Yuan Shi Tian Zun VS Guo He Zu
Rambut merah Jiang Jingwei berkibar tanpa angin, terurai seperti rumput laut. Di antara helaian merah menyala, terlihat partikel-partikel elemen api mengambang.
Di luar tubuhnya, terdapat lapisan udara berbentuk bola. Lapisan luar terdiri dari partikel kemerahan yang bergerak dan bertabrakan cepat, sementara bagian dalamnya adalah udara yang terdistorsi.
Saat ini, Jiang Jingwei seperti berubah menjadi orang lain, dari gadis petarung yang ceplas-ceplos, berubah menjadi dewi pengendali api yang berwibawa dan penuh kekerasan.
"Krek... krek..."
Lengan bawahnya yang tertekuk kembali pulih, arwah dendam di bahunya menjerit kesakitan seolah terkena luka bakar, namun tetap mencengkeram erat tubuh sang gadis dan terus menyedot energi vitalnya.
Mengorbankan segalanya demi perintah majikan adalah kualitas paling dasar dari pelayan arwah.
"Berserker, pantas disebut fire master dengan darah paling murni." Wajah angkuh Zhao Chenghuang akhirnya menunjukkan ekspresi serius.
Jelas terlihat, dia tahu alasan ledakan tiba-tiba Jiang Jingwei.
"Aku akan habisi dulu mayat yin yang mengganggu ini, lalu bertarung serius denganmu." Jiang Jingwei menyeringai ke arah Zhao Chenghuang.
Tanpa menunggu respon Zhao Chenghuang, dia menekuk lutut dan berubah menjadi percikan api, menerjang ke pelukan mayat yin.
"Braak!"
Dalam ledakan api, dia mendorong mayat yin terbang terus sementara ledakan bertubi-tubi terdengar. Jiang Jingwei bagai petasan berkaki dua, mendorong mayat yin dengan suara "braak! braak!" menuju tepi lava, menjauhi Zhao Chenghuang.
Kemudian, dia meraih pergelangan kaki mayat yin dengan kedua tangan, mengangkatnya ke udara dan menghantamkannya ke bawah.
"Mayat yin terjatuh berat ke dalam lahar, memercikkan cairan terang yang luas, Jiang Jingwei juga ikut terjun ke lahar, menekan kepala mayat yin yang baru saja hendak melompat keluar, memaksanya kembali ke 'kolam'."
"Pada saat ini, Zhao Chenghuang berada di ujung lain kolam lahar, berjarak puluhan meter, tidak sempat menghalangi."
"Zhao Chenghuang segera mengambil keputusan, menenangkan emosi, menutup mata, dan tetap diam di tempat."
"Dia akan mengendalikan mayat yin secara langsung untuk bertarung melawan Jiang Jingwei di dasar kolam."
"Para pejalan yang menyaksikan pertarungan itu mulai melangkah maju, mendekati kawah gunung berapi, dan melihat ke bawah."
"Terlihat gelembung-gelembung besar muncul dari lahar, suara gemericik terus terdengar, 'arus bawah' yang bergulung-gulung ke atas membuat bau belerang semakin menyengat."
"Pertarungan di dalam lahar tampaknya sangat sengit, sayangnya tidak bisa dilihat oleh semua orang."
"Zhang Yuanqing mengamati lahar sambil mendengar Guan Ya di sampingnya berkata:"
"'Menurut cerita orang tua di klan, fire master level Transcendent memiliki kekurangan berupa sifat pemarah, ceroboh, dan impulsif. Tapi pada Tahap Sage, itu justru menjadi kelebihan.'"
"'Berserker seperti bahan peledak, mudah meledak kapan saja, bisa melepaskan potensi kapanpun. Ini tidak bisa dilakukan profesi lain.'"
"'Jiang Jingwei memiliki darah fire master paling murni di dunia. Meski belum mencapai Tingkat Sage, dalam situasi terjepit dia mudah membangkitkan kekuatan tersembunyi dalam darahnya.'"
"'Begitu rupanya!'"
"Zhang Yuanqing mengangguk, dengan level Transcendent bisa mengeluarkan kekuatan setara Sage, bakat dan darah Jiang Jingwei benar-benar membuat iri."
"Dengan begitu, menangani mayat yin level 4 tidak akan jadi masalah besar, lagipula itu cuma mayat yin, bukan fire master sejati."
"Kehilangan mayat yin, tidak tahu bagaimana Zhao Chenghuang akan menghadapinya."
"Perlu diketahui, mayat yin adalah aset utama Zhao Chenghuang untuk bertengger di peringkat pertama."
"Sembari pikirannya melayang, lahar menyembur 'byur-byaa', Jiang Jingwei melompat keluar dari 'cairan' mendidih sambil menyeret mayat yin dengan anggota tubuh terpelintir."
"Keributan pecah di sekitar kawah vulkanik, disusul gemuruh diskusi."
"Jiang Jingwei yang hanya berada di peringkat 6 daftar 20 besar malah berhasil melumpuhkan mayat yin Zhao Chenghuang, hasil ini di luar perkiraan banyak orang."
"Dengan kemampuan sehebat ini, seharusnya dia bisa masuk 3 besar."
"Putri kecil hebat!"
"Hidup Putri kecil!"
"Sekelompok kecil orang bersorak dengan gegap gempita, dipimpin seorang pemuda berambut merah yang menyilangkan tangan di dada dengan wajah penuh kebanggaan, sementara bawahan di belakangnya bersorak riang."
"Para fire master ini... satu personeg berulah seperti anjing Husky..." Zhang Yuanqing mengalihkan pandangannya ke kejauhan, ingin melihat reaksi Taiyi Men, tapi justru terkejut menemukan mereka tetap tenang luar biasa.
"Di arena, Jiang Jingwei melempar mayat yin ke sebuah pilar sambil menangkup pinggang tertawa terbahak-bahak:"
"'Nyenyeeng! Udah lama ngga berantem sepuas ini.'"
"Zhao Chenghuang membuka mata, tidak mempedulikan mayat yin yang rusak. Kerusakan ini masih dalam kendalinya. Setelah pertarungan usai, dia bisa memeliharanya dengan Kekuatan Taiyin untuk memperbaiki mayat yin dalam 10-15 hari."
"Dia mengerutkan alis menatap Jiang Jingwei dan berkata:"
“Kondisi seperti ini tidak bisa kamu pertahankan lama. Tadi kenapa tidak menggunakan artefak, malah memilih cara ekstrim?”
Zhao Chenghuang bingung dengan tindakannya. Fire Master memang tidak punya cara untuk melawan tubuh spiritual, tapi siapa identitas Jiang Jingwei?
Ini adalah sosok yang statusnya lebih mulia dan latar belakang lebih kuat darinya. Mendapatkan artefak penakluk arwah adalah hal mudah.
“Untuk apa pakai artefak? Itu tidak seru.” Jiang Jingwei menangkup pinggang, “Aku datang untuk bertarung. Mengalahkanmu harus dengan cara jujur!”
Wajah dingin Zhao Chenghuang tertegun sejenak. Setelah diam sebentar, dia berkata perlahan:
“Baik! Aku juga tidak akan pakai artefak!”
Usai bicara, dia memasukkan boneka tanah liat kecil yang tadinya dicengkeram di telapak tangan. “Aku akan mengalahkanmu dengan kekuatan Night Wanderer!”
Zhao Chenghuang membuka mulut menghirup. Arwah dendam yang merampas energi vital di bahu Jiang Jingwei segera berubah menjadi asap kebiruan yang meliuk masuk ke mulutnya.
Begitu pelayan arwah masuk, mata Zhao Chenghuang langsung dipenuhi urat darah. Pupilnya bergetar hebat, urat di dahi menonjol, wajahnya mengerang kesakitan.
“Aaaarrgghh...”
Tubuhnya membungkuk sambil mengaum kesakitan.
Tubuhnya tiba-tiba membesar. Otot-otot membengkak penuh darah, kulit berubah kehijauan-hitam mengkilap seperti logam. Kuku tumbuh cepat menjadi cakar hantu hitam nan tajam.
Dalam hitungan detik, Zhao Chenghuang berubah menjadi makhluk hantu dengan aura hitam mengelilingi tubuhnya, kulit berwarna biru kehitaman, cakar hantu yang gelap, dan mata dipenuhi urat darah merah.
Aura-nya dingin dan kuat, silinder tempatnya berdiri tertutup lapisan embun beku yang merambat ke bawah, magma panas dengan cepat mendingin berubah menjadi tanah hitam retak.
Ini... Zhang Yuanqing yang mengamati dari atas menyempitkan pupil matanya, mendapat guncangan hebat.
Hanya Night Wanderer yang bisa memahami guncangan ini.
Saat ini, Zhao Chenghuang memancarkan aura yang melampaui batas level Transcendent, tanpa menggunakan artefak, tapi mengandalkan dirinya sendiri untuk melampaui tahap Transenden.
Metodenya sederhana: secara aktif merangsang Kekuatan Taiyin dalam tubuhnya, membuatnya kebablasan dan mengamuk sehingga menghasilkan efek seperti minyak yang disiram api.
Situasi serupa pernah dialami Zhang Yuanqing sendiri, yaitu saat "diamati" oleh Raja Mata Iblis, di mana Kekuatan Taiyin hampir kebablasan dan menggerogoti tubuhnya, mengubahnya menjadi makhluk yin.
Persis seperti Zhao Chenghuang sekarang.
Apa yang dia lakukan? Ini bukan lagi menari di ujung pisau, tapi buang air besar di meja Raja Neraka... Zhang Yuanqing tak percaya, apakah Zhao Chenghuang yang terlihat dingin dan sombong ini sebenarnya fire master kasar dan bodoh?
Dalam keterkejutannya, tiba-tiba sebuah informasi melintas di pikirannya: Zhao Chenghuang sengaja mentok di tahap Transenden dan menunda promosi ke Saint.
Ini adalah catatan yang diberikan oleh Sarjana pihak resmi pada daftar 20 terkuat.
“Sama seperti Dewa Bumi, dia sengaja bertahan di tahap Transenden, terus mengasah kemampuan tertentu. Dewa Bumi memiliki pertahanan tak terkalahkan, sedangkan dia mencapai puncak penguasaan Kekuatan Taiyin?”
Ternyata tiga besar tidak sederhana, masing-masing adalah penyimpang... Setelah memahaminya, dia menghela napas dalam hati.
“Oh? Kamu juga bisa melepaskan potensi seperti aku?”
Jiang Jingwei terlihat terkejut tapi juga bersemangat.
“Bisa diartikan begitu, lagipula penjelasan rumit pasti tidak kamu pahami.” Suara Zhao Chenghuang menjadi serak dan suram.
Keduanya berlari ke arah lawan, cahaya hitam dan merah bertubrukan di tengah lahar, lalu berpisah dan bertabrakan lagi.
Kecepatan mereka ekstrem, garis merah dan hitam berhamburan tak beraturan, kadang bertabrakan di sudut, kadang di tengah, seperti peluru yang bergerak acak.
Setiap tabrakan menghasilkan ledakan seperti guntur yang meredam, menyemburkan lahar ke langit.
Zhang Yuanqing terpaksa memakai kacamata Insight, akhirnya bisa melihat gerakan mereka. Tubrukan mereka kasar tanpa teknik, bersentuhan lalu pisah, meninggalkan bekas bakar dan cakaran hingga tulang.
Pertarungan kasar penuh kekerasan adalah gaya khas fire master. Gerakan Jiang Jingwei masih bisa dipahami, tapi Zhao Chenghuang seharusnya tidak...
Dari sini terlihat, efek samping dari Kekuatan Taiyin yang kebablasan adalah ketidakmampuan menggunakan skill Night Wanderer secara presisi...
Dalam setiap pertarungan, Jiang Jingwei penuh luka, sementara Zhao Chenghuang yang terus terbakar api dan patah tulang, namun kemampuan regenerasinya yang kuat dengan cepat menyembuhkan luka, daya tahan yang luar biasa.
Di tengah pertempuran sengit, permukaan lahar yang bergelora tiba-tiba menggelembung lalu "bluk!" seekor kadal bersisik merah menyembur keluar dari lahar.
Kadal raksasa ini setengah tubuhnya menjulang dari lahar, mencapai ketinggian tujuh delapan meter.
Pupil vertikal kuningnya berkilau garang, insangnya mengembang lalu menyemburkan lahar merah menyala ke arah Zhao Chenghuang dan Jiang Jingwei yang sedang bertarung.
Hujan lajar yang tak terhindarkan membuat tubuh Zhao Chenghuang mengeluarkan asap putih berdesis, kulit hitam kebiruannya terkarbonisasi besar-besaran.
Sementara Jiang Jingwei yang mulai kelelahan justru seperti mendapat napas baru, lahar yang mengarah padanya terurai menjadi partikel merah tua dan menyatu dengan lapisan udara di tubuhnya.
Aura energinya meledak.
"Dor!" Tubuh Jiang Jingwei meledakkan api, menembus hujan lahar dan menghantam Zhao Chenghuang dengan pukulan berapi.
Sebelum status "Amuk" berakhir, dia harus bertarung habis-habisan!
Zhao Chenghuang tak menghindar, wajah dinginnya menyeringai sambil menusuk seperti pedang.
"Krek!"
"Sebuah uppercut menghantam sisi wajah Zhao Chenghuang, lehernya langsung patah, kepalanya terpuntir 180 derajat ke belakang hingga melihat punggungnya sendiri."
"Byur!"
Jiang Jingwei juga "menghantamkan diri" ke dalam serangan pisau tangan Zhao Chenghuang, kuku hitamnya menusuk keluar dari belakang.
Jiang Jingwei kehabisan tenaga dan runtuh ke tanah.
Zhao Chenghuang perlahan meluruskan kepalanya, terduduk lemas sambil terengah-engah.
Kadal raksasa yang muncul dari magma mengembungkan pipinya, bersiap menyemburkan gelombang magma kedua.
Pembawa acara pertandingan, sesepuh berpenampilan muda dengan rambut merah, berseru keras:
"Zhao Chenghuang menang!"
Kadal itu dengan patuh menelan kembali magma di tenggorokannya, menghembuskan napas keras, lalu perlahan menyusup kembali ke dalam gunung berapi.
Sesepuh berambut merah mengangkat Jiang Jingwei yang terluka parah dan tak sadarkan diri, membawanya kembali ke kawah untuk diobati.
Elder Hongying dari Taiyi Men menghembuskan aura yin, menggulung mayat yin dan Zhao Chenghuang, membawa manusia dan mayat itu kembali ke sisinya untuk dirawat oleh murid-murid.
Sorak-sorai memekakkan telinga langsung bergemuruh, suasana menjadi hiruk-pikuk.
"Apakah mereka benar-benar masih di tahap Transenden? Terlalu kuat, terlalu spektakuler, ini pertarungan terhebat sejak turnamen dimulai."
"Peringkat Jiang Jingwei terlalu rendah, Dayang ini benar-benar menakutkan. Bagaimana bisa dia melepaskan kekuatan sehebat itu, hampir saja mengalahkan Zhao Chenghuang."
"Ini juga membuktikan Zhao Chenghuang benar-benar kuat. Jurus apa yang dia gunakan tadi? Aku belum pernah melihat Night Wanderer dari Taiyi Men menggunakan itu sebelumnya."
"Suara diskusi yang riuh terus berlangsung lama, pertarungan ini benar-benar di luar dugaan, memberikan guncangan besar bagi para pejalan level Transcendent."
"Meski selama lima hari pertama turnamen banyak yang mengagumi kekuatan bintang-bintang utama, taktik langkah demi langkah mereka, serta banyaknya artefak yang dimiliki, semua itu masih dalam batas jangkauan yang bisa diterima."
"Kekuatan yang bisa dimengerti."
"Tapi kemampuan tempur Jiang Jingwei dan Zhao Chenghuang yang baru saja ditunjukkan, benar-benar di luar pemahaman."
"Apakah ini kekuatan yang seharusnya dimiliki pada tahap Transenden?"
"Dalam dua grup pertarungan berikutnya, Sun Miaomiao dan Yin Chi tak mengecewakan dengan mengalahkan lawan mereka, berhasil masuk dalam daftar delapan besar."
"Elder Chihuo Bang yang berwujud pemuda berambut merah berseru keras:"
"‘Peserta grup keempat masuk ke arena!’"
"Penonton di kawah gunung berapi langsung bersemangat, pertarungan kedua hari ini yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba."
"Guo Hezu peringkat ke-10 melawan Yuan Shi Tian Zun."
"Yang pertama dijuluki 'Qingyang Kecil', sementara yang kedua berhasil mengalahkan ahli sihir Maoshan yang sangat termashur di hari pertama turnamen."
"Setelah melihat penampilan gemilang Jiang Jingwei dan Zhao Chenghuang sebelumnya, standar penonton sudah naik. Tak diketahui kejutan apa yang akan dibawa Yuan Shi Tian Zun dan Guo Hezu kali ini."
"‘Sepertinya pertarungan ini tidak akan ada kejutan, Yuan Shi Tian Zun pasti menang. Guo Hezu adalah Pengintai, sekuat apapun Pengintai di tahap Transenden tetap punya banyak kelemahan.’"
"‘Belum tentu, Guo Hezu pasti sudah mempersiapkan sesuatu. Lagipula keduanya bukan fire master, faktor bahaya lingkungan juga harus diperhitungkan.’"
“Tunggu saja pertarungan sengit ini. Jiang Jingwei dan Zhao Chenghuang bertarung terlalu berlebihan. Memang kuat, tapi tanpa teknik. Yuan Shi Tian Zun dan Guo He Zu sama-sama ahli dalam kontrol mikro.”
Di bawah sorotan penuh antisipasi semua orang, Zhang Yuanqing masuk bersama mayat yin. Di sisi lain, Guo He Zu yang mengenakan zirah rotan dan celana tempur lorek melompat turun, mendarap mantap di pilar batu.
Keduanya saling memandang dari jarak 20-30 meter, sama-sama mengangguk.
“Pertandingan dimulai!”
Begitu Elder berambut merah mengumumkan, Zhang Yuanqing dan Guo He Zu serentak menghunus senjata.
“Braak!”
Guo He Zu menarik pelatuk, sementara moncong senjata Zhang Yuanqing gagal melontarkan peluru.
Bukan senjatanya yang bermasalah, tapi dirinya sendiri. Saat Guo He Zu mengangkat senjata dan membidik, hati Zhang Yuanqing dilanda perasaan krisis hebat yang memaksanya berhenti menembak dan menghindar.
Tapi secara naluriah ia merasa, entah menghindar ke kiri atau kanan, pasti akan tertembak. Ia pun terjebak dalam dilema.
Dalam keraguan sesaat itu, peluru Guo He Zu telah tiba.
Memang tak ada yang bisa menandingi tembak-menembak dengan Guo He Zu, bahkan Yuan Shi Tian Zun pun tak mampu... Penonton di atas sudah terbiasa melihat pemandangan ini.
Siapapun lawannya, pembuka klasik Guo He Zu selalu berupa tekanan tembakan.
Peluru itu menghantam sosok tinggi "Nomor Satu Sang Mayat", ditahan oleh otot-otot berisi yang kenyal.
Jika tak bisa dihindari, ya tak usah dihindari!
Zhang Yuanqing mengulurkan lengannya dari balik mayat yin, membidik Guo He Zu yang berjarak 20-30 meter, lalu menarik pelatuk.
Braak! Braak! Braak!... Jejak peluru merah gelap membentuk garis-garis paralel, menciptakan hujan peluru yang menyelimuti musuh.
Guo Hezu sudah mengantisipasi sudut tembak Zhang Yuanqing. Saat pistol diangkat, ia merendahkan postur dan melesat ke samping.
Langkah cepat... Guo Hezu melompat gesit di antara pilar batu, berputar ke sisi, lalu mengangkat senjata.
Zhang Yuanqing buru-buru mengubah posisi, berpindah ke sisi mayat yin.
Peluru kembali tertahan oleh jasad mayat yin. Almarhum #1 yang menyerap material profesi Earth Fiend memiliki kulit luar biasa tangguh tanpa rasa sakit - perisai sempurna.
Memanfaatkan kewaspadaan Yuan Shi Tian Zun, Guo Hezu menyimpan pistol. Otot kaki mengembang saat ia berlari kencang di antara pilar bagaikan cheetah.
Di balik perlindungan mayat yin, Zhang Yuanqing mengulurkan lengan dan melepaskan tembakan.
Braak! Braak! Braak!...
Guo Hezu tidak menghindar seperti sebelumnya. Dengan armor merambat menyala oleh hantaman peluru, ia terus menerjang.
Menyadari hal ini, Zhang Yuanqing menjauh dari mayat yin sambil memberi perintah serangan.
Mata Almarhum #1 berpendar ganas. Lutut tertekuk lalu melesat ke udara, tendangan cambuk menyambar dengan Prak! keras.
Seolah memprediksi gerakan ini, Guo Hezu terus maju. Kepala ditundukkan menghindar, bahunya tepat menghantam selangkangan mayat yin.
Dengan memanfaatkan inersia lompatannya, Guo Hezu mengerahkan tenaga di kedua bahunya, melemparkan mayat yin jauh-jauh, lalu turun mendarat di pilar batu tempat mayat itu sebelumnya berdiri.
Tanpa melihat mayat yin yang terlempar tinggi, Guo Hezu memutar kaki dan berbalik arah, menerjang Yuan Shi Tian Zun yang berada di dua pilar sebelah.
Zhang Yuanqing dengan tenang menembakkan pistolnya.
Guo Hezu yang melayang di udara tak bisa menghindar - peluru meledak kembali mengoyak dadanya.
"Alat pertahanannya tak tertembus..." Zhang Yuanqing segera masuk ke mode Night Roaming.
Tubuhnya baru saja "terhapus", magma di bawahnya tiba-tiba meledak dengan gemuruh, memuntahkan gelombang api menyala-nyala.
Di bawah serangan luas tanpa pandang bulu, Zhang Yuanqing terpental keluar dari persembunyian.
Pada saat yang sama, Guo Hezu yang melompat tinggi mendarat di pilar yang sama dengan Zhang Yuanqing.
"Yuan Shi Tian Zun terjepit jarak dekat!"
"Kebetulan sekali semburan api muncul tepat saat itu, nasibnya buruk sekali."
"Bukan kebetulan, Guo Hezu menghitung waktunya. Semuanya sesuai prediksinya. Pantas dijuluki Qingyang kecil."
Sorotan penonton di atas bergumam. Sejak turnamen dimulai, setiap petarung yang terjepit jarak dekat oleh Guo Hezu tak bisa lolos dari takdir kekalahan.
Guan Ya, Xie Lingxi, Ratu, dan pendukung Yuan Shi Tian Zun lainya menahan napas tegang.
Bahkan Zhao Chenghuang yang sebelumnya bermeditasi pun membuka mata, mulai memantau perkembangan pertarungan.
Tiba-tiba bahu Guo Hezu terasa dingin menusuk.
Pelayan arwah……Dia menendang ke arah Yuan Shi Tian Zun yang sedang kabur, tepat mengenai bahunya. Kemudian, Guo He Zu dengan tenang mengeluarkan sebuah terompet dan mulai meniupnya.
Suara terompet terdengar heroik dan suram, mengandung aura jahat medan perang serta aura kekerasan.
Dingin di bahu langsung menghilang, pelayan arwah mundur.
Terompet ini adalah artefak profesi Pengintai, suaranya memiliki efek mengintimidasi musuh sekaligus mengusir roh jahat.
Pemilik aslinya adalah atasan Guo He Zu, seorang pendekar pedang.
Zhang Yuanqing yang baru saja berdiri setelah ditendang, mendengar suara terompet yang menyayat hati. Hatinya berdebar-debar dipenuhi rasa takut dan pengecut yang tak terucapkan.
Memanfaatkan kesempatan, Guo He Zu menyimpan terompettnya, melangkah cepat dua langkah, dan mengangkat lutut kanannya untuk menyerang perut Yuan Shi Tian Zun.
Zhang Yuanqing kembali merasakan krisis bahwa apapun yang dilakukannya akan sia-sia. Kali ini dia tidak terpengaruh mental, tanpa ragu-ragu menggeser tubuh ke kiri.
Bum!
Perutnya sakit menusuk, organ dalam terasa berguling-guling. Ternyata memang tidak bisa dihindari.
Setelah serangan lutut, Guo He Zu menarik kaki, memutar badan, lalu melancarkan pukulan siku yang ganas.
Gaya bertarungnya menguasai gerakan dasar tinju, tendangan, serangan lutut, dan siku. Tanpa pola gerakan rumit, fokus pada cara paling praktis dan efektif untuk mengalahkan lawan dengan serangan beruntun yang ganas dan tajam.
Dipadukan dengan skill insight khusus, memprediksi gerakan musuh, menekan lawan secara total.
"Pukulan kaki, siku, dan lutut terus menerus menghantam dada, tenggorokan, bahkan area selangkangan Zhang Yuanqing. Karena tahu energi hidup Night Wanderer sangat tangguh, dia sama sekali tidak ragu dalam menyerang."
"Beberapa kali Zhang Yuanqing mencoba terjatuh ke magma dengan memanfaatkan gaya, tapi selalu ditarik kembali oleh Guo Hezu untuk terus dipukuli."
"Kemampuan bertarung jarak dekat yang mengerikan ini berasal dari ahli bela diri yang bahkan membuat Guan Ya merasa waspada."
"Haa!"
"Guo Hezu menggeram rendah, menekuk pinggangnya sementara otot kaki menegang hingga membentuk bayangan di celana. Dia mengerahkan seluruh kekuatan tubuh ke lengan kanan, tinjunya menyambar seperti ular berbisa dan menghantam leher Yuan Shi Tian Zun dengan dahsyat."
"Jakun langsung remuk. Kepala Yuan Shi Tian Zun yang terluka parah terlempar ke belakang, tubuhnya hampir terjatuh."
"Tapi segera disambar dan ditarik kembali oleh Guo Hezu."
"Kau meremehkanku. Seharusnya dari awal kau langsung menggunakan kekuatan penuh dan semua artefak. Karena begitu aku bisa mendekat, kau pasti kalah."
"Sambil menatap Yuan Shi Tian Zun yang terjatuh ke arahnya, Guo Hezu memanggil pistol dan menekan larasnya ke perut lawan, lalu tanpa ragu menarik pelatuk."
"Braak! Braak! Braak!"
"Suara tembakan itu seakan bergema di telinga penonton, membuat seluruh arena terhening sunyi."
"Banyak orang tercengang melihat kekejaman kemampuan jarak dekat Guo Hezu."
"Pertarungan ini dari awal sampai akhir tidak sampai satu menit, karena semburan api hanya terjadi dua kali - yang ketiga bahkan belum datang."
"Monster dari dasar magma pun tidak muncul."
"Terjadi kejutan besar."
"Guo Hezu yang peringkatnya di bawah Mao Shan Shushi ternyata berhasil mengalahkan Yuan Shi Tian Zun."
"Dan kemenangannya begitu cepat."
"Harus diakui, pemain yang mengkhususkan diri pada bidang tertentu seperti ini, asalkan mendapat kesempatan dan persiapan matang, benar-benar bisa mengeluarkan kekuatan tak terduga."
Guo Hezu segera menghabiskan peluru di magazin, sambil sedikit mengerutkan kening. Hatinya tergelitik pertanyaan: Mengapa wasit belum juga menyatakan berhenti?
Pertanyaan itu baru saja muncul, tiba-tiba ia merasakan sakit di punggung. Sebilah pisau tajam berkilau menembus keluar di antara kedua payudara.
Guo Hezu menunduk memandang pisau di dadanya, lalu menoleh ke belakang dengan gerakan kaku dan lambat.
Ia kembali melihat sosok Yuan Shi Tian Zun berdiri di belakangnya.
"Kamu kalah!"
Suara Yuan Shi Tian Zun menggema di telinganya.
Zhang Yuanqing tidak menggunakan orang-orangan sawah maupun sarung tinju Rioter dalam pertarungan ini. Menggunakan semua artefak sekaligus bukanlah strategi baik. Dengan rencana matang, menggunakan artefak yang tepat sesuai perkembangan situasi adalah cara benar.
Inti strategi pertempuran ini adalah "cermin bunga bulan". Awalnya berpura-pura lemah, sengaja memberi celah tak kasatmata. Saat lawan mengira sudah menang, serang mematikan.
Guo Hezu adalah pemain dengan spesialisasi persepsi tajam, termasuk tipe yang sangat tidak seimbang. Pemain seperti ini begitu mendapat kesempatan akan langsung mengeluarkan semua output, tak berani berlama-lama.
Terlalu banyak kelemahan. Memperpanjang waktu berarti memberi kesempatan lawan.
Maka Zhang Yuanqing yakin, dengan memberi umpan celah tersamar, Guo Hezu pasti akan terkait.
Ternyata benar.
"Kamu..."
"Dari awal, yang kamu hadapi bukan tubuh asliku."
Guo Hezu membuka mulut. Meski matanya berkedip marah dan bingung, akhirnya memilih diam.
"Yang menang jadi raja, yang kalah jadi penjahat, tak ada yang perlu dibahas." Ia memegangi dadanya yang terus mengucurkan darah, merosot ke tanah dengan wajah kesakitan.
Saat itu, Guo Hezu melihat Yuan Shi Tian Zun yang baru saja ditembaknya berkali-kali berubah seperti pantulan bulan di air, berkelok-kelok lalu menghilang.
Elder berambut merah mengumumkan: "Yuan Shi Tian Zun menang!"
