Organisasi Meja Bundar Merah sebagai grup aliansi berbagai jaringan pendukung warlord di Kekaisaran, tentu saling terhubung erat dan berbagi kehormatan serta aib - setidaknya begitulah sikap yang mereka tunjukkan ke luar.
Faktanya, sejauh ini tim ini masih bisa dibilang cukup solid. Bagaimanapun juga, setiap kesatuan militer Thema yang berdiri sendiri sebagai individu, mustahil bisa melawan Kekaisaran Bizantium yang merupakan kekaisaran besar dan kuno, apalagi menghadapi keluarga kerajaan secara terpisah. Sementara keluarga kerajaan selama beberapa puluh tahun terakhir terus mengerahkan segala upaya untuk menghapus sistem thema, menggunakan segala cara untuk melemahkan kekuatan faksi warlord. Kedua pihak bagaikan air dan api yang tak terdamaikan. Dalam situasi seperti ini, dengan adanya tekanan eksternal, organisasi Meja Bundar Merah ini baru memiliki kemungkinan untuk survival — hanya dengan tekanan dari luar, barulah timbul daya rekat internal.
Sebelumnya organisasi ini selalu menanggung sebagian besar tekanan dari keluarga kerajaan. Para pemimpin di tiap kesatuan militer juga sebagian besar menyadari situasi mereka dengan kepala dingin. Sebagai warlord yang menguasai wilayah terpisah dari kesatuan militer Thema, jika tidak melawan keluarga kerajaan, maka itu sama saja dengan jalan menuju kematian.
Di sini ada sebuah episode, beberapa puluh tahun lalu, Kekaisaran pernah mendapatkan kesempatan yang bisa disebut mukjizat - Saat itu Kekaisaran sudah mulai menyadari bahwa kesatuan militer Thema semacam ini telah menjadi tumor yang memarasit tubuh Kekaisaran. Setelah pihak atas mulai menyadari masalah ini, mereka segera berusaha melemahkan kekuatan warlord. Pada waktu itu muncul momentum langka, di antara banyak pemimpin kesatuan militer Thema, justru ada seorang Gubernur Distrik Militer yang entah otaknya kemasukan air, atau benar-benar tanpa pamrih, atau tulus ingin membalas budi negara, akhirnya menerima perintah pemecatan dari pemerintah pusat Kekaisaran.
Gubernur itu yang memegang pasukan tangguh, memiliki wilayah dan perbekalan, di bawah selembar surat pemecatan dari pemerintah pusat Kekaisaran, benar-benar menyerahkan tanah dan pasukannya dengan patuh. Ia mengundurkan diri bersama stafnya dan pergi ke Kota Kekaisaran Osthia.
Situasi seperti ini, baik pada masa itu maupun dilihat dari perspektif masa depan, benar-benar merupakan kesempatan dari langit untuk kebangkitan Kekaisaran Bizantium! Karena pada waktu itu, kesatuan militer Thema belum benar-benar menguat. Sebagian besar Gubernur Distrik Militer mungkin tidak benar-benar berniat memberontak, bahkan banyak yang hanya ingin mempertahankan kemakmuran mereka atau status quo. Sebagian besar tidak memiliki pikiran untuk menggulingkan Kekaisaran.
Bisa dikatakan, jika saat itu ingin mengurangi kekuatan warlord, dengan memanfaatkan kesempatan ini, bukan tidak mungkin bisa mencapai terobosan besar!
Asalkan Kekaisaran, setelah gubernur yang menyerah itu mengundurkan diri dengan patuh, dapat mengambil strategi yang benar, mungkin ada harapan besar untuk pekerjaan ini...
Tapi hasilnya, kaisar Kekaisaran saat itu ternyata adalah telur bodoh!
Kaisar Kekaisaran itu tidak hanya kekurangan kebijaksanaan yang cerdas, tetapi juga kekurangan kelapangan dada dan kekuatan mengagumkan yang seharusnya dimiliki seorang raja. Setelah gubernur yang menyerah itu menyerahkan pasukannya dan datang ke Kota Kekaisaran dengan pengawalnya secara patuh, kaisar itu melakukan sesuatu yang dikritik dan diejek keturunannya selama berabad-abad - Untuk menunjukkan wibawa kekuasaan kekaisarannya, dia hampir tidak sabar langsung memerintahkan penangkapan dan penahanan gubernur tersebut! Tiga hari kemudian, gubernur malang itu digantung di tempat eksekusi bersama semua staf yang mengikutinya ke ibukota!
Kaisar sepertinya ingin menunjukkan wibawanya dengan cara kekanak-kanakan ini, berpikir dengan begitu bisa mengintimidasi para gubernur distrik militer yang berniat buruk.
Hasilnya, tindakan bodoh ini tentu tidak mungkin memberikan hasil yang diharapkan sang kaisar...
Para gubernur distrik militer di berbagai daerah yang sebelumnya masih ragu-ragu dan mengamati situasi, serta banyak warlord yang awalnya tidak berniat memberontak, menjadi terstimulasi oleh kejadian ini!
Jika saat itu Kekaisaran bisa memperlakukan gubernur yang menyerah itu dengan baik, memberikan jabatan tinggi dan kehormatan, memberikan perlakuan istimewa yang cukup - meski hanya sekadar pura-pura sebagai fungsi pembuatan citra... Mungkin banyak gubernur distrik militer yang tidak memiliki ambisi terlalu besar akan mengikuti jejaknya. Bagaimanapun - tidak setiap orang memiliki ambisi yang menggebu-gebu.
Bagi kebanyakan orang, bisa memiliki kemakmuran tak terbatas sudah cukup memuaskan sepanjang hidup.
Namun hasilnya, setelah kabar tentang gubernur yang menyerah beserta semua pengikutnya dihukum mati tersebar, seluruh benua pun bergetar!
Pertama-tama adalah para gubernur dari distrik militer lain - para sosok yang sebelumnya hatinya sudah goyah dan ragu - segera membuat keputusan tegas: lebih baik tewas daripada menyerah!
Nasib malang itu ada di depan mata! Sosok yang melepaskan pasukan dan wilayah kekuasaannya itu, begitu tiba di Kota Kekaisaran langsung ditangkap dan dibunuh! Di situasi seperti ini, siapa lagi yang mau melakukan hal serupa kecuali mencari mati?
Meski tidak setiap orang memiliki ambisi besar, banyak yang hanya ingin kemakmuran saja.
Tapi... tidak ada satu pun orang yang ingin mati!
Tindakan absurd Kaisar ini memutuskan sisa-sisa fantasi terakhir para warlord, bahkan justru mendorong sebagian besar warlord untuk tanpa ragu berdiri di pihak yang berseberangan dengan keluarga kerajaan! Mereka yang awalnya tidak ingin memberontak, terpaksa harus melakukannya!
Tidak memberontak berarti mati! Masih ada apa lagi yang perlu diragukan dalam hal ini?
Persis pada momen itulah, ketika distrik militer pertama tiba-tiba mengeluarkan pernyataan terbuka: Untuk memperkuat persenjataan di dalam distrik militer, distrik militer tidak akan lagi membayar pajak kepada pemerintah pusat Kekaisaran...
Ketika orang pertama yang memimpin melakukan tindakan seperti ini, kesatuan militer lainnya mulai meniru, bahkan beberapa daerah mulai mengusir pejabat yang ditunjuk Kekaisaran.
Dalam sekejap, berbagai kesatuan militer memotong pajak fiskal yang seharusnya disetorkan ke pemerintah pusat Kekaisaran. Segera, situasi yang lebih serius terjadi: banyak kesatuan militer mulai bersekutu untuk perlindungan diri. Beberapa kesatuan militer yang berbatasan wilayah, seringkali gubernur-gubernurnya mulai bernegosiasi secara rahasia, lalu membuat perjanjian aliansi untuk bersama-sama menghadapi dan bersatu melindungi diri.
Dengan cepat, mulai bermunculan aliansi-aliansi kecil di seantero benua.
Pada situasi kacau seperti ini, pemerintah pusat Kekaisaran dengan Kaisar yang bodoh itu kembali membuat keputusan salah!
Jika sebelumnya hukuman mati terhadap gubernur yang menyerah itu dimaksudkan untuk menunjukan wibawa kekuasaan kekaisaran - maka menurut para sarjana masa depan, satu-satunya cara benar yang bisa dilakukan Kaisar saat situasi sudah sedemikian parah adalah: memanfaatkan kesalahan!
Mengingat situasi sudah tak terkendali, lebih baik bersikap keras sampai akhir! Saat itu kekuatan nasional Kekaisaran belum merosot seperti sekarang. Keluarga kerajaan masih mengontrol pasukan dalam jumlah signifikan, cadangan fiskalnya juga jauh lebih kuat daripada Kekaisaran Bizantium saat ini!
Memanfaatkan momentum awal sikap keras itu, meski harus mengorbankan energi Langit-Bumi, selagi pemerintah pusat masih memiliki kekuatan, segera luncurkan perang pemadaman pemberontakan!
Jika sudah bersikap keras, maka harus konsisten sampai akhir!
Jika demikian, meskipun Kekaisaran akan menderita kerusakan besar dan trauma perang yang dahsyat setelahnya, tapi... setidaknya dilihat dari situasi saat itu, kekuatan keluarga kerajaan kekaisaran masih bisa mengendalikan para kesatuan militer tersebut.
Tapi hasilnya... tidak!
Kaisar yang menggelikan itu, setelah awalnya bersikap keras, justru ketakutan ketika menghadapi aksi pemberontakan yang dilakukan kesatuan militer di bawahnya!
Jelas, dia hanyalah telur lunak yang berani di luar tapi lemah di dalam. Saat seharusnya bersikap lembut, dia tidak melakukannya. Saat seharusnya tegas, dia pun tak mampu mengeras.
Menghadapi tekanan bergaya garang dari para gubernur di berbagai daerah, kaisar ini langsung menunjukkan kelemahan. Dia sama sekali tidak punya nyali untuk memicu perang, bahkan hanya membiarkan saja praktik pemotongan pendapatan fiskal oleh para gubernur... Takut perang, takut musuh kuat!
Sikap pemerintah pusat Kekaisaran yang seperti ini semakin memperbesar keyakinan para warlord di bawah.
Sejak era itu, pemerintah pusat Kekaisaran semakin merosot hari demi hari. Seandainya sejak awal pemerintah pusat bertekad memadamkan pemberontakan, setidaknya masih punya modal untuk bertarung dalam perang ini.
Tapi setelah kompromi si kaisar pengecut itu, kesatuan militer di berbagai daerah memotong pendapatan fiskal, terang-terangan merekrut pasukan dan memperluas angkatan bersenjata. Sementara pemerintah pusat kehilangan sebagian besar pendapatan fiskalnya, semakin lemah, dan perlahan membentuk situasi "cabang kuat batang lemah".
Setelah itu, ketika para kaisar penerus seperti sosok besar Kaisar Cantos Agung ingin melakukan perubahan, meski memiliki niat untuk menantang warlord daerah, mereka sudah kehilangan kekuatan untuk melakukannya.
Justru setelah momen penting itu, pemerintah pusat Kekaisaran gagal memanfaatkan kesempatan langka tersebut, secara sia-sia menyia-nyiakan situasi yang menguntungkan.
Sejak itu sikap warlord daerah semakin arogan. Aliansi-aliansi kecil yang tersebar di berbagai daerah perlahan berubah menjadi aliansi besar. Tak lama kemudian, Pertemuan Meja Bundar Merah secara resmi dibentuk, dengan anggota pertemuan pertama mencakup hampir separuh lebih gubernur distrik militer saat itu.
Organisasi ini kemudian berkembang menjadi kelompok inti yang menjadi penyeimbang kekuatan keluarga kerajaan.
Selama puluhan tahun terakhir, Pertemuan Meja Bundar Merah mempertahankan solidaritas internal. Setidaknya dalam masalah-masalah penting, mereka selalu menjaga sikap bersatu menghadapi ancaman luar. Secara internal mereka saling memenuhi kebutuhan: Tambang besi berkualitas tinggi dan persenjataan zirah kelas premium dari Distrik Militer Armenia hanya dijual ke anggota meja bundar, bahkan menolak memasok ke pemerintah pusat Kekaisaran!
Solidaritas yang terjaga puluhan tahun inilah yang membuat Gaiya, putra Gubernur Distrik Militer Korsika yang selamat dari bencana dahsyat, secara alamiah menaruh harapan pertolongan pada sekutu-sekutu aliansinya.
Pada hari kekalahan perang dan jatuhnya kota, Gaiya disergap oleh Mannings dalam pertempuran di luar kota. Dengan perlindungan pasukan setia, dia berhasil membuka jalan darah untuk melarikan diri.
Saat itu dia tidak kembali ke kota—setelah kalah dalam pertempuran di luar kota, sebagian besar pasukan telah binasa. Gaiya sadar kota pasti tak bisa dipertahankan, jadi memilih tidak pulang.
Awalnya dia bernawa melarikan diri ke wilayah timur distrik militer untuk mengatur ulang pasukan dan merencanakan kebangkitan kembali. Tapi kecepatan Mannings melampaui perkiraannya!
Mannings langsung merebut ibukota Korsika, setelah menawan Gubernur tua Carlos, segera memerintahkan penyerahan diri.
Gaiya sendiri sebenarnya adalah putra kedua Gubernur! Meski menjabat di militer dan mengendalikan pasukan setia, statusnya tetap hanya sebagai anak kedua.
Selama ini yang berebut hak waris dengannya adalah kakak sulung Cadogo! Putra sulung menguasai politik, adik kedua menguasai militer—fenomena aneh di Distrik Militer Korsika.
Meski Cadogo tewas misterius di jalan menuju perundingan damai (dibunuh dalam penyergapan pasukan Char), menghilangkan musuh terbesar Gaiya dalam perebutan warisan...
Tapi selama hidupnya, sebagai putra sulung Gubernur, Cadogo masih punya banyak pendukung—kebanyakan pejabat daerah dan sedikit pasukan penjaga lokal. Sedangkan pendukung Gaiya adalah pasukan intinya, pasukan elit utama Distrik Militer Korsika.
Namun masalahnya, dalam pertarungan melawan orang Odin, pasukan utama yang setia pada Gaiya justru mengalami kerugian terbesar! Gaiya disergap Mannings dan hampir kehilangan semua hartanya! Setelah pasukan loyalisnya runtuh, ketika dia membawa sedikit orang ke wilayah timur distrik militer untuk mencoba mengkonsolidasi kekuatan lokal... para pejabat setempat justru tidak antusias menyambut putra kedua ini. Mereka semua awalnya mendukung anak sulung Cadogo.
Bahkan ada kabar burung yang menyebutkan bahwa kematian Cadogo mungkin terkait dengan Tuan Muda Gaiya ini.
Dalam situasi seperti ini, sudah bisa ditebak seberapa besar daya panggil Gaiya.
Sementara Mannings bergerak cepat, segera menarik pasukan ke timur dan dengan mudah merebut kota demi kota di Distrik Militer Korsika.
Gaiya dan pasukannya yang melihat situasi memburuk terpaksa kembali melarikan diri.
Kali ini, mereka menaruh harapan permohonan bantuan pada sekutu.
Distrik Militer Bestar terletak di selatan Distrik Militer Korsika, berbatasan sekitar 300 li dengan wilayah tersebut.
Selain itu, wilayah dan populasi Bestar melebihi Korsika, kekuatannya juga lebih unggul, serta posisinya dalam kelompok Meja Bundar Merah lebih tinggi daripada Korsika.
Yang lebih penting, Bestar adalah pendukung setia Ketua Salvador dari Meja Bundar Merah. Sebagai sekutu dekat ketua, tentu menerima perlakuan istimewa besar.
Kesatuan Militer Bestar dan Kesatuan Militer Korsika berbatasan langsung, hubungan historis antara keduanya cukup baik. Sebagai penghasil pangan utama, setiap tahun Kesatuan Militer Bestar melakukan pembelian persediaan makanan dalam jumlah besar dari pihak Korsika, sehingga kedua keluarga ini secara tradisional dianggap sebagai sekutu dekat.
Menghadapi bencana dahsyat yang menimpa orang Korsika, Gaiya secara wajar memilih untuk melarikan diri ke Kesatuan Militer Bestar dalam kondisi Jalan Buntu.
Dengan posisi Kesatuan Militer Bestar yang cukup tinggi dalam hierarki Aliansi, Gaiya berharap insiden kali ini bisa dibawa ke forum Aliansi Meja Bundar Merah untuk memperjuangkan keadilan. Oleh karena itu, meminta bantuan ke Kesatuan Militer Bestar kemudian menjalin kontak dengan organisasi Aliansi menjadi langkah logis yang harus diambil.
Awalnya segala sesuatu berjalan mulus. Setidaknya setelah berhasil melarikan diri ke wilayah Kesatuan Militer Bestar, Gaiya dan rombongan menerima perlakuan istimewa.
Yang menyambut kedatangan Gaiya bukan hanya Gubernur Yuri dari Kesatuan Militer Bestar, tapi juga Nyonya Gubernur yang memesona.
Pada malam kedatangannya di ibukota Kesatuan Militer Bestar, sebuah jamuan minum dengan skala sederhana namun berprotokol tinggi diselenggarakan di kediaman gubernur untuk menyambut kedatangan dan meredakan kejutan Gaiya. Seluruh protokol yang diterapkan setara dengan perlakuan untuk seorang gubernur, menunjukkan bahwa meskipun Kesatuan Militer Korsika secara faktual telah binasa dan Gaiya hanyalah putra kedua seorang gubernur, pihak Bestar secara implisit mengakui status Gaiya sebagai Gubernur Korsika yang baru.
Hal ini sedikit menenangkan hati Gaiya.
Dalam perundingan selanjutnya, Yang Mulia Gubernur Youri dari Kesatuan Militer Bestar tidak berpartisipasi penuh. Ia hanya duduk sebentar lalu pamit dengan alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Peran utama dalam perundingan dengan Gaiya dan yang lain beralih ke Nyonya Gubernur yang memesona.
Justru Gaiya dan yang lain menganggap hal ini wajar.
Karena di seantero benua, tidak hanya di internal Meja Bundar Merah tapi bahkan di kalangan keluarga kerajaan, tersebar lelucon: Kesatuan Militer Bestar memiliki dua gubernur - satu gubernur eksternal dan internal, satu gubernur pria dan wanita, satu gubernur asli dan palsu. Yang pertama merujuk pada Tuan Gubernur Youri, sedangkan yang terakhir adalah sang Nyonya Gubernur.
Nyonya Gubernur ini adalah perempuan perkasa dengan kecerdasan luar biasa dan kebijaksanaan yang mengungguli banyak orang. Konon Gubernur Youri begitu tergila-gila padanya sampai menangis tersedu-sedu, jiwa dan semangatnya terpikat. Segala urutan selalu tunduk pada perintah istrinya, menjadikannya pecundang paling terkenal di benua yang takut pada istri. Bakat Gubernur Youri sendiri tergolong biasa tanpa keunggulan khusus, sepanjang hidupnya pun tak ada prestasi menonjol. Namun satu-satunya hal yang paling membanggakannya adalah keberhasilannya menikahi istri yang luar biasa ini.
Nyonya Gubernur itu bukan hanya cantik luar biasa, tetapi juga memiliki kebijaksanaan dan otak yang membuat orang hormat. Hampir seluruh strategi politik dan militer di Kesatuan Militer Bestar berasal dari tangannya! Seandainya di tempat lain, bagaimana para pejabat dan serdadu penjaga bisa tunduk jika seorang perempuan memegang kekuasaan? Tapi Nyonya Gubernur ini benar-benar berbakat asli dengan metode yang luar biasa. Setelah menikahi Gubernur Yuri, selama bertahun-tahun ia berhasil mengelola Kesatuan Militer Bestar menjadi pasukan kuat dan kuda perkasa! Hampir semua hierarki di sana mengakui kekalahannya, bahkan para prajurit arogan di pasukan pun membungkuk patuh di hadapannya.
Kabar angin menyebutkan kondisi fisik Gubernur Yuri tidak terlalu baik. Pasangan ini seperti pria tua dengan istri muda. Beberapa tahun terakhir matanya sudah rabun, telinganya juga dikatakan agak tuli. Sebagian besar urusan pemerintahan dan pekerjaan dilemparkannya ke istri. Dirinya sendiri setiap hari sibuk memelihara bunga dan burung, menikmati waktu luang.
Hal lain yang membuat orang menghormati Nyonya Gubernur ini adalah: Meski dipercaya suami dan memegang kendali penuh atas kesatuan militer, namun keluarga pihak istri dari faksi Nyonya sama sekali tidak muncul di Bestar! Artinya, ia tidak pernah mengangkat anggota keluarga mertua. Dua saudara laki-lakinya sendiri, satu masih menjadi pegawai kecil di kota kecil wilayah militer, sedangkan saudara lainnya berbisnis mengelola usahanya sendiri tanpa pernah ikut campur urusan pemerintahan maupun militer kesatuan.
Tidak mengembangkan kekuatan keluarga istri, membuat semua pejabat Kesatuan Militer dari atasan hingga bawahan yang awalnya memiliki niat jahat terhadap Nyonya Gubernur ini menjadi sangat lega. Selain itu, dari semua tindakan Nyonya Gubernur ini, setiap kebijakan yang diterapkan selama bertahun-tahun ini hampir semuanya merupakan langkah-langkah yang sangat menguntungkan pengembangan kesatuan militer, sama sekali tidak terlihat seperti mencari keuntungan pribadi atau untuk keluarganya sendiri. Bahkan ada yang berpendapat bahwa "Gubernur palsu" ini hampir merupakan yang terbaik di antara semua Gubernur Kesatuan Militer Bestar sepanjang generasi!
Justru karena bakat Nyonya Gubernur inilah kekuatan Kesatuan Militer Bestar semakin kokoh, sehingga memiliki posisi yang sangat penting dalam Aliansi Meja Bundar Merah, menjadi sekutu kuat Ketua Sidang Salvador - Sebaliknya, jika kamu terlalu lemah, ingin menjadi sekutu orang lain pun mungkin tidak akan dianggap layak.
Tentu saja, Nyonya Gubernur ini juga tidak tanpa penyesalan.
Atau lebih tepatnya, seluruh Kesatuan Militer Bestar sedang khawatir akan satu hal.
Gubernur Yuri telah berusia lebih dari lima puluh tahun, namun hingga kini tidak memiliki anak kandung sama sekali, masalah tidak adanya penerus semakin mendesak.
Tentu saja, ini juga menjadi masalah bagi Nyonya Gubernur... Hanya saja, sebenarnya tidak ada yang akan menuduhnya.
Karena di masa mudanya Gubernur Yuri sangat gemar bercengkerama, pernah memiliki tak terhitung kekasih, sayangnya bahkan para kekasih itu pun tidak ada yang bisa melahirkan seorang anak untuk Yang Mulia Gubernur Yuri.
Terlihat bahwa tanggung jawab atas ketidakmampuan memiliki keturunan mungkin justru ada pada diri Yang Mulia Gubernur sendiri, dan tidak ada hubungannya dengan Nyonya yang cantik ini.
Dan satu tindakan Nyonya ini juga memenangkan hati seluruh hierarki. Untuk memohon agar dewa memberkatinya bisa melahirkan seorang penerus bagi kesatuan militer, Nyonya Gubernur ini pernah pergi ke gereja meminta berkat dewa, bahkan secara pribadi melakukan ritual doa permohonan terberat di gereja - dia mengurung diri di aula doa gereja siang malam berdoa, lebih dari tujuh hari tujuh malam, selama itu bahkan beberapa kali pingsan. Bahkan petugas gereja pada akhirnya menasihati Nyonya ini untuk beristirahat, namun Nyonya Gubernur ini bersikeras menyelesaikan seluruh ritual doa.
Setelahnya dia menderita sakit parah, seluruh tubuhnya menjadi jauh lebih kurus.
Meski belakangan dia tetap tidak berhasil melahirkan anak, tapi seluruh hierarki tidak ada satu pun yang akan menuduh perempuan terhormat ini.
Kehadiran Nyonya Gubernur yang sebenarnya menguasai kekuasaan aktual Kesatuan Militer Bestar ini dalam perundingan dengan Gaiya dkk justru membuat mereka mempercayai itikad baik Bestar - Seandainya Yang Mulia Gubernur Yuri yang sepuh dan tidak mengurus pekerjaan yang muncul sendiri, justru akan membuat orang khawatir apakah orang Bestar sedang mengalihkan perhatian.
Saat pertemuan itu, Nyonya Gubernur yang cantik pertama-tama menghibur Gaiya yang linglung dengan sikap tenang yang menyejukkan, kemudian mengecam keras pengkhianatan orang Odin dengan kata-kata tajam yang tak coba disembunyikan. Dia juga menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa Kesatuan Militer Bestar tidak pernah meninggalkan tradisi membantu sekutu, dan pasti akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk membantu sekutu yang sedang dalam kesulitan.
Terhadap permohonan Gaiya dan kawan-kawan agar Kesatuan Militer Bestar memberikan dukungan kepada Distrik Militer Korsika dalam Aliansi, Nyonya Gubernur langsung menyetujui tanpa ragu, bahkan menyebut ini sebagai hal yang sudah seharusnya dilakukan.
Setelah itu, di bawah arahan Nyonya Gubernur, Gaiya dan rombongan tinggal di ibukota Bestar. Mereka mendapat sebuah kediaman megah yang pantas dengan status Gaiya, dilengkapi banyak pelayan untuk melayani mereka. Nyonya Gubernur sendiri hampir setiap hari datang mengunjungi Gaiya, terus memberikan kata-kata penghiburan dan dorongan semangat.
Dia juga mengungkapkan sudah meminta Gubernur Yuri membuat dokumen resmi yang akan secepatnya dikirim ke tim Aliansi di luar Kota Osgilia. Dalam dokumen itu, mereka mendesak Aliansi harus mendukung upaya orang Corsica memulihkan kesatuan militernya, sekaligus mengambil tindakan tegas terhadap orang Odin.
Segalanya seolah bergerak sesuai dengan skenario terbaik yang direncanakan Gaiya dan kawan-kawan...
Tapi, dalam satu malam, semua ini tiba-tiba berbalik 180 derajat!
