JALAN BUNTU?
ATURAN TUTUP MATA TIDAK BERLAKU?
Apakah aturan wahana berubah setelah taman hiburan meningkat ke level S?
Wajah semua orang pucat membisu menyaksikan mayat He Bo dan kepala di dada Huo Mo.
Begitu roller coaster berhenti, enam Spirit Realm Walker menerima notifikasi bersamaan:
Waktu putaran berikutnya: 00:04:40
“Lima menit lagi babak selanjutnya akan dimulai…” Qitian Dasheng yang duduk di barisan paling belakang menatap mayat tanpa kepala Hebo di depan, raut wajahnya tegang:
“Jika aturan menutup mata sudah tidak berlaku, maka di babak selanjutnya pasti ada yang akan mati lagi di antara kita. Kita harus segera temukan aturannya, ada yang nemu petunjuk?”
Ekspresi Huo Mo masih menyisakan ketakutan. Ia melemparkan kepala korban keluar jendela, lalu menoleh kesal sambil berteriak:
“Dari tadi mata kita semua terpejam, mana mungkin bisa nemu aturan?!”
Kui Wei Ren Fu mengerutkan kening:
“Jika aturan menutup mata memang sudah berubah, kita harus cari aturan baru. Kalau tidak, dua babak berikutnya pasti ada korban lagi.”
Xishi menggigit bibir merahnya yang menggoda, “Sejak kita memulai roller coaster, aku terus mengamati sepanjang jalan tapi tidak menemukan petunjuk atau informasi berharga sama sekali.”
Tidak adanya petunjuk berarti kita tidak bisa membuat rencana spesifik. Satu-satunya cara adalah metode paling primitif – trial and error.
Tapi harga yang harus dibayar untuk mencoba-coba...
Wajah Qitian Dasheng berubah masam:
“Ini Lingjing level S! Mana mungkin mereka kasih informasi jelas untuk menaklukkannya? Kalau semudah itu, mana pantas disebut level S.”
Xie Lingxi berpikir sejenak lalu menyumbangkan pendapatnya:
“Maaf, ini salahku. Kita terlalu terpaku pada panduan versi lama sampai melewatkan kesempatan cari aturan.”
Matanya berkaca-kaca, terlihat sangat menyesal dan menyentuh.
Qitian Dasheng buru-buru menghiburnya:
“Gak apa-apa. Membahas ini sekarang juga percuma. Tidak ada informasi bukan berarti tidak ada cara. Mari kita diskusi selagi masih ada waktu...”
Ia berhenti sejenak lalu melanjutkan:
“Jika aturan menutup mata sudah berubah, maka hanya ada dua kemungkinan: pertama, aturan roller coaster berubah menjadi satu kematian per putaran, seperti yang dibuktikan Hebo. Kedua, kita yang menutup mata melewatkan kesempatan observasi.”
Xi Shi menyipitkan sorot mata yang bersinar redup, seakan melihatnya dengan pandangan baru: “Jadi kita tidak boleh menutup mata lagi selanjutnya.”
Zhang Yuanqing mendengarkan diskusi rekan-rekannya, pikirannya melayang jauh...
“Pertama-tama singkirkan elemen supernatural. Meski skill aktif diblokir, sebagai Night Wanderer, sensasiku terhadap roh masih ada. Jika ada hantu di taman hiburan yang mengganggu, pasti akan kurasakan.”
“Saat ini, roller coaster masih tiga putaran. Jika aspek ini tidak berubah, mengapa aturan menutup mata berubah? Mungkin... yang membunuh bukanlah aturan...”
Zhang Yuanqing tergetar hatinya, terpikir suatu kemungkinan.
Jangan-jangan ini ulah anggota jahat yang menyusup dalam tim? Si jahat mulai membunuh? Tapi bagaimana caranya?
Saat itu, "Kui Wei Ren Fu" menatap Huo Mo tiba-tiba bertanya:
“Saat Hebo mati, mengapa kau tidak memberi peringatan? Baru bicara setelah kereta berhenti?”
Huo Mo mengangkat alisnya: “Apa maksudmu?!”
Pria paruh baya itu tetap dengan wajah polos dan lugu, berkata tenang: “Aku hanya penasaran.”
Huo Mo melototi dia, berteriak: “Laozi pasti merasakan! Kepalanya jatuh menghantam dadaku, tapi berani aku bicara? Berani buka mata? Kalau aku peringatkan, mungkin giliranku mati berikutnya!”
Kui Wei Ren Fu tidak berkata-kata lagi.
Zhang Yuanqing bertanya: “Kapan tepatnya dia mati? Atau kapan kepalanya jatuh ke pangkuanmu?”
Huo Mo langsung menjawab: “Saat melewati tanjakan kedua.”
Zhang Yuanqing segera menatap Xi Shi: "Kamu berada di sebelahnya, apakah merasakan keganjilan?"
Xi Shi menggelengkan kepala, "Aku, aku punya fobia ketinggian, sangat takut, tidak memperhatikan gerakan di sekitar..."
Zhang Yuanqing mengerutkan alisnya dalam-dalam.
Dari distribusi tempat duduk, Pelaku yang paling mungkin adalah Xi Shi, Huomo, dan Kui Wei Ren Fu.
Qi Tian Dasheng yang terpisah satu tempat duduk bisa dikesampingkan - dengan fisik tahap, hampir tidak mungkin membuka sabuk pengaman, melewati Huomo dan Kui Wei Ren Fu di depan, lalu membunuh Hebo di baris kedua.
Belum lagi risiko ketahuan oleh keduanya, momentum roller coaster sendiri sudah bisa melemparkannya keluar.
Sambil berpikir demikian, dia memalingkan pandangan ke gadis kecil di samping. Dengan tinggi badan dan panjang lengan seperti itu, untuk membunuh ke belakang harus membuka sabuk pengaman.
Jadi kemungkinannya juga kecil.
Selanjutnya perlu memverifikasi apakah Huomo berbohong, memastikan apakah Hebo benar-benar mati pada periode waktu itu... Sambil menunggu putaran kedua dimulai, Zhang Yuanqing menutup mata dan memvisualisasikan siluet ayahnya dalam pikiran.
Jika Hebo tidak mati saat roller coaster melaju kencang, maka waktu pembunuhan pasti terjadi saat pendakian lambat awal ketika momentum roller coaster masih kecil.
Dengan kemampuan merekam suara yang dimilikinya, dia bisa langsung mengidentifikasi Pelaku.
Saat wajah ayahnya semakin jelas, jantung Zhang Yuanqing berdebar "Braak!", otaknya mendidih, adegan sejak pertama masuk Lingjing mulai diputar ulang frame demi frame.
Sambil mencerna adegan-adegan tersebut, dia menunggu dengan sabar.
"Akhirnya, mereka naik ke wahana. Saat roller coaster ganda perlahan mulai bergerak, Zhang Yuanqing tidak bisa melihat apa-apa lagi karena saat ini dia menutup mata."
"Tapi suara tidak akan hilang. Dia menangkap detak jantung dan napas tujuh orang."
"Kemudian, terdengar teriakan pendek Xi Shi. Roller coaster terjun bebas secara vertikal, dengan suara gemuruh menuju tanjakan kedua. Saat itulah detak jantung dari baris belakang menghilang..."
"Ah, kamu kenapa...?"
"Xie Lingxi berteriak kaget, memandang takjul pada rekannya yang mengeluarkan darah hidung dari hidungnya."
"Anggota lain juga berhenti berdebat dan menoleh ke arah mereka."
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa!" Zhang Yuanqing melambaikan tangan, membersihkan darah hidung sambil menahan sakit kepala yang terasa dicambuk, "Sejak kecil saya memang punya kebiasaan mimisan, apalagi kalau melihat gadis cantik."
"Mendengar ini, Xie Lingxi menjadi agak malu-malu."
"Xi Shi dan Huo Mo melirik dengan curiga. Pria paruh baya Kui Wei Ren Fu hanya menyapukan pandangan, sementara Qi Tian Da Sheng di baris belakang memanfaatkan kesempatan untuk mengamat-amati wajah Xie Lingxi dan payudara Xi Shi."
"Zhang Yuanqing tetap menjaga ekspresi tenang, tapi di dalam hati sudah mulai memaki-maki Bu."
"Kematian He Bo membuktikan bahwa si jahat punya metode pembunuhan khusus!"
"Membunuh secara diam-diam tanpa suara... Ini benar-benar menyeramkan... Harus segera cari cara menghentikannya. Jika satu putaran membunuh satu orang, setelah tiga putaran hanya tersisa empat orang. Sementara kita masih punya minimal satu wahana lagi. Bagaimana ini bisa dilanjutkan?!"
"Jika sampai seperti itu, hampir pasti berakhir dengan kematian."
“Jika yang membunuh bukan orang jahat, melainkan aturan roller coaster, hasil akhirnya tetap sama.”
“Zhang Yuanqing semakin berpikir semakin cemas, dahinya hampir basah oleh keringat dingin.”
“Setiap orang memiliki kecurigaan, termasuk Xie Lingxi di sampingku dan Qi Tian Dasheng di barisan belakang...” Pandangan Zhang Yuanqing menyapu semua orang.
“Xie Lingxi yang mengerutkan alis merenung, Xi Shi dengan raut wajah gelisah, pria paruh baya yang diam seribu bahasa, Qi Tian Dasheng yang matanya menyembunyikan kepanikan, serta Huo Mo yang terus menggerutu.”
“Seketika, dia merasa semua orang ini sedang berpura-pura, semuanya menyimpan niat jahat di dalam hati.”
“Krisis dungeon ini bukan hanya fasilitas hiburan, tapi juga internal Spirit Realm Walker...” Yuan Shi Tian Zun dalam hati menggerutu.
“Bersamaan itu, pertanyaan lain muncul di benaknya: Mengapa yang mati adalah He Bo?”
“Apakah orang jahat membunuh secara acak, atau ada alasan lain?”
“Misalkan aku adalah werewolf, punya satu kesempatan membunuh acak, siapa yang akan kubunuh? Begitu berpikir, Zhang Yuanqing sudah punya jawaban.”
“Bunuh orang paling pintar di tim!”
“Kalau begitu, target berikutnya adalah aku...” Bulu kuduk Zhang Yuanqing meremang.
……
