"Semua Adalah Perintah Sang Majikan"
"Mentraktirku makan?"
"Zhang Yuanqing dalam hati bergumam, kapan anak kekanak-kanakan ini jadi begitu sopan?"
"Kou Beiyue sangat berterima kasih padanya, hal ini Zhang Yuanqing tahu. Baik itu kasus kakaknya, penyelesaian simpul hati orangtuanya, atau bantuan naik ke level Saint..."
"Dengan semua bantuan ini, jika saja anak itu perempuan, seharusnya dia sudah rela menelanjangi diri dan berbaring di ranjang menunggu untuk 'dilayani' sebagai balas budi pada Sang Maha Kuasa."
"Tapi pemuda yang sedang dalam fase kekanak-kanakan ini terlalu egois, sok cool, dan berkulit wajah tipis. Mengucap 'terima kasih' saja bisa membuatnya merah padam. Lebih mudah menyuruhnya mati-matian daripada mentraktir makan."
"Seharusnya ibu Beiyue yang mengajarkan, meski sudah tidak mau meresponsku lagi, tapi dia merasa berhutang banyak budi padaku, harusnya mentraktir makan..." Zhang Yuanqing langsung menelpon.
Berdering cukup lama, akhirnya tersambung. Zhang Yuanqing bertanya:
"Xiao Yuan ada?"
"Xiao Yuan belum sampai." Suara Kou Beiyue terdengar dari pengeras suara, "Langsung bilang aja, dateng atau tidak!"
"Kasih tahu alamatnya!" kata Zhang Yuanqing.
"Nanti aku kirim informasinya." Kou Beiyue sepertinya tidak ingin bicara panjang, buru-buru menutup telepon.
Sambil menunggu alamat, Zhang Yuanqing memesan taksi online ke Kota Jinshan dengan tujuan sementara "Hotel Wúhén".
Meski sudah larut malam, bagi Night Wanderer, hari baru seolah baru dimulai, penuh semangat.
Sebenarnya dia sudah lama ingin menyempatkan diri ke Hotel Wúhén, sayangnya kasus Jendral Dewa Nafsu lainnya menunda rencananya.
Kebetulan bisa berdiskusi dengan Xiao Yuan tentang detail investigasi Jendral Dewa Nafsu, sekaligus menjalin hubungan baik.
Meski kehilangan bimbingan Mentor Kehidupan, setidaknya dia belajar sesuatu. Kini dia sadar kesalahannya - dulu saat hubungan belum stabil, setiap kali keluar dari dungeon langsung SMS Xiao Yuan, bolak-balik ke Hotel Wúhén.
Tapi sejak keluar dari dungeon pembunuhan, jiwanya sudah dibawa pergi oleh si siluman rubah Guan Ya. Setiap hari hanya memikirkan mesra dengannya, tenggelam dalam payudara besar dan kaki panjang wanita campuran dewasa itu, menikmati manisnya asmara. Alhasil, Xiao Yuan pun diabaikan.
“Mentor Kehidupan pernah berkata, hati Xiao Yuan sangat sensitif. Bahkan saat hatinya terluka, dia tidak akan mengungkapkan atau bertanya, melainkan memilih menjauh diam-diam.”
“Dingdong!”
Saat sedang berpikir, Kou Beiyue mengirim SMS.
Alamatnya adalah resor pertanian Desa Shijing.
Zhang Yuanqing membuka ponselnya dan mencari tujuan tersebut - sebuah desa berjarak lebih dari 30 kilometer dari Kota Jinshan.
Membuka aplikasi taksi, ia mengubah tujuan menjadi "Resor Pertanian Desa Shijing". Kemudian, membuka jendela dan mengaktifkan skill Night Roaming, ia melompat dari ketinggian belasan lantai.
……
Resor Pertanian Desa Shijing.
Di harem, seorang wanita paruh baya bermuka masam:
“Mengapa lokasi pemburuan dipilih di sini? Kau harus tahu, jika perburuan gagal, aku harus meninggalkan wilayah yang sudah kukelola bertahun-tahun. Bahkan jika berhasil, Aliansi Lima Unsur mungkin bisa melacak ke sini.”
Jendral Dewa Nafsu tertawa:
“Perlu tempat untuk menjamu tamu. Kita tidak bisa memilih area perkotaan, dan kau juga tak mau nilai moralmu nol, bukan? Tempatmu ini berbatasan dengan waduk, dikelilingi pegunungan di tiga sisi, sepi dari manusia. Berdecak, pemandangan indah... tempat yang cocok untuk dikuburkan.
“Lagipula, setelah membunuh Yuan Shi Tian Zun, kau akan mendapat 50 juta bebas pajak. Bandingkan dengan resor kecil ini? Kau bisa buka sepuluh atau seratus cabang sekalipun.”
Blood Swallow mendengus dingin, tak melanjutkan protes - tanda persetujuannya.
Jendral Dewa Nafsu menambahkan:
“Saat Yuan Shi Tian Zun tiba, jangan langsung menyerang. Biarkan Kou Beiyue yang menguji, untuk mengantisipasi kemungkinan ada pasukan cadangan atau penyergapan balik.”
Sambil menoleh ke Kou Beiyue, ia berpesan:
“Tugasmu adalah membunuh Yuan Shi Tian Zun.”
"Cahaya oranye memantulkan wajah kurus keringnya, senyum di sudut mulut penuh dengan bernuansa jahat."
Kou Beiyue mengerutkan kening:
"Majikan, membunuh itu salah. Yuan Shi Tian Zun juga orang resmi, menurutku tidak perlu membunuh demi uang. Master Wuchen selalu mengajarkan kita..."
Jendral Dewa Nafsu tak banyak bicara, langsung menggunakan Temptation. Dua titik cahaya kemerahan menyala redup, bagai lentera kecil dalam kegelapan.
Jendral Dewa Nafsu berkata perlahan-lahan:
"Mulai sekarang, Yuan Shi Tian Zun adalah musuhmu. Kau sedang merencanakan pembunuhan diam-diam terhadapnya. Dia pernah berbuat baik padamu, tapi itu semua palsu. Jika tidak membunuhnya, Xiao Yuanmu akan direbut, keluargamu semua akan mati."
"Hanya aku, majikanmu, yang bisa membantumu melewati level ini. Selain itu, kau sudah terlalu sering melawan keinginanku. Ingat baik-baik identitasmu, jangan ulangi lagi."
Setelah beberapa kali menggunakan Temptation untuk memperkuat pengaruhnya, ekspresi wajah Kou Beiyue yang terdistorsi perlahan tenang, matanya memancarkan tekad:
"Majikan, Anda benar."
"Yuan Shi Tian Zun memang hampir merebut Xiao Yuanku. Belakangan ini sifatnya sangat temperamental, pasti karena merindukannya. Aku tidak bisa biarkan ini terus terjadi. Demi Xiao Yuan dan keluarga, aku bersedia membantu Anda."
Raut wajah Jendral Dewa Nafsu sedikit rileks, hendak memuji tiba-tiba Kou Beiyue mengernyitkan dahi:
"Tapi Majikan... aku... aku tidak bisa berbohong..."
Bodoh sekali?! Urat di dahinya menonjol. Jarang dia marah sampai seperti ini, kecuali benar-benar tak tertahankan!
“Tarik napas dalam-dalam, menahan amarah yang menggelegak, Jendral Dewa Nafsu kembali mengeluarkan Temptation, akhirnya menghilangkan hambatan psikologis Kou Beiyue untuk berbohong.”
“Meski berstatus Saint, tapi terlalu bodoh. Dibawa bersama hanya akan merusak rencana...” Penilaian Jendral Dewa Nafsu terhadap pelayan ini sangat buruk.
“Si bodoh seperti ini mungkin disukai Mata Iblis. Kalau bekerja di bawah Pemusnahan, pasti tak akan bertahan tiga hari.”
“Kring kring kring...”
Tiba-tiba ponsel Kou Beiyue berdering, di layar tertulis "Xiao Yuan".
Jendral Dewa Nafsu dan Blood Swallow sama-sama mengerutkan kening. Yang pertama berkata:
“Tenangkan dia.”
Kou Beiyue mematuhi perintah majikannya, menerima telepon.
Suara keras Xiao Yuan terdengar dari pengeras suara:
“Sudah jam berapa ini, kenapa belum kembali ke hotel?”
Kou Beiyue yang baru saja bersumpah tidak akan berbohong langsung mengarang cerita:
“Xiao Yuan, aku sedang mengantar makanan pesanan. Hari ini orderannya banyak sekali, aku ingin mencari lebih banyak uang untuk subsidi biaya hotel.”
Di sebelah sana terdiam beberapa detik, lalu nada suaranya melunak: “Apa hotel kekurangan keping tembagamu ini? Pulang cepat!”
Setelah itu, telepon langsung ditutup.
Jendral Dewa Nafsu menyeringai sinis:
“Cepat pulang, nanti ibu mu memukul pantat.”
Wajah Kou Beiyue langsung memerah.
Sekitar 30 menit kemudian, dering ponsel berbunyi. Blood Swallow mengeluarkan ponsel model kuno, menerima telepon sambil membuka speaker.
“Kak Yan, ada taksi masuk desa. Kira-kira sepuluh menit lagi sampai di resor pertanian.” Suara bawahan terdengar dari seberang.
Blood Swallow bertanya:
“Hanya satu taksi? Ada ekor mengikuti di belakang?”
“Tidak ada penemuan.” Bawahan melaporkan.
Jendral Dewa Nafsu matanya berkilau penuh keserakahan dan kegembiraan, menjilat bibirnya, bagaikan raksasa yang menanti untuk menikmati pesta, “Akhirnya dia terpancing keluar.”
Blood Swallow menutup telepon, “Laksanakan sesuai rencana!”
……
Taksi melaju di jalan beton berliku yang berbukit-bukit. Di tengah musim panas, vegetasi yang subur berlapis-lapis seperti mantel hijau kebiruan yang membungkus rapat tubuh gunung.
Setelah melewati beberapa tikungan lagi, akhirnya sampai di tujuan.
Di bawah langit malam yang pekat, rumah bata merah berpendar terang. Di depan gerbang luar, berdiri papan reklame neon bertuliskan “Pondok Wisata Shi Jing”.
Waduk di kejauhan bagai cermin rata, memantulkan cahaya pondok. Angin malam berhembus lembut, riak air berkilauan.
“Lokasinya agak terpencil, tapi pemandangannya bagus.”
Zhang Yuanqing menikmati pemandangan melalui jendela mobil.
Taksi parkir di halaman pondok wisata yang hanya terisi satu mobil hitam. Meski rumah bata merah terang benderang, tak ada tamu yang terlihat.
Sopir berkata: “Sudah sampai!”
Zhang Yuanqing langsung melihat Kou Beiyue yang menunggu di samping papan reklame.
Dia segera membayar ongkos via ponsel, membuka pintu mobil, dan menghampiri Kou Beiyue sambil tersenyum:
“Berdecak, hari ini benar-benar langka. Sang Maha Kuasa merasa terhormat bisa menikmati masakan Mist Lord Beiyue...”
Matanya menyapu sekeliling, tak melihat mobil putih yang familiar, lalu bertanya:
“Xiao Yuan belum datang?”
Wajah Kou Beiyue tegang. Dia mendekat dan berbisik pelan:
“Xiao Yuan ada urusan tertunda, akan segera datang... Ngomong-ngomong, aku mau tunjukkan sesuatu padamu.”
“Apa itu?”
Zhang Yuanqing yang sedang berjalan tiba-tiba menoleh, melihat Kou Beiyue memegang belati dengan mantra-manta jahat terukir di bilahnya.
Matanya berkunang-kunang, otaknya langsung dipenuhi ilusi penglihatan dan ilusi pendengaran kacau.
“Byur!”
Sejenak kemudian, belati tajam itu menembus dada Zhang Yuanqing, menusuk jantungnya yang berdetak.
Pupil mata Zhang Yuanqing tiba-tiba melebar.
“Maaf... Semua ini perintah majikan...”
Kou Beiyue yang baru saja membunuh musuhnya menangis tersedu-sedu, tanpa tahu mengapa air matanya mengalir deras.
Belati itu tidak hanya menusuk jantung, tapi juga menyedot habis energi kehidupan dari tubuh ini.
Dalam kesakitan, Zhang Yuanqing berhasil melepaskan diri dari pengaruh halusinasi. Daripada menuntut penjelasan Kou Beiyue, dia malah menendang pengkhianat yang sedang mentalnya kolaps itu.
Tubuhnya seketika berubah menjadi cahaya bintang ilusi, muncul kembali 10 meter lebih jauh sambil memegangi luka berdarah di dadanya, lalu kabur ke arah waduk.
Dia jatuh ke dalam perangkap.
Resor pertanian sepi tanpa tamu, Xiao Yuan yang tak kunjung muncul, Kou Beiyue yang tiba-tiba berkhianat... Semua ini menunjukkan ada yang menyiapkan jerat maut.
Sebelum datang, dia bahkan lupa menggunakan ilmu perbintangan untuk melihat takdirnya sendiri.
Sepanjang perjalanan, dia tidak menelepon atau mengirim SMS untuk konfirmasi ke Xiao Yuan.
Ini sangat tidak sesuai dengan karakternya.
“Musuh bisa memelintir kebiasaannya tanpa disadari, ini sangat menakutkan dan membuat gelisah.”
Di halaman resor pertanian, muncul seorang wanita paruh baya berpenampilan seperti ibu rumah tangga biasa. Dia mendekati Kou Beiyue, mengambil belati yang masih berlumuran darah Zhang Yuanqing, lalu mengusapkan punggung pisau di telapak tangannya.
Kemudian, dia menggenggam darah di telapak tangannya sambil mengucapkan mantra.
Zhang Yuanqing yang baru saja menggunakan Star Escape Technique untuk kabur dari lapangan tiba-tiba menjerit kesakitan. Seolah terkena serangan mengerikan, daging darahnya mulai terkoyak, luka-luka horor bermunculan di sekujur tubuhnya, darah segar mengalir deras. Kekuatannya untuk menggunakan Star Escape Technique pun lenyap.
Ilmu kutukan!
Hanya dalam dua babak, Zhang Yuanqing sudah menderita dua luka mematikan yang membawanya ke ambang kematian.
Seorang lelaki bertubuh kurus dan berkulit gelap mendarat di tepi waduk - Jendral Dewa Nafsu.
Sang jendral menyeringai sambil mengejek:
“Bagaimana rasanya jadi buruan, Yuan Shi Tian Zun?”
