"Sejarah Para Pertapa Kuno"
"Si tua bangka bisa turun ke dunia nyata? Bagaimana mungkin?"
"Kemunculan mendadak Nyonya Gunung Tiga Jalan membuat Zhang Yuanqing kewalahan, merasakan adrenalinnya melonjak, saraf dan emosi tegang hingga puncaknya."
"Di atas meja, Cat King Speaker berganti melodi, memutar suara pria berat:"
"'Paling takut udara tiba-tiba hening, paling takut perhatian mendadak dari pemuda, paling takut kenangan... paling takut mendengar kabarmu secara tiba-tiba...'"
"Nyonya Gunung Tiga Jalan memalingkan pandangan tajamnya ke Cat King Speaker di atas meja."
"Seketika, speaker itu seolah dicekik lehernya, lagu terputus mendadak."
"Udara benar-benar hening."
"Zhang Yuanqing cepat-cepat merespons, menundukkan kepala dan bersujud:"
"'Hamba menyambut Nyonya, semoga Nyonya berbahagia telah bebas dari Lingjing dan turun ke dunia nyata.'"
Bagaimanapun, tunjukkan sikap dulu. Selain itu, dalam ucapannya terselip maksud tersembunyi - menguji kondisi nyata Nyonya Gunung Tiga Jalan, apakah benar-benar telah meninggalkan Lingjing, dan dalam keadaan apa sekarang.
Tak disangka, Nyonya Gunung Tiga Jalan tidak terpancing. Wajah gioknya membeku, mata indahnya penuh amarah, mengulangi:
"Si tua bangka!"
Perempuan ini sulit ditipu... Zhang Yuanqing menggeram dalam hati, pikirannya berputar cepat.
Menurutnya, jika Nyonya Gunung Tiga Jalan benar-benar ingin berbuat sesuatu, sudah akan menyerang sejak awal kemunculannya. Bukan terus-menerus menginterogasi. Karena tidak langsung bertindak, berarti ada pertimbangan.
Pertimbangan apa? Entah khawatir membunuhnya akan membuat Fu Mo Chu tidak bisa kembali ke Lingjing; atau meski bisa turun ke dunia nyata, tapi terbatas sehingga tidak bisa/tidak mampu bertindak.
Tapi juga tidak rela melupakan begitu saja, masih menyimpan sisa kemarahan, makanya terus menginterogasi.
Postur tubuh, kecantikan, dan kemampuan Nyonya ini, ditambah hubungan dengan kekaguman diam-diam Pertapa Yin Yang padanya, menunjukkan di masa lalu si tua bangka pasti merupakan kecantikan dunia kultivasi dengan banyak pelamar.
Sangat percaya diri dengan kecantikannya.
Bagi perempuan dengan kecantikan dewi dan keagungan luar biasa, sebutan "si tua bangka" mungkin tidak terlalu menyakitkan, tapi penghinaannya benar-benar melebihi batas.
Menurut pengalaman Mentor Kehidupan, jika aku tidak "menenangkan" dia, tingkat kesukaanku akan turun. Nanti jika bertemu di Lingjing, meski tidak membunuhku, dia pasti akan membalas diam-diam. Seperti di dungeon pembunuhan, langsung menggunakan jasadku untuk mengintip tubuh asli Iblis Kolam Darah...
Zhang Yuanqing akhirnya mengakui ketidaksopanannya, berteriak lantang:
“Hamba sok arogan, tak tahu langit tinggi bumi luas, kata-kata telah menghina Nyonya, mohon Nyonya menghukum.”
Melihat si tua bangka yang dingin seperti dewi masih cemberut, diam-diam dia menambahkan:
“Keagungan Nyonya melampaui kecantikan yang membuat ikan tenggelam dan angsa jatuh, melebihi bulan yang malu bersinar. Bukan di puncak Gunung Qunyu bisa disaksikan, pasti di teras Giok di bawah sinar bulan akan bertemu.”
Nyonya Gunung Tiga Jalan mendengus:
“Kau mengisyaratkan aku adalah Yang Yuhuan, selir perusak negara?”
Dia bahkan tahu kisah ini, ternyata dia benar-benar tokoh sejarah... Zhang Yuanqing segera berkata:
“Hamba ini orang jujur, tak pandai memuji dewi. Tapi kecantikan Nyonya melebihi puncak dunia fana.”
Raut wajah si tua bangka baru membaik. Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dari luar. Mereka berdua serentak menoleh.
Hati Zhang Yuanqing terasa berat, tapi tak sempat mencegah. Hanya bisa melihat pintu kamar terbuka. Nenek berambut putih masuk dengan muka marah:
“Kubilang jangan berisik...”
Ekspresi nenek tiba-tiba membeku. Melihat cucunya bersujud di lantai, terkejut:
“Yuanzi, ngapain kau nungging di lantai?”
Oh iya, si tua bangka dalam bentuk roh, nenek tak bisa melihat... Zhang Yuanqing cepat bereaksi:
“Sedang sembahyang!”
Nenek: “……!?”
“Aduh Nek, jangan ganggu aku dong. Masuk kamar nggak ngetok pintu. Aku akan pelan, Nek cepat keluar.” Zhang Yuanqing menggunakan jurus “kesal” khas anak muda.
“Otakmu rusak ya, cepat bangun.” Nenek berkata beberapa patah kata lalu mundur dari kamar sambil menutup pintu.
“Braak!”
Pintu kamar tertutup rapat, barulah Nyonya Gunung Tiga Jalan menarik kembali pandangannya dan menatap Zhang Yuanqing sambil mengerutkan alisnya yang indah:
“Bangsat kamu, berani bersikap tidak sopan pada orang tua!”
……Zhang Yuanqing terdiam sejenak, akhirnya menjawab: “Nyonya benar dalam menegur.”
Setelah jeda sebentar, dia melanjutkan:
“Bisakah Nyonya turun ke dunia nyata sekarang?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan memandangnya dengan tatapan menusuk seolah menembus pikirannya, lalu berkata datar:
“Aku bisa menurunkan kesadaranku melalui Roh Yang dalam Fu Mo Chu. Asal kau mengeluarkan Fu Mo Chu di dunia nyata, aku akan langsung merasakan kehadirannya.”
Sambil merasakan kondisi tubuhnya, dia menambahkan:
“Tapi setiap penjelmaan hanya bisa bertahan dua hari. Jika menggunakan kekuatan fisik, konsumsi roh akan meningkat drastis dan aku akan segera kembali ke Lingjing. Butuh tiga hari untuk bisa turun lagi.”
Dalam hati Zhang Yuanqing mengumpat “Waduh”, mengutuk dalam hati: “Dasar si tua bangka Gunung Tiga Jalan yang licik! Ternyata bisa turun ke dunia nyata melalui Fu Mo Chu, tapi sama sekali tidak kasih tahu waktu di dungeon.”
“Malah berkali-kali mengingatkanku bahwa dia baru bisa merasakan keberadaanku jika Fu Mo Chu dikeluarkan di dungeon, sengaja membuatku lengah.”
“Jelas-jelas ingin menjebakku!”
“Sial! Sekarang Fu Mo Chu tidak bisa digunakan baik di dunia nyata maupun dungeon. Mau tidak mau harus dikembalikan ke dia…”
Saat pikirannya melayang-layang, Nyonya Gunung Tiga Jalan mulai memandang sekeliling kamar dengan tatapan penuh keingintahuan, mengamati setiap benda di ruangan dengan perlahan dan seksama.
"Dia melihat perlahan-lahan, setiap benda di sini penuh daya tarik baginya."
"Zhang Yuanqing memperhatikan bahwa pandangannya paling lama tertahan pada produk elektronik seperti laptop, ponsel, dan televisi."
"Setelah meninjau semua barang di kamar, Nyonya Gunung Tiga Jalan melayang ke jendela, memandangi pemandangan kompleks perumahan dan arus kendaraan yang deras di jalan. Setelah lama termenung, dia bertanya:"
"Sudah berapa musim berlalu sejak berdirinya Dinasti Ming?"
"Lebih dari enam ratus tahun, si tua bangka..." Zhang Yuanqing menjawab:
"Nyonya, sudah lebih dari enam ratus musim dingin dan panas."
"Nyonya Gunung Tiga Jalan terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada melankolis:"
"Enam ratus tahun hanyalah sekejap mata..."
"Saat ini, sorot matanya terlihat lebih lembut, penuh sentimen musim semi yang menyedihkan."
"Dari sudut ini, Zhang Yuanqing bisa melihat profil wajahnya. Fitur wajah si tua bangka sangat kontur, bibirnya penuh dan seksi, garis rahang halus, bulu mata alaminya melengkung lebat."
"Setiap detail fitur wajah dan garis pipinya terukir sempurna bagai pahatan."
"Cantik tanpa cela. Jika mengabaikan aura dingin dan kuatnya, hanya dari segi penampilan, si tua bangka memang memiliki 'kecantikan dewi'."
"Sayangnya, busana istana yang konservatif hanya menonjolkan postur tinggi tubuhnya tanpa menampilkan detail bentuk."
"Saat Zhang Yuanqing sedang mempertimbangkan untuk memberikan kata-kata penghiburan, si tua bangka tiba-tiba berkata:"
"Aku pernah memasuki beberapa dungeon yang gaya arsitekturnya mirip dengan dunia nyata. Aku tahu perubahan besar telah terjadi di luar. Enam ratus tahun terakhir, transformasi dunia nyata lebih drastis daripada ribuan tahun sebelumnya."
"Transformasi sebesar ini... aku tak bisa memahaminya."
"Tak heran dia fokus pada produk elektronik, rupanya tahu benda-benda ini adalah penanda era baru..."
Zhang Yuanqing langsung memahami perasaan melankolisnya. Dia pernah membaca Catatan Kultivasi Pertapa Yin Yang, tahu Nyonya Gunung Tiga Jalan bukan berasal dari Dinasti Ming, melainkan era lebih awal, mungkin Dinasti Song atau Tang.
Si tua bangka ini telah mengalami perubahan zaman selama ratusan tahun. Tapi dari Dinasti Tang-Song hingga Ming, peradaban manusia tetap terbatas, masih berupa kerajaan feodal.
Di bawah lapisan peradaban yang serupa, bagaimana mungkin sistem dan lingkungan berubah banyak?
Dari Tang-Song ke Ming, paling hanya menghela nafas melihat perubahan zaman. Tapi dari Ming ke dunia modern, ini adalah guncangan nilai hidup.
Karena itulah si tua bangka ini mengeluarkan perasaan demikian.
Zhang Yuanqing berbisik pelan:
"Nyonya, orang Dinasti Shang melihat Ming pun akan merasa sama!
"Era tempat Nyonya sebelumnya, sama dengan era Dinasti Ming, adalah kerajaan dengan sistem serupa. Jadi Nyonya merasa ratusan tahun berlalu tanpa perubahan berarti.
"Tapi dalam 1-2 abad terakhir, dunia mengalami perubahan dahsyat yang melampaui pergantian dinasti. Seperti perubahan dari Shang ke Ming, ini mengubah fondasi peradaban manusia."
Fondasi peradaban manusia... Nyonya Gunung Tiga Jalan bergumam. Saat menatap Zhang Yuanqing, matanya yang indah berbinar keheranan:
"Di usia muda, bicaramu begitu berbobot. Apakah kau juga sarjana?"
Zhang Yuanqing merendah:
"Nyonya, pendidikan kontemporer sudah menyebar luas. Anak muda sekarang semuanya berpendidikan."
Nyonya Gunung Tiga Jalan tersadar, hendak mengubah topik ketika melihat pemuda bernama "Yuan Shi Tian Zun" ini mendongakkan kepala dengan bangga:
“Tapi saya berbeda dengan mereka, menggunakan istilah dari zaman Nyonya, saya adalah murid Akademi Nasional (Guozijian), bahkan sudah memiliki jabatan resmi di istana. Saya adalah pemuda berbakat di bawah era ini, calon calon perdana menteri.”
Si tua bangka menunjukkan kilatan keheranan di matanya, lalu cepat-cepat menyembunyikannya, berkata dengan datar:
“Kulit wajahmu memang layak jadi perdana menteri...”
Tiba-tiba alisnya berkerut, matanya menyala-nyala menatap tajam:
“Bagaimana kau tahu saya bukan orang dari Dinasti Ming?”
Zhang Yuanqing menjawab jujur:
“Saya pernah memasuki dungeon bernama 'Kota Yin Yang', dari sana mendapatkan Catatan Kultivasi Pertapa Yin Yang. Dia pernah menyebutkan Nyonya dalam catatannya.”
Si tua bangka berpikir beberapa detik baru teringat siapa "Pertapa Yin Yang" itu, berkata dingin:
“Dia juga terperangkap di Lingjing?”
“Bukan, dia sudah mati...” Zhang Yuanqing menggeleng.
Nyonya Gunung Tiga Jalan tertegun sejenak, lalu mengangguk halus tanpa komentar.
Suasana kamar hening beberapa detik, si tua bangka membuka bibir merahnya:
“Kedatangan saya kali ini adalah untuk melihat perubahan dunia nyata, dan memahami kalian para Spirit Realm Walker.”
Setelah berkata demikian, matanya yang hitam pekat bagai tinta menatap diam-diam.
Zhang Yuanqing paham isyarat, “Saya akan menjawab semua pertanyaan tanpa menutupi apapun!”
Kemudian dia menjelaskan secara detail tentang jumlah profesi Spirit Realm Walker, pemahaman tentang Lingjing, setting dungeon, sistem artefak, pertentangan antara Profesi Tertib dan kubu jahat, serta struktur organisasi Lingjing di dunia nyata kepada si tua bangka.
Percakapan ini berlangsung selama setengah jam.
Nyonya Gunung Tiga Jalan terus-menerus mengerutkan alisnya, lama tak bersuara maupun berekspresi.
Dia telah memperoleh sebagian informasi dari para pejalan Lingjing, mengetahui keberadaan dungeon, dan bahwa praktisi spiritual masa kini semuanya bergantung pada kartu karakter serta apa yang disebut Lingjing.
Namun setelah melengkapi informasi dari Yuan Shi Tian Zun, kebingungannya tidak hanya tidak hilang, malah memunculkan lebih banyak pertanyaan.
Karena dia diam, Zhang Yuanqing pun tidak berani mengganggu, diam-diam mengamati kecantikan kuno ini.
Sama-sama mengenakan pakaian kuno yang megah dan ethereal, Ketua Zhi Sha Gong memberinya kesan seperti penyihir cilik dari sekte sesat zaman kuno, lincah dan tak terduga - kadang penuh kasih, kadang berubah kasar.
Tapi tetap seusia dengannya.
Sedangkan si tua bangka ini meskipun cantik memesona, memiliki aura dewi yang angkuh layaknya patung dewi di podium suci yang disembah dunia.
Sejak menjadi Spirit Realm Walker, di dunia nyata - baik itu wanita karier yang menguasai kekayaan maupun nyonya kaya yang menikahi suami baik - tidak ada yang bisa membuatnya merasa segan.
Si tua bangka ini termasuk jarang, aura kuatnya membuatnya teringat pada guru bahasa Inggris SD dulu.
Saat SD dulu, guru bahasa Inggrisnya sangat muda dan cantik tapi galak, selalu bermuka dingin. Siapa yang melamun di kelas, langsung dipukul telapak tangan dengan penggaris.
Anak laki-laki sekelas semua takut padanya, Zhang Yuanqing tidak terkecuali.
Dengan bahasa kekinian, hari ini Zhang Yuanqing kembali mengingat rasa takut didominasi guru bahasa Inggris, dan aib dipukul telapak tangan saat terkurung di meja belajar.
Lama kemudian, si tua bangka mengangguk halus:
"Aku sudah selesai bertanya."
Sekarang giliranku... Zhang Yuanqing segera bertanya:
“Nyonya, hamba selalu tidak mengerti, apakah Nyonya benar-benar fiksi dalam Lingjing atau keberadaan nyata?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan berkata:
“Aku terjebak dalam Lingjing saat sedang tidur panjang.”
Ternyata... Dugaan Zhang Yuanqing di hatinya terbukti, lalu bertanya lagi:
“Seperti sosok Nyonya, berapa banyak yang ada di Lingjing?”
Pertanyaan ini dijawab si tua bangka:
“Bisa dihitung jari!”
Berarti masih ada... Zhang Yuanqing menjilat:
“Nyonya memang pahlawan langka dalam aliran sejarah. Eh, hamba masih belum paham, mengapa di era Nyonya tidak ada Lingjing?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan merenung beberapa detik, lalu menjawab:
“Konsep Lingjing sudah ada sejak zaman kuno, tetapi mengacu pada surga duniawi, bukan Lingjing ini. Para praktisi spiritual zaman dulu berlatih dengan menyerap energi spiritual langit-bumi, bermeditasi, membuat pil dan obat, cara berlatih sangat berbeda dengan kalian.
“Profesi memang dipertahankan, tapi sebelum Dinasti Ming, termasuk Ming, tidak ada konsep profesi. Kami mengklasifikasikan aliran resmi dan kultus sesat berdasarkan metode berlatih.
“Demon Tempter, Gu Sorcerer dan Illusionist yang kau sebutkan, metode latihannya kejam dan jahat, dikutuk oleh aliran resmi, disebut kultus sesat.”
Informasi ini sudah diketahui Zhang Yuanqing dari Catatan Kultivasi Pertapa Yin Yang, “Dan, kultus sesat dengan aliran resmi juga bukan benar-benar tak bisa bersatu?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan mengangguk:
“Perbedaan konsep pasti memicu pertumpahan darah, tapi tidak ada permusuhan wajib.”
Sambil berkata, dia memandangi Zhang Yuanqing:
"Di usiamu yang masih muda, kemampuanmu sudah mencapai level Saint. Di sekte mana pun, kamu pasti termasuk jenius top. Tapi, jalan kultivasi itu sulit, peningkatan yang lambat. Sedangkan Spirit Realm Walker, setiap langkah kemajuan adalah pintu kehidupan dan kematian. Ada keuntungan dan kerugian, jadi tak bisa dibandingkan."
Maksudnya, kultivator zaman dulu berlatih secara lambat tapi aman. Sedangkan Spirit Realm Walker dipaksa masuk Lingjing, peningkatan sangat cepat. Banyak yang di usia muda sudah mencapai level Dominator bahkan Semi-dewa, tapi tingkat kematiannya tinggi... Zhang Yuanqing mengerutkan kening:
"Nyonya tahu alasan kelahiran Lingjing?"
Pertanyaannya ini menyentuh inti persoalan.
"Inilah yang membingkanku. Di eraku dulu, energi spiritual alam semakin mengering. Kultivator semakin sulit lahir. Perubahan alam di luar kuasa manusia. Tapi Lingjing mengubah semua ini." Nyonya Gunung Tiga Jalan bersuara berat:
"Lingjing pasti bukan buatan manusia. Sulit dibayangkan makhluk dengan kemampuan sehebat apa yang bisa menciptakan hal luar biasa ini. Tapi jika benar ada makhluk seperti itu, mengapa selama ribuan tahun tak pernah muncul?"
Sambil berpikir, Zhang Yuanqing membuka imajinasinya:
"Mungkin penyebab lahirnya Lingjing justru terkait dengan mengeringnya energi spiritual alam?"
Contohnya, ada yang perlahan menyedot energi spiritual alam untuk membentuk Lingjing, sehingga kultivator zaman dulu tak bisa berlatih.
Si tua bangka yang cerdas itu meliriknya, "Tujuannya?"
Ini di luar jangkauannya... Zhang Yuanqing tak bisa menjawab.
Nyonya Gunung Tiga Jalan berkata:
“Namun, Aku telah menjelajahi banyak Lingjing dan menemukan bahwa semakin tinggi tingkatan Lingjing, semakin besar rahasia yang terkandung di dalamnya. Sayangnya, Aku terbatas oleh Lingjing dan hanya bisa mempengaruhi dungeon level rendah. Setelah mencapai Tingkat Sage, Aku hanya bisa mengamati tanpa bisa menyelidiki, atau akan menerima hukuman langit.
“Jika kau mendapat kesempatan di masa depan, kau bisa mengeksplorasinya.”
Zhang Yuanqing mengangguk, melanjutkan topik tersebut dengan bertanya:
“Bagaimana dunia kultivasi di zaman kuno? Kapan energi spiritual mulai mengering?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan menjawab dengan penuh wibawa layaknya ahli:
“Di era tempat Aku dilahirkan, gerbang immortal dan sekte iblis berdiri di mana-mana. Para praktisi bisa terbang di langit dan menyelam ke bumi, memindahkan gunung dan mengisi lautan. Namun setiap kali dinasti berganti, energi spiritual semakin mengering. Sejak awal Dinasti Ming, faksi baik-jahat mulai merosot, banyak ahli hebat yang terkikis umurnya dan menjadi debu.
“Sebelum Aku, dunia selalu memuliakan zaman kuno dan merendahkan masa kini, mengklaim para ahli zaman dahulu jauh melampaui generasi sekarang. Aku menganggap ini sebagai sifat buruk manusia. Bertahun-tahun kemudian, barulah Aku sadar energi spiritual telah merosot sejak zaman kuno, membuat generasi praktisi semakin lemah.”
Tampaknya pengeringan energi spiritual bukan terjadi tiba-tiba. Mungkin seluruh sejarah manusia adalah sejarah kemerosotan energi spiritual? Zhang Yuanqing mendapat ide:
“Nyonya, apakah di era Anda ada yang menyelidiki akar masalah ini?”
“Tentu ada. Tapi saat itu Lingjing belum terwujud. Perubahan alam semesta bukanlah hal yang bisa kami selami. Hanya dalam mitos dan legenda kuno yang turun-temurun, kami bisa mengintip secuil masa purba.”
Menyelidiki masa lalu melalui mitos - ini sudut pandang yang menarik... Zhang Yuanqing beralih ke pertanyaan lain:
“Kemarin, ketika Nyonya menggunakan aku sebagai perantara, makhluk apa yang terlihat itu sebenarnya?”
Nyonya Gunung Tiga Jalan berkata dengan suara dingin:
“Jika kau mengetahuinya, saat memasuki Lingjing berikutnya, kau pasti akan diawasi olehnya.”
“Tiba-tiba saja aku tidak penasaran lagi...”
Sudut bibir Nyonya Gunung Tiga Jalan sedikit terangkat. Melihat pemuda nekat ini terus memandangi mulutnya, ia segera menutup bibir rapat-rapat sambil mendengus.
Zhang Yuanqing cepat-cepat mengalihkan pandangan dan mengubah topik pembicaraan:
“Nyonya, saat aku memasuki Kuil Gunung dulu dan bersujud pada patung Nyonya, tanpa sengaja mengetahui bahwa penjaga kuil - murid Nyonya - membantai murid-murid kuil demi mencari jalan keabadian?”
Wajah cantik bak dewi si tua bangka ini memancarkan kemarahan:
“Murid durhaka itu telah terjerumus ke jalan iblis demi keabadian. Karena meditasi pernapasan energi spiritual alam terasa sulit, dia mulai mengincar murid-muridnya. Dia mengubah murid menjadi pil keabadian, lalu menggunakan tubuhku sebagai kuali pemurnian dengan kekuatan Dewa Matahari di dalam diriku untuk membersihkan kotoran dalam pil, meningkatkan kemampuannya."
“Setelah semua murid mati, dia membuang jasadnya dan menyatu dengan entitas pohon untuk bertahan hidup. Untuk sampah seperti itu, Aku justru harus berterima kasih padamu telah membersihkan kami.”
Si tua bangka ini menghela napas:
“Sejak awal berdirinya Dinasti Ming, banyak pemimpin sekte dan elder yang terjerumus ke jalan iblis demi keabadian. Saat alam berubah dan energi spiritual habis, perjuangan bertahan hidup manusia seperti rakyat jelata yang bertukar anak untuk dimakan - itu hal biasa.”
Ucapannya menjawab banyak pertanyaan yang membingungkan Zhang Yuanqing.
Pertama, motif pembantai murid oleh penjaga kuil telah ditemukan. Kedua, alasan mengapa si tua bangka memiliki kristal tubuh spiritual di mulutnya juga mendapat penjelasan logis.
Seperti diketahui, menelan jiwa akan menanggung kontaminasi spiritual yang sesuai.
Tapi kekuatan Dewa Matahari dapat memurnikan kontaminasi. Karena itu penjaga kuil menyimpan kristal tubuh spiritual di mulut si tua bangka. Inilah sebabnya saat pertama kali melihat Entitas Pohon, akarnya melilit erat Peti Mati Batu seperti sedang menjaga makanan.
Detail-detail ini satu per satu telah terbukti.
"Jika perkiraan saya tidak salah, setelah energi spiritual dunia mengering, Nyonya terpaksa memasuki tidur panjang untuk bertahan hidup. Jika tidur bisa memperpanjang umur secara efektif, mengapa dia tidak meniru Anda?" kata Zhang Yuanqing.
Nyonya Gunung Tiga Jalan berdiri dengan tangan terkepal di belakang:
"Metode ini memerlukan Jin Wu."
Melihat murid Guozijian terlihat bingung, beliau menambahkan:
"Yaitu apa yang kalian sebut dewa penjelajah matahari."
Apakah dewa penjelajah matahari zaman kuno disebut Jin Wu? Zhang Yuanqing paham. Langsung terlintas di benaknya Putri Yinyao, bangsawan mayat yin cantik nan jahat itu yang memiliki kemampuan setara Saint.
Tapi cara bertahan hidupnya adalah dengan mengubah diri menjadi mayat yin berkesadaran.
Saint saja tak mampu melakukannya, apalagi penjaga kuil yang masih di tingkat Night Wanderer.
Mengingat Putri Yinyao, Zhang Yuanqing merasa kasihan pada si tua bangka.
Murid-muridnya: satu menganggapnya sebagai tungku eliksir untuk memurnikan kotoran tubuh spiritual, satu lagi lebih parah - mencuri peti giok dan menggantinya dengan peti batu.
Semakin tua semakin berbakti.
Hati Zhang Yuanqing berdesir, dia bertanya:
“Apakah Nyonya memiliki murid sekuler bernama Putri Yinyao?”
Begitu kata-katanya meluncur, dia jelas melihat wajah si tua bangka itu berubah masam. Wajah sempurna bak giok terukir itu, dengan sorot mata tajam bagai tinta, tiba-tiba diselimuti hawa dingin.
Sang dewi menatap Zhang Yuanqing: “Bagaimana kau bisa tahu?”
“Hamba pernah bertemu dengannya di dungeon. Dia mengubah dirinya menjadi mayat yin, bertahan hidup dengan susah payah sampai sekarang. Baru-baru ini nyaris membunuh hamba.” Zhang Yuanqing segera menjual Putri Yinyao dan melaporkannya pada guru sang dewi.
Nyonya Gunung Tiga Jalan menarik napas dalam:
“Dungeon mana? Apa nomornya.”
Maaf Putri, jadilah alatku untuk meningkatkan poin afeksi... Zhang Yuanqing berseru lantang:
“Desa Bisu, nomor:1018.”
“Desa Bisu...” Si tua bangka merenung sejenak lalu mengangguk:
“Bagus! Dia masih hidup, itu sudah cukup. Yuan Shi Tian Zun, kau telah berjasa besar. Aku akan memberimu hadiah nanti.”
“Melayani Nyonya adalah kehormatan bagi hamba.” Kata Zhang Yuanqing dengan riang.
Nyonya Gunung Tiga Jalan puas mengangguk, tiba-tiba matanya berkilat:
“Di mana mayat yin-mu? Aku baru pertama kembali ke dunia, ingin berkeliling. Jika ada jasad untuk menampung roh, itu akan sangat baik.”
Kau masih ingin jalan-jalan? Zhang Yuanqing buru-buru menjawab:
“Mayat yin hamba rusak, sedang disimpan di gudang pihak resmi, tidak dibawa kemari.”
Mendengar itu, si tua bangka tampak kecewa:
“Panggil Bai Lan. Aku butuh dayang untuk menemani perjalananku.”
Tak ada jasad pun tak masalah, tubuh roh juga bisa menjelajahi dunia.
Zhang Yuanqing mana berani menolak, menghembuskan napas Taiyin ke sampingnya. Dalam hawa dingin yang menyebar, sosok berbaju pengantin merah menyala mulai muncul.
"Melihat, melihat Nyonya..."
Pengantin hantu belum sempat memanggil "suami", sudah melihat Nyonya yang cantik luar biasa dengan kecantikan surgawi berdiri di ruangan. Langsung terjatuh bertekuk lutut.
Sebagai majikan, Zhang Yuanqing merasakan pikiran pengantin hantu melalui tanda:
Bagaimana dia bisa lepas dari Lingjing?
Sepertinya dia tidak berniat menyakiti suami. Mau apa? Merebut suamiku?
Sedih sekaligus marah tapi tak berdaya.
Istri, dramamu dalam hati banyak ya... Zhang Yuanqing berdehem, mulai bicara:
"Istri, roh Nyonya telah turun dan mulai terbebas dari Lingjing. Ini patut dirayakan. Dia ingin melihat dunia luar, layani dia dengan baik."
Pengantin hantu semakin sedih, berbisik lembut:
"Bailan mengerti."
Seketika, dua bayangan melayang keluar jendela dan menghilang.
"Derit~" Speaker Cat King hidup kembali, suara teriakan bergema dari corong:
"Serigala pergi, warga, keluarlah~ Serigala pergi, warga..."
"Diam! Mau memanggilnya kembali?" bentak Zhang Yuanqing.
Audio speaker Cat King berubah, memainkan lagu penuh perasaan:
"Kau begitu cantik, kau begitu cantik, kau begitu cantik cantik cantik..."
Dalam alunan "cantik cantik" itu, Zhang Yuanqing merebahkan diri di ranjang, merenungkan percakapannya dengan si tua bangka.
"Waktu berlalu tanpa terasa, tak tahu berapa lama, ia mendengar pintu baja berbunyi 'Braak', disusul suara Bibi yang seperti gemercing lonceng perak:"
"'Bu, binatang terkutuk yang Ibu pelihara hari ini udah pulang?'"
……
