Sebenarnya, sebelumnya wilayah kekuasaan Pasukan Utara yang luas mencakup beberapa county, di daerah ini tidak pernah ada yang namanya "urusan pemerintahan daerah".
Sejak invasi orang Odin, Perang Dimulai, kemudian kelompok Pasukan Utara bangkit dalam kekacauan perang, menguasai kawasan utara Kekaisaran Bizantium. Awalnya menyebut diri sebagai Komando Wilayah Utara, kemudian melalui rombongan Char ke Kota Kekaisaran untuk membela Raja, secara resmi diubah menjadi "Garnisun Utara".
Tapi, baik di Komando Wilayah Utara sebelumnya maupun di Garnisun yang berubah kemudian, tidak ada konsep "urusan pemerintahan daerah" di tanah ini.
Seluruh wilayah kekuasaan Pasukan Utara selalu menjalankan model pemerintahan campuran yang mirip dengan penggabungan militer dan politik. Kelompok Pasukan Utara di sini setara dengan pemerintah bergaya militer, mengelola wilayah ini dengan mode pemerintahan terstruktur militer.
Atau lebih langsungnya, sebelumnya di seluruh wilayah yang dikuasai Pasukan Utara, pihak yang sebenarnya menjalankan urusan pemerintahan daerah, mengelola pajak lokal, keuangan, dll. adalah individu lain: Kepala Logistik Pasukan Utara yang dijuluki "penyelundup" - Cato.
Ya, markas logistik sebenarnya telah mengambil alih semua urusan pemerintahan daerah di wilayah kekuasaan Pasukan Utara: keuangan, pajak, kerja paksa lokal, penyitaan, dan distribusi barang, dll. Setelah pemerintah daerah Bizantium asli dihancurkan oleh orang Odin, Pasukan Utara yang merebut kembali wilayah ini tidak membangun pemerintahan administratif baru, melainkan menggantikan semuanya dengan struktur militer.
Sementara awan hitam perang sebelumnya belum benar-benar hilang, seluruh jajaran Pasukan Utara baik internal maupun eksternal memerintah wilayah kekuasaan mereka dengan prinsip "segalanya untuk persiapan perang, segalanya demi pelayanan militer". Keuangan daerah pada dasarnya langsung dikelola oleh markas logistik militer, semua pendapatan fiskal langsung diatur dan didistribusikan oleh komando tertinggi Pasukan Utara, sama sekali tidak ada pemerintahan lokal yang disebut-sebut.
Keuangan dan pajak, semua sumber pendanaan dan sumber daya, seluruh material perbekalan, semuanya harus diformulasikan secara terpusat oleh militer.
Bahkan bisa dikatakan, sebelum ini, markas logistik sebenarnya adalah "departemen pemerintahan" sesungguhnya dari wilayah kekuasaan Pasukan Utara. Sedangkan Komandan Logistik Cato juga menghabiskan sebagian besar waktunya mengurusi urusan pemerintahan daerah, keuangan, dll di beberapa county.
Green mengurusi pasukan, Cato mengelola keuangan dan pajak - ini adalah pembagian dua kekuatan utama yang sebenarnya di dalam tubuh Pasukan Utara.
Adapun Sofie... kepala staf ini benar-benar hanya memainkan peran sebagai penasihat belaka.
Namun kini, situasi telah berubah.
Dengan membasmi empat kesatuan militer di Utara, pertempuran ini telah menunjukkan keperkasaan dan keangkeran Pasukan Utara, mengangkat mereka menjadi kekuatan terkuat di Kekaisaran Bizantium saat ini. Dalam kondisi seperti ini, awan perang sementara tampak dapat bubar, dan Pasukan Utara sangat membutuhkan periode stabil untuk mengembangkan serta mencerna wilayah kekuasaan luas yang telah ditelannya.
Di situasi seperti ini, terus menggunakan model "pemerintahan militer" untuk menguasai wilayah sebesar ini dengan populasi padat jelas sudah tidak lagi tepat.
Bagaimanapun, pemerintahan militer bukanlah solusi jangka panjang. Bahkan dari sudut struktur kekuasaan, menggantikan pemerintah daerah dengan pasukan militer dalam jangka panjang serta mencampuradukkan urusan pemerintahan dan militer sama sekali bukan pilihan bijak.
Sedangkan pedoman pengembangan yang ditetapkan Sofie untuk Char juga telah lama diajukan, bahwa jika terus membiarkan tentara merangkap mengelola urusan pemerintahan daerah, menyerahkan segala hak atas keuangan dan pajak daerah kepada pihak militer untuk dikuasai, maka dalam jangka panjang mungkin masih ada risiko tersembunyi yang mengintai! Tak diragukan lagi, "pemerintahan militer" sama sekali bukan entitas yang sehat. Jika diteruskan, akan terbentuk tim dengan hak-hak yang cacat!
Char sepenuhnya setuju dengan pandangan kepala stafnya ini. Menurut si kampungan itu, lebih baik pasukan tetap mempertahankan kemurniannya.
Jadi, pembagian kembali hak-hak menjadi langkah wajib dalam reformasi pemerintahan.
Mendirikan sebuah tim untuk mengelola urusan pemerintahan daerah, melepaskan kendali hak-hak ini dari tangan militer - ini adalah pasal pertama Sofie dalam reformasi pemerintahan.
Para pejabat yang dikirim dari Kota Kekaisaran juga tepat menjadi alasan Char untuk memperbarui sistem pemerintahan.
Tentu saja, Pasukan Utara dari level atas hingga bawah sudah lama terbiasa dengan "pemerintahan militer" yang disebut-sebut itu, terbiasa dengan semua hak yang dikontrol pihak militer. Misalnya anggaran militer, di Pasukan Utara langsung dipungut oleh markas logistik dari pendapatan pajak daerah, kemudian langsung mengalihkan pendapatan fiskal tersebut menjadi dana militer - sedangkan jika daerah lain membutuhkan uang, justru harus mengambilnya kembali dari anggaran markas logistik utama.
“Dan sekarang dengan tiba-tiba melakukan pemisahan hak, hal ini pasti akan membuat militer yang terbiasa menguasai segalanya merasa tidak puas - ini mudah dipahami. Ketidakpuasan ini tidak ada hubungannya dengan kesetiaan pada Char, hanya saja siapapun yang terbiasa dengan kekuasaan mutlimah di tangan, terbiasa meraih uang dengan mudah, tiba-tiba harus menjalankan serangkaian prosedur dan dikendalikan lehernya, pasti tidak akan tahan.
Namun Char tetap bertekad melakukan pembaruan.
Hanya karena satu kalimat Sofie.
"Jika Tuan tidak keberatan membuat Pasukan Utara menjadi kelompok warlord, silakan pertahankan status quo."
※※※
Untuk meredakan ketidakpuasan militer atas hilangnya hak, Char telah memberikan kompensasi terlebih dahulu.
Misalnya untuk menghadapi para pejabat yang dikirim dari Kota Kekaisaran, militer telah dengan pemanjaan Char menjarah habis gudang keuangan dan pajak di berbagai daerah. Semua perbekalan, harta benda, dan pajak telah dipindahkan ke tangan markas logistik. Ini setara dengan imbalan kecil yang Char berikan kepada militer.
Kemudian, dia akan mulai membentuk tim pemerintahan baru yang dipimpin Sofie untuk mengendalikan urusan pemerintahan di berbagai wilayah kekuasaannya.
Mulai sekarang, urusan pemerintahan dan militer harus dipisahkan secara ketat!
Tapi memaksa pihak yang berkuasa untuk tiba-tiba melepaskan kekuasaannya juga bukan hal yang mudah.
Pertanyaan yang diajukan Sofie tepat menjadi topik paling sensitif saat ini!
Jika tentara masih ikut campur dalam urusan pemerintahan daerah sesuai kebiasaan, bagaimana harus menghadapinya?
Sebagai penguasa lokal Utara yang bangkit, tampaknya pemimpin pasukan seperti Char bisa bangkit di Utara, tentara adalah fondasi semua bisnisnya, sekaligus modalnya.
Jika militer terus ikut campur dalam urusan militer lokal secara habitual, atau menimbulkan kontradiksi internal, Sofie pun tidak berani memastikan ke mana kecenderungan pemimpin tertinggi Char! Mungkin demi menstabilkan semangat pasukan, Char akan melakukan kompromi atau menunjukkan toleransi pada tentara.
Ini bukanlah tebakan tanpa dasar Sofie.
Dalam proses pemisahan urusan administratif belakangan ini, Sofie yang melaksanakan rencana ini telah menemukan gejala-gejala berbahaya.
Di beberapa daerah, tentara seolah terbiasa menguasai segalanya - menggunakan perintah logistik markas untuk menyita pajak lokal, lalu mengalokasikan keuangan langsung sebagai anggaran militer. Bahkan ketika daerah ingin membangun atau membutuhkan dana untuk keperluan lain, sulit meminta kembali uang dari tangan militer.
Di wilayah lain, utusan Sofie yang dikirim untuk menyelidiki keuangan gudang daerah justru ditolak tentara. Bagi para pemimpin pasukan ini, kekuasaan militer dan politik sudah berada dalam genggaman mereka. Dalam hati mereka sama sekali tidak ada perbedaan antara keuangan daerah dan dana militer. Bagi mereka, segalanya adalah milik tentara. Pajak daerah? Harus sepenuhnya jadi hak tentara! Mau audit? Lelucon!
Tanda-tanda risiko ini, meski telah ditekan di bawah perintah militer tegas Char. Tapi sulit menjamin situasi serupa tak terulang.
Jika nanti saat mengintegrasikan urusan pemerintahan daerah, pasukan tiba-tiba mengirim orang untuk memungut pajak atau mengumpulkan perbekalan, rakyat akan ikut pemerintah daerah atau tentara?
Memandangi Sofie dan Green dengan ekspresi yang berbeda-beda - terutama Green yang terlihat agak memalukan. Suasana hati Anjing Gila Tua ini sangat kompleks.
Di satu sisi, ia setuju pandangan Sofie: terus menggunakan tentara untuk menguasai segala kekuasaan, lambat laun akan mengubah kelompok Pasukan Utara menjadi kelompok warlord.
Tapi di sisi lain, sebagai komandan kedua Pasukan Utara dan wakil utama Char yang selalu menangani urusan militer, ia harus pertimbangkan kemauan internal pasukan. Kehilangan kekuasaan tiba-tiba pasti picu ketidakpuasan. Menyeimbangkan hubungan berbagai pihak terutama membuatnya pusing.
Tapi ia tak bisa sembarangan berpendapat dalam hal ini: Jika memihak militer, akan dicurigai sengaja menjilat tentara bahkan dituduh membeli semangat pasukan untuk ambisi pribadi.
Jika memihak kebijakan baru Sofie, akan membuat banyak hati di pasukan menjadi dingin, menganggapnya tak peduli keuntungan tentara.
Sofie yang jelas paham keraguan Green ini tak memaksa kepala rumah tangga urusan militer untuk bersikap.
“Strategi yang telah ditetapkan tetap tidak berubah.” Char akhirnya memberikan jawaban yang Sofie inginkan: "Urusan militer dan pemerintahan harus dipisahkan, dan ini tidak boleh ditunda lagi!"
Sambil berkata demikian, ia menatap Green lalu menghela napas perlahan: "Green, sebenarnya selama ini aku juga berpikir, kehidupan Pasukan Utara kita terlalu nyaman. Bisa dikatakan, di seluruh Kekaisaran Bizantium, mungkin tidak ada pasukan yang hidup senyaman Pasukan Utara kita. Di daerah lain, baik di pusat ibu kota maupun warlord besar, anggaran militer dan persenjataan harus melalui persetujuan pemerintah, kemudian anggaran departemen keuangan, baru akhirnya dialokasikan ke pasukan. Tapi di sini, pasukan kita justru mengambil alih semuanya, langsung menyita apa yang dibutuhkan, pembangunan lokal semuanya mengalah pada militer. Hidup seperti ini memang menyenangkan, tapi terlalu berisiko. Jika terus begini, aku khawatir beberapa orang akan lupa diri."
"Dengan pernyataanmu ini, aku jadi lebih lega." Sofie sengaja menghela napas lalu tersenyum perlahan: "Setelah pemisahan administrasi, anggaran militer tidak lagi dikontrol langsung oleh pasukan, melainkan dialihkan ke sistem anggaran dan alokasi normal. Selain itu, pendapatan fiskal tetap terbatas. Meski pendapatan kita akan meningkat perlahan, setelah kebijakan baru dijalankan, daerah membutuhkan pembangunan dan pengembangan. Maka sebagian besar pendapatan fiskal harus dialokasikan untuk kebutuhan daerah, bagian yang bisa dialokasikan ke anggaran militer pasti jauh berkurang dibanding sebelumnya. Nanti..."
“Masalah ini pimpinan tertinggi yang akan memikirkannya.” Char menggelengkan tangannya, namun di matanya terlihat keteguhan baja: “Bagaimanapun juga, tentara tidak boleh lagi ikut campur dalam urusan pemerintahan. Anggaran militer harus disediakan oleh markas logistik lalu diserahkan ke pimpinan tertinggi untuk ditinjau sebelum dialokasikan dari pendapatan fiskal. Jangan sampai seperti dulu yang seenaknya meminta jumlah berapa pun langsung mengambil sendiri. Mulai sekarang kita harus menunjukkan contoh yang baik... Green, buat jadwal ketat, dalam satu bulan harus menghapus semua sistem 'pemerintahan militer'!”
Green langsung menjawab dengan sikap serius.
“Baiklah.” Senyuman kembali muncul di wajah Char sambil berkata perlahan: “Karena semua masalah sudah dirundingkan, tugas kalian berdua adalah melaksanakannya. Adapun aku, kali ini aku pulang ke Kota Kekaisaran...”
Char hanya memberi tahu mereka bahwa kepergiannya ke ibu kota terkait urusan penting——tentu saja dia tidak berani mengaku akan menuju Kota Suci Babilon. Perlu diketahui bahwa Kota Suci berada di Chaotic Territory yang terpisahkan oleh ribuan li. Untuk mencapai sana dari Kekaisaran Bizantium harus melewati jantung wilayah Chaotic Territory——kawasan yang dikuasai berbagai ras. Di lautan hutan raksama terdapat binatang-binatang iblis tak terhitung, ditambah ras spirit, kurcaci, raksasa, dan ras-ras legenda lainnya. Semua ras ini memiliki satu kesamaan: sikap yang tidak ramah terhadap manusia.
Jadi, perjalanan ke Kota Suci Babilon dipandang manusia sebagai sebuah ekspedisi jauh penuh risiko.
Kepergian Char yang jauh sudah membuat Green tidak puas, kalau lagi mengatakan ke Anjing Gila Tua bahwa aku pergi ke tempat yang begitu jauh dan berisiko, mana mungkin Anjing Gila Tua setuju aku mengambil risiko?
“……Aku kembali ke Kota Kekaisaran kali ini, waktunya paling cepat satu bulan, paling lama tiga bulan.” Sampai di sini, Char tiba-tiba menangkap sorot mata Sofie yang seolah menyimpan sedikit ejekan tipis, seolah gadis paling cerdik ini sudah sejak lama menembus pandang omong kosongku. Jantungnya berdebar tidak karuan, ia mempercepat tempo bicara: "Urusan rumahmu, urusan militer Green yang putuskan sendiri, urusan pemerintahan Sofie yang tentukan! Jika ada hal penting, kalian berdua bisa berdiskusi untuk memutuskan."
"Aku punya satu permohonan lagi." Sofie tiba-tiba membuka mulut.
"Hmph?"
“Anda adalah pemimpin Pasukan Utara, Tuan. Jika Tuan tidak ada di sini dan kami menghadapi situasi penting, bagaimana jika saya dan Green bersikeras pada pendapat masing-masing sehingga terjadi kebuntuan?” Sofie menggelengkan kepala: “Karena itu, saya mohon Tuan meninggalkan seorang penengah. Jika terjadi perbedaan pendapat antara saya dan Tuan Green, orang penengah inilah yang akan memutuskan.”
“Penengah? Siapa yang akan memainkan peran ini?” Char mengerutkan kening.
Green juga menganggukkan kepala: "Ini ide bagus. Jika aku dan Kepala Staf berselisih, memang perlu ada penengah. Untuk kandidatnya... Menurutku Kepala Logistik Cato bisa dipercaya. Tuan Cato telah lama mengelola logistik dan sebelumnya juga merangkap urusan pemerintahan. Dia sangat loyal pada Tuan, juga cerdik dan kompeten. Dapat menangani tugas ini."
Sofie langsung menggeleng: "Tuan Cato tidak cocok. Memang dia cerdik dan kompeten, tapi dia orang militer. Jabatannya juga di bawah Tuan Green. Jika dia jadi penengah, mungkin tidak berani menolak keputusan Tuan Green. Hehe..."
Green mendengus: "Baik, mari Rheinhardt yang jadi penengah. Rheinhardt dikenal tegas dan berprinsip. Dia pasti tidak akan memihakku meski adalah bawahanku."
"Rheinhardt juga tidak bisa." Sofie kembali menggeleng, berkata datar: "Dia juga dari pihak militer. Meski selalu berprinsip, secara bawah sadar pasti lebih condong ke kepentingan tentara."
"Ha, Cato tidak bisa, Rheinhardt juga tidak, lalu cari siapa lagi?" Green mulai kesal, berkata dingin: "Lebih baik cari orang dari lingkaran dekatmu, Tuan Sofie. Pasti akan selalu membelamu."
Sofie juga tidak marah, tersenyum tipis: "Aku yang sudah mengatakan hal seperti itu, tentu tak akan mencari orang untuk memihakku. Hanya saja kandidat ini, baik dari pihak militer maupun orang di sini, akan merendahkan keadilan. Aku punya satu kandidat brilian, identitas orang ini bukan dari pihak tentara maupun pemerintahan. Dan status orang ini bisa membuat semua tunduk dengan ikhlas, sebagai arbiter, tak ada yang akan keberatan, sungguh kandidat terbaik."
"Siapa?" Green menatap Sofie.
Sofie sengaja mengedipkan mata, tertawa: "Tuan baru saja menikah kan? Maka, Adeline adalah Nyonya Adipati kita, sekarang berstatus Ibu Tuan seluruh Pasukan Utara! Di hari-hari Tuan bepergian, jika ada perbedaan pendapat di antara kami, undang Ibu Tuan untuk menjadi arbiter yang memimpin situasi besar, semua orang akan lapang dada."
Kandidat ini membuat Green terdiam, tapi setelah dipikir, menurutnya ucapan Sofie memang masuk akal. Adeline sekarang sudah menjadi istri Char, itu berarti legitimasi sebagai Ibu Tuan. Kehadirannya sebagai arbiter memang kandidat yang bisa membuat seluruh hierarki tunduk.
"Adeline belum pernah mengurus hal-hal seperti ini." Char menggelengkan kepala.
“Nyonya tidak memiliki EXP ini, tapi jangan lupa ada Nyonya Yulia. Nyonya Yulia cerdas dan kompeten, bahkan pernah mengurus urusan fiskal.” Namun Sofie sepertinya bersikeras agar Char memajukan istrinya ke depan panggung: “Saat diperlukan, undang Nyonya Yulia sebagai penasihat staf. Sedangkan Ibu Tuan, cukup menjadi arbitrator simbolis. Bagaimanapun, jika Anda tidak di rumah, selain Ibu Tuan, sungguh sulit menemukan kandidat yang bisa membuat semua pihak dari berbagai perspektif mengaku kalah.”
Melihat Sofie bersikukuh, sementara Green juga menyetujui, Char akhirnya mengangguk.
Setelah tiga orang ini selesai berunding, langit sudah terang.
Pesta pernikahan semalam membuat semua tamu bersukacita, separuh lebih mabuk berat. Di Hari Kedua, kemungkinan besar mereka masih terbaring di tempat tidur dengan sisa mabuk.
Seluruh Kota Danzeer masih diselimuti suasana perayaan. Pesta kemarin membuat seluruh kota bergembira, apalagi larangan minum baru saja dicabut. Hingga pagi, aroma minuman keras masih melayang di banyak jalanan Kota Danzeer, dengan para pejalan kaki yang oleng-oleng masih terlihat.
Hanya tim patroli pertahanan kota yang tetap berpatroli dalam formasi rapi sesuai perintah militer.
Pada siang hari, Char kembali menemui para tamu yang datang memberikan ucapan selamat secara langsung. Setelah mengucapkan terima kasih satu per satu, dia mengirim orang untuk mengantar para tamu pergi. Dia juga menyempatkan diri menemui beberapa perwakilan pejabat dari Kota Kekaisaran, memberikan dorongan dengan kata-kata lembut, menunjukkan kepiawaiannya dalam mengelola situasi.
Kemudian diam-diam memanggil beberapa bawahan penting: Cato, Sharba, Rhinehardt. Barulah semua pekerjaan bisa dikatakan telah diselesaikan dengan baik.
Tapi tantangan terberat adalah menghadapi istri barunya yang menyedihkan.
Baru hari pertama pernikahan sudah harus pergi jauh dari rumah. Hal ini pasti sulit diterima oleh siapa pun.
Adeline tentu saja merasa berat hati. Bagaimanapun dia hanyalah perempuan muda yang baru menikahi pria paling dicintainya, belum sempat menikmati manisnya pernikahan baru, suami sudah harus pergi. Wajar jika dia murung.
Char menghiburnya dengan segala cara, akhirnya berhasil membuat Adeline sedikit tersenyum. Tapi dia tidak berani memberitahu sang istri tujuan sebenarnya, hanya bilang akan inspeksi pertahanan pasukan di luar. Dia juga meminta Adeline berperan sebagai Ibu Tuan dan arbitrator selama ketidakhadirannya.
Malam itu, Char memangku istri barunya dengan penuh kehangatan. Keesokan paginya, dia bangun lebih awal. Bawahannya telah menyiapkan kuda dan perlengkapan perjalanan. Kemudian dia berangkat bersama beberapa squire dan pelayan.
“Tidak ada yang tahu di kota bahwa komandan ini pergi diam-diam, bahkan tak seorang pun tahu ke mana sebenarnya Tuan Char pergi.”
Meski Char membawa beberapa penjaga, mereka hanya mengikutinya dari Kota Danzeer, berkuda sepanjang jalan sampai ke Kota Baru, lalu diberi "tugas rahasia" yang disebut-sebut itu, sehingga semua orang di sekitarnya dikirim pergi. Char sendiri kemudian pergi diam-dari Kota Baru ke timur sendirian.
Setelah keluar dari Kota Baru ke timur, Char baru berjalan beberapa li. Di depan terlihat persimpangan jalan: satu arah ke selatan menuju jalan besar ke Kota Kekaisaran, satu arah ke timur menuju daerah Korsika.
Di persimpangan ini, sudah ada seseorang yang berdiri menunggu kedatangan Char dengan tenang sejak lama.
Dari kejauhan, begitu melihat bayangan manusia berbaju hitam dan tombak perang segitiga yang mencolok itu, Char langsung tertawa pahit.
“Hmph, lambat sekali! Aku sudah menunggumu dua hari di sini. Kukira kau seharusnya tiba kemarin lusa, tapi ternyata semelambat ini.”
Suara Hasting terdengar dingin, penuh ketidakpuasan.
“Kenapa kau di sini?” Char turun dari kuda, mengerutkan kening. “Yi? Dari penampilanmu, sepertinya kau juga mau pergi jauh?”
“Omong kosong! Kau mau ke Babilonia... Hmph, apa kau bisa mengalahkan Saint Roland Garros?” Hasting tersenyum sinis.
“Kalau aku tidak bisa, apa kau bisa?” Char tertawa pendek, lalu berubah serius. “Kau benar-benar mau ikut ke Kota Suci?”
“Aku punya alasanku sendiri.” Ekspresi Hasting tetap dingin.
“Hah!” Char hampir tak tahan berkomentar, "Aku tahu! Kau mendengar perempuan itu punya cara menyembuhkan racun spirit ras di tubuhmu, benar tidak?"
"......" Kali ini Hasting memilih diam, hanya menatap Char dengan tatapan dingin.
"Ah, dasar orang beku! Bicaranya membosankan. Kenapa kau yakin aku akan mau ikut pergi bersamamu?" Char menyeringai.
Hasting tersenyum. Kali ini, satu kalimatnya membuat Char langsung terpaku diam.
"Char kecil, kau tahu jalan ke Kota Suci? Hmph!"
