Peningkatan kekuatan Duoduo Luo, bagaimanapun merupakan kabar baik bagi Char.
(Bahkan jika digunakan sebagai umpan meriam, nilainya akan lebih tinggi.) Si kampungan itu dengan jahat berkonjektur dalam hati, lalu membuat ekspresi serius: "Nah, Duoduo Luo, kebetulan aku punya satu pekerjaan yang membutuhkan orang. Mengingat kondisimu sekarang, kurasa kamulah kandidat terbaik untuk melakukannya..."
Ekspresi Duoduo Luo langsung jatuh.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, setiap kali tuannya menggunakan nada suara penuh kesetiaan ksatria seperti ini——pasti akan memberikan pekerjaan kasar yang sembilan mati satu hidup!
"Bisakah aku menolak?" Duoduo Luo memaksa senyuman yang lebih buruk dari tangisan dengan hati-hati.
“Tidak bisa.” Xia Ya bersuara tegas seperti memenggal paku besi.
Sang penyihir mulai kehilangan semangat, dia membentangkan kedua tangan: “Lalu apa pilihan yang tersisa untukku... Tuan, katakan saja, pekerjaan berbahaya apa yang ingin kau berikan kepadaku? Jangan-jangan kau ingin aku menantang Kaisar Suci Odin?”
Xia Ya menyepak pantat lelaki ini dengan satu tendangan: “Pergi sana! Dengan kemampuan sepertimu?”
Setelah terdiam sejenak, Xia Ya merubah ekspresi genitnya dan menatap Duoduo Luo: “Urusan ini sangat krusial bagiku! Selain itu, harus kukatakan bahwa aku membutuhkan seseorang yang benar-benar setia dan dapat diandalkan untuk menjalankannya! Dari semua bawahanku, setelah kupikir-pikir, hanya kamulah yang paling cocok.”
Mata Duoduo Luo langsung berbinar. Sang penyihir langsung menerjang sambil memeluk paha Xia Ya, mengabaikan jejak sepatu di pantatnya: “Ohhhh! Tuanku, akhirnya kau mengakui kesetiaan Duoduo Luo! Kesetiaanku tak perlu diragukan! Kesetiaan adalah mottonya!! Keberanian adalah...”
“Simpan ucapan itu untuk diukir di nisanmu setelah kau mati.” Xia Ya memandangi ekspresi menjengkelkan sang penyihir.
“Eh... Kalau begitu, hadiah apa yang akan kudapatkan setelah menyelesaikan tugas penting ini?” Bintang-bintang kecil mulai bermunculan di mata sang penyihir.
Xia Ya mengangkat kakinya dan menyepak lagi!
Beberapa saat kemudian, penyihir yang tubuhnya kembali terkena beberapa jejak kaki akhirnya bangkit dari tanah dan memprotes, "Tuan, Anda tidak boleh memperlakukan seorang penyihir tingkat tinggi seperti ini! Harap tahu bahwa..."
Memandangi ekspresi Xia Ya yang seakan sudah siap mencabut pedang, Duoduo Luo buru-buru menutup mulutnya.
"...Aku butuh kau pergi ke Kota Kekaisaran." Suara berat Xia Ya terdengar, "Ini urusan sangat rahasia. Jangan bocorkan ke siapa pun! Mengerti? Termasuk semua orang di kediaman penjagaku, bahkan rekan sejawat dari Kesatuan Militer Utara!"
Meski karakter Duoduo Luo agak mesum, ternyata dia bukan Si Bodoh. Segera dia memahami, "Maksud Anda... Tuan Green..."
"Cukup kau pahami dalam hati." Wajah Xia Ya datar, lalu tak tahan menatap Merlin yang masih berdiri di dalam ruangan.
"Tenang, aku sama sekali tak tertarik dengan urusanmu." Merlin melemparkan kalimat dingin sebelum berbalik pergi. Sebelum keluar pintu, dari jauh masih terdengar teriakan, "Duoduo Luo, lebih baik kau tidak terlalu arogan di luar sana. Hati-hati kekuatan magismu habis. Jika tak bisa cepat kembali untuk bertukar darah, kau akan mati."
Ucapan ini membuat bahkan Xia Ya terkejut.
Merlin ini... Kapan mulai peduli dengan hidup-mati Duoduo Luo? Bukankah di mata Merlin, Duoduo Luo seharusnya hanya kelinci percobaan miliknya?
Ketika Merlin pergi, Char membersihkan tenggorokannya dan meredam suara: "Aku perlu kau pergi ke Kota Kekaisaran menghadap Jenderal Adrik—eh tidak, lebih baik kau temui dulu Ruhl si orang gemuk. Demi keamanan, urusan ini tidak boleh tertulis jelas, jadi kau harus menyampaikan pesan lisan dariku."
Char kemudian menjelaskan seluruh tebakannya tentang rencana gila Hasting menyerang Kota Kekaisaran kepada Duoduo Luo. Duoduo Luo mendengarkan dengan bola mata membulat, menarik nafas dalam: "Dewa! Dia benar-benar gila! Ini rencana yang sungguh gila!"
"Balas dendam dan kebencian selalu membuat orang jadi gila," gerutu Char sambil menatap mata Duoduo Luo: "Mengerti? Kau harus sampaikan ini langsung ke Ruhl, lalu suruh siluman itu mengantarmu ke Adrik! Sebelum bertemu Ruhl atau Adrik, jangan beri tahu siapa pun!"
Char mengawasi Duoduo Luo dengan tatapan kejam: "Jika ada satu kata pun bocor, kau akan mati! Paham?!"
"Aku pasti tidak akan berani membocorkan!" sang penyihir segera bersumpah, lalu melirik Char dengan hati-hati: "Eh... Kalau... Kalau Jenderal Ruhl atau Jenderal Adrik yang tidak sengaja membocorkan?"
"Kau tetap akan mati!" Char membentak dengan bengis ke arah penyihir.
（Ternyata benar begini……）Dalam hati Duoduo Luo merintih, namun di wajahnya dia menampilkan ekspresi setia bagai jantung dan empedu: "Aku mengerti! Tuan bertindak adil dan tegas, orang picik seperti hamba tunduk sepenuhnya……"
Char akhirnya menggunakan nada yang sedikit lebih lembut, menepuk bahu Duoduo Luo: "Sudahlah, kau orang pintar, harusnya paham betapa pentingnya urusan ini bagiku! Jangan sampai orang lain tahu hubungan diam-diamku dengan Hasting, apalagi para Tuan-tuan lain di Kota Kekaisaran. Aku mempercayakan tugas ini padamu sebagai bukti kepercayaanku. Lagipula, sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu berisiko. Perjalananmu dari sini ke Kota Kekaisaran memang jauh, meskipun sekarang situasi perang di mana-mana, tapi kau kan penyihir. Selama perjalanan, cukup tunjukkan identitasmu sebagai penyihir. Kujamin tidak ada faksi manapun yang berani mengusik penyihir yang sedang lewat."
Duoduo Luo merenungkan sebentar, dan menyadari bahwa logika ini benar adanya.
Suasana hati penyihir itu segera membaik, dan... tiba-tiba dia teringat satu hal lain!
Kota Kekaisaran! Pulang ke Kota Kekaisaran!!
Ha ha ha!!
Dulu ketika Tuan Duoduo Luo mengalami kesulitan di Kota Kekaisaran, status penyihirku dicabut, menjadi bahan tertawaan kalangan sihir. Semua menyebutku sampah! Hmmph! Tapi sekarang? Kini Tuan Duoduo Luo memiliki kekuatan sihir yang melampaui batas! Kali ini kembali ke ibu kota, para bajingan yang pernah merendahkanku akan kupermalukan habis-habisan!
Pikiran seperti ini segera membuat Duoduo Luo menjadi sangat emosional hingga seluruh tubuhnya gemetar, matanya memancarkan kilatan tajam.
"Hal ini tak boleh ditunda lagi." Char kembali memberi instruksi: "Meski menurut penilaianku, Hasting baru akan mengerahkan pasukannya ke selatan tiga bulan lagi, tapi Tian tahu apakah dia tiba-tiba berubah pikiran. Jadi lebih baik kau segera berangkat. Hmm... Sayang karpet sihir Merlin sudah hancur, kalau tidak pasti lebih praktis. Pergilah ke halaman belakang, kau boleh memilih dua ekor kuda perang terbaik dari kandang kuda markas. Lalu segera berangkatlah ke selatan!"
Duoduo Luo sama sekali tidak ragu-ragu, langsung melangkah gagah keluar tanpa banyak bicara.
Sang penyihir menerima perintah, berlari ke kandang kuda markas pertahanan dan tanpa sungkan memilih dua ekor kuda perang terbaik. Dengan membawa surat perintah Char, dia mengambil biaya perjalanan dari departemen logistik. Akhirnya dengan kecepatan kabur, hari itu juga dia mengendarai kuda dengan cepat keluar dari Kota Danzeer, menyusuri jalan besar menuju selatan.
(Harus segera pergi! Bagaimana jika Merlin menemukan metode mengerikan lagi untuk menyiksaku?!)
Begitu keluar dari Kota Danzeer, sang penyihir langsung merasakan kebebasan bak "ikan bebas melompat di samudera luas, burung bebas terbang di langit tinggi".
Dia bahkan dengan genit mengeluarkan sebuah jubah putih penyihir yang diam-diam dibawanya dari bungkusan (jubah putih adalah sistem Akademi Penyihir Kekaisaran, hanya penyihir tingkat tinggi yang berhak memakainya), lalu dengan terang-terangan memasang lencana sihir berbahan perak mistis milik Grand Magister di dadanya. Tak puas dengan tingkat kecemerlangannya, dia meludah dan menggosok lencana itu hingga berkilau, baru kemudian tertawa puas.
Sepanjang perjalanan, baju putih yang berkibar-kibar, derap kuku kuda yang mendesak... Tuan Duoduo Luo, penyihir besar kita, memulai perjalanan ke Selatan...
※※※
Setelah Duoduo Luo pergi, Char segera mengurus urusan lain.
Dafeny!
Kasus percobaan pembunuhan Permaisuri telah disebarkan secara terbuka. Tentu saja hanya bagian tentang assassin yang dikirim pasukan pemberontak dari Salvador yang diungkap. Sedangkan assassin yang dikirim Kaisar tetap dirahasiakan secara ketat.
Char menunggu, menanti kabar dari Osgilia.
Benar saja, beberapa hari kemudian, seorang kurir datang dari Kota Baru ibukota County Siltan, membawa kabar dari Osgilia yang telah lama dinantikan Char.
Kekaisaran Bizantium telah memasang formasi teleportasi sihir di kota-kota penting untuk mengirim perintah administratif, perintah militer, atau informasi penting.
Di bawah pemerintahan Char, Kota Baru di County Syltan—karena merupakan kota penting di Utara Kekaisaran dan bekas markas Korps Ketujuh Pasukan Pusat Kekaisaran—telah dipasangi Formasi teleportasi sihir ini untuk memastikan perintah administratif pemerintah pusat dapat sampai kapan saja.
Char yang menangkap assassin pemberontak segera memerintahkan bawahannya menggunakan formasi magis untuk melaporkan kejadian ini ke Kota Kekaisaran. Karena formasi magis ibukota dikelola resmi, kabar ini begitu sampai pasti sulit disembunyikan dan akan cepat menyebar.
Ternyata, saat kabar "Permaisuri nyaris tewas dalam percobaan pembunuhan di Kota Danzeer" terungkap di ibukota, yang mengejutkan banyak orang bukanlah insiden pembunuhan itu sendiri, melainkan... Permaisuri ternyata berada di Danzeer?!?
Kabar ini menimbulkan gejolak besar. Bagaimanapun, Permaisuri tetaplah Permaisuri! Sang Permaisuri yang mulia ternyata diam-diam menetap lama di kota perbatasan kecil di Utara—hal ini jelas sangat tidak pantas dan melanggar tata krama kerajaan.
Urusan ini tak diragukan lagi akan mempengaruhi reputasi keluarga kerajaan.
Seperti diduga, Kaisar Garcia tak bisa lagi berdiam diri. Istana segera merilis pernyataan resmi yang menyebutkan Permaisuri sedang melakukan inspeksi ke Utara sebelum perang, namun terpaksa tertahan karena pecahnya Pertempuran Kacau yang menghalangi jalan pulang. Pernyataan itu juga menyiratkan bahwa kunjungan Permaisuri ke Utara memiliki misi kerajaan penting untuk menstabilkan pasukan daerah di sana, dll...
Alasan ini tampak muluk, karena semua orang tahu bahwa permaisuri juga adalah putri Adipati Minas. Adipati Minas memiliki pengaruh luas di pasukan Kekaisaran. Identitas seperti ini untuk melakukan patroli dan menenangkan faksi pasukan daerah memang ide yang tidak buruk.
Tapi... masih banyak orang yang waras melihat celah dalam ucapan ini.
Patroli ke Utara sebelum perang?
Jangan bercanda! Apa kalian menganggap kami semua bodoh? Sebelum perang, permaisuri hanyalah selir Putra Mahkota! Saat itu almarhum Kaisar Cantos Agung masih berkuasa! Dengan gaya khas almarhum Kaisar Cantos, mana mungkin beliau mengizinkan menantu perempuannya pergi patroli ke daerah?
Selain itu, selama masa pemerintahan Kaisar Cantos Agung, menekan pengaruh Klan Minas di pasukan saja sudah tak sempat!
Di tengah berbagai kritikan ini, Kaisar untuk meredakan bisikan-bisikan gelisah itu segera mengeluarkan perintah resmi melalui saluran teleportasi resmi kepada Yang Mulia Adipati Xia Ya Leiming, Jenderal Garnisun Utara: Perintahkan Yang Mulia Adipati segera mengirim pengawal untuk mengantar permaisuri kembali ke Kota Kekaisaran, pastikan keamanan wujud manusia permaisuri dan sejenisnya...
Bersamaan dengan itu, sebuah perintah penghargaan juga dikirim melalui teleportasi. Atas kinerja luar biasa Adipati Xia Ya Leiming dalam kasus percobaan pembunuhan permaisuri, yang berhasil menggagalkan tindakan melanggar dao sang assassin serta melindungi keselamatan wujud manusia permaisuri, penghargaan diberikan kepada Tuan Xia Ya Leiming... Sekaligus menganugerahinya satu atau dua gelar istana.
Menghadapi penghargaan tanpa suap nyata ini, Xia Ya langsung menggunakan surat itu untuk mengelap pantatnya saat sedang di kamar mandi.
Namun, urusan mengawal permaisuri kembali ke Kota Kekaisaran akhirnya tak bisa lagi diulur waktu, secara resmi dimasukkan ke dalam jadwal.
Dari wilayah kekuasaan Xia Ya menuju Kota Kekaisaran Osthia, ribuan li perjalanan harus melewati beberapa wilayah faksi pemberontak. Mustahil dilakukan hanya dengan berjalan kaki ringan!
Para pemberontak itu jika tahu permaisuri kekaisaran melintas, bukankah mereka akan mengirim pasukan untuk menghadang? Menangkap permaisuri bukan hanya pukulan telak bagi reputasi keluarga kerajaan, tapi juga bisa dijadikan tawaran untuk memeras Adipati Minas!
Memulangkan permaisuri ke ibu kota pasti memerlukan pasukan pengawal sepanjang perjalanan.
Quest ini sama sekali tidak mudah!
Jika terlalu sedikit pasukan, mungkin tak cukup. Dengan gerombolan serigala mengintai di sepanjang jalan, mengirim 100-200 pengawal saja mungkin bahkan tak cukup untuk mengisi sela-sela gigi mereka.
Tapi kalau dikirim terlalu banyak, melemparkan ribuan pasukan berkuda... Char jelas belum punya sumber daya sebanyak itu! Di bawahannya total hanya ada ribuan pasukan berkuda saja.
Mengirim ribuan pasukan berkuda dalam ekspedisi, pengeluaran anggaran militer, logistik dan persediaan, semuanya adalah masalah besar yang bikin pusing. Pasukan Utara belum sebegitu makmur untuk bisa sembarangan menghamburkan anggaran militer.
Lalu ada masalah tentang kandidat pemimpin pasukan pengawal. Orang yang memimpin pasukan pengawal harus memiliki kesetiaan dan keberanian yang cukup, sekaligus teliti, cerdik, dan punya nyali strategi yang luar biasa.
Di seluruh bawahannya Char, tidak sedikit jenderal hebat seperti ini. Contohnya Jenderal Rhinehardt yang pernah memimpin ribuan sisa pasukan Rodria lari dari Selatan ke Utara dalam perjalanan ribuan li, sebuah komando yang patut diacungi jempol.
Tapi Char sama sekali tidak berniat menyerahkan tugas seperti ini ke Rhinehardt.
Tak lama kemudian, kandidatnya pun muncul.
Orang yang dipilih Jenderal Char membuat semua orang di internal Pasukan Utara tercengang!
Bukan Cato atau Sharba yang sudah setia mengikuti Char sejak awal karirnya, juga bukan jenderal hebat seperti Rhinehardt yang bergabung belakangan.
Orang beruntung yang terpilih ini bernama... Stephen, mantan Wakil Juru Bendera Korps Ketujuh Angkatan Darat Pusat Kekaisaran, sekarang menjabat sebagai Juru Bendera Resimen Infanteri Keempat Korps Penjagaan Kedua Komando Garnisun Utara.
Nama ini sangat asing. Karena orang yang dipilih Char ini bukanlah anak buah langsung dari basis kekuatan lamanya, juga bukan talenta-talenta terbaik yang bergabung belakangan.
Orang ini hanyalah seorang perwira tingkat menengah dari sisa-sisa pasukan Korps Ketujuh, bakatnya pun biasa-biasa saja. Setelah Korps Ketujuh diambil alih Char, perwira Pasukan Pusat berpengalaman seperti dia biasanya ada dua pilihan: tidak memahami situasi dan dicabut kekuasaan pasukannya lalu ditempatkan di posisi tidak penting oleh Char, atau menundukkan kepala dan patuh menerima reorganisasi Char.
Tuan Stephen termasuk kategori kedua. Tapi di bawah komando Char, sebagian besar perwira veteran dari Korps Keenam dan Ketujuh Kekaisaran ini setelah reorganisasi pasukan dikirim ke Divisi Kedua Pasukan Utara——Korps Penjagaan. Yang bisa tetap bertahan di Korps Pertama, yaitu pasukan utama Pasukan Utara Char, hampir langka seperti bulu phoenix.
Di satu sisi Char tidak mempercayai tentara-tentara tua licik ini. Dia sangat paham, banyak dari rombongan ini masih menyimpan kekecewaan dalam hati atas pengambilalihan Pasukan Pusat olehnya. Di sisi lain, Char juga ingin menghilangkan jejak sisa-sisa Pasukan Pusat yang masih ada di Pasukan Utaranya.
Karakter Stefanus ini bisa dibilang sosok yang patuh dan tahu diri. Awalnya tidak melawan ketika Char merekrutnya, setelah kerja sama yang lancar justru tidak diabaikan. Pangkatnya naik dari level deputi regu bendera menjadi regu bendera penuh. Tapi statusnya berubah dari pasukan pemerintah pusat Kekaisaran menjadi memimpin pasukan penjaga daerah, sehingga secara praktis ini merupakan penurunan jabatan.
Dari awal, dia bukan anggota inti dari lingkaran dalam kelompok Char. Selama di Korps Penjagaan, performanya biasa-biasa saja: tidak menonjol juga tidak buruk. Dalam melatih pasukan cukup rajin, tapi tidak pernah melebihi nilai gajinya sedikitpun.
"Dibayar berapa, bekerja sebanyak itu" adalah prinsip hidup Tuan Stefanus.
Menugaskan quest sepenting ini kepada sosok seperti dia tentu membuat banyak orang terkejut.
Bahkan lebih banyak yang... iri!
Bayangkan! Mengawal Permaisuri kembali ke Kota Kekaisaran... Jika berhasil, ini akan menjadi jasa besar!! Jika bisa membawa Permaisuri pulang dengan selamat, hadiah dan penghargaan dari Kaisar pasti berlimpah!! Bahkan mungkin mendapat rasa terima kasih dari Adipati Minas!!
Bahkan... mungkin akan langsung ditugaskan di ibu kota, tidak perlu kembali ke Utara lagi!
Perlu diketahui, banyak dari para veteran Pasukan Utara yang sebelumnya merupakan bagian dari Pasukan Pusat merasa tidak puas dengan penggabungan mereka ke dalam pasukan lokal pimpinan Char. Jika bisa kembali ke Ibu Kota dan bergabung kembali dengan jajaran Pasukan Pusat, bahkan sekadar dipulihkan jabatan lamanya, itu akan menjadi hal yang sangat Asyik!
Jauh lebih baik daripada tetap di Utara, dijadiin boneka oleh si Char ini, menganggur seharian, bahkan tak bisa mengeruk sedikitpun uang suap - lebih baik seratus kali lipat!!
Pemilihan kandidat ini memicu perdebatan besar. Banyak yang curiga Stephen pasti menyuap pejabat tinggi markas besar Pasukan Utara, atau mungkin menggunakan koneksi Tuan Green...
Ada juga yang menduga latar belakang Stephen mungkin memiliki garis keturunan bangsawan, sehingga mendapat perhatian khusus dari Permaisuri dan terpilih sebagai pemimpin pengawal.
Sebagian besar orang lebih cenderung pada kemungkinan kedua.
Karena, Tuan Stephen memang berasal dari keluarga bangsawan Ibu Kota - sebagian besar perwira menengah atau senior Pasukan Pusat memang berasal dari keluarga bangsawan ibu kota. Kabarnya Stephen juga pernah menjalani pelatihan singkat di akademi militer ibu kota, meski hanya dikirim selama dua bulan oleh pasukan. Tapi semua tahu akademi militer ibu kota adalah markas besar faksi pro-kerajaan untuk melatih kader perwira. Setiap lulusan akademi tersebut dianggap sebagai Faksi Elang yang setia pada keluarga kerajaan.
Dan skala pasukan pengawal akhirnya diputuskan.
Lima ratus prajurit berkuda, ditambah seribu infanteri.
Jumlah dan kombinasi pasukan ini tidak menuai pertanyaan dari siapa pun.
Bagi sebagian besar orang, kuantitas seperti ini merupakan pilihan paling bijaksana.
Pasukan pengawal berjumlah 1.500 orang dianggap cukup untuk menghadapi ancaman warlord lokal. Keberadaan 500 prajurit berkuda memungkinkan pasukan pengawal memanfaatkan mobilitas mereka dalam situasi kritis, membawa Permaisuri menjauh dari bahaya dengan cepat.
Jumlah ini juga masih dalam batas kemampuan keuangan Departemen Militer Utara.
Sementara itu, Kesatuan Militer Bestar juga mengirim kabar, menyatakan kesediaan mereka untuk menyambut rombongan pengawal Permaisuri selama perjalanan dan menyediakan logistik.
※※※
Rencana mengawal Permaisuri meninggalkan Kota Danzeer untuk kembali ke Kota Kekaisaran mendapat dukungan kuat dari sebagian besar perwira Pasukan Utara.
Banyak yang beranggapan, kehadiran Permaisuri yang terhormat di Danzeer justru membawa lebih banyak mudarat daripada manfaat bagi Pasukan Utara, bahkan berpotensi memicu kontroversi.
——Lebih cepat dikirim pergi, lebih baik!
Namun yang tak diketahui banyak orang, pada malam hari ketika keputusan ini diambil, terjadi pertengkaran sengit di kamar tidur Jenderal Char di kediaman komandan.
Ini merupakan pertengkaran pertama antara Char dan Adeline sejak hubungan mereka resmi terjalin.
Pertengkaran tersebut sangat panas, dengan Adeline menyatakan ketidakpuasan yang kuat terhadap keputusan Char mengirim Dafeny kembali ke ibu kota.
“Dengan kebohongan itu kau mengirimnya bunuh diri！！Char！Kau tahu persis, kalau dia kembali ke Kota Kekaisaran, pasti akan mati！Kakakku tidak akan... tidak akan...”
“Di dunia ini yang bisa melindunginya sekarang hanyalah kamu！Char！”
“Char, kumohon padamu！Kumohon！！Kumohon penuhi permintaanku ini, biarkan dia tinggal！”
“Hanya dengan tetap di Utara dia bisa terus bertahan hidup！”
“Dia satu-satunya sahabat baikku！Char, aku tidak bisa melihatnya mencari kematian！”
“Kumohon, tarik kembali keputusan ini, ya？”
Terhadap permohonan Adeline, ketidakpuasan, atau kemarahan, Char dari awal sampai akhir tidak mengucapkan sepatah kata pun, menunjukkan kesunyian yang tidak normal.
Akhirnya, Dafeny yang mendengar pertengkaran itu datang sendiri menyela perdebatan mereka berdua.
“Ini kemauanku sendiri, Adeline. Aku harus kembali.”
Dafeny terlihat sangat tenang, dia dengan lembut memeluk Adeline, berbisik di telinganya: “Kau mengerti, orang sepertiku yang berasal dari klan seperti ini, gelarku, identitasku, semuanya telah menentukan bahwa aku tak punya kebebasan. Aku punya takdirku sendiri, mungkin inilah tempat kembaliku, Adeline, jangan bersedih untukku, apalagi berduka.”
Adeline menangis tersedu-sedu, memeluk erat sahabatnya, enggan melepaskan pegangan.
Akhirnya, Char mendekat, dengan hati-hati membuat Adeline pingsan, lalu menggendong tunangannya ke tempat tidur.
Ketika berbalik, Char tiba-tiba melihat sorot mata Dafeny yang menatapnya——begitu terang! Bahkan luar biasa terang!
Dalam sorot mata Dafeny seolah ada penerimaan, seolah ada pembebasan, seolah... juga sedikit kepedihan tersembunyi yang samar.
"Anda benar-benar setuju mengantarku pulang?" Suara Dafeny terdengar sangat tenang.
"...Ya." Char mengangguk.
"...Terima kasih, Jenderal Char. Terima kasih telah membiarkanku menyelesaikan takdirku." Dafeny seolah tersenyum, namun dalam sorot matanya, ada kesedihan sekilas yang masih terasa menusuk.
Seolah ragu sejenak, Dafeny berbisik: "Sebenarnya... aku lebih berharap orang itu adalahmu."
"Apa?" Char tampak bingung.
"Orang yang mengantarku pulang." Dafeny tersenyum getir: "Jika memang harus menghadapi kematian... kuharap orang yang mengantarku menjalani takdir ini, adalahmu."
Usai berkata, tanpa memberi kesempatan Char berbicara lagi, Dafeny tiba-tiba menunjukkan ekspresi panik lalu kabur seperti dikejar sesuatu.
Memandang latar belakang Dafeny yang pergi, Char terdiam. Dia masih berdiri di tempat, tak tahu harus berkata apa. Akhirnya tetap tak bersuara, hanya mengerutkan kening.
Berbalik menuju tempat tidur, memandangi Si Menyedihkan yang masih pingsan, Char membungkuk. Telapak tangan kasarnya mengelus lembut pipi Adeline, lalu menyibakkan rambut acak-acakan di dahinya.
“Percaya.” Char memandangi tunangannya yang pingsan dengan mata tertutup, berkata lembut: "Pria milikmu tidak seburuk yang kamu kira. Hal yang kamu khawatirkan tidak akan terjadi."
※※※
Saat Permaisuri berangkat ke selatan dari Kota Danzeer, sebuah ritual kecil digelar di dalam kota. Bagaimanapun juga sebagai permaisuri suatu negara, kemewahan dalam perjalanan resmi harus dijaga.
Pasukan upacara, pasukan pengawal, serta antrian pejabat yang mengantar.
Bahkan banyak warga Danzeer yang penasaran berkerumun di kedua sisi jalan, ingin menyaksikan aura kejayaan sang Permaisuri.
Tapi kerumunan pasti kecewa. Sejak kereta kuda keluar dari markas pertahanan, Permaisuri tidak muncul sama sekali. Ia tetap berada di dalam gerbong dengan kaca jendela tertutup rapat, dikelilingi prajurit bersenjata tajam yang mengisolasi massa penonton sepanjang jalan.
Selain 1.500 pengawal yang menyertai, seribu pasukan berkuda paling elit dari Pasukan Utara juga ikut serta saat meninggalkan Danzeer. Namun pasukan berkuda ini akan berpisah dengan rombongan Permaisuri saat tiba di Kota Baru County Syltan.
Seribu kavaleri ini diperintahkan bergerak ke timur menuju daerah Korsika. Belakangan ini daerah Korsika mengalami gejolak akibat mantan pejabat Gubernur Distrik Militer yang berusaha menghasut pemberontakan setelah situasi stabil, mencoba mengembalikan kekuasaan Kantor Gubernur. Pasukan ini ditugaskan membantu memadamkan pemberontakan.
Yang memimpin 1.000 kavaleri ini bukan lain adalah anak buah lama Char yang paling dipercaya, Saudara Sharba.
