Selain itu, beberapa kelemahan benda ini sudah tercantum jelas di papan logam yang tergantung di samping.
Terutama untuk mempertahankan ruang ini, kereta harus selalu memiliki energi yang cukup. Sumber energinya berasal dari sepuluh kristal magis yang disimpan di dasar gerbong. Begitu kristal magis habis, kereta tidak bisa dibuka.
"Baiklah... setidaknya ini juga benda yang berguna." Setelah awalnya frustasi, Char segera kembali ceria.
Setelah memastikan kristal magis di dasar kereta besar masih mencukupi, dia memasukkan sebagian besar barang rampasan ke dalam gerbong. Total ada lebih dari sepuluh ruang penyimpanan, pasti cukup untuk menampung semuanya.
"Lalu, apakah sekarang saatnya mempertimbangkan untuk keluar dari sini?"
Char tersenyum: "Rampasan sudah terkumpul... langkah selanjutnya, belah ruang lalu kabur saja."
Suasana hati Char sangat baik. Tanpa ancaman Hasting si musuh kuat di sekelilingnya, ditambah rampasan melimpah ini, kali ini benar-benar pulang dengan tangan penuh.
Hmph, si tua Hasting masih mau mengurung Sang Master di sini? Aha! Tunggu sampai Laozi keluar, nanti ketika bertemu dengannya, pasti kubuat matanya melotot sampai keluar!
Char membayangkan itu, tapi mengerutkan kening sambil menggeleng... Hmm, tidak bisa. Kekuatan si tua itu terlalu dahsyat. Aku jelas bukan lawannya. Bahkan jika aku tidak mengusiknya, kalau-kalau Hasting tahu aku kabur dari gua bawah tanah ini, bisa jadi siluman itu akan cari-cari masalah.
Kekuatan para pemenang sejati bukanlah sesuatu yang bisa kutantang sekarang. Hah, setelah dipikir-pikir... Dari semua orang yang kukenal, yang punya kemampuan untuk menangani Hasting sekaligus melindungiku... Uh, sepertinya cuma perempuan tangguh Merlin!
Merlin...
Kalau sudah terpaksa, mungkin harus rela menjilat ludah sendiri untuk minta bantuan Merlin.
Hah, Hasting adalah murid sang leluhur, sedangkan Merlin adalah kekasihnya. Dengan hubungan seperti itu, pasti Hasting tidak berani melawan Merlin, kan?
※※※
Ilunt hanyalah seorang petani muda desa yang tidak jujur, tidak juga rajin, malah cenderung malas. Dulu, orang-orang di desa biasa memanggilnya "Ilunt si Pemalas" atau "Ilunt yang Tak Berguna". Beberapa bidang tanah warisan ayahnya yang semula adalah tanah terbaik di desa, karena kebenciannya pada pekerjaan pertanian dan sifat malasnya, dalam hitungan tahun lahannya sudah berkurang separuh - separuh yang hilang dijual ke keluarga kaya di desa, sementara uang hasil penjualannya berubah menjadi minuman keras yang mengisi perutnya.
Sebenarnya Ilunt tahu dirinya tidak bodoh. Ia selalu merasa lebih pintar dari para petani desa yang hanya tahu mengais rezeki dari tanah. Sejak usia sepuluh tahun, ketika seorang penyair pengembara melewati desa dan mendengar beberapa cerita dari orang itu, Ilunt kecil sudah punya cita-cita hidup: Aku tidak seharusnya berada di sini, di desa kecil terpencil yang damai dan biasa-biasa ini! Aku harusnya ada di luar sana, di dunia luas yang penuh keajaiban!
Perlu juga disebutkan bahwa Ilunt cukup populer di kalangan gadis-gadis desa. Di usia dua puluh tahun, fisiknya kekar namun karena jarang bekerja di bawah terik matahari dan hujan, wajahnya tetap putih bersih. Ditambah kemampuannya bersilat lidah - biasanya perempuan menyukai pria yang pandai merayu.
Misalnya, gadis tercantik di desa, putri kepala desa, saat rapat di desa, suka menyelinap melihat Ilunt. Ilunt juga suka membual tentang "dunia luar" yang penuh cerita menarik. Kisah ksatria legendaris membantai naga, kisah Pemburu Iblis menangkap binatang iblis ganas, dan sebagainya.
Tentu saja, yang paling disukai para gadis adalah kisah cinta nona bangsawan dengan ksatria pemberani.
Karena itu, Ilunt sangat populer di kalangan anak-anak perempuan.
Dia tak seperti petani muda polos lain di desa - misalnya Jack di pintu desa yang juga menyukai putri kepala desa, tapi hanya bisa mengajaknya bicara berulang-ulang tentang cara melatih dua ekor kuda.
Tak bisa dipungkiri, Ilunt secara bawaan punya bakat oportunis. Ini terutama terlihat... beberapa bulan lalu.
Beberapa bulan lalu, Tuan Green dari Kota Danzeer di County Moore memerintahkan strategi tanah hangus. Tim pasukan penjaga County datang ke desa, mengumpulkan semua penduduk, memerintahkan pembakaran lahan pertanian dan penghancuran sumur, lalu menyuruh warga segera meninggalkan rumah untuk pindah ke Danzeer.
Meski perintah yang diberikan sudah menjelaskan bahwa Bupati County akan memberikan kompensasi uang atas kerugian kali ini.
Tapi saat itu Ilunt tetap waspada.
Menurutnya, meninggalkan rumah bukan masalah besar. Bagaimanapun juga, ladangnya sudah lama menjadi tandus. Hanya, dia tidak ingin ikut ke Kota Danzeer bersama yang lain. Menurutnya, menjadi pengungsi yang ditampung pasukan di Kota Danzeer seperti ini tidak akan membawa masa depan.
Dia ingat saat berusia sepuluh tahun, penyair pengembara yang melewati desa pernah berkata: Zaman kacau melahirkan pahlawan.
Apakah dirinya pahlawan? Ilunt masih belum yakin. Tapi makna kalimat itu bisa dia pahami: Setiap kali dunia ini kacau, akan muncul banyak kesempatan. Asal orang pintar bisa menangkap kesempatan itu, pasti bisa sukses!
Karena itu, Ilunt memutuskan tidak ikut rombongan. Diam-diam dia menyelinap keluar dari kelompok, lalu bersembunyi di hutan belantara.
Meski rencana masa depannya masih belum jelas... Tapi tidak memiliki rencana bukan berarti tidak punya fantasi.
Berdasarkan cerita-cerita yang pernah didengarnya, Ilunt membayangkan beberapa "jalan keluar" ideal untuk masa depannya.
Hmm, mungkin dia akan bertemu pasukan Kekaisaran, lalu mendaftar menjadi tentara. Dengan menunjukkan keberanian dalam pertempuran, meraih jasa perang, mendapat hadiah melimpah, naik pangkat jadi kaya, setelah perang bisa menjadi pejabat besar...
Uh... Tapi sepertinya dirinya bukanlah bahan untuk berperang. Ilunt tahu betul kondisi dirinya. Meski bertubuh tinggi besar, tapi dirinya tidak bisa dibilang pemberani. Bahkan, bukan cuma di medan perang, saat berkelahi dengan para pemuda di desanya pun, dirinya selalu jadi pihak yang lemah.
Lalu... Mungkin seperti dalam cerita legenda... Barangkali dirinya akan masuk ke pedalaman gunung, lalu tak sengaja bertemu orang bijak dari luar dunia yang hidup menyendiri, lalu mengajarkannya kemampuan ajaib—Ah, siapa tahu orang itu adalah prajurit senior atau penyihir besar! Kemudian... dengan membawa kemampuan ajaib itu, dia bisa membangun prestasi...
Atau mungkin, dirinya tak sengaja menyelamatkan seorang nona bangsawan cantik yang tersesat saat mengungsi, lalu terjalin kisah cinta indah... Hmm, sebaiknya seluruh keluarga nona itu sudah mati dalam perang, sehingga dia bisa menikahinya dan dapat harta plus kecantikan...
Atau lagi...
Hah, tak boleh melamun lagi. Perut sudah keroncongan.
Dengan frustasi, Ilunt membalikkan badan lalu melompat turun dari dahan pohon. Dia mengusap perutnya yang berbunyi "bruuuk" sambil menengok ke kiri-kanan.
Sudah hampir tiga bulan dia berkeliaran di hutan ini. Setiap hari dia mondar-mandir di sekitar jalan besar dan jalur sempit, mencoba keberuntungan.
Sayangnya tak ada hasil. Tak ada nona bangsawan cantik yang dalam kesulitan, juga tak ada orang bijak yang hidup menyendiri.
Ada beberapa kali, nyaris ketahuan oleh prajurit berkuda rusa pengintai pasukan Odin. Kalau bukan karena dia orang lokal, familiar dengan topografi dan larinya cepat, mungkin nyawanya sudah tidak ada.
Alasan Irent bisa bertahan hidup sendirian di luar selama ini sebenarnya berkat sebuah rahasianya.
Di tempat rahasia di gunung belakang desa terdapat sebuah gua—di situlah gudang rahasia Irent. Sebagian besar hartanya disembunyikan di gua itu. Ini adalah sistem penyimpanan rahasia yang dibuat untuk menghadapi para debt collector.
Di gua ini tersedia makanan, beberapa barang yang dianggapnya berharga, dan satu tong minuman keras. Bahkan dia memelihara seekor domba di sana.
Sehari-hari, kalau debt collector datang ke rumahnya di desa, mustahil menemukan barang-barang ini.
Tiga bulan hidup di alam liar, selain membosankan, bagi Irent sepertinya tidak ada perbedaan. Lagipula di desa pun dia hidup sendiri. Hanya... tanpa sorot mata penuh kekaguman para gadis desa, hidup terasa lebih suram. Yang paling penting, harapan untuk sukses masih samar... Hah...
Setelah melompat dari pohon, Irent masuk ke gua, mengambil mangkuk kayu, mendekati domba yang diikat di tunggul pohon dekat mulut gua. Dia bersimpuh, memeras sedikit susu domba ke mangkuk, lalu mengambil makanan dari dalam gua dan menyantapnya bersama susu.
“Hmph, persediaan makanan sudah hampir habis. Besok harus memasang beberapa perangkap binatang di hutan.”
Ilunt merencanakan dalam hati.
Kemudian, ia bersandar di samping batu besar di mulut gua, menggigit sebatang akar rumput di mulut sambil menatap matahari terbenam di kejauhan, lalu menguap lebar.
Hari hampir gelap, hari yang sia-sia lagi berlalu... Ah, kapan giliranku Ilunt bisa menjadi kaya raya?
Saat Ilunt mulai mengantuk, tiba-tiba ia tersentak bangun oleh kilatan cahaya yang melintas di depannya!
Seperti bintang jatuh?
Tapi saat ia membelalakkan matanya, ia pun terpaku!!
Di tempat yang jaraknya kurang dari dua puluh langkah, di udara muncul garis putih tipis bercahaya! Garis putih ini terlihat seperti retakan!
Tiba-tiba, dari retakan itu muncul sebuah kepala manusia!
Ilunt tercekam ketakutan!
Siapapun yang melihat kepala manusia muncul tiba-tiba dari udara di tengah hutan terpencil saat senja, pasti akan dibuat tangan dan kaki lemas.
Yang paling mengerikan, kepala itu tampak berputar melihat sekeliling, lalu bergumam pelan: "...Hmph, bagus, ternyata aku berhasil keluar dari bawah."
Ucapan ini membuat bulu kuduk Ilunt meremang.
Bawah? Bawah mana? Jangan-jangan... makam? Neraka?!
Ya Tuhan! Ini bukan hantu jahat yang kabur dari kegelapan, kan?!!
Ilunt ingin bangun, ingin melarikan diri, tapi tubuhnya sudah sepenuhnya lemas, sama sekali tidak bisa dikontrolnya sendiri.
Terakhir, saat kepala itu berputar, langsung melihat Ilunt yang lunglai di tanah. Kepala itu seolah tersenyum pada Ilunt: "Hah? Ternyata ada orang? Hei! Kamu! Yang kusebut itu! Tempat apa ini?"
Ilunt melototi: "Ah... ah... ah..."
"Yi? Jangan-jangan si bisu?" Kepala itu menghela napas, sorot matanya penuh belas kasihan: "Hei, si bisu! Mundur sedikit, jauhi sini, hati-hati jangan sampai tertabrak!"
Setelah suara itu, Ilunt menyaksikan pemandangan yang semakin membuatnya terpana!
Retakan putih di udara depan matanya tiba-tiba memanjang berkali-kali lipat!! Lalu, sebuah celah raksasa terbuka lebar di hadapannya!
(Selesai! Selesai! Ini pintu kegelapan! Dewa! Dewa!! Pintu kegelapan! Hantu jahat akan keluar!!)
Ilunt menjerit histeris dalam hatinya.
Retakan itu membesar seperti mulut raksasa, Ilunt sudah hampir tak tahan menutup matanya tak berani melihat...
Jantungnya merintih pilu. Andai saja dulu ikut orang-orang ke Kota Danzeer...
Tapi sekarang, malah akan dimakan hantu jahat di sini...
Ilun menunggu lama, tapi tidak ada hantu jahat yang mencabik-cabiknya. Dengan hati-hati dia membuka celah kecil di matanya, langsung terbelalak!
Mana ada hantu jahat?
Retakan raksasa itu sudah lenyap, kepala manusia itu juga hilang. Yang ada sekarang adalah kereta besar hitam terparkir di depan mata!
Hmm?!
Ilun bangkit oleng-oleng dari tanah, melototi kereta besar ini... Jangan-jangan kereta ini juga datang dari neraka?
Saat pikirannya masih melayang-layang, tiba-tiba terdengar "Hei, nak!"
Suara itu datang dari atap kereta. Terlihat seorang pemuda seumurannya merangkak dari sisi lain ke atap kereta, tersenyum memperlihatkan gigi, lalu melompat turun tepat di hadapannya.
Setelah mengamati sebentar, Ilun langsung mengenali wajah itu. Dia berteriak kaget, "Aaa! Kamu... kamu kan kepala manusia itu! Kamu kan si kepala!!"
Kepala?
Char terdiam sejenak sebelum tersadar, pemuda berpenampilan petani ini sedang membicarakan dirinya.
Tapi kalau dipikir-pikir, kemunculannya tadi memang cukup menyeramkan bagi orang normal.
“Mengingat ini, Char sengaja menyeringai ke arah si nak di seberang. Siapa sangka, begitu ia tersenyum, Ilunt langsung melotot matanya dan pingsan. Jatuh ke tanah dengan gigi terkunci rapat, wajah pucat pasi, mata terpejam.
“Dasar pengecut...” Char menghela napas sambil menggeleng.
Lalu, dengan congkak ia berjalan masuk ke dalam gua.
