Suara Dora begitu lembut, nada yang begitu halus bahkan membuat Char yang mendengarnya merasakan aroma kesepian yang mencapai puncak... Pada momen ini, hanya dengan mendengar suara Dora, tiba-tiba muncul kesedihan tak terduga dalam hati.
Cinta...
Pernah mencinta?
Jika di hari biasa, Char mungkin akan tertawa kecut lalu seperti kebiasaannya mengolok-olok Dora dengan kalimat seperti "Yi? Naga betina buas sepertimu juga bisa jatuh cinta?", atau "Bukankah naga biasanya kawin sesuai kebutuhan? Persis seperti binatang buas..."
——Jika di waktu lalu, olok-olok jahat seperti ini pasti akan diucapkannya. Bagaimanapun Char sudah terbiasa bertengkar mulut dengan naga betina ini, kata-kata seperti "tolol", "si kampungan", "Si Bodoh" terus mengalir dari mulut Dora.
Tapi...
Hari ini, pada detik ini, setelah Dora mengucapkan kalimat itu, Char justru terdiam.
Dengan tak biasa-biasa, dia sama sekali tidak mengucapkan satu pun kata ejekan.
……Hanya karena, dia menangkap kesedihan mendalam yang tersembunyi di balik ucapan Dora yang tampak tenang ini!
Perasaan yang sangat menyakitkan, ha...
Mungkin, pemuda seperti Xia Ya masih belum bisa mencerna betapa dalamnya duka yang terkandung dalam kata-kata Dora yang terdengar ringan ini. Dia hanya secara tajam menangkap emosi sedih itu, tapi tak memahami asal muasalnya.
Pemuda seperti Xia Ya belum pernah merasakan makna sesungguhnya dari kata sederhana "pernah mencintai" yang sarat dengan kisah hidup.
Mungkin, di dalam hati Xia Ya saat ini bahkan muncul pertanyaan: Bukankah urusan asmara ini seharusnya menyenangkan? Mengapa si naga betina buas Dora ini bicara dengan nada sedih seolah-olah ada anggota keluarganya yang meninggal?
Baiklah, mari maafkan ketidaktahuan si kampungan ini.
Bagaimanapun, Tuan Xia Ya Leiming kita yang masih muda, meski punya pengalaman cinta yang aneh... tapi pada dasarnya, dia belum benar-benar menjalin hubungan terbuka dengan gadis mana pun. Sepertinya selama ini, kisah asmaranya selalu...
...selalu berantakan tak karuan...
...selalu sialan absurd!!
(Baiklah, si orang tua ke-N+1 kalinya menyunggingkan senyum di alam baka dengan mulut miring...)
Tapi, Xia Ya kita kali ini menunjukkan sisi baik dalam hatinya.
Meski sehari-hari saat bertengkar mulut dengan Dora, dia bisa mengeluarkan kata-kata jahat paling tajam—tapi itu cuma saat normal. Lagi pula kedua makhluk ini sudah terikat, saling menjebak untuk hiburan di waktu senggang.
Tapi di momen ini, merasakan kesedihan mendalam Dora, hati Char justru melembut.
Setelah terdiam sejenak, dia menggaruk-garuk tengkuknya dengan gugup, lalu berkata kikuk: "Hei... itu... kamu... baik-baik saja? Tidak apa-apa kan?"
Si kampungan polos ini jelas punya kemampuan terbatas dalam menghibur. Dia tak tahu cara menenangkan wanita patah hati (baiklah, sebut saja Dora bukan wanita—dia naga betina, puas?)
"...Tentu saja tidak baik." Dora tiba-tiba kembali ke sifat liciknya, berkat dingin: "Aku sekarang cuma hantu mati. Tubuhku dikuliti olehmu, bahkan harus minta bantuan si tolol ini untuk pulang ke Makam Suci. Paling menyebalkan, selama ini kamu tak kunjung menunaikan janji..."
"Baiklah, setelah urusan di sini selesai, hal pertama yang akan kulakukan adalah mengantarmu ke pemakaman itu."
Char menepuk-nepuk dadanya.
"Semoga bisa. Dasar tolol yang selalu nekat bikin masalah..."
Char tertawa terbahak: "Bagus! Kamu sudah mulai memakiku lagi, artinya benar-benar pulih!"
"Sambil berkata, dia tidak lagi berdebat dengan Dora, tetapi memeluk piringan putar itu: \"Hmph, angkanya adalah lima empat dua sembilan enam, benar? Astaga, angka ini benar-benar sialan panjang... Kalau bukan karena sudah menebak jawabannya, mungkin harus mencari puluhan ribu kali baru bisa menemukan.\""
"Dengan cepat dia mengembalikan piringan putar ke skala awal, lalu menarik napas dalam-dalam dan memutar piringan tersebut lima kali secara berurutan."
"Setelah lima digit angka terkonfirmasi akurat, Char mundur dua langkah, matanya menatap tak berkedip ke pintu besi itu."
"Akhirnya, pintu besi itu mulai terangkat perlahan-lahan, sedikit demi sedikit..."
"Saat pintu besi itu terbuka sepenuhnya, memperlihatkan bentuk ruang penyimpanan di dalamnya. Char tetap berdiri di tempat, wajahnya tiba-tiba menunjukkan ekspresi yang sangat aneh."
"Dia menatap ke dalam, menatap ruang penyimpanan ini..."
"Ruangan ini ternyata tidak kosong, benar ada satu benda di dalamnya."
"Tapi benda ini, benda ini adalah..."
……
"\"Ini... ini kah benda yang kita cari?\""
"Char memandangi ruang penyimpanan itu sambil menyunggingkan senyuman pahit."
"Ruangan yang tidak terlalu besar ini tidak dipenuhi berbagai kubah atau botol guci seperti gudang-gudang lainnya."
"Di ruangan ini hanya ada satu benda."
"Sebuah patung. Patung yang seluruhnya terbuat dari permata kristal hijau!"
"Patung itu berdiri di tengah ruangan, tubuh transparan berwarna hijau yang berdiri di atas ujung kaki, seolah masih berputar perlahan."
“Ini adalah seorang perempuan… atau lebih tepatnya, seorang perempuan… goblin.”
Benar, ini adalah seekor goblin.
Dia memiliki kulit hijau khas goblin, telinga yang runcing dan panjang. Seperti kebanyakan goblin, hidung dan mulutnya agak lancip dan menonjol, serta ciri khas paling mencolok dari tubuh goblin: bagian atas tubuh panjang sementara kedua kakinya agak pendek.
Namun meskipun ciri khas ras goblin ini sangat jelas, dan meskipun secara logika goblin seperti ini seharusnya buruk rupa… tapi…
Ajaibnya, di mata Char, patung perempuan goblin ini justru tidak terlihat buruk!
Bahkan, dia secara misterius merasakan bahwa ini adalah perempuan goblin muda yang sangat cantik.
Ya… Kata yang muncul di benak Char adalah “indah”.
Baiklah, harus dijelaskan bahwa perasaan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan standar kecantikan terkutuk Char.
Karena setelah beberapa saat memandang patung ini, terdengar keluhan Dora dari dalam pikiran.
“Dia sangat cantik!”
Ya, benar, patung ini… dia, sangat cantik.
Berbeda dengan goblin modern, patung goblin kuno ini memiliki tubuh yang berisi dan sehat, tidak seperti goblin modern kurus kering akibat kelaparan dan kurang gizi yang sering dilihat Char. Sementara kebanyakan goblin modern memiliki perut hijau yang buncit, tapi hal ini tidak terlihat pada patung ini.
"Proporsi postur tubuhnya sangat tepat, dan dari patung itu terlihat gaun megah yang diukir di tubuhnya, terutama bagian dada yang berisi, benar-benar menonjolkan pesona perempuan."
"Meski telinganya agak terlalu panjang, terkulai seperti kebanyakan goblin, namun terasa lincah. Hidung dan bibirnya yang menonjol serta tajam justru menambah keindahan tajam seperti mata pisau."
"Yang paling penting... Char juga tidak tahu kenapa, justru dari patung ini terasa kekuatan yang membuat hatinya terpana..."
"Dia sendiri tidak bisa menjelaskan dari mana datangnya perasaan aneh ini."
"Patung ini... agak aneh." Char mengerutkan kening, menyentuh hidungnya: "Kenapa saat melihatnya tiba-tiba aku merasa kasihan... Seperti..."
"Itu karena sang pemahat menanamkan cinta yang terlalu dalam saat mengukirnya." Dora menjawab lembut, diselingi gelengan pelan.
Char tiba-tiba tersentak: "Ah... Maksudmu... Patung ini adalah..."
"Lulu, sang penulis buku harian, objek cinta terakhir Jenderal akhir bangsa goblin yang memberontak."
Char mendengar, berjalan perlahan mendekat, hampir tak tahan mengulurkan tangan ingin menyentuh patung ini, namun tiba-tiba menarik kembali tangannya... Patung ini begitu aneh, seolah membuat siapapun yang melihatnya langsung merasakan keengganan untuk menodainya, bahkan menyentuhnya sedikit pun terasa seperti merusak keindahannya.
Char menghela napas: "Hah, kami berhasil menebak angka kode, tapi tak menyangka di sini sama sekali bukan barang yang kami cari... malah ada patung seperti ini. Hmm, mungkin patung ini dibuat sendiri oleh Jenderal Goblin itu saat sedang tidak ada pekerjaan, untuk menumpahkan rasa cintanya. Tapi kenapa dia menaruh benda ini... Hmm?!"
Tiba-tiba Char tersentak: "Tidak! Dari buku hariannya, Jenderal Goblin itu seharusnya orang yang tegas membedakan urusan pribadi dan tugas! Ini adalah gudang penting di Zona Penciptaan Dewa, mustahil dia menaruh barang pribadi di tempat strategis seperti ini! Pasti... ada sesuatu pada patung ini!"
Setelah mengitari patung itu sekali... Char tetap tidak menemukan keanehan apa pun.
Jangan-jangan... harus menghancurkan patung ini? Mungkin ada rahasia tersembunyi di dalamnya?
Tapi melihat keindahan patung yang sempurna ini, bagaimana mungkin tega melakukannya?
"Kau memang bodoh!" Dora menyeringai sinis: "Patung ini dibuat oleh Jenderal Goblin itu. Dengan rasa cintanya pada perempuan goblin ini, mana mungkin dia menyembunyikan rahasia di dalam tubuh patung? Bukankah itu berarti dia sendiri harus menghancurkannya setiap kali ingin mengambil barangnya? Mana mungkin dia tega!"
Xia Ya mengangguk: "Sepertinya tidak ada yang salah dengan pernyataan itu... Tapi..."
Dia terdiam sejenak, mengamati patung ini dengan seksama lama sekali, lalu tiba-tiba menepuk dahinya: "Aku mengerti! Lihat pose patung ini!"
Patung perempuan goblin ini berdiri berjinjit dengan pose berputar seperti sedang menari, kedua tangannya menyangga di depan dada seolah sedang mempersembahkan sesuatu.
"Tangannya!"
Xia Ya langsung memastikan tebakannya setelah melihat telapak tangan patung ini.
Telapak tangan goblin berbeda dengan manusia, hanya memiliki empat jari, tapi jari perempuan goblin ini... ada lima!!
"Ada satu ekstra!"
Jika diamati lebih dekat... tambahan satu 'jari' di masing-masing telapak tangan itu... bukanlah jari! Melainkan dua batang kristal hijau zamrud transparan!
