Konspirasi
Di area kerja, Wang Tai duduk sendirian dengan fokus tertuju pada layar komputer, mengabaikan Yuan Shi Tian Zun yang naik ke lantai atas dengan penuh wibawa.
Hai, Wang Tai xiong... Zhang Yuanqing dalam hati menyapa, lalu berbelok menuju kantor Shizhang.
Pintu kaca es office terbuka lebar. Li Dongze bersandar pada tongkatnya, bahu tegang, duduk di sofa ruang tamu sambil berbincang ramah dengan Teng Yuan.
Di sisi lain, gadis berambut merah menyala tengah menunduk mengerjakan PR dengan serius, sementara Guan Ya duduk di sampingnya membimbing pelajaran meski raut wajahnya terlihat tidak nyaman.
"Oh, pahlawan kita datang," Li Dongze menatap ke arah pintu sambil matanya berbinar.
"Shizhang," Zhang Yuanqing menyapa Teng Yuan terlebih dahulu, lalu memandang Li Dongze: "Hari ini ada tamu ya, halo Kawan Li."
Ekspresi Li Dongze kaku sejenak, pandangannya beralih antara Teng Yuan dan Yuan Shi sebelum akhirnya tersenyum paksa:
"Sepertinya selama ketiduranku, kau berhasil merebut rasa hormat dan pengakuan dari anggota tim. Bagus, Teng Yuan. Aku sempat khawatir kau akan seperti dulu yang tidak bisa bergaul dengan rekan kerja."
Teng Yuan menjawab dengan nada datar tanpa gairah hidup: "Tidak juga. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya."
"Hmm?" Li Dongze mengeluarkan suara dengus penuh tanya.
“Aku hanya merevisi beberapa peraturan, menambah biaya makan, memberikan tunjangan suhu tinggi dua bulan lebih awal, dan menghapus pemotongan gaji karena terlambat…”
Dalam penuturan yang kurang antusias, ekspresi Li Dongze perlahan menjadi kosong.
“Ini, Kepala Regu, minum cola.” Zhang Yuanqing menyodorkan segelas minuman kesukaan kepada, bagai menuang minyak ke api.
“Astaga, ini cara yang tidak benar! Regu tidak seharusnya dipimpin seperti ini…” Li Dongze menuding keras: “Ini sama sekali tidak elegan.”
Mendengar perdebatan mereka, Zhang Yuanqing duduk di sebelah Jiang Jingwei. Dayang ini sedang mengerjakan soal pilihan ganda, mengerutkan alis kecilnya dengan raut wajah serius, seolah pertanyaan di kertas adalah musuh yang tak tertaklukkan.
Materi yang diujikan adalah pengetahuan SMP – segitiga, akar kuadrat, persamaan, teorema Pythagoras, dll.
“Kamu datang tepat waktu. Ajarilah dia mengerjakan PR.” Ekspresi Guan Ya seperti berkata ‘Lelah, hancurkan saja’.
Karena sudah ketemu, Zhang Yuanqing memindai soal-soal sebelumnya. Melihat tingkat akurasi mencapai 100%, ia segera tersenyum:
“Lumayan, hebat juga.”
Guan Ya mengertakkan gigi perak: “Itu semua kerjaku…”
Memandang supir tua yang gigit gigi itu, Zhang Yuanqing menghela napas: “Baiklah aku yang mengajar. Namanya juga Scorpio, melihat babi pun hati lembut.”
Saat mengucapkan ini, matanya menatap hidung mancung supir tua itu. Tiba-tiba terlintas pikiran nakal: Andai hidung indah ini diganti hidung babi…
Guan Ya curiga melihatnya, merogoh cermin rias dari tas tangan di sampingnya: "Ada masalah dengan wajahku?"
"Tidak ada!"
"Lalu kenapa tadi ekspresmu seperti jijik?"
"Aku tidak begitu, Kakak Guan Ya paling cantik." Zhang Yuanqing membantah: "Untuk menunjukkan ketulusanku, aku bisa ciummu."
"Pergi!"
Zhang Yuanqing mengalihkan topik kembali ke Jingwei dengan wajah ramah: "Jingwei, dari materi matematika SMP, bagian mana yang sudah kamu kuasai dengan baik? Bagian mana yang belum paham?"
Jiang Jingwei memiringkan kepala, merenung sejenak: "Yang dikuasai... penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian?"
"MATERI SMP!!" Zhang Yuanqing menekankan nada bicaranya.
Jiang Jingwei menggelengkan kepala.
"Sama sekali tidak? Mustahil." Zhang Yuanqing tidak percaya ada anak sebodoh ini di dunia.
Jiang Jingwei melihat soal pilihan ganda, tiba-tiba tersadar:
"Aku pernah belajar trik kecil: tiga panjang satu pendek pilih terpendek, tiga pendek satu panjang pilih terpanjang, dua panjang dua pendek pilih b, jawaban acak pilih c. Ini jurus andalan untuk soal pilihan ganda."
Tekanan darah Zhang Yuanqing melonjak: "Selain itu?"
Jiang Jingwei dengan pipi kecilnya yang serius: "Ada satu hal yang paling penting... belajar menyerah!"
Tekanan darah Guan Ya juga naik mendengarnya.
Zhang Yuanqing diam beberapa detik: "Begini saja, beri aku lima ratus ribu, aku yang akan kerjakan PR-mu."
Jiang Jingwei terkesima, ada orang sebaik ini di dunia?
"Tidak boleh!" Guan Ya kesal: "Kamu malah merusaknya, bodoh begini..."
Zhang Yuanqing berkata: "Kalau begitu kamu saja yang mengajar."
Guan Ya langsung diam.
“Orang zaman dulu berkata, pendidikan harus disesuaikan dengan bakat. Bakat setiap orang berbeda-beda. Menggunakan satu model kaku untuk mendidik semua orang itu salah. Dayang ini jelas bukan bahan pelajar. Bakatnya tidak di sini, buat apa menghabiskan banyak waktu belajar ini.” Zhang Yuanqing berkata.
Jiang Jingwei memukul meja antusias: "Masuk akal! Aku suka berkelahi. Yuan Shi, ayo ke ruang latihan, aku akan ajarkan caranya berkelahi."
Zhang Yuanqing: "Oh, aku jadi murid sekarang?"
Saat itu, Li Dongze menghentikan kritikannya dan menatap Zhang Yuanqing dengan serius:
"Hari ini aku datang untuk dua hal. Pertama, Tim 2 akan mengadakan makan malam untuk merayakan jasa A-mu dan pencapaian kolektif kita. Kedua... aku ingin memberimu peringatan."
Peringatan? Zhang Yuanqing juga menjadi serius.
Li Dongze bersuara berat:
"Sekarang awal Mei. Satu bulan lagi akan ada dungeon pembunuhan besar setiap setengah tahun. Setiap tahun di periode ini, Transcendent Level 3 dan Saint Level 6 akan mengupayakan kesempatan berganti profesi."
"Bagi Spirit Realm Walker, ini urusan penting. Aliansi Lima Unsur, Taiyi Men, dan keluarga Lingjing akan mengadakan turnamen pertarungan bersama untuk memilih yang terbaik."
"Tujuannya, selain memetakan anggota berpotensi, juga memilih beberapa terbaik untuk dibina secara intensif."
Jiang Jingwei menyela: "Aku paham, ujian simulasi. Sekolahku juga selalu adakan ujian simulasi tiap bulan."
Li Dongze mengangguk, melanjutkan:
"Organisasi jahat juga punya 'ujian simulasi' semacam ini, tapi lebih berdarah dan kejam. Cara mereka adalah mengirim bakat-bakat potensial untuk menyusup ke kota-kota besar dan memburu bibit unggul organisasi resmi."
"Secara teori, Pengintai Level 3 seperti saya juga bisa jadi target buruan, karena saya punya kualifikasi untuk ikut dungeon pembantaian pertengahan tahun."
"Tapi Jiang Jingwei dan Yuan Shi, prioritas kalian berdua jauh lebih tinggi daripada saya. Terutama Yuan Shi, kamu yang berhasil menaklukkan dua dungeon Level S berturut-turut dan dianugerahi jasa A, terlalu mencolok."
"Pejalan dari organisasi jahat pasti akan mengincarmu, mencoba membunuhmu untuk mencari ketenaran dan mendapatkan hadiah."
Zhang Yuanqing merasa dadanya sesak, teringat diskusi para veteran pejalan di forum resmi kemarin tentang hal ini.
Langsung dia bertanya: "Kepala Regu, saya ingin daftar buronan organisasi jahat di tahap Transenden."
Li Dongze: "Cari sendiri di database. Izin aksesmu sudah lebih tinggi dariku. Beberapa hari ini, jaga profil rendah. Pakai masker dan topi saat berangkat-pulang kerja. Teng Yuan, jangan cuma bermalas-malasan di rumah. Dengan kehadiranmu di Tim 2 ditambah kami, Profesi Jahat tidak akan berani nekat."
Teng Yuan mengangguk pelan, menambahkan: "Yuan Shi, akan saya pertimbangkan untuk mengajukan tunjangan was-was untukmu."
...Zhang Yuanqing bingung harus berterima kasih atau marah.
"Ngomong-ngomong, kalau targetnya bakat-bakat potensial, apakah Komandan Fu juga dalam bahaya?" tanya Zhang Yuanqing.
"Fu Qingyang masih muda, awal dua puluhan, dan sudah mencapai puncak Tingkat Sage. Dia berniat masuk Dewan Tetua, pasti akan ikut dungeon pembantaian ini untuk naik ke level Dominator."
"Maka, dia juga akan menjadi target buruan Profesi Jahat."
"Tentu saja, banyak Profesi Jahat Tingkat Sage yang ingin membunuhnya." Guan Ya berkata:
"Dulu saat di Ibukota, upaya pembunuhan terhadapnya oleh Profesi Jahat tak terhitung jumlahnya. Sayangnya tak ada yang berhasil. Tapi... saat itu levelnya belum tinggi, sekarang yang akan memburunya pasti para puncak Tingkat Sage."
Mata si supir tua dipenuhi kekhawatiran.
Zhang Yuanqing melirik perempuan ini. Tadi saat Li Dongze bilang ada yang ingin membunuhnya, dia tak khawatir sama sekali. Tapi saat menyebut sepupunya, langsung khawatir.
Huh, perempuan!
Akhirnya salah menaruh harapan.
Jiang Jingwei berkata: "Yuan Shi baru Level 2! Dia mungkin tak akan sempat ikut perubahan profesi kali ini, malah harus menanggung risiko diburu. Rugi banget!"
Li Dongze merenung: "Yuan Shi masih punya satu Lingjing multipemain yang belum dibuka. Meski berhasil menaklukkannya, belum tentu naik ke Level 3. Bahkan jika sampai Level 3, itu level 3 terlemah. Memang terlalu dipaksakan untuk ikut dungeon pembantaian..."
……
Pinggiran Songhai, villa mewah.
Li Xianzong yang mengenakan tanktop hitam dan celana loreng, tangan di saku, mendekati villa besar.
Dia mengamati villa tiga lantai itu, lalu menekuk lutut dan melompat setinggi 3-4 meter melewati pagar, masuk ke dalam kompleks.
Dengan satu tangan tetap di saku, Li Xianzong mencabut pisau kupu-kupu dengan tangan satunya sambil mendorong pintu kayu ganda villa dengan santai.
Villa lantai satu terlihat kosong dengan dekorasi mewah, peralatan elektronik cerdas, dan furniture handmade mahal yang menunjukkan kemewahan pemiliknya.
Telinga Li Xianzong bergerak saat mendengar teriakan samar wanita dari lantai dua.
Dengan senyum sinis, pisau kupu-kupu di tangannya berputar membentuk lengkungan yang memusingkan saat ia naik melalui tangga spiral.
Tujuan Li Xianzong kali ini adalah menemui seorang Pelindung Sekte Nihil, sosok puncak Tingkat Sage yang sangat menakutkan.
Menurut intel yang didapat Tian Lingling, target pembunuhan Pelindung ini adalah Fu Qingyang.
Di lantai dua, Li Xianzong membuka pintu kamar utama seluas 100 meter lebih, dengan ranjang empuk di sebelah kiri pintu yang bisa menampung 6-7 orang.
Di sebelah kanan terdapat benda-benda aneh - lebih tepatnya alat penyiksaan - yang memenuhi dinding.
Di atas ranjang besar, 7-8 pria kekar sedang menyiksa wanita cantik. Mereka hanya melirik sekilas saat ada yang masuk.
Proses ini berlangsung selama 30 menit. Li Xianzong bersandar di pintu, menyaksikan tanpa ekspresi.
Setelah semua puas, seorang pria berotot menyeret wanita setengah mati ke area alat penyiksaan di sebelah kanan.
Ia melemparkan wanita itu ke lantai, mengambil cambuk kulit dan mulai mencambuk dengan keras.
Plak!
Bekas cambukan meninggalkan goresan berdarah yang dalam.
“Crot crot crot... Cambuk terus menerus menghantam tubuh perempuan itu, menyobek kulit lembutnya hingga berdarah, membuatnya menggigil ketakutan sambil menjerit-jerit melengking.”
Setelah puluhan cambukan, Li Xianzong mengetukkan pisau kupu-kupunya ke ambang pintu, menyeringai:
“Sudah puas main? Kesabaranku terbatas.”
Seorang pria kekar yang sedang menikmati penderitaan perempuan itu mendekat dengan geram, menggeram:
“Enyahlah kau dari sini...”
Li Xianzong langsung menusukkan pisaunya ke dada pria itu, mencabutnya kembali disertai semburan darah deras.
Pria kekar itu memegangi dadanya, terhuyung-huyung lalu terjatuh.
Pria-pria lain pura-pura tak melihat. Satu tetap mencambuk perempuan itu, beberapa lainnya terus menonton.
Beberapa menit kemudian, jeritan perempuan itu berhenti. Ekspresi lemah lembutnya berubah menjadi dingin nan memikat, berkata datar:
“Mundur!”
Barulah para pria kekar itu berhenti, memberi hormat dengan membungkuk lalu menyeret mayat keluar dari kamar utama.
Perempuan itu duduk melipat kaki di lantai, tubuh penuh luka, namun raut wajahnya angkuh bagai ratu. Bibirnya menyungging:
“Aku paling benci orang yang mengganggu mainanku. Kau harus tinggal di sini menemaniku tiga hari, kalau tidak... aku takkan segan mempermalukan Pasukan Militer.”
Li Xianzong sama sekali tidak takut dengan ancaman perempuan itu. Ia menyeringai: “Kalau aku jadi kau, akan kupenggal kepalamu lalu kucincang tubuhmu perlahan jadi daging halus, kubuang ke selokan.”
Wanita itu gemetar, tanpa sadar menggesekkan pahanya, wajahnya memancarkan kemerahan yang menggoda, terkekeh:
"Ide bagus, Demon Tempter memang mainan favoritku. Aku suka kebuasan kalian. Mari, mainkan aku."
Li Xianzong menatap wajah cantik dan tubuh menggoda sang wanita, menyeringai dingin:
"Aku datang untuk kerja sama. Selain itu, aku hanya tertarik pada pembunuhan."
Menurut intel, wanita ini sadis. Suka diperkosa, dihinakan, dirusak, dan memiliki kecanduan kuat. Satu dua pria tak bisa memuaskannya.
Setiap hari ia main permainan multiplayer dengan banyak pria. Jika tak puas, langsung membunuh.
Wanita itu melirik area selangkangan Li Xianzong yang tak bereaksi, tertawa ringan:
"Ternyata impoten. Pergi! Aku benci diganggu saat bersenang-senang."
Li Xianzong tak bergerak, tersenyum:
"Apa kau tertarik dengan Yuan Shi Tian Zun? Dengan Fu Qingyang?"
Mata wanita itu berbinar, lidahnya menjilat bibir merah: "Tiga menit."
……
