Jiang Jingwei VS Zhao Chenghuang
"Pertandingan resmi dimulai pukul 11 siang, skenario acak. Para peserta harap menyesuaikan kondisi dan mempersiapkan diri."
Jumlah komentar di bawah langsung meledak.
Guo Hezu ya!
Zhang Yuanqing mengamati daftar pertandingan 8 besar sambil mengerenyit. Beberapa hari lalu dia masih membicarakan bagaimana lawannya ini ahli dalam（insight）, sosok yang sulit dihadapi. Tak disangka langsung bertemu di babak 8 besar.
Namun saat melihat pertandingan Jiang Jingwei vs Zhao Chenghuang, tiba-tiba dia merasa nasibnya cukup baik.
Meskipun Xiao Qingyang sulit dihadapi, setidaknya ada cara untuk mengatasinya. Lebih baik daripada harus menghadapi top 3 penyimpang.
Jingwei yang malang... Zhang Yuanqing dalam hati mengheningkan cipta beberapa detik untuknya, lalu memeriksa komentar di bawah post untuk melihat pendapat dan sikap pejalan Lingjing resmi.
Permaisuri: Buat prediksi, dalam daftar 10 besar, hanya ada dua grup yang cocok. Jiang Jingwei pasti bukan lawan Zhao Chenghuang, mungkin akan tersingkir dari 8 besar. Pertarungan antara Yuan Shi Tian Zun dan Guo He Zu, kemungkinan menang lebih besar di sisi Yang Mulia Tian Zun. Untuk peserta 10 besar lainnya yang bertemu lawan di luar 10 besar, seharusnya tidak masalah.
: Sorotan pertandingan hari ini adalah dua grup ini. Jiang Jingwei memang sulit melawan Zhao Chenghuang, kesenjangannya terlalu besar. Tapi prediksi lantai atas untuk pertarungan Guo He Zu vs Yuan Shi Tian Zun terlalu dini. Pertandingan baru dimulai pukul sebelas, masih ada tiga jam. Ini jelas memberi tahu peserta untuk mempersiapkan artefak atau taktik yang bisa meng-counter lawan.
: Jurus Yuan Shi Tian Zun hampir habis digunakan melawan Maoshan Shushi. Di sisi lain, Guo He Zu menang dengan mudah di pertandingan sebelumnya. Dalam hal ini, Yuan Shi Tian Zun dirugikan. Jika aku jadi Guo He Zu, sekarang aku akan meminjam artefak. Asalkan levelnya tidak lebih dari dua tingkat di atas diri sendiri, jumlah artefak tidak dibatasi.
: Tapi penggunaan artefak punya efek samping, tidak mungkin meminjam terlalu banyak. Jika aku jadi Guo He Zu, aku akan meminjam satu artefak jarak jauh dengan kemampuan output kuat, atau artefak yang bisa meng-counter asisten Yuan Shi Tian Zun＠Yuan Shi Tian Zun
Ratu memang benar... Zhang Yuanqing duduk di meja belajar, membuka buku catatan, menyusun rencana untuk menghadapi Xiao Qingyang.
Pertama ia membuat daftar kelebihan dan kekurangan sendiri, lalu mencoba berpikir dari sudut pandang Guo He Zu.
“Dengan keahlian insight, bela diri dan menembak adalah keunggulanku. Jadi aku tidak takka serangan diam-diam Night Wanderer yang menyamar. Sebaliknya, ini justru menguntungkanku. Masalahnya, Yuan Shi Tian Zun punya pistol artefak yang daya rusaknya jauh melebihi peluru biasa."
“Sebagai Pengintai, pertahananku lemah. Jika dia menggunakan mayat yin untuk mengganggu sementara tubuh aslinya dalam status night patrol menembak dari jauh, ini jadi ancaman bagiku. Jadi aku harus meningkatkan pertahanan atau kemampuan pemulihan."
“Mayat yin Yuan Shi Tian Zun punya kemampuan bela diri jarak dekat yang kuat, tapi tidak terlalu mengancamku. Justru pelayan arwah-nya yang merepotkan, perlu cara untuk menetralisir..."
Zhang Yuanqing menulis: Artefak pemulihan/pertahanan, artefak penangkal pelayan arwah.
Dia segera beralih ke perspektif dirinya sendiri, “Melawan lawan seperti Guo He Zu, pertarungan jarak dekat berisiko tinggi, mudah mengalami gagal total. Kalau menembak dari jauh, jika dia punya alat pertahanan, daya gentar pistol ledakan akan berkurang drastis. Ada satu cara untuk menang pasti: menggunakan Red Dance Shoes. Kekurangannya: Pertama, aku harus menari kikuk di depan banyak penonton. Kedua: terlalu cepat membuka kartu as ini."
Zhang Yuanqing merenung sejenak, tiba-tiba mendapat ide: “Aku bisa mengajukan penggunaan artefak ke Penjaga Macan Putih. Ini kan hak istimewa faksi, kenapa tidak dimanfaatkan?”
Dia tidak merasa salah mengandalkan artefak. Sejak zaman kuno, sejarah perang manusia adalah sejarah peningkatan senjata.
Dari batu ke perunggu, dari perunggu ke besi, hingga pengembangan dan penerapan senjata panas.
Manusia selalu menggunakan alat untuk memperkuat diri.
"Spirit Realm Walker juga sama, profesi bersifat tunggal, sekuat apapun ada batasannya. Tapi artefak beragam, bisa dikombinasikan menjadi berbagai taktik."
"Setidaknya di tahap Transenden, peran artefak sangat vital. Saat mencapai Tingkat Sage, jumlah artefak menyusut drastis dengan efek samping meningkat. Kecuali beberapa Spirit Realm Walker super kaya, sebagian besar Sage hanya bisa menggunakan maksimal tiga artefak."
"Sebenarnya bahkan di level Transcendent pun artefak sangat berharga. Hanya pihak resmi yang terlalu kaya, bisa meminjam dari atasan atau rekan, sehingga mudah mengumpulkan beberapa. Organisasi non-pemerintah atau praktisi independen tidak dapat fasilitas ini."
Sambil berpikir begitu, Zhang Yuanqing membuka gudang faksi Penjaga Macan Putih dan mengajukan permintaan akses properti artefak kepada ketua faksi.
Ding! Fu Qingyang telah membuka sebagian hak akses untukmu.
"Hak akses parsial, apakah hanya artefak level Transcendent?" Zhang Yuanqing segera menjelajahi properti artefak di gudang.
Setelah belasan menit, Zhang Yuanqing memilih satu artefak dan mengajukan permohonan.
Ding! Permohonan disetujui. Silakan cek artefak di inventory.
Zhang Yuanqing membuka inventory dan mengeluarkan artefak tersebut.
Ini adalah cermin dari kristal biru yang dipoles halus, mungil dengan sentuhan dingin, permukaannya bergelombang seperti riak air.
Nama: Jinghua Shuiyue (Cermin Bunga dan Bulan)
Tipe: Cermin
Fungsi: Klon, pemurnian air
Deskripsi: Cermin dari esensi air yang dapat memurnikan kualitas air. Menatap cermin lebih dari 3 detik akan memanggil klon cermin yang menyalin semua skill pengguna, durasi 10 menit.
Catatan: Kehilangan arah, koordinasi tubuh buruk - apakah itu terlihat imut?
Sebenarnya Zhang Yuanqing awalnya ingin memilih artefak yang bisa menciptakan kabut air untuk mengaburkan penglihatan Guo Hezu, tapi Pengintai juga dijuluki True Sight. Kabut level Transcendent mungkin tidak bisa menghalangi pandangan mereka.
Akhirnya dia memilih artefak yang bisa membuat klon diri ini untuk meningkatkan beban Guo Hezu.
Mengawasi satu orang dengan mengawasi tiga orang, tingkat kesulitannya berbeda level.
Waktu berlalu cepat. Saat jarum jam menunjukkan pukul 11, telinganya mendengar suara "Ding":
30 detik lagi akan masuk ke Lingjing. Lingjing yang Anda masuki kali ini adalah "Kolam Lava", Nomor:1233
Tingkat kesulitan: B
Jenis: Multiplayer
Tugas utama: Bertahan dari ujian panasnya api, kalahkan monster lava.
Catatan: Barang non-Lingjing tidak boleh dibawa masuk.
……
Zhang Yuanqing membawa mayat yin masuk ke dungeon. Di atas kepala terlihat langit biru dengan awan putih yang diam tak bergerak.
Dia berada di kawah gunung berapi. Udara panas bercampur bau belerang yang menyengat. Saat angin gunung berhembus, gelombang panasnya memaksa.
Dua meter di bawahnya, lava mendidih bergolak menggelembung. Di dalam lava terdapat pilar-pilar batu berdiameter setengah meter yang menjulur sekitar satu meter di permukaan.
Ini pasti Lingjing eksklusif fire master. Tugas dungeon-nya sederhana - tahan sengatan api dan kalahkan monster di dasar lava. Sesuai ekspektasi Lingjing fire master, simpel tanpa mikir... Zhang Yuanqing mengalihkan pandangan ke sekeliling.
Kali ini Zhang Yuanqing tidak mencari keberadaan Guan Ya karena area kawah terlalu luas. Diameter kawah gunung berapi hampir seratus meter, bisa menampung ribuan orang. Anggota organisasi resmi berpencar dalam kelompok kecil di sekitar kawah.
"Penglihatan Pengintai lebih baik dariku. Jika Guan Ya ingin mencariku, pasti akan meraba-raba ke sini. Jika dia tidak datang, aku akan putus hubungan dengannya..." Zhang Yuanqing berpikir dalam hati, lalu melihat seorang pemuda berambut merah melompat ke kolam magma dan berdiri di sebuah pilar batu sambil mengumumkan aturan dengan lantang.
"Obor menyembur setiap 20 detik, monster di dasar magma muncul setiap satu menit."
"Sekarang, silakan kelompok pertama masuk."
Suara bergema di udara. Di bawah tatapan penonton, Tudi Gong dan Changjiang Polang bersama-sama melompat ke kolam magma.
Changjiang Polang adalah pemuda beraura feminim dengan fitur wajah halus dan tatapan lembut, sekilas terlihat sangat gay.
Dia menatap Tudi Gong di seberang dan berkata dengan pasrah:
"Lao Yezi, sudah sial dapat dipasangkan denganmu, tak disangka malah dapat dungeon fire master. Aduh, benar-benar sial. Anggap saja main-main saja."
Sebagai Water Ghost, medan seperti ini sangat buruk. Kemampuan kontrol air hampir tak bisa digunakan, pertarungan hanya mengandalkan tenaga fisik.
Tapi mau bagaimana lagi, random scene memang begitu. Hanya bisa bilang nasib terlalu buruk.
"Ada masalah apa dengan dungeon fire master? Fire master makan berasmu?" Teriak seseorang dari atas dengan marah.
Tudi Gong yang menggigit cerutu tersenyum lebar:
"Dungeon fire master justru nyaman."
Lima elemen api melahirkan tanah. Di lingkungan seperti ini, Earth Fiend bisa menampilkan kekuatan tempur lebih tinggi.
Dari sudut arena, pemuda berambut merah berteriak:
"Pertandingan dimulai!"
"Pertarungan ini tidak ada suspens. Changjiang Polang hanya bertahan 20 detik. Saat letusan magma pertama, sibuk menahan magma panas, dia didekati Dewa Tanah yang mengabaikan suhu tinggi. Kepalan tangan menempel di dahinya, membuatnya menyerah."
Sepuluh menit kemudian, pemuda berambut merah mengumumkan:
"Grup kedua, maju!"
Begitu ucapannya selesai, di suatu area kolam magma, lidah api menyembur dari gelembung pecah lalu membentuk sosok gadis berambut merah.
Dia berdiri di pilar batu, menyilangkan tangan di depan dada, menaikkan dagu, tersenyum kecut dengan ekspresi sombong dan tak peduli.
Dayang ini, sepertinya sama sekali tidak merasakan tekanan menghadapi peringkat satu... pikir Zhang Yuanqing.
Bersamaan itu, dia mendengar langkah kaki. Menoleh, ternyata Guan Ya.
Supir tua ini kembali mengenakan stoking hitam, rok pensil, dan kemeja putih gaya dewi kantoran. Perlu dicatat, dia kalah dari "Golden Armor" dalam pertarungan 16 besar.
Senapan Guan Ya sangat mematikan di level Transcendent, tapi terbatas daya tembaknya. Sementara Golden Armor adalah Earth Fiend. Meski bela dirinya kuat, tetap tak bisa melukai lawan.
"Kau datang?" Zhang Yuanqing tersenyum puas.
Guan Ya menatapnya sambil tersenyum: "Kenapa, sangat puas?"
Tanpa menunggu jawaban, dia mengalihkan topik: "Ronde ini akan seru. Kolam magma adalah markas fire master. Jingwei bisa maksimalkan kekuatan fire master. Zhao Chenghuang akan kewalahan."
Zhang Yuanqing mengangkat alis: "Kau dukung Jingwei?"
Jika Jingwei menang, dia pasti jadi Kuda Hitam terbesar tahun ini.
Guan Ya menggelengkan kepala: "Sulit dikatakan, tapi satu hal yang pasti, Zhao Chenghuang harus menggunakan mayat yin jika ingin mengalahkan Jingwei di sini. Kamu harus perhatikan baik-baik kebiasaan bertarung Zhao Chenghuang. Soal kartu trufnya, tergantung seberapa banyak yang bisa dipaksa keluar oleh Jingwei."
Di babak eliminasi sebelumnya, Zhao Chenghuang bahkan tidak menggunakan mayat yin level 4-nya.
Zhang Yuanqing mengangguk, memandang Jiang Jingwei yang santai di arena, berkata dengan haru: "Kadang aku benar-benar iri pada fire master. Pikiran mereka murni, tanpa tekanan."
Sambil berbicara, dua sosok melompat masuk ke kawah vulkanik. Zhao Chenghuang dengan pakaian hitam, ekspresi dingin, dan kesombongan terpancar di alisnya.
Sosok lainnya bertelanjang dada, mengenakan celana panjang hitam. Otot-ototnya seperti tuangan baja, padat dan keras. Matanya penuh kekejaman, tanpa kecerdasan.
Suara diskusi di sekitar kawah vulkanik langsung memanas, sangat riuh.
Pertarungan perebutan delapan besar hari ini, sorotan utama adalah Jiang Jingwei vs Zhao Chenghuang, Yuan Shi Tian Zun vs Guohezu.
"Pertandingan dimulai!"
Jiang Jingwei yang sudah tak sabar segera membentangkan kedua tangannya, mengangkat dengan kuat ke atas.
Seketika, bola-bola api dari lava mulai naik dari kolam, melayang perlahan di sekitar Zhao Chenghuang.
"Prak!"
Jiang Jingwei dengan gaya membuat jentikan jari. Sebuah bola api meluncur kencang ke arah Zhao Chenghuang.
Zhao Chenghuang tetap diam. Mayat yin itu otomatis melindungi tuannya, menghalangi jalur bola api. Telapak tangan menjulur, meremas perlahan.
"Boom!"
“Bola api meledak, lava menetes dari telapak tangan mayat yin, suhu tinggi tidak melukainya sedikit pun.”
Di tengah kobaran api, sosok Jiang Jingwei muncul, dengan teriakan lantang, tinjunya yang dibalut api menghantam mayat yin dengan keras.
Tinju mayat yin juga menyala, kedua pihak saling bertukar pukulan.
Dentuman "Boom!" menggema bagai ledakan bom C4, lahar di bawah kaki mereka berguncang hebat lalu memercikkan gelombang berkilauan.
Mayat yin limbung mundur selangkah, sementara Jiang Jingwei terpelanting sambil menyeringai.
Menyaksikan ini, Zhao Chenghuang mengangkat alis. Mayat yin-nya ditempa oleh fire master level 4, tapi gadis ini memiliki kekuatan abnormal.
"Hebat sekali, aku tak bisa mengalahkannya." Jiang Jingwei menggelengkan lengan lalu menatap Zhao Chenghuang: "Kalau begitu, aku akan menghajar kamu!"
Begitu kata-katanya melandai, bola api beberapa meter di belakang Zhao Chenghuang meledak. Dengan teknik Fire Walk, Jiang Jingwei melesat sambil memutar pinggang rampingnya untuk melayangkan tendangan cambuk di udara.
"Prak!"
Zhao Chenghuang mengangkat tangan menghadang, tubuhnya terlempar ke udara oleh kekuatan dahsyat itu dan mendarat di pilar batu di samping.
Mayat yin segera berbalik menyelamatkan tuannya, menerjang Jiang Jingwei.
"Boom!" Bola api meledak dua meter di samping Zhao Chenghuang. Sosok Jiang Jingwei muncul, tangannya menyambar kolam lahar dan mengeluarkan cambuk panjang bercorong lava.
Dengan sekuat tenaga dia mengayunkan cambuk itu.
"Zhao Chenghuang dengan tergesa-gesa melompat ke pilar batu di sebelah kiri, cambuknya menghantam kolam magma menyemburkan cairan berpijar."
"Berdesis..."
Percikan magma mengenai tubuhnya, pakaiannya meleleh membentuk lubang-lubang membuatnya tampak compang-camping.
Tanpa memberi kesempatan bernapas, serangan gelombang ketiga Jiang Jingwei segera menyusul.
Di mulut kawah, Zhang Yuanqing mengamati Jiang Jingwei yang menggunakan bola api melayang di udara, berulang kali menggunakan skill Fire Walk untuk memojokkan Zhao Chenghuang. Sementara mayat yin yang berusaha menerkam musuh hanya bisa menatap pasrah saat musuh berubah menjadi api menghilang.
Dia berkomentar dengan penuh perasaan:
"Strategi yang cerdas, ini efektif menghindari pertarungan 1 lawan 2. Tapi terlalu boros tenaga. Sebaliknya Zhao Chenghuang yang terlihat kewalahan justru punya konservasi stamina."
"Dia sengaja menguras tenaga Jingwei. Serangan balasan akan segera dilancarkan."
Saat serangannya tak membuahkan hasil, Jiang Jingwei beralih menyerang mayat yin. Dengan lincah seperti anak macan tutul, dia menghindar dari pukulan lurus mayat itu, mencengkeram lengannya dan menarik kuat-kuat untuk menjatuhkannya ke kolam magma.
Logikanya jelas: memecah musuh lalu menghancurkan satu per satu.
Jika Zhao Chenghuang sulit dihabisi, fokus ke mayat yin saja.
Meski mayat ini dulunya fire master dengan resistensi api tinggi, tapi sudah kehilangan sebagian besar skill. Jiang Jingwei yakin bisa mengalahkannya di magma. Sedangkan Zhao Chenghuang sebagai Night Wanderer mustahil terjun ke dasar kolam.
Pada saat itu, bahu Jiang Jingwei tiba-tiba terasa berat, napasnya mulai tersengal-sengal, tangan dan kakinya langsung lemas tak bertenaga.
Menggunakan kesempatan ini, mayat yin dari kejauhan menginjak pilar batu hingga retak, lalu melesat seperti peluru meriam.
Prak-prak-prak… Kepalan tangan berapi menghantam bertubi-tubi, menghembuskan gelombang udara yang mencekam.
Jiang Jingwei bagai petinju yang terjepit di ring tinju, mengangkat kedua lengan untuk menangkis serangan ganas yang terus menerus. Beberapa kali dia mencoba menggunakan Fire Walk untuk kabur, namun api yang baru menyala langsung dipadamkan.
Raut wajahnya semakin pucat terlihat, tapi sorot matanya justru semakin buas dan mengerikan, amarahnya terus menumpuk sedikit demi sedikit.
Di luar arena, hanya Night Wanderer yang bisa melihat arwah dendam bermata putih dengan bibir kehitaman sedang merangkul bahu Jiang Jingwei, menyedot energi vitalnya tanpa henti.
Para pejalan yang bukan Night Wanderer hanya bisa menduga bahwa Zhao Chenghuang menggunakan pelayan arwah.
Kemampuan pelayan arwah ini sama dengan roh pengendap di bahu di Kuil Gunung, namun versi yang lebih kuat. Zhao Chenghuang mungkin punya lebih dari satu pelayan arwah. Tinggal lihat apakah Jingwei bisa memaksanya mengeluarkan lebih banyak kartu truf… Zhang Yuanqing mengamati dengan tajam.
Sejauh ini, serangan Jingwei yang brutal ternyata belum membuat Zhao Chenghuang menunjukkan kemampuan sebenarnya.
"Krek!"
Akhirnya, di bawah hantaman mayat yin level 4 yang seperti hujan badai, terdengar suara tulang lengan bawah Jiang Jingwei patah.
Persis di saat itulah Zhao Chenghuang menghilang.
Penonton di kawah gunung berapi menahan napas, menatap tajam ke dalam arena.
Jelas terlihat, jenius peringkat pertama ini yang telah lama menahan diri, akhirnya menggunakan skill Night Wanderer dan mulai bertindak.
Detik berikutnya, terdengar ledakan "boom", magma panas melesat ke udara setinggi tiga empat meter - gunung berapi meletus.
Tepat di luar jarak dua tiga meter dari Jiang Jingwei, Zhao Chenghuang yang terkena serangan keluar dengan tergesa-gesa dari status night patrol, tubuhnya diselubungi cahaya redup kekuningan yang menghalau magma yang menyembur.
Pada saat yang sama, kemarahan Jiang Jingwei mencapai puncaknya. Dengan memanfaatkan semburan magma ini, dia melepaskan semua amarahnya sekaligus.
Tubuh mungilnya mengeluarkan kekuatan yang lebih dahsyat dari letusan magma. Rambut merahnya berdiri tegak, di kedalaman matanya seolah ada api yang membara.
Zhang Yuanqing mendengar Guan Ya di sampingnya berkata dengan heran:
"Berserker?"
Dari kejauhan maupun dekat, kerumunan penonton juga mengeluarkan teriakan serupa.
Berserker, skill andalan fire master Tingkat Sage? Dia tertegun sejenak, lalu merasa girang.
Sekarang pasti bisa memaksa Zhao Chenghuang menunjukkan kartu trufnya.
……
