Perintah Char juga jelas: Para prajurit muda lajang di seluruh pasukan matanya langsung bersinar terang.
Tapi Char tetap waspada. Pasukannya masih di medan perang, jika semangat tempur mereka buyar sekarang, bisa timbul masalah. Dia mengeluarkan perintah tambahan: para perempuan ini ditempatkan di kamp terpisah dengan penjagaan ketat, siapa pun dilarang mengganggu!
"Kalau mau merayu perempuan, tunggu sampai pulang! Saat ini pasukan masih bertugas, siapa pun dilarang membuat ulah! Pelanggar akan dihukum sesuai aturan militer."
Akibatnya, muncul fenomena aneh di pasukan: Tugas ronda di sekitar kamp perempuan menjadi rebutan. Para prajurit saling berebut dengan kepala diruncingkan, aktif meminta tugas jaga. Kabarnya beberapa batalyon diam-diam bersaing ketat untuk ini.
Saat ini, pasukan hanya tersisa tiga ribu pasukan berkuda.
Pasukan sekutu yang semula bersama Kesatuan Militer Bestar, kini sudah tinggal nama belaka. Setelah Nyonya Gubernur itu memasuki Kota Kekaisaran, tujuh ribu pasukan berkuda dari pihak Bestar sudah memisahkan diri dari tentara Xia Ya.
Di sini, Xia Ya menunggu beberapa hari lagi, akhirnya mendapatkan kabar dari kota.
Dewan Bangsawan Kekaisaran telah menyelesaikan proses pemberian gelar kebangsawanan untuk Xia Ya. Panel Penilai Bangsawan setelah memverifikasi prestasi, kisah, reputasi, dan latar belakang Tuan Xia Ya Leiming, secara resmi mengakui kenaikan gelar Tuan Xia Ya Leiming sebagai Adipati Kekaisaran.
Dokumen legal gelar Adipati, perintah resmi, serta dokumen tanda tangan Dewan Bangsawan semuanya telah diserahkan ke tangan Xia Ya.
Sejak saat ini, Xia Ya secara legitimasi telah menjadi Adipati Kekaisaran! Dengan wilayah kekuasaan di County Norse! Secara publik menyatakan diri sebagai "Adipati Norse".
Tentu saja, proses penghargaan kebangsawanan masih memiliki banyak detail rumit. Misalnya Xia Ya harus mengajukan lambang klan keluarga Adipati, silsilah keluarga, dll...
Ini bukan perkara sederhana, lambang klan keluarga bangsawan bukanlah simbol yang bisa asal digambar dan digunakan! Lambang klan bangsawan memiliki pola dan aturan tersendiri, pola apa yang boleh digunakan oleh identitas tertentu semuanya ada ketentuannya, tidak boleh melampaui batas! Misalnya pola mahkota pada lambang klan, hanya boleh digunakan oleh mereka yang memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga kerajaan atau keturunan cabang keluarga kerajaan, selain itu mutlak dilarang. Begitu pula pola pedang dan tongkat komando, hanya klan yang dalam silsilah keluarganya memiliki leluhur yang pernah menduduki jabatan tinggi di pasukan dengan level tertentu yang berhak menggunakannya. Contoh lain seperti pola bunga-bunga tertentu, ada peraturan eksplisit bahwa hanya klan yang leluhurnya pernah menorehkan jasa dengan level tertentu yang boleh menggunakannya.
Hal-hal ini memiliki tradisi tersendiri. Yang disebut sebagai ilmu heraldik.
Char mana mungkin paham soal heraldik.
Setahun lalu ketika dia pertama kali menerima gelar Baron Kekaisaran, sebenarnya sudah ada orang gemuk yang mempekerjakan beberapa sarjana di Kota Kekaisaran untuk membuatkan serangkaian atribut ini. Tapi sekarang statusnya telah naik dari Baron menjadi Adipati, lambang klan yang dulu digunakan kini terlihat terlalu sederhana.
Namun beruntung saat ini seluruh jajaran Kekaisaran sedang berusaha menjilat Adipati muda ini.
Lagipula proses administrasi penetapan gelar kebangsawanan sudah selesai. Tinggal menunggu Tuan Char meluangkan waktu untuk membuat lambang klan dan atribut lainnya, lalu mengirimkannya ke Dewan Penilai Bangsawan di Kota Kekaisaran untuk melengkapi dokumen pendaftaran.
Kembali menunggu dua hari, markas besar militer juga mengeluarkan dokumen resmi. Pengangkatan Char sebagai "Jenderal Garnisun Utara" telah menyelesaikan prosedur pelaporan di markas besar. Pemberitahuan resmi disebarkan ke seluruh pasukan dan negeri. Yang mengejutkan Char, selain jabatan "Jenderal Garnisun Utara", dalam dokumen resmi markas besar juga menambahkan satu gelar lagi untuknya.
Penasihat Ahli Markas Besar Militer.
Jabatan ini secara historis berada di bawah Kantor Staf Markas Besar Militer. Posisi Penasihat Ahli memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi daripada penasihat biasa. Dari segi level di markas besar, jabatan ahli ini hanya berada di bawah level kepala staf dan menteri (Menteri dan Wakil Menteri Urusan Militer dianggap setara dengan level kepala staf, sedangkan kepala departemen di markas besar dianggap level menteri). Level ahli ini juga termasuk pejabat penting markas besar.
Dengan ini, Char juga mendapat jabatan nominal di markas besar pemerintah pusat militer Kekaisaran.
Selain jabatan sebagai jenderal penguasa wilayah, penambahan jabatan langsung di markas besar mungkin juga merupakan maksud Jenderal Adrik.
Setelah urusan penghargaan jabatan dan gelar kebangsawanan selesai, sesuai tradisi, Char bisa mengajukan permohonan tertulis ke markas besar untuk memimpin pasukan kembali ke wilayah kekuasaannya di utara.
Char mempersiapkan diri dengan baik. Secara pribadi memimpin rombongan kembali memasuki Kota Kekaisaran, pergi ke markas besar untuk menyerahkan dokumen permohonan kembali ke utara. Sekaligus bertemu sekali lagi dengan Jenderal Adrik.
“Adrik sedang sibuk dengan urusan militer. Setelah Kota Kekaisaran dipulihkan, di tangannya menopang beban besar markas besar militer. Di satu sisi harus menata ulang pasukan dan memperkuat kontrol atas zona Osgilia, di sisi lain mempercepat mobilisasi pasukan penjaga daerah dari selatan dan mengumpulkan perbekalan untuk mempersiapkan serangan balik besar terhadap pemberontak.”
Pekerjaan menumpuk seperti gunung menunggu untuk diurus. Adrik hampir tidak punya waktu untuk makan dan tidur.
Namun meski begitu, dia tetap menemui Char di kantornya.
Terhadap permintaan Char untuk pulang ke utara, Adrik bergumam beberapa saat lalu langsung membatalkannya.
“Tunggu beberapa hari lagi.”
Menghadapi ucapan Adrik, Char menunjukkan ekspresi keberatan.
Sudah cukup lama sejak dirinya memimpin pasukan keluar. Awalnya, membawa pasukan ke Kota Kekaisaran untuk membela Raja adalah soal kecepatan. Sebelum berangkat, baru saja menelan County Siltan. Di rumah masih banyak urusan militer yang belum terselesaikan. Meski telah menduduki County Siltan dan daerah Korsika, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencerna hasil pertempuran sebesar ini.
Dalam hati Char tentu ingin segera bisa kembali ke utara.
“Aku tahu kau terburu-buru.” Adrik memandangi Char dengan nada serius: "Tapi saat ini kehadiranmu lebih dibutuhkan di sini! Orang Landis sudah menyatakan akan mundur secara bertahap dari Osgilia! Tapi trik mereka terletak pada kata 'bertahap'! Denganmu tetap di sini, itu menjadi intimidasi bagi mereka! Jika kau pergi, rencana penarikan pasukan mereka dari Kota Kekaisaran mungkin akan sengaja ditunda."
Char mengerutkan kening: "Meski aku mengklaim punya sepuluh ribu kavaleri, sebenarnya hanya tiga ribu yang milikku. Orang Bestar menguasai tujuh ribu. Meski aku pergi, orang Bestar masih di sini, tujuh ribu pasukan mereka seharusnya cukup."
Adrik menggeleng, menatap tajam Char: "Justru karena itu kau tak bisa pergi sekarang! Secara resmi, meski orang Bestar punya tujuh ribu pasukan dan kau hanya tiga ribu... tapi bagi orang Landis, nama Char si Guntur-lah yang benar-benar mengintimidasi! Mereka tak menganggap serius orang Bestar! Bagaimanapun, Char-lah yang mengalahkan Pasukan Salju Merah Odin! Tak peduli kau masih punya tiga ribu pasukan baja, bahkan jika hanya tiga ratus, selama kau tetap di sini, orang Landis tak akan berani bertindak."
Char tertawa pahit, mengusap dagunya sambil menghela napas: "Sial, reputasiku masih sebegitu bergunanya?"
“Menurutmu?” Adrik tersenyum sinis: “Nama besar seorang jenderal terhebat dibangun dari tumpukan nyawa manusia dan darah! Nama Char mu yang tertancap di sini adalah lambang intimidasi! Lambang gunung mayat dan lautan darah! Bagaimana mungkin orang Landis tidak gentar?! Jika diganti dengan orang tak dikenal, siapa yang akan menghiraukan!”
Char mengangguk, dalam hatinya terasa sedikit bangga.
Namun nada Adrik tiba-tiba berubah: “Alasan resminya begitu! Tapi ada alasan internal! Orang Besta setelah menyerah baru-baru ini! Jika kau pergi, meninggalkan mereka di Kota Kekaisaran, pihak atasan pun mungkin ragu melepas! Hmph, atasan sengaja menggunakan orang Besta untuk membatasimu, tapi belum tentu benar-benar percaya pada mereka! Bagaimanapun mereka pernah jadi bagian pemberontak! Jika kau pergi, 7.000 pasukan berkuda Bestar di sini, kalau-kalau terjadi kekacauan... Kehadiranmu di sini juga jadi pengintimidasi bagi Bestar.”
Mata Char berbinar: “Pihak atasan... juga tak percaya pada Bestar?”
Adrik mendengus, menatap Char dalam-dalam: “Apa kau pernah bilang ke perdana menteri untuk waspada pada Bestar?”
Hmph?
Char terdiam.
Ucapan itu memang pernah dia sampaikan ke perdana menteri, atas permohonan Nyonya Gubernur Bestar itu.
“Tidak salah, aku memang bilang.” Char mengangguk.
Adrik mengerutkan kening, memandangi Char, lalu berdiri dan berjalan ke ambang pintu. Ia menutup pintu kamar, berbalik badan sambil menatap Char dengan tajam. "Kenapa kau bicara seperti itu pada perdana menteri?" gumamnya berat.
"..." Char ragu beberapa detik, lalu berbicara perlahan. "Bukan tanpa alasan. Orang Bestar kan baru menyerah. Kalau sama sekali tidak waspada pada mereka..."
Adrik tersenyum tipis. "Benarkah itu yang kau pikirkan?"
Char tertawa pahit. "Baiklah, Jenderal bijaksana... Bukankah pihak atasan masih khawatir padaku? Dengan mengangkat orang Bestar kali ini, dari segi penghargaan yang diberikan, jelas-jelas ingin memisahkan hubunganku dengan orang Bestar. Lebih baik aku ikuti kemauan mereka. Bukankah mereka ingin aku dan orang Bestar jadi tidak harmonis? Aku sengaja membicarakan keburukan orang Bestar diam-diam, biar mereka percaya."
"Bagaimana hubunganmu dengan orang Bestar sebenarnya?" Adrik terus mengejar.
Char tampak ragu sejenak, akhirnya memilih tidak menyembunyikan. "Hubungan kami baik. Ada kerja sama."
Adrik hehe tertawa, memandangi Char dengan senyuman yang agak aneh: "Tampaknya kalian berdua dengan Nyonya Gubernur itu punya kekompakan! Kau bilang ke perdana menteri harus waspada terhadap orang Besta, sementara sang Nyonya Gubernur, katanya saat bertemu perdana menteri juga menyatakan prioritas Kekaisaran sekarang adalah membatasi tumbuhnya warlord baru! Hehe... Membatasi warlord baru! Lihat saja, selain kau Char, siapa lagi yang layak disebut 'warlord baru'? Kalian berdua diam-diam saling memfitnah, ini pasti sudah direncanakan berdua ya?"
Char tertawa kering dua kali, tidak berbicara, memilih membenarkan dengan diam.
Adrik melambaikan tangan: "Aku tak mau ikut campur trik-tikmu ini. Tapi kalau pihak atasan jadi lebih percaya padamu, itu bagus. Asalkan di hatimu benar-benar tidak ada pikiran yang tak seharusnya!"
Dalam hati Char menghela napas: Sampai detik ini, Adrik masih terus berusaha 'mengetuk-ngetuk' dirinya.
"Ada satu hal lagi." Ekspresi Adrik berubah tidak senang: "Kudengar beberapa hari lalu kau menerima banyak perempuan?"
Binasa.
Wajah Char langsung pucat.
Urusan ini kalau ditanya orang lain pasti tak dihiraukannya, sekalipun isu tentang dirinya yang suka wanita tersebar luas, Char hanya anggap itu omong kosong.
Tapi kalau Adrik yang menanyakan, ini jadi masalah rumit!
Bagaimanapun, dirinya sudah melamar putrinya, secara nominal Adrik adalah calon mertuanya di masa depan.
Masalah dirinya sendiri yang merekrut ratusan "dayang" di kota, tersebar luas. Belum menikahi putri orang, sudah mengumpulkan begitu banyak perempuan... Bisa dipastikan Adrik pasti sangat tidak senang mendengarnya.
Char segera menjelaskan dengan detail.
Setelah mendengar penjelasan itu, ekspresi Adrik sedikit melunak. Ia mengangguk: "Aku tahu, kau pasti bukan tipe pria hidung belang. Utara baru saja keluar dari Pertempuran Kacau. Pasukanmu yang puluhan ribu itu perlu penempatan di daerah, proporsi gender tidak seimbang. Trik kotor merekrut perempuan ini bisa kumaklumi. Tapi..."
Hati Char berdesir. Ia segera menceritakan pertemuannya dengan Vya sebelumnya. Di akhir kisah, ia tertawa pahit: "Tuan, Nona Vya punya prasangka kuat padaku. Menurutku..."
Makna tersiratnya jelas: ada aroma penguluran waktu.
Adrik mendengus: "Urusan kalian anak muda, bukan wewenangku. Karena kau sudah melamar, caramu merebut hati putriku itu urusanmu. Masak pria mengejar perempuan harus diajari? Habiskan lebih banyak waktu memanjakannya, pasti bisa."
Sejenak, si kakek tua itu tampak sadar sifat unik putrinya. Nada suaranya melunak: "Hubungan Vya denganku... ceritanya panjang. Aku tak punya waktu mendidiknya. Wataknya memang istimewa. Demi muka-ku, toleransilah. Karena sudah kuserahkan padamu, rawatlah dia seumur hidupmu nanti."
“Char berpikir: Merawat Vya seumur hidup? Mungkin begitu dia melihatku, langsung menghunus pisau dan menusukku...”
Bahkan saat memimpin pasukan menyerbu orang Odin, alis Char takkan berkerut. Tapi menghadapi Nona Besar Vya itu, benar-benar bikin pusing.
“Baik, urusannya sampai di sini. Untuk sementara jangan berpikir pulang, tunggu beberapa hari lagi di luar kota, hmm... Penghargaan dan surat pengangkatan dari pihak Bestar sudah turun. Tunggu sampai mereka meminta izin kembali, baru kau boleh pergi bersama mereka. Atasan baru akan tenang. Dengan mengulur waktu beberapa hari, aku bisa memberi tekanan pada orang Landis agar cepat mundur.” Adrik langsung memberi perintah, lalu seolah teringat sesuatu, menatap Char: “Kemarin kau mengirim 200 ekor kuda, bagus. Atas nama markas besar, terima kasih! Tapi sekarang persediaan di bawahanku ketat, tak ada dana militer untuk membayarmu.”
Char langsung menepuk dada: “Uang tidak perlu, anggap saja sebagai upeti untuk Yang Mulia...”
Adrik tertawa terbahak, memandangi Char: “Kalau begitu, lebih baik tambah upetinya. Besok kirim 200 ekor kuda lagi.”
Wajah Char langsung berkerut seperti orang kesakitan.
Tambah 200 ekor? Total jadi 400 ekor! Ini semua kuda perang kelas atas! 400 ekor kuda perang cukup untuk memersenjatai satu kamp kavaleri!
“Mengernyit apa.” Adrik tersenyum: “Aku tahu kau sakit hati. Tapi situasi ibu kota sekarang tegang, di utara County Moore, kau lebih mudah mengurus kuda perang dibandingkanku di sini. Hmph, menguasai saluran perdagangan perbatasan, mulai sekarang bukankah biaya ini tidak berarti bagimu?”
Xia Ya frustasi, mengatupkan gigi: "Baiklah, besok saya akan mengirim orang untuk mengantarkan... Tapi Tuan, ini benar-benar 200 ekor terakhir. Jika Anda minta lagi, saya sudah tidak punya. Ribuan prajurit berkuda saya, jika tidak ada kuda, jangan suruh anak buah saya lari kembali ke Utara. Saya juga membawa begitu banyak barang dagangan..."
"Barang dagangan? Hmph, itu kan rampasan perang dari tangan pemberontak!" Adrik tersenyum.
Xia Ya segera berseru: "Barang-barang itu, janganlah Tuan berpikir macam-macam lagi! Bawahan saya bertaruh nyawa merebutnya. Jika disuruh menyerahkan, pasti anak buah di bawah tidak terima. Lagipula, saya punya puluhan ribu anak buah. Kebutuhan makan-minum manusia dan kuda sangat besar. Sedikit barang ini masih saya tunggu untuk dibawa pulang biayai pasukan."
"Hmph, saya tidak bermaksud merebut trofi perangmu." Adrik menggeleng: "Selama ini, selain menerima banyak perempuan, para bangsawan juga memberimu hadiah bukan? Jangan banyak alasan, nilainya pasti puluhan ribu koin emas."
Xia Ya terkikik Hehe, tidak menjelaskan lebih lanjut.
Sebenarnya tidak hanya puluhan ribu koin emas! Perkiraannya, nilai hadiah dan barang yang dikirim mungkin mencapai lebih dari seratus ribu koin emas! Itu belum termasuk nilai pelayan wanita yang dikirimkan!
“Ekspresi wajah Adrik terlihat tidak enak: “Pada titik ini perang belum berakhir, pihak militer sedang mempersiapkan pasukan untuk merebut kembali wilayah. Anggaran militer Kekaisaran sedang tegang! Aku sudah melapor ke Sang Kaisar, ingin meminta para bangsawan menyumbangkan sebagian dana militer. Mereka semua hanya mengeluh, alasan kiri-kanan, menolak memberikan kontribusi untuk negara! Individu-individu yang berpikiran sempit ini! Masak tidak mengerti bahwa jika kita gagal menyelesaikan operasi merebut kembali wilayah dan membasmi pemberontak, krisis Kekaisaran tidak akan teratasi! Meskipun mereka memegang banyak uang sekarang, jika nanti terjadi lagi... Hmph, mungkin mereka takkan sempat menikmatinya!”
Tampaknya Adrik benar-benar pusing memikirkan masalah anggaran militer belakangan ini. Dia juga mendapat banyak penolakan dari para bangsawan Kekaisaran, kemarahan menumpuk dalam hatinya.
Tapi Char sama sekali tidak berkomentar.
Memberikan ratusan kuda ke Adrik sudah merupakan bentuk kesetiaannya. Jika diminta menyumbang dana militer, sama sekali tidak mungkin.
Dia sendiri harus menghidupi puluhan ribu pasukan!
Tapi...
Mata Char berkedip licik: “Dewasa, tentang masalah anggaran militer, aku punya satu ide.”
Mata Adrik langsung berbinar: “Oh? Katakan!”
Char berkata datar: “Di Utara, wilayah konflik County Moore, persediaan sangat terbatas. Hanya mengandalkan keuangan daerah, bahkan untuk menghidupi ribuan pasukan saja sudah maksimal! Dulu karena kekurangan dana militer, aku terpaksa menerapkan... pemerintahan militer di sana!”
“Pemerintahan militer?” Wajah Adrik langsung berubah serius.
“Seluruh perbekalan dikumpulkan dan diberlakukan sistem！” Char berkata dengan datar: “Entah itu pedagang kaya atau rumah tangga besar. Saat tiba waktunya, jika tak ada uang dan kota jatuh, semua orang akan binasa! Di saat seperti ini, sikap terlalu lembek hanya akan menghilangkan jalan hidup. Di County Moore Utara, Kota Danzeer, Kota Mesta, saya menerapkan pemerintahan militer dan sistem. Semua persediaan makanan wajib diserahkan tanpa kecuali, tak peduli statusnya - bangsawan lokal, pedagang, atau warga biasa. Setelah tentara mencatat dengan baik, ransum harian akan didistribusikan menurut kepala manusia! Begitu juga dengan anggaran militer. Di masa perang, prioritas utama adalah menjamin kelangsungan hidup! Hanya dengan tetap hidup, segala sesuatu memiliki arti!”
“Bukankah ini perampokan terang-terangan?” Adrik menggeleng.
“Bukan merampas, tapi sistem. Saat perbekalan langka, ini pilihan terpaksa! Sasaran utamanya tetap para orang kaya. Hmph, tentara dan rakyat kelaparan, sementara rumah-rumah kaya masih menyimpan makanan di lumbung, menyembunyikan emas-perak di gudang... Mengapa saya harus melindungi mereka? Prajuritku bertarung mati-matian melawan orang Odin untuk siapa? Jika orang kaya ini bahkan tak mau menyumbang anggaran militer atau menyumbangkan makanan, maka saya tak perlu bersikap sopan.”
Ekspresi Adrik berubah aneh. Ia menundukkan kepala dan mengerutkan kening tanpa bicara.
Char berkata dengan tenang: "Tentu, situasi Utara dan Kota Kekaisaran berbeda. County Moore hanya dihuni pedagang kaya lokal, sedangkan di ibu kota keluarga bangsawan terkemuka bertebaran. Tidak mungkin menggunakan cara keras yang sama untuk menyita harta mereka. Namun..."
Char meredam suaranya: "Kota Kekaisaran pernah ditembus pemberontak sebelumnya. Kabarnya, beberapa keluarga bangsawan saat itu terlibat kolusi dengan pemberontak... Tuan bisa memanfaatkan titik ini."
Mata Adrik langsung berbinar! Sebagai veteran perang yang tak kenal kompromi, ia menatap Char: "Maksudmu..."
"Menuntut pertanggungjawaban sebenarnya tak ada artinya. Di masa sulit, semua orang mencari jalan mundur sendiri. Sebenarnya kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Tapi... manusia harus membayar konsekuensi atas perbuatannya. Menyerah saat musuh datang, lalu mendekat kembali setelah musuh pergi - tak semudah itu. Lebih baik sebarkan kabar akan dilakukan pemeriksaan internal terkait kolusi dengan pemberontak, sementara secara eksternal minta sumbangan anggaran militer dari para bangsawan... Lakukan dua strategi ini bersamaan. Para bangsawan itu bukan bodoh. Saya jamin begitu Tuan bertindak, pasti ada yang akan berlomba-lomba menyumbang."
Di sini, Char mengerutkan kening: "Tapi ada satu kesulitan dalam hal ini... yaitu risiko menyinggung perasaan! Para bangsawan terkemuka ini sudah berakar kuat. Meski sementara waktu bisa dipaksa menyumbang karena ada noda masa lalu yang dipegang, setelah semuanya berlalu, mungkin mereka akan mendendam... Jadi, untuk urusan ini, Yang Mulia tidak perlu turun tangan langsung. Cukup cari orang lain sebagai perantara. Menurutku, Yang Mulia bisa mengurus bagian menggalang donasi dana perang! Sedangkan masalah pemeriksaan kolaborasi internal dengan pemberontak, serahkan saja pada Perdana Menteri! Hehe..."
Senyum Char terlihat aneh.
Hmph, Perdana Menteri itu, pertama-tama main-main dengan wilayah kekuasaannya sendiri, mengklaim wilayah yang diduduki Hasting sebagai miliknya, jelas-jelas menjebak Laozi! Lalu dengan sengaja mengacaukan rencana pernikahanku dengan putri Adrik (sebenarnya aku kemudian terpaksa melamar sendiri juga karena dipojokkan taktik Perdana Menteri!), si kakek tua itu diam-diam sudah memasang dua jerat untukku, pasti harus kubalas!
Urusan pengumpulan uang serahkan pada Adrik. Sedangkan masalah perintah pemeriksaan pengkhianat yang akan menyinggung para bangsawan itu, biarlah Perdana Menteri yang merawatnya...
Adrik menatap Char sejenak, lalu menghela napas: "Baiklah, di masa darurat perlu tindakan luar biasa. Sarannmu akan kuperhatikan."
