Memandangi gadis di hadapannya yang tersenyum dan memuji dengan nada terkendali, perkataannya riang... Awalnya Char merasa puas diri, tapi saat melihat sorot mata dinginnya, tiba-tiba ia tersadar.
Tambahan penjelasannya ini mungkin sudah dipikirkan gadis jenius ini - kalau dia bisa memanfaatkan tanah untuk membuat artikel, bagaimana mungkin tidak terpikir menggunakan tanah sebagai pengganti hadiah? Sengaja tidak menyebut poin ini, mungkin untuk membimbingnya mengungkapkannya sendiri. Dengan begitu, tanpa terlihat dia memberi kesempatan tampil, menjaga muka sekaligus menyelesaikan pekerjaan dengan rapi...
“Pikiran gadis ini, benarkah begitu rumit?!”
Memikirkan bahwa "strategi brilian" ini sebenarnya adalah ide lawan yang sengaja membimbingnya untuk mengucapkan, rasa puas diri Char sebelumnya langsung menghilang, digantikan perasaan membosankan yang mendalam.
Senyuman Sofie tetap lembut dan penuh kewibawaan, seolah tak menyadari fluktuasi emosi Char. Dengan santai ia mengangkat piala di hadapannya, menyembunyikan sorot matanya yang tajam.
Setelah cengar-cengir kikuk, akhirnya sorot mata Char beralih kepada Junker yang sejak tadi duduk membisu di samping.
Ekspresi Junker tetap dingin. Seluruh diskusi militer dan pemerintahan antara Char dan Sofie seolah hanya didengarnya dengan setengah hati——bahkan terkesan tak acuh.
Baru ketika sorot mata Char menyapu ke arahnya, Junker mulai menunjukkan sedikit kesigapan. Kelopak matanya terangkat, tatapannya bertaut dengan Char.
“Tuan Junker.” Char memilih kata-kata dengan hati-hati, perlahan berkata: “Kita bisa dibilang kenalan lama. Pertama kali ke Kota Kekaisaran, aku pernah berinteraksi denganmu. Kemampuanmu melatih Pengawal Senja sampai begitu hebat sangat kukagumi. Kini Anda sudah ada di sini, apakah aku beruntung bisa meminta...”
Junker menarik napas dalam-dalam. Kilatan aneh akhirnya muncul di balik sorot mata dinginnya. Ia sejenak melirik Sofie, lalu bergumam berat: “Jenderal Char, jenis pengabdian apa yang Anda harapkan dariku?”
“Aku dengar Pasukan Rahasia Senja adalah pasukan elit pertama keluarga kerajaan……” Char baru saja membuka mulut, tapi mendapati wajah Junker di depannya langsung berubah, bahkan ekspresi wajahnya terlihat agak pucat, sorot matanya menunjukkan ejekan yang dalam.
“Jenderal Char, apakah Anda ingin saya membantu melatih ‘Pasukan Rahasia Senja’ milik Anda?” Suara Junker terdengar tersendat berat, di dalam hatinya dia sudah menghela napas panjang.
（Ternyata... begini rupanya...）
Pasukan Rahasia Senja, kesatuan rahasia pertama keluarga kerajaan yang legendaris, kekuatan tempurnya luar biasa, kesetiaannya tak tergoyahkan. Pasukan seperti ini selalu beroperasi dalam bayang-bayang, kualitas prajurit per individunya sangat kuat, ahli dalam pertarungan jarak dekat, pembunuhan terselubung, dan pekerjaan sejenisnya...
Bisa dikatakan, pengalaman sebagai mantan pemimpin Pasukan Rahasia Senja—inilah modal terbesar Junker, sekaligus hal yang paling enggan dia singgung saat ini!
Masalah permanen dalam hatinya terletak pada sebutan "pasukan rahasia" ini!
Sebagai seorang tentara, siapa yang tidak ingin memimpin pasukan kerajaan dengan kepala tegak, bertempur melawan musuh di medan perang secara heroik, dan mengukir nama dalam sejarah!
Junker yang memandang diri sendiri sangat tinggi, merasa kemampuan strategi militernya tidak kalah dari siapa pun, dengan ambisi besar di hati untuk menjadi jenderal terhebat sejati! Namun justru ditempatkan di pasukan rahasia seperti Pengawal Senja, meski mendapat kepercayaan dan jabatan penting dari Kaisar, pekerjaan yang sering dilakukannya adalah urusan gelap keluarga kerajaan seperti pembunuhan terselubung, membungkam saksi, memata-matai intelijen. Bahkan beberapa di antaranya terkait skandal memalukan keluarga kerajaan, membantu Kaisar menyingkirkan oposisi dengan cara-cara kotor...
Pekerjaan seperti ini, sehebat apapun yang dilakukannya, tuntas sebersih apapun, di mata Kaisar tetap hanya kepala intelijen besar yang mengurusi misi kotor dan rahasia——mungkin seumur hidup takkan pernah melihat cahaya! Takkan pernah ada kesempatan menjadi jenderal sejati yang memimpin pasukan dengan jantan di medan perang!
Ambisi Junker, masak cuma jadi kepala intelijen semacam ini?!
Ia sudah muak menjadi ular berbisa yang bersembunyi dalam kegelapan. Kehidupan seperti ini sudah mengisi separuh hidupnya. Ia tak mau sisa hidupnya tetap terpendam dalam kegelapan!
Saat ini meski Char menunjukkan niat merekrut, tapi langsung menyebut "Pengawal Senja", Junker langsung mengira Char ingin ia membentuk pasukan rahasia untuk urusan kotor seperti pemimpin lain pada umumnya.
Masak Junker selamanya hanya bahan baku kepala intelijen?!
Di dalam hati terasa pahit, bahkan ada rasa sakit yang samar, namun Junker hanya bisa menekan berbagai emosi dengan frustasi sambil menggertakkan gigi dan perlahan berkata: "Atas perhatian Sang Jenderal, Junker bersedia mengabdi pada Paduka..."
Senyuman tulus muncul di wajah Char: "Bagus sekali! Pasukanku memiliki kualitas yang tidak merata. Seperti kata pepatah, pasukan yang berkualitas lebih berharga daripada jumlah yang banyak. Saat ini resimen kavaleri di tanganku adalah pasukan elit, namun pasukan berkuda hanya bisa digunakan di medan perang terbuka. Aku memiliki puluhan ribu infantri, tapi tak satupun yang benar-benar handal. Aku berencana membuat unit infantri khusus dengan model resimen kavaleri, membentuk batalyon terpisah bernama 'Penyerbuan'! Akan kupilih prajurit-prajurit terbaik dan paling berani dari pasukan untuk kau latih dan pimpin! Kuharap 'Batalyon Penyerbuan' ini kelak bisa sesuai namanya, mampu membuka jalan di situasi kebuntuan di medan perang, menghancurkan pertahanan dan menghadapi pasukan pilihan musuh!"
"...Apa?!"
Junker tiba-tiba berubah pucat, matanya melotot memandangi Char dengan tak percaya. Seketika, wajah pria itu memerah, dahinya yang tegang mengeluarkan butiran keringat, suaranya gemetar: "Jenderal Char, maksud Paduka... Paduka mau mempercayakan pasukan tempur sungguhan... pasukan yang akan bertempur di garis depan?"
Char justru terlihat bingung: "Pasukan yang bertempur di garis depan? Bukankah memang itu fungsi pasukan? Kau..."
Hati Xia Ya tiba-tiba berdesir. Tatapannya pada ekspresi Junker seketika membuatnya menyadari penyebab dan konsekuensi dari perilaku aneh orang ini sebelumnya.
Setelah memahami pikiran lawannya, Xia Ya tertawa lebar: "Aku bukan kaisar, juga bukan orang penting. Tak perlu Pengawal Senja yang bersembunyi di kegelapan. Pasukan yang kuminta kaubentuk ini nantinya akan kugunakan di medan perang!"
Setelah jeda sejenak, Xia Ya berseru gagah: "Aku Xia Ya Leiming! Mana mungkin mengerjakan sesuatu dengan cara licik!"
Suaranya tegas bagai pedang memenggal besi!
Ucapan penuh kelurusan hati ini, ditambah penampilan Xia Ya yang penuh integritas dan aura wibawa, membuat Junker tersentuh sekaligus kagum...
(Di Kota Danzeer, seorang penyihir malang yang pernah ditipu pakaiannya oleh "pahlawan lurus hati" ini tiba-tiba menggigil hebat.)
(Seolah merasakan getaran serupa, seorang pria gemuk licik di ibu kota tiba-tiba merinding bulu kuduknya...)
(Seperti biasa, sesosok "orang tua" tetap tersenyum lega di alam baka...)
Namun Tuan Junker tampaknya belum menyadari sifat asli sang majikan. Terbuai oleh "aura penguasa" yang tiba-tiba dipancarkan Xia Ya, dengan perasaan haru ia berdiri dan membungkuk dalam-dalam: "Junker berani mati untuk Tuan!"
"Sambil berkata-kata, tubuh harimau sudah gemetar, mata berkaca-kaca."
……
Bertahun-tahun kemudian, Jenderal terhebat kekaisaran Tuan Junker yang sudah meraih sukses telah renta, dikelilingi cucu-cucu.
Pada suatu hari senggang, ketika ditatap penuh kekaguman oleh para junior keluarga dengan mata berbinar-binar yang meminta cerita tentang awal mula kepala keluarga mengikuti Raja Char, sang jenderal tua terdiam sejenak sebelum akhirnya mengeluarkan kalimat dengan frustrasi.
"Sial, waktu itu Laozi ditipu si licin itu... Kupikir dia orang baik! Kalian tahu kan si gendut sialan Ruhr yang licik itu? Dibandingkan dengan Raja Char kita ini, si gendut sialan itu bisa dianggap teladan moral!"
※※※
Awalnya hanya berencana tinggal sehari di Kota Baru lalu segera pergi, Char langsung mengubah rencana setelah berdiskusi dengan Sofie, memperpanjang masa tinggalnya di kota baru itu.
Setelah berunding dengan Green yang sangat mengakui rencana yang dijelaskan Char, keduanya cepat menyusun strategi baru.
Pertama, keputusan telah dibuat terkait penghargaan dan santunan untuk perang terakhir. Keluarga pasukan yang gugur dalam formasi di Perang County Siltan dapat menerima uang santunan dari Markas Besar Garnisun Utara, atau memilih tanah seluas 10 hektar yang diberikan markas. Bagi pasukan yang berjasa dalam perang, hadiah akan diberikan sesuai level prestasi mereka. Selain promosi jabatan dan medali, hadiah bisa berupa uang atau tanah, dengan serangkaian peraturan detail dan level spesifikasi hadiah.
Kedua, reformasi militer telah diumumkan segera oleh Char. Sejumlah besar kurir dikirim dari Kota Baru ke berbagai pasukan yang berkemah di seluruh penjuru. Semua perwira utama level batalyon ke atas diperintahkan untuk segera datang ke Kota Danzeer guna menghadiri rapat militer membahas reformasi pasukan. Urusan militer sementara akan diwakili oleh deputi.
Butuh beberapa hari sampai panggilan rapat militer tersebar luas. Ketika perintah tentang santunan dan penghargaan sebelumnya diumumkan, respons yang diterima Char sungguh di luar dugaan.
Jelas terlihat, kompensasi berupa tanah sebagai pengganti uang sangat populer di kalangan berbagai hierarki pasukan. Dari respons pasukan kekaisaran saat ini, sekitar tujuh puluh persen cenderung memilih tanah.
Tentu saja, segelintir orang tetap memilih menerima harta benda nyata.
Bagaimanapun, hati manusia memiliki perbedaan. Sebagian orang beranggapan, untuk mendapatkan tanah ke tangan, belum diketahui berapa lama harus menunggu (Dalam pemberitahuan resmi yang dikeluarkan telah dijelaskan dengan tegas: jika memilih harta benda nyata bisa langsung diterima, namun jika memilih hibah tanah, harus ditunda beberapa waktu. Lagipula, jika ingin menghibahkan tanah dalam skala besar, Char harus memerintah pemerintah setempat menyelesaikan pekerjaan pengukuran tanah dan klarifikasi. Pertempuran Kacau baru saja berakhir, perlu memverifikasi dan mengklarifikasi lahan pertanian di berbagai daerah, membersihkan tanah tak bertuan, memisahkan dan mendaftarkannya ke dalam buku catatan resmi terlebih dahulu). Sebagian orang tak bisa menghindari pemikiran: harta yang sudah di tanganlah yang paling nyata, sedangkan tanah yang dihibahkan belum jelas kapan bisa didapatkan, lebih baik mengamankan apa yang sudah ada.
Ada juga keluarga prajurit yang gugur dalam formasi memilih santunan berupa harta benda nyata dan menolak hibah tanah. Karena prajurit-prajurit yang gugur ini umumnya merupakan satu-satunya tenaga kerja berotot di keluarga. Kehilangan pria dewasa berotot, menyisakan janda dan yatim piatu, meskipun diberi lahan pertanian pun mereka limbung bertani, lebih baik memilih harta benda.
Namun meskipun demikian, mayoritas tetap memilih tanah. Berdasarkan statistik awal, cadangan harta yang ada di tangan Char sepenuhnya mampu memenuhi biaya santunan dan penghargaan, bahkan masih tersisa kelebihan dana yang cukup besar.
Urusan prioritas utama ini akhirnya terselesaikan dengan mudah, membuat Char merasa sangat lega. Terhadap perempuan muda bernama Sofie itu, ia pun mulai memandangnya dengan penuh kekaguman.
Sofie telah langsung menetap di kantor komandan county, Char telah memberinya surat pengangkatan sebagai kepala staf pribadinya.
Hanya saja "kepala staf" ini adalah komandan tanpa pasukan, karena saat ini Char sama sekali tidak memiliki tim staf di sekitarnya. "Kepala staf" dewasa ini juga merupakan satu-satunya staf Char.
Namun baik Char maupun Sofie sama-sama menyadari bahwa jabatan ini hanyalah pengangkatan sementara. Dengan bakat Sofie, mustahil dia hanya akan menjadi staf kecil. Setelah Sofie benar-benar menyatu dengan kelompok Pasukan Utara Char, barulah dia akan diberi jabatan resmi.
Setetah tinggal di Kota Baru tujuh atau delapan hari lebih lama dari rencana, Char memperhitungkan para perwira garnisun dari berbagai daerah seharusnya sudah menerima perintahnya untuk berkumpul di Kota Danzeer. Barulah dia berangkat dengan rombongan kavaleri ringan, menapaki jalan kembali ke Kota Danzeer.
Dikelilingi ratusan prajurit berkuda, mereka melesat ke utara sepanjang jalan besar seperti kilat. Char yang rindu kampung halaman, hanya membutuhkan tiga hari sejak keberangkatan dari Kota Baru untuk melintasi wilayah County Siltan dan memasuki County Moore. Tanpa berhenti, pada hari ketujuh saja rombongan kuda telah mencapai jarak kurang dari sepuluh li dari pinggiran Kota Danzeer.
Memandangi pegunungan hijau dan langit biru di kejauhan dimana siluet Kota Danzeer mulai samar-samar terlihat, hati Char dipenuhi gejolak semangat membara!
Ekspedisi militer berbulan-bulan akhirnya pulang.
Saat aku berangkat ekspedisi dulu, cuaca masih bersalju dan beku. Kini akhirnya pulang, musim semi tiba dengan bunga bermekaran. Udara lembap dan hangat khas musim semi itu membelai wajahku, namun tetap terasa segar.
Kota Danzeer, Laozi sudah kembali!
Si menyedihkan di rumah, pasti sudah menanti-nanti dengan mata hampir copot?
Entah apakah dia akan nyaris menangis bahagia melihatku? Langsung menerjang masuk ke pelukanku?
Membayangkan momen haru itu, hati Char sudah seperti api yang membara!
Namun si kampungan yang sedang dilanda gejolak cinta ini tak menyadari, di Kota Danzeer sedang ada masalah sangat besar yang menunggunya...
