Begitu menyebut kematian Kavhill akibat percobaan pembunuhan, Char langsung mengumpulkan semangat, matanya menyorot tajam ke Junker, telinganya juga dikeraskan. Bukan tanpa alasan, kematian siluman itu penuh dengan kejanggalan!
Atau mungkin, seseorang seperti Kavhill - bahkan jika kematiannya awalnya tampak biasa, statusnya yang unik tetap akan memicu berbagai spekulasi.
Junker juga merasakan sorotan mata tajam Char, menarik napas dalam-dalam sebelum wajahnya perlahan menunjukkan ekspresi aneh.
"...Insiden percobaan pembunuhan terhadap guru, sebenarnya..." Nada suaranya semakin ganjil: "...sebenarnya, semuanya diatur sendiri oleh guru."
Ternyata!!!
Andai bukan karena persiapan mental sebelumnya, Char hampir melompat dari kursinya!
Setelah mendengar kalimat ini, Char segera memalingkan pandangan ke segala arah, memandang ruang tamu yang tidak besar ini, menyapu pandangan ke kiri-kanan selama setengah hari, seolah ingin menemukan sesuatu, atau seakan-akan Kavhill saat ini sedang mengintai diam-diam di suatu tempat di sini.
Melihat reaksi Char ini, Junker dan gadis itu sama-sama menghela napas diam-diam.
Junker kemudian bergumam berat: "Peristiwa pembunuhan itu adalah rencana guru, diserahkan padaku untuk mengatur semuanya." Dia berhenti sejenak, lalu berbisik: "Pada hari pembunuhan, rute perjalanan kereta kuda guru, waktu, dan lokasi semuanya telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pasukan pelaksana pembunuhan juga adalah pasukan bunuh diri yang kupilih dari Pengawal Senja."
Mendengar ini, Char mengerutkan kening.
Menggunakan pasukan Pengawal Senja untuk membunuh Kavhill...
Junker melihat ekspresi kerutan dahi Char, tertawa pahit: "Pengaturan seperti ini memang tidak ada cara lain. Untuk membuat sandiwara itu terlihat nyata, kita harus menggunakan pasukan elit yang terampil sekaligus cukup andal, mau menjalankan perintah tanpa syarat. Di Kota Osgilia, orang seperti ini sangat sulit ditemukan, akhirnya diputuskan menggunakan anggota Pengawal Senja untuk mengerjakan ini! Anggota Pengawal Senja adalah pasukan bunuh diri yang tak pernah ragu menjalankan perintah, tak peduli siapun lawannya, begitu perintah diberikan, tak akan ada penundaan sedikitpun! Intinya ini sebenarnya tidak rumit. Sebagai pemimpin Pengawal Senja, aku memalsukan perintah mendiang Kaisar, mengerahkan beberapa pasukan elit untuk menyergap guru di jalan. Menciptakan insiden percobaan pembunuhan itu."
Pasukan elit Pengawal Senja memang cocok untuk tugas ini. Rombongan ini hanya setia pada Kaisar sebagai pasukan bunuh diri. Junker memalsukan perintah kerajaan untuk membunuh Kavhill, meski yang menerima perintah ini curiga, para Pengawal Senja pasti akan mengeksekusi sampai tuntas.
"Tapi bukankah ini jadi sulit dikontrol?" Char tertawa getir: "Ini kan cuma sandiwara, tapi para pembunuh Pengawal Senja yang kau tugaskan tidak tahu itu. Mereka benar-benar akan membunuh. Tidak takkah kau kalau Kavhill benar-benar terbunuh secara tidak sengaja?"
Junker mendengar perkataan Char, wajahnya langsung berubah sangat buruk. Dengan wajah pucat, dia mengatupkan gigi: "Rencana ini awalnya ditetapkan oleh guru. Aku juga pernah menyampaikan kekhawatiran ini, takut para pembunuh Pengawal Senja benar-benar akan melukai guru. Tapi guru hanya menyuruhku untuk terus melakukannya, tidak perlu khawatir tentang masalah ini." Dia menghela napas panjang: "Guru adalah Shenren yang luar biasa, saat itu langsung aku percaya tanpa sedikit pun keraguan. Jika guru bilang tidak masalah, pasti benar-benar tidak masalah——begitulah pikiranku saat itu. Tapi... tapi tak disangka, guru ternyata menipuku."
Sorot mata pria paruh baya ini memancarkan aroma penderitaan yang dalam. Kedua tinjunya terkepal erat sampai jari-jarinya memutih, lengan bawahnya pun gemetar halus.
Char merasa jantungnya terasa berat, memalingkan pandangan ke gadis itu: "Ini... apa maksudnya?"
Gadis itu juga terkekik tawa pahit, tapi tidak menjawab pertanyaan Char. Dia menatap Junker, mengatupkan bibir sebentar sebelum berbicara dengan suara lembut dan datar yang menghibur: "Sudahlah Junker, ini juga keinginan guru. Kau hanya menjalankan perintah beliau. Guru sejak awal tahu, jika kau mengetahui kebenarannya, mungkin tidak akan berani melakukannya. Makanya disembunyikan darimu. Coba bayangkan, kalau guru waktu itu memberitahukan semuanya, mana mungkin kau masih berani menjalankan rencana ini?"
Junker menggigil di bibir, wajah pucat pasi, memandangi gadis itu, namun menggeleng keras: "Apa yang kamu katakan mungkin benar. Tapi... tapi... saat itu aku sama sekali tidak menyangka, aku... aku benar-benar telah, membunuh guru! Guru... bisa dikatakan mati di tanganku!!"
Boom!
Kalimat ini terdengar jelas oleh Char, tidak ada satu katapun yang ambigu! Otaknya langsung berdengung, merasa lidahnya kering kerontang, sejenak, tak tahu apakah terkejut atau merasa absurd.
Mati?
Kavhill, ... mati? Benar dibunuh Junker?!!
Char belum sempat bicara, Junker telah duduk berat di kursi, kedua tangan memegangi kepala, mencengkram rambutnya sendiri dengan kasar, suara serak dan gemetar: "Guru... guru mati di tanganku! Aku sendiri yang memberi perintah, menjalankan rencana ini! Jika, jika..."
"Sudah." Gadis itu menghela napas, berdiri perlahan mendekati Junker, tangan mungilnya yang ramping menepuk bahu Junker, berbisik pelan: "Aku tahu selama ini hatimu selalu dipenuhi rasa bersalah dan menyalahkan diri, tekanan yang kau tanggung sudah cukup besar, tanggung jawabmu juga sudah cukup banyak. Semua ini sebenarnya bukan salahmu, tidak seharusnya kau yang menanggung ini. Ingatlah, ini keinginan guru sendiri, metode kematian yang dipilihnya. Karena guru yakin, hanya cara mati seperti inilah yang paling bernilai. Junker, tak perlu kau menyiksa diri."
Suara Junker sudah penuh dengan getaran tangis yang tertekan. Setelah mendengar perkataan gadis itu, ia menggelengkan kepala dengan lembut, namun emosinya masih belum bisa tenang.
Gadis itu menoleh memandangi Char. Sorot matanya tetap tenang bagai air, berkata pelan: "Emosi Junker kurang stabil. Kalau begitu, hal-hal berikutnya akan kuteruskan penjelasannya padamu, Tuan Char."
Char juga sama bingungnya. Setelah mendengar ucapan gadis itu, ia refleks mengangguk dan membuka mulutnya. Seolah ingin bertanya sesuatu, namun ribuan benang kusut di hatinya membuatnya tak tahu harus mulai dari mana.
“Guru semasa hidupnya pernah berkata padaku, situasi negara Kekaisaran ini sudah lapuk tak tertolong. Meski telah mendukung Kaisar Cantos memerintah selama setengah abad, beliau tetap tak bisa mengubah keadaan ini, yang sering dianggap sebagai penyesalan terbesar dalam hidup sang guru. Namun meski Kaisar Cantos terlihat mempercayainya, sebenarnya Sang Kaisar berwatak keras kepala. Di masa muda yang penuh semangat, tindakannya penuh ketegasan, sayangnya saat fondasinya belum stabil justru terlalu tergesa-gesa. Setelah beberapa kali gagal, seiring bertambahnya usia dan kondisi fisik yang menurun, Sang Kaisar menjadi ragu-ragu dalam bertindak, bahkan cenderung plin-plan. Ketegasan berlebihan di masa muda dan keragu-raguan di masa tua merupakan dua ekstrem yang sama-sama tak patut ditiru. Sayangnya meski guru selalu mendampingi, Sang Kaisar justru bersikap keras kepala dalam hal-hal krusial, enggan mendengarkan nasihat guru. Bahkan... guru juga bilang, di lubuk hati terdalamnya, Sang Kaisar tetap menjaga jarak terhadapnya.”
Gadis itu berbicara dengan lancar, hingga di titik ini, senyum penuh ejekan muncul di wajahnya yang cantik: "Sang Kaisar pendahulu kerajaan kita ini, semasa muda seharusnya menyembunyikan kemampuan dan memperkuat fondasi. Tapi malah bertindak terlalu mencolok dan tergesa-gesa, memicu kewaspadaan kuat dari jaringan pendukung warlord. Alhasil, semuanya jadi serba terhambat. Belakangan setelah berusia lanjut dan memiliki fondasi, seharusnya berani melakukan pembaruan. Tapi siapa sangka, Sang Kaisar justru menjadi terlalu hati-hati karena kegagalan di masa muda. Kaisar seperti ini membuat guru sama sekali tak bisa berbuat apa-apa. Meski guru sebijak dan secerdas apapun, dia bukanlah kaisar yang bisa mengambil alih keputusan. Akhirnya, situasi negara semakin memburuk, malapetaka warlord perlahan tak terkendali. Guru menghabiskan puluhan tahun kerja keras, hanya bisa membatasi sebisa mungkin."
Char mengangguk, merasa ada beberapa poin masuk akal dalam perkataan gadis itu.
Gadis itu melanjutkan: "Hingga Kaisar Cantos Agung menjadi sepuh, almarhum kaisar menyadari kondisi fisiknya benar-benar sudah kritis. Urusan negara semakin kacau dan genting, telah mencapai titik yang tak teratasi. Guru kemudian memberi saran kepada Yang Mulia: Jika tidak berani bertindak, situasi ini benar-benar tak bisa diselamatkan. Saat itu Yang Mulia sudah menderita sakit parah tanpa harapan kesembuhan, sisa waktunya tidak banyak. Meski guru terus-menerus membujuk, Yang Mulia tetap ragu-ragu mengambil keputusan. Beliau hanya mulai mempersiapkan pesan terakhir - mengirim Putra Mahkota keluar dari Kota Kekaisaran ke Korps Rodria, ini juga saran guru. Meski Yang Mulia menyetujui, tapi untuk bertindak melawan faksi warlord, beliau tetap tidak berani memutuskan. Guru yang frustasi, demi memaksa Yang Mulia, akhirnya..."
"Tunggu, penjelasanmu terlalu samar!" Char menyela dengan keras: "Apa maksud pesan terakhir? Rencana melawan faksi warlord? Bagaimana kronologi sebenarnya dari semua ini?"
Gadis itu menatap Char, mengerutkan kening lalu menghela napas pelan seolah berbicara sendiri: "Guru... Kau memberiku tugas yang sangat berat. Orang ini jauh lebih bodoh dari yang kubayangkan."
Ia menggelengkan kepala, memandangi Char dengan senyum penuh ejekan: "Baiklah, akan kuceritakan dari awal. Char..."
“Faksi warlord dan keluarga kerajaan selalu memandang satu sama lain sebagai musuh bebuyutan. Selama ratus tahun, kontradiksi ini sudah tidak bisa didamaikan. Keluarga kerajaan berada dalam posisi kurang menguntungkan secara kekuatan, namun menguasai legitimasi secara nominal. Sementara faksi warlord memiliki kekuatan yang solid, tetapi selalu terkendala oleh ketiadaan legitimasi resmi untuk melawan keluarga kerajaan. Untuk menghadapi keluarga kerajaan, faksi warlord secara konsisten membatasi perkembangan kekuatan mereka, terutama dalam hal penguasaan pasukan militer.”
“Pasukan pusat Kekaisaran adalah anak buah langsung yang dilatih oleh keluarga kerajaan. Hingga saat ini, Pasukan Reguler Pusat Kekaisaran pernah memiliki tiga belas korps dengan nomor resmi formasi. Namun di antaranya, beberapa korps menderita kerugian besar dalam perang sebelumnya, ada yang dibangun kembali pasca perang, ada juga yang karena kerusakan terlalu parah akhirnya dihapuskan nomor resmi dan formasi.”
“Char, saat kamu masuk dinas militer, kamu berada di Pasukan Reguler Pusat Kekaisaran Divisi Ketiga Belas, yaitu Korps Rodria. Saat itu, Kekaisaran masih memiliki Divisi Kedua, Divisi Ketiga, Divisi Keenam, Divisi Ketujuh, dan Divisi Kesembilan. Total ada enam divisi pasukan yang berada di bawah kendali keluarga kerajaan. Namun divisi-divisi lain, meskipun secara nominal masih ada Divisi Pertama, Keempat, Kelima... dll, sebenarnya pasukan-pasukan ini sudah tidak ada lagi. Ada yang dihapus nomor resminya setelah mengalami kerugian besar dalam perang sebelumnya, ada juga yang dikuasai jaringan pendukung warlord lalu dialihkan ke kesatuan militer Thema daerah. Jadi saat Perang melawan orang Odin terakhir kali, yaitu ketika kamu Char baru saja direkrut, pasukan pusat Kekaisaran meskipun secara nominal memiliki tiga belas divisi, kenyataannya hanya ada enam divisi.”
“Enam divisi Pasukan Reguler Pusat dianggap sebagai wilayah kekuasaan keluarga kerajaan, sekaligus tempat keluarga kerajaan melatih dan mengangkat jenderal-jenderal Faksi Elang. Peralatan pasukan pusat dibiayai oleh penghasilan fiskal besar keluarga kerajaan, juga menjadi modal untuk melawan jaringan pendukung warlord, tentu sangat diprioritaskan. Tapi di sisi lain, mereka justru menjadi duri di mata faksi warlord!”
“Kapan saja, baru ada cukup modal bicara setelah menguasai pasukan! Prinsip ini dipahami semua orang. Faksi warlord tentu menolak membiarkan keluarga kerajaan mengendalikan terlalu banyak pasukan, karena hal itu akan mengancam posisi mereka. Tapi secara nominal, Kaisar adalah penguasa tertinggi negara, sehingga faksi warlord tak bisa terang-terangan menghalangi Kaisar menguasai pasukan pusat. Maka mereka hanya bisa menangani keluarga kerajaan dari aspek lain. Misalnya dengan mengontrol alokasi anggaran militer. Saat itu Salvador masih menjabat sebagai Menteri Urusan Militer, mengurangi anggaran pasukan pusat adalah salah satu cara. Selain itu ada berbagai metode seperti infiltrasi, pendekatan politik, dll. Saat kamu masuk dinas, dari tiga belas korps pusat Kekaisaran hanya tersisa enam. Yang lain ada yang sudah dibubarkan, ada yang tinggal nama belaka. Tapi meski begitu, faksi warlord tetap tidak percaya. Selain menggunakan segala cara ekstrim, mereka masih punya jurus pamungkas besar lain untuk melemahkan pasukan Elang milik keluarga kerajaan!”
Gadis itu sampai di sini, menatap Char sejenak lalu berkata datar: "Apa cara yang lebih efektif daripada berperang untuk melemahkan pasukan secara besar-besaran? Memicu perang, begitu pertempuran dimulai, akan menjadi gunung mayat dan lautan darah! Menghabiskan nyawa manusia tak terhitung, logistik, membunuh seribu musuh sementara merusak delapan ratus pasukan sendiri. Setelah pertempuran usai, pasukan pasti akan mengalami kerusakan parah. Tentu saja, faksi warlord saat itu tidak memberontak secara terbuka, juga tidak mungkin mengerahkan pasukan sendiri untuk melawan pasukan pusat. Cara mereka sebenarnya sangat polos: diam-diam bekerja sama dengan orang Odin, menjanjikan beberapa suap, menarik serigala masuk ke kandang! Mengundang invasi orang Odin, memicu perang eksternal, lalu... menggunakan ini untuk menggerogoti kekuatan pasukan pusat."
“Bagi keluarga kerajaan, ini merupakan situasi kontradiktif. Di satu sisi, invasi orang Odin mengharuskan Kaisar sebagai pemimpin tertinggi negara mengeluarkan perintah kepada tentara untuk melakukan resistensi, karena salah satu pilar utama kekuasaan kerajaan adalah status resmi kesetiaan besar. Jika Kaisar tidak memerintahkan perlawanan terhadap invasi musuh luar, maka dukungan rakyat akan hilang, bahkan status resmi kesetiaan besar pun bisa lenyap! Oleh karena itu perang tak terhindarkan!. Di sisi lain, kesatuan militer Thema tidak berada di perbatasan. Wilayah perbatasan utara seperti County Moore, County Norse, dan sekitarnya semuanya merupakan zona kendali kerajaan. Begitu orang Odin menyerbu, daerah pertama yang terkena dampak adalah wilayah kekuasaan kerajaan! Situasi ini memaksa keluarga kerajaan untuk mengerahkan pasukan mereka sendiri. Sementara para warlord di kesatuan militer Thema hanya duduk menyaksikan pertarungan. Itulah sebabnya dalam setiap perang melawan orang Odin sepanjang sejarah, pasukan kerajaan selalu menanggung kerugian. Setiap pertempuran yang terjadi, baik menang maupun kalah, akan mengurangi kekuatan pasukan pusat.”
“Saya bisa jelaskan dengan pasti, perang invasi orang Odin yang kamu alami tahun lalu di Pertempuran Dataran Alabaster, pertempuran melawan orang Odin di Padang Api Liar itu, sebenarnya ada campur tangan kotor faksi warlord. Kami punya bukti bahwa dalam perang itu terjadi kolaborasi tersembunyi antara faksi warlord dan orang Odin. Saat itu orang Odin menyerang, faksi warlord menguasai markas besar militer, memotong anggaran militer dan perbekalan logistik, memaksa pasukan pusat membentuk wilayah operasi sementara di utara dan mengelola logistik sendiri untuk menghindari manipulasi faksi warlord. Tapi setelah perang, pertahanan kami kacau balau, pasukan Odin bisa menerobos masuk seolah-olah mereka tahu semua detail posisi pasukan dan sistem pertahanan kami - semuanya ulah faksi warlord.”
Setelah mengucapkan itu, gadis itu menatap Char, nada suaranya penuh penghinaan: “Kau mengerti?”
“...Mengerti.” Char mengatupkan gigi deras.
“Baik, mari kita lanjutkan membahas urusan guru.” Gadis itu berkata datar: "Rencana guru, jika dijelaskan secara gamblang, adalah memaksa faksi warlord untuk memberontak! Ini adalah taruhan besar! Menurut perhitungan guru, setiap sendi dalam rencana ini saling terkait dan tak bisa dihilangkan! Pertama-tama dia menghasut almarhum Kaisar untuk mengambil tekad, lalu menyarankan Sang Kaisar mengirim Putra Mahkota ke Korps Rodria di luar ibu kota untuk dilindungi. Tindakan ini akan memicu kewaspadaan faksi warlord! Mengirim Putra Mahkota keluar ibu kota akan membuat Salvador dan yang lain siaga, mengira keluarga kerajaan sedang merencanakan aksi besar. Berdasarkan pemahaman guru tentang temperamen siluman Salvador itu, kemungkinan besar dia akan mengulangi trik lamanya - diam-diam bekerja sama lagi dengan orang Odin dan melancarkan perang invasi. Ini adalah langkah pertama rencana yang saat itu sudah berhasil."
Gadis itu berhenti sejenak di sini, lalu menjelaskan sambil lalu: "Guru saat itu mengirim kakak Vya ke dalam negeri Odin, sudah membuat beberapa persiapan dan pengaturan. Kami mengendalikan kabar tentang kolaborasi Salvador dengan orang Odin. Putra Mahkota juga sudah mencapai Korps Rodria. Setelah kesuksesan langkah pertama, guru bersiap menjalankan rencana kedua."
"Apa?"
“Pembersihan anggota faksi warlord di Kota Kekaisaran.” Gadis itu berkata datar: “Ini adalah perjudian berisiko! Guru sengaja memaksa faksi warlord memberontak! Memaksa mereka memberontak! Saat itu situasinya, Kaisar sudah sepuh, Kekaisaran dirasuki tumor tim yang disebut faksi warlord, semakin melemah. Jika dibiarkan, dalam beberapa tahun mendatang, keluarga kerajaan bahkan tidak akan punya kekuatan untuk bertaruh mati-matian! Itu sudah menjadi kesempatan terakhir! Jika saat itu tidak segera bertindak, setelah Kaisar sebelumnya meninggal dan kaisar baru naik tahta, menunggu kaisar baru membina fondasi faksi dan mengukuhkan posisi, mungkin harus menunggu bertahun-tahun lagi. Saat itu, Kekaisaran pasti sudah dikeroposi oleh tumor tim faksi warlord! Tak ada lagi peluang membalikkan keadaan! Jadi guru terpaksa mengambil risiko! Pada masa akhir pemerintahan Kaisar sebelumnya, bertaruh mati-matian, kalau tidak di masa depan hanya tinggal menunggu mati.”
“Jadi, awal rencana ini adalah sengaja membuat faksi warlord waspada, memancing mereka untuk kembali menarik orang Odin menyusup. Langkah pertama ini tidak sulit, bahkan jika saat itu Salvador tidak terpancing, guru sendiri yang akan bekerja sama dengan orang Odin untuk menyusup! Kakak Vya sudah mempersiapkan beberapa hal di Kekaisaran Odin! Invasi orang Odin adalah bagian terpenting! Menarik serigala masuk ke kandang, inilah ronde pertama rencana guru!”
Char mendengar kata-kata ini dengan jantung berdebar kencang, otaknya berdengung oleh ledakan perkataan mengejutkan ini. Untuk sesaat bahkan lupa menanyakan detail seperti sebutan "Kakak Vya" yang disebut gadis ini.
“Invasi orang Odin dianggap sebagai mata rantai kunci, karena rencana guru kali ini yang terpenting adalah menyerahkan wilayah utara, tidak lagi mengirim pasukan pusat keluarga kerajaan untuk melawan!”
Prak!!
Char hampir tak tahan menepuk meja dengan deras, menyambar marah: "Apa rencana sialan ini!!"
Gadis itu tetap tenang menghadapi makian Char: "Ini bukan rencana sialan, justru strategi yang sangat indah."
Ia menggelengkan kepala: "Menyerahkan wilayah utara, pasukan pusat tidak melawan ke utara - ini adalah mata rantai terpenting. Guru telah memperhitungkan, dengan ambisi rakus orang Odin, begitu masuk ke wilayah Kekaisaran dan mendapat keuntungan, mereka takkan berhenti! Orang Odin memiliki sifat seperti serigala, rakus tak kenal puas! Memberi sedikit suap justru akan membangkitkan selera mereka lebih besar! Dengan memberikan County Moore dan wilayah utara lainnya sebagai santapan, ambisi Odin yang sudah terbakar akan mendorong mereka mengejar keuntungan lebih besar selanjutnya..."
"Selanjutnya mereka akan menghadapi wilayah kesatuan militer Thema." Char menarik napas dalam-dalam!
Ini adalah fakta yang terlihat jelas!
Setelah invasi Odin menguasai County Moore, Syltan dan wilayah perbatasan utara, ambisi mereka yang terus membara akan mengarah langsung ke wilayah faksi warlord di kesatuan militer Thema!!
“Pada saat itu, anak serigala Odin yang ambisinya telah tersulut takkan mempedulikan bahwa jaringan pendukung warlord adalah sekutu yang bekerja sama dengan invasi mereka... Ketika dihadapkan pada keuntungan besar, semua sekutu bisa ditinggalkan!”
“Rencana Kavhill ini sebenarnya hanyalah upaya memancing orang Odin masuk dengan mengorbankan wilayah perbatasan utara, hingga akhirnya memicu pertarungan antara orang Odin dan faksi warlord!”
Mengadu harimau dan srigala!!
Ini adalah strategi mengadu harimau dan srigala yang standar!!
Jika orang Odin ingin memuaskan keserakahan ambisi mereka, hanya ada satu cara: menyerang faksi warlord!
Begitu perang antara orang Odin dan jaringan pendukung warlord pecah, apapun hasilnya, faksi warlord pasti akan mengalami kerusakan besar pada energi Langit-Bumi mereka!
“Bab kedua dari rencana ini adalah bersekutu dengan Landis.” Gadis itu tersenyum tipis: “Orang Landis selalu menyimpan ambisi tersembunyi terhadap benua. Sebagai negara maritim, keinginan mereka untuk menguasai daratan telah menjadi impian selama beberapa generasi. Hanya saja dua kekuatan besar di benua ini membuat mereka tak punya celah. Langkah kedua guru adalah menarik orang Landis masuk ke dalam taruhan ini! Dengan memberi mereka sedikit suap, situasi akan semakin dikacaukan.”
“Bukankah ini mengkhianati negara?” Char mengerutkan kening.
“……Hah。”Gadis terdiam sejenak, menghela napas: “Ini juga merupakan satu yang guru sendiri terus-menerus bimbang, tapi dari dua pilihan buruk, ambil yang lebih ringan! Meski orang Landis punya niat terhadap keuntungan Benua, tapi mereka takkan bisa menelan terlalu banyak. Sifat negara maritim mereka sudah menentukan selera mereka takkan terlalu besar. Memberi mereka sedikit suap... tetap lebih baik seratus kali daripada negara hancur oleh ulah faksi warlord itu. Asalkan Kekaisaran bisa memberantas sampai tuntas bahaya faksi warlord, punya stabilitas selama lebih dari sepuluh tahun, kekuatan nasional menjadi kuat, masalah orang Landis nantinya bukanlah masalah lagi.”
Char berpikir sejenak, mengangguk sebagai bentuk pengakuan terhadap ucapan gadis itu.
“Rencana ketiga langkah adalah, begitu faksi warlord melakukan pemberontakan dan perang saudara pecah, segera konsentrasikan pasukan yang dikontrol keluarga kerajaan untuk bertahan mati-matian di garis Osgilia. Tinggalkan Utara, tinggalkan sepenuhnya! Biarkan orang Odin menyusup masuk, selama kita fokus mempertahankan Osgilia dengan pasukan terkonsentrasi, bertahan terus, bertahan dalam kebuntuan. Seiring waktu, orang Odin pasti akan berselisih dengan faksi warlord. Saat itulah kesempatan kita datang. Menurut rencana Guru, selama ada dukungan orang Landis ditambah konsentrasi pasukan kita di Osgilia, seharusnya tidak ada masalah. Taruhan selalu mengandung risiko. Lagipula, Guru berkata meski faksi warlord kuat, mereka bukan entitas utuh melainkan puluhan kelompok kecil yang bersatu. Dalam kondisi baik mereka bisa menjaga persatuan sementara, tapi lama-lama begitu ada konflik kepentingan, perpecahan internal pasti terjadi! Poin ini... Guru juga telah memperhitungkannya dengan benar.”
Gadis itu menghela napas panjang setelah sampai di bagian ini: "Bersekutu dengan Landis ke luar, meninggalkan wilayah utara ke dalam, membiarkan invasi Odin, menunggu perselisihan internal antara Odin dan faksi warlord, menunggu perpecahan internal jaringan pendukung warlord. Pada akhirnya, kesempatan kemenangan kita akan tiba. Rencana menyeluruh Guru kira-kira seperti inilah. Dari fakta setahun terakhir, perhitungan Guru ini—kalau tidak bisa dibilang 100% tepat—paling tidak 90% sudah terbukti benar!"
Char tertegun!
Kavhier...
Kavhier!
Taruhan yang begitu besar! Gaya khas yang luar biasa!
Bahkan Char pun harus mengakui, si tua gila terkutuk ini berhasil menebak dengan tepat!!
Menyerahkan wilayah utara Kekaisaran yang luas, membiarkan orang Odin menyusup, sementara pasukan pusat mundur ke garis Osgilia untuk bertahan mati-matian di Kota Kekaisaran! Invasi Odin yang tak kunjung puas, akhirnya Mannings tak tahan untuk menelan Distrik Militer Korsika!!
Meski ada faktor provokasi perpecahan dari Char... tapi dari perspektif situasi besar, bahkan tanpa campur tangan Char, lama-kelamaan orang Odin pasti juga akan bertindak!
Ini adalah hal yang pasti terjadi ketika keuntungan di depan mata!
Pencaplokan Distrik Militer Korsika oleh Odin langsung memecah belah Aliansi Pemberontak! Di bawah ancaman pasukan Odin, semua kesatuan militer pemberontak di utara menjadi waspada diri! Setelah perpecahan internal, pemberontak bukan lagi entitas yang utuh.
Bergabungnya orang Landis yang bersekutu dengan Kekaisaran, resmi terlibat dalam perang benua ini. Pendaratan pasukan Landis menjadi bala bantuan kuat bagi Kekaisaran Bizantium...
Semua peristiwa ini terjadi dalam waktu setahun!
Dan semua ini - Kavhill si gila terkutuk itu.
Ternyata dia sudah merencanakan semuanya sejak awal!
Seolah semua kejadian setahun terakhir berjalan langkah demi langkah sesuai rencananya!!
Meski ada beberapa kesalahan kecil dan kejutan detail, tapi secara keseluruhan... 90% terwujud!
“Setahun ini, kejutan terbesar adalah jatuhnya Osgilia secara tak terduga. Kejadian ini ternyata tidak terprediksi oleh guru... Hah, dengan Jenderal Adrik yang merupakan jenderal terhebat kekaisaran, puluhan ribu pasukan di kota, serta bala bantuan orang Landis di lautan. Jatuhnya Kota Kekaisaran hanya bisa disebut sebagai Kejadian Tak Terduga. Syukurlah, kami akhirnya berhasil membalikkan situasi.”
Gadis itu tertawa pahit; “Guru pernah bilang, ini sejak awal adalah perjudian, dan perjudian pasti mengandung risiko. Beliau berkata padaku, bahkan dewa sekalipun tak bisa menjamin setiap keputusan selalu benar. Guru sudah menguras tenaga untuk kekaisaran, merencanakan strategi 'Bertahan Hidup dalam Kematian' ini. Tentang apakah akhirnya akan berhasil, bahkan guru sendiri saat itu tidak punya keyakinan penuh. Tapi syukurlah, sekarang situasinya akhirnya bisa dibalikkan.”
“……”
Wajah Char mendadak berubah pucat, keringat dingin mengucur deras di dahinya!
Hebatnya Kavhill ini benar-benar membuat Char tak bisa berhenti berkeringat dingin! Perhitungannya yang mistis itu, ternyata sudah memperhitungkan seluruh perubahan situasi negara dan perkembangan perang selama setahun... Orang gila yang mengerikan ini...
（Syukurlah dia sudah mati.）Pikiran ini tiba-tiba muncul di benak Char.
Tapi tiba-tiba wajahnya berubah drastis: “Kamu... Kamu belum bilang... Bagaimana sebenarnya Kavhill mati?”
Gadis itu menghela napas, suaranya terdengar sepat: "Inilah salah satu masalah dalam rencana. Seperti yang dikatakan Guru, masalah mendiang Kaisar Cantos...Meski dulu Baginda mendengarkan nasihat Guru dengan mengirim Putra Mahkota keluar ibu kota, rencana besar Guru sebenarnya sudah siap dijalankan. Tapi siapa sangka, ketika saatnya tiba, Baginda tiba-tiba penyakit lamanya kambuh, menjadi ragu-ragu lagi."
Sambil berkata demikian, gadis itu melirik Junker yang sedang duduk sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangan.
Junker mengambil napas sejenak untuk menenangkan emosinya, lalu mengangkat kepala dan menatap Char: "Dulu Baginda sudah bulat tekadnya, bahkan diam-diam memanggilku. Saat itu Baginda bertanya apakah aku bersedia mati untuknya. Menurut spekulasiku, Baginda pasti sudah mengambil keputusan penting. Kemudian Baginda memerintahkanku secara rahasia untuk mengerahkan Pengawal Senja dan bersiap bertindak kapan saja. Sasaran kami adalah markas Partai Warlord Zona Merah di Kota Osgilia."
Junker berhenti sejenak lalu tertawa pahit: "Tapi setelah perintah rahasia itu turun, tidak ada kelanjutannya sama sekali. Aku sudah mengumpulkan Pengawal Senja dan mempersiapkan segalanya, tapi selama beberapa hari berturut-turut Baginda tidak memberi perintah eksekusi. Aku langsung tahu, pasti Baginda kembali ragu."
"Didera usia tua dan penyakit, Kaisar Cantos sudah kehilangan semangatnya. Meski sempat terbujuk oleh Guru, akhirnya Beliau kembali goyah. Guru terus berusaha meyakinkan Baginda, tapi Kaisar Cantos selalu ragu-ragu, selalu ingin menunda-nunda dan berpikir lagi."
“Tapi saat itu situasinya bagaikan panah yang siap melesat dari busur, harus dilepaskan! Lagi pula Salvador sudah terjebak dalam perangkap, diam-diam menghubungi orang Odin untuk mempersiapkan invasi kembali. Jika Yang Mulia masih menunggu, mungkin...” Gadis itu menghela napas: “Setelah merencanakan, Guru hanya bilang ini masih butuh pemicu, perlu sebuah kejadian untuk memulai. Akhirnya Guru mengambil tekad, mengorbankan nyawanya sendiri untuk mengaktifkan taruhan besar ini! Guru mengatur pembunuhan, lalu membuat pengaturan agar Kaisar mengira ini ulah jaringan pendukung Salvador, akhirnya membuat Yang Mulia murka dan baru bertindak...”
Char: “...”
Dia ternganga diam cukup lama, lalu mengerutkan kening: “Kavhill... eh, Guru itu, dia... sepengetahuanku, mungkin dia tidak sebesar itu...”
Ucapan ini agak tidak sopan terhadap Kavhill, tapi gadis itu tidak marah. Ia menatap Char lalu melihat Junker yang penuh penyesalan: “Kau... tidak sepenuhnya salah. Rencana ini dari awal hanya kuceritakan kebenaran padaku. Bahkan pada Junker, Guru tidak memberitahunya. Junker, sudah kubilang, kau tak perlu menyalahkan diri. Pembunuhan itu diatur Guru sendiri. Saat itu... bahkan tanpa aksimu, Guru sebenarnya sudah tidak punya banyak waktu. Kondisi fisik Guru sudah memburuk belakangan ini, sementara Yang Mulia saat itu sudah sekarat... Guru kami pun kondisinya hampir sama.”
