Harus diakui, setelah tiba di Utara, realitas yang terbentang di depan mata dan prediksi para pejabat benar-benar memiliki kesenjangan terlalu besar.
Garnisun Utara jelas-jelas tidak menganggap serius para pejabat yang ditunjuk Ibukota Kekaisaran ini. Ratusan pejabat terpaksa berjalan kaki selama setengah hari - mana mungkin Tuan-tuan yang biasa hidup mewah ini pernah menempuh perjalanan sejauh ini? Beberapa pejabat tinggi masih ditemani pelayan yang memegangi mereka, sementara pejabat rendahan benar-benar menderita, terengah-engah seperti kerbau tua sambil tertatih-tatih.
Setelah susah payah mencapai tempat yang disebut "pos transit" dalam legenda ini, ternyata hanya sebuah desa kecil berpenduduk ratusan keluarga. Para pejabat yang sudah berjalan setengah hari ini kelaparan. Untungnya Garnisun masih cukup baik - meski tak ada makanan mewah, puluhan tong sup mi panas sudah disiapkan.
Kasihan melihat para bangsawan yang biasa hidup serba kecukupan di Ibukota ini. Di tengah hawa dingin, mereka masing-masing memegang mangkuk, berjongkok di pinggir jalan sambil menghirup sup mi dan terengah-engah.
Para prajurit Garnisun menahan tawa. Terhadap keluhan para pejabat, mereka menjawab dengan bahasa resmi: "Tuan-tuan tentu paham, Garnisun kami baru saja selesai berperang. Sistem sedang berlaku. Bisa minum sup mi saja sudah bagus."
Baiklah, toh ini hanya dalam perjalanan. Makanan seadanya bisa dimaklumi. Tapi ketika melihat "kereta kuda" yang katanya "dikirim darurat" untuk menjemput para pejabat, para Tuan ini akhirnya tidak bisa menahan emosi!
“Ini bukan kereta kuda sama sekali! Ini cuma truk besar pengangkut barang! Bahkan hewan penariknya bukan kuda, melainkan bagal atau sapi tua sejenisnya.”
“Rangka keretanya compang-camping, rodanya miring-miring, sepanjang jalan berguncang hebat. Andai naik kereta begini ke Kota Baru County Syltan, bukankah selama perjalanan berhari-hari nanti tulang-tulang kita bisa rontok semua?”
“Yang paling menyebalkan, kereta compang-camping begini harus memaksa Tuan-tuan semua berdesakan belasan orang dalam satu kereta — karena jumlah keretanya memang kurang. Rata-rata belasan orang harus berdesakan di satu kereta. Setelah naik, bahkan tak bisa duduk, harus berdesakan berdiri seperti kue yang ditempel... Lagi pula keretanya tak beratap, terbuka begitu saja terpanggang angin dan matahari. Syukurlah cuaca sekarang bukan musim hujan, kalau tidak pasti lebih menyedihkan.”
“Garnisun sebesar ini masak tak bisa menyediakan kereta kuda?”
Para pejabat menuntut jawab dengan geram. Prajurit garnisun terpaksa menjawab: “Resimen kavaleri sedang diperluas, kuda perang semuanya dikerahkan. Pasukan sedang direorganisasi, Kantor Logistik juga diperluas. Binatang tunggangan pun habis disita. Sekarang yang bisa dialokasikan benar-benar terbatas. Mohon Tuan-tuan semua bersabar sementara waktu.”
Apa lagi yang bisa dilakukan? Hanya bisa bertahan!
Kalau kamu tidak mengaku kalah? Para prajurit Garnisun ini tidak punya mood untuk mendengarkan alasanmu, jarinya menunjuk ke selatan, wajahnya menunjukkan senyum palsu: "Jika Anda tidak puas dan ingin melaporkan Garnisun kami, Anda bisa langsung mengajukan petisi ke markas besar militer. Jalan besar ada di selatan, jika Anda ingin kembali ke Kota Kekaisaran, silahkan saja."
Kasihan ratusan pejabat dan pelayan pengiring ini, di tempat orang Landis masih menikmati perlakuan tamu kehormatan, saat tiba di Kesatuan Militer Bestar, meski perlakuan turun satu level, setidaknya masih terlihat pantas. Tak disangka, setelah resmi menjabat di Garnisun, malah berubah menjadi pengungsi.
Ratusan pejabat tinggi Kekaisaran ini naik kereta besar yang reyot dan berguncang, bergerak ke utara. Para Tuan-tuan ini terombang-ambing dalam kereta selama lebih dari sepuluh hari, yang fisiknya lemah langsung jatuh sakit, sementara yang badannya kuat pun setiap malam tidur dengan pinggang pegal dan kaki sakit.
Satu-satunya yang tetap normal adalah para pengajar dari Akademi Militer Kota Kekaisaran yang dimasukkan oleh Ruhr. Mereka ini berasal dari kalangan tentara, sedikit kerja keras tentu bukan masalah. Orang-orang ini jelas terpisah dengan para pejabat berbagai faksi dari ibu kota, baik saat makan, tidur, maupun bepergian. Sepanjang perjalanan hampir tidak ada komunikasi, tapi justru tampak sangat tertarik dengan prajurit-prajurit Garnisun, sering mengajak bicara para prajurit di jalan, dan menginterogasi cukup lama tentang sistem militer Garnisun.
Pakaian, peralatan, dan formasi barisan para prajurit garnisun selama perjalanan, membuat para pengajar akademi militer di ibu kota ini mengeluarkan decakan kagum.
Jelas terlihat prajurit-prajurit garnisun ini adalah pasukan tangguh. Setiap individu penuh semangat, berpenampilan ganas, namun tetap disiplin. Kabarnya pasukan Garnisun Utara sekarang merupakan yang terkuat di Kekaisaran - semangat, energi, dan aura yang terpancar dari tubuh mereka membuktikan klaim tersebut. Meski biasanya sopan saat berinteraksi dengan pejabat, kebanggaan dan kesombongan bawaan mereka tetap terasa.
Sepanjang perjalanan, setiap pagi dan sore pasukan ini rutin berlatih formasi tanpa pernah absen sekalipun.
Hanya dalam hal ini, bahkan Pasukan Pusat pun mungkin tak mampu menyaingi!
Para pengajar akademi militer tahu, Pasukan Pusat yang dijuluki pasukan elite Kekaisaran sekarang hanya berlatih kecil sekali sehari dan latihan besar dua hari sekali. Sementara prajurit garnisun ini tetap menjaga jadwal dua latarian harian bahkan selama perjalanan - sungguh luar biasa!
Perlu diingat, ini semua adalah pasukan dari Kantor Logistik! Bukan bahkan satuan tempur garis depan!
Bayangkan bagaimana ketatnya latihan "Korps Pertama Pasukan Utara" yang legendaris itu, apalagi "Resimen Kavaleri Independen" yang lebih kuat?
Setelah 10 hari lebih menderita, ketika akhirnya tiba di Kota Baru, para pejabat nyaris berpelukan sambil menangis!
Sepanjang perjalanan ini, meskipun ada stasiun transit suplai di sepanjang jalan, namun makanan dan minuman yang disediakan terlalu sederhana. Para orang dewasa rata-rata masing-masing telah kurus dua putaran.
Tiba di Kota Baru, sebelum masuk kota, ada perwakilan dari pimpinan tertinggi Garnisun yang datang menyambut. Kali ini tunjangan yang diberikan cukup baik. Komandan kedua Garnisun, Jenderal Green sendiri keluar kota untuk menyambut. Menghadapi para pejabat, dia menyampaikan alasan muluk, kemudian mengucapkan beberapa kata penyemangat——Posisi Green sekarang sudah cukup tinggi, telah menerima pangkat Jenderal Kekaisaran yang nyata, gelar kebangsawanannya telah mencapai Pangeran, dan bahkan memiliki wilayah kekuasaan yang nyata! Kehadirannya membuat semangat para pejabat yang selama perjalanan sering diperlakukan semena-mena sedikit lebih tenang.
Kemudian Green segera mengirim orang mengundang para pejabat ke kediaman komandan, mengatur akomodasi mereka. Kali ini bahkan menyelenggarakan pesta penyambutan yang serius.
Membuat para pejabat yang selama sepuluh hari lebih hanya minum sup mi, hampir meneteskan air mata.
Meskipun pesta penyambutan ini, jika dibandingkan dengan perlakuan terhadap orang Landis masih jauh lebih buruk, minuman keras dan hidangan lezat tetap tidak ada, hanya ditambahkan beberapa lauk daging saja.
Green memberitahu semua orang bahwa setelah pembangunan kembali pasca perang di Garnisun, meskipun larangan minuman keras sudah dicabut di kalangan swasta, namun dalam pasukan dan untuk petugas kekaisaran masih berlaku larangan minum. Selain itu, pembuatan minuman keras juga tidak didorong, dengan pajak tinggi yang dikenakan baik untuk produksi maupun penjualannya. Jadi di pesta tidak ada minuman keras. Untuk makanan, meskipun hanya ada beberapa hidangan daging tambahan, hal ini sudah cukup memuaskan para pejabat yang selama sepuluh hari lebih hanya minum sup mi.
Memandangi ratusan petugas kekaisaran di depannya yang seperti pengungsi menghabiskan sup daging dari mangkuk dengan lahap, atau menggigit besar-besaran daging sapi di tangan mereka dengan penampilan buruk, Green menghela napas dalam hati.
（Apakah tindakan Xia Ya ini agak berlebihan?）
Di pesta, Green justru lebih akrab dengan para pengajar yang berasal dari akademi militer di ibu kota. Bagaimanapun, saat tidak aktif dulu, Green pernah menjadi pengajar di akademi militer cukup lama. Banyak di antara orang-orang yang duduk di sini adalah rekan sejawatnya, dengan beberapa di antaranya memiliki persahabatan yang cukup erat.
Setelah mengobrol sebentar, terlihat jelas bahwa Green lebih menghargai mereka yang berasal dari akademi militer.
Tindakan ini juga tidak terlalu diperhatikan orang, toh mereka adalah rekan sejawat, wajar jika lebih akrab.
Namun ketika pesta hampir berakhir, Tuan Xia Ya Leiming sang komandan utama Garnisun masih belum muncul, membuat banyak orang mulai merasa khawatir.
Green yang melihat keraguan mereka segera berdiri dan mengumumkan.
“Tuan Xia Ya Leiming? Tuan-tuan untuk sementara tidak akan bisa bertemu. Jenderal Char saat ini tidak berada di Kota Baru...”
Ucapan ini membuat para hadirin langsung riuh rendah.
Xia Ya adalah Komandan Garnisun, kehadiran para pejabat untuk resmi menjabat harus melalui prosedur hukum Kekaisaran yang mengharuskan tanda tangan beliau untuk dokumen serah terima wewenang administratif daerah! Jika beliau tidak muncul, kita semua tidak bisa secara formal mengambil alih kekuasaan!
Sudah jelas kita datang, tapi beliau justru tidak ada di Kota Baru?
“Tuan-tuan jangan buru-buru dong.” Green tersenyum manis sambil berseru lantang: “Ketidakhadiran Tuan Char sama sekali bukan sikap ceroboh terhadap kalian, melainkan... hehe, tak usah disembunyikan, Tuan Xia Ya sedang mempersiapkan upacara pernikahan besarnya.”
Oh... ternyata mau menikah.
Para hadirin pun diam seribu bahasa.
Mengenai identitas Xia Ya, sebagian besar yang hadir paham. Xia Ya Leiming yang berasal dari kelas rendahan ini melesat cepat. Kabar yang beredar menyebut Xia Ya adalah calon menantu Adrik, juga ada yang mengatakan Xia Ya memiliki hubungan ambigu dengan seorang putri keluarga kerajaan.
Tapi hal-hal seperti ini memang tidak aneh. Pejabat tinggi seperti Xia Ya mustahil hanya memiliki satu istri. Mau menikahi putri Adrik atau putri keluarga kerajaan, itu urusan pribadinya sendiri.
“Pernikahan Tuan kita sebenarnya sudah ditunda lebih dari setahun, hanya karena sibuk urusan militer dan pertempuran, sehingga terus tertunda. Sekarang situasi Utara mulai stabil, kita sebagai bawahan juga tak tega melihat Tuan terus hidup susah. Meski Tuan setia pada negara, urusan pernikahan tak bisa terus diulur-ulur! Jadi pernikahan Tuan kali ini adalah prioritas utama Garnisun, seluruh hierarki militer sangat memperhatikan, tak boleh ada hal apapun yang mengganggu!” Green tersenyum manis menambahkan: “Tapi, Tuan-tuan tak perlu khawatir, dokumen serah terima sudah ditandatangani sebelumnya oleh Tuan, saya sudah bawa. Setelah jamuan makan malam selesai, besok kita bisa langsung proses serah terima. Setelah prosedur selesai, Tuan-tuan bisa segera menjabat di wilayah masing-masing.”
Ucapan ini justru membuat semua orang ramai menolak.
“Jenderal Green bercanda! Ini kan pernikahan Tuan Char, mana mungkin kita jadi tamu tak diundang yang mengganggu!”
“Benar! Tuan Char adalah pilar negara Kekaisaran, pernikahannya pasti harus kita hadiri untuk memberi selamat! Mana mungkin kita pergi begitu saja?”
“Tepat sekali! Tuan Char juga Adipati Kekaisaran, pernikahan bangsawan ini protokolnya rumit – kebetulan saya dulu pernah menjadi staf Menteri Protokol Kekaisaran selama beberapa tahun, cukup menguasai berbagai tata cara. Untuk pernikahan Tuan Char, saya ingin menyumbangkan tenaga!”
“Haha, pelantikan jabatan kapan saja bisa dihadiri. Karena sudah sampai di sini, terlambat beberapa hari pun tak masalah. Tuan Char hendak menikah, tentu kita harus ikut minum anggur pernikahan.”
Ucapan-ucapan ini berhamburan. Setiap orang terlihat penuh semangat, menggosok-gosok telapak tangan seolah merekalah yang akan menikah.
Pada dasarnya, pejabat yang datang jauh-jauh ke Utara ingin naik ke kapal besar Garnisun Utara. Ada yang mencari jalan keluar pribadi, ada yang membawa misi klan atau faksi. Di Utara, menjalin hubungan baik dengan Char si penguasa lokal nomor satu menjadi keharusan.
Mengetahui pernikahan penting seperti ini tapi pura-pura tidak tahu, langsung menjabat tanpa memberi salam, itu tindakan memalukan. Di dunia politik, kecuali ada permusuhan mendalam, tak mungkin berlaku demikian. Secara etika dan prosedural, pernikahan ini wajib dihadiri.
Tak hanya hadir, tapi juga harus menyiapkan hadiah berharga.
Green tersenyum menanggapi, lalu mengumumkan: “Karena semangat Tuan-tuan, atas nama Tuan Char saya ucapkan terima kasih. Pernikahan diadakan di Kota Danzeer, County Moore. Bagi yang ingin hadir, silakan beristirahat 2-3 hari di Kota Baru. Saya akan memobilisasi konvoi untuk mengantar kalian ke Danzeer.”
“Begitu mendengar harus 'naik kereta' untuk melanjutkan perjalanan, para Tuan-tuan langsung berubah wajah tercengang. Tapi kemudian satu kalimat Green langsung menepikan semua keraguan: "Aku tahu kalian semua lelah sepanjang perjalanan, itu juga karena logistik yang terbatas. Tapi di sini adalah Kota Baru, markas besar Garnisun kita. Kereta dan kuda masih bisa diformulasikan. Perjalanan ke Kota Danzeer ini tidak akan membuat Tuan-tuan tersiksa lagi."
……
Char saat ini memang tidak berada di Kota Baru, melainkan tepat di Kota Danzeer.
“Pajak terakhir di akhir tahun sudah berhasil dipungut.”
Sofie membalik-balik buku di tangannya, berkata perlahan: "Beberapa waktu ini First Army Corps dibubarkan dan dikirim untuk memungut pajak serta logistik. Meski semua bekerja keras, akhirnya bisa diselesaikan tepat waktu."
Char menghela napas: "Dengan memungut pajak musim semi tahun depan lebih awal, mungkin akan ada banyak protes dari bawah."
Sofie menatap Char, menggeleng kepala sambil tertawa: "Yang ini Anda salah pikir, Dewasa. Saat ini kewibawaan Anda di Utara sedang di puncaknya. Rakyat sangat mempercayai Anda, terutama di County Syltan dan Korsika yang pernah menderita siksaan orang Odin. Anda memulihkan wilayah kekaisaran dan mengusir orang Odin, rakyat semua memuji Anda. Untuk pemungutan pajak musim semi tahun depan kali ini, tidak ada protes sama sekali. Rakyat sangat mendukung Anda. Tim yang saya kirim untuk survei lapangan melaporkan, masyarakat hanya bilang: 'Dewasa baru saja mengerahkan pasukan lagi untuk berperang dengan biaya besar. Memungut pajak musim semi tahun depan lebih awal adalah untuk keadaan darurat, kami bisa mengerti.' Lagipula, syarat yang Anda ajukan juga bagus - membagikan bukti pembayaran pajak. Pemungutan awal ini berdasarkan perkiraan hasil panen tahun ini, sementara produksi tahun depan akan lebih pulih dan hasil panen lebih baik dari tahun ini. Kalau dihitung-hitung, mereka malah bisa hemat dengan bayar lebih awal."
Char menggosok-gosok pelipisnya, tertawa pahit: "Hah, aku memang tidak punya kesabaran untuk urusan belit-belit seperti ini... Tapi... serahkan saja padamu. Karena kamu bilang ini benar, lakukan saja seperti itu."
"Aku justru sangat menantikan ekspresi wajah para pejabat itu setelah resmi menjabat." Senyum nakal muncul di wajah Sofie: "Setelah mereka menjabat, ketika menemukan kita sudah memungut pajak musim semi tahun depan lebih dulu, para pejabat lokal ini tidak akan punya pemasukan pajak maupun pendapatan fiskal. Mereka harus bergantung pada kita untuk makan. Saat itu, ekspresi para 'senjata' ini pasti luar biasa menarik."
“Tidak bisa semuanya dialihkan ke pihak yang berseberangan dengan kita.” Char berpikir sejenak: "Ada kabar dari ibu kota, di antara rombongan ini masih ada yang bisa digunakan. Si gemuk Ruhr merekomendasikan sekelompok lulusan akademi militer ibu kota, ingin kuterima dan kulemparkan dulu ke pasukan cadangan untuk beradaptasi, lalu disebar ke kesatuan tentara. Selain itu, kau juga perlu memantau anggota lainnya - yang berasal dari keluarga besar dengan latar belakang faksi berpengaruh harus dikontrol ketat. Sedangkan yang tidak punya latar belakang seperti ikan-ikan kecil, amati dulu beberapa waktu, lihat apakah bisa direkrut untuk kita."
Char menggosok-gosokkan tangannya sambil tertawa: "Untuk urusan perang dan logistik, tenaga kita sudah cukup. Tapi untuk mengelola daerah, sekarang hanya kau satu-satunya yang kumiliki. Meskipun kau kompeten, kau bukanlah makhluk berkepala tiga dan bertangan enam. Dari orang-orang ini, pilihlah sendiri yang layak pakai dan punya latar belakang terpercaya. Rekrut mereka, bentuk basis kekuatanmu. Kedepannya, urusan pemerintahan daerah akan kuserahkan kepadamu sebagai koordinator."
Sofie tetap tenang, hanya sorot matanya yang berkilat sesaat sebelum menarik napas dalam-dalam. Ia berdiri tegak dan membungkuk hormat pada Char: "Terima kasih atas kepercayaan Tuan."
Char menggelengkan tangan: "Jangan main-main denganku... Urusan ini sementara begitu dulu, aku masih harus mencoba gaun pengantin... Nenek, baru sekarang aku tahu mengadakan pernikahan serumit ini. Gaunnya saja sudah dicoba ratusan kali, diubah berkali-kali, diganti terus. Aku sendiri kesal, tapi melihat ekspresi bahagia si menyedihkan, Laozi terpaksa bertahan."
Sofie menutupi bibir sambil tersenyum, berkata perlahan: "Mendapatkan jasa tangan ajaib ras spirit untuk membuat gaun pengantin, keistimewaan seperti ini, mungkin bahkan pernikahan Kaisar pun takkan mendapatkannya."
Melihat ekspresi tidak setuju Char, Sofie berpikir sejenak lalu berubah serius: "Dewasa, status Anda sekarang sudah berbeda dari dulu. Anda adalah jenderal terhebat Kekaisaran, Adipati dengan wilayah resmi, pernikahan besar harus sesuai aturan. Jika diadakan secara sembarangan, bisa jadi bahan lelucon orang dan merendahkan Anda! Sekarang Anda membawa kehormatan seluruh Pasukan Utara. Jika orang merendahkan Anda, berarti merendahkan Pasukan Utara kita."
Char menghela napas: "Pidato heroik itu sudah kumengerti, tapi... Ah, sudahlah!"
Ia tertawa pahit, bergumam: "Kau tak tahu... Perempuan sebelum menikah akan berubah jadi orang gila..."
