Penelusuran Asal-Usul
Tubuh spiritual yang tak terlihat mata manusia melayang masuk ke kompleks seperti angin puyuh.
Zhang Yuanqing menunduk memandang ke bawah, melihat dua polisi berpakaian preman dengan mikrofon telinga sedang santai merokok dan mengobrol, sesekali mengamati pejalan kaki yang masuk-keluar kompleks.
Sekarang jam 10 malam, masih cukup banyak orang yang lalu-lalang di kompleks. Restoran, supermarket, dan toko buah di pinggir jalan masih buka.
Ia terus melayang dengan angin, melihat beberapa petugas keamanan berpakaian preman "berkeliaran" di area blind spot Gedung 6, termasuk kakak sepupu yang dilindungi pengantin hantu.
Kakak sepupu itu sedang bersandar di kap mobil sambil merokok dengan wajah bosan, sama sekali tidak menyadari sosok bayangan berpakaian pengantin merah megah bercadar pengantin merah yang berdiri di sampingnya.
Angin malam berhembus, membuatnya menggigil kedinginan.
Aura yin pengantin hantu terlalu merusak energi positif. Setelah urusan ini selesai, harus segera dimasukkan kembali... Zhang Yuanqing mengalihkan pandangan, menembus dinding luar Gedung 6 menuju koridor lantai 7.
Kompleks ini tergolong elit dengan empat unit per lantai yang berbagi satu lift.
Unit 708 terletak di ujung kiri koridor. Zhang Yuanqing melayang mendekati pintu baja coklat, dan pemandangan pertama yang menyambutnya adalah ruang tamu berantakan.
Meja kopi dipenuhi bir kaleng, kotak makanan cepat saji, dan asbak penuh puntung rokok. Sepatu, kaos kaki, serta baju celana berserakan di sofa dan lantai.
Pemilik kamar jelas-jelas seorang pria yang sangat berantakan dalam hal kehidupan sehari-hari.
Di sebelah kiri ruang tamu ada kamar mandi, sebelah kanan adalah kamar tidur. Struktur ruangan standar satu kamar-satu ruang tamu-satu kamar mandi, total luas tidak lebih dari 50 meter persegi.
Zhang Yuanqing mengalihkan pandangannya ke kamar tidur, samar-samar mendengar suara erangan perempuan.
Datang di waktu yang tidak tepat... gumamnya dalam hati.
Ini bukan hal aneh, jam 10 malam memang waktu untuk "membuat anak".
Tapi tiba-tiba ada perempuan tambahan di luar perkiraan, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Jika perempuan itu orang biasa, dia harus menangani tersangka dengan cara yang lebih lembut.
Jika perempuan itu Spirit Realm Walker, apakah dari faksi tatanan atau kejahatan? Kalau yang pertama, apakah langsung dibunuh atau ditaklukkan dulu lalu dibawa ke kepolisian untuk interogasi.
Sambil berpikir, dia sudah melewati pintu kamar tidur.
Di bawah cahaya terang lampu neon bundar di langit-langit, di atas ranjang double kamar utama yang seprainya berantakan, seorang pria berkulit sawo matang berotot sedang bertumpu pada ranjang, menyodok tubuh perempuan muda di bawahnya dengan penuh semangat.
Kulit sawo matang dan kulit putih saling melilit, menciptakan kontras visual yang kuat.
Proporsi tubuh pria itu sangat bagus, garis otot jelas tanpa lemak berlebih. Di bawah lampu neon, butiran keringat sebesar kacang mengalir di otot punggungnya yang bergelombang seperti naga.
Suara perempuan muda itu serak, kesadarannya kabur. Tak ada yang tahu sudah berapa lama pria itu menyodok.
Zhang Yuanqing berjalan mengelilingi kepala tempat tidur, mengamati wajah pria itu. Fitur wajahnya biasa-basaja, alis dan matanya terlihat jahat, jelas bukan orang baik. Di dahinya terdapat bekas luka yang mencolok.
Dia sepertinya sedang berada di tahap genting, gerakannya semakin cepat, sama sekali tidak menyadari keberadaan tubuh spiritual tingkat Sage yang telah menyusup ke dalam kamar.
Zhang Yuanqing kemudian mengalihkan pandangannya ke gadis itu. Tubuhnya ramping, kulitnya putih pucat, otot-ototnya lembek. Hanya dengan beberapa pandangan, dia yakin ini adalah orang biasa.
Fisik Spirit Realm Walker memiliki perbedaan signifikan dengan orang biasa. Ambil contoh Guan Ya, meskipun elastis dan lembut, otot-ototnya memiliki kelenturan yang sangat kuat.
Saat tidak menerima tekanan tidak terlihat, tapi begitu mendapat tekanan, kepadatan otot akan langsung terlihat.
Karena gadis ini terus-menerus menerima tekanan, Zhang Yuanqing menyimpulkan dia orang biasa.
Mengalihkan pandangan dari gadis itu, dia melihat pakaian, kutang kecil, dan celana dalam renda yang berserakan di samping tempat tidur. Kemudian matanya beralih ke tas wanita di sofa dekat tempat tidur. Tas itu terbuka, di dalamnya terlihat beberapa buku dan setumpuk uang.
Ditambah dengan usia gadis tersebut, dia seharusnya adalah mahasiswi dari universitas terdekat.
Zhang Yuanqing tidak ragu lagi. Dia segera melayang mendekati pria dengan bekas luka di dahi itu, masuk ke dalam tubuhnya.
Tubuh pria yang sedang mempercepat ritme gerakannya tiba-tiba kaku, semua gerakan berhenti.
Goyangan ranjang ganda pun mereda.
Gadis itu seperti merasakan sesuatu. Dengan napas terengah, dia membuka matanya setengah karena silau lampu langit-langit. Dia melihat pria itu menunjukkan ekspresi yang sangat menyeringai dan menderita, seolah sedang melakukan perlawanan.
Tapi pada detik berikutnya, ekspresinya kembali normal.
“Ada apa?” tanya gadis itu dengan suara manja yang lembut dan serak.
Pria dengan bekas luka di dahinya tidak menghiraukan, mengangkat tangan dan mengusap leher gadis itu, menekan lembut di area arteri leher.
Rasa sakit langsung menyergap, disusul dengan mata gadis yang terbalik putih sebelum terjatuh tak sadarkan diri.
Cào, Laozi rugi besar... Zhang Yuanqing yang mengendalikan tubuh pria berluka itu bergumam dalam hati, meluruskan punggungnya lalu menggerakkan tangan pria tersebut: tangan kanan menekan pipi kiri, tangan kiri memegang kepala bagian kanan, lalu mengerahkan tenaga sekuatnya.
"Krek!"
Kepala pria berluka itu terputar ke belakang, melihat punggungnya sendiri dan kaki panjang putih licin sang gadis.
Matanya membelalak seketika, pembuluh darah di bola mata terkoyak, tubuhnya limbung lalu roboh.
Tubuh spiritual Zhang Yuanqing terpental keluar, berdiri di sisi ranjang. Kegelapan bergolak di rongga matanya, menarik sisa jiwa dari mayat tersebut. Segera, sosok sisa jiwa berwajah jahat melayang keluar, mencakar-cakar ke arahnya namun ragu untuk benar-benar menyerang.
Tubuh spiritual sejahat ini, semasa hidup pasti sering entot perbuatan terkutuk. Matinya pantas... Zhang Yuanqing membuka mulut dan menyedot habis sisa jiwa tersebut.
Dengan cepat ia menelusuri fragmen ingatan pecahan hidup pria berluka itu. Dalam serpihan memori, terlihat pria bermasker dan bertopi baseball memasuki sebuah bar di sudut jalan.
Di dalam kamar yang terang, seorang pria paruh baya bertubuh kurus kering dengan kulit gelap seperti petani tua duduk telanjang di tepi ranjang, memandang dingin ke "dirinya sendiri".
Di belakang pria paruh baya itu, terbaring dua perempuan berbadan montok putih seperti domba. Mereka tampak mengalami penyiksaan mengerikan dan tak sadarkan diri.
"Tugasmu ke depan adalah mencari mainan berkualitas untukku. Setiap temuan akan diberi hadiah 100 ribu. Tapi sebelum bekerja untukku, kau harus menelan ini."
Pria kurus itu membuka telapak tangannya, memperlihatkan kepompong ulat berwarna hitam.
Pria bekas luka di wajah itu menunduk ketakutan, tak berani menolak. Ia membungkuk hormat:
"Siap, Jendral Dewa!"
Dalam kilasan gambar, Zhang Yuanqing menyaksikan perempuan-perempuan dibawa masuk ke bar. Mereka terkena Temptation, kehilangan jati diri dan harga diri, menjadi mainan dengan rela hati.
Tak lama kemudian, ruang luas itu berubah menjadi seluas lobi hotel. Di tengah terdapat kolam renang persegi panjang, dengan meja makan di tepinya yang dipenuhi buah dan makanan.
Perempuan-perempuan berbaju renang sedang bermain air, makan, atau beristirahat di kursi santai.
Pria kurus berkulit legam itu dengan semena-mena mainkan para perempuan - terkadang di kolam renang, di kursi santai, atau di meja makan...
Ia memuji puas pada pria bekas luka:
"Kerja bagus. Tapi aku ingin kau carikan Profesi Tertib untukku, lebih baik dari pejalan pihak resmi."
"Siap, Yang Mulia Jendral Dewa!"
Adegan kembali berubah, dia melihat pria bekas luka bertarung dengan seorang wanita berfitur wajah cantik. Kedua belah pihak memiliki kesenjangan kekuatan, wanita cantik itu dengan cepat ditaklukkan.
Wanita itu ditutupi tudung kepala, diikat erat, lalu dibawa masuk ke bar, menuju aula besar yang memiliki kolam renang.
Pria paruh baya bertubuh kurus mengamati wanita cantik yang dipenuhi ketakutan itu, berkata: "Kerja bagus!"
Pria bekas luka itu membungkuk mundur, mendorong pintu besar dan pergi, di belakangnya terdengar jeritan tangis memilukan sang wanita.
Sampai di sini berakhir, Zhang Yuanqing melepaskan diri dari keadaan bertanya pada roh. Setelah menyaksikan nasib para wanita itu secara langsung, hatinya bergolak dengan kemarahan dan sorot mata membunuh yang intens.
Namun sebutan "Jendral Dewa" dari mulut pria bekas luka itu memaksa Zhang Yuanqing menekan emosinya dalam hati, mulai berpikir dengan hati-hati.
Demon Tempter... Jendral Dewa!!
Gelar Jendral Dewa merupakan sebutan eksklusif Pasukan Militer. Meski Pasukan Militer memiliki banyak Saint, hanya delapan orang yang layak menyandang gelar Jendral Dewa. Setiap Jendral Dewa merupakan sosok di puncak Tingkat Sage.
Yin Yue, pemimpin Delapan Jendral Dewa, bahkan mampu menyaingi Fu Qingyang dalam pertarungan.
"Dari Delapan Jendral Dewa yang memiliki obsesi kuat terhadap wanita, hanya Lust... Tak disangka kasus orang hilang ini ternyata melibatkan Jendral Dewa!"
Ini menjelaskan mengapa organisasi jahat menggunakan metode 'rasio biaya-manfaat' rendah seperti menculik wanita - bukan untuk keuntungan materi, tapi demi nafsu pribadi.
"Semakin kuat Profesi Jahat, obsesi tertentu di hati mereka semakin kuat. Contohnya Raja Mata Iblis yang terobsesi 'menghukum yang jahat dan memberantas kejahatan' sampai ke tingkat kegilaan."
"Profesi Jahat level tinggi benar-benar tumor ganas. Mereka tidak bisa mengontrol diri, eksistensi mereka hanya untuk meracuni dunia dan menyakiti orang tak bersalah..."
"Gadis Profesi Tertib itu mungkin Li Zhi dari Zhi Sha Gong. Semoga dia masih hidup..."
Zhang Yuanqing menghela napas, membuka pintu kamar dan pintu baja satu per satu. Melewati struktur bangunan beton bertulang, terbang bersama angin puyuh melintasi kompleks perumahan. Ia melihat ke bawah, menemukan sosok kakak sepupu dan memastikannya tak terluka, lalu kembali ke mobil hitam untuk menyatu kembali dengan jasadnya.
Detik berikutnya, matanya terbuka.
Li Dongze yang terus memantau segera bertanya saat melihatnya sadar:
"Bagaimana?"
Zhang Yuanqing mengangguk: "Sudah ditangani. Ada mahasiswi di dalam yang belum akan sadar. Lebih baik segera bersihkan TKP agar dia tidak melihat jenazah dan mengalami trauma psikologis."
Li Dongze mengangguk, mengambil walkie-talkie: "Tim Chen, tersangka sudah ditembak mati. Serahkan pembersihan TKP pada kalian."
Ia menjelaskan situasi lapangan secara singkat.
Suara Chen Yuanjun terdengar gembira: "Siap, terima kasih Tim Li."
Li Dongze menambahkan:
"Kasus ini diambil alih departemen operasi khusus kami. Kalian hanya membantu sesuai perintah, jangan menyelidiki sembarangan."
Setelah menutup komunikasi, ia menatap Zhang Yuanqing dengan raut wajah serius:
"Ada ikan besar di belakang ini?"
Dengan skill kewaspadaan yang dimilikinya, tidak sulit bagi Yuan Shi untuk melihat keseriusan masalah dari ekspresi mikro sang junjungan.
"Hmm!" Zhang Yuanqing menghela napas perlahan, "Dalang di balik semua ini adalah Jendral Dewa Nafsu. Tujuan dia menculik perempuan-perempuan itu, kau pasti paham. Selain itu, jumlah korban pasti jauh lebih dari belasan. Dalam ingatan korban yang mati, kulihat hampir tiga puluh korban."
"Sungguh keterlaluan." Li Dongze menyalakan sebatang rokok. Asap mengepul samar sementara keningnya berkerut, "
"Kalau begitu, setelah Raja Mata Iblis ditahan, Pasukan Militer mengirim Jendral Dewa Nafsu untuk menyusup ke Songhai guna menjaga jaringan intelijen. Penculikan ini untuk memuaskan nafsunya, tapi seharusnya tidak sampai membunuh. Ini masih lumayan beruntung."
Nilai moral yang dikurangi akibat membunuh saksi tidak bisa disamakan dengan penculikan perempuan untuk dijadikan mainan.
Inilah dasar keyakinan Li Dongze bahwa korban-korban itu masih hidup.
"Ada melihat alamatnya?" tanya Komandan Regu Zhenyan.
Zhang Yuanqing mengangguk.
"Hubungi Elder Fu. Kasus ini harus dia yang turun tangan, kita tidak sanggup." Li Dongze mengambil keputusan cepat.
Zhang Yuanqing sudah lebih dulu menghubungi nomor Fu Qingyang sebelum perintah itu keluar.
Dering telepon berbunyi beberapa saat sebelum suha dingin namun berwibawa Fu Qingyang terdengar:
"Ada perlu apa?"
"Centurion, saya sudah menemukan sumber kasus orang hilang. Dalangnya adalah Jendral Dewa Nafsu dari Pasukan Militer." Lapor Zhang Yuanqing.
……
