Nggak mau hidup lagi! Laozi nggak mau hidup lagi!
Char menatap Tian dengan kepedihan sambil mengepal tinju. Merlin yang sudah menenangkan gadis Su Ling yang masih berlinang air mata di sana, memandang Char dengan dingin: "Apakah kamu punya keberatan terhadap pengaturan saya ini?"
Keberatan? Keberatan besar!
Char melihat Merlin, mendongakkan lehernya: "Aku..."
"Sebagai pria, harus bertanggung jawab atas tindakanmu. Di dunia ini, pria selalu lebih kuat daripada wanita. Wanita itu pihak yang lemah. Kamu sebagai pria malah mengintimidasi wanita, kemampuan macam apa itu? Saya juga sedang mengajarimu cara hidup." Serangan verbal Merlin langsung memicu kemurkaan Char. Char melirik Su Ling dengan sorot mata penuh amarah yang tak coba disembunyikan. Su Ling tampak mulai merasa bersalah, panik, sepertinya menyadari bahwa tindakannya kali ini agak berlebihan.
"Aku sama sekali nggak melakukan apa-apa padanya!" Char berteriak marah, menuding Su Ling: "Tanggung jawab juga harus melihat siapa yang layak, bukan?"
Adeline yang bersembunyi di belakang langsung menunjukkan ekspresi gembira di wajahnya, berpikir, "Tidak melakukan apa-apa?" Saat menatap Su Ling, sorot matanya jelas menunjukkan ketidakramahan.
Merlin mengerutkan kening, melihat Su Ling. Su Ling cepat-cepat menggosok beberapa tetes air mata: "Aku tidak berbohong, malam itu, aku... aku memang berada di kamarnya... Dayang-dayangku semua tahu. Belakangan ayahku juga curiga tentang hal ini, aku..."
"Cukup!" Merlin melambaikan tangan: "Hal seperti ini tidak perlu diumbar terang-terangan."
Su Ling segera menjawab: "Ibu... Tuan Merlin." Rupanya dia hendak memanggil "Ibu", tapi melihat sorot mata penuh amarah Char, secara refleks mengubah panggilannya. Menundukkan kepala dan berbisik: "Niat Tuan tentu membuatku sangat bahagia. Tapi pernikahan putri kepala suku harus mengikuti tradisi dan adat suku Zaku. Ini adalah kebiasaan turun temurun, tidak bisa main-main. Aku... aku harus..."
Wajah Merlin sedikit tenang, mengangguk: "Hm, kalian orang suku Zaku ini, aturan anehnya memang banyak. Katanya aku harus menikahi putri kepala suku, juga harus mendapatkan gelar prajurit di suku. Kudengar ada aturan 'naik gunung pisau, lewati lautan api'. Lalu harus menyelesaikan beberapa pekerjaan besar yang diakui suku, membunuh beberapa binatang iblis ganas, baru bisa dapat gelar, dapat hak untuk menikahi putri kepala suku, juga harus menerima tantangan dari prajurit-prajurit suku..."
Setiap kata yang diucapkannya membuat wajah Char semakin pucat - dia tidak takut pada kesulitan pekerjaan ini, hal-hal seperti membunuh binatang buas, menghadapi tantangan untuk mendapat gelar prajurit, sama sekali tidak dipedulikan Char.
Hanya saja, dia khawatir kalau Merlin tiba-tiba mengamuk dan memaksanya untuk menikahi gadis Su Ling ini - aturan suku Zaku yang begitu banyak, kalau benar-benar harus dilakukan satu per satu sesuai aturan, maka selama setengah tahun ke depan dia tidak bisa melakukan apapun selain pergi ke suku Zaku untuk mengikuti ujian gelar prajurit...
"Kalau begitu, urusan pernikahanmu ditunda dulu. Yang penting selama aku ada, tidak akan membiarkan si nak ini mengkhianatimu." Merlin menghela napas.
Char langsung menarik napas lega mendengar ucapan itu. Tak disangka Merlin ternyata menjadi begitu mudah diajak bicara. Hatinya berdesir, segera memanfaatkan kesempatan dengan taktik "memukul ular naik tongkat": "Nah... satu lagi, si menyedihkan ini, eh maksudku Adeline kan masih keluarga kerajaan juga ya? Aturannya banyak, apakah kita harus..."
"Hmph." Merlin mendengus: "Adat suku Zaku adalah tradisi turun-temurun yang terkait dengan seluruh kaum, mana mungkin dihapus begitu saja? Sedangkan aturan rumah Adeline hanyalah urusan duniawi kuno. Lagi pula, aku kenal para tua bangka dari keluarga Hannigan. Mereka masih menghormatiku, takkan menuntut apa-apa. Tak perlu diurus... Yang jadi masalah, kamu ini ingin terus menghindar lagi ya!"
Merlin melotot, membuat Char buru-buru menutup mulutnya. Kemudian Merlin melototi Char dengan geram: "Sudah! Semua sudah dibicarakan, ngapain kamu masih berdiri di sini? Aku langsung kesel melihatmu! Dari tampangnya keliatan jujur, tapi ternyata sudah menipu begitu banyak perempuan!"
Char penuh rasa tidak adil di perut. Dalam hati berpikir: Kapan aku pernah menipu perempuan?
Tapi yang penting Merlin akhirnya melepaskan tekanan, setidaknya tidak benar-benar menambahkannya seorang istri lagi. Ini sudah merupakan keberuntungan besar. Tak berani banyak bicara, Char segera mundur keluar. Sebelum pergi, ia melirik Su Ling sambil bertanya-tanya: Bagaimana gadis pengacau ini bisa datang ke sini? Sial, si pembuat onar ini. Nanti kalau ada waktu, harus kuhajar pantatnya habis-habisan.
Keluar dari halaman belakang, Xia Ya melihat Galin dan para prajurit Zaku yang menunggu di luar. Meski bahasa berbeda, pengalaman berjuang mati-matian bersama membuat pertemuan ini terasa sangat akrab.
Terutama karena Xia Ya pernah membantu suku Zaku mengalahkan ular raksasa Daman Delas, menjadikannya pahlawan bagi seluruh klan. Sorot mata penuh hormat para prajurit Zaku ini padanya bagai menyaksikan dewa, meski Xia Ya bersikap santai.
Komunikasi dengan gerakan tangan berlangsung lama tanpa hasil - seharusnya Su Ling sang gadis bisa jadi penerjemah, tapi sekarang dia sibuk menjilat Merlin di belakang sambil merasa bersalah, tak berani keluar.
Akhirnya, setelah beberapa saat, A Cai datang berlari.
Rupanya A Cai pergi ke markas militer di luar kota untuk memberi kabar. Begitu mendengar, Xia Ya langsung berlari pulang seperti kebakaran, meninggalkan A Cai. Remaja Zaku yang datang terlambat ini akhirnya menjadi penerjemah yang dibutuhkan.
Ternyata pasukan Zaku ini baru tiba hari ini dari kampung halaman. Setelah menempuh perjalanan berat dengan 200 prajurit pilihan, mereka juga membawa segunungan emas!
Ternyata setelah Kepala Suku Besar suku Zaku mencapai kesepakatan dengan Char, selain berterima kasih padanya karena telah memberantas Darmandellas dan memberikan begitu banyak emas, mereka juga berjanji akan melakukan lebih banyak transaksi dengan Char di masa depan. Suku Zaku kaya akan emas, juga memiliki berbagai barang berkualitas seperti kulit binatang iblis. Jika barang-barang ini bisa diangkut ke pasar, semuanya akan menjadi harta karun.
Sayangnya, setelah Char baru kembali waktu itu, mereka langsung dihadang oleh orang Odin yang bergerak ke selatan. Kapan ada waktu untuk mengirim orang melakukan transaksi dengan suku Zaku?
Orang Zaku menunggu di rumah selama beberapa bulan tanpa kabar dari Char. Ditambah perang di seantero benua yang memutus jalur perdagangan berbagai kelompok dagang, akhirnya membuat kafilah dagang yang datang ke suku mereka semakin berkurang. Perlahan-lahan barang menumpuk, sementara banyak kebutuhan harian suku seperti sedikit persediaan makanan, sayuran, teh (), semuanya bergantung pada transaksi dengan kafilah dagang luar. Jalur dagang yang terputus ini lama-kelamaan mulai terasa menyiksa. Apalagi daun tembakau tahun ini sudah dipanen tapi tak bisa dijual, hanya menumpuk dan berjamur di gudang.
Tembakau suku Zaku adalah salah satu komoditas paling populer di dunia ini, sekaligus saluran penghasilan utama mereka. Setelah kesabaran Kepala Suku Besar habis, ia teringat perjanjian dengan Char – kabarnya Char adalah pejabat besar Bizantium, masih ada protokol dan persahabatan di antara kedua pihak. Maka sang Kepala Suku memerintahkan untuk mengirimkan kafilah dagang yang terdiri dari prajurit suku ini ke selatan, menuju Bizantium untuk mencari Char.
Yang mengejutkan Char adalah, gadis Su Ling kali ini justru tidak kabur diam-diam, melainkan benar-benar mendapat izin dari Kepala Suku Besar untuk bekerja sebagai penerjemah dalam rombongan ini, mengikuti sepanjang perjalanan.
Rombongan Zaku membawa sejumlah besar emas, ditambah beberapa daun tembakau dan kulit binatang iblis hasil buruan, total mengisi beberapa kereta besar.
Ditambah pemahaman mereka tentang topografi pegunungan dan jalur gunung sepanjang perjalanan, sementara gerombolan perampok dan kelompok perampok berkuda di Wildfire Plains sebagian besar telah direkrut oleh Nenei beberapa bulan lalu, sehingga perjalanan berlangsung aman sampai ke Kota Danzeer di County Moore.
Adapun gadis Su Ling, dengan panik mencari Char ke dalam kediaman walikota, bertemu Merlin... Dia pernah melihat Merlin sebelumnya, tahu bahwa sosok kuat ini adalah orang yang paling dihormati Char. Melihat kesibukan di kediaman, setelah bertanya, ternyata Char akan mengadakan pernikahan?
Su Ling langsung panik. Gadis licik ini menggunakan sedikit kecerdasannya untuk langsung menemui Merlin, memicu kejadian yang baru saja terjadi.
Setelah bertukar salam dengan para prajurit Zaku termasuk Galin, Char segera menyuruh menyiapkan minuman dan makanan. Saat separuh minuman habis, Galin membisikkan sesuatu di telinga Char. A Cai yang bertindak sebagai penerjemah tampak aneh, tertawa pahit sambil berkata: "Galin menyampaikan salam dari dukun perempuan Liao. Dewasa Liao telah lulus ujian suku dan akan menggantikan posisi pendeta. Mulai sekarang dia tidak bisa lagi meninggalkan suku. Dia berpesan akan selalu mengingat Tuan..."
Mengenang dukun perempuan yang dingin di luar namun berapi-api di dalam itu, Char tersipu malu. Terbayang kembali malam sebelum keberangkatannya... *batuk* Ayo minum!
Kedatangan orang Zaku membawa banyak barang berharga, terutama emas dan tembakau yang bernilai tinggi. Sayangnya situasi perang di Kota Danzeer yang dipenuhi pengungsi membuat jalur perdagangan terputus.
Char memanggil Green untuk berdiskusi. Setelah memahami situasi, Green sepakat: "Menyediakan kebutuhan sehari-hari masih mungkin, tapi kita kekurangan gudang. Hasil panen musim gugur belum ada. Persediaan makanan di kota sudah pakai sistem. Barang dagangan lain... Jalur perdagangan macet total karena perang di mana-mana."
Char juga terdiam, tapi kemudian tiba-tiba teringat pada siluman Bopov Dax itu, hatinya berdesir lalu mengirim orang untuk memanggil Dax.
Dax selama ini sudah bersembunyi di markas kavaleri di luar kota, katanya juga cukup akur dengan Nenei.
Setelah menempatkan Galin dan suku Zaku untuk beristirahat, Char menunggu hingga hampir malam tiba sebelum Dax akhirnya dipanggil kembali.
Siluman ini setelah bergaul lama dengan pasukan kavaleri, wajah tampannya yang anggun kini menjadi lebih gelap karena terik matahari. Saat berjalan, kedua kakinya jelas-jelas terbuka lebar seperti kebiasaan prajurit berkuda - efek samping dari terlalu banyak menunggang kuda. Tapi semangatnya terlihat sangat menggebu.
Masuk ke dalam, dia langsung menyambar piala di depan Char, meneguk habis air di dalamnya lalu menghela napas sebelum tertawa: "Urusan apa yang membuatku dipanggil buru-buru begini?"
Char menatap Green yang diam saja——Keduanya masih menyimpan kekhawatiran terhadap Dax yang berlatarbelakang samar ini. Tapi Char akhirnya lebih dulu bicara: "Waktu itu, kau pernah bilang tentang jaringan hubunganmu di Benua utara... Aku punya banyak perbekalan untuk transaksi. Jika berhasil, bisa mengumpulkan anggaran militer sekaligus memperkuat rakyat. Tapi sekarang situasinya kacau di mana-mana..."
Dax tersenyum: "Saat masuk kota, kulihat ada orang suku Zaku di luar. Mereka membawa barang berharga, ya?" Tatapannya menusuk Char: "Tak kusangka jaringanmu sampai ke suku Zaku. Tembakau Zaku itu komoditas premium, lho. Di Landis, harganya setara emas dengan berat yang sama."
“Setelah mengucapkan itu, dia duduk, memejamkan mata sejenak, lalu menatap Char dan Green: "Asal-usulku? Kalian berdua adalah penguasa County Moore, semua sudah sangat jelas di hati. Karena kalian mau bekerja sama denganku, lebih baik kita bicara terbuka. Pihak backingku tidak berniat menguasai benua, hanya ingin membuat sedikit gejolak di sini dan membuat masalah untuk orang Odin. Dalam taruhan besar ini, bos kami sudah menaruh taruhan di pihak Bizantium. Jadi kalau kita mau kerja sama, lebih baik transparan dan jujur agar tidak saling curiga nantinya yang malah merusak pekerjaan."
"Bisa." Char mengangguk.
"Aku butuh legitimasi." kata Dax: "Identitasku tidak boleh terang-terangan, aku butuh jabatan resmi di bawahmu untuk menggerakkan beberapa pekerjaan."
Char tersenyum tipis: "Kau mau jabatan di bawahku? Itu tidak sulit, akan kuangkat kau sebagai ajudan logistik perbekalan militer, sebagai wakil Cato."
"Tidak perlu, jabatan logistik tidak efektif. Aku mau jabatan militer." kata Dax: "Jangan khawatir aku akan merekrut pasukanmu. Aku sendirian, tak perlu curiga."
“Bisa, jabatan militer apa yang kamu minta?” Char mengangguk dengan legawa.
Dax mengusap dagunya sendiri, dengan ekspresi licik: “Aku akur dengan Nenei... Hmph, jadikan aku komandan garnisun di pasukan berkuda.”
Char memperhatikan senjata ini tertawa aneh, hatinya mulai merasa tidak enak... Senjata ini penuh rencana licik, berkolusi dengan Nenei, jangan-jangan sedang menyimpan niat jahat untuk mencelakai Laozi?
Tapi perkataan sudah terlanjur keluar, Char tetap mengangguk. Langsung menulis surat pengangkatan resmi, mengangkat Bopov Dax sebagai komandan garnisun di bawah Bendera Pertama pasukan berkuda baru.
“Baik, legitimasi sudah ada. Ini harus dilakukan secara rahasia. Para anggota Korps Keenam dan Ketujuh jangan sampai tahu. Hmph, aku butuh orang-orang yang sial... Eh, maksudku yang bisa diandalkan. Pinjamkan sebagian pengawal pribadimu, tidak perlu banyak, lima puluh pasukan berkuda saja.”
Char menyetujui. Pengawal pribadinya adalah mantan anggota pasukan samurai dan tentara bayaran. Dia meminjamkan lima puluh orang, tapi juga mengirim Afrecarter ke sisi Dax. Afrecarter teliti dalam bekerja dan skill bertarungnya lumayan, ditempatkan di dekat Dax ini juga bermaksud sebagai pengawas.
Semua pihak menyadari dalam hati, tapi pura-pura tidak tahu. Dari luar terlihat sangat harmonis.
“Aku bawa rombongan ini, sekarang akan berangkat. Paling lama satu dua bulan, paling cepat dua puluh hari, pasti akan kembali. Tunggu saja kabar dariku.” Dax berdiri, memandang Char sambil tertawa: “Sayangnya harus melewatkan pernikahanmu. Hah... Pasti itu acara yang sangat menarik, sayang sekali, sayang...”
Wajah Char penuh amarah, matanya mengikuti Dax yang pergi.
Green yang duduk di samping tetap diam. Setelah Dax pergi, barulah ia mengerutkan kening: “Orang ini akhirnya dikirim oleh orang Landis...”
Char menghela napas: “Sekarang kita tidak punya pilihan lagi. Selagi ada kekuatan, harus kita pinjam dulu.”
Green tersenyum: “Aku tidak bermaksud buruk. Tapi bekerja sama dengan orang Landis, suatu saat jika hal ini diketahui pihak atasan, pasti jadi noda masa lalu. Jangan lupa, kau hanya Administrator County sementara. Membuat perjanjian aliansi dengan negara lain bukan kewenanganmu.”
“Darurat harus ditangani darurat!” Char melambaikan tangan.
Green tertawa kecil. Ia bukan orang kolot, jadi tidak melanjutkan. Namun kemudian memandang Char yang wajahnya muram: “Kejadian siang tadi, aku juga dengar...”
Char murka: “Siapa lagi yang bocorin? Mereka semua perlu dihajar!”
Green menepuk bahu Char: “Menurutku, dibandingkan menikahi Putri Adeline di halaman belakangmu, lebih baik kau nikahi putri kepala suku Zaku. Manfaatnya lebih besar untukmu.”
“Ekspresi wajah Char langsung berubah menjadi sangat buruk.”
Green menggelengkan kepala: "Aku tidak bermaksud mengejekmu... Char, akan kujujur padamu. Situasi saat ini sangat kacau. Kau memikul tanggung jawab besar, dan hanya kau yang masih memberi harapan untuk memperbaiki situasi di Utara. Aku sudah ketinggalan zaman dan terlalu lama terdampar di akademi militer, pengaruhku di pasukan sudah jauh menurun. Pasukan yang tersisa dari Divisi Keenam dan Ketujuh pun tidak berguna. Tapi... apakah kau tahu latar belakang sebenarnya dari Yang Mulia Putri Adeline itu?"
Char menggelengkan kepala - sejujurnya sampai saat ini, dia benar-benar tidak banyak mengetahui latar belakang Si Menyedihkan.
"Sang Putri ini, sejak dulu di Kota Kekaisaran, aku sudah tahu tentang dirinya." Nada suara Green serius: "Tapi kabarnya, posisinya di keluarga kerajaan selalu canggung. Kaisar Cantos tidak pernah menyukainya, hanya Yang Mulia Putra Mahkota yang masih melindunginya karena pertimbangan hubungan darah. Latar belakang Yang Mulia Adeline ini memang sangat rumit. Meski bergelar putri... sejujurnya, gelar putrinya itu sebenarnya bukan dari Kekaisaran Bizantium kita."
"Ha?" Char tertegun.
“Ibunya adalah putri Bizantium kita, adik kandung Kaisar Cantos Agung. Saat Yang Mulia naik tahta sebagai kaisar dulu, proses suksesinya penuh gejolak dan pertumpahan darah. Beberapa saudara Yang Mulia kala itu pernah mengincar tahta, akhirnya dalam perebutan kekuasaan dan kudeta istana, yang mati benar-benar tewas, yang luka menjadi cacat. Bahkan yang selamat waktu itu, pada akhirnya tidak mendapat akhir bahagia.” Green menyeringai sinis: "Perebutan tahta selalu kejam tanpa ampun, tak perlu dijelaskan lagi. Tapi Kaisar Cantos kita, meski kejam terhadap saudara-saudaranya, sangat baik pada adik perempuannya - ibu dari Yang Mulia Adeline. Sayangnya, setelah Kekaisaran kita beberapa kali berperang melawan orang Odin dengan hasil menang-kalah, namun secara keseluruhan kerugian kita lebih besar, akhirnya berdamai dengan Odin. Pihak lawan mengajukan syarat pernikahan politik. Ibu Yang Mulia Adeline pun dinikahkan ke Odin. Konon Kaisar Suci Odin tidak terlalu berminat pada wanita, dan dulunya saat naik tahta, perebutan kekuasaan antar suku di Odin lebih kejam daripada di Bizantium. Kaisar Odin nyaris membantai semua saudara kandungnya sendiri sampai habis sebelum akhirnya naik tahta. Sebagai penguasa tertinggi, Kaisar Odin juga tidak bisa menjadikan putri Kekaisaran kita sebagai permaisuri, karena bertentangan dengan tradisi Odin dan akan memicu ketidakpuasan berbagai suku.
Jadi yang menikahi putri kita ini adalah sepupu Kaisar Suci Odin, bukan adik kandungnya, tapi tetap anggota keluarga Hannigan. Karena tidak punya hak waris kerajaan dan tidak ada konflik kepentingan, kabarnya sang Kaisar sangat menyayanginya, bahkan menganugerahkannya gelar pangeran.
Belakangan, putri itu melahirkan seorang putri, yaitu Yang Mulia Adeline ini. Meski hanya anak seorang pangeran klan, dia secara istimewa diberi gelar putri oleh Kaisar Suci Odin. Ini menunjukkan betapa istimewanya perlakuan Kaisar terhadap sepupu klannya itu. Sang pangeran awalnya juga memimpin pasukan di dalam dan luar istana kekaisaran Odin, sangat dipercaya oleh Kaisar Suci.
Sayangnya, nasibnya pendek. Kurang dari sebulan setelah Yang Mulia Adeline lahir, dia meninggal karena sakit.
Kemudian, sang putri yang terlalu berduka di Odin akhirnya kembali ke Bizantium untuk mengunjungi keluarga dan berobat. Saat itu, hubungan kedua kerajaan masih cukup baik, sehingga Yang Mulia Adeline ikut dibawa pulang. Tapi tak disangka, belum setahun mereka kembali, kita dan orang Odin sudah berperang lagi. Akibatnya, sang putri tetap tinggal di negeri kami dan tidak kembali ke Odin. Nasib malang terus mengejar sang putri - bahkan sebelum Perang usai, kabarnya dia meninggal karena sakit akibat rindu pada suaminya.
Akhirnya, hanya menyisakan Putri Adeline seorang diri.
Anda pikir, hubungan kami dengan Odin sangat buruk, Yang Mulia Adeline memiliki setengah garis keturunan keluarga kerajaan Odin. Saat ibunya masih hidup, situasi masih lumayan. Tapi setelah ibunya meninggal, tentu saja dia tidak diterima dengan baik.
Yang Mulia Kaisar Cantos juga dikatakan sangat tidak menyukai keponakan ini. Bahkan, dari kabar angin rahasia yang kudengar, ada beberapa kali Yang Mulia Adeline hampir tewas oleh kecelakaan aneh yang tak terduga.
Ah, urusan keluarga kerajaan selalu memiliki fakta tersembunyi yang tak bisa diungkapkan.
Tapi Yang Mulia Putra Mahkota sangat baik pada sepupunya ini, selalu menjaganya. Tapi bagaimanapun dia menyandang gelar putri dari negara musuh, selalu... selalu..."
Green menghela napas, menatap Char dan berbisik: "Char, kau memikul tanggung jawab besar. Jika kau berusaha keras nanti, pasti akan menjadi menteri penting kekaisaran. Tapi identitas Yang Mulia Adeline ini sangat sensitif. Jika kau menikahinya, di masa depan... pasti akan mengundang banyak kecurigaan dan prasangka."
