Bab ke-396 "Ikatan Ibu dan Anak yang Mendalam"

　　Kemenangan Besar! 　　Saat Duoduo Luo kembali ke Kota Danzeer bersama 20 prajurit berkuda, sebuah ritual penyambatan kemenangan megah telah menanti mereka! 　　Di kediaman penjaga kota, sudah banyak persiapan yang dilakukan sebelumnya untuk menghebohkan hasil pertarungan ini——faktanya lebih merupakan sebuah kebohongan, karena ketika Xia Ya mengirim orang menyebarkan kabar kemenangan, Duoduo Luo dan yang lainnya masih dalam perjalanan pulang. 　　Mendengar kabar bahwa pasukan kami, para pemuda pemberani, telah mematahkan invasi terkutuk orang-orang Odin, kota kecil Danzer langsung mendidih! 　　Padahal sebenarnya... Duoduo Luo dan kawan-kawan sudah kembali ke kota pada malam sebelumnya, dan menemui Xia Ya di kediaman penjaga kota untuk melaporkan hasil penyelesaian misi ini. 　　Kemudian, demi menyesuaikan diri dengan upacara kemenangan ini, mereka terpaksa keluar kota lagi menuju jarak sepuluh li di luar kota pada malam itu, lalu menunggu untuk masuk kota sekali lagi keesokan harinya pagi-pagi. 　　Tentu saja, kali ini masuk kota bukan hanya Duoduo Luo dan Yilunte dengan dua puluh prajurit berkuda. Di luar kota, Nona Besar Nenei telah memimpin seribu prajurit berkuda yang menunggu. Lalu saat matahari mulai terbit di pagi hari, seribu prajurit berkuda gagah berani dengan persenjataan tajam mengilap, di bawah sambutan dan sorotan hampir separuh warga kota, di tengah hujan kelopak bunga dan sorak-sorai ribuan orang, berbaris rapi memasuki gerbang kota. 　　“Ini adalah sandiwara, tentu kita berdua sama-sama paham. Dengan kebanggaan pasukan kavaleri, mereka tidak mau menerima kehormatan yang bukan hak mereka. Tapi aku memerintah kalian untuk melakukan ini... karena kita butuh sebuah kemenangan! Butuh dorongan moral dari kemenangan ini! Rakyat membutuhkannya, pasukan lebih membutuhkan lagi.” Ini adalah ucapan Rhinehardt saat berhadapan dengan Nenei. 　　Karena alasan yang sudah terkenal, Char sama sekali tidak berani memanggil Nenei untuk berbicara, terpaksa menyerahkan tugas ini kepada Rhinehardt. 　　Rhinehardt menyelesaikannya dengan sangat baik, dia berhasil membujuk Nona Besar Nenei dan banyak pasukan kavaleri yang angkuh. 　　“...Mengapa menyuruh kalian semua ikut berakting, alasannya sederhana... karena kalau hanya Duoduo Luo dan 20 orangnya, rakyat sulit percaya bahwa hanya dengan 20 orang bisa mengalahkan ribuan pasukan Odin. Meski ini fakta, tapi justru karena terlalu ajaib, rakyat malah tidak bisa mempercayainya.” 　　Maka... lahirlah ritual kemenangan megah ini. 　　Seluruh Kota Danzeer terjebak dalam pesta pora. 　　Tak terhitung orang yang menjerit sampai serak, ada yang menepuk sampai telapak tangan lecet. Dalam suasana sukacita seperti ini, menyaksikan pasukan kavaleri berwibawa nan gagah masuk kota, tak ada yang meragukan keaslian kemenangan ini. 　　Untuk sementara waktu, pasukan kavaleri menjadi pahlawan paling populer di seluruh kota. 　　Dalam beberapa hari berikutnya, bahkan saat pasukan kavaleri berpatroli melintasi jalanan, pejalan kaki akan berhenti jauh-jauh, melepas topi dan memberi salam. 　　Sedangkan ketika beberapa prajurit masuk ke toko untuk berbelanja, para pedagang akan menyambut mereka dengan antusiasme yang besar, bahkan tidak mengenakan biaya apapun. 　　Selain semangat pasukan dan hati rakyat yang tergugah, orang lain yang juga menjadi sorotan adalah... 　　Eh... 　　"Tuan Duoduo Luo Penyihir Besar" yang mulia! 　　Setelah mendengar laporan Duoduo Luo, Char tiba-tiba mendapat ide brilian dan merancang sebuah strategi! 　　Mengingat Duoduo Luo telah menjadi sorotan dalam peristiwa kali ini, dan para orang Odin memiliki kesan menakutkan terhadap "Tuan Duoduo Luo Penyihir Besar" ini, lalu mengapa dirinya tidak memanfaatkan hal ini sebaik-baiknya? 　　Rakyat tidak hanya membutuhkan kemenangan, mereka juga membutuhkan seorang pahlawan, seorang idola. 　　Maka, setelah Char menyusun rencana, bawahan Char yang licik yaitu Popov Dax-lah yang menunjukkan bakatnya dalam menjalankan rencana semacam ini! 　　Makhluk ini mengirim orang untuk menyebarkan rumor dalam jumlah besar tentang Tuan Duoduo Luo di seluruh kota. 　　"Tahu tidak? Selain para prajurit muda yang bertarung dengan gagah berani, kita juga harus berterima kasih pada sosok spesial dalam kemenangan tentara kita atas orang Odin kali ini!" 　　"Ohoho, itu pasti Yang Mulia Tuan Duoduo Luo Penyihir Besar! Konon beliau adalah sosok yang sangat luar biasa!" 　　"Betul! Sepupu ipar laki-laki dari tetangga keponakan bibiku sedang bertugas di ketentaraan! Katanya kali ini semata-mata berkat bantuan Tuan Duoduo Luo Penyihir Besar yang perkasa itu!" 　　“Benar benar! Aku juga dengar, Penyihir Besar Duoduo Luo ini punya kekuatan sihir tak terbatas! Konon satu mantra saja sudah menghabisi ratusan orang Odin!” 　　“Apa ratusan?! Yang kudengar malah ribuan! Kalau saja orang Odin tidak kabur cepat, katanya panglima mereka saja hampir jadi tawanan Penyihir Besar Duoduo Luo kita!” 　　“Betul betul! Aku juga dengar, saat pertempuran, Penyihir Besar Duoduo Luo berlari paling depan, teriak 'Bajingan Odin ayo hadang mautmu!' Lalu pasukan Odin di seberang langsung ompal! Panglima Odin itu katanya langsung jatuh dari rusa, sampai muntah darah karena ketakutan!” 　　“Dasar idiot! Muntah darah karena ketakutan?! Kau benar-benar tak tahu apa-apa! Teriakan Penyihir Besar Duoduo Luo itu sendiri sudah mengandung kekuatan sihir! Panglima Odin itu muntah darah karena terpengaruh mantra! Lagipula orang Odin naik rusa kutub, bukan kuda...” 　　“Sial, berani-beraninya kau menghina aku! Makan tinjuku!” 　　“Awas! Berani mukul aku, matilah kau...” 　　…… 　　※※※ 　　Singkatnya, "Penyihir Besar Duoduo Luo" kita ini meraih ketenaran sejati! Setidaknya di Kota Danzeer, namanya sudah sangat legendaris! Reputasi ini dengan cepat menyebar ke Kota Mesta, lalu ke wilayah utara County Moore... selatan... 　　Hampir semua orang telah mengetahui penyihir besar berkekuatan tak terbatas yang selama ini bersembunyi di kediaman penjaga kota ini! Bahkan ada yang menduga, Penyihir Duoduo Luo ini mungkin adalah Grand Magister legendaris! Paling tidak ia adalah Penyihir Besar tingkat tinggi berjubah putih! 　　Para pria mendengar bahwa Penyihir Duoduo Luo ini cukup mengangkat tangan untuk memanggil halilintar, menghentakkan kaki untuk mengguncang bumi, bersin saja bisa membuat tembok kota melompat, bahkan kentut pun mengeluarkan bunga api yang membunuh pasukan Odin dalam sekejap... 　　Para perempuan mendengar kabar bahwa Penyihir Duoduo Luo ini berjubah putih seperti salju, tampan luar biasa, berwibawa, membunuh musuh tanpa senjata dengan gerakan tangan, lalu pergi dengan anggun di tengah lautan pasukan... Menjadi kekasih impian bagi tak terhitung gadis remaja yang sedang kasmaran... 　　Hampir setiap hari, di luar kediaman penjaga kota, banyak pengagum berkeliaran tak mau pergi, hanya berharap mendapat kesempatan melihat wujud sang pahlawan termasyhur. 　　Meski semua tahu para penyihir memiliki sifat aneh, dan sebagian besar penyihir sama sekali tidak tertarik pada wanita... 　　Tapi setiap hari, penjaga kota tetap menerima banyak hadiah yang dimaksudkan untuk disampaikan kepada Penyihir Duoduo Luo. 　　Di antaranya ada tahu segar buatan tangan pemilik pabrik tahu - yang kemudian menjadi hidangan sampingan di makan siang Tuan Char. 　　Ada juga jubah perang "keren" yang dijahit tangan pemilik toko jahit - yang kemudian dijadikan tirai jendela oleh Merlin. 　　Masih ada ratusan surat permohonan menjadi murid, di mana para penulisnya menyatakan kekaguman tak terbatas pada Penyihir Besar Duoduo Luo serta tekad mereka untuk mengabdikan diri pada jalan sihir, hanya berharap sang penyihir mau menerima mereka sebagai murid karena ketulusan hati... Sebagian besar surat ini belakangan digunakan sebagai bahan pembakar api di perapian dapur. 　　Dari semua "hadiah" ini, yang paling disukai Xia Ya adalah surat-surat cinta penuh semangat dari para perempuan muda di kota! 　　Para gadis ini mungkin terlalu berimajinasi. Surat-surat mereka hampir mengidealkan Duoduo Luo sebagai pahlawan agung yang berkorban untuk negara dan rakyat tanpa pamrih, berhati lembut namun berkemauan baja, berbaju putih bagai salju... Menangis meronta-ronta hanya demi bisa menikahi penyihir besar ini—bahkan ada yang menyatakan rela tanpa status resmi, asal bisa berada di samping sang penyihir besar, melayani kebutuhan harian serta pola makan beliau setiap hari—tentu saja, "pelayanan" ini juga mencakup "menghangatkan tempat tidur"... 　　Surat-surat cinta ini menjadi hiburan favorit Xia Ya. Setiap hari sebelum makan, ia selalu membaca beberapa surat karena isinya sering membuatnya tertawa terbahak-bahak sehingga selera makannya pun bertambah. 　　Tapi belakangan, perkembangan hal ini benar-benar di luar dugaan Xia Ya! 　　Ternyata "perempuan" adalah makhluk yang tak bisa dipahami Xia Ya. Ia sangat meremehkan efek idola dan gegabahnya kaum hawa. 　　Kediaman kepala kota mulai menerima banyak bunga setiap hari, hampir membuat penjaga yang bertugas memindahkan barang-barang ini lelah sampai punggungnya melengkung——lagipula sekarang musim panas, bunga liar di luar kota sangat melimpah. Hampir setiap hari terlihat kelompok gadis antusias memetik bunga di luar kota lalu mengantarkannya ke kediaman kepala kota, untuk dipersembahkan kepada pahlawan dalam hati mereka. 　　Kemudian semangat para perempuan melampaui perkiraan Char. 　　Di luar kediaman kepala kota mulai muncul gadis-gadis yang berjaga-jaga secara berkelompok, "dari usia enam belas sampai empat puluh tahun"——statistik ini dibuat oleh Tuan Popov Dax. 　　Awalnya para perempuan ini hanya berjaga dengan tenang, tapi setelah beberapa hari, entah siapa yang memulai, mulai ada yang membacakan puisi cinta pujian untuk Penyihir Besar Duoduo Luo dengan suara keras di luar! 　　Begitu ada yang memulai, para perempuan ini mulai menunjukkan kemampuan mereka masing-masing! 　　Setelah ada yang membacakan puisi keras-keras, yang lain seketika terinspirasi dan meniru. Setiap hari di luar pelataran terdengar sorakan bergantian "Yang Mulia Duoduo Luo", "Oh, anugerahkanlah cinta berharga-Mu padaku, Tuan Duoduo Luo!", "Kurindu lengan kuatmu yang akan merangkul tubuh lemahku... Tuan Duoduo Luo!!" 　　Lalu, setelah banyak puisi dibacakan, tiba-tiba ada yang mulai menyanyikan lagu cinta! 　　Segala sesuatu, asal ada yang memulai, pasti akan ada banyak peniru! 　　Mendengar nyanyian bergantian di luar pelataran, kumpulan perempuan penuh semangat... 　　Char akhirnya tidak tahan lagi! 　　Awalnya dia menganggap urusan ini sebagai hidangan pembuka sebelum makan setiap hari. 　　Tapi sekarang... Dengan telinga penuh ucapan seperti "Tuan Duoduo Luo, gunakan tubuh berototmu untuk menaklukkanku", Char hampir muntah sampai makanan semalam keluar! 　　Sungguh keterlaluan!! Masih maukah orang makan?! 　　Karena hal ini, Tuan Char segera memanggil tokoh licik nomor satu Popov Dax. Setelah berdiskusi lama, Dax pergi dan Tuan Char menunjukkan senyum puas. (Menurut kabar burung, pelayan Ilunt yang bertugas melayani Tuan Char saat makan juga memberikan sedikit kebijaksanaan.) 　　Keesokan harinya... Masalah itu benar-benar terpecahkan! 　　Kabar mulai beredar di kota! 　　Konon, penyihir besar Duoduo Luo ini sebenarnya adalah sosok spesial... Sihir yang dikultivasinya memiliki kekuatan dahsyat, tapi dia sendiri melakukan pengorbanan besar! 　　Lalu apa bentuk pengorbanannya... 　　Dari rumor yang beredar, istilah seperti "mengebiri diri" atau "tidak bisa memiliki keturunan" sering disebut-sebut... 　　Meski orang-orang semakin mengagumi semangat pengorbanan Duoduo Luo demi menguasai Ougi sihir, tapi... 　　Jumlah gadis yang berjaga di luar kediaman kepala kota menyusut drastis! 　　Kurang dari tiga hari, para wanita di jalan depan pintu gerbang hampir tidak tersisa sama sekali. 　　"Tentu saja... jangan salah paham, kabar angin ini sama sekali tidak merusak citra gemilang Penyihir Besar Duoduo Luo dalam hati rakyat." 　　"Faktanya! Ketika rumor ini menyebar, citra Penyihir Besar Duoduo Luo dalam benak orang-orang menjadi semakin mulia dan semakin Yang Agung!" 　　"Untuk mengejar ideal seumur hidup, melakukan pengorbanan sebesar ini - betapa luhurnya semangat ini!!" 　　…… 　　"Tepat ketika kabar angin bergema di luar, dan tak terhitung orang menganggap namanya sebagai idola." 　　"Tokoh utama rumor ini, pada titik ini justru berdiri di sana dengan wajah menggigil, seluruh tubuhnya gemetar, daging di pipinya bergetar." 　　"Karena yang berdiri di hadapannya adalah sosok yang mampu membuat 'Penyihir Besar Duoduo Luo' Jiwa Terlepas!" 　　"'Katakan, Duoduo Luo kecil, hukuman apa yang harus kuberikan padamu?'" 　　"Suara dingin bernada ejekan, Merlin menyipitkan mata melihat orang yang menggigil di hadapannya: 'Kalau anak itu menipuku masih bisa dimaklumi, tapi kau ini... justru ikut menipuku bersamanya... Hmph, apakah semua sanjungan yang kau ucapkan setiap hari itu semuanya palsu?'" 　　“……Tentu saja bukan!” Duoduo Luo menggigil ketakutan, seketika hatinya langsung dipenuhi kata-kata seperti "terbakar api, setrum listrik, berubah jadi katak..." dll. Dengan panik, dia langsung terjatuh berlutut di depan Merlin, kedua tangannya meraih ujung jubah Merlin sambil merintih: “Oh Yang Mulia Tuan Merlin yang Agung dan Tak Tertandingi, kebijaksanaanmu mampu menerangi seluruh langit... Aku hanyalah makhluk rendahan bagai serangga, mana mungkin berani menantang kearifanmu... Sebenarnya ini semua perintah Tuan Char! Dialah yang memaksaku melakukan ini!!” 　　Melihat Duoduo Luo yang berlumuran ingus dan air mata menceritakan seluruh kejadian, Merlin mengangguk puas: “Kau cukup jujur, tidak berbohong lagi padaku.” 　　Merlin kemudian menyipitkan matanya: “Kalau begitu... Char si nakal itu menyembunyikan kereta kuda di belakang pekarangannya? Dia menyimpan banyak rahasia di kereta itu, bukan? Pohon aneh pembunuh yang kau gunakan untuk mengalahkan orang Odin kali ini, juga hasil curian Char dari kereta itu...” 　　“Benar! Jika... jika Yang Mulia ingin tahu lebih banyak, aku... aku akan segera mencuri kereta itu untuk dipersembahkan padamu!” Duoduo Luo bertekad bulat dalam hati. 　　Merlin tersenyum, lalu dia menutup mulutnya dengan lembut: "Mencuri? Apa yang kau bicarakan? Apakah aku, Tuan Merlin, akan melakukan hal seperti itu? Lagi pula, siapa Tuan Char bagiku? Apakah kau lupa? Bagaimana mungkin aku mengirim orang mencuri barangnya? Harus kau tahu, kita ini..." 　　Di sini, Merlin seolah-olah berhenti sejenak, lalu dari bibir indahnya mengalun perlahan sebuah kalimat: 　　"Kita ini... ibu dan anak yang sangat mesra!!!!!"