Setelah menebak rencana Hasting, Char terdiam kaku oleh rencana liar yang somong itu.
Ekspresinya berubah-ubah, sorot matanya kadang dingin kadang panas. Jarinya menunjuk lokasi Osgilia di peta, ujung jemari mengetuk-ngetuk lembut permukaan peta.
Tak diragukan, pikiran Xia Ya saat ini sangat kompleks.
Seandainya dalam situasi normal...
Biarlah Hasting yang menyerang Osgilia. Pasukannya bergerak cepat ke selatan menyusuri aliran sungai, langsung menuju Osgilia. Sekalipun pertumpahan darah terjadi, itu urusan Hasting, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tuan Besar Xia Ya.
Bagaimanapun dia tidak punya loyalitas pada Kaisar Garcia itu, bahkan tak pernah menerima sepeserpun upah dari keluarga kerajaan!
Justru lebih baik Hasting menyerang dan menghabisi sang kaisar cilik itu, baru sesuai dengan keinginan hati Tuan Besar Xia Ya.
Bahkan jika persediaan Hasting menipis, mungkin saja Xia Ya diam-diam mengirimkan bantuan logistik.
Masalahnya...
Di Osgilia sana, bukan cuma ada kaisar cilik yang menyebalkan itu!
Adrik, Ruhr, para prajurit gagah berani... Mereka semua ada di Osgilia!
Xia Ya sama sekali tidak peduli nasib sang kaisar cilik, tapi tidak mungkin mengabaikan yang lain!
Dengan keberanian Jenderal Adrik yang terkenal, jika pasukan Hasting benar-benar mengepung kota dan hendak membantai keluarga kerajaan, pastilah Adrik akan bertarung mati-matian sampai titik darah penghabisan!!
Char pernah mengunjungi Osgilia dan menyaksikan langsung kondisi terkini kota itu. Setelah hampir mengalami kehancuran dalam perang, fondasi Osgilia masih sangat lemah.
Meski Adrik telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk merencanakan strategi - memobilisasi pasukan penjaga daerah tingkat dua-tiga dari wilayah administratif selatan kekaisaran yang masih dikuasai kerajaan, memperluas pasukan baru dengan Garda Osgilia dan veteran sebagai inti, serta mempersiapkan persenjataan untuk merebut kembali wilayah dari pemberontak...
Tapi pada dasarnya fondasinya terlalu rapuh.
Kekurangan perbekalan logistik sangat bergantung pada bantuan orang Landis. Meski pasukan telah pulih hingga puluhan ribu, kemampuan tempur prajurit dari garis cadangan jauh lebih rendah dibandingkan Garda Kekaisaran dan veteran yang pernah mengalami pertempuran besar.
Siapakah Hasting? Dia sama sekali tak sebanding dengan sampah seperti Hughes atau Salvador!
Benar, sampah! Ketika Char mengetahui bahwa Hughes dan Salvador membawa pasukan pemberontak yang telah menerobos masuk ke Osgilia dan menduduki kota selama beberapa hari - hampir memenangkan 90% dari pertempuran - tapi akhirnya justru diusir keluar kota dengan kekalahan telak.
Char tak bisa memahami bagaimana dua otak babi itu bisa kalah dalam situasi yang begitu menguntungkan!
Kalau bukan sampah, lalu apa?!
Pantas saja tak bisa meraih kemenangan!
Tapi Hasting, tidak akan jadi sampah seperti ini!
Siapa Hasting? Dewa Perang Odin! Jenderal terhebat Kekaisaran Odin! Setelah bertahun-tahun perang antar dua kerajaan, pasukan Hasting sudah menghabisi tak terhitung jenderal Bizantium! Banyak jenderal berpengalaman Bizantium tewas di tangan Hasting. Banyak pasukan elit Bizantium terkubur di bawah Bendera Hitam mengerikannya!
Bagaimana dengan Adrik? Penjaga Osgilia yang menyelamatkan seluruh kosmos, kini secara diam-diam menjadi jenderal terhebat kekaisaran! Jangan lupa, dulu Adrik membawa Kavaleri Rodrian paling elit kekaisaran pun tidak bisa mengalahkan Hasting! Apalagi sekarang pasukan Adrik adalah campuran tentara baru dan lama yang amburadul, kualitasnya jauh di bawah Kavaleri Rodrian! Sedangkan Hasting memegang Pasukan Bendera Hitam elit pilihan Odin yang sudah dipimpinnya bertahun-tahun!
Dengan kemampuan Hasting, dia pasti tidak akan membuat kesalahan konyol seperti Hughes dan Salvador!
Sekalipun Char sangat menghormati Adrik dalam hatinya, dia harus mengakui bahwa dalam situasi ini... jika mereka berdua bertempur, Adrik PASTI KALAH!
Kalau yang bertempur adalah Ruhr si gemuk, sekalipun kalah, paling-paling dia kabur dengan kaki dilumuri minyak. Si gemuk itu juga tidak terlihat punya banyak kesetiaan pada keluarga kerajaan.
"Tapi Adrik berbeda! Bagi orang seperti Adrik, jika tidak bisa mempertahankan Osgilia, dia lebih memilih gugur dalam pertempuran!"
Aku harus melakukan sesuatu!
Kilatan keputusan terlihat di mata Char.
Meski agak merasa bersalah pada Hasting yang pernah berpetualang bersamaku, bahkan menyelamatkan nyawaku. Apalagi Hasting punya dendam darah dengan keluarga kerajaan Bizantium yang telah dibantai seluruh keluarganya, seharusnya Char tidak menghalanginya.
Tapi nyawa Adrik jauh lebih penting.
"Kunci serbuan pasukan besar ke target adalah kecepatan gerakan! Mobilitas strategis untuk mencapai lokasi target, lalu melancarkan serbuan ganas secepat mungkin untuk menghancurkan lawan dalam waktu singkat. Pasukan yang jauh dari basis rentan kehabisan logistik dan moral—kata kuncinya 'cepat'! Tidak ada cara lain."
Char bergumam pelan.
Hmm, asalkan aku bisa memberi peringatan pada Adrik untuk memantau arah kanal utara, mengirim pasukan patroli pertahanan sungai, serta meningkatkan kewaspadaan Osgilia agar serangan Hasting kehilangan unsur kejutan.
Dengan strategi militer Jenderal Adrik dan benteng perkasa yang didukung puluhan ribu tentara, pertahanan kota pasti aman jika sudah dipersiapkan.
Asalkan bisa mempertahankan kota dari kehancuran untuk sementara waktu, Pasukan Bendera Hitam Hasting tidak akan bisa bertahan lama dan terpaksa mundur.
Memberi peringatan pada Adrik terdengar mudah, namun pelaksanaannya sangat sulit.
Aku sendiri jelas tidak mungkin kabur ke Osgilia. Sebagai pemimpin pasukan, aku tidak bisa melepaskan diri. Meskipun pernikahan bisa ditunda, reformasi militer tidak boleh tertunda. Masalah pembagian wilayah juga harus kuperhatikan langsung sebagai kepala keluarga.
Kalau begitu, kirim utusan untuk menyampaikan pesan pada Adrik... Hmm, ini tidak boleh menggunakan surat tertulis! Jangan sampai ada bukti hitam di atas putih! Untuk membuat Adrik waspada, dia harus tahu hubunganku dengan Hasting, tapi hubungan ini tidak boleh tercatat secara resmi!
Jika terjadi kesalahan dalam pengiriman pesan, surat itu jatuh ke tangan orang lain dan tersebar... Kemungkinan dakwaan pengkhianatan akan langsung melekat padaku!
Saat itu, semua pembelaanku akan sia-sia. Bahkan pasukanku sendiri mungkin mulai goyah!
Satu-satunya cara adalah mengirim utusan dengan pesan lisan.
Tapi pemilihan utusan ini membuat Char pusing.
Pertama-tama, orang ini harus benar-benar setia padaku!
Perhatian! Ini adalah kesetiaan pribadi kepada diri sendiri! Bukan kesetiaan pada Kekaisaran atau keluarga kerajaan! Bagaimanapun, utusan yang dikirim juga akan tahu hubungan kita dengan Hasting. Jika utusan yang dikirim memiliki kesetiaan pada Kekaisaran yang melebihi kesetiaan pribadi, lalu melapor ke keluarga kerajaan, maka posisi kita akan menjadi pasif!
Selain itu, orang ini harus memiliki kemampuan khusus!
Dari Kota Danzeer ke Osgilia, perjalanannya sangat jauh dan harus melewati banyak wilayah kekuasaan pemberontak. Tanpa kemampuan tertentu, mungkin akan mati di tengah jalan.
Banyak prajurit tangguh di bawah komandoku, termasuk orang-orang cerdik dan berani yang layak dipercaya. Namun kesetiaan kebanyakan dari mereka lebih mengarah pada Kekaisaran dan keluarga kerajaan.
Bahkan Green pun tidak terkecuali!
Surat rahasia Hasting ini hanya dilihat oleh Char sendiri. Char yakin jika Green melihat surat ini dan mengetahui rencana Hasting menyerbu Osgilia, dia pasti akan mendesak Char untuk segera mengerahkan pasukan ke timur menyerang Hasting! Demi menghentikan gerakan pasukan Hasting ke selatan! Meskipun Pasukan Utara kita mungkin bukan tandingan Pasukan Bendera Hitam Hasting!
Tapi Green pasti akan bersikeras melakukannya! Karena banyak bawahan Char seperti Green yang prioritas kesetiaannya adalah pada Kekaisaran dan keluarga kerajaan, baru kemudian pada Xia Ya Leiming.
Setelah dipikir-pikir, kandidat tidak bisa dipilih dari kalangan militer.
Kalau begitu... orang kepercayaan pribadi yang telah dibina sendiri...
Para tentara bayaran yang direkrut dari Padang Api Liar memang bukan Orang Bizantium, kesetiaan mereka hanya pada diri sendiri. Namun para tentara bayaran itu lebih banyak keberanian dan kecerobohannya, kurang ketelitian.
Dua pemimpin pasukan bayaran yang direkrutnya: Hawk yang muda adalah si bodoh berani, punya kekuatan tidak biasa, tapi karakternya mirip Sharba tipe prajurit garang.
Rossi yang lebih tua memang agak hati-hati dalam bekerja, tapi kurang cerdik. Kekuatan Rossi juga tidak terlalu baik. Jika terjadi kesalahan dalam perjalanan jauh ke Osgilia, dikhawatirkan akan menggagalkan urusan penting.
Setelah dipikir-pikir, Char akhirnya memikirkan kandidat yang paling cocok!
Char langsung melompat, merobek surat rahasia Hasting menjadi berkeping-keping lalu membakarnya. "Jemput orangnya!!" teriaknya keras.
Pelayan segera masuk dari luar pintu.
Char langsung berjalan ke pintu gerbang: "Pintu belakang sudah dibuka? Apakah Tuan Merlin masih menolak tamu dan tidak mau diganggu?"
Pelayan itu tersenyum pahit, berbisik: "Pintu belakang masih terkunci rapat. Tuan Merlin meninggalkan papan peringatan 'Yang nekat masuk mati'. Kami semua takut mendekati sana."
Char menghela napas.
Bukan Merlin yang dia incar.
Kandidat ideal di hatinya justru adalah...
Hmm... "Grand Magister Duoduo Luo".
“Duoduo Luo meskipun karakternya agak mesum, tapi kesetiaannya pada diriku cukup baik, dan yang dia setia adalah diriku sendiri, bukan keluarga kerajaan. Selain itu dia juga seorang penyihir, bahkan di tengah Pertempuran Kacau sekalipun, faksi warlord lokal tidak berani sembarangan mengusik penyihir yang sedang melintas!”
“Belum keluar dari masa penyepian?” Char mengerutkan kening.
Tapi seketika keningnya berhenti berkerut.
Tidak apa-apa, surat Hasting menulis "meminjam wilayah sementara, tiga bulan mengembalikan", jadi bisa diperhitungkan bahwa Hasting bahkan jika mengerahkan pasukan, tidak akan sekarang, harus menunggu tiga bulan!
Hmm, tiga bulan! Tiga bulan kemudian, tepat saat musim hujan tahunan di mana air sungai meluap deras, kekuatan air sedang kuat-kuatnya, baru bisa naik kapal menyusuri aliran ke selatan! Sekarang, musim kemarau belum berlalu, Hasting bahkan jika ingin mengerahkan pasukan pun tidak mungkin.
Masih ada waktu.
Char sampai di sini, hatinya mulai tenang. Setelah memutuskan, dia menarik pelayan dekatnya dan berubah serius: "Aku titipkan satu pekerjaan padamu. Mulai sekarang, cari beberapa orang, pindahkan kursi, duduk di luar pintu halaman belakang, beberapa orang dirotasi, jaga siang-malam tanpa henti di luar! Begitu pintu halaman belakang terbuka, segera kirim orang untuk memberitahuku dengan cepat! Aku akan tinggal beberapa hari di markas luar kota, ingat pekerjaan ini, jangan sampai terbuang!"
※※※
Char tiba di kamp utama pasukan yang berkemah di luar kota, sementara menetapkan tempat kerjanya di sini.
Pada titik ini di kota ada sekelompok orang yang membantunya mempersiapkan pernikahan, tapi hal yang lebih penting, Char sama sekali tidak menelantarkannya!
Beberapa hari ini, Kota Baru sana telah mengangkut sejumlah besar perbekalan trofi yang dibawa Xia Ya dari Kota Kekaisaran ke Kota Danzeer. Bahkan dayang-dayang yang diberikan berbagai keluarga bangsawan terkemuka pun dijemput secara berkelompok-kelompok ke Danzeer.
Urusan penghargaan berdasarkan jasa dalam pasukan sedang berlangsung terorganisir. Gagasan Green adalah menyelenggarakan upacara penghargaan bersama pernikahan Xia Ya, sekaligus memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan apresiasi pada tentara sebagai bentuk perhatian panglima terhadap pasukan.
Pejabat lokal County Siltan telah menyelesaikan kalkulasi awal sejumlah tanah tak bertuan. Setelah verifikasi ketat, dipastikan pemilik asli tanah tersebut tewas dalam Pertempuran Kacau. Tanah tanpa ahli waris ini disita Xia Ya untuk Garnisun Utara, lalu didata secara terpusat sebelum dibagikan kepada prajurit berjasa dan keluarga prajurit yang gugur.
Selain itu, prajurit yang terluka dan pensiun selama perang juga akan menerima tanah.
Kebijakan pembagian tanah ini mendapat dukungan antusias dari pasukan, terutama prajurit tingkat dasar.
Di luar itu, seribu lebih dayang muda yang dibawa Xia Ya - para perempuan muda hadiah dari keluarga bangsawan - ditempatkan sementara di markas di luar kota dengan larangan mengganggu.
Sebagai kota kecil dengan populasi terbatas, pemeliharaan 20.000-30.000 pasukan oleh Xia Ya langsung membuat rasio gender di wilayah ini tidak seimbang drastis. Puluhan ribu pria sejati ini berubah menjadi lajang tulen. Bahkan meski ada beberapa perempuan penghibur di Danzeer, bisnis mereka pun mencapai tingkat yang memuakkan...
“Char mengeluarkan perintah resmi: Ribuan gadis muda ini akan dibagikan kepada pasukan sebagai istri atau selir, dengan prioritas diberikan kepada prajurit yang terluka dan pensiun.”
Keputusan ini membuat Green awalnya bingung: Menurut Anjing Gila Tua, seharusnya prioritas diberikan kepada pasukan yang berjasa.
Namun tindakan Char segera mendapat dukungan penuh dari seluruh hierarki militer!
Bahkan pasukan yang berprestasi pun menyatakan dukungan!
“Bahkan para saudara yang terluka dan pensiun saja diperhatikan seperti ini, apalagi kita yang masih aktif mengabdi! Tuan pasti akan terus menjaga kita sampai akhir!!”
Sorakan dari bawahan membuat Green hampir tak kuasa memuji keputusan Char ini.
Satu-satunya kesulitan adalah perintah Char: Semua perempuan itu tidak boleh dipaksa menikah, harus sukarela.
Awalnya Char khawatir para gadis muda mungkin enggan menikahi prajurit pensiun yang cacat, tapi segera ia sadar kekhawatirannya sia-sia!
Sebagian besar gadis justru cenderung memilih prajurit pensiun, bahkan ada yang menolak lamaran perwira berprestasi untuk memilih prajurit cacat yang sudah pensiun.
Keraguan ini mengganggu Char lama sekali, sampai akhirnya Dora menjelaskan nuansa halusnya!
“Bagi kalian manusia, sekarang ini adalah zaman kacau. Di tengah kekacauan, mengabdi di pasukan adalah profesi paling berbahaya. Jangan lihat para prajurit yang berjasa itu sedang menikmati kemewahan, tapi siapa tahu suatu hari di medan perang, pedang-pisau tak punya mata akan membuat mereka gugur! Sebaliknya, mereka yang sudah cacat dan pensiun, meski memiliki disabilitas fisik, punya tanah yang dibagi untuk menghidupi diri ditambah uang santunan. Kehidupan mereka tak akan bermasalah. Yang terpenting, para pensiunan ini tak perlu lagi ke medan perang. Meski cacat, setidaknya mereka terbebas dari risiko kehilangan nyawa. Para gadis di zaman kacau ini jelas lebih memilih ketenangan.”
