Mang Ci Zai Bei
Bukti kejahatan Yuan Shi Tian Zun?
Permintaan ini membuat para Profesi Jahat yang hadir tertegun, tak mengerti maksudnya.
Mencari bukti kesalahan Yuan Shi Tian Zun lalu melaporkannya ke Aliansi Lima Unsur agar pihak resmi menghukumnya? Lebih baik langsung cari dan bunuh saja, lebih praktis. Ngapain repot-repot buang angin sambil melepas celana?
Bibi Xiao Yuan di antara kerumunan mengangkat tangan, berkata datar:
"Yuan Shi Tian Zun yang kau maksud adalah yang membunuh Li Xianzong itu? Kenapa harus mengumpulkan bukti kejahatan? Bukankah lebih mudah langsung membunuhnya?"
Raja Mata Iblis menoleh ke arahnya, tersenyum:
"Kau tak perlu tahu, laksanakan saja."
Bibi Xiao Yuan mengangguk halus, bertanya lagi: "Bukti kejahatan seperti apa?"
Seorang Profesi Jahat di samping menambahkan: "Dia membunuh Li Xianzong, Ouyang Xiangrong, Hei Wuchang. Apa itu bisa dihitung?"
"Tidak, tidak!" Raja Mata Iblis menggelengkan jarinya, menunjukkan senyum cerah:
"Itu bukan kejahatan, itu menghukum yang jahat dan membela kebenaran. Yang kumaksud adalah bukti - menerima suap, menyalahgunakan kekuasaan, menindas yang lemah, melecehkan atau memperkosa perempuan. Semua pelanggaran hukum harus dikumpulkan."
Para Profesi Jahat saling pandang, dalam hati bertanya-tanya: Apa pemimpin baru Pasukan Militer ini kurang waras?
“Hanya dengar Profesi Jahat membunuh dan membakar, tak pernah dengar soal mengumpulkan bukti kejahatan musuh. Buat apa ini?”
“Hadiahnya apa?” seseorang bertanya keras.
“Satu bukti kejahatan 200 ribu. Jika kejahatan sangat serius, 500 ribu.” Raja Mata Iblis yang mengikat ikat kepala olahraga di dahinya tersenyum.
Tampaknya karena kasus Li Xianzong, Pasukan Militer ingin menargetkan Yuan Shi Tian Zun. Agak tidak bisa menerima kekalahan. Tapi Profesi Jahat membunuh Profesi Tertib, dengan atau tanpa alasan sama saja. Bahkan tanpa urusan Li Xianzong, Pasukan Militer tetap akan memburu Yuan Shi Tian Zun... Bibi Xiao Yuan merenung, lalu mengangkat tangan dengan nada dingin:
“Kalau langsung membunuh Yuan Shi Tian Zun, hadiahnya apa?”
Raja Mata Iblis menggeleng: “Tak ada hadiah. Aku hanya minta kalian kumpulkan bukti kejahatan. Membunuhnya atau tidak, urusanku.”
……
Setelah makan kenyang, Zhang Yuanqing dan Xie Lingxi berjalan berdampingan meninggalkan restoran menuju lift. Dia mengajak pamit:
“Adik Lingxi, kapan kamu kembali ke Provinsi Sanzhuang?”
“Balik ke Provinsi Sanzhuang buat apa?” Xie Lingxi memelas, “Kalau pulang, aku akan merindukan Kakak Yuan Shi. Aku tidak tega meninggalkan kakak~”
Xie Lingxi berkata: “Aku rencana tinggal di Songhai sampai musim gugur, tunggu kepiting gemuk baru pulang. Keluarga Xie setiap tahun mengadakan Pesta Kepiting Sungai. Kakak Yuan Shi, setelah musim gugur temani aku ke Keluarga Xie ya. Ibu dan ayahku ingin bertemu.”
Sambil berkata demikian, wajahnya menunjukkan ekspresi malu-malu, seolah sedang mengajak kekasih gelap bertemu orangtua.
“Seni minum tehmu benar-benar hebat... Bersyukurlah kamu masih 17 tahun. Tahun depan kalau berani bicara seperti ini padaku, baru kamu akan tahu betapa mengerikannya kakak yang suka mencari celah!” Zhang Yuanqing menggerutu kesal.
Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Di layar tertulis - Ibu-ibu Profesional Xiao Yuan!
Zhang Yuanqing menolak panggilan itu, lalu bersama Xie Lingxi masuk ke dalam lift. Lift turun ke lantai Xie Lingxi. Gadis itu melangkah keluar, menoleh dan melambaikan tangan:
“Daaah~”
Zhang Yuanqing mengangguk singkat, lalu menutup pintu lift.
Setelah meninggalkan hotel, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon balik Xiao Yuan.
“Bibi Xiao Yuan?”
“Pasukan Militer sedang memburumu. Mereka menawarkan hadiah untuk bukti kejahatanmu.”
Apa? Zhang Yuanqing tak langsung paham. Bukan soal Pasukan Militer yang memburunya - itu sudah pasti. Tapi meminta bukti kejahatan? Ini apa maksudnya?
“Aku mahasiswa lemah yang merasa bersalah bahkan setelah kentut di tempat umum. Bukti kejahatan apa yang bisa mereka dapatkan?”
Zhang Yuanqing tertawa getir: “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Bibi Xiao Yuan menjelaskan kembalinya "Pasar Gelap" dan tawaran hadiah dari pimpinan Pasukan Militer untuk Ketua Zhi Sha Gong dan Yuan Shi Tian Zun.
Pemuda ikat kepala olahraga? Mencari bukti kejahatanku? Tiba-tiba Zhang Yuanqing tersadar akan sesuatu. Senyumnya perlahan menghilang.
Raja Mata Iblis kabarnya baru datang ke Songhai. Ada mata vertikal di dahinya, fanatik ekstrem, pemarah yang nekad... Zhang Yuanqing menelan ludah. Pikirannya dipenuhi satu pikiran berulang:
"Apa yang harus dilakukan? Sovereign memberi bounty padaku, online tunggu, buru-buru!"
Meski tahu Raja Mata Iblis pasti akan merepotkannya, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini. Bukan sekadar "bunuh kalau ketemu, abaikan kalau tidak", melainkan memberi bounty besar.
Menjadi target bounty figur sebesar itu, tekanan mentalnya sangat besar.
"Bibi Xiao Yuan, aku kira tahu siapa orang itu." Kata Zhang Yuanqing.
"Siapa?" Xiao Yuan mengerutkan alisnya saat mendengar nada bicaranya yang mengandung keganjilan.
"Raja Mata Iblis dari Pasukan Militer."
"Dia?!" Suara Bibi Xiao Yuan meninggi.
Zhang Yuanqing menghela napas seperti orang putus asa: "Aku membunuh Li Xianzong, dia ingin balas dendam."
Bibi Xiao Yuan terdiam lama sebelum berkata dengan nada kompleks: "Memang layak disebut jenius. Pengalaman dua bulanmu lebih beragam dan berliku daripada orang lain dalam dua tahun."
Baru saja lolos dari perburuan Li Xianzong, susah payah berbalik menang, tapi setelah membunuh yang kecil datanglah yang besar.
"Bibi, jangan sindir aku seperti itu." Zhang Yuanqing tersenyum pahit.
Sudut bibir Xiao Yuan tak tertahan melengkung, lalu kembali datar:
"Ini baru permulaan. Semakin terkenal, semakin banyak Profesi Jahat yang ingin membunuhmu. Ini takdir setiap jenius, kecuali kau bisa seperti Fu Qingyang."
"Bagaimana?"
"Bunuh sampai tidak ada yang berani mengganggu. Pejalan level Master bisa dihitung jari, biasanya tidak akan memburu pejalan level rendah. Asal kau bisa tak tertandingi di Tingkat Sage, selama tidak memprovokasi Sovereign, pada dasarnya akan aman."
“Itu terlalu sulit, ada begitu banyak Spirit Realm Walker, berapa yang seperti Fu Qingyang?” Zhang Yuanqing berkata:
“Bibi Xiao Yuan, bisakah Master Wuchen mengalahkan Raja Mata Iblis?”
“Tidak tahu!”
“Tidak tahu?”
Bibi Xiao Yuan berkata kesal: “Aku belum pernah melihat Master Wuchen bertarung, lagipula dia tidak bisa sembarangan bertindak. Kamu sudah beberapa kali menemuinya, harusnya tahu kondisinya tidak normal.”
Mendengar ini, Zhang Yuanqing jadi bersemangat: “Ada masalah apa dengan kondisi Master Wuchen?”
“...Kamu tidak perlu tahu, dan tidak berhak tahu.” Bibi Xiao Yuan kembali menunjukkan wibawa dinginnya.
Zhang Yuanqing tidak mengejar lagi, lalu merumuskan kata-kata: “Bibi Xiao Yuan, aku ingin melaporkan alamat pasar gelap ke pimpinan divisi, biar para Elder yang menyelesaikannya. Bagaimana menurutmu?”
“Ide bodoh!” Xiao Yuan mendengus:
“Pertama, sejak Raja Mata Iblis muncul secara terbuka di sana, dia pasti tidak akan langsung muncul lagi dalam waktu dekat. Kemungkinan besar mengendalikan secara diam-diam. Jangan meremehkan kecerdasan dan kewaspadaan seorang Sovereign.”
“Kedua, semua Profesi Jahat yang diundang kali ini memiliki data di pasar gelap. Jika Raja Mata Iblis tahu pasar gelap digrebek, yang dicurigai pasti orang-orang yang hadir hari ini. Aku akan dalam bahaya.”
“Terakhir, bagaimana jika ini sebenarnya umpan dari Raja Mata Iblis?”
Zhang Yuanqing mengerutkan kening merenung.
Xiao Yuan mengalihkan topik: “Memang bisa saja menyergapnya, tapi harus menunggu kesempatan.”
“Tahap ini belum cocok...” Zhang Yuanqing berkata: “Aku mengerti. Bibi Xiao Yuan, bagaimana dengan pertimbangan soal geng?”
Xiao Yuan menjaga jarak: "Biar saya pikir dulu. Sejujurnya, saya tidak terlalu berminat. Lagipula Master Wuchen juga tidak ingin hubungan kita terlalu dekat."
Master Wuchen tidak setuju? Ah, orang sekelas dia memang sulit dirayu. Tapi kalau berhasil, masa depan pasti terjamin.
Zhang Yuanqing mengucapkan terima kasih sebelum menutup telepon.
……
Hotel Wúhén.
Xiao Yuan memarkir mobil di area parkir hotel, mengeluarkan kunci mobil, dan membuka gembok berbentuk U.
Dia masuk ke ruang ganti di belakang konter, melepas pakaian santai dan celana. Cermin panjang di ruangan itu memantulkan sosoknya yang montok dengan lingerie renda hitam.
Pinggang ramping, bokong menggairahkan, kaki indah yang ramping namun berisi, kutang kecil menopang lekuk dada putih yang dalam, ditambah wajah elegan dan mempesona.
Pasti membuat jantung pria yang masih tertarik pada lawan jenis berdebar. Tapi Bibi Xiao Yuan sama sekali tidak peduli, bahkan tidak melirik cermin. Dengan gesit dia mengganti seragam pelayan hotel baru melihat cermin untuk merapikan kerah.
Setelah keluar dari ruang ganti, Xiao Yuan meninggalkan resepsionis, mengambil kartu karyawan, lalu naik lift ke atas.
Lift berhenti di lantai tiga. Dia keluar, membuka kamar 306 dengan kartu. Saat memegang gagang pintu, raut wajah Bibi Xiao Yuan berubah. Menyandarkan telinga untuk mendengarkan beberapa detik sebelum terburu-buru masuk.
Kamar kosong. Selimut putih tertata rapi seperti kamar tak berpenghuni.
Xiao Yuan melirik sekeliling, di atas meja kecil dekat jendela, sebotol air mineral menindih sebuah catatan tempel.
Dengan wajah muram ia berjalan ke meja, mengambil catatan itu yang bertulisan rapi:
"Xiao Yuan, aku pergi ke Songhai untuk membalas dendam. Jangan cari atau halangi aku. Kali ini akan kusiapkan matang-matang, bukan untuk mati konyol."
"Dasar kurang ajar tak tahu nyawa..."
Payudara Xiao Yuan naik turun drastis, setelah beberapa kali tarikan napas dalam baru bisa meredam gejolak kemarahan dan kekhawatirannya.
……
Saat makan malam, Zhang Yuanqing melirik kakak sepupunya yang tampak gelisah:
"Kak, kalau alismu terus mengerut begini, aku harus memanggilmu Kakek nanti."
Baru saja bicara, kepalanya langsung ditampar oleh Nenek.
"Ada kasus sulit ya?" sela Bibi yang sedang asyik melahap nasi.
Chen Yuanjun mengerutkan alisnya, menghela napas:
"Akhir-akhir ini memang ada laporan tentang Kepala Kepolisian kami yang korupsi dan melindungi perusahaan finansial nakal... Mereka khusus menjerat mahasiswa dan orang kesulitan uang dengan pinjaman berbunga tinggi."
"Selama beberapa tahun sudah enam orang bunuh diri tertekan. Mereka bahkan memaksa mahasiswi yang tak bisa bayar untuk melayani pelanggan... Sudahlah, tidak usah dibahas."
Zhang Yuanqing mengernyitkan dahinya: "Laporkan ke atasan saja, kenapa susah-susah?"
Chen Yuanjun meliriknya, diam seribu bahasa.
"Sudah dilapor, tapi percuma, benar?" Kakek yang biasanya pendiam menyeringai sinis.
Chen Yuanjun mengangguk: "Yuanzi, dulu Kakek juga pernah melapor tapi gagal, malah dijebak oleh atasan."
Zhang Yuanqing mengingat-ingat, sepertinya benar ada kejadian itu. Saat itu usianya masih kecil, tidak memahami detailnya, hanya ingat Kakek suatu kali memaki-maki di rumah, mangkuk-mangkuk rumah sampai dia lempar berkali-kali.
Kakek berkata datar: "Yang disebut Yuanjun ini mungkin masih yang paling ringan, pasti masih banyak kasus lebih serius di belakangnya. Laporan tidak berhasil karena ada transaksi kepentingan dari berbagai pihak... Biasakan saja."
Ucapan Kakek terdengar biasa, tapi Zhang Yuanqing menangkap keputusasaan dalam empat kata terakhir.
Kakek yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di kepolisian, paling paham seluk-beluk dalamnya.
"Kakak, nama kepala kepolisian kalian siapa?" tanya Zhang Yuanqing santai.
"Zhou Yan."
"Oh!"
Dia menunduk makan dalam diam, mengingat nama itu.
Meskipun Aliansi Lima Unsur dan kepolisian berada di bawah institusi berbeda yang bekerja sendiri-sendiri, hampir mustahil baginya menyelidiki Kepala Zhou melalui jalur resmi.
Tapi dia bisa menggunakan kemampuan Spirit Realm Walker untuk menyelidiki diam-diam dan mengumpulkan bukti.
Sayang, belakangan harus bertahan di rumah, tidak bisa ke kantor...
Setelah makan malam, Paman mengetuk pinti, Tuan klub malam masih dengan gaya berpakaian mencolok.
"Yuanzi, kemarilah."
Paman memanggil keponakannya duduk di meja makan, mengeluarkan dompet kulit, mengeluarkan sepuluh lembar uang merah:
"Ini dari Bibi. Entah kenap dia tiba-tiba ingin lebih baik padamu, bilang ini usulku. Aneh, aku tidak pernah bilang begitu."
"Terima kasih Paman!" Zhang Yuanqing menerima dengan gembira, pura-pura tidak dengar bagian terakhir ucapan pamannya.
“Paman berkata dengan gembira: "Ayo, ke tempatku untuk menari... Oh ya, entah aku yang salah ingat atau tidak, akhir-akhir ini dompetku sering terasa berkurang uangnya, sampai tidak cukup dipakai."”
Paman benar-benar polos dan naif, sampai sekarang belum sadar dompetnya dicuri tiap hari... Zhang Yuanqing merasa bersalah sambil dalam hati mengejek pamannya.
“Jadi uang yang diberikan bibimu, pinjamkan paman lima ratus ya.” Paman menepuk-nepuk bahu keponakan laki-lakinya dengan keras, “Lagi pula paman sudah susah payah membesarkanmu.”
“Tidak.” Zhang Yuanqing menolak dengan dingin dan menjaga erat-erat uangnya.
Paman meliriknya: “Kamu sudah meminjamkannya.”
Sudah dipinjam? Zhang Yuanqing tertegun, tiba-tiba tersadar, dalam hati bertanya: Bukannya bibi memberi seribu lima ratus? Pamannya yang brengsek ini sudah menggelapkan lima ratus dariku?!
Paman memuaskan menepuk bahu keponakannya: “Jangan cemberut begitu, bulan depan akan kukembalikan. Paman pulang dulu, kapan-kapan main tari bareng.”
Tidak perlu dikembalikan, putraku akan membalas dendam untukku... Zhang Yuanqing menggeretakkan gigi.
Memandang paman pergi, Zhang Yuanqing berjalan ke depan kamar bibinya, mengetuk dua kali:
“Bibi, mau main game di kamarku malam ini?”
“Asyik! Asyik!” jawab bibi dengan suara manja.
Nenek yang sedang mencuci piring di dapur menjulurkan kepala, melototi cucunya lalu berteriak ke arah kamar putrinya:
“Yu'er, ajak ibu ikut main juga ya.”
“Ah?” Bibi berkata terkejut: “Ibu kan tidak bisa main permainan……”
Nenek menyeringai dingin: “Kalian main game, aku pukul kalian.”
Ruangan tiba-tiba hening, Zhang Yuanqing diam-diam berpaling dan pergi.
Kembali ke kamarnya, Zhang Yuanqing berbaring di ranjang sambil merenungkan cara menghadapi Raja Mata Iblis.
“Membiarkan Raja Mata Iblis tinggal di Songhai tidak aman, selalu ada perasaan was-was di hati, tiba-tiba bisa didatangi petugas kapan saja.”
Zhang Yuanqing mengusap titik antara alisnya yang mulai sakit kepala.
Menjadi target Sovereign yang kuat, wajar merasa tidak aman. Meski Songhai padat penduduk, tapi bagaimana jika kebetulan terjadi?
Itu kan Sovereign, siapa tahu punya cara khusus.
“Kesempatan serangan preventif hanya sekali, saat dia muncul di pasar gelap, lima Elder langsung serbu bersama, bantu bunuh Raja Mata Iblis. Dengan tambahan si gila Ketua Zhi Sha Gong, enam Sovereign melawan satu Raja Mata Iblis, pasti berhasil.
“Kalau masih gagal, pinjam Jimat Mimpi Giok dari si gadis licik itu, undang Master Wuchen. Kalau sudah begini, Raja Mata Iblis pasti mati. Aku harus hubungi lima Elder dulu, buat rencana detail, lalu menunggu saja. Biar Fu Qingyang yang urus ini.
“Ah, sial. Di dungeon penuh bahaya, kembali ke dunia nyata tetap seperti berjalan di atas es. Terlalu terkenal malah bahaya, mudah jadi target orang jahat.”
……
Distrik Puning.
Malam pekat, angin malam berhembus sepoi.
"Gedung apartemen kumuh, pemuda berikat kepala olahraga, menapaki anak tangga, tiba di lantai lima, mengetuk pintu baja yang usang."
"Kamu siapa?"
Di balik pintu terlihat pria paruh baya berambut uban dengan raut wajah muram.
Raja Mata Iblis tersenyum:
"Apakah Bapak yang melaporkan Nyonya Zhou Yan melakukan korupsi, menjadi payung perlindungan bagi kekuatan rentenir, mengontrol dan menindas puluhan mahasiswa serta warga biasa?"
"Selain itu, dia menyalahgunakan jabatan untuk membuka jalan bagi pasangan dan kerabat, menjual proyek ilegal, dan mengeruk keuntungan haram miliaran."
Wajah pria paruh baya itu berubah pucat. Dengan kasar berusaha menutup pintu, namun terhalang kaki yang menyelip di celah.
"Apa...apa maksudmu? Aku peringatkan, tetangga semua ada di sini. Jangan macam-macam..." Pria itu berteriak penuh ketakutan, kemarahan, dan rasa terhina:
"Kakiku sudah kalian patahkan. Masih mau apa lagi? Sekali kau sentuh aku, aku lawan mati-matian!"
Ia menunjukkan kesadaran terakhir seorang rakyat kecil.
Senyum Raja Mata Iblis tak berubah: "Saya sedang mengumpulkan bukti kejahatan Zhou Yan. Jika berkenan, mari kita bicara di dalam."
……
