Untuk menerjang kota baru secepat mungkin, Mannings menarik hampir semua pasukan berkudanya, membentuk kesatuan khusus yang sudah memisahkan diri dari pasukan utama sejak hari pertama bergerak, dan sedang melesat cepat ke kota baru.
Pasukan berkuda ini berjumlah sekitar tiga ribu lebih, namun itu sudah semua pasukan berkuda yang bisa ditarik Mannings. Bagaimanapun juga, pasukan Odin memang tidak terkenal dengan kavalerinya. Prajurit berkuda rusa orang Odin, dari sudut pandang taktik tempur, lebih condong ke metode penggunaan kavaleri berat. Berat badan rusa yang besar, kemampuan membawa beban yang tangguh, serta kemampuan dash jarak pendek semuanya melebihi kuda biasa. Tapi hewan tunggangan ini pada dasarnya berbeda dengan kuda, tidak bisa dibesarkan dalam skala besar melalui peternakan. Jadi bahkan di pasukan elit seperti Pasukan Salju Merah di Kekaisaran Odin sekalipun, di puncak kejayaannya, seluruh pasukan hanya mempertahankan beberapa ribu prajurit berkuda rusa.
Untuk invasi ke selatan kali ini, Mannings sudah mengerahkan semua asetnya. Seluruh klan dengan ribuan prajurit berkuda rusa ikut dalam ekspedisi militer, ditambah beberapa kuda yang dirampas dari Bizantium di County Siltan, totalnya hanya mencapai lima atau enam ribu pasukan.
Masalahnya, dalam perang musim dingin ini, Mannings masih meninggalkan sebagian pasukan di sarangnya. Yang ikut dalam ekspedisi militer hanya kurang dari empat ribu prajurit berkuda.
Saat ini, keempat ribu prajurit berkuda itu, di bawah perintah ketat Mannings, mengeluarkan seluruh tenaga mereka, berusaha keras menuju Kota Baru siang dan malam tanpa henti!
Perintah Mannings singkat dan tegas: Dalam dua hari, dengan segala cara, harus sampai di bawah Kota Baru! Langsung serbu pertahanan kota!
Meskipun Mannings naik pitam, dia belum sepenuhnya kehilangan kendali. Dia yakin pasukan musuh yang menyambar sarangnya pasti berjumlah kecil. Dengan mengerahkan ribuan pasukan berkuda untuk menerjang tiba-tiba, mungkin bisa mengejutkan lawan! Jika bisa merebut kembali kota dalam sekali serangan, itu yang terbaik. Sekalipun gagal, pasukan berkuda yang bergerak cepat ini tetap bisa memberikan tekanan pada musuh di kota, tidak memberi mereka waktu dan kesempatan untuk menyiapkan pertahanan kota dengan tenang!
Dalam hati Mannings, kehilangan ribuan pasukan berkuda ini masih jauh lebih murah daripada nilai Kota Baru!
Di bawah perintahnya, ribuan prajurit berkuda rusa yang semula dirancang sebagai kavaleri berat terpaksa berimprovisasi sebagai kavaleri ringan, bergegas menuju Kota Baru dalam perjalanan jauh.
Rusa sebagai kendaraan perang memang tidak cocok untuk perjalanan jarak jauh. Meski sudah meminimalkan beban dengan mengganti zirah berat menjadi zirah kulit dan hanya membawa persediaan makanan minim setelah berlari satu hari semalam, baik prajurit maupun tunggangan sama-sama kelelahan.
Untungnya kondisi daratan masih lancar, dan prajurit Odin yang kebanyakan pria tangguh terbiasa menderita, akhirnya tiba tepat waktu sesuai perintah Mannings.
Pada siang hari kedua ini, seluruh pasukan telah bergerak hingga jarak kurang dari 200 li (≈100km) dari Kota Baru. Dengan kecepatan seperti ini, di malam hari nanti seharusnya mereka sudah bisa mencapai Kota Baru!
County Syltan sebagai wilayah penghasil pangan utama, selain medan datar di seluruh wilayahnya, juga memiliki banyak aliran sungai dan danau. Saat musim dingin, sungai-sungai tersebut tentu membeku.
Saat ini pasukan tiba di tepian sungai. Menyusuri tepian ini ke selatan, aliran sungai akan melingkari sebuah kelokan. Melewati kelokan ini dan terus menyusuri jalan besar lurus, itulah Kota Baru.
Ribuan prajurit berkuda bergerak bagai awan pasukan, situasi di lapangan sungguh memukau. Pasukan berkuda yang menyebar di seantero benua ini melesat membelah dataran, percikan lumpur salju beterbangan.
Ketika pasukan utama tiba di tepi sungai, pemimpin kavaleri baru perlahan menghentikan langkahnya. Segera diperintahkan: "Seluruh pasukan beristirahat sebentar di sini!" Meski membawa kantong pakan, manusia bisa makan sambil bergerak, namun kendaraan sudah tak tahan. Yang paling krusial adalah kebutuhan minum.
Setelah pasukan berhenti, ribuan prajurit berkuda berbaris di tepi sungai. Mereka turun dari tunggangan, memanfaatkan kesempatan singkat ini untuk beristirahat. Sebagian menyantap bekal, sebagian memasang kantong pakan di leher rusa kutub agar kendaraan mereka bisa makan.
Pemimpin kavaleri pun mengirim orang ke pinggir sungai untuk menghantam lapisan es hingga terbuka dan mengambil air.
Sepanjang tepi sungai, setelah memecahkan lapisan es, pasukan berkuda diperintahkan bergiliran menuntun kendaraan mereka untuk minum.
Cuaca yang begitu dingin, ditambah tidak tidur semalaman, meski orang Odin terkenal tahan banting, stamina mereka mulai terkikis. Ditambah beban mental kehilangan Kota Baru, seluruh pasukan berjalan dengan wajah suram, tak lagi menunjukkan semangat berkobar seperti saat awal ekspedisi.
Saat regu keempat bergiliran mengajak rusa minum di tepi sungai, tiba-tiba siulan peringatan melengking dari prajurit penjaga Odin di kejauhan!
Suara itu mendadak mendekat. Wajah pemimpin kavaleri Odin berubah pucat.
Dari hilir sungai, derap kuda menderu disusul kemunculan pasukan berkuda Bizantium dengan bendera berkibar-kibar yang langsung menyerbu!
Meski kelelahan, pasukan elit Odin sigap merespons. Atas perintah komandan, mereka membentuk formasi kilat. Bahkan prajurit yang sedang memberi minum rusa pun melompat ke pelana dan bergabung dengan barisan utama di jalan raya.
Dari kejauhan pasukan Bizantium terlihat besar, tapi setelah mendekat baru terlihat hanya 500-600 prajurit. Ilusi jumlah muncul karena masing-masing prajurit membawa tiga kuda.
Di atas jalan, tiba-tiba bertemu musuh, para prajurit berkuda Odin ini juga tidak ragu-ragu. Mereka segera melepas senjata seperti kapak perang, pedang panjang, dll., dan dengan gesit mengambil posisi bertarung.
Pasukan berkuda di kejauhan itu tentu saja adalah 600 prajurit berkuda yang dibawa oleh Char.
Char yang memimpin pasukan berkuda ini dari jauh sebenarnya sudah lama menunggu di sekitar tepi sungai. Ini adalah jalan yang harus dilalui pasukan Odin saat kembali ke kota baru. Dia membawa pasukan berkudanya beristirahat di hilir tepi sungai untuk memulihkan tenaga. Begitu ada pasukan berkuda Odin datang, mereka segera naik kuda dan menyerang!
Lebih dari 600 prajurit berkuda ini menyerbu melalui jalan besar, namun tiba-tiba berhenti sepenuhnya saat masih berjarak satu anak panah. Dua pasukan berkuda ini saling berhadapan dari kejauhan.
Char tersenyum dingin, menoleh dan berteriak: "Buruan sudah datang, bersiaplah untuk memanen kepala orang-orang Odin! Bunuh satu orang hadiahkan satu kati daging dan sekantong minuman keras!"
Di musim dingin ini, baik di pihak Char maupun Mannings, kedua belah pihak sama-sama mengalami ketegangan persediaan makanan. Hadiah satu kati daging dan minuman sudah termasuk besar. Ditambah dengan ratusan prajurit berkuda Char yang selalu menang setiap pertempuran sejak datang ke selatan, semangat tempur mereka sudah sangat tinggi. Mendengar perkataan Char, seluruh pasukan langsung berteriak bergemuruh.
Char sengaja mengangkat tangannya perlahan. Dia mengendarai kuda maju beberapa langkah, mengangkat tangan kiri tinggi-tinggi dengan telapak terbuka, perlahan menjauh dari formasi pasukan utamanya.
Dari kejauhan, pemimpin prajurit berkuda Odin di sini melihatnya dan langsung terkejut.
Ini adalah isyarat tangan umum yang digunakan dalam pertempuran antara dua kerajaan di antara pasukan berkuda. Pasukan yang keluar dengan isyarat ini biasanya adalah kurir atau perwira yang hendak berkomunikasi.
Masak segelintir lima enam ratus prajurit Bizantium ini berani bertarung secara jantan melawan kita?
Meski terkejut dengan kemunculan tiba-tiba pasukan Bizantium ini, prajurit Odin tidak takut atau panik. Dari perbandingan kekuatan, mereka memiliki lebih dari tiga ribu pasukan elit sementara lawan hanya lima enam ratus...
Xia Ya mengendarai kuda maju beberapa langkah lalu berhenti, berteriak dalam bahasa Odin: "Aku adalah Jenderal Bizantium, Xia Ya Leiming! Orang Odin di seberang, panggil pemimpin tertinggimu untuk berbicara!"
Dalam pertempuran antar pasukan, saling meneriakan tantangan antara pemimpin tertinggi adalah hal biasa - untuk menyampaikan surat perang sekaligus meningkatkan moral pasukan sendiri.
Pemimpin kavaleri Odin tidak curiga, hanya heran: Dengan pasukan sedikit ini, kemungkinan besar mereka adalah unit patroli dari pasukan Bizantium yang menduduki Kota Baru. Secara logika, seharusnya langsung mundur saat bertemu pasukan besar kita. Tapi kenapa berani melawan?
Sang pemimpin pasukan berkuda ini memang termasuk prajurit garang yang terhitung di Pasukan Salju Merah. Jika tidak, Mannings takkan menyerahkan ribuan pasukan kavalerinya kepada orang tak berpengalaman.
Sang jenderal Odin itu tersenyum sinis penuh kesombongan, melangkah perlahan ke depan, lalu berteriak lantang: "Aku prajurit Pasukan Salju Merah di bawah pimpinan Kepala Suku Mannings..."
Sayang, orang ini hanya sempat mengucapkan setengah kalimat, bahkan namanya sendiri belum sempat disebutkan.
Char di seberang sudah tak sabar mendengarnya lagi!
Si kampungan itu menyipitkan mata dengan senyum puas diri, tiba-tiba mengangkat tangan kanannya dengan gesit! Tombak kavaleri yang sudah digenggamnya segera diayunkan ke depan dengan dahsyat!
Malang sang jenderal Odin yang baru hendak memperkenalkan diri sesuai tradisi perang, tiba-tiba melihat cahaya hitam menyambar disertai desiran angin kencang, sudah di depan mata!
Prajurit Odin ini memang tangguh, dengan refleks langsung mengaum sambil mengangkat kapak perangnya. Dia menyabetkan senjatanya ke arah cahaya hitam itu sambil mengelak ke samping...
Sayang, dengan kekuatan Char saat ini plus unsur kejutan, mana mungkin bisa dihindari!
Hanya terdengar suara "Dor!", tombak itu langsung menancap ke dada prajurit garang Odin ini, menembus seluruh tubuhnya. Tubuhnya terlempar ke belakang dari punggung rusa, menghantam formasi pasukannya sendiri. Tembakan Xia Ya ini memiliki kekuatan yang luar biasa, tombak tidak hanya menembus prajurit Odin itu, tetapi juga menembus tiga prajurit berkuda di belakangnya secara beruntun! Akhirnya tombak itu menancap kuat di tanah dengan mayat seorang prajurit Odin!!
Di sini para prajurit berkuda Odin panik dan marah, belum sempat bereaksi, Xia Ya di seberang sudah mengangkat garpu api sambil berteriak keras: "Bunuh!!!!"
Dia memimpin dengan menunggang kuda sendirian langsung menerjang, diikuti oleh ratusan prajurit berkuda yang melesat turun dengan teriakan!
※※※
Xia Ya langsung membunuh komandan tertinggi musuh di depan formasi. Tanpa pemimpin, pasukan Odin menjadi kacau balau! Melihat Xia Ya memimpin serangan, pasukan Odin bahkan sempat mengalami kekacauan!
Tindakan yang lebih tidak tahu malu masih ada di belakang!
Enam ratus prajurit berkuda yang menyerbu itu, belum sampai di depan mata, sudah mendengar siulan nyaring dari seberang. Enam ratus kavaleri Bizantium tiba-tiba melemparkan semua tombak berkuda mereka!
Enam ratus mata tombak, ditambah kekuatan prajurit-prajurit terlatih ini yang telah ditingkatkan, digabung dengan daya kuda, tiba-tiba menghujam dari atas seperti hujan!
Segera terdengar jeritan panik, di antara pasukan berkuda Odin terjadi kekacauan! Dari ribuan prajurit berkuda, seketika banyak yang ditusuk jatuh!
Saat orang-orang Odin tersadar, Char sudah berlari ke depan mata! Dengan menunggang kuda di depan, garpu api di tangannya tiba-tiba memancarkan cahaya merah menyala!
Aura mengerikan merah menyala tiba-tiba meletus, seketika cahaya merah membungkus area sejauh dua tiga puluh langkah di sekitarnya. Garpu api milik Char diayunkan membentuk lingkaran, kilauan darah langsung menyembur ke empat penjuru! Semua prajurit berkuda Odin yang terjebak dalam radius aura mengerikan Char beserta kendaraannya langsung terpenggal!!
Char telah menerobos langsung ke tengah formasi pasukan Odin. Di mana pun dia melintas, penghalang akan hancur lebur! Terlihat garpu apinya naik-turun, dalam kilauan merah, kepala manusia bertebangan ke langit disertai semburan darah!
Enam ratus prajurit berkuda di belakangnya juga telah tiba seketika, bagai mata pisau tajam yang menusuk deras ke jantung pasukan utama Odin!
Tidak tahu malu!! Tidak tahu malu!!
Menyergap di tengah jalan sudah keterlaluan! Menyerang saat musuh sedang istirahat minum juga keterlaluan! Langsung membunuh panglima musuh tanpa menghiraukan prinsip kesetiaan tetap keterlaluan! Yang paling membuat pasukan kavaleri Odin frustasi adalah, pasukan Bizantium ini ternyata semua dilengkapi dua pistol!!
Setelah satu ronde lempar tombak, tombak berkuda di tangan mereka melesat, pasukan kavaleri Bizantium itu langsung mengambil tombak cadangan atau pedang kuda yang tergantung di pelana kuda!
Enam ratus prajurit berkuda, ditambah Xia Ya si perintis penghancur segala halangan yang menerobos formasi, sementara pasukan Odin sudah berlari sehari semalam hingga sumber daya manusia dan kuda kelelahan.
Yang paling penting, demi mobilitas tinggi dalam perjalanan, pasukan berkuda Odin ini membuang zirah berat andalan mereka! Hanya memakai baju zirah kulit ringan, dalam pertempuran jarak dekat antar kavaleri seperti ini jelas mengurangi tiga poin kekuatan tempur sejak awal!
Xia Ya memimpin dari depan, di mana pun dia lewat, darah dan daging beterbangan! Baik prajurit garang Odin maupun pejuang gagah berani, semua yang menghadang di depannya tak ada yang bisa menahan satu pukulan garpu apinya! Pasukan berkuda lawan sudah langsung menerobos masuk formasi. Meskipun jumlah pasukan Odin banyak dan elit, tapi kavaleri musuh sudah mendapat momentum charge sementara pasukan kita berantakan berputar di tempat... Ditambah lagi tak ada komandan yang mengatur, masing-masing bertarung sendiri!
Setelah pertempuran sengit yang kacau balau ini, akhirnya pasukan Odin hampir tak bisa bertahan!
Satu li!
Hanya dalam sekejap, tak jelas siapa yang lebih dulu, pasukan berkuda Odin bertahan dengan susah payah, formasi mereka dihancurkan oleh kavaleri Bizantium hingga berantakan. Formasi besar itu terpecah menjadi bagian-bagian kecil!
Char menerjang habis-habisan, garpu api di tangannya tak terhitung sudah berapa nyawa orang Odin yang dihabiskan. Saat darahnya mendidih dan aura pembunuhan menyala-nyala, tiba-tiba pandangannya kosong!
Matanya melotot ketika menyadari dirinya telah menembus formasi Odin. Sebuah pengeboran sempurna, dari belakang formasi musuh dia menerobos keluar!
Char tertawa terbahak-bahak, mengendalikan kudanya beberapa langkah lalu memutar kepala kuda. Pasukan berkuda yang mengikutinya langsung berkumpul di belakangnya setelah menerobos formasi!
Taktik pengeboran ini layak disebut contoh sempurna dari buku pelajaran! Char tertawa keras disusul teriakan panjang. Ratusan pasukan berkuda dengan cepat berkumpul di sekitarnya, tanpa sempat bernapas, mereka kembali menerjang formasi Odin mengikuti garpu api yang diacungkan Char!
Pasukan Odin yang kacau kehilangan panglima utama. Meski beberapa perwira berteriak-teriak memerintahkan, dalam waktu singkat mereka belum sempat menyusun formasi ketika kavaleri Bizantium yang gagah itu sudah berbalik menerjang kembali!
Kali ini, pasukan berkuda Odin benar-benar tak sanggup bertahan!
……
※※※
Kekalahan telak!
Kekalahan yang membuat orang Odin menggigil ketakutan!
Di atas dataran muncul pemandangan yang mengejutkan! Rombongan besar prajurit berkuda rusa orang Odin yang berjumlah ribuan, digiring hingga berlari kencang memenuhi seluruh pegunungan, sementara di belakang mereka hanya ada ratusan pasukan berkuda Bizantium yang berteriak sambil mengejar untuk membunuh!
Yang paling menyedihkan adalah, rusa tunggangan prajurit Odin telah melakukan perjalanan jauh selama sehari semalam sehingga stamina mereka habis. Meski berusaha lari, saat ini mereka tak sanggup menyaingi kuda lawan! Tak terhitung banyaknya prajurit berkuda Odin yang disusul oleh pasukan Bizantium. Para penunggang kuda Bizantium itu langsung menebas mereka dengan pisau hingga jatuh dari tunggangan, lalu tanpa menoleh sedikit pun terus melanjutkan pengejaran!
Pengejaran ini berlangsung hingga lebih dari seratus li!
Sepanjang perjalanan, tak terhitung rusa tunggangan Odin yang akhirnya tak kuat lagi dan terjatuh, lalu langsung dihabisi oleh pasukan Bizantium yang menyusul.
Setelah pengejaran sejauh seratus li lebih, pasukan berkuda Odin semakin menipis!
Bahkan setelah pasukan Bizantium di belakang menghentikan pengejaran dan berhenti di kejauhan untuk bersorak-sorai sebelum mundur secara teratur, prajurit Odin masih terus berlari panik cukup jauh sebelum akhirnya berhenti untuk mengatur pasukan.
Saat menghitung ulang pasukan, para prajurit Odin yang dulu penuh kesombongan ini bahkan tak sanggup meneteskan air mata!
“Lebih dari tiga ribu prajurit berkuda berangkat, namun setelah dikumpulkan kembali, hanya tersisa kurang dari delapan ratus! Dan lebih dari setengahnya terluka!!”
Char mempersiapkan pasukan kavaleri untuk kembali, lalu mengirim beberapa tim kecil di sepanjang jalan untuk memburu sisa-sisa pasukan Odin yang tercerai-berai. Butuh waktu dua jam penuh sebelum pasukan pembersih kembali berturut-turut.
Setiap prajurit yang kembali wajahnya penuh aura mengerikan, semangat tempur membara. Setiap kuda mereka penuh dengan kepala manusia yang bergelantungan!
Setelah penghitungan cepat, pertempuran ini setidaknya menewaskan lebih dari seribu prajurit Odin. Yang tercerai-berai dan diburu di perjalanan juga ratusan! Total musuh yang dihabisi sekitar dua ribu!
Dengan enam ratus pasukan berkuda melawan lima-enam kali lipat jumlah musuh, hasil sehebat ini sungguh luar biasa!
Di pihak Char, yang tewas dua puluh lebih, luka ringan seratus lebih, luka berat empat belas orang.
“Potong semua kepala orang Odin ini dan tumpuk di tengah jalan besar!”
Char menyimpan garpu apinya, menghela napas panjang lalu menyeringai sinis: “Begitu pasukan Mannings tiba, mereka akan langsung melihat kepala-kepala ini! Biar seluruh pasukannya menggigil ketakutan!”
Salah satu prajurit bawahan bertanya: “Baginda! Pertempuran ini membunuh dengan puas! Apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Apakah akan menyerang pasukan utama Odin?”
Char tertawa terbahak-bahak. Pasukan berkudanya ini tampaknya termotivasi oleh kemenangan beruntun yang membuat mereka penuh keperkasaan. Hanya dengan beberapa ratus prajurit berkuda, mereka berani menyerbu pasukan utama Odin.
Namun meski anak buahnya berpikiran panas, Char sendiri tak boleh ikut terbawa emosi.
Ia menggelengkan kepala sambil tertawa: "Jangan buru-buru! Kita masih punya misi penting... Untuk membasmi Pasukan Salju Merah, pasukan kita masih terlalu sedikit! Sepanjang perjalanan ke selatan, aku sudah menyiapkan pasukan penyergap! Sekarang kita akan menyambut bala bantuan dan berkumpul di bawah tembok Kota Baru! Dalam satu pertempuran, kita akan mengirim Mannings kembali ke kampung halaman sialannya, hahahaha!!"
※※※
Pasukan pelopor kavaleri Odin terus terpukul mundur ke utara menyusuri jalan besar menuju pasukan utama Mannings.
Sementara itu, Mannings sedang dilanda kecemasan.
Di belakangnya, Sharba yang memimpin ribuan prajurit berkuda terus-menerus melakukan gangguan. Setiap kali mereka datang berdesiran, menyerbu sejenak lalu pergi. Barisan belakang Mannings terus diserang sehingga menderita kerugian cukup besar.
Tampaknya Sharba memang telah terlatih dengan baik. Setiap pertempuran dijalaninya dengan gerakan cepat bagai angin, sama sekali tidak rakus akan kemenangan! Beberapa kali ketika pasukan Odin menyusun formasi untuk mengepung, ia segera menarik pasukannya mundur tanpa ragu sedikitpun!
Dengan Sharba terus-menerus mengganggu dan menyerang di belakang, kecepatan pergerakan pasukan utama Mannings langsung berkurang lebih dari setengah. Mannings terpaksa mengerahkan seluruh tenaga untuk menata ulang barisan belakang pasukan dan menjaga kewaspadaan ketat. Sayangnya, ini justru membuat kecepatan pergerakan semakin mengecewakan hatinya. Berjalan dengan kecepatan seperti ini, entah berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kota baru!
Setelah berjalan sehari semalam, Sharba sudah memimpin serangan charge sebanyak tiga belas kali! Meski setiap kali hanya menimbulkan kerusakan puluhan hingga ratusan korban di pihak orang Odin, serangan bertubi-tubi seperti penyiksaan perlahan ini tak tertahankan!
Orang-orang Odin dibuat jengkel dan merasa lemah, namun tak bisa berbuat apa-apa. Moral pasukan pun tak terhindarkan merosot drastis.
Baru pada malam hari kedua pasukan berkuda Sharba akhirnya mundur. Diduga serangan terus-menerus telah membuat kavaleri kelelahan, Sharba pun menarik pasukannya sedikit ke belakang untuk menata ulang formasi.
Dengan hilangnya gangguan dari pasukan pengganggu di belakang, Mannings akhirnya bisa bernapas lega. Ia segera memerintahkan pasukan untuk mempercepat pergerakan. Namun saat malam tiba, kabar buruk justru datang!
Prajurit-prajurit tercerai-berai dari pasukan pelopor kavaleri akhirnya berhasil kabur kembali ke pasukan utama!
Ribuan pasukan berkuda yang semula berangkat dengan penuh kesombongan, kini kembali dengan kurang dari 800 pasukan berkuda. Seluruh tubuh mereka berlumuran noda darah, tampak compang-camping dengan lebih dari separuh anggota terluka, wajah-wajah mereka dipenuhi kepanikan dan keputusasaan.
Kabar tentang kekalahan telak 800 pasukan berkuda ini segera menggema ke seluruh pasukan!
Mannings di sepanjang rute pergerakan pasukan, mendapat kabar di dalam kereta kuda, langsung berlari keluar. Menyaksikan 800 prajurit berkuda yang kacau balau berlari mendekat, Mannings langsung tubuhnya tergoyang!
Pasukan berkuda yang kembali ini, sudah seharusnya pemimpinnya melapor ke Mannings. Tapi saat beberapa pemimpin pasukan kalah itu menghadap, baru menjelaskan separuh laporan, sudah melihat wajah panglima sekaligus kepala suku ini berubah...
“Dor!!!”
Mannings tiba-tiba membuka mulut, menyemburkan darah segar ke langit. Wajahnya yang baru mulai membaik hari ini, langsung kembali pucat!
Saat pengawal di sekitarnya bergegas memeganginya, Sang Jagoan Odin ini sudah menutup mata rapat, tak sadarkan diri.
Panglima muntah darah dan pingsan, rombongan yang sedang maju langsung berhenti.
Hanya bisa berkemah di pinggir jalan besar sambil menunggu.
Koma Mannings kali ini jauh lebih lama dari sebelumnya, tak sadarkan diri selama satu malam penuh, baru bangun di siang hari berikutnya.
Saat siuman, ia terbaring di kereta kuda. Reaksi pertamanya: bagian bawah kereta ini tidak bergetar! Jelas seluruh pasukan sudah berhenti bergerak!
Mannings murka, membalikkan badan dan merangkak bangun. Baru hendak berteriak, jantungnya langsung tersayat sakit luar biasa, napasnya terengah!
Ia mengepal gigi menarik napas beberapa kali, baru ada ajudan yang mendengar teriakannya dan membuka pintu kereta kuda.
Mendengar sang panglima telah bangun, para pemimpin pasukan segera berkumpul. Mannings merasa pahit dalam hati, dirinya pingsan saja tidak apa, tapi pasukan besar justru berhenti bergerak! Para tolol ini, tak sadarkah bahwa setiap malam keterlambatan pulang akan menambah risiko bahaya?!
Namun memandangi para bawahannya yang penuh kekhawatiran di sekeliling, kemarahannya pun mereda.
Bagaimanapun, pasukan ini menunjukkan kesetiaan mutlak. Melihat dirinya muntah darah dan pingsan, merekalah yang memerintahkan penghentian pergerakan. Khawatir kondisi fisiknya tak kuat menahan guncangan perjalanan.
Kemarahan Mannings yang tak tersalurkan berubah menjadi dingin membeku di hati!
Kabar kekalahan pasukan pelopor kavaleri bahkan lebih menggentarkan daripada kematian putranya Morka!
Ribuan prajurit berkuda!
Itu benar-benar ribuan pasukan berkuda elit!!
Pasukan rusa perang Odin, jika terkumpul ribuan, mampu menghancurkan korps infantri Bizantium dalam pertempuran malam!!
Bahkan saat menghabisi Korps Ketujuh Kekaisaran Bizantium dulu, taktiknya adalah mengerahkan ribuan kavaleri untuk menerjang formasi, lalu infantri menyapu sisanya hingga menang telak!
Tapi ribuan pasukan itu kini justru dihancurkan!
Itu pun dalam pertempuran terbuka, benar-benar pertempuran frontal!!! Pertempuran saling beradu kekuatan mentah!!!
“Bagaimana mungkin ini! Bagaimana mungkin Mannings bisa Terima ini?!”
Menurut prajurit berkuda yang kalah dan kembali, musuh hanya ratusan prajurit berkuda, tapi kekuatan tempurnya luar biasa. Panglima mereka sangat garang dengan jurus maut, juga licik dan licin...
Ratusan prajurit berkuda bisa mengkucar-kabirkan ribuan pasukan elit prajurit rusa kutubku?! Di pasukan Bizantium mana ada prajurit garang yang punya jurus maut!! Bahkan Kavaleri Rodrian, bahkan Kavaleri Rodrian yang dipimpin langsung Adrik, pasti tak mungkin menelan ribuan prajuritku hanya dengan ratusan pasukan!!
Dalam hati Mannings, ini benar-benar absurd sampai puncaknya!!
“Maju, lanjutkan ke kota baru.”
Menghadapi kepedulian dan keheningan para jenderal, Mannings hanya memberi perintah singkat dengan dingin.
“...Kepala Suku!”
Seorang bawahan hampir tak tahan mengajukan usulan, tapi tatapan tajam Mannings segera membuatnya menutup mulut.
“Aku tahu kalian khawatir tubuhku tak kuat. Tapi rencana pasukan tak bisa diubah! Aku belum mati! Guncangan kecil ini masih bisa kutahan!” Mannings menggeretak gigi: “Kalau tak ke kota baru, kita mau ke mana?!”
Setelah hening sejenak, seseorang tak tahan berbisik: “Di sekitar ada kota lain, kita bisa cari tempat untuk mengatur pasukan, biarkan prajurit suku kita beristirahat sebentar...”
“Lemah!” Mannings mencela dengan dingin, dia menarik napas, lalu perlahan berkata: “Sarang kita dijarah orang! Pasukan berkuda yang kita kirim untuk kembali ke kota malah dihancurkan! Di saat seperti ini, mungkin sebagian dari kalian menganggap kembali ke kota baru terlalu berisiko! Tapi kuberitahu kalian! Sekarang kita sudah tidak punya pilihan lain selain kembali! Sejak prajurit Odin kita datang ke selatan, apa yang kita andalkan? Keberanian dan keganasan prajurit suku kita! Semangat pantang menyerah inilah yang jadi tumpuan kita! Tapi sekarang, sarang direbut, pasukan berkuda kalah telak! Kabar demi kabar datang, pasukan kita yang puluhan ribu malah takut untuk kembali, malah ingin menghindar ke tempat lain... Tidakkah kalian berpikir, begitu perintah ini sampai ke seluruh pasukan, apa yang akan dipikirkan para prajurit? Mereka akan benar-benar takut pada orang Bizantium ini! Jika kita kehilangan keberanian bertarung, apa lagi yang tersisa dari kita orang Odin?!”
