Memandangi Darwin yang sorot matanya terlihat fanatik dengan kaget, Char mengerutkan kening. Setelah terdiam sejenak, barulah dia berbicara: "Jadi, apa yang kamu butuhkan dari Duoduo Luo?"
“Tentu saja membantuku melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan penyihir.” Darwin menarik kembali sorot mata fanatiknya, kembali menunjukkan ekspresi santai yang tersenyum manis: “Aktivitas yang akan kulakukan membutuhkan bantuan teman yang menguasai sihir. Sayangnya aku tidak mengenal penyihir hebat mana pun, semula aku berencana mencari bantuanmu di Utara, tapi tak kusangka bertemu makhluk ini di sini, jadi tak perlu mencari yang jauh-jauh. Tapi... Char, pelayan kecilmu ini peningkatan kekuatannya cukup cepat. Tuan Merlin melatihnya dengan baik.”
Char mendengus, jelas-jelas tak berniat membahas masalah ini, sambil mengangkat kelopak matanya memandang Darwin: “Lalu sekarang?”
Maksudnya cukup jelas, nada bicaranya menyiratkan: Kau mengikat pelayanku saat aku tidak ada, itu sudah berlalu. Tapi sekarang sang majikan sudah datang, masak kau masih mau membawa pelayanku pergi di hadapanku?
Tidak masuk akal.
“Sekarang, tentu aku takkan mengincarnya lagi.” Darwin tersenyum tipis: “Dengan kehadiranmu, jika kau mau membantuku, maka...”
“Aku sibuk.” Char menolak tanpa ragu.
Masih ada segudang urusan yang harus ditanggungnya. Berbagai pembaruan militer di wilayah utara, migrasi pusat pemerintahan, pendistribusian tanah - ribuan benang kusut. Sebagai penguasa wilayah, dirinya sudah terlalu lama meninggalkan wilayahnya. Kira-kira saat kembali nanti, Anjing Gila Green pasti akan berteriak-teriak lagi. Mana ada waktu luang untuk menemani Darwin melakukan pelanggaran ini.
“Lagipula, kamu Darwin sudah mengikat pelayan Laozi. Melihat persahabatan masa lalu, aku tidak mau berurusan denganmu. Mengharapkanku membantumu mengerjakan sesuatu? Atas dasar apa?”
“Kamu Darwin sudah memulihkan tubuh naga, menciptakan badan naga terkuat. Apa keuntungannya bagiku Tuan Besar Xia Ya? Tanpa alasan jelas, menemanimu membuang waktu, apakah Laozi sedang menganggur?”
Melihat Xia Ya langsung menolak, Darwin sama sekali tidak terkejut. Dia sudah berkali-kali berurusan dengan Xia Ya, tentu tahu temperamen orang ini. Dengan senyum tipis dia berkata: “Bagaimana jika aku menawarkan syarat yang bisa memuaskanmu untuk ditukar?”
“Menukar?” Hati Xia Ya berdesir, tapi wajahnya tetap pura-pura dingin: “Apa rencana licikmu ini?”
Darwin menatap mata Xia Ya: “Kabarnya belakangan ini kamu sukses. Konon kamu diangkat jadi Jenderal Garnisun Utara Kekaisaran Bizantium, bisa dibilang penguasa daerah, memegang pasukan tangguh, bahkan dikabarkan sudah diberi gelar Adipati.”
“Terlalu berlebihan.” Xia Ya menggelengkan tangan: “Biasa-biasa saja, sekadar mencari makan di zaman kacau.”
Darwin tertawa: “Tapi aku juga dengar Kekaisaran Bizantium sekarang situasinya kacau, warlord-warlord menguasai daerah-daerah terpisah, di Utara masih ada pemberontakan pasukan orang Odin. Jabatanmu sebagai Jenderal Garnisun Utara ini tekanan juga tidak kecil. Dikelilingi ancaman, mungkin hidupmu juga tidak benar-benar tenang.”
Xia Ya mendengus, melirik Darwin, tapi tidak berkata-kata.
“Tentu saja, aku juga mendengar, Jenderal Xia Ya Leiming yang mulia memiliki pasukan tangguh puluhan ribu, semuanya adalah tim elit terkuat. Tapi untuk membumihanguskan seluruh penjuru, mungkin masih agak sulit. Bagaimana jika kukatakan... aku bisa memberimu beberapa senjata tajam?”
“Senjata tajam?” Mata Xia Ya berputar: “Senjata apa?”
“Senjata yang tak terkalahkan di medan perang.” Kali ini suara Darwin menjadi serius.
Tak terkalahkan di medan perang?
Xia Ya mengerutkan kening, ekspresinya mulai serius. Dia tahu pasti Darwin tidak akan mengoceh tanpa alasan.
“Dokumen kuno yang kucuri dari Serikat Sihir mencatat sejarah dan legenda Benua kuno. Kekaisaran Bizantium baru berdiri ratusan tahun, tapi sejarah Serikat Sihir jauh lebih tua. Banyak dokumen kuno yang disimpan Serikat Sihir memiliki sejarah sangat panjang, juga mencatat rahasia dan misteri zaman purba yang tak diketahui orang. Meski banyak yang legenda, setelah kuselidiki, beberapa ternyata fakta sejarah nyata. Barang yang kudapatkan kali ini mencatat sebuah medan perang kuno purba. Lokasinya sudah kutentukan, tak jauh dari desa terdekat. Tulang-belulang naga purba yang kubicarakan, terkubur di bawah medan perang itu! Dan mungkin juga, ada senjata-senjata hebat peninggalan perang kuno di sana.”
Xia Ya mengerutkan kening, lalu tertawa: "Senjata hebat? Meskipun ini adalah medan perang kuno yang meninggalkan beberapa senjata, paling-paling hanya pedang-pisau sejenisnya yang terkubur di bawah tanah selama bertahun-tahun. Meskipun dulu adalah senjata suci penghancur, sekarang mungkin sudah hancur sampai tak tersisa?"
Setelah terdiam sejenak, Xia Ya menatap Darwin dengan curiga: "Apa maksudmu senjata ras kurcaci?"
Tapi sekalipun bisa menggali senjata ras kurcaci, Tuan Besar Xia Ya sekarang tidak tertarik. Harus diketahui, di rumahnya sekarang ada ratusan kurcaci yang membantu membuat senjata. Itu benar-benar barang berkualitas tinggi buatan kurcaci, mana bisa disamakan dengan rongsokan yang digali dari bawah tanah?
"Bukan kurcaci. Senjata... goblin." Ekspresi Darwin aneh: "Yang kumaksud adalah... Meriam Sihir!"
“……”
※※※
Kali ini, Xia Ya menatap Darwin lebih lama dari sebelumnya.
Meriam Sihir?
Meriam Sihir!!
Bagaimana mungkin Xia Ya tidak tahu kehebatan Meriam Sihir?
Dulu di aula bawah tanah Darmandellas, di Zona Penciptaan Dewa goblin kuno itu, saat bertarung hidup-mati dengan Darmandellas, Darwin bahkan pernah mengeluarkan Meriam Sihir yang ditemukan di reruntuhan.
Hasilnya, dengan sekali tembakan, tubuh wujud asli Darmandellas yang sedang bertarung itu hampir hancur separuh!!
Meriam Sihir memiliki kekuatan yang luar biasa, memang pantas menjadi senjata paling tajam yang digunakan klan goblin kuno untuk mendominasi dunia!
Sayangnya, Meriam Sihir yang bisa ditemukan sangat langka. Char hanya berhasil mendapatkan satu unit, yang akhirnya diambil Merlin untuk diteliti dan dibuatkan versi mini, diberikan kepada Duoduo Luo untuk digunakan.
Meskipun versi mini Meriam Sihir buatan Merlin ini, kekuatannya tetap cukup untuk membuat orang berubah pucat.
Namun benda seperti ini, bahkan Merlin yang merupakan grandmaster magis sekalipun hanya bisa memodifikasi menggunakan sisa-sisa material yang Char dapatkan, sama sekali tidak bisa membuat yang baru dari nol.
Seandainya bisa membuat 100-80 Meriam Sihir... Pasukan puluhan ribu pemberontak? Pasukan Bendera Hitam Odin? Cukup tembakkan puluhan Meriam Sihir sialan sekaligus, semuanya akan menguap!
Merlin tidak bisa membuatnya karena dua alasan: Pertama, bahan pembuatan Meriam Sihir terlalu spesial - teknologi masa kini tidak bisa menempa material khusus tersebut. Kedua, prosesnya terlalu kompleks. Menurut penjelasan Merlin: "Jika kau bisa memberiku 30-40 unit untuk kubongkar dan teliti selama 2-3 tahun, baru aku bisa membuat versi yang mirip."
“Tapi ras Goblin kuno sudah punah entah berapa tahun, ke mana Char harus mencari puluhan Meriam Sihir untuk Merlin?”
“Kalau benar bisa menemukan puluhan Meriam Sihir, mungkin itu cukup untuk menyapu bersih Benua!”
“Menurutmu, reruntuhan medan perang kuno ini mungkin mengubur Meriam Sihir?” Mata Char mulai berkilau.
“Tidak salah. Berdasarkan catatan, ini seharusnya pertempuran besar dengan skala sangat masif. Beberapa ras mengerahkan pasukan elit tangguh dalam pertempuran sengit. Literatur jelas mencatat penggunaan Meriam Sihir, dan jumlahnya konon tidak sedikit. Kalau bisa digali, meski hanya dapat beberapa unit, kira-kira Jenderal Char akan untung besar, bukan?”
Kali ini Char tidak ragu lagi. Ia menatap Darwin: “Baik! Sialan, aku setuju! Tapi kita sepakat dulu, pekerjaan ini harus minim risiko. Dan jangan main licik lagi! Kalau kau seperti waktu itu di sarang bawah tanah Darmandellas, aku akan berkhianat tanpa ampun.”
※※※
Desa yang disebut Darwin itu jaraknya tidak terlalu jauh, tapi juga tidak bisa dibilang dekat.
Menurut pengakuan Duoduo Luo, awalnya dia pergi berburu binatang iblis, namun malah menendang lembaran besi dan dihajar habis-habisan oleh Darwin. Entah bagaimana, Darwin ternyata memiliki kemampuan kebal sihir. Seluruh ilmu sihir Duoduo Luo tidak bisa digunakan di hadapannya, sehingga terpaksa kabur terbirit-birit. Akhirnya mereka berdua saling kejar-kejaran selama tiga hari tiga malam baru sampai di pos pemeriksaan itu. Duoduo Luo akhirnya gagal melarikan diri dan ditangkap Darwin.
Beberapa orang berangkat bersama. Anak kecil yang dipungut, Lanslow, tentu saja ikut dengan Char.
Char menyerahkan kudanya untuk ditunggangi Duoduo Luo dan Darwin, sementara dirinya sendiri menggunakan Sayap Angin dari spirit untuk terbang.
Dengan cara ini, kecepatan perjalanan meningkat drastis. Meski begitu, masih butuh waktu satu hari penuh untuk mencapai desa yang disebutkan Darwin.
Lokasi desa itu juga membuat Char merasa aneh.
Tempat ini jelas-jelas sebuah cekungan.
Di sekeliling desa, terhampar alam liar dengan tanah yang tandus. Sedangkan di kejauhan, deretan pegunungan mengelilingi seperti tembok raksasa. Seluruh topografi area ini menyerupai wajan raksasa, dengan lokasi desa tepat berada di tengah-tengah dasar "wajan" tersebut.
Terbang di langit, Char memandangi topografi di bawahnya sambil bergumam dalam hati.
Kenapa ada yang membangun desa di tempat seperti ini?
Lingkaran pegunungan di sekeliling jelas menghalangi hubungan dengan dunia luar. Membangun desa di sini berarti mempersulit akses komunikasi dengan luar.
“Tapi ketika sampai di desa, Char akhirnya mengerti!”
“Desa yang dibangun di tempat hantu ini, ternyata memang punya rahasia!”
“Di desa sudah tidak ada penghuni lagi, mungkin semua kabur saat kasus binatang iblis hasil ulah Darwin berkeliaran.”
“Desa ini awalnya juga tidak besar, kira-kira hanya ratusan keluarga saja. Tapi di ujung selatan desa, ada lapangan batu yang cukup luas. Dengan penduduk yang kabur, area kerja ini pun kosong, di mana-mana bertumpuk bahan batu dan berbagai alat.”
Rombongan berjalan kaki mendekat. Darwin tersenyum pada Char: “Tadi kamu terbang di udara, seharusnya bisa melihat kan?”
“Hmph?”
“Topografi di sini.” Darwin tersenyum tipis: “Sekelilingnya dikelilingi pegunungan... Dengan pengetahuanmu, seharusnya bisa memahami.”
“Hmm... Ini... kawah lingkaran?”
“Lebih tepatnya, gunung berapi.” Darwin tertawa.
Wajah Char langsung berubah pucat.
“Jangan khawatir, ini memang gunung berapi, tapi sudah mati sejak zaman yang tak diketahui. Setidaknya dari catatan literatur, kawah ini sepertinya belum pernah meletus.”
Meski begitu, bulu kuduk Char tetap merinding.
Kawah gunung berapi?!
Tadi saat terbang dengan Sayap Angin, dia melihat jelas. Cekungan ini, dikelilingi pegunungan melingkar, membuat area tengahnya seperti lubang raksasa berbentuk lingkaran!
Kalau ini kawah gunung berapi... ukurannya terlalu besar!
Dari langit, diameter cekungan ini kira-kira mencapai sepuluh li!
"Kalau ini kawah gunung berapi... Di mana ada kawah selebar sepuluh li di dunia ini?!"
"Kawah sebesar ini, kalau meletus... Bukankah seluruh benua akan bergetar?!"
"Tampaknya ini memang gunung berapi mati yang sudah tidak aktif selama bertahun-tahun. Kalau tidak, mana mungkin tidak tercatat dalam sejarah?"
"Karena ini kawah vulkanik, di masa purba pasti pernah meletus. Efek lava membuat batuan bawah tanah di sini sangat unik - tempat ini kaya akan kristal yang terbentuk dari lava vulkanik. Hehe, kristal itu barang berharga. Makanya meski tanahnya tandus dan tidak bisa ditanami, orang-orang tetap berkumpul membentuk desa ini. Seluruh penduduk desa hidup dari menambang batu gunung. Jika berhasil menemukan kristal, penghasilannya besar. Meski tidak dapat kristal, batu vulkanik ini juga bahan bangunan bagus yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup desa."
Char mengangguk, akhirnya mengerti.
"Tempat penambangan kristal ini pernah dikuasai warlord daerah. Mereka menempatkan pasukan di area tambang untuk menambang kristal. Tapi setelah kedatangan saya dengan membawa binatang-binatang iblis, pasukan itu kabur. Sekarang, bahkan jika kota terdekat mengirim tentara untuk menumpas, perlu waktu sepuluh sampai lima belas hari." Kata Darwin dengan datar.
Rombongan menginap dan beristirahat di area bahan batu yang kosong ini. Penduduk desa sudah kabur semua, namun makanan masih bisa ditemukan. Setelah mengumpulkan beberapa makanan untuk mengisi perut, Duoduo Luo si penipu tetap menunjukkan sifat penjilatnya. Menyadari kinerjanya yang buruk kali ini dan takut dihukum berat oleh Tuan, dia berusaha keras merayu dengan mengurus logistik. Ajaibnya, dia berhasil menemukan satu tong bir gandum dari ruang bawah tanah desa. Setelah mencicipi dan merasa rasanya cukup enak, dia segera merangkak memohon sambil menggotongnya untuk menyenangkan Char.
Dengan minuman dan makanan tersedia, Char tentu tidak menolak. Yang mengejutkan adalah Lancelot kecil yang tetap pendiam. Char sengaja menggoda dengan menuangkan secangkir bir untuknya. Anak ini malah meneguknya tanpa mengernyit, meski wajahnya memerah kepedasan tapi tak bersuara.
Char memperhatikan ini, hati penuh kepiluan.
Setelah beristirahat semalaman, saat subuh tiba mereka bangun. Char bertanya pada Darwin: "Area sekitar sini sangat luas, dari mana rencanamu mulai menggali? Lagipula dalam radius sepuluh li hanya ada kita, bagaimana cara memulainya?"
Darwin tersenyum tipis: "Percayalah, aku punya akal. Ikuti aku."
Tanpa curiga, Char mengikuti Darwin keluar. Mereka berjalan jauh ke padang terbuka sebelum Darwin berhenti.
Dari tas pinggangnya, Darwin mengeluarkan botol kecil ramping lalu membuka tutupnya dan menuangkan isinya ke tanah.
“Sebongkah cairan tumpah keluar, seluruhnya tumpah ke tanah. Char mengendus, ternyata penuh aroma alkohol pekat.”
“Bersamaan dengan tumpahan minuman itu, terlihat jelas beberapa makhluk seukuran ibu jari berwarna merah kehitam-hitaman mirip serangga terjatuh. Char hanya melirik sekilas, ekspresinya langsung berubah masam.”
“Semut Pemakan Logam! Kau berani-beraninya membawa makhluk ini ke sini?!”
Char menarik napas dalam-dalam.
Dulu di sarang Darmandellas, betapa dahsyatnya Semut Pemakan Logam ini! Ia pernah menyaksikan langsung! Jika makhluk ini sampai berkeliaran di permukiman padat dan mulai menjalar, itu akan menjadi malapetaka besar!
“Tenang, ini semut pekerja, tidak bisa bereproduksi. Hanya beberapa ekor, takkan menimbulkan kekacauan.” Darwin tersenyum tipis: “Sayap mereka sudah kupotong, jadi tidak bisa terbang, hanya bisa merangkak. Makhluk ini sangat gigih, sulit disimpan – bahkan guci logam pun bisa mereka gigit sampai jebol. Tapi jika direndam dalam alkohol, mereka akan koma dan takkan mati meski lama terendam.”
Persis saat itu, di bawah terik matahari, beberapa Semut Pemakan Logam di tanah mulai bergerak-gerak perlahan, membalikkan badan – dan benar-benar hidup kembali.
Di bawah "matahari", tampak sangat tidak enak badan. Berlari beberapa langkah di dalam noda "cairan", sayap hitam di punggungnya bergetar seolah mencoba terbang. Sayangnya kedua sayap sudah dihilangkan Darwin, tentu saja tidak bisa terbang.
Darwin sudah menarik Char mundur beberapa langkah. Ia mengeluarkan sebotol benda dan menyemprotkan sedikit pada bajunya sendiri dan baju Char.
"Benda apa ini?"
"Sebuah rempah yang kubuat. Semut Pemakan Logam ini tidak suka aroma ini, tidak akan mendekati kita." Darwin tersenyum: "Bukan takut digigit, tapi aku butuh mereka untuk mencari jalan. Setelah direndam lama, saat bangun tentu akan mencari makanan. Semut Pemakan Logam pasti mencari tempat berlogam. Kita membawa logam, tapi dengan rempah ini, mereka tidak berani mendekat dan harus pergi ke tempat lain..."
Mata Char langsung berbinar!
Logam?!
Jika ini medan perang kuno, maka... logam pasti terkubur di bawah tanah! Dengan bantuan beberapa Semut Pemakan Logam ini mencari, maka...
Ternyata, beberapa Semut Pemakan Logam itu merangkak buta di tanah sebentar, mencoba mendekati Char dan Darwin, tapi cepat mundur ketakutan. Akhirnya, tiba-tiba berbalik arah dan gesit merangkak ke kanan.
Char dan Darwin saling pandang sebentar, segera mengejar.
Beberapa ekor Semut Pemakan Logam kecil merangkak beberapa saat, akhirnya di area permukaan tanah yang ambles, langsung mengebor masuk ke dalam tanah dan menghilang.
Char tertawa terbahak-bahak: "Sepertinya di bawah tanah sini terkubur logam. Sekarang bagaimana, langsung kita gali?"
"Ngapain repot-repot menggali sendiri." Darwin menatap Char: "Aku bawa pelayan sihir kecilmu kemari, apa cuma buat duduk-duduk? Suruh dia menggunakan sihir elemen tanah di sini, membuat lubang tanah, membalikkan bagian bawah. Sihir tanah dasar seperti ini, baginya pasti mudah."
