Poin: Rekor Tertinggi Sejarah
Boom!
Pikiran Zhang Yuanqing tiba-tiba kacau, tidak ada satu pun pikiran yang normal. Emosi pembunuhan, kekejaman, dan semangat bertempur memenuhi hatinya.
Matanya menyala dengan rune merah menyala yang terdistorsi, rongga mata dipenuhi kegelapan, kulit di sekitar mata menonjol dengan garis-garis hitam tipis berbentuk kilat.
Meski seharusnya menjadi Night Wanderer, dia mulai menunjukkan kecenderungan berubah menjadi Demon Tempter.
Dengan kesakitan, dia membuka mulutnya lebar-lebar, ingin menjerit, ingin minta tolong, menahan rasa sakit seperti jiwa yang tercabik-cabik.
Saat Zhang Yuanqing merasa telah mencapai batas maksimal, tubuh dan jiwanya hampir "meledak", dia mendengar suara napas berat si tua bangka di kepalanya, seolah baru saja melepaskan diri dari kondisi mengerikan.
Sesaat kemudian, tanda Taiyang di dahinya memancarkan panas membara. Sinar keemasan murni menerobos lautan kesadaran, kesadaran kacau dan mengamuk mulai tenang, kontaminasi mengerikan itu dimurnikan.
Apa si tua bangka juga kaget? Jika terlambat satu detik, aku pasti mati. Mata tadi itu apa... Zhang Yuanqing berpikir dengan gemetar.
Makhluk level apa itu sebenarnya?
Tubuh asli Dewa Iblis Kolam Darah?
BOSS dengan tingkatan tertinggi di Lingjing? Tidak, melihat reaksi si tua bangka, seharusnya menggunakan istilah "tingkatan tertinggi" untuk menggambarkannya.
"Si tua bangka tadi memanfaatkan jasad tak utuh dewa kegelapan untuk mengintip wujud aslinya. Tapi hanya dengan satu tatapan, si tua bangka langsung terkena efek samping, nyaris bikin aku 'meninggal' di tempat... Sialan, jangan-jangan dia sengaja pakai jasadku buat tindakan nekat begini..."
Zhang Yuanqing merasakan "niat jahat" yang mendalam dari tindakan si tua bangka ini.
Tapi yang keluar dari mulutnya justru: "Nyonya baik-baik saja? Nyonya tidak apa-apa? Hebat sekali Nyonya, bisa melacak wujud asli monster ini! Hamba yang hina ini ikut mendapat berkah Nyonya, bisa menyaksikan sosok yang mungkin takkan pernah hana lihat seumur hidup. Terima kasih, Nyonya～"
Si tua bangka terdiam sejenak, seolah bingung harus menjawab apa. Setelah lama, akhirnya berlagak angkuh sambil mengeluarkan suara "Hmm", lalu mengingatkan:
"Apa yang kau lihat tadi jangan sampai bocor. Jangan pernah kau ingat-ingat, terutama di Lingjing."
"Hamba mengerti."
"Pertemuan berikutnya, aku ingin melihat keselarasan ucapan dan perbuatanmu."
Sikapnya sedikit membaik.
Dalam gema suara yang melayang, roh Nyonya Gunung Tiga Jalan mulai menghilang dengan cepat. Tindakan mengintip tadi rupanya menghabiskan seluruh tenaganya.
Pergi? Huh, akhirnya pergi juga. Berurusan dengan bigshot level segini bikin hati enggak tenang... Zhang Yuanqing menyadari kendali tubuhnya sudah kembali, memastikan si tua bangka benar-benar telah pergi.
Meski si tua bangka sudah pergi, kekuatan dari ritual persembahan tidak langsung hilang. Perlahan-lahan berkurang dengan kecepatan konstan.
Tanpa si tua bangka, dia menjadi pewaris kekuatan Dewa Matahari yang maha dasyat dalam tubuhnya. Kekuatan ini berpusat pada tanda matahari menyala di dahinya, terhubung dengan laut kesadarannya, sepenuhnya dalam kendalinya.
Dia mencoba menggunakan tubuh spiritual untuk berkomunikasi dengan tanda di dahi, memampatkan kekuatan Dewa Matahari di ujung jari. "Cih!" Nyala api emas sepanjang tiga chi menyembur keluar.
Dengan perubahan pikiran, kekuatan Dewa Matahari berubah sesuai keinginannya - menjadi golok, tombak, pedang, busur, berubah bentuk sesuka hati.
Anehnya, kekuatan ini terasa tidak asing baginya, malah ada keakraban yang sulit diungkapkan.
Mungkin karena sering menggunakan Fu Mo Chu, tubuhnya sudah terbiasa dengan kekuatan Dewa Matahari?
Zhang Yuanqing tidak melanjutkan eksperimen. Dengan simbol matahari menyala di titik antara alis, dia segera menatap ke pintu keluar taman.
Masih banyak yang harus diselesaikan sebelum kekuatannya benar-benar habis.
Saat ini, tanaman di taman telah menjadi abu di bawah erosi kekuatan matahari. Beberapa pohon terkarbonisasi berdiri gundul, mengeluarkan asap kebiruan.
Di area pintu keluar taman, Zhao Chenghuang, Jiang Jingwei, dan Kou Beiyue sedang berhadapan dengan Bai Wu Jinji dkk.
Guan Ya menjaga Asano Ryo yang kehilangan banyak darah dan tak sadarkan diri.
Zhang Yuanqing mengendarai angin panas, menerjang melintasi taman yang luluh lantak, lalu melayang di atas mereka sambil memandang sinis ke Kubu Hutan Gunung di bawah.
Di tengah amukan angin panas, enam anggota Kubu Hutan Gunung mundur teratur seperti tikus yang terpojok. Wajah mereka pucat pasi, sorot mata bagai orang yang sudah kehilangan harapan, hanya menyisakan keputusasaan.
"Cih~"
Zhang Yuanqing mengulurkan lengan kanannya ke depan, cahaya keemasan menyembur dari telapak tangannya dan membentuk busur besar.
Ia menarik tali busur, membidik Bai Wu Jinji, dan berkata:
"Ada pesan terakhir?"
Bai Wu Jinji meludah "Cis!" dan menggeram: "Kau pakai cheat, Laozi nggak terima!"
Tampaknya dia memang orang keras kepala, tidak mau merengek-rengek, hanya menyisakan rasa tak puas.
Sebenarnya Kubu Hutan Gunung sudah menang di dungeon pembunuhan ini. Saat mereka memanggil Dewa Kolam Darah, 'pembukaan' dungeon sudah mencapai batas maksimal.
"Kekuatan ini juga kudapatkan dengan mempertaruhkan nyawa. Jika menggunakan kekuatan di luar dungeon dianggap cheat, ya anggap saja begitu."
Sejujurnya, ini hasil dari bersujud menyembah... Zhang Yuanqing menambahkan dalam hati.
Jarinya menarik tali busur, pancaran cahaya keemasan membentuk anak panah berkilauan.
Bai Wu Jinji tak banyak bicara lagi. Dia menegakkan kepala, menerima kematian dengan lapang dada.
Selama menjadi Spirit Realm Walker, dia sudah banyak membunuh dan kerap nyaris terbunuh. Meski belum sepenuhnya menganggap remeh nyawa, setidaknya sudah siap mental.
Kalah ya kalah. Yang menang jadi raja, yang kalah jadi penjahat. Dari dulu memang begitu hukumnya.
"Syuut!"
Anak panah berubah menjadi sinar cahaya, menembus dada Bai Wu Jinchi dalam sekejap.
Sesaat kemudian, tubuhnya menjilat api emas. Daging dan darahnya meleleh, menyisakan tumpukan tulang putih yang berasap.
“Ekspresi A Yi tiba-tiba berubah menjadi garang. Berbeda dengan Bai Wu Jinji yang sudah sangat lemah, dia masih memiliki sisa tenaga untuk melawan.”
“Sayap pelindung mengembang, melesat ke angkasa, berusaha menerkam Yuan Shi Tian Zun dalam perlawanan terakhir bagai binatang terpojok.”
“Tapi begitu tubuhnya terangkat, hembusan angin panas menyambar wajahnya. A Yi hanya merasakan pipinya terbakar sebelum kehilangan kesadaran, semua pikiran lenyap.”
“Praak... Kerangka membara itu jatuh ke tanah dan hancur berkeping-keping.”
“Pemuncak daftar buronan ini akhirnya kembali ke Lingjing.”
“Melihat Zhang Yuanqing dengan cepat menaklukkan Bai Wu Jinji dan A Yi, Wei Wo Du Zun yang dipacu naluri bertahan segera mengaktifkan Water God Seal.”
“Gemerisik～”
“Gemuruh air bergemuruh, ombak putih menggelegak. Dia mengendarai arus deras menuju kolam darah untuk melarikan diri.”
“Zhang Yuanqing menarik busur, lalu melepaskan anak panah yang memburu targetnya dan menembus ke dalam air.”
“Kilau emas merekah dalam sungai, ledakan menggelegar bagai guntur. Puluhan ton air menguap seketika, uap tebal membubung ke langit.”
“Setelah membunuh tiga orang berturut-turut, Zhang Yuanqing berhenti memanah. Dengan jentikan jari, semburan api emas lemah membakar Jiu Lou Yu hingga menjadi arang yang nyaris mati.”
“Kakak Guan Ya!”
“Dia menatap Guan Ya yang memiliki poin terendah di tempat itu.”
“Sang supir tua mengangguk halus, mengambil pistol dari inventory, membidik Jiu Lou Yu, dan menarik pelatuk.”
“Braak! Braak! Dua kali tembakan. Siluet hitam-legam itu menyemburkan bunga api darah sebelum akhirnya berhenti meronta-rona.”
“Yuan, Yuan Shi Tian Zun……” Hong Wei memucat, menarik napas dalam-dalam:
“Kau bilang janjimu masih berlaku bagi yang mau bergabung dengan pihak resmi sampai detik terakhir. Masihkah itu berlaku?”
Dia tidak ingin mati.
Bai Wu Jinji sebagai pemimpin tim, seorang Profesi Jahat dengan catatan hitam menumpuk, tahu dirinya tak mungkin selamat. Tapi Hong Wei merasa dirinya bukan pembunuh keji, dia ingin mencoba bertahan hidup.
Zhang Yuanqing bertanya:
“Jika aku merengek minta ampun saat kau melempar darah giok, akankah kau berhenti?”
Hong Wei tertegun, menyadari tekad Yuan Shi Tian Zun. Dengan senyum getir dia berkata:
“Aku mengerti...”
Dia takkan berhenti, maka Sang Maha Kuasa pun takkan mengampuni.
Kilau emas menyambar, Hong Yan berubah menjadi tulang putih.
Mengampunimu berarti menghina rekan satu tim yang bertaruh nyawa... Zhang Yuanqing memandang tulang Hong Wei, lalu mengarahkan busur ke si Gendut.
“Yuan Shi Tian Zun!”
Kou Beiyue melangkah maju, berseru.
Zhang Yuanqing menoleh memandangnya.
...Kou Beiyue bergumam pelan, “Bisakah... bisakah kau melepaskannya?”
Zhang Yuanqing dalam hati: Kau sengaja cari masalah ya? Baru saja kubilang pengampunan adalah penghinaan bagi rekan...
Kou Beiyue yang canggung memohon: “Aku sudah banyak membantumu. Demi harga diriku, lepaskan dia.”
Zhang Yuanqing mengerutkan alis:
“Karena dia anak buah pertamamu?”
Dari mana kau tahu... Kou Beiyue hampir terluap. Dengan dagu terangkat alami orang berkulit wajah tipis, “Kurasa dia bukan penjahat sejati, setidaknya tidak sepenuhnya jahat.”
Zhang Yuanqing berpikir sejenak, lalu:
“Boleh, tapi nanti saat pembagian barang rampasan, kamu tidak akan mendapat bagian.”
Kou Beiyue memang punya jasa. Menggunakan jasanya untuk menukar nyawa si Gendut, ini adalah bentuk penghargaan Zhang Yuanqing kepada rekan satu timnya.
Kou Beiyue menghela napas lega, mengangguk: "Tidak masalah, lagipula aku tidak tertarik dengan artefak-artefak ini."
Si Gendut menatap kosong ke arah Kou Beiyue, bibirnya bergetar: "Lao Da..."
Baru saja ingin bicara, tiba-tiba Sang Maha Kuasa di udara melemparkan sinar emas redup tepat mengenai dadanya.
Api emas langsung menyala di tubuh si Gendut. Ia jatuh berguling-guling sambil menjerit-jerit, sampai napasnya melemah dan tubuhnya hangus terbakar, api baru padam.
"Kamu yang jaga dia." Zhang Yuanqing menatap Kou Beiyue.
Kekuatan si Gendut ini sangat tinggi. Mustahil membiarkannya bergerak bebas dalam dungeon dalam kondisi utuh. Dengan sisa waktu sekitar satu hari sebelum dungeon berakhir, jika si Gendut mengamuk, pasti bisa membunuh satu dua pejalan beraturan.
Kou Beiyue buru-buru mendekati si Gendut, memastikan lukanya parah tapi belum mati, baru menghela napas lega.
Permohonan maafnya untuk si Gendut ini benar-benar pertama kali sejak menjadi bos. Sebagai pemimpin baru, wajar kalau sedikit terbawa emosi. Sepanjang perjalanan, si Gendut selalu membelanya dan setia sebagai anak buah.
Selain itu setelah dua hari berinteraksi, ia merasa si Gendut bukanlah orang jahat licik dengan karakter yang terdistorsi.
Jadi tidak tega melihatnya mati di sini.
Setelah membereskan semua musuh, Zhang Yuanqing mengumpulkan: Busur berdarah Bai Wu Jinji; Cermin perunggu Hong Wei; Water God Seal milik Wei Wo Du Zun; dan dua pedang Jiu Lou Yu.
"Dia meninggalkan busur panjang berwarna darah, melemparkan tiga artefak ke belakang, berkata:
“Zhao Chenghuang、Kakak Guan Ya、Jingwei, kalian pilih satu.”
Guan Ya tanpa ragu mengambil dua pedang, Zhao Chenghuang memilih Water God Seal yang paling berharga, Jiang Jingwei tidak punya pilihan, cermin perunggu menjadi miliknya.
Setelah membagi rampasan perang, Zhang Yuanqing kembali menarik busur hingga membentuk bulan purnama, melepaskan pancaran sinar emas ke arah pintu keluar taman.
“Boom!”
Seluruh taman berguncang hebat, restriksi tak kasatmata pecah, angin puyuh menerjang tanah datar.
Setelah melepaskan panah ini, kekuatan Dewa Matahari yang terkandung dalam tubuh Zhang Yuanqing akhirnya habis terkuras.
Dia turun melayang dari udara, anggota tubuh lemas, jiwa lesu, kelelahan hebat menyelimuti tubuhnya.
Sebagai wadah penampung kekuatan Dewa Matahari, sekadar menahan energi ini saja membuat tubuh level Transcendent-nya kelebihan beban, menimbulkan efek samping、kelemahan、rasa terbakar.
Saat itu, langkah kaki tergesa terdengar dari luar taman.
Sekelompok orang menerobos masuk: Night Wanderer dari Taiyi Men, rekan kerja Aliansi Lima Unsur... serta praktisi independen yang dipimpin Guan Zhongkuibao dan Ksatria Arwah, total tiga puluh orang, kubu Mountain Deity berdatangan.
Mereka yang menyaksikan pertempuran epik ini telah melewati fase kegembiraan awal, tapi sorot suka cita bertahan hidup masih terpancar di wajah mereka.
Semua orang menatap Yuan Shi Tian Zun, mata para pria berkilau penuh kekaguman dan rasa terima kasih.
Kekaguman dan pemujaan di mata para wanita terlihat semakin jelas, tanpa tedeng aling-aling.
"Mereka semua menyaksikan Yuan Shi Tian Zun yang menjelma menjadi matahari menyambar, menumpas dewa iblis kolam darah. Meski tak tahu bagaimana pemuda ini melakukannya, yang pasti dialah yang membalikkan situasi kritis dan menyelamatkan semua orang."
"Dungeon pembunuhan kali ini tercatat sebagai salah satu yang langka dalam sejarah Lingjing, di mana Profesi Jahat mengalami team wipe total."
"Ya ampun, lelah sekali. Pengin tidur..." Zhang Yuanqing memandangi semua orang dan memulai pembicaraan:
"Kubu Hutan Gunung masih punya sembilan buronan yang kabur. Kalian boleh memburu mereka untuk poin, tapi ada dua syarat: Pertama, harus berparty lima orang dengan jarak antar tim tidak terlalu jauh untuk saling bantu. Kedua, dilarang berselisih berebut kill."
"Urusan pembagian hasil, kalian musyawarah sendiri. Paham?!"
"Paham!" seru semua orang serentak.
Wajah-wajah mereka kembali bersemangat. Para pejalan beraturan yang poinnya belum cukup untuk masuk 24 besar sudah tak sabar bergerak.
Membasmi Kubu Hutan Gunung tak hanya memberi poin, tapi juga kuota kosong yang bisa diambil alih.
Dengan 24 slot Saint di dungeon ini sepenuhnya jatuh ke Profesi Tertib, prestasi Yuan Shi Tian Zun saja sudah cukup menggemparkan pihak resmi.
"Kakak Guan Ya, kamu tetap di sini." Setelah menginstruksikan sang gadis campuran berkaki panjang, Zhang Yuanqing menoleh ke Zhao Chenghuang:
"Mohon bantuannya memimpin mereka dan kendalikan situasi."
Zhao Chenghuang yang memperhatikan raut lelahnya, mengangguk singkat.
Setelah semua orang pergi, Zhang Yuanqing merebahkan diri ke belakang, berbaring terlentang di tanah yang penuh abu hitam. "Lelah sekali, aku mau tidur sebentar. Kakak Guan Ya, hehe, bantal..."
Guan Ya menyemburkan "Cis!", tapi tetap mendekat dan berlutut di tanah, mengangkat kepala Zhang Yuanqing lalu meletakkannya di atas paha bulat dan lembutnya.
"Poinmu memecahkan rekor!" kata Guan Ya dengan senyum tipis di sudut bibir, suaranya lembut.
"Berapa..."
Zhang Yuanqing bergumam.
Guan Ya hendak berbicara, tapi menyadari pria yang sedang menikmati keindahan pahanya ini sudah mendengkur keras.
……
"Situasi sudah terkendali!"
Elder Anjing berkata.
Saat berbicara, mata kacang polong sang Elder tertuju pada Tianwang Ketakutan. Andai saja tepuk cakar anjing tidak dianggap tidak sopan, dia takkan segan memperparah keadaan Raja Surga ini.
Persis seperti cara Tianwang Ketakutan sebelumnya memprovokasi Marsekal Wanita.
"Bagus, bagus! Yuan Shi Tian Zun memusnahkan Kubu Jahat. Ini pasti layak mendapat Jasa A. Nanti kita berikan penghargaan." Elder berambut merah itu bertepuk tangan sambil tertawa terbahak, arogan bak penjahat yang baru menang.
Dua Elder Chihuo Bang lainnya menangkup pinggang sambil tertawa terbahak:
"Yuan Shi Tian Zun langsung membersihkan Daftar Buronan level Transcendent. Harusnya diberi Reward S. Langsung angkat jadi Elder saja!"
Fire Master sejati tak perlu mengendalikan emosi. Seperti api yang tak pernah menahan cahaya dan panasnya, sikap semena-mena dan flamboyan justru sesuai dengan karakteristik kelas mereka.
Para Elder lain lebih bisa menahan diri. Ada yang terlihat haru, ada yang mengelus jenggot sambil tersenyum, raut wajah mereka berubah cerah.
Marsekal wanita menatap dungeon pembunuhan level Transcendent. Sudah lama dia tidak memerhatikan pertarungan para Saint. Sejak roh Nyonya Gunung Tiga Jalan turun ke taman, pandangannya tidak berpindah.
——Meskipun Dewa Penjelajah Matahari kuno itu telah pergi tadi.
Para Elder tahu, sang marsekal sedang dalam mood yang baik.
"Ketakutan, jangan lupa kirim artefak bertipe aturan," ujar marsekal wanita.
Wajah kesakitan Tianwang Ketakutan mengedut. Ia menggeleng dan menghela:
"Sayang sekali..."
Pemimpin Sekte Kekosongan terdiam beberapa detik, lalu perlahan berkata:
"Ini takdir."
Sebagai salah satu Spirit Realm Walker tingkat tertinggi di dunia, pemimpin ini menerima hasil ini dengan lapang dada.
Di belakang tiga pemimpin, para Sovereign dari organisasi jahat meski tidak sampai mengamuk, tapi melihat begitu banyak bibit unggal mati di dungeon, tetap merasa sakit hati sampai sulit bernapas.
Khususnya para Elder dari cabang tengah Perkumpulan Spiritual, bahkan muncul keinginan untuk memburu Yuan Shi Tian Zun di Songhai.
Posisi A Yi di cabang tengah Perkumpulan Spiritual setara dengan Yuan Shi Tian Zun di Aliansi Lima Unsur - mereka adalah elite yang dipersiapkan untuk jajaran tinggi.
……
Ketika Zhang Yuanqing terbangun, langit sudah gelap.
"Masih agak lelah..." Sambil duduk dan menggeliat, dia melirik noda air liur besar di celana Guan Ya, bertanya:
"Aku tidur berapa lama?"
Seharusnya dia sudah cukup istirahat, tapi tubuh masih terasa malas, tangan kaki lemas tak bertenaga.
Guan Ya memutar matanya:
"Hampir saja kau tidur melewati dungeon! Setelah fajar, kita bisa meninggalkan dungeon ini."
"Aku tidur sehari semalam? Pantas kandung kemih terasa penuh..." Zhang Yuanqing berpikir dalam hati, lalu melihat area taman yang rusak parah dengan para Spirit Realm Walker duduk bersila.
Berkelompok tiga lima orang, ada yang meringkuk tidur, ada yang berbicara pelan, ada yang makan daging panggang.
Mereka duduk di atas puing-puing hangus, bagai pengungsi yang selamat dari medan perang.
Pertempuran besar telah usai, suasana santai menyelimuti di antara orang-orang.
Guan Ya berbisik:
"Para Saint ini akan menjadi sekutu dan jaringan alami mu di masa depan, Yuan Shi. Di pihak resmi, kau sudah mulai membangun jaringan hubungan sendiri. Mereka sangat penting untukmu."
Tahan dulu, tidak sopan pipis di keramaian... Zhang Yuanqing diam-diam mengencangkan kaki, "Bagiku, Kakak Guan Ya lah yang paling penting."
Guan Ya tersenyum manis: "Benarkah, Ning Caichen!!"
Apa?! Zhang Yuanqing tertegun.
"Bisa jelaskan soal hantu perempuan yang memanggilmu suami itu?" Senyum Guan Ya indah tapi menyimpan bahaya.
"Kakak, itu cuma settingan pelayan arwah, jangan dianggap serius. Eh, bulan malam ini cantik sekali, izinkan aku lihat Papan Poin dulu..."
Dengan panik ia membuka Papan Poin.
Setelah membunuh keempat anggota Bai Wu Jinji, poinnya mencapai angka mengejutkan: 1528 poin.
Memecahkan rekor sejarah.
Selain itu, total poin dungeon terbatas. Karena dia menyedot 1528 poin sendirian, poin peserta lain umumnya di bawah rata-rata.
Karena berhasil mempertahankan sebagian besar pejalan Lingjing, jumlah anggota Profesi Tertib yang selamat lebih tinggi dibandingkan dungeon pembunuhan sebelumnya. Dengan sedikit korban jiwa, poin yang didistribusikan ke masing-masing individu relatif tidak terlalu tinggi.
Berkat bantuan si tua bangka, Fu Mo Chu akan kujaga sementara lagi untukmu... Zhang Yuanqing diam-diam berterima kasih kepada Nyonya Gunung Tiga Jalan dalam hatinya.
Situasi seperti ini termasuk kasus khusus yang sulit untuk direplikasi.
Bagaimanapun juga, bahkan jenius seperti Marsekal dan Mo Jun sekalipun, saat masih di level Transcendent, mustahil bisa menerobos markas musang bolak-balik sambil membantai dengan leluasa.
Setelah melihat Papan Poin, dia cukup puas dengan peringkat di daftar tersebut - semua rekan yang diperhatikannya masuk dalam daftar.
Dari 24 kuota Tingkat Sage, 22 diisi oleh Profesi Tertib. Dua sisanya direbut oleh Kou Beiyue dan Si Gendut.
Anggota Profesi Tertib yang sudah kalap membunuh, setelah membantai sembilan anggota Kubu Hutan Gunung, sempat berniat membunuh Kou Beiyue dan Si Gendut untuk merampas poin mereka. Namun Zhao Chenghuang menghentikan rencana itu.
Setelah ditanya, barulah diketahui bahwa kedua orang ini sengaja ditinggalkan oleh Yuan Shi Tian Zun.
Meski kecewa bahkan sedikit enggan, saat ini tak ada yang berani "membangkang" terhadap Yuan Shi Tian Zun yang reputasinya sedang di puncak.
Kou Beiyue dan Si Gendut saat ini ditahan di sudut ruangan dengan pengawalan protektif dari Jiang Jingwei, Zhao Chenghuang, dan Sun Miaomiao.
Asano Ryo yang kehilangan banyak darah akhirnya mendapat perawatan efektif dari elemen kayu. Kecuali patah tulang di kedua kakinya, tidak ada luka serius lainnya.
Gadis yang saat ini dikelilingi oleh Putri Peony dan lainnya, yang telah mempertaruhkan nyawa untuk semua orang, mendapat pujian yang luar biasa.
Meski kaki Asano Ryo patah, dirinya seperti melayang. Ia tak pernah bermimpi suatu hari bisa menjadi pusat perhatian di dungeon pembunuhan.
Tak perlu berpisah dengan "Otoosan" dan "Okaasan" lagi, promosi ke Saint kini sudah pasti.
Saint! Berapa banyak Saint yang dimiliki Jepang? Yang seusianya bisa dihitung dengan jari satu tangan.
Waktu berlalu cepat. Fajar tiba, cahaya pagi menyingsing menerobos kegelapan malam, matahari muncul malu-malu di ufuk timur.
Para Spirit Realm Walker yang penuh harap akhirnya mendengar pengumuman sistem:
Ding! Misi utama telah diselesaikan. Hadiah: 100 poin.
Ding! Proses penghitungan poin...
1: Yuan Shi Tian Zun, Night Wanderer, Level 3, 1628 poin
2: Zhao Chenghuang, Night Wanderer, Level 3, 580 poin
3: Guan Ya, Pengintai, Level 3, 450 poin
4: Kou Beiyue, Demon Tempter, Level 3, 420 poin
5: Asano Ryo, Water Ghost, Level 3, 400 poin
6: Sun Miaomiao, Night Wanderer, Level 3, 363 poin
7: Jiang Jingwei, fire master, Level 3, 350 poin
8: Tianxia Guihuo, fire master, Level 3, 340 poin
9: Ksatria Arwah, Night Wanderer, Level 3, 320 poin
10: Guohezu, Pengintai, Level 3, 270 poin
11: Guan Zhongkuibao, Earth Fiend, Level 3, 220 poin
……
Dalam 13 peringkat berikutnya, terdapat Yuan Ting, Niulanshan Xiaoxiannü, Putri Peony, Pasukan Harimau Putih, Yu Nü Wu Gua dll. Mayoritas ditempati anggota Taiyi Men dan Aliansi Lima Unsur. Hanya ada satu praktisi independen.
"Tentu saja, jumlah praktisi independen memang tidak banyak."
"Ding, penghitungan poin selesai."
"Ding, selamat! Anda telah menyelesaikan dungeon pembunuhan——Kota yang Hilang, kode:0000, tingkat kesulitan 'Tidak Dikenal', sedang menghitung hadiah……"
"Huh, akhirnya dungeon pembunuhan selesai. Aku menanti-nanti skill Star Official!" Zhang Yuanqing duduk di samping Guan Ya, mendengarkan pengumuman sistem Lingjing dengan hati berbunga-bunga.
Tiba-tiba raut wajahnya berubah, teringat detail yang terlupakan——tanda gigitan bulan purnama!
"Sial, tanda Night Wanderer-ku berbentuk bulan purnama hitam, bukan Bulan Sabit. Ini tanda khusus penerus Warisan Mo Jun…" Zhang Yuanqing melompat berdiri sambil berkata:
"Aku mau ke toilet!"
"Bukannya baru saja pergi?" teriak Guan Ya.
"Sering kencing!"
Setelah berkata demikian, ia bergegas menuju pintu keluar taman.
Sementara itu, di luar dungeon pembunuhan, para petinggi organisasi tatanan dan jahat kembali mengarahkan pandangan ke taman.
Para pemula level Transcendent akan mulai menerima hadiah.
