Di kesan banyak orang, Pasukan Utara sebagai kelompok baru memiliki banyak serdadu penjaga yang unggul, seperti Xia Ya Leiming sendiri, Green, Rhinehardt, bahkan Sogel juga punya kemampuan militer yang mumpuni.
Sharba selalu menjadi sosok yang mudah diabaikan atau diremehkan orang.
Sebenarnya posisi Sharba di korps Pasukan Utara tidak rendah—dia bertanggung jawab memimpin pasukan berkuda Pasukan Utara: Resimen Kavaleri Independen.
Resimen kavaleri ini merupakan pasukan tempur terkuat Pasukan Utara, terdiri dari 4.000 prajurit berkuda sisa-sisa mantan Korps Rodria dan sebagian perampok berkuda yang pindah profesi, dengan kekuatan tempur kelas satu.
Kemampuan Sharba sebenarnya tidak lemah, terbukti dari kepercayaan Xia Ya menyerahkan pasukan berkuda sehebat ini padanya. Tapi banyak yang menganggap posisinya sekarang murni karena riwayatnya: sebagai sahabat karib dan orang kepercayaan Xia Ya Leiming.
Asalnya dari Resimen Kavaleri Rodria—latar belakang paling berdarah murni Han. Dia pernah menjadi anggota Pasukan Pengawal Jenderal Adrik di Kavaleri Rodrian, punya teknik bela diri mumpuni, dan yang terpenting: punya persahabatan sehidup semati dengan Xia Ya Leiming. Mereka pernah bertarung bersama di medan perang berdarah, bahkan Xia Ya pernah menyelamatkan nyawanya.
Latar belakang seperti ini menjadikannya salah satu orang paling dipercaya Char dalam lingkungan Pasukan Utara.
Namun harus diakui, kemampuan Sharba sendiri dalam memimpin pasukan sebenarnya memang memiliki kekurangan.
Alasan ia bisa menjadi perwira komando resimen kavaleri, selain kepercayaan Char padanya, juga karena ia berasal dari Kavaleri Rodrian - poin ini sangat krusial. Sebagian besar pasukan di resimen kavaleri Pasukan Utara adalah veteran Korps Rodria. Orang-orang yang berasal dari Korps Rodria memang terkenal angkuh - tentu mereka punya alasan valid untuk itu. Jika mengirim komandan asal-asalan, sulit mendapat pengakuan dari para perwira di seluruh hierarki pasukan.
Bahkan... dalam hal ini, Green pun tak mampu melakukannya.
Di kalangan militer, masalah asal-usul selalu menjadi penyakit kronis yang tak teratasi bagi para pemimpin.
Sharba berasal dari pasukan rendahan - meski pernah menjadi pengawal Adrik (biasanya untuk menjadi pengawal dibutuhkan kualitas tertentu), dan pernah menjabat sebagai perwira yunior. Bagaimanapun, ia tak pernah mendapat pelatihan sistematis untuk perwira senior, dan bukanlah jenius berbakat alami.
Sebenarnya, banyak yang menganggap Sharba bukan kandidat ideal untuk memimpin resimen kavaleri independen.
Saat resimen kavaleri independen pertama kali dibentuk, kandidat yang diakui internal Pasukan Utara sebagai paling tepat adalah... Rhinehardt.
Ya, dialah perwira muda yang membawa sisa-sisa pasukan Kavaleri Rodrian dari Kota Kekaisaran menuju Utara untuk bergabung dengan Char.
Pria ini lulusan Akademi Militer Kekaisaran, menerima pelatihan sistematis untuk perwira senior, pernah menjabat sebagai ajudan di sisi Ruhr, sekaligus pernah belajar di bawah Kavhill meski bukan murid resmi.
Yang terpenting, dia mampu meraih pengakuan dari Kavaleri Rodrian - karena dialah yang memimpin ribuan sisa pasukan dari Selatan menembus wilayah musuh yang berlapis-lapis, melalui pertempuran berdarah tak terhitung, sehingga mendapatkan rasa hormat dari prajurit berkuda.
Memiliki kemampuan kepemimpinan dan diakui pasukan - namun posisi komandan Resimen Kavaleri Independen tetap tidak jatuh ke tangannya.
Harus diakui secara adil, dalam hal ini Char memilih Sharba daripada Rhinehardt adalah pertimbangan pribadi: dia memilih berdasarkan kedekatan hubungan.
Sharba bertempur dengan berani, loyal tanpa syarat pada Char - tapi semua itu tak bisa menutupi kelemahan terbesarnya: dia bukan kandidat ideal untuk perwira senior.
※※※
Kesatuan Militer Norton, sebagai salah satu dari empat warlord di sekitar wilayah Pasukan Utara yang terlemah, tampak tak berarti.
Tapi Kesatuan Militer Norton justru akan membuat Char terkejut.
Gubernur generasi saat ini di Kesatuan Militer Norton bernama Tiger.
Wilayah kekuasaan gubernur ini sangat kecil, hanya sepertiga luas County Syltan. Pasukan yang dimilikinya juga tidak banyak, seluruh pasukan jika dihitung penuh hanya sedikit di atas delapan ribu.
Tapi orang ini, tidaklah biasa.
Meski di dalam Aliansi Meja Bundar Merah, gubernur dengan wilayah kecil dan pasukan sedikit ini tidak dianggap oleh banyak orang—justru ada satu pengecualian, ada satu orang yang sangat menghargainya, menganggapnya sebagai sosok yang luar biasa.
Orang itu adalah Salvador.
Penilaian Salvador terhadap Tigre adalah: karakter yang teguh tak tergoyahkan, punya ketegasan di saat genting, namun tidak ceroboh, memiliki kemampuan analisis yang dingin dan rasional.
Yang paling penting, orang ini cukup kejam!
Karena apresiasi pada Tigre, Salvador bahkan menikahkan putrinya dengannya—tentu, Salvador punya banyak anak. Pernikahan ini juga tidak menarik banyak perhatian, di mata orang, ini hanyalah pernikahan politik kecil sang Ketua Meja Bundar Merah untuk mendekati sekutu kecil.
Satu hal yang tidak diketahui banyak orang: Salvador pernah diam-diam berkata: Sayang, Tigre ini bukan putraku, kalau dia putraku, aku bahkan mau menjadikannya sebagai penerusku!
Berbeda dengan tiga kesatuan militer lainnya yang telah tumbang sebelumnya, Distrik Militer Notting milik Tiger sejak awal telah mempersiapkan diri untuk menghadapi Char. Bahkan ketika Char baru saja meredakan County Syltan dan mengalahkan orang Odin, saat Salvador masih membawa pemberontak di bawah gerbang Kota Osgilia. Tiger ini sudah menulis surat kepada mertuanya: Waspadai Char Leiming di Utara.
Dia sangat awal menyimpulkan: Bintang baru Kekaisaran dari utara ini takkan pernah merasa puas. Orang ini jelas bukan tuan tanah lokal yang akan berhenti hanya dengan menguasai beberapa petak tanah. Begitu dia mengumpulkan kekuatan cukup di utara, ekspansi pasti terjadi.
Karena itu, Distrik Militer Notting sejak lama telah menganggap Pasukan Utara sebagai musuh hipotesis. Mereka sudah memulai persiapan perang jauh-jauh hari.
Di wilayah perbatasan kedua pihak, sebuah kota kecil yang awalnya tak terlalu besar, dia membangun benteng militer. Persenjataan disimpan di sini, pasukan terus berlatih.
Ketika Pasukan Utara benar-benar mengerahkan pasukan, Tiger sama sekali tidak panik. Dia sudah memprediksi hari ini sejak lama.
Kemudian dia melakukan hal yang sangat menarik.
Saat Sharba membawa 4.000 pasukan untuk mengepung, dia juga menulis surat kepada Tiger – baiklah, tak perlu ditebak, format dan isi surat pemerasan ini tetap mengikuti gaya khas Char.
Ketika Tiger menerima surat ini, dia segera membalas. Isi balasannya mengejutkan semua orang, termasuk Sharba sendiri.
Balasan orang Nordin adalah: Kami menyerah. Kami tahu pasukan Utara kalian sangat kuat, kami tidak mampu melawan kalian. Jadi kami bersedia berkompromi dan tunduk. Permintaan yang kalian ajukan akan kami penuhi secepatnya, denda ganti rugi yang diminta juga telah kami mulai persiapkan... Singkat kata, janganlah kita bertarung lagi, kami langsung menyerah saja, tidak bisakah?
Sharba tertipu.
Tak diragukan lagi, ini adalah taktik mengulur waktu orang Nordin. Setelah memperoleh waktu, Tager segera mengirim kabar pada mertuanya untuk meminta bantuan.
Reaksi Salvador pun sangat cepat. Dia mengirimkan 10.000 pasukan, menyeberangi perbatasan kedua pihak dengan kecepatan tertinggi, tiba di ibukota kabupaten wilayah militer Nordin.
Dengan dukungan dan bala bantuan, Tager melakukan hal mengejutkan kedua: Dia membiarkan pasukan bantuan dari wilayah Rodria tetap tinggal, menyerahkan ibukota kabupaten dan Kantor Gubernurnya sepenuhnya pada sekutu.
Lalu, dia hanya membawa 8.000 pasukannya sendiri berangkat, bergerak cepat ke benteng militer di perbatasan, menuju garis depan untuk menghadapi musuh!
Saat ini, Sharba akhirnya menyadari telah ditipu. Sharba sangat marah, kemudian bersiap memberikan pelajaran yang deras pada penipu ini.
Karena, Tager saat ini telah mengirim surat tantangan ke Pasukan Utara, mengajak Sharba bertarung.
Sharba sangat terkejut dengan keberanian lawannya, karena menurutnya, jika Notting bertahan di kota, mungkin masih ada sedikit kesempatan. Tapi menarik pasukan untuk bertempur di luar kota... itu jelas mencari mati.
Di dunia ini, pasukan yang bisa melawan Kavaleri Rodrian dalam pertempuran terbuka, bisa dihitung dengan jari satu tangan! Dan bagaimanapun caramu menghitung, Pasukan Notting yang dipimpin Gubernur Tiger ini pasti bukan salah satunya.
Namun, fakta membuktikan bahwa Sharba salah!
Tiger memang seorang yang kejam. Satu-satunya cara dia menghadapi pasukan berkuda elit Pasukan Utara adalah: bertarung habis-habisan!
Dia sangat paham, meskipun sudah berlatih keras, pasukannya masih kalah dalam kekuatan tempur. Tapi dia lebih memahami satu prinsip: Di dunia ini, yang kejam takut pada yang nekat, yang nekat takut pada yang tidak peduli nyawa!
Hal ketiga yang dilakukannya adalah mengirim perintah resmi ke ibukota kabupaten, memberitahu sekutu yang menjaga ibukota: Jika ada prajurit atau perwira yang melarikan diri dari garis depan setelah perang dimulai - siapapun orangnya - yang kembali, harus dieksekusi di tempat dan seluruh keluarganya dibantai!
Dia memberikan pengertian yang sangat jelas kepada 8000 pasukannya: Bertarung sampai mati di medan perang, kau akan jadi martir. Jika kalah dan kabur, seluruh keluargamu akan mati!
Pokoknya sama-sama mati, mau jadi martir atau pengecut sekaligus membebani keluarga - pilihlah sendiri!
Prajurit tidak punya pilihan: bertarung juga mati, melarikan diri kembali juga mati, maka tidak ada bedanya.
Mengenai pemberontakan tentara? Jangan harap! Hal kejam lain yang dilakukan Tiger adalah menempatkan keluarga semua pasukan dan perwiranya di ibukota kabupaten! Berani memberontak di garis depan, langsung keluarga mu di eksekisi!
Fakta membuktikan, 8.000 pasukan Tiger telah menulis surat wasiat sebelum perang dimulai!
Lebih lanjut membuktikan: ketika tim dimana semua orang siap bertarung habis-habisan dan mati, kekuatan tempur yang mereka lepaskan cukup untuk menutupi kekurangan kekuatan!
Proses pertempuran kedua pihak juga sepenuhnya membuktikan hal ini!
Saat pertempuran dimulai, Sharpa sesuai rencananya menghadapi formasi Nordin. Dengan 4.000 prajurit berkuda dibawah suara terompet nyaring, mereka menyerbu seperti air bah. Awalnya berjalan lancar.
Mereka cepat merobek barisan depan Nordin, membuka celah lalu pasukan kavaleri besar berhamburan masuk, menerobos kiri-kanan.
Normalnya, ketika formasi pasukan sudah terbuka celah dan kavaleri musuh sudah masuk ke jantung pertahanan, kekacauan akan cepat menjalar diikuti keruntuhan beruntun.
Namun yang membuat Sharba terkejut adalah, dia membawa pasukannya menerjang formasi pasukan Orang Nordin, bertarung habis-habisan ke kiri dan kanan. Sudah jelas rombongan Orang Nordin ini telah diacak-acak oleh kavalerinya, tapi mereka sama sekali tidak ada yang mundur atau melarikan diri!!
Seiring berjalannya pertempuran, Sharba semakin curiga dengan sinyal bahaya! Pasukan kavalerinya yang menerobos ke dalam barisan Orang Nordin gagal menembus formasi dengan mulus, malah seperti terperosok ke dalam lumpur. Setiap langkah maju, hambatan yang dihadapi semakin besar!
Sharba berusaha keras, pasukan kavaleri Pasukan Utara juga berjuang mati-matian. Tapi musuh mereka bukan sekadar berusaha - mereka benar-benar mempertaruhkan nyawa!
Pertempuran di luar kota ini berlangsung sepanjang sore. Resimen Kavaleri Pasukan Utara telah melakukan enam kali charge terhadap formasi pasukan Orang Nordin, tapi tidak berhasil membuat mereka mundur sedetik pun! Komandan resimen Sharba sendiri terluka, lengan kirinya ditusuk pisau. Kalau bukan karena zirah tebal yang dipakainya, mungkin dia sudah menjadi manusia bertangan satu.
Saat senja tiba, Pasukan Utara mundur. Di bawah tiupan terompet retreat, pasukan kavaleri mereka melepaskan diri dari medan perang, cepat-cepat mengambil jarak aman dan membentuk formasi baru. Kali ini mereka tidak menyerang lagi, hanya memandang dengan frustasi ke arah musuh yang gigil sambil menyaksikan langit yang semakin gelap.
Formasi pasukan Nordin sudah cacat dan berubah bentuk. Formasi persegi yang semula tebal kini kacau balau diterjang kavaleri. Namun menyaksikan mundurnya Pasukan Utara, sorak kemenangan dan teriakan bergemuruh memenuhi barisan tentara Nordin.
Di dunia ini, tak banyak pasukan yang mampu menyaingi Kavaleri Rodrian dalam pertempuran terbuka. Tapi tak diragukan lagi, mulai saat ini nama Nordin akan tercatat dalam daftar tersebut!
Pertempuran hari pertama, mundurnya kavaleri Pasukan Utara memberi makna lebih bagi orang Nordin: Mereka memperoleh keyakinan!
Rupanya kita benar-benar mampu melawan musuh kuat ini! Rupanya kita memang bisa melakukannya!!
Pertempuran selanjutnya mulai meluncur ke arah yang tak bisa dikendalikan Sharba.
Setelah beristirahat dua hari, Pasukan Utara menyerang lagi. Tapi orang Nordin menolak bertempur terbuka, mundur ke dalam benteng militer dan bertahan di balik tembok kota.
Sharba yang menantang di gerbang kota tak mendapat respons. Orang Nordin bersikukuh tak keluar. Dengan frustasi, Pasukan Utara terpaksa menyerang secara paksa.
Hasil penyerangan kota: Tidak ada hasil.
Sembilan belas hari berlalu... Char sudah membasmi dua lawan di timur, sementara Green menggunakan taktik "menutup pintu dan memukul anjing" untuk menyelesaikan masalah orang Bakerlp.
Tapi Sharba beserta Resimen Kavaleri Independen-nya masih tertahan kokoh di garis perbatasan Nordin.
Ketika Char tiba dengan pasukannya untuk bergabung dengan Sharba, di hadapan Char, Sharba menunjukkan rasa bersalah yang sangat besar. Pria kasar dan jujur ini merasa telah mengkhianati kepercayaan Char.
Menghadapi saudara yang penuh penyesalan ini, Char hanya menepuk bahunya.
"Ini bukan kesalahanmu. Kesalahan ada padaku, aku yang menempatkanmu pada posisi yang tidak cocok."
Char segera mencabut posisi Sharba sebagai komandan resimen kavaleri - keputusan ini tidak ada yang menentang. Bagaimanapun, dalam pertempuran memalukan seperti ini, sang komandan pantas memikul tanggung jawab.
Bersamaan dengan itu, kedatangan Char juga membawa sosok lain: Hakim militer utama Pasukan Utara yang muda, Rhinehardt. Setelah mencabut jabatan Sharba, Char langsung mengumumkan pengangkatan baru: Rhinehardt secara resmi ditugaskan sebagai komandan Resimen Kavaleri Independen.
Segera diadakan rapat militer rahasia. Char melakukan pembicaraan tertutup dengan komandan kavaleri baru bawahannya ini. Char tidak langsung membahas cara menghabisi orang Nordin.
Dia lebih mempedulikan hal lain.
Menghadapi Rhinehardt, Char mengungkapkan keraguannya: "Sebenarnya apa yang terjadi dengan resimen kavaleri?"
Ini adalah pertanyaan paling mendesak bagi Char! Menurutnya, perlawanan orang Nordin bukan masalah, bahkan kabar bahwa Salvador Rodria telah mengerahkan pasukan pun bukan masalah.
Tapi, kenyataan bahwa pasukan kavaleri terkuat, terlatih, dan paling pemberani di bawah komandonya justru menjadi begitu lemah, adalah hal yang paling membuatnya khawatir.
Perlu diketahui, di era kejayaan Kavaleri Rodrian, orang-orang yang sama ini pernah bertarung mati-matian melawan Pasukan Bendera Hitam di medan terbuka! Bahkan berani menghadapi serangan ratusan ribu pemberontak di bawah tembok Osgilia!
Tapi sekarang... Bagaimana bisa berubah menjadi seperti ini?
Orang-orang yang sama ini, hanya dengan mengganti seragam dan nomor resimen, telah berubah total seperti kehilangan jati diri.
Mereka masih bisa disebut pasukan elit kelas satu, tapi seolah kehilangan aura 'pasukan andalan' yang tak terkalahkan seperti dulu.
Ekspresi Char sangat serius.
Rhinehardt berpikir sejenak, lalu berkata perlahan: "Jenderal, bagaimana pendapat Anda?"
"Aku tidak tahu." Char menggelengkan kepala.
"Ini bukan masalah pelatihan prajurit." Rhinehardt menarik napas dalam-dalam: "Bahkan saat reorganisasi pasukan, kavaleri kita tetap yang paling keras latihannya. Bukan juga masalah keberanian - anak-anak muda kita pemberani, dulu saya pimpin mereka dari Selatan sampai Utara tanpa satu pun pengecut. Bukan pula masalah peralatan - kuda perang pilihan dan senjata berkualitas tinggi selalu jadi standar kita."
Memandangi kening Char yang terkunci dalam, Rhinehardt mengucapkan alasan sebenarnya yang dia anggap: “Adalah keyakinan. Resimen kavaleri independen masa kini, tidak memiliki keyakinan mereka. Para prajurit hanya mengandalkan insting bertarung bawaan yang mereka dapatkan dari pelatihan dalam bertempur saja.”
“Keyakinan？”
“Ya, adalah keyakinan.” Nada suara Rhinehardt sangat serius: “Dulu mengapa Kavaleri Rodrian kuat, bukan karena kualitas prajurit individu kami yang terbaik. Faktanya, bahkan kavaleri Rodrian sekalipun, ketika menghadapi orang Odin, tak pernah memiliki keuntungan. Tapi alasan Rodria tetap menjadi Rodria adalah karena mereka memiliki nama penuh keajaiban dan kebanggaan ini! Setiap prajurit Kaveleri Rodrian mencintai pasukan dan bendera militernya dengan mendalam. Mereka tahu bisa masuk ke pasukan ini adalah kebanggaan terbesar, mereka tahu pasukan ini adalah yang paling tak terkalahkan dan terhebat di zaman sekarang! Untuk mempertahankan kebanggaan ini, setiap dari mereka siap mati kapan saja! Daya tarik dan rasa bangga ini tidak dimiliki oleh 'Resimen Kavaleri Independen Utara' Anda saat ini. Poin kedua, kekuatan Kavaleri Rodrian terletak pada pengetahuan mereka tentang alasan bertarung! Mereka adalah pasukan terkuat Kekaisaran, pedang kuda paling tajam yang membela harga diri Kekaisaran Bizantium! Bahkan menghadapi Pasukan Bendera Hitam orang Odin, Kavaleri Rodrian takkan gentar! Karena mereka tahu, di belakang mereka ada harapan dan tumpuan seluruh kekaisaran! Di belakang mereka ada keluarga, tanah air, kampung halaman, dan negara mereka! Mereka rela mempertahankan semua ini dengan darah dan nyawa! Tapi sekarang... Untuk apa prajurit Resimen Kavaleri Independen Anda bertarung? Untuk ambisi pribadi Anda?”
Char terdiam.
"Inilah alasan sebenarnya yang kupikirkan. Karena alasan ini, pasukan kavaleri Rodria di masa lalu, ketika menghadapi musuh sepuluh kali lipat jumlah mereka, hanya perlu seseorang meneriakkan 'Rodria, Maju!', para prajurit akan langsung melakukan charge tanpa ragu, entah itu menghadapi gunung pisau atau lautan api! Dan karena alasan yang sama, resimen kavaleri independen sekarang bahkan tidak bisa menaklukkan pasukan Baqian Nuo Ding yang kecil sekalipun."
Rhinehardt menunjuk otot di lengannya: "Di sini masih ada kekuatan...", lalu menunjuk jantungnya: "Tapi di sini, kosong!"
Setelah mendengar segalanya, Char tiba-tiba berdiri, membungkuk hormat dalam-dalam di depan Rhinehardt, dan berkata dengan ekspresi serius:
"Aku salah! Aku terlambat memanfaatkanmu! Ini kesalahanku, semoga masih ada waktu untuk memperbaiki. Mulai hari ini, pasukan kavaleri ini kuserahkan padamu!"
※※※
Char mengakui semua yang dikatakan Rhinehardt. Pasukan tanpa keyakinan spiritual, bagaimanapun juga tidak bisa disebut kuat.
Hukum ini berlaku untuk semua kesatuan militer, bahkan termasuk Batalyon Kavaleri Kuat-nya sendiri!
Keperkasaan Batalyon Kavaleri Kuat, yang terlihat dibangun di atas Buah Otot, darah naga... dan kekuatan tambahan lainnya, tapi sebenarnya bahkan Char sendiri melupakan satu hal yang lebih penting!
Setiap prajurit di Batalyon Kavaleri Kuat memiliki kesetiaan tak tergoyahkan padanya!
Ini adalah Pasukan Pengawalnya. Dia mengenal setiap prajurit berkuda, tahu nama setiap orang, dan pernah berbicara dengan semua anggota. Lima ratus prajurit berkuda yang telah berjuang bersamanya melewati situasi paling genting. Setiap dari mereka memiliki kepercayaan mutlak pada komandannya. Mereka percaya Xia Ya Leiming bisa memimpin mereka meraih kemenangan dalam situasi sesulit apapun.
Keyakinan spiritual 500 orang ini adalah loyalitas dan pemujaan mutlak pada Xia Ya!
Secara sederhana, Batalyon 500 Pasukan Kuat ini tidak berperang untuk negara atau kesetiaan besar. Mereka berperang untuk Xia Ya! Setiap orang rela mati untuknya! Mereka menyaksikan langsung bagaimana Xia Ya, di bawah Kota Baru, dalam situasi genting membunuh putra Mannings, menghancurkan gerbang kota dengan satu pukulan, lalu memimpin mereka membalikkan kekalahan menjadi kemenangan terakhir.
Jika kau pikir dengan asal kumpulkan 500 orang, olesi darah naga, beri makan Buah Otot, lalu bisa mengerahkan 500 orang untuk membantai 20.000... Kau salah besar!
Jika benar kau lakukan itu, saat 500 orangmu berhadapan dengan 20.000, reaksi pertama mereka adalah: Berbalik dan kabur!
Tanpa keyakinan spiritual sejati, prajurit tak percaya kau bisa memimpin mereka merebut kemenangan. Mereka takkan bertarung habis-habisan untukmu!
Batalyon 500 Pasukan Kuat adalah pengawal pribadi Xia Ya, yang setiap hari mengikutinya ke mana-mana seperti saudara sendiri.
Namun, kekuatan spiritual yang dibangun berdasarkan "pemujaan pribadi" terhadap komandan ini tidak berlaku untuk setiap pasukan, atau lebih tepatnya, hanya cocok untuk unit-unit elit skala kecil. Bagaimanapun, jika memimpin jutaan tentara, mustahil membuat setiap prajurit dari puluhan ribu pasukan memiliki loyalitas dan pemujaan sedalam itu terhadap panglima.
Lalu... bagaimana keyakinan spiritual Resimen Kavaleri Independen ini dibangun?
