Kota Baru memiliki pertahanan kota yang besar dan kokoh, skala kotanya juga lebih luas. Ditambah dengan pengelolaan dan pembangunan Kekaisaran selama bertahun-tahun, membuat Kota Baru telah menjadi kota besar terkemuka di Utara Kekaisaran.
Bahkan ketika Pasukan Salju Merah menduduki County Siltan, tokoh visioner seperti Mannings pun menjadikan Kota Baru sebagai markas besar. Ini membuktikan betapa strategisnya lokasi tempat ini!
Letak geografis Kota Baru juga merupakan pusat transportasi utara-selatan dengan akses yang mudah. Jika dijadikan markas besar, akan memudahkan kelancaran perintah administratif. Dengan Kota Baru sebagai pusat, radiasi kekuasaan Char bisa menjangkau tiga county yang saat ini dikuasainya.
Namun jika Kota Baru dijadikan markas besar baru, satu-satunya masalah adalah populasi!
County Siltan telah sangat menderita akibat ulah orang Odin. Populasi aslinya sudah menyusut drastis. Sebagai ibukota kabupaten, Kota Baru awalnya memiliki populasi lebih dari seratus ribu di masa damai. Tapi setelah diduduki Odin sebagai markas Mannings, kota ini hampir kosong!
Sejak awal, Mannings telah memindahkan sebagian besar penduduk asli Kota Baru untuk dijadikan basis migrasi suku mereka di masa depan, sebagian lagi dijadikan budak pekerja paksa. Kota Baru hampir menjadi kota eksklusif orang Odin.
Jika Kota Baru dijadikan markas besar baru, kota sebesar ini dengan populasi minim membutuhkan migrasi besar-besaran dari tempat lain...
Migrasi puluhan ribu orang bukanlah pekerjaan kecil! Belum lagi biaya fiskal untuk migrasi massal ini yang pasti tidak sedikit!
Jika tidak dipindahkan, mengingat wilayah kekuasaan Char saat ini, Kota Danzeer yang terpencil di perbatasan memang sudah tidak cocok lagi menjadi markas besar.
Pindah, atau tidak pindah...
Jika pindah, tekanan fiskal terlalu besar. Saat ini wilayah Char baru stabil, fondasi masih goyah, perlu penataan ulang pasukan. Biaya militernya sendiri sudah merupakan angka yang fantastis...
Selain itu, masih ada satu masalah rumit yang membuat Char pusing, tergeletak di depan matanya, menjadi prioritas utama yang harus segera diselesaikan!
Dia baru saja memenangkan perang dengan kemenangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, wilayahnya meluas berkali-kata lipat, resmi membentuk Komando Garnisun Utara, menobatkan Jenderal Garnisun, pasukannya secara resmi diklasifikasikan sebagai Garnisun. Belum sempat menambah satu prajurit pun, tapi anggaran militer sudah membengkak!
Alasannya membuat Char hanya bisa terdiam.
Sebelumnya, Char sudah menyebut diri sebagai "Komando Wilayah Utara", tapi gelar itu palsu. Saat itu dia memiliki puluhan ribu pasukan, tapi gaji tentaranya tetap mengikuti standar pasukan penjaga daerah Kekaisaran.
Bagaimanapun, jabatan Char sebelumnya adalah Komandan Perlengkapan Militer county setempat, pasukan di bawahnya awalnya hanyalah pasukan penjaga daerah. Aset pasukannya yang semula tak perlu dibahas lagi, para perampok berkuda yang dibawa Nona Besar Nenei juga tidak terlalu memperhatikan masalah gaji militer. Sedangkan sisa-sisa Korps Keenam dan Ketujuh yang dulunya adalah pasukan pusat resmi, menerima tunjangan tingkat pasukan pusat yang lebih tinggi 2 kali lipat dari pasukan penjaga daerah.
Tapi saat itu Korps Keenam dan Ketujuh sedang dalam masa sulit. Korps Ketujuh hampir musnah total dalam pertempuran, sisa personel yang datang bergabung dengan Char bagaikan anjing kehilangan rumah, bisa tetap hidup saja sudah untung besar. Untuk sementara di bawah komando Char yang menyediakan logistik dan kebutuhan dasar, mereka sudah sangat berterima kasih. Ketika akhirnya diintegrasikan ke dalam pasukan Char dengan menerima gaji rendah setingkat pasukan penjaga daerah, mereka pun terpaksa menerima - bukankah Phoenix yang terjatuh tak lebih berharga dari ayam rumahan?
Belum lagi ribuan Kavaleri Rodria yang bergabung kemudian. Pasukan berkuda elit ini memiliki hubungan khusus dengan Char dan datang dengan semangat pengabdian penuh, bahkan rela bertempur tanpa bayaran. Padahal perlu diketahui, Kavaleri Rodria adalah pasukan elite terbaik Kekaisaran yang selalu menerima tunjangan tertinggi di antara semua korps pasukan pusat!
Ribuan prajurit berkuda berada di bawah komando Xia Ya, yang hanya bisa menerapkan standar pasukan penjaga daerah dengan sedikit peningkatan. Untungnya, ribuan Kavaleri Rodria menerimanya tanpa protes.
Belakangan, perekrutan tentara baru dan perluasan pasukan juga dilakukan dengan standar gaji pasukan penjaga daerah.
Jadi, meski Xia Ya memiliki puluhan ribu pasukan, pengeluaran untuk gaji tentara sebenarnya jauh lebih rendah dibanding penguasa lain. Ini bisa dianggap sebagai keuntungan.
Tapi sekarang, Kekaisaran telah mengeluarkan dekrit "Garnisun Utara". Seluruh pasukan Xia Ya dikategorikan sebagai "Pasukan Garnisun" yang statusnya setingkat dengan pasukan pemerintah pusat Kekaisaran dalam dekrit militer, termasuk tunjangan yang sama!
Sejujurnya, status ini awalnya diperjuangkan Adrik untuk Xia Ya. Alasannya sederhana: status garnisun merepresentasikan posisi politik kelompok kecil Xia Ya! Semakin tinggi status yang diperoleh, semakin besar hak suara dan pengaruh Xia Ya di tingkat politik Kekaisaran.
Tapi masalahnya muncul... Jika statusnya setingkat dengan pasukan pusat, maka tunjangan pun harus sama!
Maka puluhan ribu pasukan di bawah Char sekarang tidak bisa lagi diberi gaji sesuai standar pasukan penjaga daerah... Jika mengikuti standar pasukan pusat, hanya item gaji dalam anggaran militer saja jumlahnya akan naik dua kali lipat! Apalagi pasukan pusat Kekaisaran selalu menikmati berbagai tunjangan tambahan – ini nantinya juga harus diberikan. Pasukan yang mampu bertempur dengan gagah berani, jika masih diperlakukan semena-mena pada prajuritnya, bahkan Char sendiri tidak akan tega.
Meski sekarang Char sudah membangun reputasi di pasukan, dengan kharismanya, sebagian prajurit bahkan rela mengorbankan nyawa untuknya... Tapi Char bertanya pada hati nuraninya: Pasukannya lebih tahan penderitaan, lebih ulet bertempur, dan lebih rela bertarung habis-habisan dibanding pasukan lain. Jika para prajurit ini mengikutinya tetapi dapat hasil lebih sedikit daripada pasukan lain, nuraninya sendiri tidak akan tenang.
Meningkatkan tunjangan pasukan, tentu butuh uang!
Tapi dapat uang dari mana?
Sebelumnya ada jalur penghasilan ilegal dari suku Zaku, tapi itu terbatas. Sumber daya keuangan itu sudah dimaksimalkan Char! Dengan wilayah kekuasaan sekecil itu, mempertahankan 20.000 pasukan saja sudah batas maksimal keuangannya. Semua bertumpu pada sumber daya dari suku Zaku.
Kini jika ingin meningkatkan tunjangan pasukan, harus mencari sumber keuangan baru.
“Wilayah kekuasaan yang luas, populasi di tangan meningkat, pendapatan fiskal seharusnya meningkat. Tapi masalahnya, dua wilayah yang direbut ini sudah dirusak berat oleh orang Odin terkutuk. Untuk memulihkan energi Langit-Bumi, butuh waktu tertentu. Pendapatan fiskal tidak mungkin langsung meningkat drastis. Bahkan, menurut dugaan Green, untuk memulihkan produksi, mungkin harus mengeluarkan subsidi fiskal besar-besaran.”
"Kenaikan anggaran militer, subsidi fiskal untuk produksi, plus biaya 'pemindahan ibu kota' – semuanya butuh uang!"
Setelah berdiskusi dengan Green, Char merasa kepala seperti mau pecah. Tiba-tiba terlintas pikiran absurd: "Aku baru saja memenangkan pertempuran besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi kenapa malah jadi miskin sampai hampir bangkrut?"
Uang! Di mana bisa mendapatkan uang?
Begitu memikirkan uang, kedua mata Char langsung memerah!
"Untungnya persediaan makanan masih bisa bertahan sementara." Green menghela napas: "Bagaimanapun County Syltan dan Moore adalah penghasil pangan. Sekarang sudah musim semi, pengolahan lahan sudah dijalankan. Pengungsi sudah mulai kembali ke kampung halaman secara bertahap. Aku telah mengerahkan sepuluh ribu pasukan ke berbagai kabupaten untuk mengawal proses pengolahan lahan. Kabar terbaru menunjukkan hasil yang baik. Begitu panen tiba, masalah pangan akan teratasi. Selain itu, wilayah kita sebagai penghasil pangan tidak hanya bisa swasembada tapi juga mendapat keuntungan."
“Urusan pindah ke Kota Baru bisa dilakukan perlahan-lahan, tidak perlu terburu-buru. Masih bisa menunda sementara masalah subsidi fiskal untuk pemulihan produksi dan dana yang digunakan juga bisa ditanam bertahap. Prioritas utama sekarang adalah anggaran militer!”
Char segera mengambil keputusan!
Meski tidak begitu paham ilmu pemerintahan, tidak pernah menjabat sebagai pemimpin, dan tak mengerti ilmu kekaisaran, dia punya pandangan yang jelas: pasukan adalah sandaran terbesarnya saat ini!
Pasukan adalah fondasinya! Jika pasukan tidak stabil, segalanya akan menjadi omong kosong. Hanya dengan menjaga kestabilan pasukan, baru ada ruang untuk menghadapi masalah lain.
Setelah pertempuran melawan orang Odin sebelumnya, karena Char langsung memimpin pasukan ke selatan untuk membela Raja, urusan penghargaan berdasarkan jasa setelah mengalahkan Pasukan Salju Merah Odin, serta dana kompensasi militer dll belum diselesaikan.
Pasukan baru memberikan kompensasi darurat, tapi sistem penghargaan prestasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. Seluruh pasukan menunggu panglima mereka kembali untuk menuntaskan penghargaan berdasarkan jasa pertempuran sebelumnya.
Jumlah kepala manusia yang dipenggal dan hadiah uang yang didapat sudah tercatat dengan jelas.
Selain "hadiah kepala" ini, masih ada hadiah untuk seluruh pasukan setelah memenangkan pertempuran yang perlu ditentukan nominalnya sebelum dibagikan.
Char yang pergi ke Kota Kekaisaran di selatan ini, pergi-pulang memakan waktu lebih dari dua bulan. Syukurlah kewibawaannya di pasukan sudah terbentuk, dan Green juga telah mengeluarkan pemberitahuan resmi ke seluruh pasukan. Begitu panglima Char kembali, akan segera ditetapkan spesifikasi hadiah untuk seluruh pasukan. Para prajurit pun menunggu dengan sabar.
Kini Char telah kembali, harus segera membagikan berbagai hadiah dan santunan perang dari pertempuran sebelumnya.
Ini pengeluaran yang tidak kecil!
Pusing, benar-benar pusing!
Char sejak awal bukanlah jago urusan pemerintahan. Di bawahnya, Green juga bukan ahli menangani urusan administrasi. Kelompok kecilnya ini, sepertinya hanya Dax yang asal-usulnya ambigu itu punya sedikit kemampuan jalan sesat dalam mengelola keuangan. Tapi dalam menangani urusan fiskal pemerintah yang resmi, dia juga tidak ahli. Yang lain, semuanya adalah tangan kanan militer.
Bertarung, melotot, membunuh—semua bisa. Tapi kalau urusan mengurus beginian... gelengan kepala saja lebih cepat.
Char mencengkeram rambutnya sendiri dengan kuat. Di tengah penderitaannya, tiba-tiba hatinya tersentak!
Benar! Tak satu pun bawahannya yang paham ini. Tapi bukankah kali ini dia justru membawa pulang seorang jago di bidang ini?
Sofie! Murid Kavhill itu, bukankah Kavhill sendiri pernah bilang "Dalam mengatur pemerintahan suatu negara, aku tidak sepertimu"?
Kavhill saja bilang gadis itu bisa mengatur pemerintahan negara, apalagi Char hanya punya beberapa county di tangannya.
Memikirkan ini, dia segera mengirim orang untuk mengundang Sofie datang.
……
Sofie memang masuk ke Kota Baru bersama Char.
Setelah memasuki County Siltan, Char meninggalkan konvoi dan pasukan pengawal untuk bergerak perlahan. Dengan membawa pasukan berkuda ringan, dia bergegas menuju Kota Baru. Sofie yang seharusnya bisa menikmati perjalanan santai dengan kereta kuda di barisan belakang, entah kenapa tiba-tiba meminta untuk ikut berkuda mengikuti rombongan Char.
Atas desakannya yang terus-menerus, Char pun menyetujui. Dia memerintahkan Junker untuk menemani gadis ini berkuda di tengah pasukan berkuda mereka, hingga akhirnya tiba di Kota Baru bersama-sama.
Setelah masuk kota, Char meninggalkan kedua tamu ini di bekas kantor komandan county. Namun Sofie yang aneh ini, tanpa menunggu istirahat, langsung keluar dari kantor komandan county ditemani Junker, berjalan-jalan tanpa tujuan di sekitar Kota Baru.
Kota Baru telah diduduki pasukan Char selama lebih dari dua cahaya bulan. Jejak-jejak perang pun telah memudar.
Penduduk asli kota ini telah menghilang seluruhnya. Pasca perang, segelintir pengungsi mulai kembali setelah mendengar kabar pemulihan. Namun populasi saat ini masih sangat sedikit. Saat ini hanya ada 20.000 tentara yang berkemah di kota, menjadikannya kota militer sejati.
Sofie dan Junker berjalan-jalan di jalanan, sesekali melihat prajurit berseragam pasukan Kekaisaran yang sedang berpatroli dalam formasi rapi. Dengan senyum, Sofie meminta Junker memberikan penilaian terhadap para prajurit ini.
Untuk pertanyaan seperti ini, Junker hanya tersenyum tipis dengan ekspresi yang menjaga martabat. Bukan berarti Junker meremehkan pasukan Char, tapi standarnya memang terlalu tinggi. Bagaimanapun, dia dulunya adalah pemimpin Pengawal Senja - pasukan bunuh diri elit pengawal pribadi kaisar, di mana setiap anggota dipilih melalui seleksi ketat dari yang terkuat. Sementara pasukan di Kota Baru saat ini komposisinya agak campuran: sebagian berasal dari pasukan lama Char dari Korps Keenam dan Ketujuh, beberapa rekrutan baru, plus tambahan besar pasukan taklukan dari Distrik Militer Korsika.
Meski kemampuan strategi militer Green cukup baik, dalam dua bulan singkat mustahil mengubah pasukan tidak terlatih menjadi pasukan elit. Kemampuan melawan hukum alam seperti itu memang tidak dimilikinya.
Saat ini terlihat baru membentuk posisi dasar yang lumayan, formasi baris-berbarisnya cukup rapi, tapi belum tahu bagaimana performanya saat bertarung.
Terhadap kota yang terkesan kosong dan dingin ini, Sofie justru menunjukkan minat besar. Dia berputar-putar di jalanan yang sepi, seolah segala sesuatu terasa baru. Setelah sampai di pertahanan kota dan melihat tembok Kota Baru, barulah Sofie menghela napas lega.
Gadis itu berdiri di bawah tembok kota, memandangi pertahanan kota yang megah, lalu mengangguk perlahan dengan ekspresi puas.
Kota Baru meski terlihat agak kosong, namun sistem pertahanan kotanya benar-benar luar biasa. Kota besar yang mampu menampung seratus ribu populasi ini memiliki sistem pertahanan yang sangat megah. Selama bertahun-tahun Kekaisaran mengelola tempat ini, menjadikan Kota Baru ini sebagai benteng pertahanan terkuat pertama di Utara Kekaisaran.
Sistem pertahanan kota ini lengkap dengan tembok kota yang menjulang tinggi dan parit pertahanan selebar lebih dari sepuluh meter. Permukaan sungai berjarak lebih dari dua meter dari permukaan tanah dengan kedalaman air mencapai beberapa meter, cukup untuk melindungi tembok kota. Dinding dalam dan luar tembok kota dibangun dari batu persegi raksasa yang disusun rapat tanpa celah, bahkan belati tajam pun tak bisa menusuknya. Di sisi luar tembok pertahanan terdapat duri-duri baja, rantai pengunci, dan lubang-lubang panah. Di luar gerbang kota dibangun menara pengawas dengan balista yang jangkauannya mampu membuat musuh yang berani menyerang gemetar ketakutan. Gerbang raksasa terbuat dari kayu solid kelas atas berlapis besi. Selain daun pintu ini, gerbang kota dilengkapi pintu besi setebal dua meter seberat puluhan ribu kati yang biasanya digantung tinggi dan tak pernah diturunkan. Hanya dalam situasi kritis saat gerbang luar ditembus musuh, pintu besi seberat ini akan dijatuhkan sebagai penghalang terakhir yang tak tertembus!
Sistem pertahanan kota yang sempurna seperti ini benar-benar layak menjadi mimpi buruk bagi semua penyerbu.
Sofie berdiri di gerbang kota, menatap sejenak sebelum akhirnya tak bisa menahan diri menghela napas: "Konon Char hanya membawa kurang dari seribu prajurit berkuda, tapi berhasil merebut kota ini. Sungguh kemampuan yang luar biasa."
Junker mengangkat alisnya sedikit setelah mendengar: "Aku juga pernah dengar kisah itu. Tapi itu lebih karena faktor keberuntungan. Pasukan penjaga meremehkan jumlah pasukannya yang sedikit, lalu bertempur di luar tembok. Char memanfaatkan momentum kejutan untuk menghancurkan formasi mereka, lalu menerobos pertahanan kota. Keberuntungan seperti itu tak mungkin terulang sering." Dia menunjuk ke benteng: "Sistem pertahanan di sini sangat solid. Jika kuperoleh 20-30 ribu pasukan dengan persediaan panah dan peralatan memadai, bahkan seratus ribu musuh takkan sanggup menembusnya - akan kubuat mereka mengucurkan darah hingga tetes terakhir di bawah tembok ini!"
Sofie tersenyum tipis, memandang Junker: "Shixiong punya ambisi yang membara."
Junker tertegun sejenak, lalu wajahnya dipayungi kesedihan: "Ambisi?... Ah, orang yang terusir seperti kami hanya bisa bertahan hidup seperti binatang terluka. Tak ada gunanya bicara soal ambisi."
"Kulihat Char adalah tipe pemimpin visioner. Dengan keahlian strategi militermu yang mumpuni, pasti dia akan mengangkat posisimu." Sofie mengedipkan mata: "Mungkin kau akan dipercaya membentuk pasukan Pengawal Senja baru."
Di hati Junker, api ambisi mulai berkobar lagi - pria sejati sepertinya, meski terpaksa menyembunyikan identitas setelah mengalami kegagalan, mana mungkin rela hidup menyembunyikan diri seperti anjing terkapar? Jika ada kesempatan untuk bangkit, tentu ingin membuktikan kemampuan lagi.
Hanya perasaan ini di dalam hati, segera berubah menjadi sebuah keraguan.
Dengan menghela napas panjang, ekspresi Runkel terlihat ragu-ragu, berbisik pelan: "Kau masih kecil, tidak mengerti. Sepanjang sejarah, pasukan mana pun selalu eksklusif. Jika ada orang luar ingin bergabung, pasti akan dijauhi para senior. Pasukan Char sudah berdiri cukup lama, bawahannya telah membentuk lingkaran sendiri. Orang luar yang ingin bergabung di tengah jalan pasti sulit. Lagipula dalam pasukan, satu lobak satu lubang. Tiba-tiba memasukkan aku, berarti harus merebut kekuasaan pasukan orang lain, memicu ketidakpuasan para veteran... Ah, mungkin sangat sulit. Ditambah aku ini orang tanpa fondasi, bahkan jika Jenderal Char mau mempekerjakan aku, aku belum punya jasa apa-apa. Mungkin dia juga kesulitan mencarikan posisi."
Selain itu, ada satu kalimat yang tak terucapkan: Jika dipaksa mulai dari perwira junior dalam pasukan Char, dengan sifat angkuh Runkel, pasti dia menolak.
Sofie tersenyum, hendak berkata sesuatu, tiba-tiba mendengar suara derap kuda dari belakang. Menoleh ke belakang, ternyata komandan Pasukan Pengawal Char bersama beberapa penjaga sedang menunggang kuda mendekat. Dari jauh sudah berteriak: "Apakah itu Nona Sofie? Perintah Sang Jenderal, aku diperintahkan mengundangmu segera ke kantor komandan county untuk berdiskusi."
Sofie mendengarnya, tersenyum tipis. Memandangi beberapa penunggang kuda yang mendekat, dia berbisik pada Runkel di sampingnya: "Lihat, kesempatan sudah datang..."
