Char Bupa!
Si kampungan sudah disiapkan untuk mengorbankan segalanya!
Saint Roland Garos？Tiga puluh tahun lebih berdampingan dengan Kaisar Suci Odin sebagai yang terkuat di zaman sekarang？Soal kekuatan, si kampungan ini sekarang juga tidak kalah. Sudah mencapai tingkat kuat, bisa dibilang masuk barisan Top-Tier dunia. Kalau benar-benar bertarung, meski tidak bisa mengalahkan Saint Roland Garos ini, tapi kalau tidak bisa menang dan ingin lari, pasti bisa kabur.
Kamu Saint Roland Garros, meski hebat bisa mengalahkanku, kalau mau menangkapku untuk jadi kambing hitam pengganti sialan itu, jangan harap!
Ngaco! Sang Master di sini sudah bertaruh nyawa, hampir menggunakan segala cara, perang mati-matian, berjuang hidup mati, akhirnya berhasil merebut wilayah kekuasaan sebesar ini. Sekarang punya uang, wilayah, anak buah, pasukan terkuat di Kekaisaran, faksi paling kuat. Bahkan Kota Kekaisaran harus tunduk padaku. Bukan tidak mungkin nanti, kalau ada kesempatan, bisa menyerang Kota Kekaisaran. Saat itu, Kaisar Kelinci itu mau dibulatkan atau dipipihkan terserah aku! Kalau kasihan, mungkin nyawanya kuselamatkan. Tapi kalau kejam, langsung kurebut singgasananya dan kududuki sendiri! Hmph!
Di saat seperti ini, meminta Sang Master meninggalkan bisnis besar dan warisan megah, mengikutimu pulang ke Kota Suci Babilon sialan itu, jadi penjaga... Saint Roland Garros? Bagi Char, itu cuma pengawal yang lebih canggih! Seumur hidup menjaga keturunan Kaisar Manusia zaman kuno keluarga Wali Kota... Turun-temurun mengorbankan nyawa untuk orang lain...
Apa otaknya tidak bermasalah?
Apalagi, dari mulut Sheng Roland Garros ini, Chār mengetahui asal usulnya yang ternyata sengaja ditinggalkan oleh para bajingan ini ke dunia untuk "latihan". Setiap mengingat kata ini, perut Chār langsung mendidih. Latihan? Latihan hantu niangmu! Anak kecil langsung dilempar keluar, bertahan hidup di dunia ini selama bertahun-tahun tanpa mati itu karena keberuntungannya semata!
Kalau sampai mati, para penghuni Kota Suci ini mungkin takkan menitikkan setetes air mata! Karena dia hanyalah salah satu dari sekian banyak kandidat yang mereka siapkan!
Sial! Jika mereka tak menganggap Laozi sebagai manusia, ngapain Laozi harus menganggap mereka manusia?
Tidak mau! Mati pun takkan pergi!
Chār bertekad bulat. Dengan celah untuk membela dirinya yang keras kepala, mana mungkin dia menyerah begitu saja. Sudah mantap hendak melawan sampai titik darah penghabisan.
Garpu api di genggamannya dikepal erat, tatapannya menancap tajam ke perempuan di depannya: "Kalau mau bertarung atau membunuh, serang saja sekarang! Pokoknya Laozi takkan pernah mau pulang jadi penerus Penjaga itu!"
Ekspresinya dibuat garang, tapi matanya terus mencuri-curi pandang ke segala arah.
Si kampungan ini sadar, dalam pertarungan dia pasti kalah. Tiga puluh tahun lalu saja perempuan ini sudah bisa imbang melawan Kaisar Suci Odin. Setelah tiga puluh tahun berlalu, meski kekuatannya tak berkembang banyak... tetap jauh di atas newbie seperti dirinya yang baru masuk barisan yang kuat.
Kalau kalah, tinggal lari saja. Perempuan ini tujuannya cuma menangkap dirinya, mungkin takkan menyulitkan orang-orang di sekitarnya.
Hah! Sungguh disayangkan, keuntungan ibu angkat Merlin tidak berada di Kota Danzeer pada saat genting ini, benar-benar kesalahan taktik! Merlin tidak ada, si tua bangka Yaslan itu juga tidak tahu lari ke mana. Jika Santo Pedang Aura Perang itu ada di sini, bekerja sama denganku, tak perlu takut dengan makhluk Roland Garros ini.
Tapi Char masih punya satu senjata rahasia di tangan!
Apa?
Tentu saja aset berharga terbesar yang ada di tangannya!
Dewa goblin kuno, Ork sepenuhnya dikuasai oleh Char! Begitu Ork muncul, siapa di zaman sekarang yang bisa menjadi lawannya?
Tapi Raja Ork ini, Char tidak akan sembarangan menggunakannya, hanya karena kekuatan penghancur aset ini terlalu dahsyat! Dan kontrol Char terhadap Ork hanya terbatas pada perasaan baik Ork padanya... Artinya, apakah Ork mau mendengar perintahnya atau tidak, sepenuhnya tergantung suasana hati beliau.
Ork belum sepenuhnya memahami dunia ini, belum membentuk kesadaran subjektifnya sendiri. Jika dibiarkan lama-lama, belum tentu mau terus memerankan peran hewan peliharaanku dengan patuh.
Jadi, Char tidak membawa Ork bersamanya... Senjata pamungkas sebesar ini sudah lama diam-diam dia tempatkan di daerah terpencil.
(Sial, kalau aku bawa Ork, masa sekarang harus takut sama ·Roland Garros? Cukup ucapkan "Siji Siji" pasti membuatmu merangkak pulang ke Kota Suci.)
Dalam hati Char mendendam, tapi sudah mempersiapkan diri untuk bertarung habis-habisan lalu melarikan diri.
Justru Saint Roland Garos, yang memandangi Char dengan kewaspadaan tinggi, malah tersenyum tipis. Sorot matanya tertuju pada ujung garpu api di tangan Char, berkata dengan datar: "Tampaknya kamu sangat yakin dengan kekuatanmu sendiri. Tapi... kenapa matamu terus menjelajah ke segala penjuru? Apa kamu sedang merencanakan rute pelarian saat pertarungan nanti? Atau berharap ada yang akan membantumu?"
Char tidak berbicara, Saint Roland Garos justru melanjutkan dengan senyuman: "Jika berharap ada yang akan menyelamatkanmu, lupakan saja. Banyak orang kuat di sekitarmu, Yaslan si tua itu saat ini tidak ada di sini. Meskipun dia ada, siluman itu tidak akan berani melawanku. Hanya mendengar suaraku saja sudah cukup membuatnya kabur. Soal yang lain, jika Merlin si perempuan itu ada di sini, mungkin aku memang harus waspada... Tapi Char, Merlin menghilang tepat saat pernikahanmu. Tidakkah kau curiga? Hmph... Sudah lama aku ingin menemuimu. Aku tahu perempuan itu selalu mendampingimu. Jika tidak mencari cara mengalihkannya, bagaimana mungkin aku bisa keluar untuk bertemu? Jangan harap Merlin akan membantumu. Saat ini dia sudah kujebak ke utara Padang Api Liar dengan strategi, mungkin sudah hampir memasuki perbatasan Kekaisaran Odin. Meski ingin kembali, setidaknya butuh satu dua hari sebelum dia bisa tiba."
Char langsung terpaku.
Merlin?
Merlin justru ditipu oleh perempuan ini?
“Kamu tidak percaya?” Santo Roland Garros tertawa: “Merlin dan aku punya sedikit kesalahpahaman. Jika dia tahu kabarku, pasti akan mengejarku habis-habisan. Aku sengaja membocorkan sedikit jejakku, dan ternyata dia langsung tertipu mengejar keluar kota, terus ke utara. Kalau bukan karena dia meninggalkan kota, aku juga tidak bisa seenaknya keluar menemui kamu.”
“Gulp.” Char menelan ludah.
Santo Roland Garros menghela napas, tiba-tiba mengangkat jarinya lembut. Sekilas cahaya redup melesat dari ujung jarinya. Char belum sempat bereaksi, cahaya itu sudah menembus kamar tidur di belakangnya. Dengan amarah, Char buru-buru melompat menghalangi, menginjakkan kaki di depan cahaya itu lalu menghujamkan tinju. Angin tinju yang keras itu menghembus kencang, menghancurkan cahaya emas itu berkeping-keping! Namun justru di saat yang sama, Char merasakan hembusan angin dingin dari belakang. Santo Roland Garros sudah menyelinap hampir menempel di tubuhnya, melewati sisi tubuhnya dan masuk ke kamar tidur. Dia berdiri di depan tempat tidur, memandangi Adeline yang masih tertidur lelap. Gelombang matanya terlihat lembut: “Gadis yang sangat cantik. Pantas saja hatimu tergila-gila. Bahkan Nenei yang kecantikannya kelas satu pun kamu abaikan, tapi hanya memilih dia.”
“Kamu! Jauh-jauh darinya!” Wajah Char langsung pucat pasi.
Meski secara logika, para grandmaster yang kuat ini seharusnya tidak sudi menyakiti yang tak bersalah, tapi... para ahli kuat ini satu per satu adalah hentai, Tian tahu apa yang akan mereka lakukan.
Hati Char membeku saat ini, Saint Roland Garos ternyata bisa dengan satu gerakan mengelilinginya dan langsung mendekati Si Menyedihkan di bawah pengawasannya langsung. Kemampuan seperti ini, jika digunakan untuk menanganinya...
Melihat perempuan ini telah mengulurkan tangan, ujung jemarinya menyentuh rambut indah Si Menyedihkan, jarak ke leher lembutnya hanya sechi... Kepanikan Char semakin menjadi, bahkan suaranya gemetar: "Kau... kau..."
"Oh? Tampaknya kau sangat peduli pada gadis ini, kira-kira mencintainya setengah mati ya."
Saint Roland Garos tersenyum datar, tiba-tiba jarinya mengetuk lembut dahi Si Menyedihkan. Char awalnya gemetar hendak marah, tapi kemudian menarik napas lega.
Dia telah menyadari, satu jari Saint Roland Garos tidak melukai Si Menyedihkan, melainkan menggunakan mantra tak dikenal yang membuatnya terjerumus dalam pingsan dalam.
"Mari, biarkan aku lihat modal apa yang kau miliki untuk melawan Kota Suci."
Saint Roland Garos menyeringai sinis, lalu berpaling menghampiri Char, saling berpapasan.
Char tertegun sebentar, lalu mengatupkan gigi dan berpaling mengikuti.
Santo Roland Garros melompat keluar dari balkon, tubuhnya melayang di udara dengan ringan bagaikan asap tipus. Namun Char justru terlempar, seketika sepasang sayap hitam tumbuh di punggungnya.
"Oh, Sayap Angin ras spirit... Hmph, pasti dari Merlin." Santo Roland Garros melirik, ekspresinya tetap dingin.
Char diam seribu bahasa, hanya mengikuti dari belakang sambil memusatkan semangatnya, bersiap untuk bertindak.
Orang di hadapannya ini tak kalah berbahaya dari Kaisar Suci Odin! Char masih ingat betapa tak berdayanya dirinya di hadapan Sang Kaisar. Kini menghadapi Santo Roland Garros, meski tahu tak sebanding, terpaksa harus dihadapi!
Kedua sosok itu melesat di udara. Hanya dalam beberapa tarikan napas, mereka telah meninggalkan kota dalam gelapnya malam, menuju utara kota tepat ke tepi sungai tempat Nenei sering menyendiri.
Setelah mendarat, Santo Roland Garros menghadap Char dengan wajah tenang: "Char kecil, mau langsung bertarung? Atau menunggu pembantumu berkumpul?"
"Pembantu?" Char sendiri malah bingung. Di Kota Danzeer saat ini, mana mungkin menemukan petarung kuat lain yang bisa membantunya?
“Ini bukan perkelahian biasa. Mencari sekelompok orang untuk membantu bertarung, menghadapi lawan level di atas Kuat, sampah biasa sebanyak apa pun tidak berguna. Hanya level Kuat yang bisa sedikit membantu.”
“Di mana aku bisa mencari pembantu seperti ini?”
Tapi ucapan Char baru saja terhenti, tiba-tiba dia merasakan gelombang kekuatan dahsyat datang dari arah Kota Danzeer di belakangnya. Tekanan energi yang kuat itu sangat familiar baginya!
Char belum sempat berbicara, seberkas cahaya hitam telah menyambar dengan cepat dan mendarat di tanah——sebuah bayangan manusia hitam!
Bertubuh sedang, kurus namun tangguh, ekspresi dingin, tapi di tangannya menggenggam tombak perang segitiga berdesain garang! Badan dan ujung tombak itu memancarkan aura hitam yang pekat!
“Hei... Hes Ting?”
Siapa lagi orang di hadapannya ini kalau bukan Hes Ting?
Char yang tiba-tiba melihat kemunculan Hes Ting justru terdiam sendiri.
Ekspresi Hes Ting masih dingin seperti dulu, hanya saja beban pikiran di wajaknya tampak lebih dalam dari biasanya.
"Hmph." Hes mendengus, namun menghunjamkan tombak perang segitiganya ke tanah. Seketika gelombang energi menyebar, sorot matanya menancap tajam ke arah Saint Roland Garros——Memang pantas dijuluki Dewa Perang Odin yang berpengalaman ratusan pertempuran, telah lama merasakan aliran energi mengerikan dari perempuan ini.
Char menghela napas, tertawa pahit: "Aku bilang, kamu..."
Hes akhirnya menghela napas. Sorot matanya jatuh pada Char. Penampilannya yang dingin tiba-tiba sedikit mereda, perlahan berkata: "Kau menikah, mana mungkin aku tidak datang melihat."
Ucapan ini membuat hati Char berbinar hangat. Ia teringat proses pertemuan dengan pria ini——Shixiong murahan yang pernah membimbingnya, bahkan menyelamatkan nyawanya di reruntuhan goblin kuno...
Pada titik ini tiba-tiba mendengar kalimat seperti itu, dada Char terasa hangat. Nyaris saja ia lupa kondisi menyedihkan saat dikejar-kejar Hes hingga berantakan.
"Kamu... kamu datang menengokku?"
"Bagaimanapun kau adalah murid guru. Aku harus melihat istri macam apa yang kau nikahi... Nanti saat kau punya keturunan, baru bisa kuhitung perhitungan kita! Sebagai anak angkat guru, harus ada penerus dulu sebelum kuhajar kau! Jangan sampai guru kehilangan garis keturunan!"
"Kata-kata dingin Hes, namun membuat Char hampir tak tahan tersenyum—makhluk ini ternyata adalah sosok yang dingin di luar tapi hangat di dalam."
"Kau datang ke kota tapi tak memberitahuku, malah mengintip diam-diam?" Char menggeleng: "Ah, kenapa siang tadi tak muncul? Kalau kau muncul, kita bisa minum dua gelas bersama."
"Minum alkohol jangan dulu dibahas. Perempuan ini siapa?" Sorot mata Hes menyempit, mengawasi Saint Roland Garros dengan siaga.
Char dan Saint Roland Garros berturut-turut terbang keluar kota. Keduanya melepas aura tanpa ampun, langsung terdeteksi oleh Hes yang bersembunyi di kota—Hes juga termasuk barisan yang kuat, tentu bisa merasakan aliran energi jago setingkat. Energi Char memang dikenalnya, tapi energi lain ini justru lebih kuat dari Char, lebih misterius sehingga tak bisa dideteksi kedalamannya. Hal ini membuat hati Hes terkejut, tentu saja dia harus datang melihat.
"Ha ha ha!" Char tertawa menggila: "Perempuan ini? Dialah penjaga Kota Suci yang termasyhur itu..."
"Saint Roland Garros?" Wajah Hes langsung berubah, sorot matanya menunjukkan beberapa perubahan.
"Benar, dialah." Char menghela napas: "Dia datang mencari masalah, ingin mengikatku ke Kota Suci untuk mendekam di sel penjara seumur hidup."
“Ekspresi terkejut di wajah Hes Ting pun segera lenyap——Saint Roland Garros？Hes Ting bahkan berani melawan Kaisar Dewa Odin yang.”
Tapi dia malah memberikan senyuman sinis dua kali, melirik Char: "Oh? Kau memang jago bikin masalah, sampai-sampai orang Kota Suci pun kau usik."
"Cih! Dua patah kata tak bisa menjelaskan. Dia mau menangkapku, kau mau bantu atau tidak?!" Char mengayunkan garpu api: "Dia itu Saint Roland Garros! Kalau takut, minggirlah! Aku tak akan menyalahkanmu!"
Charlicik. Dengan sengaja mengucapkan kata-kata itu, padahal dalam hati ia tahu: Meski Hes Ting tak bisa mengalahkan Saint Roland Garros, karakter "takut" pasti tak ada dalam kamusnya!
"Bocah licik, tak usah memprovokasi. Masih ada perhitungan kita yang belum selesai. Aku tak akan membiarkanmu dibawa ke Kota Suci... Lagi pula nanti mau minta pertanggungjawaban ke siapa? Hmph..." Hes Ting mencabut tombak perang segitiga dari lantai, menggenggamnya dengan satu tangan——Swoosh! Ujung tombak menuding Saint Roland Garros: "Penjaga Kota Suci? Sudah lama mendengar namamu! Tapi untuk membawa Char pergi, kau harus melewati izinku dulu!"
Santo Rolandgaros sejak awal berdiri di sana sambil tersenyum memandangi percakapan keduanya. Saat ini, menyaksikan Hes mengarahkan tombaknya ke dirinya, barulah ia menghela napas dalam: "Hes? Kaulah Dewa Perang Odin itu? Hmm, aku pernah mendengar namamu, seorang pemuda berbakat juga."
Sambil berkata demikian, ia memperhatikan tombak segitiga di tangan Hes, sorot matanya tak bisa menyembunyikan keanehan: "Tombak perangmu ini... Hasil kerajinan ras kurcaci? Tidak salah!"
Hes mendengus, memandang Santo Rolandgaros dengan penuh kebanggaan. Meski wajahnya dingin, hatinya bergetar. Dia bukan tipe orang yang sembrono. Tingkat kekuatan Penjaga Kota Suci mana mungkin tidak diketahui Hes? Tiga puluh tahun lalu saja orang ini sudah bisa bermain seri dengan Kaisar Suci Odin, sementara dirinya baru-baru ini menderita kekalahan telak di tangan Kaisar Suci Odin, kekalahan yang hampir membuat keyakinannya runtuh total!
Dengan perbandingan seperti ini, jika harus berhadapan dengan lawan ini, mungkin...
Tapi temperamen Hes sangat ulet. Ketika sudah berhadapan, mana mungkin mau menyerah?
Alhasil, terciptalah situasi yang.
Char dan Hes, dua murid langsung orang tua itu, berdiri berdampingan di hadapan Santo Rolandgaros. Satu memegang tombak perang, satu mengacungkan garpu api, keduanya sama-sama memandang tajam ke arah Santo Rolandgaros.
Di atas tombak perang Hesiting sudah muncul aura hitam yang melankolis, sementara garpu api Xia Ya bersinar merah terang!
Tiba-tiba mereka saling melirik, seolah ada telepati di hati, lalu bersama-sama menyerang!
Gerakan Hesiting cepat dan beringas, tombak segitiga di tangannya meraung menyapu, membawa aura hitam ganas yang langsung menyergap ke depan Saint Roland Garos! Seluruh ruangan dipenuhi aura hitam dengan aura kekejaman yang nyaris membuat orang tercekik!
Di tengah aura hitam yang melankolis itu, muncul secercah cahaya merah bagai benang sutra tipis yang melayang... Itulah Jurus Tusukan Naga yang dipakai Xia Ya di bawah aura merahnya!
Tersembunyi dalam aura hitam tombak Hesiting, tusukan itu sudah mengincar titik vital Saint Roland Garos!
Meski baru pertama kali bekerja sama, mereka seperti punya kekompakan alami. Satu menyerang terang-terangan, satu menyergap diam-diam, bagai puzzle yang menyatu sempurna.
