Menghubungi Profesi Jahat
Guan Ya membeku. Reaksi pertamanya adalah meragukan. Dia membuka postingan dan membaca sekilas: Yuan Shi diserang tiba-tiba di rumahnya semalam, mati dengan sebab tak jelas.
Tidak ada deskripsi detail prosesnya.
Tapi para pejalan Lingjing berpengalaman langsung paham.
Pembunuhan!
Sebab kematian misterius, keadaan jenazah aneh - pasti ini pembunuhan terselubung.
Pejalan Lingjing di Divisi Songhai dan cabang lainnya gempar. Mereka sangat tersulut emosi menyikapi pembunuhan rekan sejawat.
"Siapa pelakunya? Perkumpulan Spiritual atau Keluarga Xiahou? Ini tantangan buat Aliansi Lima Unsur?"
"Keluarga Xiahou mustahil berani. Yuan Shi punya jasa B. Mereka gila mau membunuhnya? Kalau benar, Dewan Tetua dan Ketua Aliansi pasti akan menghukum mereka."
"Divisi Songhai semuanya sampah? Bahkan seorang jenius pun tidak bisa dilindungi. Aku baru saja cek forum Taiyi Men, semuanya mengejek kita. Mereka bilang Aliansi Lima Unsur bahkan tidak bisa menjaga satu orang."
"Apa hubungannya dengan Songhai? Yang sampah itu orang Distrik Kangyang."
"Dia benar-benar mati? Sayang sekali..."
Ekspresi Guan Ya berubah muram. Setelah membaca beberapa komentar, dia langsung keluar dari forum. Masih tidak percaya dengan konten postingan itu.
Langsung membuka daftar kontak dan menekan nomor Yuan Shi.
Jika teleponnya diangkat, dia akan bercanda: "Katanya sudah mati, kok masih hidup?"
Jika telepon tidak diangkat, jika telepon tidak diangkat...
"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang dimatikan. Silakan coba lagi nanti!"
Raut wajah Guan Ya perlahan mulai panik. Wajahnya pucat pasi. Diam terpaku beberapa detik, tiba-tiba menyambar tas tangan dan berlari tergopoh-gopok ke tangga.
Dia harus memastikan kondisi rumah Yuan Shi.
Saat akan naik mobil di luar gedung kaca, Guan Ya teringat sesuatu. Yuanjun, kakak sepupu Yuan Shi, adalah kapten tim kepolisian Distrik Kangyang.
Segera berbalik arah, sepatu hak tingginya berderak menuju gedung kepolisian.
Dengan langkah terburu-buru, dia menerobos gedung administrasi dan bertanya ke petugas resepsionis:
"Kapten Chen Yuanjun, apakah hari ini masuk kerja?"
Petugas yang sudah mengenal Guan Ya terkejut dengan pertanyaannya, tersenyum sopan:
"Kapten Chen ada di lantai atas. Mau saya panggilkan?"
Di lantai atas... Guan Ya mengamati petugas wanita itu, tiba-tiba geleng kepala: "Tidak, tidak usah!"
Chen Yuanjun berangkat kerja seperti biasa, tatapan staf wanita penuh rasa ingin tahu dan gosip. Sebagai Pengintai, Guan Ya langsung menyadari keganjilan.
Entah Chen Yuanjun tidak tahu kabar sepupunya yang gugur, atau Yuan Shi belum mati.
Ia berbalik meninggalkan gedung kepolisian, menikmati hangatnya sinar matahari, lalu menuju tempat sepi. Setelah menarik napas dalam, dia menelepon Fu Qingyang.
"Ada apa!" Suara dingin Fu Qingyang terdengar.
"Di mana Yuan Shi? Apakah dia benar-benar mati atau masih hidup?" Guan Ya berbisik.
Setelah bertanya, dia menahan napas.
"Kami membuat skenario, pura-pura mati selama beberapa hari." Suara Fu Qingyang tetap tenang seperti biasa: "Sudah kuberi tahu Li Dongze. Kalau kamu sudah tahu, ikuti saja alurnya."
Guan Ya menghela napas lega: "Boleh tanya alasannya?"
"Levelmu terlalu rendah, tidak berhak tahu." Fu Qingyang menjawab datar.
Guan Ya menggeretakkan gigi: "Waktu kecil memang kurang keras memukulnya."
"Aku masih ada pekerjaan. Jangan ganggu kalau tidak penting." Fu Qingyang mematikan telepon.
Di bawah terik matahari, Guan Ya menyimpan ponselnya dengan hati riang. Ia mengangkat tasnya menuju gedung kaca.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, alis indahnya berkerut.
Seluruh pihak resmi yang tahu identitas asli Yuan Shi hanya dia, Li Dongze, dan Wang Tai. Fu Qingyang memberi tahu Li Dongze untuk bekerja sama, tapi tidak menginformasikan ke sepupunya sendiri...
……
Fu Qingyang meletakkan ponsel, menyandarkan siku di meja, menyilangkan jari-jemari di bawah dagu.
Sepupunya ini... terlalu perhatian pada Yuan Shi Tian Zun melebihi hubungan rekan kerja biasa...
“Beberapa waktu belakangan, Guan Ya sering memuji Yuan Shi Tian Zun di hadapannya, mengatakan pemuda ini punya bakat dan kecerdasan. Fu Qingyang awalnya menganggap ini sekadar apresiasi normal.
Dan memang benar demikian.
Tapi diam-diam dia mulai curiga, terus memantau sikap Guan Ya terhadap Yuan Shi.
Setelah diuji tadi, ternyata rasa suka kakak sepupu terhadap pria itu naik ke level lebih tinggi.
Ini bukan hal baik. Keluarga Fu mustahil mengizinkan Guan Ya bersanding dengan orang biasa. Calon menantu pilihan bibi berasal dari keluarga yang setara dengan Fu.
Tapi dari sisi lain, jika ini bisa memicu semangat kakak sepupu, mungkin bukan hal buruk.
Hmm, Yuan Shi belum tentu menyukainya..." Tiba-tiba muncul kalimat dalam pikiran Fu Qingyang: "Tidak seperti aku yang cuma suka stoking hitam dan kaki jenjang, selera dangkal."
Sudut bibirnya berkedut.
……
Guan Ya kembali ke kantor dan melihat Jiang Jingwei bersama Kepala Regu Teng Yuan sedang membicarakan sesuatu dengan ekspresi serius.
Melihatnya datang, Teng Yuan mendorong kacamata di tulang hidungnya, berbicara dengan nada berat:
"Masalah Yuan Shi Tian Zun sudah kudengar. Dia mati demi organisasi, gugur dalam tugas. Menurutku kita harus beri santunan pada keluarganya."
Jiang Jingwei juga terlihat sedih: "Aku gagal melindunginya."
Guan Ya merenung sejenak: "Menurut Kepala Regu, berapa jumlah yang tepat?"
Teng Yuan berkata tegas: "Bagaimana kalau satu target kecil?"
Gila, tidak ada yang akan meladenimu... Sudut bibir Guan Ya berkedut: "Silakan saja, Bisa coba ajukan permohonan."
……
"Libur jarang di rumah, pagi ini juga tidak ada kelas jurusan, Zhang Yuanqing tidur nyenyak. Saat bangun, dia melihat si kecil lucu itu merangkak ke sana kemari di kamar dengan dompet paman di kepalanya, asyik bermain sendiri."
"Dasar bocah ini…" Dia menghela napas.
Dalam hati bergumam: "Masa cuma bisa nyari 'harta' macam ini? Kadang celana dalam Bibi, kadang dompet Paman."
"Kalau begini terus, stasiun TV bakal dateng wawancara ke rumah. Judul beritanya:"
"Celana Dalam Bibi Sering Dicuri, Dompet Paman Kerap Hilang – Distorsi Kemanusiaan atau Keruntuhan Moral? Malam Ini Pukul 8, Masuklah ke Dunia Keponakan Setan Zhang Yuanqing!"
Di ruang tamu, Bibi sudah sarapan, berdandan cantik, siap berangkat kerja.
Zhang Yuanqing bingung: "Bukannya kamu hampir telat?"
Bibi menengok ke dapur, berbisik: "Ssst! Nenek galakmu baru marahin aku. Jangan bahas ini, nanti dia dengar dan ngomel lagi, bikin kesel!"
Pagi ini dia kesiangan, terlelap dengan selimut terjepit dan pantat mengangkat, tidur sampai jam setengah sembilan. Bangun pun karena dipukul pantat nenek galak.
Zhang Yuanqing memperhatikan wajah cantik seperti bunga sang Bibi. Kantung mata hitam di bawah sorot mata lembut itu tak mengurangi kecantikannya, malah menambah kesan lemah lembut.
"Kemarin malem ngapain aja?" Zhang Yuanqing menuding. "Jangan-jangan lagi latihan Metode Mengambil Yang untuk Menambah Yin?"
Bibi "Cih!" sambil mengangkat jari kelingkingnya: "Aku mempelajari Jurus Hati Gadis Giok!"
Zhang Yuanqing: "Kalau begitu, aku akan menghancurkan Jurus Hati Gadis Giokmu dengan Jurus Tongkat Pengusir Anjing yang kukuasai selama 20 tahun!"
Keduanya saling memukul dengan gaya keparat di ruang tamu. Nenek berlari keluar dari dapur sambil berteriak: "Cepat pergi kerja!!"
Jiang Yuer menggerakkan pinggang rampingnya dan melesat keluar pintu.
Setelah sarapan singkat, Zhang Yuanqing kembali ke kamar. Ia mengambil dompet dari kepala si orang lucu dan konyol, mengeluarkan tiga lembar uang merah, lalu memberi perintah:
"Kembalikan."
Ngomong-ngomong, Pamanku yang bodoh itu sampai sekarang belum menyadari jumlah uangnya berkurang. Atau mungkin dia bahkan tidak tahu dompetnya hilang.
Memandangi si orang lucu dan konyol merayap keluar kamar, ia memusatkan perhatian pada urusan penting.
"Jika operasi tiga hari lagi berhasil, kita memang semakin dekat dengan Hei Wuchang. Tapi 'Ketidakadilan Langit' mungkin tidak tahu persembunyian Hei Wuchang. Tergantung informasi apa yang didapat setelah bertanya pada roh."
"Fu Qingyang pasti juga tahu ini. Hanya saja tidak tahu rencana apa yang dia punya selanjutnya..."
Tiba-tiba ponsel berbunyi "Ding", ada pesan masuk.
Bukan untuk Yuan Shi Tian Zun... Zhang Yuanqing mengambil ponsel. Semalam dia sudah mencabut kartu SIM "Yuan Shi Tian Zun".
Pengirim: Xiao Yuan.
Nomor ponsel ini menggunakan kartu SIM anonim yang dibuatkan kakak sepupunya.
Tentu saja dia tidak bodoh menggunakan nama Yuan Shi Tian Zun untuk berkomunikasi dengan Tante Xiao Yuan.
Apakah dia mendapatkan informasi? Zhang Yuanqing bersemangat, matanya fokus membaca isi pesan:
“Wakil ketua lain dari Perkumpulan Spiritual, orang bawahan Raja Racun Serangga, baru-baru ini memasang hadiah untuk Hei Wuchang dan bawahannya di pasar gelap. Raja Racun Serangga mungkin memiliki informasi tentang Hei Wuchang, tapi saya tidak bisa mendapatkannya.
“Saya berhasil mendapatkan kontak salah satu bawahan Raja Racun Serangga, ID Spirit Realm-nya adalah 'Roti Kukus Darah Manusia', kontaknya adalah...
“Hal kedua, daftar hadiah yang dibuat oleh Profesi Jahat diperbarui kemarin. Di daftar Saint, Fu Qingyang dan Dewa Api berada di peringkat pertama bersama. Di daftar Transcendent, pejalan Lingjing resmi dari Divisi Songhai Yuan Shi Tian Zun masuk daftar, berada di posisi terbawah. Tapi saya dengar orang itu sudah mati, mungkin setelah pembaruan daftar, ada yang mengurangi uang hadiah untuk pemimpin... Informasi ini harusnya berguna untukmu, bisa kamu laporkan ke atasan.”
“Hal ketiga, Li Xianzong Iblis Peracun level 3 dari Pasukan Utama, beberapa hari lalu berhasil membunuh seorang Saint level 4 dari Perkumpulan Spiritual Cabang Selatan sendirian. Hanya dengan pertempuran ini, peringkatnya sudah bisa masuk 5 besar Profesi Jahat di tahap Transcendent.”
Lima puluh ribu yuan ini sepertinya tidak sepadan, Bu, bagaimana kalau Ibu pertimbangkan untuk membayar dengan daging... Zhang Yuanqing bergumam dalam hati.
Tapi setelah dianalisis lebih detail, dia merasa lima puluh ribu yuan itu sepadan.
Di pasar gelap tempat Profesi Jahat berkumpul muncul kabar "kematian Yuan Shi Tian Zun", ini menunjukkan informasi sudah tersebar, tindakan besok malam semakin memiliki peluang.
Selain itu, dia juga mengetahui daftar hadiah, ternyata bukan hanya organisasi resmi yang memasang hadiah, organisasi jahat juga merilis daftar hadiah untuk memburu anggota elit Aliansi Lima Unsur.
“Zhang Yuanqing, sang Night Wanderer yang berhasil menaklukkan dua Level S berturut-turut, ternyata juga masuk daftar, meski hanya muncul sekejap di posisi buncit.”
“Memandang rendah siapa ini, aku ingin jadi yang teratas...” gumamnya dalam hati sambil bercanda.
“Informasi pertama bisa dimanfaatkan. Meskipun ‘roti berdarah manusia’ adalah Profesi Jahat, tapi musuh dari musuh juga bisa menjadi sekutu. Dalam urusan mendapatkan daftar nama ini, hubunganku dengan pihak resmi ibarat kawan sekaligus lawan.”
Zhang Yuanqing terus dibuat pusing oleh rencana “merebut daftar nama” tanpa strategi jelas. Awalnya, ia berniat meminta bantuan Ketua Istana Zhi Sha untuk merebutnya.
“Tapi karena Hei Wuchang masih hilang dan belum ditemukan, rencana detail tak bisa dibuat. Ini benar-benar membuatku merasa tak aman.”
Tiba-tiba sebuah ide nekat muncul di benaknya: Selain meminta bantuan Ketua Istana Zhi Sha, mungkin ia bisa berkolaborasi dengan musuh.
Mengacaukan situasi.
Perhatian pihak resmi, Mawar Gelap, Hei Wuchang, dan Raja Racun Serangga pasti terfokus pada Holy Grail. Dalam situasi ini, Ketua Istana Zhi Sha yang berlevel Master akan lebih mudah merebut daftar nama.
“Coba hubungi orang-orang Raja Racun Serangga.”
……
