Meskipun Xia Ya tidak menyukai naga humanoid bernama Darwin itu, harus diakui bahwa naga berwujud manusia ini termasuk salah satu makhluk terpintar yang pernah dia temui dalam hidupnya...
"……Bisa membuatku terus-menerus kecolongan di depan lawan, dari semua orang yang Char temui setelah turun gunung, selain Darwin, sepertinya hanya brengsek tua Kavhill itu!"
"Siluman Ada itu, seolah setiap hal yang dilakukannya, setiap kata yang diucapkannya, bisa benar-benar mengunciku!! Meski kekuatan siluman itu tampak lemah... Tapi, nyaris saja membunuhku!!"
"Jadi, Char secara refleks mengingat betul semua perkataan Darwin di dalam hati!"
"Dia ingat jelas, dulu di gua bawah tanah dekat suku Zaku, Ada pernah menjelaskan misteri sebenarnya tombol putar buatan Goblin kuno ini."
"Saat itu Darwin berkata:"
"“……Skala 'Bulan Merah' itu adalah unit catatan Goblin kuno. Menurut kalender ras Goblin kuno, mereka menyebut hari ketiga setiap bulan sebagai 'Hari Bulan Merah'. Jadi, Bulan Merah dalam pandangan ras Goblin kuno melambangkan angka 'tiga'. Pertama kali kamu memutar tombol ke 'Bulan Merah', artinya membuka pintu menuju 'Gudang Nomor Tiga'!……”"
"Yang paling krusial adalah paragraf kedua!"
"“Tapi, saat kamu memutar tombol ke 'Bulan Merah' untuk kedua kalinya, kamu melakukan kesalahan! Kamu tidak menghapus angka ke nol! Jadi ketika kamu memutar tombol kembali ke posisi awal lalu memutar ke skala 'Bulan Merah' lagi, itu sama dengan membuka pintu 'nomor tiga-tiga'! Dua angka tiga! Mengerti?”"
……
"Pada titik ini, Char berdiri di samping panel putar ini, matanya menatap tajam ke arah panel itu!!"
"Rupanya misterinya ada di sini!!"
Jika ini adalah tempat terpenting bagi goblin, tempat menyimpan hasil penelitian terpenting... Hasil Projek Penciptaan Dewa selama ratusan tahun, bagaimana mungkin hanya ada beberapa pintu kecil saja? Beberapa ruangan kecil begini?
Maka jawabannya sudah sangat jelas!!
Meskipun piringan putar hanya memiliki delapan skala, tapi... gudang di sini pasti lebih dari delapan!!!
Kuncinya adalah... kelipatan!!
Begitu Char memahami situasi, dia segera bertindak.
Dia menatap pintu pertama, tersenyum tipis, lalu mendorong piringan putar dengan kuat. Dengan cepat memutar piringan ke skala awal. Setelah menunggu sebentar, pintu besi ruangan pertama tertutup rapat.
Char tertawa terbahak-bahak, (Hah! Bagus, ini berarti sudah kembali ke skala awal.)
Dengan cepat dia memutar piringan lagi. Kali ini memutarnya ke skala pertama, lalu tanpa berhenti—tanpa menunggu pintu terbuka—langsung memutar kembali ke skala awal, lalu memutarnya lagi ke skala pertama!!
Menurut teori yang Ada katakan, ruangan yang terbuka sekarang bukan "nomor satu"! Tapi seharusnya "nomor sebelas!!"
Dengan perasaan tegang, Char mengawasi pintu besar pertama...
Akhirnya, terdengar suara "krak-krak"...
Saat pintu besi berkualitas tinggi itu perlahan terangkat, Char menggigit bibirnya erat sambil meninju udara dengan penuh semangat!!
(Berhasil! Berhasil!! Ternyata tebakanku benar!!!!)
※※※
Pintu besi terangkat, Xia Ya langsung tahu isi di baliknya dan segera yakin tebakannya benar!!
Mengapa?
Sangat sederhana, ruangan di balik pintu besi itu tidak lagi kosong!!!
Di pintu besi pertama sebelumnya, seharusnya tersimpan "Buah Otot" yang sudah dijarah habis oleh Xia Ya.
Tapi sekarang, saat pintu besi ini dibuka kembali, isinya tidak kosong! Terdapat tumpukan guci kedap udara berkilau logam!!
Meski belum tahu apa isinya. Tapi setidaknya bisa dipastikan, setelah membuka pintu besi ini lagi, ruang penyimpanan di dalamnya bukan lagi yang sama seperti sebelumnya!!
Rahasianya terletak pada pembukaan pertama ruang gudang "nomor satu".
Sedangkan yang sekarang terbuka adalah "nomor sebelas"!!!
Xia Ya saat ini begitu bersemangat sampai ingin tertawa terbahak ke langit, tapi teringat Hasting masih di lantai bawah.
"Hmph, Laozi akan menggeledah dulu, lihat ada barang bagus apa." Xia Ya dalam hati tertawa: "Kalau benar-benar menemukan benda yang bisa jadi dewa... Ya terpaksa, maaf Hasting si kampret ini, lagian dia musuhku... Tuan Besar Xia Ya harus duluan menguasainya!"
Hatinya dipenuhi keangkuhan, buru-buru lari ke samping pintu besi dan mengamati... Guci logam ini entah benda apa.
Xia Ya ragu sejenak, berpikir: Jangan terlalu rakus! Manfaatkan Hasting yang belum naik, kalau bisa duluan nemuin harta jadi dewa...
Tapi masalah yang dihadapi Xia Ya selanjutnya adalah...
Jika pada akhirnya goblin benar-benar menyimpan barang paling penting di sini... Lalu, di gudang mana barang itu akan disimpan?
Jika dihitung secara plural...
Jumlah gudang di sini mungkin tak terhitung!!
Ambil contoh pintu besi pertama, mungkin ada "Nomor Satu", "Nomor Sebelas", "Nomor Seratus Sebelas"...
Tapi di sini ada delapan pintu besi... Mencari satu per satu seperti ini, berapa lama waktu yang dibutuhkan?!
Char berpikir keras dengan cepat.
Harus diakui, si kampungan kita sebenarnya sama sekali tidak bodoh!
Dia sama sekali tidak tolol! Justru sebaliknya, Char sebenarnya makhluk yang sangat licik dan cerdik! Kalau tidak, bagaimana mungkin orang legenda seperti orang tua itu bisa melatih seorang idiot?
Apalagi, bagaimana mungkin orang benar-benar bodoh bisa tumbuh besar di tempat seperti Wildfire Town?!
Si kampungan kita hanya terlalu ahli dalam berpura-pura gila dan terbiasa "berpura-pura lemah tapi sebenarnya harimau".
Saat dia benar-benar menggunakan otaknya, dia seringkali lebih cerdik dari yang dibayangkan kebanyakan orang!
"Jika aku... Jika aku pemimpin goblin itu, di mana aku akan menyembunyikan barangnya?" Char segera menemukan pola pikir yang dianggapnya paling efektif.
Pola pikir ini juga diajarkan oleh orang tua itu kepadanya di masa lalu.
“Ingat, pada masa lalu, ketika Char masih kecil, di musim gugur saat berburu di gunung, dia menghabiskan banyak tenaga untuk mengejar seekor serigala licin. Akhirnya si orang tua langsung berkata: ‘Bodoh, pikirkan, kalau kau jadi serigala itu, apa yang akan kau lakukan?’”
Saat itu Char yang masih kecil, setelah dipukul pakai tongkat kayu di kepala oleh si orang tua, akhirnya tercerahkan!
Setelah berpikir, dia menganalisis sebuah cara: Serigala itu sudah dikejarnya selama beberapa hari tanpa bisa mendapatkan makanan. Meski bisa menahan lapar, pasti tetap butuh minum! Hasilnya, dia memasang beberapa jerat dan perangkap binatang di sekitar sumber air. Akhirnya berhasil menangkap binatang itu.
……
Dan sekarang...
“Kalau Laozi jadi goblin itu, apa yang akan dilakukan?”
Kening Char berkerut erat. Setelah beberapa saat, dia memukul kepalanya sendiri: “Dora!”
“Ada apa?”
Suara Dora terdengar di benaknya.
Char berbisik: “Kamu masih ingat isi buku harian goblin itu?”
Dora mendengus: “Tentu ingat, aku ini naga! Ras paling bijak! Meski hanya tersisa jiwa dan tubuh spiritual, aku tetap ras paling bijak. Apa yang pernah kubaca takkan kulupakan!”
“Bagus.” Char menepuk paha: “Catatan terakhir di buku harian itu... tanggal berapa?”
Dora terdiam sejenak, lalu: “Kamu menebaknya seperti ini?”
“Ada masalah?”
“Tidak... Ternyata kau ini cukup licin juga.”
“Hehe,” Xia Ya terkikik, “Cepat beri tahu aku!”
Jawaban Dora terdengar penuh kewaspadaan: “Aku ingat entri terakhir buku harian adalah... Hari keempat puluh dua. Karena catatan saat itu menyebutkan mereka sudah terdesak mundur ke dalam gua, waktu di luar tidak bisa dipastikan lagi. Hmm... Hari keempat puluh dua, ya, entri terakhir memang diawali seperti itu.”
“Empat puluh dua!! Pasti angka ini!” Xia Ya tertawa terbahak-bahak, “Jika ini gudang rahasia, maka si komandan goblin itu pasti menyimpan barangnya di gudang nomor yang paling familiar baginya saat situasi genting!”
Sambil berkata demikian, ia melompat cepat ke samping roda putar. Pertama mengembalikan skala ke posisi awal, menunggu pintu besi turun, lalu memutar ke skala keempat, kemudian memutar kembali ke skala kedua dengan gesit...
“Empat puluh dua, empat puluh dua...”
Xia Ya menatap tegang saat pintu keempat perlahan terbuka...
Tapi kali ini, harapannya pupus!
Jelas, jawabannya bukan “empat puluh dua”.
Setelah pintu terbuka, terlihat sebuah ruangan baru dengan beberapa lemari logam aneh, namun semua raknya kosong.
“Sepertini tebakanku meleset. Barangnya tidak ada di Gudang 42.”
Xia Ya mengerutkan kening, tenggelam dalam pikiran...
Tiba-tiba, di benak Xia Ya, Dora menghela napas dalam: “Aku tahu jawabannya.”
“...Apa?!”
Dora menjawab datar: “Kubilang, aku sudah menemukan jawabannya!”
Setelah terdiam sejenak, suara Dora terdengar seolah membawa nuansa kesepian yang samar: "Kau benar, sebagai gudang rahasia, komandan goblin itu pasti menggunakan angka yang paling ia kenal dan terukir dalam-dalam di hatinya!"
Bahkan sebelum Char sempat bertanya, Dora langsung menyebutkan jawabannya: "Coba kau masukkan... Lima Empat Dua Sembilan Enam."
"Apa? Angka apa ini?"
Char terdiam membeku.
"Era Dewa Baru Kelima Tahun Empat Ratus Dua Puluh Sembilan, Hari Bulan Sabit." Dora berkata datar: "Dalam kalender goblin kuno, Hari Bulan Sabit adalah hari keenam. Jadi 'Era Dewa Baru Kelima Tahun 429' bisa disingkat 5429. Ditambah 'Hari Bulan Sabit' yang berarti enam! Kombinasi angkanya pasti 54296! Ini pasti, tidak mungkin salah! Itulah angka yang membara dan tak terlupakan bagi jenderal goblin itu!"
Char tertegun: "Era Dewa Baru Kelima Tahun 429, Hari Bulan Sabit. Tanggal... tanggal apa ini? Bagaimana kau bisa yakin..."
Dora tersenyum tipis, suaranya terdengar muram: "Kebetulan aku ingat catatan akhir buku harian di tanggal itu, kalimat terakhirnya...'Hari ini adalah ulang tahun ke-22 Selir Kecil Yang Mulia Raja Hardman, Lulu, semoga kecantikannya abadi'. Sang serdadu penjaga goblin yang begitu mencintai selir itu, pasti menggunakan tanggal lahir sang pujaan sebagai kode!"
Mendengar ini, Char langsung merasa sangat bersemangat.
Namun tiba-tiba, dari dalam benaknya, terdengar helaan napas panjang yang penuh penyesalan.
Suara Dora, seolah membawa kesedihan Tak Terbatas.
"Dora, bagaimana kamu bisa menebaknya?"
"Hmph." Dora berkata datar: "Aku meski bukan goblin itu... tapi setidaknya aku pernah mencinta!!"
