Saat Char sedang memberikan khotbah pada para tawanan yang menyerah ini, Nenei menyaksikan dari samping. Dengan terang-terangan, Char menunjukkan sikap bengis dan tirani tanpa sedikitpun manuver atau belokan, memaksa orang dengan kekuatan momentum secara paksa.
Cara seperti ini untuk menundukkan hati orang, tentu dianggap sangat kasar dan tak bernilai di mata politisi berpengalaman.
Tapi yang aneh, efek dari ucapan ini justru membuat Nenei sendiri terkejut!
Justru sikap Char yang seperti inilah malah membuat para tentara yang menyerah itu benar-benar tunduk!
Bukan karena alasan lain, semua orang benar-benar mendengarkan perkataan Char!
Ucapan yang tampak kasar, liar, kejam dan tirani ini, setelah dipikir seksama, ternyata adalah fakta yang tak bisa disangkal!
Char sejak awal menunjukkan sikap "Aku tidak membunuh kalian karena kalian masih punya nilai guna, jadi tak perlu berterima kasih". Meski kejam dan tirani, tapi cukup jujur! Setidaknya, orang merasa meski sikapnya sangat arogan, tapi yang dikatakannya adalah kebenaran.
Kemudian setiap kalimat yang diucapkannya secara bertahap, membuat semua yang hadir berubah pucat!
Selain ini, benar-benar tidak ada jalan keluar lagi!
Sudah tidak ada kemungkinan untuk menyerah lagi pada orang Odin!
Char berkata tidak ada yang salah sedikit pun! Setiap tentara yang menyerah ini membayangkan dalam hati: Seandainya aku adalah Mannings, tahu putraku dibunuh, anak buahku dibantai habis, sarangku diserbu, tapi para tawanan ini malah menyerah dengan mudah... Jika aku jadi Mannings, aku pun takkan memaafkan kami semua!
Lagi pula orang Odin memang terkenal pengaruhnya yang kejam dan bengis, membunuh tanpa berkedip. Mereka selalu memperlakukan tawanan perang dengan semena-mena, bahkan membantai tawanan bagi mereka adalah hal biasa.
Setelah mengucapkan semua itu, Char sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran. Dengan tenang ia berdiri di atas batu itu, memandangi para tawanan di bawah sambil menunggu reaksi mereka.
Akhirnya, ekspresi panik, kebingungan, ketakutan dan lainnya mulai bermunculan di wajah para tawanan. Di bawah mulai terdengar bisikan-bisikan panik, beberapa bahkan mulai menangis pelan, ada yang saling berbisik, sementara para perwira terlihat kebingungan.
Char tidak lagi menghentikan keributan ini, membiarkan kekacauan itu terjadi.
Dengan kesabaran, setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba ia menarik napas dalam-dalam dan berseru laksana guntur: "Gimana!! Mau mati atau hidup!! Pilih sendiri!!!"
Auman ini membuat semua orang gemetar. Saat mengangkat kepala memandang Char, sorot mata banyak orang justru perlahan mulai jernih kembali.
Akhirnya, dari dalam rombongan, seorang yang mirip perwira maju ke depan. Ia memberi hormat kepada Char di atas, suaranya masih terdengar takut dan bernada pengujian, berseru lantang: "Sang Jenderal... Kami tentu ingin mendapat jalan keselamatan. Tapi jika kami mengikuti Anda, apa yang bisa kami lakukan? Bisakah Tuan menjamin keselamatan kami?"
"Laozi tidak bisa!" Char tersenyum sinis dengan gagah: "Jalan keselamatan?! Kalian semua bengong ketakutan! Lihat seragam di tubuh kalian! Kalian adalah prajurit, tentara, pejuang!! Sepanjang hari otak cuma mikir bagaimana tetap hidup!! Sudah lupa kewajiban kalian?! Kalau benar-benar mau hidup, lepas seragam ini! Gerbang kota terbuka, pergilah keluar cari jalan keselamatan! Laozi takkan menghalangi!!"
Ucapan ini agak tidak masuk akal!
Keluar kota? Dalam situasi sekarang, siapa yang tidak mau keluar kota adalah bangsat! Semua yang hadir tahu kota baru adalah sarang Mannings. Ia pasti akan membawa pasukan Odin kembali. Saat itu terjadi, pasti akan jadi pertempuran berdarah! Siapa yang tidak ingin kabur sebelum orang Odin kembali?
Masalahnya, bisakah kita pergi dengan selamat?
Desa-desa dalam radius seratus li sudah dijarah habis oleh orang Odin. Dengan cuaca bersalju dan beku, tanpa makanan atau kuda, keluar kota sekarang sama saja mencari mati!
“Sudah kukatakan, aku membiarkan kalian hidup! Karena kalian masih berguna! Laozi tidak berbudi! Tapi Laozi tidak bicara omong kosong! Asal kalian menunjukkan performa yang berguna, Laozi akan biarkan nyawa kalian tetap utuh untuk bekerja untukku!! Renungkan baik-baik! Mengikuti perintahku dan berjuang mencari jalan keselamatan, ini sembilan mati satu hidup! Tapi jika jatuh ke tangan Mannings, kematian sudah pasti!!”
Usai bicara, Char sengaja menyeringai dingin beberapa kali, lalu berteriak keras: “Kulihat kalian ini, semula banyak yang termasuk pasukan elit Distrik Militer Korsika, Hmph, tapi setelah menyerah pada orang Odin, tulang-tulang jadi lembek begini! Bahkan sedikit keberanian untuk berjuang hidup pun tak ada! Tidak punya nyali!! Tidak punya nyali!! Sama sekali tidak punya nyali!! Hanya satu pertanyaan, berani atau tidak ikut Laozi bertarung!”
Ketukan-hetukan terus menerus, ditambah fakta yang diungkapkan, terakhir dengan ucapan yang memprovokasi...
Akhirnya, banyak wajah perlahan menunjukkan secercah aura kehidupan, perwira yang memimpin bicara tak tahan lagi berteriak: “Tuan! Kami bukan tak punya nyali! Kami akan ikut Tuan bertarung!”
“Benar! Ikut Tuan bertarung!”
“Berjuang mencari jalan hidup!”
“Asal Tuan menepati janji, tidak menyakiti kami! Kami akan ikut Tuan!”
Melihat pasukan yang menyerah ini—yang semula sorot mata penuh ketakutan dan ekspresi kebas—akhirnya berhasil dibangkitkan semangat hidupnya oleh Char, pandangan Nenei pada Char pun mulai dipenuhi rasa hormat.
Dengan penyerahan diri lebih dari dua ribu pasukan yang tulus, bukan sekadar kepatuhan palsu yang taat di luar namun membangkang di dalam——mengingat pertarungan hidup-mati yang akan menentukan nasib kelompok kecil Xia Ya, jika menyimpan dua ribu pengkhianat potensial di sekitarnya, lebih baik Xia Ya membantai mereka semua sejak awal!
Rahasia Xia Ya menaklukkan 2.500 lebih pasukan ini hanya satu kata——Pemaksaan!!
Ia memegang prinsip: Kelinci terpojok pun akan menggigit! Apalagi manusia? Sekalipun pengecut dan tak berprinsip, saat benar-benar terdesak ke ujung jurang, mereka akan bertarung habis-habisan.
Xia Ya segera memobilisasi dua ribu lebih pasukan tersebut untuk memperkuat pertahanan kota.
Kota baru yang dikelola Manningge selama setengah tahun lebih jelas tak kekurangan logistik. Gudang-gudang dipenuhi persediaan makanan yang menumpuk seperti gunung, cukup untuk menghidupi 30.000 pasukan selama musim dingin!
Persenjataan seperti panah busur, anak panah, dan senjata lainnya juga memenuhi gudang!
Pertahanan kota tak perlu dikhawatirkan——Kota baru hampir tak tersentuh perang. Korps Ketujuh Syltan dihancurkan di medan terbuka. Setelah kehancuran korps tersebut, County Syltan langsung menyerah. Manningge merebut kota baru hampir tanpa perlawanan. Selama setengah tahun, ia bahkan memperkuat sistem pertahanan yang sudah ada.
Gerbang kota yang semula dihancurkan Char, telah diganti papan pintu baru. Dari gudang kota dipilih kayu gelondongan besar yang hampir sepenuhnya menutup gerbang ini!
Jika dalam perang pertahanan kota biasa, menutup gerbang sendiri adalah strategi terburuk - menyumbat jalan keluar sendiri. Tapi perintah Char tetap dijalankan pasukan yang menyerah ini. Bagaimanapun mereka bukan orang bodoh. Jika benar-benar dikepung orang Odin, sebagai infanteri di cuaca beku ini, lari pun takkan jauh. Bahkan jika bisa kabur, akan mati beku atau kelaparan. Jadi setelah memutuskan bertahan hidup, mereka pun bertekad mati-matian mempertahankan kota. Biarlah gerbangnya tertutup!
Setelah menghabiskan hampir dua hari menyusun ulang pertahanan kota, Char memanggil Nenei.
"Kamu mau keluar kota?"
Nenei langsung berubah wajah mendengar perkataan Char, mengerutkan kening: "Terlalu berisiko!"
Char berkata datar: "Pasukan kita adalah kavaleri. Bertahan di kota untuk perang pengurasan terlalu mubazir. Hanya di medan terbuka kekuatan tempur kita bisa maksimal. Aku akan bawa kavaleri keluar dan bersembunyi. Saat pasukan Mannings mengepung kota, aku akan menyerang tiba-tiba untuk menggigitnya dengan keras."
Nenei penuh kekhawatiran: "Lebih baik kau tetap di kota, biar aku yang bawa kavaleri keluar..."
Char tertawa terbahak-bahak, menatap Nenei lalu perlahan berkata: "Aku tahu niatmu baik, tapi kau pikir di kota ini lebih aman? Dua ribu lebih orang ini meski sudah kurekrut, sebenarnya mereka sama sekali tidak loyal pada kita. Mereka hanya ikut bertarung karena ingin bertahan hidup. Mereka takut jika jatuh ke tangan orang Odin pasti mati, makanya ikut berjuang bersama kita. Jadi, selain memimpin pertahanan kota, tugasmu juga harus mengawasi ketat rombongan ini agar tidak membuat kekacauan! Aku akan bawa sebagian besar pasukan, hanya bisa kutinggalkan beberapa prajurit berkuda yang terluka dan pengawal, maksimal lima puluh orang... Dengan pasukan sedikit ini, harus bisa mengendalikan seluruh pasukan yang menyerah di kota, tanggung jawab seberat ini kuserahkan padamu!"
Mendengar penjelasan ini, Nenei akhirnya tak bisa membantah lagi.
Char segera mengumpulkan prajurit berkuda bawahannya. Selain yang terluka, dia juga meninggalkan beberapa pengawal untuk Nenei hingga total mencapai lima puluh pasukan berkuda. Siswa dia bawa sendiri, melengkapi persediaan dan pakan kuda dengan tiga kali lipat kantong pakan per pasukan, akhirnya memimpin enam ratus prajurit berkuda meninggalkan kota.
Sebelum berangkat, Char sempat berbisik pada Nenei beberapa saat. Mendengar bisikan itu, mata Nenei berkilat aneh lalu menghela napas: "Rencanamu ini... benar-benar kejam tanpa ampun."
※※※
Setelah Char keluar dari kota dengan enam ratus lebih prajurit berkuda, mereka malah menghindari pertahanan kota dan berhenti di area terbuka. Melihat kondisi langit, Char menoleh ke belakang dan berseru keras pada enam ratus pasukan berkuda elite berotot di belakangnya: "Kita adalah pasukan berkuda! Jika harus berjaga di atas tembok kota, bukan hanya aku yang akan mati lemas, kalian juga pasti merasa sesak! Jadi lebih baik kita keluar dan bertempur habis-habisan di medan perang!"
Sambil menunjuk ke suatu arah di depan, ia tertawa keras: "Awalnya aku ingin membawa kalian bersembunyi di suatu tempat, menunggu pasukan besar Mannings mengepung kota lalu menyergap mereka secara tak terduga. Tapi sekarang aku ubah rencana! Kalau sudah beraksi, lebih baik kita lakukan yang besar-besaran! Aku hanya mau tanya: Beranikah kalian ikut transaksi taruhan nyawa bersamaku?"
Enam ratus lebih pasukan berkuda ini adalah elite dari pasukan elite. Mana mungkin mereka takut? Apalagi setelah mengikuti komandan seperti Char dalam perjalanan ke selatan, pertempuran demi pertempuran yang mereka menangkan dengan gemilang telah membakar semangat semua orang!
Ada juga alasan yang tidak bisa diungkapkan di meja: Sebagian besar pasukan kavaleri ini berasal dari seleksi ketat Kavaleri Rodrian, hanya sedikit yang merupakan mantan perampok berkuda di bawah komando Nenei.
Char sebelumnya menyerahkan pasukan kavaleri ini kepada komando Nenei. Meskipun Nenei adalah perempuan perkasa dengan keberanian luar biasa, tetap saja dia seorang wanita... Para prajurit elit mantan Kavaleri Rodrian ini, mana ada yang tidak sombong dan penuh kebanggaan? Walau kemampuan bertarung Nenei membuat mereka tunduk, dan dia juga diangkat secara resmi oleh Char sebagai komandan kavaleri, bagi para mantan prajurit Rodrian ini, diperintah sehari-hari oleh seorang perempuan tetap membuat para lelaki dewasa ini merasa tak nyaman.
Masalah ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan Nenei, murni karena status gender.
Karena itu, meskipun pasukan kavaleri di bawah Nenei sangat terlatih dan mampu bertarung, mereka selalu kekurangan aroma keperkasaan yang membara.
Sekarang situasinya berbeda. Char sebagai panglima, berdarah murni Han dari Kavaleri Rodrian, pernah menjadi pengawal pribadi Jenderal Adrik, bertempur bersama mereka, menumpahkan darah, menorehkan Jasa Besar, dan terkenal akan keberaniannya. Yang paling penting: Char adalah pria!
Apalagi dalam penaklukan kota baru, komandan yang sebelumnya terlihat lesu ini tiba-tiba melepaskan aura dewa yang tak tertandingi!
Semua ini benar-benar memenuhi standar pemimpin ideal yang selama ini diidamkan setiap prajurit berkuda!
Saat mengikuti Char keluar kota, semangat pasukan berkuda ini melambung tinggi, jauh lebih bergairah dibanding saat di bawah komando Nenei!
Pada saat ini, tidak perlu dikatakan jika Char mengatakan akan mengambil risiko apa pun, bahkan jika Char mengatakan akan membawa mereka langsung menyerbu Kota Suci Odin Kekaisaran Odin, ratusan pria tangguh ini mungkin bahkan tidak akan mengerutkan kening!
Melihat semua orang menunjukkan penampilan siap bertempur, Char tertawa terbahak-bahak lalu berseru keras: "Aku memperhitungkan Mannings yang buru-buru menarik pasukannya kembali. Karena hatinya tergantung pada kota baru, pasti akan menyuruh pasukan kavaleri menjadi pelopor! Kecepatan kavaleri pasti membuat mereka terpisah dari pasukan infanteri utama, bergegas ke sini! Menurut perhitunganku, mereka hampir tiba! Jumlah kavaleri lawan tidak akan terlalu banyak, tapi juga tidak sedikit. Perkiraanku, minimal tiga ribu lebih. Maksudku hanya satu: kita langsung menuju utara menyusuri jalan besar, menyambut pasukan pelopor kavaleri mereka, lalu menghancurkan mereka sekaligus! Tentu ada risiko besar di sini! Pertama, pasukan pelopor kavaleri pasti merupakan pasukan kavaleri terkuat milik Mannings, jumlahnya berkali-kali lipat bahkan mungkin sepuluh kali dari kita! Dengan enam ratus orang melawan ribuan kavaleri mereka, kita semua mempertaruhkan nyawa! Kedua, aku tidak bisa memastikan jarak antara pasukan pelopor kavaleri dengan pasukan utama mereka. Jika kita berhasil mengalahkan kavaleri mereka tapi pasukan utama mereka datang menyusul dan mengepung kita, dengan jumlah pasukan segini, meski bisa bertarung, kita akan mati terkepung."
Char sengaja menggunakan nada arogan yang dingin: "Kalian takut atau tidak!"
"Pasukan seelite ini, siapa yang akan mengucapkan kata 'takut'?"
Suara Char baru saja menghilang, seorang prajurit berkuda berteriak lantang: "Yang Mulia! Pahlawan asal Rodria, otak kami tak pernah menyimpan kata 'takut'!"
"Benar! Yang Mulia, pimpin kami maju! Maju terus! Kavaleri Rodrian tak kenal mundur!!"
"Hahaha!! Soal mempertaruhkan nyawa di ujung sabuk? Yang Mulia, sejak kita menyerbu Kota Baru, nyawa sudah digantungkan di sabuk!!"
Char menyapu pandang semangat pasukan yang membara, sengaja tertawa gagah sebelum matanya memancarkan kilatan sergapan maut!
"Baik! Seluruh pasukan berbaris, ikuti aku ke utara!! Pangkas cakar Mannings, basmi pasukan perintis berkudanya, biar seluruh tentaranya gemetar sebelum sampai ke Kota Baru!!"
