Kesombongan buta Char bukan tanpa alasan. Rencana memisahkan pasukan menjadi empat arah untuk membumihanguskan Utara yang diucapkannya pada Dax, sesungguhnya adalah tekad bulat dalam hatinya!
Seandainya di masa lalu, meski Pasukan Utara tangguh, membagi pasukan jadi empat arah untuk menaklukkan warlord-warlord Utara hanya punya satu makna: MENCARI MATI!
Memang Pasukan Utara jago berperang, tapi prinsip "harimau lapar takkan bisa mengalahkan sekawanan serigala" semua orang paham. Situasi terkini di Utara bagai menarik satu helai rambut menggerakkan seluruh tubuh. Jika Pasukan Utara ingin membumihanguskan segala penjuru, dalam kondisi normal harus mengembangkan kekuatan sendiri, butuh beberapa tahun untuk berkembang besar, menunggu pasukan terlatih dan persediaan melimpah baru bisa bertindak.
Tapi kini, keseimbangan ini dihancurkan oleh satu orang!
Orang itu tak lain adalah Hannigan yang melepas jabatan sebagai Kaisar Suci Odin!!
Hannigan dengan tekad baja meninggalkan posisi sebagai Kaisar Suci untuk mencari Jalan Kekuatan miliknya sendiri. Tindakan ini tidak hanya membuat Odin kehilangan seorang Kaisar Suci yang tak terkalahkan!
Kepergian sang legenda ini langsung menghancurkan hukum besi yang telah menstabilkan situasi Benua selama puluhan tahun!
Yang kuat, tidak akan turut serta dalam perebutan pengaruh duniawi!
Aturan ini awalnya adalah kontrak yang dipaksa ditandatangani Kaisar Suci Odin setelah Pertempuran Sengit puluhan tahun lalu oleh para jagoan Benua untuk membelenggu sang legenda dari Utara.
Bahkan bisa dikatakan, keberadaan kontrak inilah yang menjamin perdamaian Kekaisaran Bizantium selama beberapa dekade!
Bayangkan jika tanpa belenggu kontrak ini, sang legenda yang merupakan Kaisar suatu negara, dengan kemampuan supernya sebagai petarung terkuat di dunia, memimpin puluhan ribu prajurit tangguh Odin ke Selatan... Bagaimana mungkin Kekaisaran Bizantium yang tua dan lapuk bisa menahan?!
Namun... Jika dipikir-pikir, kontrak ini tidak hanya membelenggu Kaisar Suci Odin selama puluhan tahun, tapi juga mengikat para petarung kuat lainnya di dunia. Karena kontrak ini, mereka pun tak boleh ikut campur dalam persaingan duniawi!
Makanya, meski pria paruh baya misterius di sekitar keluarga kerajaan Bizantium memiliki kemampuan luar biasa, dia paling hanya bisa menjadi pengawal kerajaan.
Dan sekarang, Kaisar Suci telah muncul, kontrak itu sudah hancur!
Setelah kontrak hancur, Xia Ya berpikir kiri-kanan, lalu tiba-tiba menyadari dirinya menjadi penerima manfaat terbesar!
Kekuatan para yang kuat, tak ada yang lebih paham darinya. Bisa dibilang, hampir semua petarung kuat di zaman ini pernah dihadapinya.
Tak ada yang menyadari betapa dahsyatnya kekuatan seorang petarung unggul jika diterapkan di medan perang!
Jika dua pasukan berhadapan, kehadiran seorang petarung unggul bisa langsung menentukan menang-kalahnya pertempuran! Di medan perang, sehebat apapun jurus mautmu, di hadapan petarung sejati, kau hanya bagai serangga rendahan!
Begitu di medan terbuka, begitu pula di bidang lain! Jika seorang petarung mau merendahkan diri melakukan pekerjaan kotor seperti pembunuhan - bayangkan, saat perang akan pecah, tiba-tiba panglima musuh tewas di kemahnya. Bukankah ini peristiwa menggemparkan? Pertempuran belum mulai, tapi hasilnya sudah 70% ditentukan!
Tentu saja... Jika petarung lain gengsi melakukan aksi kotor seperti ini - Tuan Besar Xia Ya kita sama sekali bukan tipe yang malu-malu kucing! Dirinya sendiri sudah masuk barisan petarung unggul! Jika dia berniat membunuh seseorang, kecuali targetnya juga petarung selevel, atau punya pengawal kuat seperti Kaisar Bizantium - kecuali kau dikelilingi ribuan pasukan 24 jam... bisa dipastikan nyawamu takkan selamat!
Dan saat ini, di kubu Xia Ya, selain dirinya sendiri, ada ibu angkatnya yang berhati lembut tapi berkata tajam, Nyonya Merlin. Tentu saja, mungkin juga harus memasukkan si kakek tua Yagyu Kageyuki yang malang itu yang memiliki aura perang.
Kekuatan Merlin dikabarkan telah melampaui level Kuat dan naik ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Di zaman sekarang, mungkin hanya Kaisar Suci Odin Hannigan dan Saint Roland Garros yang bisa mengalahkannya dengan pasti.
Pihaknya sudah memiliki tiga orang di level Kuat. Selain itu, dia baru merekrut Darwin - sang Naga Emas ini!
Xia Ya tidak punya kebiasaan buruk suka pamer. Kali ini dia memegang banyak aset berharga. Menurutnya, tidak memanfaatkan ini sebaik-baiknya adalah tindakan idiot!
Jika ini masih belum cukup...
Ingatlah Ork yang sudah mulai menjadi vegetarian setelah dilatih Xia Ya...
Dengan tingkat kepatuhan Ork saat ini, cukup Xia Ya mengerutkan bibir ke arah target dan berkata: "Siji siji..."
...Masalah langsung terselesaikan.
Tentu saja... Saat mengucapkan kata-kata bombastis ini, Xia Ya belum tahu bahwa di rumahnya, Sofie si gadis pintar yang ditunjuknya sebagai Kepala Staf, telah merekrut 8.000 pasukan elite Bendera Hitam yang tak terkalahkan, plus seorang Dewa Perang Odin yang termasyhur di Benua!
“Kalau sudah memiliki kekuatan absolut sebanyak ini, tapi masih tidak bisa mengalahkan beberapa warlord pemberontak, Xia Ya lebih baik menabrakkan kepalanya sampai mati, atau memakai sisik naga sebagai cangkang kura-kura dan lari kembali ke gunung untuk menjadi si kampungan!!”
※※※
Xia Ya hanya bermalam semalam di Kota Hask, keesokan paginya langsung pamit dan berangkat ke utara. Kali ini pulang, dia tidak meninggalkan Dax di wilayah orang Besta, melainkan membawa orang ini bersama-sama. Di masa mendatang, Xia Ya berencana menggunakan pasukan secara besar-besaran. Dalam situasi seperti ini, membuang talenta seperti Dax di Kesatuan Militer Bestar benar-benar pemborosan.
Dax sendiri cukup frustasi dengan kepulangan ini, sepanjang pagi terus mengeluh pada Xia Ya——Mungkin bagi si pemalas ini, hari-hari yang dihabiskannya di Bestar terlalu menyenangkan: bersenang-senang, berjudi dan minum bersama pejabat internal Kesatuan Militer Bestar, sesekali dipanggil Nyonya Gubernur untuk menerima suap, menikmati arak dan gadis cantik. Apa lagi yang lebih menyenangkan dari ini?
“Bos, tolong pahami bahwa pada dasarnya saya adalah agen intelijen.” Dax dengan serius mengajukan permohonan pada majikannya: “Jadi jika Anda berencana mengirim saya ke medan perang setelah perang dimulai, pekerjaan seperti ini tidak cocok untuk talenta seperti saya...”
Mendengar ini, Xia Ya melototi orang itu dan balik bertanya: “Siapa bilang aku mau mengirimmu ke garis depan?”
“Oh? Bukan garis depan? Itu bagus sekali……”
“Tentu, aku akan langsung mengirimmu ke belakang garis musuh。”
“……”
……
Char dan rombongan pergi, di Kesatuan Militer Bestar ternyata banyak yang datang mengantar——tapi yang membuat Char frustrasi adalah, para pejabat dari pihak Bestar ini datang bukan untuk mengantar dirinya, melainkan Dax. Dari sini terlihat, popularitas pria ini di kalangan atasan-bawahan Kesatuan Militer Bestar cukup baik.
Bagaimana mungkin tidak? Pria ini menggunakan dana dari Char untuk berteman dengan atasan-bawahan di Kesatuan Militer Bestar, bertindak sangat royal, rela kalah saat berjudi, selalu membayar saat minum-minum, bahkan kabarnya hampir menjadi saudara angkat dengan beberapa perwira militer Bestar.
Mendengar Dax akan pergi, banyak pejabat di Kesatuan Militer Bestar menggeleng pelan: Orang baik seperti ini, harus pergi juga. Ke depannya siapa yang akan membayar tagihan makan-minum? Kalau cari wanita juga tidak ada yang menanggung……
Dax melambaikan tangan berpamitan pada banyak "teman" di Kesatuan Militer Bestar, situasinya terlihat cukup mengharukan. Sambil membuat ekspresi terharu dan mengayunkan lengannya pada teman-teman minumnya, Dax berbisik pada Char: “Bos lihat sendiri, seberapa hebat aku menyelesaikan tugas! Selama di Bestar, aku benar-benar berhasil menyusup ke internal mereka. Bakat seunggul aku... soal gaji...”
Char memandangi awan putih di langit dengan ekspresi kosong: "Gaji? Apa itu? Masih ada hal seperti itu di dunia ini?"
……
"Nyonya!"
Di atas tembok Kota Hask, Nyonya Gubernur Monica yang mengenakan jubah bulu rubah merah api memandangi kerumunan yang mengantar kepergian di jalan bawah kota. Matanya tertuju pada Char yang sedang menunggang kuda, tengah merenungkan sesuatu. Sebuah suara bernada tergesa-gesa di sampingnya memecah lamunannya.
Monica sedikit mengerutkan alis, memalingkan pandangan ke prajurit sigap di sebelahnya yang menunjukkan ketidakpuasan. Dengan suara rendah sang prajurit berkata: "Nyonya! Apakah kita membiarkannya pergi begitu saja? Orang ini sangat arogan! Kemarin di kediaman, dia jelas-jelas merendahkan orang Besta! Sikapnya yang kurang ajar dan liar membuatnya mustahil diajak bekerja sama. Dia pasti akan menjadi ancaman besar bagi Bestar di masa depan. Lebih baik sekarang saat dia lengah, izinkan saya memimpin kavaleri pilihan untuk menghadang mereka di depan..."
"Kebodohan." Nyonya Gubernur menundukkan kelopak matanya, namun suaranya tetap dingin: "Rufus, kulihat kau semakin mundur, Xia Ya Leiming, apa kita bisa menyentuhnya sekarang? Orang ini terlihat kasar, tapi sebenarnya sangat cerdik! Lagi pula... mengusiknya? Menurutmu, apakah Bestar sekarang punya modal untuk melawan Pasukan Utara? Menurutmu kemampuanmu dalam strategi perang, seberapa dibandingkan dengan Mannings dari Pasukan Salju Merah Odin? Hmph... dengan beberapa ribu pasukan, bisakah kau memaksa jenderal hebat seperti Mannings ke jalan buntu? Pasukan berkuda elitnya sudah tak ada lawan di Utara, sementara kemampuan Xia Ya ini pun tak bisa kukurasi... Jangankan mengusiknya, bahkan jika berhasil, balas dendam Pasukan Utara akan datang, kita akan membunuh sampai lautan darah, masak mau jadi bahan tertawaan Salvador dan Hughes dari Meja Bundar Merah?"
Rufus buru-buru menundukkan kepala mundur setengah langkah, wajahnya menunjukkan sikap tidak setuju.
"Bagaimana? Tidak tunduk?" Nyonya Gubernur memandangi konvoi Xia Ya yang perlahan menjauhi gerbang kota menuju utara melalui jalan besar, berkata datar: "Aku tahu hatimu masih membangkang - sebenarnya, kalian semua hanya takut padaku, kapan pernah benar-benar tunduk? Hmph..."
"Ba-bawahan tidak berani!! Sama sekali tidak berani!!"
Rufus langsung mengeluarkan keringat dingin di dahinya, rasa dingin menusuk di punggungnya membuatnya bersimpuh dengan satu lutut.
“Nyonya Gubernur akhirnya menarik kembali sorot matanya yang memandang jauh, berbalik memandangi jenderal kepercayaan di sampingnya sambil berkata dingin: "Aku juga belum tentu benar-benar memintamu tulus mengaku kalah, asalkan kau patuh saja. Hmph... Kalian para pria ini hanya ingin memuaskan diri sesaat. Pria sejati, tak tahan dipermalukan sedikit... Cara berpikir yang menggelikan! Aku perempuan, tak seperti kalian pria dewasa yang begitu gengsi. Tahukah kau, perbedaan terbesar antara perempuan sepertiku dengan pria sepertimu?"”
“Ba-bawahan tidak tahu...”
“Tentu saja kau tak tahu.” Nyonya Gubernur menghela napas, memandang dengan kecewa pada bawahan yang gemetar bersimpuh di hadapannya: “Jika benar kau tahu, saat ini bukan kau yang bersimpuh di depanku. Kukatakan padamu, sebagai perempuan, aku tak akan menggenggam muka seperti kalian pria terhormat. Demi rencanaku, aku bisa bertahan menahan penghinaan sesaat. Aku takkan memaksakan diri! Bertahun-tahun ini, aku sudah terbiasa bertahan di celah-celah. Satu-satunya caraku adalah memanfaatkan momentum! Kali ini, situasi di Utara, Char adalah yang terkuat. Satu-satunya cara menembus kebuntuan adalah dengan memanfaatkan kekuatannya! Kau mengerti?”
※※※
“Konvoi Char keluar dari Kota Hask bergerak ke utara. Skala konvoi telah berkembang pesat dengan pasukan pengawal dari faksi Bestar sepanjang jalan, ditambah banyak sais dan tukang kuda. Terutama si Dax, selama berada di Kesatuan Militer Bestar, jelas-jelas tidak sedikit menerima suap—barang bawaan pribadinya saja memenuhi dua kereta kuda. Menurut pengakuannya, semua ini adalah 'oleh-oleh khas' yang dihadiahkan teman-temannya di Kesatuan Militer Bestar.”
Menghadapi kata-kata tidak tahu malu seperti ini, Char memilih untuk tidak menghiraukan.
Setelah berjalan kurang dari setengah hari, ketika sudah keluar dari wilayah Kota Hask dan pasukan berkuda pengawal dari kota tersebut pamit, hanya tersisa dua puluh lebih sais dan tukang kuda yang dibawa dari Hask. Char baru memerintahkan rombongan untuk berhenti di sebuah desa pertanian di sepanjang jalan dan beristirahat sejenak.
Segera setelah itu, Char memanggil Dax ke hadapannya.
“Baiklah, Dax tercinta. Perjalananmu ke utara cukup sampai di sini.” Kalimat Char langsung membuat siluman ini mengangkat bahu: “...Aku tahu! Kau pasti tidak akan membiarkanku terlalu santai.”
“Jangan bicara seperti itu.” Char dengan gembira menepuk bahu Dax: “Bakat sejati harus diberi banyak tugas. Kau sekarang adalah kandidat terbaik di sekitarku untuk pekerjaan seperti ini. Kalau bukan orang berbakat sepertimu, siapa lagi yang bisa kugunakan?”
“Katakanlah, masak sekarang kau langsung mau mengirimku menyusup ke pasukan pemberontak lain?” Dax menghela napas.
“Tidak.” Ekspresi Char menjadi serius: “Ada satu hal yang sekarang tampaknya sangat mendesak, jadi aku tidak bisa menunggu sampai pulang ke rumah untuk menyiapkan perlahan-lahan. Karena itu, kamu harus segera berangkat sekarang juga - dan urusan ini harus dilakukan secara rahasia. Baik berhasil maupun gagal, sama sekali tidak boleh ada kabar yang bocor ke luar.”
“Dengar-dengar bukan pekerjaan mudah.” Dax kembali memutar matanya.
Char tidak menghiraukan omong kosongnya, berkata perlahan: “Kamu harus segera melepaskan diri dari rombongan dan pergi ke selatan. Aku tidak peduli caramu, bergegaslah ke Kota Kekaisaran dengan kecepatan tertinggi!”
“Kota Kekaisaran?” Dax langsung menutup mulutnya, ekspresi santainya menghilang. Ia menyipitkan mata sejenak: “Kau benar-benar berencana main kotor di sana? Char... Mengincar yang terlalu tinggi bukan kebiasaan baik. Dalam kondisimu sekarang, lebih baik jangan ikut campur dulu dalam perebutan kekuasaan di ibu kota.”
“Aku tidak tertarik dengan perebutan kekuasaan di ibu kota saat ini.” Char menggeleng: “Tujuanmu ke sana adalah mencari seseorang! Orang ini semula ditahan di ibu kota, tapi sekarang terjadi Pemberontakan di sana. Kukira situasinya akan banyak berubah, mungkin muncul beberapa kesempatan... Tugasmu adalah menemukan orang ini, lalu - apapun caranya - bawa diam-diam kembali! Kalau tidak mau, ikat dan bawa paksa! Urusan ini sangat penting, dan tidak boleh ada yang tahu, apalagi sampai warga ibu kota tahu orang ini jatuh ke tangan kita. Mengerti?”
"Dax mendengar sampai di sini, sudah menebak sekitar 70-80%." Dia memandangi Char dengan ekspresi kompleks, menghela napas: "Siapa yang bilang kau kasar dan bodoh? Orang yang bicara begitu cepat atau lambat akan mati dikalahkan tipu dayaMu! Aku mengerti, orang yang kau mau aku bawa kembali adalah sosok dari Bestar itu?"
"Benar, Li Er! Keponakan kandung Gubernur Distrik Militer Bestar, penerus resmi Kesatuan Militer Bestar!" Char berkata dengan datar: "Jika kita bisa mengendalikan tawaran ini, di masa depan jika orang Bestar berusaha berbuat licik di belakang kita, setidaknya kita punya cara untuk membatasi mereka."
Dax tersenyum, lalu tiba-tiba bertanya lagi: "Kalau begitu... Semua tindakanku kali ini harus dirahasiakan dari semua orang, termasuk... Adrik, dan Ruhr itu?"
Char terdiam. Matanya menatap Dax lama sekali, baru perlahan mengangguk.
"Maksudku, jangan sampai siapa pun tahu. Kau paham?"
Terhadap jawaban ini, Dax tampak sama sekali tidak terkejut. Hanya sorot matanya yang menjadi lebih dalam saat memandang Char.
Lalu pria ini tersenyum tipis: "Pekerjaan kasar ini tidak mudah... Li Er ditahan sebagai sandera di Kota Kekaisaran. Meskipun terjadi pemberontakan pasukan dan kekacauan di kota, pengawasannya mungkin agak longgar, tapi mengingat identitasnya, pasti masih diawasi. Aku sendirian melakukan ini, mustahil tidak membuat gerak-gerik. Risiko ketahuan juga besar, jadi..."
“Jadi apa？”
“Aku butuh pembantu.” Dax berkata perlahan: “Aku bukan dewa, Li Er itu katanya juga jago teknik bela diri, bukan orang kayu yang bisa dimanfaatkan seenaknya. Kalau dia menolak kerja sama, aku harus menaklukkannya sekaligus menghadapi penjaganya. Aku kan tidak punya teknik klon. Jadi, kamu harus mengirimkan seorang pembantu untukku.”
“Pembantu?” Char mengerutkan kening: “Jika harus menunggu aku kembali ke Kota Baru dulu baru mengirim orang ke Kota Kekaisaran, mungkin sudah terlambat. Sekarang di sekitarku, mana ada orang yang bisa dipakai?”
“Tak perlu cari lain, aku sudah menemukan seseorang yang menurutku sangat cocok.” Sambil berkata demikian, Dax memalingkan pandangan ke seseorang yang sedang duduk di kereta kuda belakang konvoi, menunjukkan senyum aneh.
……Tuan Penyihir yang sedang duduk di kereta kuda menikmati pemandangan sambil memegang sebotol arak dengan nyaman, tiba-tiba merasakan dingin menusuk di seluruh tubuhnya. Penyihir Besar Berjubah Putih kita, Tuan Duoduo Luo, langsung menggigil. Sepasang matanya berputar-putar waspada sambil memandang sekeliling dengan hati-hati.
（Aneh, di siang hari cerah begini, dari mana datangnya angin dingin ini……）
