Di Kota Chuck, orang-orang Odin sedang asyik bercanda sementara pasukan tambahan bermalas-malasan. Situasi yang sebelumnya terkesan harmonis.
Suara terompet militer dari luar kota yang ternyata adalah tanda pengumpulan pasukan Bizantium, langsung menghancurkan ketenangan di dalam kota!
Meski sistem militer Odin agak kacau, insting bertarung ganas mereka tak pernah hilang. Mendengar tanda perang, seketika para pemimpin berubah pucat lalu mulai berteriak-teriak.
Para prajurit Odin yang sedang bercanda di bawah langsung berhenti. Minuman keras tak lagi diminum, daging tak lagi dimakan. Prajurit Odin yang tadi masih telanjang menggosok tubuh dengan es, buru-buru berlari menuju barak!
Meski agak berantakan, tapi di bawah siulan nyaring sang pemimpin, beberapa saat kemudian, hampir semua prajurit Odin telah berhamburan keluar kembali dan mulai berbaris rapi membentuk formasi.
Orang Odin dalam berperang, sejak dulu tidak terlalu memperhatikan taktik atau formasi, bahkan perlengkapan pun sering diabaikan. Kekaisaran Odin yang terletak di utara yang keras dan dingin, dengan sumber daya yang langka, tak pernah terkenal akan persenjataan yang canggih. Seperti tentara Bizantium yang menggunakan zirah besi berkualitas tinggi, bagi pasukan Odin hal itu merupakan kemewahan yang sulit dijangkau!
Prajurit Odin sejak dahulu mengandalkan keberanian individu! Seorang prajurit Odin yang sedang bersemangat, meski bertelanjang dada, asal membawa kapak berat, berani menerjang formasi pasukan Bizantium! Bakat ras alami orang Odin membuat fisik mereka jauh lebih kuat dibanding Bizantium, banyak prajurit berpostur punggung harimau dan pinggang beruang. Bagi orang Odin, orang Bizantium hanyalah domba gemuk yang mengandalkan kekayaan dan persenjataan mewah. Jika bertarung murni mengandalkan kemampuan, mana mungkin prajurit Bizantium bisa menandingi pejuang Odin.
Secara tradisional, dalam hal kekuatan tempur per individu, satu prajurit Odin bisa dengan mudah mengalahkan tiga prajurit Bizantium!
Pada titik ini, meski suara terompet perang tentara Bizantium telah bergema di luar kota, pasukan Odin di dalam kota tetap tidak gentar meski terkejut. Banyak yang tak bisa menahan keheranan: Bukankah kabarnya pasukan utama Bizantium sedang bertarung melawan kepala suku Mannings di barat? Kok bisa ada tentara Bizantium yang sampai ke sini?
Tapi entah datang atau pergi, orang Odin hanya punya satu pikiran polos: Tak peduli banyak alasan! Kalau sudah datang, langsung gebuk habis sialan!
Secara bawaan, orang Odin memang meremehkan orang Bizantium. Apalagi pasukan bawaan dan pasukan menyerah di kota ini, sama sekali dianggap sampah. Seandainya pemimpin yang cerdik, pasti akan mengorbankan pasukan menyerah itu sebagai umpan meriam. Entah menang atau kalah, setidaknya bisa mengukur kekuatan musuh atau mengikis tenaga mereka.
Tapi kebanggaan sudah mengakar dalam diri orang Odin ini. Sama sekali tak terpikir untuk memanfaatkan pasukan bawaan. Mereka hanya berbaris rapi, lalu atas perintah pemimpin, langsung berlari keluar kota menghadang musuh.
Mannings cukup menghargai pentingnya Kota Chuck. Lokasinya strategis untuk mengawasi Distrik Militer Korsika – wilayah yang baru ditelannya itu. Banyak area di Korsika masih belum stabil. Begitu ada gejolak, pasukan di sini bisa langsung dikirim untuk memadamkan pemberontakan.
Jadi dari seribu pasukan Odin yang ditempatkan di Kota Chuck ini, ternyata lima ratus di antaranya adalah pasukan berkuda! Itu pun semuanya prajurit berkuda rusa elit bangsa Odin!
Begitu orang Odin keluar dari kota saat ini, terlihat di seberang sana benar-benar ada pasukan yang mengibarkan bendera Tentara Bizantium, telah berbaris rapi di padang terbuka di luar kota!
Pemimpin pasukan Odin di dalam kota melihat ini, namun tak bisa menahan rasa meremehkan yang muncul dalam hatinya.
Dia sendiri adalah prajurit berpengalaman dalam pasukan Odin yang terbiasa berperang. Pasukan musuh yang datang ini dari penampakannya jumlahnya tidak banyak, menurut pengalamannya, paling banyak takkan melebihi seribu pasukan berkuda - meskipun kavaleri, tapi dia punya lima ratus prajurit berkuda rusa elit Odin di tangannya, mana mungkin menganggap penting kavaleri Bizantium yang kurang dari seribu itu?
Sepanjang sejarah dalam benak orang Odin, di antara tentara Bizantium, hanya Kavaleri Rodrian yang bisa menyaingi pasukan elit negeri mereka, sementara pasukan lainnya sama sekali tidak dianggap penting.
Dalam kondisi normal, lima ratus prajurit berkuda rusa Odin bahkan berani menghadapi dan menghancurkan formasi musuh meski melawan lebih dari seribu kavaleri Bizantium, lalu memenangkan pertempuran!
Apalagi saat ini sedang musim dingin, orang-orang Bizantium yang lemah ini datang bertempur di luar kota dengan prajurit Odin dalam cuaca seperti ini, pasti otak mereka sudah rusak!
Sang Pemimpin Odin tersenyum penuh kebanggaan, telah memerintahkan pasukan berkuda untuk berbaris rapi bersiap charge. Hanya ingin menghancurkan Pasukan Bizantium yang tak tahu diri ini dengan satu kali serbuan. Dalam hatinya, hasil pertempuran ini bahkan tak perlu dipikirkan. Satu-satunya masalah hanyalah bagaimana melakukan pengejaran setelah menghancurkan musuh.
Tepat di saat ini, terompet militer Pasukan Bizantium di seberang akhirnya berhenti berbunyi.
Pasukan Bizantium yang hanya terdiri dari ratusan kuda itu berbaris di padang terbuka dalam keheningan total. Kuda-kuda tidak meringkik, prajurit-prajurit tidak bersuara. Heningnya sampai membuat bulu kuduk merinding!
Hanya baju besi para prajurit berkuda yang memantulkan kilau dingin di tengah hamparan es dan salju. Dinginnya menyilaukan mata!
Seekor kuda hitam berotot melesat dari samping formasi perang, berlari bolak-balik di depan barisan Pasukan Bizantium, akhirnya berhenti di tengah-tengah. Di atas punggung kuda itu, sosok berjubah putih dengan baju besi berat di bawahnya, memegang palu bermata di tangan - dialah Nenei!
Nenei menarik napas, lalu perlahan menurunkan penutup wajah di helmnya. Busur diangkat, anak panah dipasang...
Syu!
Sebuah anak panah taring serigala menancap tepat di tengah-tengah medan perang antara kedua pasukan.
Melihat ini, pasukan Odin di bawah gerbang kota langsung ribut. Banyak prajurit Odin menunjukkan wajah murka, beberapa bahkan langsung memaki keras.
Ternyata tindakan Nenei ini adalah sikap yang biasa digunakan dalam pasukan kedua negara.
Perwira pengganti di pasukan saat kedua pasukan bertikai, terutama kavaleri, menembakkan anak panah di tengah medan perang - itu adalah isyarat standar untuk mengajak bertempur!
Artinya: Tak perlu banyak bicara, mari berbaris rapi! Pasukan kavaleri besar akan saling beradu kekuatan mentah di depan, bertempur sampai lautan darah mengalir - lihat siapa yang lebih tangguh!
Orang Odin selalu meremehkan tentara Bizantium, menganggap pasukan Bizantium saat bertempur di luar kota kebanyakan hanya bertahan dalam formasi, cuma bisa meringkuk dihajar charge prajurit Odin.
Tapi tak disangka, perwira pasukan Bizantium di seberang ini justru berani, bahkan berpose menantang duel - kedua pasukan saling berlawanan arah?!
Seluruh pasukan Odin ribut, sang pemimpin langsung berkobar aura perangnya. Setelah menjerit beberapa kali, ia segera perintahkan kavaleri mulai berkumpul perlahan di bagian tengah depan dari dua sayap, mengambil posisi charge.
Berani ya memang! Tapi biar kami tunjukkan pada domba-domba Bizantium ini, keberanian saja tak ada gunanya!
Pertarungan frontal saling beradu kekuatan mentah antara dua pasukan, di seluruh Kekaisaran Bizantium, selain Kavaleri Rodrian, benar-benar tak ada satupun pasukan yang berani melawan orang Odin seperti ini!
Di medan perang, kedua pasukan mulai mundur perlahan, menjaga jarak.
Kavaleri kedua pihak telah selesai berbaris rapi dengan perlahan...
Pada titik ini, tepat di siang hari, langit yang sebelumnya suram sepanjang pagi tadi, tiba-tiba menyemburkan secercah sinar matahari langit melalui celah-celah awan hitam. Cahaya keemasan ini seolah muncul dari balik tumpukan awan pekat, menyinari pusat medan perang! Sinar keemasan yang jatuh di atas hamparan es putih ini menciptakan atmosfer aneh yang tak tergambarkan...
Kedua pasukan kuda perang telah dikonsolidasi. Dari pihak tentara Bizantium, bunyi terompet perang bergema. Nenei di barisan paling depan menggeram keras, memacu kudanya maju terdepan. Ratusan prajurit berkuda di belakangnya membentuk formasi anak panah standar kavaleri berat kekaisaran, derap kuku kuda bergemuruh seperti ledakan menghantam maju!
Di pihak Odin, sang pemimpin juga meneriakkan pekikan. Semua prajurit Odin mengeluarkan auman kemarahan dari rongga dada, kemudian pasukan berkuda rusa langsung menyerbu! Ratusan prajurit berkuda rusa yang berlari kencang menciptakan momentum yang luar biasa dashyat. Rusa kutub sebagai kendaraan perang memang secara alami lebih berotot dibanding kuda Bizantium, memiliki kapasitas beban dan kekuatan dash yang lebih besar! Kombinasi berat badan dan kekuatan fisik membuat serbuan kavaleri mereka secara bawaan 3 poin lebih kuat dari pasukan berkuda biasa! Selama ini memang menjadi senjata paling mematikan Odin dalam menghancurkan musuh di medan terbuka!
Meskipun saat ini jumlah pasukan berkuda Odin berada dalam kekurangan, lima ratus prajurit berkuda mereka bahkan bisa mengalahkan tiga kali lipat kavaleri Bizantium, apalagi jumlah musuh hanya sedikit lebih banyak dari mereka.
Di padang terbuka luar kota, kedua pasukan berkuda yang saling bertabrakan bagaikan dua arus zaman, menyerbu dari dua arah sekaligus. Gemuruh derap kuku kuda menggelegar membelah langit dan bumi! Salju putih beterbangan di padang, tersapu oleh injakan kaki rusa dan kuda yang berlarian kencang!
Kedua pasukan berkuda itu bagaikan aliran besi cair, akhirnya bertabrakan dengan keras di tengah medan perang!
Seketika, percikan bunga api beterbangan di mana-mana!!
Di tengah gemuruh suara, barisan depan kedua pasukan telah saling menghantam. Terdengar suara prajurit terjungkal, senjata saling berbenturan, prajurit jatuh dari kuda dengan suara gedebuk, suara tumpul senjata menghantam tubuh, dan jeritan prajurit yang terinjak-injak kuda...
Kedua belah pihak bertarung tanpa ampun. Dalam pertarungan frontal seperti ini, tidak ada ruang untuk trik licik. Yang diadu adalah kekuatan tempur sesungguhnya!
Namun di detik pertama tabrakan dua arus besar itu, sesuatu yang membuat pasukan Odin di belakang hampir copot bola mata terjadi!
Hanya dalam sekali kontak, kebanggaan yang selama ini dipegang erat oleh orang Odin seolah hancur berkeping-keping seketika!
Kavaleri kedua pihak bertabrakan dengan keras, pada gelombang benturan pertama, barisan depan langsung dipenuhi bayangan prajurit yang berjatuhan dari kuda! Namun yang membuat orang Odin hampir terbelalak adalah, hampir semua yang jatuh adalah prajurit berkuda rusa Odin!
Saat benturan terjadi, kavaleri rusa Odin di barisan terdepan yang terlihat gagah bagai arus deras, tiba-tiba terkoyak oleh formasi tombak kavaleri Bizantium! Prajurit rusa Odin di baris depan, bahkan tak sempat berteriak, sudah berjatuhan seperti dedaunan dalam pertarungan pertama!
Kavaleri Bizantium itu bagai palu berat penghancur segalanya, menghantam jantung formasi serbu kavaleri rusa Odin. Dalam gemuruh derap kaki kuda, momentum charge Bizantium menghancurkan formasi pasukan rusa Odin. Malangnya pasukan rusa itu, bagaikan patung kertas, remuk seketika di bawah hantaman kavaleri Bizantium!
Ratusan prajurit berkuda jatuh hanya dalam satu charge! Sisanya segera ditelan arus deras kavaleri Bizantium yang menyusul dari belakang!
Pasukan kavaleri Bizantium ini kuatnya seperti bukan manusia!!
Kuda-kuda perang yang berotot secara berlebihan itu, dampak jatuhnya hampir lebih kuat beberapa level dibandingkan rusa kutub! Para prajurit berkuda di punggung kuda itu, seluruh tubuhnya mengenakan baju besi, memegang senjata berat. Yang paling mengerikan, bahkan kudanya pun dilapisi armor!
Armor manusia dan armor kuda. Setiap prajurit berkuda praktis menjadi benteng baja bergerak! Lebih menakutkan lagi, beban sebesar ini jika dikenakan pada kuda perang biasa, pasti sudah terjungkal! Tapi kuda-kuda Bizantium itu masih bisa melaju kencang seperti terbang!
Beban sebesar ini namun masih bisa berlari secepat itu, kekuatan benturannya nyaris tak mungkin ditahan manusia! Ratusan kavaleri berat yang luar biasa kuat ini, dengan formasi rapat menerjang bagaikan dinding baja yang mendorong rata dengan dahsyat! Pasukan berkuda rusa kebanggaan orang Odin hampir hancur seketika!
Pasukan berkuda Bizantium ini, setiap prajuritnya memiliki keberanian yang luar biasa. Di barisan belakang pasukan infanteri Odin, setiap orang Odin menyaksikan pemandangan yang tak terduga!
Saat kavaleri berat Bizantium yang melakukan charge paling depan bertabrakan dengan prajurit berkuda rusa mereka sendiri, kuda perang raksasa itu menghantam bagaikan benteng baja! Prajurit berkuda rusa di depannya hampir langsung terlempar saat pertama bertabrakan! Prajurit Odin di atas punggung kuda jatuh terbalik ke tanah tanpa sempat berteriak, bahkan beberapa rusa tunggangan langsung terhantam oleh pasukan berkuda musuh hingga terpental menyamping!
Dampak jatuh sekuat ini, selain kata "hentai", benar-benar sulit mencari deskripsi lain yang tepat!
Kasihan orang Odin yang terkenal dengan prajurit berotot dan keberaniannya, tapi pasukan berkuda Bizantium ini justru lebih Odin daripada orang Odin sendiri! Setiap prajurit berkuda seolah memiliki kekuatan tak terbatas, baik dari postur tubuh yang berotot maupun tingkat keberaniannya, sampai-sampai orang Odin yang melihatnya bulu kuduk merinding!
Dengan baju besi seberat ini yang menempel di tubuh, mereka bagaikan gumpalan besi berjalan! Tapi saat charge, palu bermata berat di tangan mereka masih bisa diayunkan dengan gesit!! Duduk di atas kuda, mereka bisa mengayunkan senjata ke kiri-kanan untuk menghantam lawan!
Setiap orang Odin yang terkena pukulan hampir dipastikan remuk tulang. Jika kepalanya yang kena, otaknya langsung berhamburan membuat tengkorak besar itu mirip semangka yang dihancurkan palu!
Ada yang melihat, palu besi kavaleri Bizantium yang diayunkan bisa membuat prajurit berkuda Odin di punggung rusa terlempar langsung ke belakang, terbang beberapa meter baru mendarat!
Kekuatan seperti ini! Mana mungkin dimiliki oleh prajurit berkuda biasa??!!!
Satu pertarungan pertama!
Hanya dalam satu pertarungan pertama!
Lima ratus prajurit berkuda rusa Odin yang menyerbu, hampir langsung hancur berantakan hanya dalam sekali serangan! Begitu cepat sampai membuat orang tercengang! Begitu cepat sampai mata tak sempat mengikuti!
Bahkan lebih cepat... membuat infanteri Odin di belakangnya geram dan sedih!
Karena dalam sekali kontak, pasukan berkuda mereka sendiri sudah dihancurkan oleh musuh, derap kaki kuda yang gedorrr sudah hampir menyentuh hidung mereka!
Pasukan berkuda rusa mereka kalah terlalu cepat! Begitu cepat sampai tak sempat memberi waktu persiapan sedikitpun untuk infanteri Odin di belakang!
Arus deras serangan kavaleri berat Bizantium nyaris tak terhentikan, langsung menghantam ke depan!
Sisa pasukan infanteri Odin yang sudah membentuk formasi, saat ditabrak kavaleri Bizantium yang berada di depan, langsung terkoyak membuka beberapa celah!
Dampak jatuh kavaleri ini benar-benar luar biasa kuat! Barisan depan kavaleri menabrak antrian prajurit infanteri Odin, dalam sekejap terlihat seorang prajurit berkuda menerobos formasi, beberapa prajurit Odin langsung terlempar ke belakang. Ada yang tulang-tulangnya remuk seketika, bahkan ada yang mati muntah darah tanpa sempat berteriak!
Rombongan prajurit Odin yang terkenal dengan kekuatan kasar dan keganasan, di depan mata kavaleri ini hanyalah seperti boneka mainan dari kertas dan tanah liat!
Kavaleri berat bagai angin kencang menerjang formasi infanteri Odin. Hanya dengan satu charge, formasi musuh langsung ditembus dan dihancurkan! Pasukan Odin hanya bisa melakukan jerit terakhir dengan perlawanan sengit. Namun yang membuat putus asa, keunggulan utama keberanian yang selama ini dibanggakan, ternyata sama sekali tak berarti di hadapan lawan ini. Para prajurit terbaik mereka yang mengayunkan kapak dan palu bermata, justru dipukul balik dengan mudah. Senjata dan tubuh mereka remuk bagai tulang-tulang yang dihantam batu!
Bahkan ada prajurit Odin yang, dalam keadaan sekarat, mengayunkan kapak perang mencoba mati bersama musuh. Namun kavaleri di atas kuda hanya menyapu tatapan dingin mereka. Palu bermata kavaleri menghantam, tubuh orang Odin yang rapuh seperti ranting kering! Senjata mereka patah, tubuh langsung terlempar sebelum sempat mendarat, dan sudah menghembuskan napas terakhir!
Kavaleri yang kuat hingga menakutkan ini hanya butuh satu charge untuk menghancurkan sepenuhnya 1.000 pasukan Odin!
Tingkat kemudahannya persis seperti adu kekuatan antara pria raksasa dan anak kecil!
Pertarungan dari awal sampai akhir hanya memakan waktu beberapa menit. Kavaleri Bizantium langsung mulai membersihkan medan perang. Mereka dengan cepat membagi beberapa tim kecil untuk mengejar-ngejar prajurit Odin yang kalah. Sebagian lagi memperlambat kuda, menyisir jalanan untuk mencari prajurit terluka Odin yang masih bernapas - langsung ditambah satu pukulan palu!
Ini bukan perang lagi, melainkan pembantaian belaka!
Ketika pertarungan hampir berakhir, kavaleri Bizantium mengirim tim kecil untuk membersihkan sisa-sisa. Di atas tembok kota, pasukan taklukan yang bergabung hanya bisa terpana menyaksikan!
Pertarungan habis-habisan tadi ini, hampir menghancurkan sepenuhnya segala pengetahuan yang ada dalam hati mereka! Pasukan Odin yang terkenal ganas dan berani, justru dihancurkan dengan mudah oleh tentara Bizantium melalui metode saling beradu kekuatan mentah tanpa trik sama sekali!
Yang lebih mengerikan, orang-orang Odin kalah dengan begitu total dan menyedihkan! Hampir tidak memiliki dasar sama sekali untuk membalas!
Saat mereka belum sepenuhnya sadar, kavaleri Bizantium yang ajaib dan kuat secara tidak wajar ini sudah dengan gagah memasuki kota!!
Tanpa perintah, tanpa keraguan, pasukan pendukung di atas tembok kota hampir satu tim demi satu tim berlari turun dengan penampilan buruk, langsung melempar senjata mereka dengan suara PING PANG, lalu berderet menundukkan diri di pinggir jalan. Pertarungan tadi benar-benar membuat empedu beku!
Menyaksikan kavaleri ini masuk kota, tak satu pun prajurit pendukung berani mengangkat kepala untuk mencuri pandang ke sorot mata para penunggang kuda itu!
Ini, ini bukan kavaleri biasa! Mereka bagaikan ratusan dewa pembunuh!!
※※※
Char masuk kota di bagian belakang rombongan, dikelilingi belasan pengawal pribadi.
Pertempuran tadi berjalan terlalu mudah, bahkan Char sendiri terdiam kaku!
Kavaleri ini dibangunnya dari nol, hampir menghabiskan semua aset untuk memperkuatnya! Dalam hatinya dia sudah tahu pasukan ini sangat kuat, luar biasa kuat!
"Tapi toh belum pernah mengalami pertempuran nyata, bahkan Char sendiri tak menyangka pasukan kavaleri ini ternyata begitu kuat!!"
Delapan ratus lawan seribu, satu kali charge langsung menghancurkan musuh! Dan yang dihadapi bukan pasukan kacangan, melainkan Pasukan Salju Merah Odin yang elite!
Meski dewasa lawan pramuka, mungkin tak semudah ini?!
Saat Char berkuda masuk kota, jelas terasa rasa hormat mendalam dari pasukan bawahan yang bersimpuh di pinggir jalan menyerah.
"Sial, aku meremehkan kekuatanku sendiri... Pasukan sekuat ini, bahkan jika bertemu pasukan utama Mannings pun bisa menghajar mereka... Rupanya rencana ini perlu sedikit penyesuaian."
Setelah menguasai markas Odin di kota dengan mudah, Char segera mengatur strategi: hanya kirim 50 prajurit berkuda untuk mengumpulkan pasukan yang menyerah, sementara pasukan utama masuk ke markas Odin kecuali yang mengejar sisa pasukan Odin di luar kota.
Di markas, asap dapur pasukan Odin masih mengepul. Periuk berisi sup daging pekat, daging panggang renyah, semua jadi santapan gratis untuk pasukan Char.
Seluruh pasukan dipenuhi moral yang membara!
“Ternyata, Char tidak menyangka, bahkan para prajurit berkuda ini sendiri pun tidak menyangka, pertempuran ini bisa dimenangkan dengan mudah seperti ini! Kekuatan diri mereka sendiri bahkan jauh melampaui perkiraan mereka!”
“Ketika angka kerugian perang dilaporkan ke tangan Char, dia pun terpaku!”
“Delapan ratus pasukan berkuda melawan seribu pasukan elit Odin, hasil akhirnya tidak ada satupun yang gugur di pihak kami! Hanya sekitar tiga puluh yang terluka, itupun luka ringan! Hanya karena kuda-kuda kami tersandung bangkai prajurit Odin dan rusa kutub yang bertebaran di medan perang saat saling bertubrukan.”
“Proporsi seperti ini membuat Char yang sudah sangat optimis pun hampir terbelalak matanya!”
“Sial, modal yang gua tanam besar-besar, imbalannya beneran luar biasa dahsyat!”
“Dia menarik napas panik, lalu segera mendengar suara Dora di dalam hatinya.”
“Nak, jangan terlalu jumawa... Pasukan berkuda yang kau bentuk ini seharusnya tidak ada di dunia ini! Kekuatan yang keterlaluan kuat begini, bisa-bisa nanti malah undang masalah besar! Jangan senang dulu.”
“Char terdiam sejenak, akhirnya menghela napas: 'Benar... Pasukan ini memang seharusnya tidak pernah ada di dunia.'”
“Bab 432 Kematian Pria Sejati (Satu)”
“Char jelas-jelas menyadari hal ini dalam hati.”
Pertempuran ini berlangsung epik, kemenangan yang memuaskan. Kekuatan tempur 800 pasukan berkuda ini nyaris tak terbantahkan, bahkan terkesan menyimpang... Tapi pasukan berkuda sebanyak ini, dia takkan bisa mereplikasinya lagi bahkan satu tim kecil sekalipun!
Bukan karena alasan lain, hanya karena seperti yang dikatakan Dora: Pasukan berkuda seperti ini seharusnya tidak ada di dunia ini!
Untuk membangun 800 pasukan berkuda perkasa ini, biaya yang dikeluarkan Char juga sangat mewah sampai nyaris dikutuk langit!
Untuk memahami bagaimana bawahan Char membentuk tentara sekuat yang tak terbayangkan ini, kita harus mulai dari awal.
Beberapa bulan sebelumnya, ketika Merlin datang ke Kota Danzeer, kedamaian hidup Char dihancurkan oleh ibu angkatnya yang hentai ini.
Yang paling celaka, Merlin mungkin terlalu terbiasa memerintah si bajingan Duoduo Luo - dalam hal daya tahan dan tingkat kepatuhan, plus kemampuan menjilat, di antara semua bawahan Char, bajingan ini memang nomor satu.
Rasa takut Duoduo Luo pada Merlin terukir dalam-dalam di tulang sumsumnya. Dari rasa hormat yang dipuja, mungkin hanya tiga puluh persen, tapi ketakutan mencapai tujuh puluh persen. Duoduo Luo yang malang hidup dalam tekanan Merlin setiap hari. Meski Merlin terlihat berperangai aneh dan pemarah, sebenarnya dia cukup peduli pada si nak Char ini.
Terutama, belakangan, Duoduo Luo tidak sengaja membocorkan beberapa rahasia Char: terutama kereta kuda yang disembunyikan Char di kediaman penjaga!
Apa yang ada di dalam kereta kuda? Semua itu adalah harta karun hasil utak-atik goblin kuno yang dijarah Char dan Hasting dari istana bawah tanah goblin kuno itu.
Di antaranya, Pohon Benteng Perang telah dikembangkan Char di medan perang. Penggunaan pertamanya langsung membuat orang Odin berdebu, sekaligus mengukuhkan nama "Penyihir Besar Berjubah Putih" Duoduo Luo.
Selain Pohon Benteng Perang, barang penting lain yang dijarah Char dari reruntuhan goblin kuno itu adalah "Buah Otot"!
Buah Otot ini merupakan hasil penelitian yang sangat penting dari goblin kuno.
Perlu diketahui, di era kuno, meski goblin merupakan kelas yang menguasai berbagai ras dengan otak cerdas dan peradaban paling maju, tapi kelemahan ras bawaan mereka tak bisa terhapuskan.
Para goblin kuno yang paling cerdik itu, selain berkutat pada Projek Penciptaan Dewa, juga terus berusaha keras meneliti cara menutupi kelemahan bakat ras mereka.
Salah satu fokus pentingnya adalah upaya memperbaiki kekuatan tempur ras goblin itu sendiri.
Ras goblin secara alami memiliki kondisi fisik yang jauh lebih lemah dibandingkan ras lainnya. Jangankan dibandingkan dengan Long yang merupakan ras dengan tubuh terkuat, bahkan jika dibandingkan dengan ras kurcaci atau ras spirit yang berada di tingkat bawah, mereka masih terlalu jauh tertinggal. Bahkan dibandingkan dengan ras manusia yang tidak terkenal akan fisiknya, tubuh goblin tetap terlihat terlalu lemah.
Saat bertempur, prajurit goblin yang bertubuh pendek memiliki stamina, kekuatan, dan semua aspek lainnya yang cenderung berada dalam posisi sangat inferior. Jika terjadi perang dengan ras lain, hanya dalam hal pertarungan tangan kosong saja mereka sudah terlalu merugi.
Meskipun goblin memiliki senjata paling canggih, bahkan benda kuat seperti Meriam Sihir, upaya untuk menutupi kelemahan fisik bawaan mereka tetap menjadi arah penelitian utama para sarjana goblin yang pintar.
Dalam latar belakang seperti ini, pengembangan Buah Otot merupakan terobosan besar goblin di bidang ini!
Menurut penjelasan Hasting yang pernah didengar Char, efek Buah Otot benar-benar merupakan harta karun untuk pertempuran fisik! Setelah menggunakan Buah Otot, kekuatan dan semua aspek kemampuan tempur individu tersebut akan meningkat secara berlipat ganda! Bahkan dalam pertarungan, efeknya mirip dengan keganasan: ketika menerima damage, justru dapat melepaskan kekuatan yang lebih dahsyat! Semakin kuat semakin bertarung!
Bisa dikatakan, Buah Otot jika digunakan dengan tepat dapat melatih sekelompok prajurit kuat yang ahli dalam pertarungan tangan kosong dengan kewaspadaan tinggi. Individu prajurit yang telah dimodifikasi melalui Buah Otot ini akan mengalami peningkatan kekuatan dan stamina hingga berkali-kali lipat, bahkan dalam pertempuran dapat memunculkan potensi luar biasa yang mengejutkan.
Satu-satunya efek samping adalah jika digunakan berlebihan melebihi batas toleransi individu yang ditanami, akan menyebabkan keruntuhan fisik pada individu tersebut.
Setelah mendapatkan Buah-Buah Otot ini, Char sempat berpikir matang tentang bagaimana memanfaatkan harta karun ini secara optimal untuk mencapai efisiensi maksimal.
Setelah penelitian mendalam, dia menyadari satu masalah: Buah Otot adalah ciptaan para goblin kuno. Karena goblin memiliki konstitusi fisik yang rapuh secara alami, batas penggunaan Buah Otot dengan dasar fisik goblin tentu sangat rendah. Namun manusia yang secara bawaan memiliki fisik lebih kuat dari goblin, jelas dapat menahan tingkat batas yang lebih tinggi saat ditanami Buah Otot!
Perbedaan dasar pada setiap individu dapat menghasilkan hasil yang berbeda.
Lalu... jika objek yang ditanami memiliki konstitusi fisik melebihi manusia biasa, apakah efek Buah Otot akan lebih baik?
Otak Char sangat lincah. Dengan cepat dia menemukan ide keterlaluan yang berani!
Total Buah Otot yang berhasil dijarah sebelumnya hanya sekitar empat puluhan butir.
Perlu diketahui, goblin kuno menghabiskan tenaga dan kerja keras yang tak terhitung, akhirnya hanya menghasilkan sedikit barang ini. Bisa dibilang ini adalah kristalisasi upaya seluruh klan.
Tepat ketika Char pusing memikirkan cara menggunakan benda-benda ini, Merlin muncul. Setelah menginterogasi Duoduo Luo dan mengetahui "koleksi pribadi" Char ini, campur tangan Merlin yang hampir setara grandmaster dalam penelitian magis kontemporer segera memberikan bantuan besar padanya.
Bagi Merlin, dia sangat tertarik dengan hasil penelitian goblin kuno ini - ini adalah insting bawaan penyihir ulung. Benda-benda ini segera menjadi mainan favoritnya.
Dengan cepat dia membongkar satu Buah Otot di laboratorium sihirnya untuk diteliti secara menyeluruh. Kemudian pada eksperimen pertama, Merlin sendiri pergi ke Padang Api Liar untuk menangkap beberapa binatang iblis berotot sebagai objek percobaan.
Proses eksperimen pertama ini disaksikan langsung oleh Char!
Seekor singa buas dewasa berotot menjadi korban percobaan pertama - makhluk ini terkenal dengan kekuatan fisiknya yang dahsyat, cakar tajam yang bisa merobek baju besi prajurit. Seekor singa buas dewasa bisa dengan mudah merobek-robek gajah yang dua kali lebih besar darinya!
Merlin memurnikan sebuah Buah Otot menjadi sebotol kecil cairan iblis. Pada percobaan pertama, hanya beberapa tetes diberikan pada seekor singa buas dewasa. Hasilnya, di bawah pengamatan langsung Xia Ya, singa percobaan itu langsung mengalami perubahan aneh! Binatang buas yang gelisah ini dalam waktu singka t tubuhnya mulai mengembang. Tubuh yang awalnya sudah cukup berotot, tulang-tulang dan ototnya mulai membesar dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang, menjadi semakin besar dan padat!
Kemudian makhluk yang terkurung dalam kandang ini tiba-tiba mengamuk, bahkan dengan mudah merobek jeruji besi sebesar lengan yang membentuk sangkarnya lalu kabur!! Menyebabkan kecelakaan cukup serius yang hampir melukai beberapa penjaga di markas pertahanan.
Setelah membunuh binatang iblis ini, Merlin membutuhkan beberapa hari untuk akhirnya sepenuhnya memahami zat ini dan menemukan rasio pengenceran terbaik.
Lalu, Xia Ya membuat sebuah pilihan!
Jika Buah Otot digunakan langsung pada manusia... mungkin bisa meningkatkan kondisi fisik dan kekuatan seseorang secara berlipat ganda. Tapi karena fisik manusia sendiri bukan termasuk ras yang kuat, pembatasan skala dasar membuat tingkat peningkatannya tidak terlalu optimal.
Merlin pernah berkata, meski diberikan pada prajurit kuat yang telah menjalani latihan fisik ekstrem dan peningkatan kondisi tubuh yang signifikan, efeknya hanya bisa meningkatkan stamina dan kekuatan sekitar tiga kali lipat. Jika lebih dari itu, akan memicu efek samping di mana tubuh tidak mampu menahan batas maksimal penguatan, menyebabkan keruntuhan fisik!
Setelah berpikir matang, Char mengajukan ide berani: Kalau efeknya pada manusia masih belum optimal, mungkin nilai gunanya akan lebih terasa jika... diberikan pada kuda perang!
Kekuatan alami kuda jelas jauh melebihi manusia. Bagi prajurit berkuda, hampir tujuh puluh persen kekuatan tempur berasal dari kendaraan yang ditunggangi!
Setelah mengonsumsi cairan ajaib hasil ekstraksi Buah Otot, kuda perang yang sebelumnya sudah berotot akan berubah menjadi hewan tunggangan yang menyeramkan!
Beban maksimal kuda perang biasa sudah mencapai ratusan kati. Setelah ditingkatkan, kekuatan, daya tahan, serta kekokohan otot dan tulang kuda meningkat berkali-kali lipat. Kuda perang yang telah diperkuat ini mampu menanggung beban lebih dari seribu kati, tetap lincah berlari bolak-balik melakukan charge!!
Dengan peningkatan konstitusi fisik kuda perang asli, otot dan tulang yang semakin kekar, ukuran dan volume kuda perang juga bertambah signifikan. Seekor kuda perang yang diperkuat, dengan berat badan sendiri, beban bawaan, dan dorongan kekuatan dahsyat - dampak jatuh saat charge sepenuh tenaga bahkan membuat Char hampir tak tahan hingga matanya memerah!
Setelah perhitungan cermat Merlin dan seleksi diam-diam Char. Dia memulai rencananya ini!
Menurut formula Merlin dan rasio pengenceran, 40 Buah Otot yang dijarah Char, setelah diekstraksi seluruhnya untuk konsumsi kuda dan manusia, paling banyak hanya cukup memersenjatai ratusan pasukan berkuda saja.
Char mulai memilih personel dari pasukan berkuda bawahannya.
Ribuan pasukan berkuda bawahannya hampir semuanya elit: sebagian adalah kelompok perampok berkuda yang dulu dipimpin Nenei, sisanya sisa pasukan elit Kavaleri Rodria! Bisa dibilang, setiap individu yang dipilih acak bisa menjadi pasukan elit kelas satu di tentara manapun!
Tapi seleksi yang dilakukan Char kali ini bisa dibilang sangat ketat dan selektif. Dia memilih prajurit berkuda dengan fisik yang luar biasa kuat, karena di bawah efek penguatan Buah Otot, kondisi fisik yang kuat adalah dasar terpenting. Dengan demikian, mereka yang kekurangan kekuatan meski memiliki teknik bertarung luar biasa akhirnya tersingkir. Char hanya memilih pria besar berpostur banteng, dalam sekali seleksi langsung terkumpul hampir seribu orang. Sebagian besar berasal dari Kavaleri Rodrian, mengingat pasukan elit Kekaisaran ini sendiri sudah merupakan kumpulan prajurit pilihan terbaik.
Kemudian pemilihan kuda perangnyalah yang hampir membuat Char menghabiskan seluruh hartanya!
Awalnya persediaan kuda perangnya memang tidak mencukupi. Saat Rhinehardt membawa ribuan pasukan berkuda bergabung, setelah melakukan perjalanan panjang ke Kota Danzeer, mereka sudah dalam kondisi terjepit. Bahkan banyak yang menunggangi bagal atau rusa kutub Orang Odin yang dirampas di tengah jalan.
Kuda perang sejati memang sudah langka di tangannya sejak awal.
Char akhirnya nekat menggelontorkan pengorbanan besar! Dia mengeluarkan banyak emas hasil transaksi dengan Orang Zhaku untuk membiayai pencarian kuda perang secara besar-besaran.
Dax, mata-mata dari Kerajaan Randis ini, telah digunakan secara maksimal olehnya. Hampir beberapa bulan dia berkelana di luar untuk menghubungi berbagai serikat dagang di benua secara diam-diam, membeli persenjataan, dan menyelundupkan kuda perang untuk digunakan Char.
Dengan perampokan gila-gilaan ini, ditambah seleksi ketat kuda perang dari pasukannya sendiri, akhirnya terkumpul jumlah yang dibutuhkan Char.
Empat puluh buah Buah Otot yang dihasilkan goblin kuno, Char tidak menyisakan satu pun, semuanya digunakan.
Dengan bantuan Merlin, ekstraksi cairan iblis ini akhirnya menghasilkan 800 prajurit berkuda elit yang keterlaluan kuatnya!
Pasukan berkuda ini menggunakan kuda perang yang telah ditingkatkan menjadi binatang tunggangan super! Kekuatan dan daya tumbukannya minimal tiga kali lipat lebih kuat dari kuda perang biasa. Prajuritnya sendiri juga telah dimodifikasi menjadi pejuang garang dengan fisik berotot, bahkan dengan beban ratusan kati zirah berat dan senjata besar di tubuh, mereka tetap bisa bertarung dengan lincah.
Kombinasi kuda perang super dan prajurit berkuda tangguh ini... membentuk pasukan berkuda 800 orang. Unit kecil ini langsung menunjukkan kekuatan mengerikan pada debut pertempuran pertamanya!
Bahkan Char sebagai penciptanya sendiri terpana melihat "keanehan" yang dihasilkannya ini!
800 pasukan berkuda, langsung menyapu pasukan elit Odin yang jumlahnya melebihi mereka! Itu pun kerusakan yang dialami sendiri hampir bisa diabaikan! Situasi pertempuran benar-benar menunjukkan keunggulan luar biasa yang tak terbantahkan!!
Pasukan sekuat ini, kalau aku bisa membuat lebih banyak lagi, misalnya ribuan pasukan berkuda... Bukankah dengan mudah bisa menyapu seluruh kerajaan! Bahkan jika puluhan ribu musuh membentuk formasi ketat, dalam pertempuran terbuka, pasti tidak akan bisa menahan pasukan berkuda super kuat yang seharusnya tidak ada di dunia ini!!
Sayangnya, Char sendiri sangat paham, pasukan berkuda seperti ini mustahil bisa diproduksi lebih banyak lagi.
Untuk memperkuat 800 pasukan berkuda itu, Buah Otot hampir habis terkuras.
Dan benda-benda ini adalah hasil penelitian dan produksi para goblin kuno, di era sekarang ini, mustahil bisa diproduksi kembali.
Yang tidak Char ketahui... 40-an Buah Otot itu pun adalah hasil jerih payah ras goblin kuno yang cerdas, mengerahkan seluruh investasi besar-besaran dari seluruh klan, serta kebijaksanaan tak terhitung sarjana goblin, dengan biaya mahal akhirnya berhasil diproduksi... Total stok yang ada hanya sebanyak itu, malah diambil alih oleh Char... Dan lagi dihabiskan semua oleh si pemboros ini tanpa berkedip!!
Sekalipun ras goblin kuno masih ada sekarang, untuk memproduksi Buah Otot sebanyak itu lagi, rasanya kemampuan mereka pun sudah tidak memadai!
Bukan begitu? Zona Penciptaan Dewa dari ras goblin kuno yang luas ini, yang memadukan para sarjana terpintar seluruh klan selama ratusan tahun, usaha tak terhitung elit, investasi sumber daya tak terukur, dan bahan-bahan langka nan berharga untuk menciptakan sedikit barang ini - Tuan Besar Xia Ya dengan santai menghabiskannya hanya dengan sebuah pikiran!
Perlu diketahui, bahkan goblin kuno pun belum pernah benar-benar menggunakan Buah Otot ini untuk prajurit goblin mereka!
※※※
Kota Chuck jatuh dalam sekali serangan. Setelah merebut kota kecil ini, Xia Ya memerintahkan pasukan berkudanya untuk beristirahat hanya setengah hari. Pasukan makan sampai kenyang, perbekalan kota memadai, kuda perang mendapat pakan berkualitas. Xia Ya segera memerintahkan: BAKAR KOTA!
Dua ribu pasukan pendukung yang menyerah di kota ini, tak satu pun berani melawan. Mereka yang sudah ditaklukkan oleh orang Odin ini, kini menghadapi pasukan yang lebih ganas dan kejam dari Odin - mana ada sisa keberanian? Sikap mereka justru sepuluh kali lipat lebih patuh dibanding saat menghadapi Odin.
Saat Xia Ya memerintahkan pembakaran, bahkan tak perlu pasukannya bertindak. Para tawanan itu berebutan mengerjakan tugas membakar kota sendiri.
Pada senja hari, kota kecil itu sudah dilalap kobaran api besar. Gudang dan lapangan pakan ternak di dalam kota semuanya terbakar, asap tebal membubung tinggi ke langit. Di kala malam tiba, cahaya api ini mungkin bisa terlihat dari jarak puluhan li!
Char dan yang lain sudah keluar kota. Seluruh pasukan berbaris rapi di bukit kecil di luar kota, siap berangkat. Char menatapi cahaya api dari kejauhan di dalam kota, tiba-tiba tersenyum: "Kali ini, kita sudah memberi sinyal ke Mannings... Kita datang! Kali ini, kita akan mengobrak-abrik jantung County Siltan-nya! Semakin besar kekacauan yang kita buat, semakin aman Green dan pasukan yang berhadapan dengan mereka di garis depan!"
Ia menyuruh pengawalnya mengambil map. Setelah melihat sekilas, wajahnya berubah dingin menusuk: "Seluruh pasukan, berangkat! Kita akan melanjutkan perjalanan ke selatan sepanjang malam! Temui kota - bakar kota! Lewati kota kecil - basmi kota kecil! Di mana pun ada jejak orang Odin, hanya satu kata: bunuh!"
※※※
Sementara situasi di County Siltan semakin rumit, jauh di selatan, Kota Osgilia sudah berubah seperti tong mesiu yang siap meledak kapan saja!
Langit masih belum terang. Kekacauan pasukan dan bara perang yang telah berlangsung berhari-hari di kota akhirnya mulai menunjukkan tanda-tanda mereda.
Kebakaran di rumah-rumah mewah dan kamar yang sudah berhari-hari terbakar perlahan mulai padam. Pasukan-pasukan liar yang selama ini membawa pedang-pisau dengan wajah mengerikan dan rakus, menjarah ke mana-mana, satu per satu mulai ditarik kembali oleh kesatuan-kesatuan militer.
Di dalam kota, seketika terasa seperti sedikit pulihnya Order.
Hanya di arah Gerbang Kemenangan dan istana, masih terus terdengar deru genderang perang dan terompet militer, suara pertempuran sengit semakin mendesak dari pagi hingga malam, tak henti sepanjang malam!
Di kawasan jalanan kumuh barat kota, yang semula merupakan permukiman orang kaya, beberapa kelompok pemberontak selama dua hari terakhir bolak-balik menyiksa. Satu kelompok rampok timur baru selesai, kelompok barat datang lagi. Bahkan beberapa faksi pemberontak bertarung skala kecil merebut wilayah subur ini. Akhirnya seolah mereka sepakat caraku pembagian jarahan. Bergantian mereka mulai merampok rumah demi rumah di sekitar jalanan ini. Dari pagi sampai petang, teriakan ketakutan dan rintihan penduduk yang dijarah terus bergema.
Di sudut barat permukiman ini, ada sebuah kediaman dengan pintu yang sudah lama dihancurkan. Dua lembar papan pintu compang-camping tergantung di ambang pintu, memperlihatkan lubang besar.
Di anak tangga luar masih ada bekas darah, beberapa anak panah dan dua-tiga pisau terpotong berserakan. Di depan pintu tergeletak beberapa mayat berbusana penduduk kota, korban Racun pasukan kacau.
Pemilik asli kediaman ini adalah pedagang kaya. Kini seluruh keluarga menghilang tanpa jejak. Entah sudah jadi korban semua, atau kabur bersembunyi ke tempat lain.
Pelataran di balik pintu besar, di mana-mana terlihat barang-barang berantakan yang terbalik, peti pecah, furnitur, serta pot tanaman yang disepak hingga roboh dan diinjak-injak. Beberapa kamar rumah memiliki pintu dan jendela yang hancur. Beberapa kelompok pemberontak telah menyambangi tempat ini. Rumah kecil yang cukup makmur ini hampir seluruhnya telah dikosongkan. Barang-barang yang sedikit bernilai pun tidak tersisa, bahkan paku tembaga yang dipasang pada daun pintu telah dicungkil dengan pisau oleh para pemberontak.
Jika berdiri di jalan raya dan melirik ke dalam pintu yang rusak parah itu, terlihat kegelapan dan bau busuk yang menusuk. Entah itu karena sesuatu yang tumpah, atau mungkin bau mayat yang membusuk.
Kekacauan yang menyedihkan ini jelas menunjukkan tempat yang telah dijarah habis. Bahkan para prajurit liar yang masih membawa pedang-pisau sekalipun, saat melewati ambang rumah ini dan melirik ke dalam, sudah tak berminat lagi untuk masuk mencari jarahan - siapa pun bisa langsung melihat bahwa tempat ini sama sekali tidak menyisakan keuntungan lagi.
Pada titik ini di Kota Osgilia, tempat-tempat yang ditinggalkan kosong seperti rumah hantu semacam ini bisa ditemui di hampir setiap jalan. Kota Kekaisaran yang telah makmur selama ratusan tahun ini, dalam kekacauan akibat invasi pemberontak kali ini, telah kehilangan seluruh kekayaan dan energi kosmis yang terakumulasi selama berabad-abad.
“Di sepanjang jalan besar yang sepi, sehari sebelumnya turun salju yang tebal. Salju abadi tentu takkan disapu siapapun. Saat malam tiba, mulai muncul beberapa penduduk kota yang berpakaian compang-camping keluar dengan mimpi buruk. Mereka mengumpulkan salju di jalan menggunakan baskom dan wadah lain, lalu membawanya pulang untuk dicairkan sebagai air minum... Adapun makanan... sepertinya sudah habis sama sekali.”
“Rumah ini tetap tak tersentuh. Pejalan kaki yang melintas, melihat beberapa mayat tergeletak di ambang pintu, secara instingtif menghindar beberapa langkah, menjauhi pintu besar itu dari kejauhan.”
“Di dalam kompleks rumah angker ini, di balik ambang jendela yang rusak pada sebuah kamar gelap gulita, sepasang mata kini sedang mengawasi ketat arah pintu utama. Tatapan siaga itu mengikuti setiap gerakan pejalan kaki atau serdadu liar yang sesekali melintas di luar.”
“Hanya ketika malam benar-benar pekat, kewaspadaan dalam sorot mata itu akhirnya mulai sirna sedikit demi sedikit.”
“Heh, ibu kota kekaisaran ribuan tahun dihancurkan seperti ini... Hughes maupun Salvador, bahkan tak punya kemampuan mengelola pasukan. Pantas saja mereka takkan pernah sukses dalam urusan besar.”
“Bab Keempat Ratus Tiga Puluh Dua Kematian Pria Sejati (II)”
“Sosok gemuk muncul dari kamar itu dalam kegelapan. Tubuhnya yang tampak berat bergerak lincah di atas hamparan salju di pelataran, laksana kucing gesit, dengan posisi tajam yang luar biasa kuat.”
Ruhr membungkuk, dengan kuat meraih dua genggam salju dan menyumpalnya ke mulut. Dengan hawa panas dari mulutnya, salju itu dilelehkan perlahan sebelum ditelan sedikit demi sedikit ke perut. Sepanjang proses ini, kepalanya tetap terangkat, sorot matanya waspada mengawasi arah pintu besar, sementara kedua telinganya menyimak dengan seksama setiap gerak-gerik yang mungkin terbawa dalam desiran angin.
Di belakangnya, dua bayangan manusia mengikuti diam-diam keluar sambil membawa baskom, dengan hati-hati mengumpulkan salju yang menumpuk. Kemudian ketiganya bersama-sama secara sembunyi-sembunyi kembali ke dalam rumah.
Rumah besar ini sudah lama kosong. Setelah masuk ke dalam ruangan dan melewati sebuah pintu samping, mereka tiba di halaman belakang. Ketiganya memasuki sebuah ruangan besar yang ternyata adalah gudang. Saat mengangkat papan kayu tebal di lantai, tiba-tiba terlihatlah sebuah ruang bawah tanah!
Dari dalam ruang bawah tanah, samar-samar terlihat cahaya lampu. Begitu papan lantai terangkat, dua bilah pedang-pisau tajam langsung mencuat dari bawah.
Si gemuk tersenyum tipis dan berbisik pelan: "Ini aku."
Pedang-pisau di bawah segera ditarik kembali. Suara berat bergema: "Tuan sudah kembali!"
Ruhr membungkuk masuk ke ruang bawah tanah, lalu menggoyangkan tubuhnya keras-keras untuk menghilangkan salju. Ia menghela napas: "Di sini masih lebih hangat."
Ruang bawah tanah ini dulunya adalah tempat penyimpanan barang keluarga kaya. Di musim dingin untuk menyimpan persediaan makanan, di musim panas bisa dipakai menyimpan es. Ruangannya terbilang cukup luas.
Pada saat ini di ruang bawah tanah ini, terdapat sekitar seratus pria dengan pakaian berbeda-beda, ada yang duduk ada yang bertarung, berkumpul melingkar di sini. Hanya ada satu lampu minyak yang menyala.
Ruhr turun ke bawah, memandangi para pria di sekelilingnya sambil tertawa: "Hari ini tidak akan ada masalah, di luar masih ada dua saudara yang berjaga. Kalian semua istirahatlah dulu, ketika fajar tiba, kita akan keluar melakukan dua tiket lagi!"
Begitu dia bicara, segera ada yang berseru: "Dewasa, para prajurit tercerai-berai itu benar-benar tidak berguna, tidak lebih dari tumpukan sampah! Beberapa hari ini kita menyusup diam-diam, sudah membunuh ratusan. Tapi aksi kecil-kecilan seperti ini mana bisa menyelamatkan kota! Menurutku lebih baik mencari basis pemberontak dan menghancurkannya sekaligus! Asal bisa merampas cukup kuda! Kita semua akan menjadi seratus prajurit berkuda! Di dalam kota ini, menerjang kerumunan pun sudah cukup! Menerobos masuk ke istana untuk menyelamatkan Kaisar, atau pergi ke Gerbang Kemenangan membantu Jenderal Adrik, semuanya lebih baik daripada bersembunyi di sini dan menghabisi beberapa prajurit-prajurit yang tercecer!"
Begitu orang ini berbicara, segera ada yang lain hampir tak tahan menyetujui.
Ruhr mendengarkan, tersenyum tipis. Dia hanya mengangkat tangan memberi isyarat diam, ruang bawah tanah langsung hening. Seratus prajurit paling gagah berani yang ada di hadapannya ini, justru tunduk secara bawaan pada sang Jenderal Gemuk ini.
“Aku tahu kalian sudah sangat tertekan. Saat kota jatuh hari itu, saat aku mengumpulkan kalian, semua ingin maju ke medan perang dan membunuh musuh. Di dalam hati, aku sangat mengerti! Saat ini kota dipenuhi pemberontak. Sejujurnya, meski jumlah mereka banyak, sebagian besar hanyalah orang sembrono. Mana mungkin jadi lawan Kavaleri Rodrian kita! Asalkan kita punya cukup kuda perang, saat kita berbaris dan menyerbu, bahkan sepuluh kali lipat pasukan pemberontak pun takkan bisa menghentikan kita. Soal ini, Laozi sangat yakin! Ha ha ha ha!”
Orang-orang di sekeliling mendengar ini, tertawa dan berkata: "Benar benar! Dalam pertempuran sengit di depan, di seluruh Bizantium, siapa yang lebih kuat dari orang Rodria kita!"
"Ucapanmu tak salah." Ruhr mengangguk, lalu nada suaranya berubah menjadi berat: "Tapi situasinya seperti ini. Meski aku tahu keberanian dan kesetiaan kalian pada negara, sebagai jenderal, aku harus mempertimbangkan lebih jauh... Berapa banyak pemberontak di kota? Tiga puluh ribu? Atau lima puluh ribu? Berapa jumlah kita? Meski kalian semua pria sejati, prajurit terbaik, tubuh sekuat baja - berapa paku bisa dihancurkan? Jika kita benar-benar keluar bertarung habis-habisan, mengorbankan nyawa dan tubuh ini, berapa banyak pemberontak bisa kita bunuh? Mungkin seribu delapan ratus sudah puncaknya. Apa pengaruhnya pada situasi besar?"
Ucapan ini membuat semua orang di bawah panggung langsung terdiam.
Ruhr berkata perlahan: "Kita sudah tiga hari mengendap di tempat ini. Selama ini, kita menyelinap membabat beberapa prajurit-prajurit yang tercecer dan pasukan kacau yang masuk sembarangan. Sampai sekarang, para tolol itu bahkan tidak menyadari keberadaan kita! Inilah kesempatan kita! Saat ini di dalam kota, kekuatan kita berada di posisi inferior. Menggunakan cara normal untuk bertempur sudah tidak memungkinkan! Untuk berhasil, kita harus mengeluarkan kartu truf tak terduga! Pedang yang menebas dari sudut tak terduga, baru bisa disebut strategi sejati di saat seperti ini! Seratus lebih orang kita ini, jika dikerahkan untuk charge dan bertarung secara frontal, paling-paling hanya seperti percikan kecil ombak! Tapi jika menghadapi situasi khusus, pasukan kejutan kita yang menjadi bilah pedang tajam ini, mungkin bisa mempengaruhi situasi pertempuran! Saudara-saudara, Laozi tidak takut mati, kalian juga sama. Kita semua punya keberanian mati untuk Kekaisaran. Tapi jika benar-benar ingin menyelamatkan negara ini, CARA mati, TEMPAT mati, WAKTU mati, dan BAGAIMANA mati - semua ini harus menurut perintahku!"
Ucapan Ruhr sudah jelas. Tidak ada yang berkeberatan lagi.
Sejak hari kota itu jatuh, Ruhr telah mengumpulkan sekitar seratus mantan prajurit Rodria yang sedang menyembuhkan luka di rumahnya. Memanfaatkan kekacauan di kota, seratus lebih orang ini mengendap di tengah kota yang porak-poranda.
Sudah berhari-hari situasi di kota penuh kekacauan perang. Bahkan di dalam pasukan pemberontak sendiri terjadi kekacauan komando. Berbagai faksi pemberontak saling berebut wilayah, mengubah ibu kota megah yang semula makmur menjadi penuh kekacauan. Karena tidak adanya komando terpusat di antara pemberontak, daerah pegunungan dan hutan pun akhirnya memberi ruang bagi tim kecil pimpinan Ruhr yang sedang bersembunyi untuk bertahan hidup.
Apalagi, si gemuk ini memang terkenal ahli dalam kabur dan menyelamatkan nyawa. Kelicikannya benar-benar seperti rubah tua.
Meski seluruh 100 lebih anak buahnya adalah prajurit terluka, mereka adalah sisa-sia pejuang tangguh dari Kavaleri Rodrian - pasukan elit terkuat Kekaisaran yang telah melewati ratusan pertempuran! Mereka juga merupakan pasukan yang dilatih langsung olehnya. Setelah bertempur bersama di medan perang, mereka dirawatnya di rumahnya sendiri, menciptakan ikatan kesetiaan yang dalam. Seluruh anggota tim mematuhinya tanpa syarat, setiap perintah Ruhr dituruti tanpa bertanya. Kelompok elit di antara pasukan elit ini, meski semua cacat fisik, di bawah kepemimpinan Ruhr yang licik dan cerdik ini, justru berhasil membuka jalan keluar di tengah kekacauan ibu kota!
Pada hari kota jatuh, Ruhr langsung membubarkan semua pelayan di rumahnya, menghabiskan harta benda, hanya membawa sekitar seratus prajurit terluka ini keluar pintu. Dalam kekacauan, mereka bersembunyi di sebuah jalur sempit dan mengendap-endap di sebuah rumah tua yang terbengkalai. Dari situ, mereka menyaksikan pasukan pemberontak demi pasukan pemberontak berlarian dan menerobos di luar pintu. Sang pria gemuk itu menunggu dengan sabar bersama anak buahnya. Ketika sekitar belasan pemberontak akhirnya menerobos masuk ke rumah ini, barulah mereka bertindak. Belasan pemberontak yang tak sengaja masuk ke sarang serigala itu pun disembelih bersih dalam sekejap.
Kemudian Ruhr memilih belasan orang, mengenakan pakaian pemberontak, dan dengan congkaknya langsung berlarian ke jalanan!
Di dalam kota bertebaran pasukan pemberontak yang kacau-balau, membakar, membunuh, dan merampok. Kebanyakan berasal dari divisi berbeda yang tak saling mengenal. Belasan orang Ruhr yang berlarian tak karuan di jalanan ini justru tak ada yang menghentikan. Orang-orang yang melihatnya hanya mengira mereka adalah pasukan sekutu yang memanfaatkan situasi dari salah satu faksi pemberontak.
Si gemuk yang berani melawan langit ini mengajak belasan orangnya berkeliaran di jalanan. Karena lama tinggal di Kota Kekaisaran, dia sangat hapal kondisi geografis. Mereka mencari beberapa tempat sepi, memukul dari belakang dengan pentungan, memasang jerat untuk menyergap. Secara berturut-turut mereka menghabisi puluhan pemberontak yang terpisah dari pasukan induk. Setelah mendapatkan cukup pakaian, mayat-mayat itu langsung dilempar ke sumur atau diikat batu dan dibuang ke sungai. Barulah mereka kembali ke tempat persembunyian.
Mulai sekarang, lebih dari seratus pasukan elit ini semuanya telah berganti pakaian pemberontak. Orang gemuk itu langsung membawa rombongan ke jalanan. Jika bertemu pasukan utama pemberontak, mereka akan menghindar dengan rendah hati. Tapi jika bertemu tim kecil pemberontak, seluruh rombongan akan menyambar senjata dan bertempur habis-habisan.
Seluruh kota dilanda kekacauan besar. Di internal pemberontak, perebutan wilayah kekuasaan sering memicu pertempuran internal. Pertarungan sesekali antara Ruhr dan kawan-kawan dengan pemberontak pun tidak menarik perhatian. Bahkan dua hari lalu, mereka menyerang rombongan pemberontak berjumlah ratusan orang. Pertarungan baru separuh jalan, tiba-tiba dua kelompok pemberontak lain menyerbu dari jalanan. Tanpa disadari mereka terlibat dalam pertempuran kacau yang berlangsung hingga senja. Ketika pertempuran usai, puluhan nyawa telah melayang. Tapi si gemuk sudah kabur membawa rombongan dalam kekacauan itu.
Yang paling berani melawan langit adalah saat persediaan makanan habis. Dengan congkak, si gemuk membawa selusin orang menerjang basis pemberontak di sebuah jalan, merampas beberapa karung makanan lalu kabur dengan santai. Soal gugatan hukum internal pemberontak pasca kejadian itu, bukan urusan Tuan Besar Ruhr.
Kota Kekaisaran yang megah porak-poranda bagai panci mendidih. Ruhr dan rombongan bersembunyi di berbagai jalanan, khusus memilih kediaman rusak yang sudah dijarah habis pemberontak. Tempat semacam ini terlihat tak ada lagi uang suap tersisa, sehingga pemberontak lain pun tak berminat mendekati.
Hanya sesekali saat bersembunyi, ada satu dua pemberontak yang membawa perempuan tak jelas asalnya, menabrak masuk ke dalam rumah, berniat berbuat jahat. Semuanya dibantai satu per satu oleh anak buah si gemuk. Perempuan yang diselamatkan terpaksa ditahan dulu di ruang bawah tanah.
Harus diakui, di tengah krisis negara ini, Kekaisaran Bizantium yang telah berdiri seribu tahun kini mencapai titik terendah. Kehancuran negara sudah di depan mata. Kegelapan menyelimuti hati semua orang, tak tersisa secercah harapan.
Tapi si gemuk ini justru sanggup membangkitkan moral seratus lebih prajurit terluka hingga berkobar-kobar. Kapanpun anak buahnya memandang sang Jenderal gemuk ini, yang terlihat hanyalah senyum santainya. Saat menyebut pemberontak seperti Hughes atau Salvador, di mulutnya mereka cuma sekumpulan idiot dua ratus lima puluh. Seolah si gemuk tinggal menggerakkan jari saja sudah bisa menembus mati semua.
Justru sikapnya yang urakan dan berkarakter keras kepala inilah yang membuat pasukannya tertular semangatnya.
Lagipula negara sudah seperti ini. Mari ikut Jenderal ini bertarung habis-habisan! Laki-laki sejati tak punya apa-apa selimat tenaga di lengan dan sebotol darah panas. Jika benar sampai pada langkah terakhir, paling-paling cuma memejamkan mata - selain kematian, tak ada yang layak disebut masalah besar!
Hari-hari menyamar di kota ini, dihitung-hitung sudah sampai hari kelima.
Ruhr hampir sudah dua hari tidak memejamkan mata, saat tidak ada urusan, hanya diam-diam memanjat ke Langit-langit, bersembunyi di tempat teduh angin, memandang ke kejauhan sambil bergumam: "Seharusnya sudah sampai... Seharusnya sudah sampai..."
Dalam hati Si Gemuk pada saat ini, justru memiliki ide yang sama dengan Adrik!
"Sial! Para orang Landis terkutuk itu, bahkan jika seekor kura-kura merangkak pun seharusnya sudah sampai! Cuaca ini, anginnya besar, kapal layar di laut bisa berlari secepat terbang! Sekalipun pasukan darat Landis di Pelabuhan Kattania tidak becus, satu hari mendapat kabar, satu hari mempersiapkan kapal, tiga hari perjalanan laut, lima hari waktu, hitungan maksimal sialan juga seharusnya sudah sampai!"
Meskipun menolak permintaan pasukan untuk mendekati Istana atau arah Gerbang Kemenangan, Si Gemuk tidak pernah berhenti memantau gerak-gerik di kedua arah tersebut.
Setidaknya, sampai posisi sekarang, dari arah Istana dan Gerbang Kemenangan, masih terdengar suara terompet militer Kekaisaran yang tersendat-sendat, cukup membuktikan kedua tempat itu belum ditembus pemberontak, masih ada pasukan kita yang terus melawan!
Landis! Sialan, tinggal menunggu kedatangan orang Landis!
Dua hari tidak tidur, mata Si Gemuk sudah merah membengkak seperti kelinci.
Hari ini dia tidak makan apa-apa, hanya saat haus mencaplok beberapa genggam salju ke perutnya.
Pada senja hari itu, suara pertempuran sengit dari arah Gerbang Kemenangan tiba-tiba semakin menghebat. Dari kejauhan terlihat cahaya api menjilat langit, jelas para pemberontak telah mengumpulkan kekuatan kembali untuk menyerbu pasukan penjaga Gerbang Kemenangan.
Setelah membantai sepanjang siang, suara terompet militer itu sempat terputus beberapa kali. Setiap kali terompet berhenti, meski raut wajah orang gemuk itu tak menunjukkan apa-apa, hatinya seolah ditusuk-tusuk hingga hampir berdarah! Baru setelah mendengar suara terompet kembali, diam-diam ia menghela napas lega.
Hingga matahari terbenam, akhirnya orang gemuk itu mulai merencanakan sesuatu dalam hati.
Adrik di sana mungkin sudah hampir tak bisa bertahan. Jika benar-benar tak tertolong, saat subuh nanti lebih baik aku bawa seratus orang ini untuk menyelamatkannya! Seratus pasukanku ini bisa menyerang dari belakang, menusuk pantas pasukan pemberontak dengan satu pukulan telak... Ah, sayangnya para orang Landis itu terlalu lambat datang...
Saat langit mulai gelap, suara pertempuran dari arah Gerbang Kemenangan telah lenyap. Terompet terakhir yang terdengar pun terkesan heroik, bagaikan salam perpisahan...
Orang gemuk itu menyadari: Adrik benar-benar tak bisa bertahan lagi!
Tepat pada momen terakhir ketika malam seakan akhirnya tiba... Dari arah pelabuhan, bersama angin dingin, suara samar-samar itu terdengar... Tiba-tiba wajah orang gemuk itu seolah ditusuk pisau dengan kasar! Tubuh gemuknya melompat keluar dari kegelapan, tiga kali meloncat dua kali merangkak, menerjang ke atap kamar. Dengan telinga terbuka, dia mendengarkan seksama dalam angin, lalu tertawa terbahak-bahak: "Ha ha ha ha! Datang! Datang! Akhirnya datang!"
Orang gemuk itu hampir menangis karena terlalu emosional! Hanya karena terompet yang didengarnya sama dengan yang didengar Adrik di Gerbang Kemenangan!
Terompet Angkatan Laut orang Landis!
※※※
Di laut, malam telah jatuh. Di hamparan laut luas ini, armada megah orang Landis berjajar rapi. Dari kejauhan, bayangan layar kapal tampak samar-samar, berjejal dan terus-menerus. Lambung kapal hitam yang raksasa bagaikan benteng-benteng di lautan.
Armada Angkatan Laut orang Landis yang datang dari Pelabuhan Katania ini, setelah terus-menerus memacu perjalanan gila-gilaan, para awak kapal sudah kelelahan hampir tak bisa tiarap. Kini, memandang ke pelabuhan dari laut... Osgilia, kota perkasa nomor satu di benua ini, ada di hadapan!
Dalam kegelapan, kota raksasa yang biasanya ramai ini seolah kehilangan semua kehidupan. Tidak terlihat lampu di dalam kota, berkerumun gelap, membuat sesak dada yang memandang.
Hanya di pelabuhan, menara panah di tepian, dan lampu-lampu yang masih menyala. Jelas prajurit pemberontak yang menjaga posisi telah menemukan armada orang Landis yang datang dari laut. Dari pelabuhan terdengar riuh-rendah pergerakan pasukan, suara terompet darurat yang ditiup untuk mobilisasi cepat.
Di antara armada Landis, kapal perang terbesar yang mengibarkan bendera kapal komando. Jisrente telah naik ke kapal menggunakan perahu kecil. Tanpa basa-basi, legenda Angkatan Laut Landis ini mengambil alih komando armada.
Armada yang dikirim sesuai perintah ini adalah Armada Kedua Angkatan Laut Kerajaan Landis - 16 kapal perang raksasa, 8 kapal pengangkut pasukan, ditambah lebih dari 30 kapal perang berbagai ukuran. Kekuatan semacam ini bahkan tidak bisa ditandingi oleh seluruh angkatan laut Kekaisaran Bizantium yang miskin sekalipun.
Yang bertindak sebagai kapal bendera adalah "Divine Voyager", kapal legendaris dalam sejarah Angkatan Laut Kerajaan Landis.
Jisrente, sang jenderal berjenggot tebal inilah yang menjadi kapten Divine Voyager!
Berdiri di jembatan kapal, Jisrente menurunkan teropong monokulernya. Angin laut membuat wajahnya kaku. Ia menoleh ke perwira di belakangnya: "Perintahkan! Seluruh pasukan segera mendarat!"
Perwira di belakang ini adalah wakil komandan armada yang membawa pasukan dari Pelabuhan Katania. Mendengar perintah Jisrente, ia ragu beberapa detik: "Yang Mulia, hari sudah gelap. Mendarat di malam hari saat kita belum memahami topografi akan merugikan... Selain itu, kita baru saja mengalami badai dalam perjalanan dari pemberangkatan kapal hingga tiba di sini. Seluruh awak kapal kelelahan. Lebih baik kita beristirahat semalam dan melanjutkan besok pagi..."
"Aku tidak punya waktu semalaman!" Jisrente menolak saran pasukannya dengan dingin. Dia menuding kota di kejauhan: "Istana masih bertahan! Tapi setiap saat mulai sekarang, istana mungkin ditembus! Begitu istana jatuh, seluruh strategi kita gagal! Aku tidak bisa mengambil risiko! Tidak bisa menunggu!"
Wajah Jisrente mulai menunjukkan ekspresi emosional: "Aku tahu kita akan menanggung kerugian lebih besar dari prediksi! Tapi lihat baik-baik! Apa yang ada di hadapan kita? Ini Osgilia! Ibu kota Kekaisaran Bizantium! Kota paling megah dan perkasa di benua ini... tidak, di seluruh dunia! Kini kota ini ada di depan mata kita, di bawah kaki kita! Kita akan meraih prestasi terbesar dalam sejarah kerajaan: menaklukkan Osgilia!"
