sadarkan diri, bahkan tanpa sadar merebut ketidakbersalahan Si Menyedihkan—tapi jangan lupa, meskipun Char saat itu sudah kehilangan kesadaran, Dora yang tersembunyi dalam kesadarannya tetap terjaga! Naga betina jahat ini telah "menonton langsung" pertunjukan bagus dari awal sampai akhir!
Dora yang masih ingat pertemanannya dengan Char, di saat-saat akhir berniat memberitahu detail rahasia ini, agar anak muda ini tidak menjadi hantu mati yang sia-sia.
Tepat ketika Dora baru menyampaikan separuh cerita, tiba-tiba terdengar gemuruh di atas kepala mereka. Sebuah batu raksasa jatuh dari atap gua!
Batu ini jatuh persis mengarah ke kepala Char! Meski dia mengayunkan garpu api, aura merah menyala seketika membelah batu itu menjadi lima-enam bagian, tapi serpihan batu tetap menghujani tubuhnya.
Boom! Langsung mengubur si kampungan di bawah batu! Runtuhan batu sebesar ini membuat gerombolan semut di sekitarnya kocar-kacir mundur.
Malangnya Char terhantam hingga pusing tujuh keliling. Syukurlah tubuhnya diperkuat darah naga, kalau orang normal pasti otaknya sudah berhamburan.
Tubuh Char tertindih lima enam batu raksasa, debu membuatnya sesak nafas. Dengan sekuat tenaga berguling, garpu api membelah udara dengan gemuruh. Tumpukan batu di atasnya terbelah garis merah, terpisah ke kedua sisi. Char merangkak keluar, tangannya baru saja mencengkeram tepi batu ketika...
Di atap gua yang berbentuk lonceng terbalik itu, gemuruh rendah bergema! Suara krak-krak-krak-krak tak henti... Retakan halus seperti jaring laba-laba tiba-tiba muncul di langit-langit gua, menjalar cepat ke segala penjuru...
Dari celah-celah retakan, aura hitam pekat mulai menyembur! Cahaya hitam itu semakin terang benderang, hingga akhirnya...
GEDORRR!!!!!!
Seluruh gua berguncang hebat seolah langit runtuh dan bumi terbelah. Hampir separuh atap gua di atas kepala langsung ambruk! Di antara hujan bebatuan yang berjatuhan, bayangan hitam melesat turun dari langit dan mendarat di tengah reruntuhan!
Jubah hitam, zirah lembut hitam, wajah yang tegar, sorot mata dingin bagai batu... Bukan Hasting siapa lagi?!
Char yang tiba-tiba melihat Hasting menerobos atap gua dan terjun dari langit langsung jerit kaget "Aduh!".
Hasting mendarat, matanya menyapu sekeliling. Melihat gerombolan Semut Pemakan Logam berjejal di gua, meski mundur kena hantaman batu, begitu hujan batu berhenti, langsung menunjukkan tren akan kembali menyerang!
Hasting mendengus, tatapannya menancap ke Char. Senyum sinisnya mengembang: "Ketemu lagi, adik seperguruanku."
"Hehe... Iya, ketemu lagi." Char menggaruk tengkuknya sendiri sambil menyunggingkan senyuman tak tahu mura.
Hasting tidak lagi menghiraukan Char, namun perlahan mengangkat satu telapak tangannya. Di telapak tangan itu sekejap terkumpul bola cahaya hitam! Bola cahaya hitam itu disertai aliran aura yang mengalir, di permukaannya terdapat beberapa kepompong listrik hitam yang bergerak perlahan! Seolah di dalam telapak tangannya tersimpan badai mini!
Hasting mengangkat tinggi telapak tangan itu melewati kepalanya, lalu membalikkan telapak tangan dengan lembut menghadap ke bawah...
Bola cahaya hitam itu, disertai aliran listrik yang tajam, seketika menyebar! Berubah menjadi ribuan aliran cahaya hitam yang mengalir, bagaikan api-api hitam yang langsung menyapu ke delapan penjuru!
Char merasakan jantungnya berdebar kencang! Sensasi aliran kekuatan dahsyat itu hampir membuat detak jantungnya mau runtuh!
Terlihat di sekeliling, barisan semut pemakan logam yang terbakar api hitam, hanya dalam sekejap berubah menjadi debu hitam, tertiup angin lalu menghilang!!
Sisa api hitam itu berubah menjadi ribuan aliran cahaya, sambil menyebar membelah diri menjadi ratusan aliran, langsung mengebor masuk ke lubang-lubang yang penuh celah di dinding gua!
Segera terdengar gerak-gerik seperti desiran angin dari semua lubang, lalu terlihat debu hitam beterbangan dari lubang-lubang itu... Jelas bahwa sarang Semut Pemakan Logam di dalamnya telah habis terbakar menjadi debu dalam sekejap oleh api hitam ini!!
Gemerlap! "Gemerlap"-nya Hasting!!
Sungguh tirani "Gemerlap" ini!!!!
Char berdiri di tempat, telah benar-benar terpana!!
Jurus yang begitu hebat dan tirani, hampir dalam sekejap mata...
……
Hasting perlahan menurunkan tangannya di tengah debu hitam yang beterbangan di gua ini. Ia berbalik perlahan sambil menatap Char. Saat ini, wajah Char dipenuhi ketercengangan saat memandangi Hasting. Baru pada momen inilah Char akhirnya merasakan sepenuhnya "kekuatan" Hasting!!
"Pertama kali!"
Hasting menatap Char cukup lama sebelum akhirnya melontarkan satu kalimat pendek dengan dingin dari bibirnya.
"Eh? Apa... pertama kali?" Char melototi matanya.
“Ini pertama kalinya aku mengampuni nyawamu.” Hasting berkata dengan datar: “Aku sangat adil, meski sebelumnya aku juga pernah membiarkanmu lolos, tapi waktu itu karena Vya yang muncul menyelamatkanmu, itu tidak bisa dianggap sebagai pengampunanku! Tapi, baru saja ini, akan kuhitung sebagai pengampunan nyawamu! Nak bodoh, kau hanya punya tiga kesempatan berharga, tapi karena merasa pintar, hampir saja kau bunuh dirimu sendiri, sekaligus menyia-nyiakan satu kesempatan penyelamatan nyawa.”
Hasting tiba-tiba tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya yang mengerikan: “Aku benar-benar berharap, kau cepat-cepat menciptakan masalah lagi! Dua kali lagi! Dua kali! Cuma perlu dua kali lagi! Aku bisa tanpa ragu membunuhmu si bodoh ini!”
Char menarik napas dalam, menenangkan aliran energinya sebelum menatap Hasting dan mengangguk: “Baik, cukup adil—barusan aku mengurungmu di sana lalu kabur, setelah keluar kau tidak membunuhku. Ini bisa dihitung sebagai kesempatan pertama pengampunan nyawamu.”
Setelah mengucapkan ini, Hasting tidak lagi menghiraukan Char. Ia mulai menyisir setiap sudut gua dengan cermat. Sarang semut telah sepenuhnya dibakar oleh api hitam, keajaiban api ini terletak pada kemampuannya menghancurkan Semut Pemakan Logam sampai ke akar-akarnya tanpa merusak batuan di sekitarnya sedikit pun.
Hasting melihat sekeliling sejenak, mengerutkan kening: "Bagaimana mungkin ada Semut Pemakan Logam di sini... Secara logika ini sangat tidak masuk akal. Jika ini adalah tempat goblin kuno menciptakan dewa, bukankah berbahaya membiarkan Semut Pemakan Logam berkembang biak di sini? Tidakkah mereka merusak tempat ini..."
Char membuka mulut, awalnya ingin memberi tahu Hasting bahwa tempat ini mungkin bukan "Zona Penciptaan Dewa", area penciptaan dewa yang sebenarnya seharusnya berada di hutan gunung dekat suku Zaku. Namun saat kata-kata itu hendak meluncur, Char memilih untuk terdiam.
"Ini pasti level terbawah." Hasting menggeleng, wajahnya semakin suram.
Char teringat... dirinya pernah mengurung Hasting di lantai pertama, lalu turun ke level terbawah melalui ruang elevator! Artinya, Hasting harus menembus beberapa lapisan gua bawah tanah ini dengan kekuatannya sendiri untuk sampai ke sini!
Wajah Hasting semakin berubah pucat. Setelah melihat lubang-lubang di dinding sekitar, ia memalingkan pandangan ke Char: "Saat masuk, kau melihat sesuatu yang aneh di sini?"
"Tidak ada." Char menggeleng: "Begitu masuk, langsung kulihat lubang-lubang ini di mana-mana. Lalu Semut Pemakan Logam terkutuk itu muncul, Laozi hampir jadi kotoran semut di sini..."
“Tidak mungkin, seharusnya tidak seperti ini!” Suara Hasting terdengar aneh: “Tidak seharusnya begini! Pasti di tempat ini, mengapa tidak ada apa-apa?!”
Char juga berkata: “Tempat ini seperti guci kedap udara, bahkan tidak ada pintu keluar! Tanpa akses masuk/keluar, bagaimana kami bisa keluar dari sini? Jangan-jangan harus kembali melewati rute yang sama dan menyusuri saluran air itu? Kekuatan magis mutiara penghindar airku tidak cukup untuk membawa kami merangkak kembali.”
“Aku tidak peduli soal pintu masuk/keluar!” Hasting tiba-tiba menjadi emosional: “Yang kucari adalah harta berharga peninggalan goblin tentang cara menjadi dewa!!!”
Tiba-tiba dia mengamuk, seluruh tubuhnya boom! mengeluarkan aura hitam. Aura kuatnya langsung melempar Char hingga terpental ke belakang, tubuhnya menghantam dinding dengan keras!
Wajah Hasting yang suram tampak mengerikan, sorot matanya berkilauan liar. Tiba-tiba dia berteriak keras dan menyabetkan telapak tangannya! Terlihat sinar hitam dari telapak tangannya menembus dinding gua di depan dengan boom! hingga dinding itu runtuh berkeping-keping!! Dengan sekali sabetan, dinding gua itu langsung terkikis sedalam 7-8 meter!
Tapi di dalamnya masih lapisan batu, tanpa penemuan apa pun!
“Tidak mungkin... Tidak mungkin... Guru tidak mungkin menipuku!” Hasting bergumam pada diri sendiri, lalu seolah-olah menjadi gila, mengayunkan telapak tangannya ke segala arah dengan liar. Beberapa sabetan kosong dilancarkannya, cahaya berkilat di sekitarnya, dinding-dinding di sekelilingnya runtuh dihantam ledakan. Tapi di mana ada penemuan?
Meski Char masih merasakan sakit di seluruh tubuh akibat tabrakan tadi, melihat Hasting mengamuk, dia segera melompat menghalangi: “Hei! Jangan terus mengamuk! Jika diteruskan, tempat ini akan runtuh karenamu!! Apa kau suka dikubur hidup-hidup?!”
Otot di sudut mata Hasting bergetar halus. Tiba-tiba dia berteriak keras, lalu berjongkok dan menghujamkan kedua tangannya ke tanah! Di bawah telapak tangannya, tanah yang keras berubah lembut seperti tahu. Dengan mudah dia menancapkan seluruh lengannya, lalu mengangkat dengan keras hingga terbentuk lubang besar. Batu-batu dilemparkannya ke samping, terus menggali dengan tangan kosong seperti orang tak waras!
Kemampuan menggali batu dengan tangan kosong ini membuat Char menarik napas terkejut diam-diam.
(Astaga! Hasting ini benar-benar tikus hitam! Lebih ahli menggali daripada tikus!)
Hasting hanya menggali beberapa saat, lubang sedalam dua meter lebih sudah terbentuk. Dia berdiri di dalam lubang, terus melemparkan batu-batu hasil galian ke atas.
“Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar Hasting mengaum penuh kemarahan dan keputusasaan dari lubang bawah tanah！”
“Bagaimana mungkin ini terjadi！！！！”
Char berjalan ke tepi lubang itu, menatap Hasting yang berdiri di bawah.
Hasting berdiri kaku di dalam lubang, kedua tangan memeluk kepalanya, dengan geram mencabuti rambutnya sendiri！ Di bawah kakinya, warna batuan di bawah permukaan tanah telah berubah menjadi abu-abu gelap.
“Abu-abu ini jelas merupakan lapisan batuan bawah tanah. Lihat warnanya, pasti lapisan batuan alami, mustahil buatan manusia.” Suara Dora bergema di benak: “Sepertinya, bawah tanah benar-benar tidak ada apa-apa.”
“Aku sialan tidak peduli dengan harta besar bangsa goblin! Yang kupedulikan adalah bagaimana keluar dari sini! Di mana sebenarnya pintu keluar itu!” Char bergumam.
“Char……”
Suara Dora tiba-tiba menyiratkan aroma kompleksitas dan kegelisahan: “Aku memperhatikan bentuk tempat ini... Tiba-tiba, teringat suatu pekerjaan.”
“Hmph？”
Nada suara Dora sangat serius: “Kamu diam dulu, hati-hati jangan sampai Hasting curiga. Aku yang bicara, kamu cukup mendengar saja.”
Setelah berhenti sejenak, Dora berkata perlahan: "Gua bawah tanah ini, sepertinya dari segi skalanya jauh lebih kecil dibandingkan tempat persembunyian Darmandellas yang pernah kita temui sebelumnya, 'Zona Penciptaan Dewa' yang sesungguhnya! Gua bawah tanah itu menempati area yang sangat luas dengan lorong-lorong bawah tanah tak terhitung, benar-benar seperti labirin raksasa. Tapi di sini? Coba kamu pikirkan baik-baik, sepertinya hanya ada satu ruangan naik-turun yang bisa mengakses gua-gua bertingkat di atas dan bawah. Dari bentuk seperti ini, skala tempat ini jauh lebih kecil, paling-paling seperti bangunan berlantai beberapa tingkat saja, cuma tangga antar lantainya diganti dengan ruangan yang bisa naik-turun itu."
"Hmm..." Char mengangguk.
"Yang paling penting, aku tiba-tiba menyadari bahwa luas area di sini... Pernahkah kamu perhatikan, setiap lantai memiliki luas yang hampir sama, dan... dan..." Nada suara Dora mulai bergetar: "Apa kamu masih ingat bentuk akhir tempat yang kita lalui saat kabur dari gua itu dulu?"
Mendengar perkataan Dora, Char baru teringat...
Dulu, setelah petualangan di reruntuhan bawah tanah goblin kuno dekat suku Zaku, tepat sebelum kabur, gadis Su Ling dari suku itu tak sengaja memicu perangkat penghancur diri yang membuat seluruh Zona Penciptaan Dewa mulai runtuh.
Rombongan mereka akhirnya sampai di ujung terowongan, hanya untuk menemukan alun-alun bundar selebar... sekitar ratusan meter!
……Alun-alun berbentuk lingkaran itu berada di bawah tanah, seolah-olah merupakan sebuah gua bawah tanah yang telah dikosongkan——sebuah gua bawah tanah yang luar biasa besar! Saat itu, Merlin juga telah memeriksa tempat tersebut, alun-alun lingkaran itu jelas buatan manusia, seluruhnya dibuat dari besi murni termahal dan kristal sihir, dipenuhi pola sihir di mana-mana!
Merlin juga pernah berkata, pola sihir itu sepertinya adalah sebuah... lingkaran sihir raksasa!
Hmm, benar! Merlin juga pernah bilang... itu adalah "formasi magis teleportasi" raksasa!
Ya, formasi teleportasi!!
……Sebuah formasi teleportasi yang kekuatan magisnya telah habis!!! Ruang yang bentuknya hampir identik dengan gua bawah tanah di sini ini!!!
