Melacak Jendral Dewa Nafsu
Naik lift ke lobi hotel, Zhang Yuanqing langsung melihat Kou Beiyue yang berdiri di resepsionis menggantikan tugas Xiao Yuan.
Melihatnya turun, Kou Beiyue tersenyum gugup. Bibirnya bergetar mencoba mengucap "maaf", tapi kata itu terganjal di tenggorokan.
Bocah sok imut... Setelah berpikir sebentar, Zhang Yuanqing maju tergesa dan menampar keras.
"Serigala tak tahu terima kasih! Serigala tak tahu terima kasih!"
Sambil memaki, tangannya terus mencokil.
Kou Beiyue hanya menutupi kepala dan wajah, pasrah menerima pukulan.
Setelah beberapa lama menghajar, ketika Xiao Yuan turun dengan lift, barulah Zhang Yuanqing melepaskan tangan sambil menggerutu:
"Laozi mau balas dendam sekarang! Nanti kalau ada waktu akan kuhajar lagi!"
Setelah berkata begitu, dia pergi dengan pakaian yang kebesaran.
Kou Beiyue melihat sosok itu pergi, menghela napas dalam hati. Meski baru dipukul, perasaan beratnya justru tiba-tiba menjadi lega.
Tiba-tiba, ia melihat Xiao Yuan berdiri di sampingnya mengamatinya. Segera ia berpura-pura marah sambil menggerutu:
"Bangsat! Kalau bukan karena aku yang salah, pasti sudah kuhajar Yuan Shi Tian Zun sampai terjungkal!"
Pemuda memang harus menjaga harga diri!
……
Sinar mentari pukul sepuluh pagi terang namun tidak menyengat. Tumbuhan di taman villa menikmati paparan sinar matahari yang pas, memamerkan kehijauan yang penuh vitalitas.
Meski sebentar lagi daun-daun mereka akan mulai melengkung akibat terik matahari yang semakin menyala-nyala.
Di ruang studi mewah nan luas, Fu Qingyang menyilangkan tangan di atas meja, menatap layar laptop di hadapannya.
Layar menunjukkan ruang rapat virtual dengan lima avatar Elder yang berbeda-beda.
Avatar sungai bergelombang milik Elder Istana Dewa Air "Luoshen"; avatar anjing kampung Tiongkok milik Elder Baihua Hui "Lao Ren Yu Gou"; avatar baju zirah milik Elder Pasukan Harimau Putih "Huangsha Baizhan"; avatar obor menyala milik Elder Chihuo Bang "Mieshi Tianhuo"; serta avatar patung Nyonya Houtu milik Elder Zhong Ting "Xirang".
Rapat ini membahas strategi perburuan Jendral Dewa Nafsu.
Elder Anjing bersuara berat:
"Kasus gugurnya tim Lingjing di Distrik Chaomen telah tersebar di forum. Dampaknya sangat buruk. Hari ini saya menerima surel dari markas besar yang meminta kita segera menangkap atau mengusir Jendral Dewa Nafsu dari Songhai."
"Bagaimana pendapat kalian?"
"Berita tentang tim Spirit Realm Walker di Distrik Chaomen, Songhai yang dibantai oleh Jendral Dewa Nafsu sudah diunggah ke forum kemarin malam. Fakta bahwa Jendral Dewa Nafsu bersembunyi di Songhai sendiri merupakan topik panas belakangan ini, sehingga pengumuman ini menimbulkan gelombang reaksi yang cukup besar."
"Pejalan tingkat bawah di Divisi Songhai dilanda kepanikan, takut tim merekalah yang berikutnya akan binasa. Sebagian besar rekan kerja di daerah lain masih cukup rasional, namun beberapa rekan perempuan yang membenci Jendral Dewa Nafsu mengeluarkan kritik yang jauh lebih keras."
"Divisi Songhai punya banyak ahli tapi tak bisa menangkap Jendral Nafsu?"、"Bahkan satu Jendral Dewa saja tak bisa ditangani, buat apa Divisi Songhai ada?"、"Sungguh memalukan"、"Yuan Shi Tian Zun dan Fu Qingyang dikatakan jenius, tapi hanya jago internal saja?"
Komentar-komentar semacam ini.
Fu Qingyang pertama kali menyampaikan pendapat:
"Kita bisa mengajukan permohonan ke markas besar untuk meminjam 'Zhou Tian Xing Dou Tu' guna melakukan prediksi dan mendapatkan petunjuk. Meski tanpa perantara, efek prediksinya mungkin tidak maksimal, tapi selama kita bisa mengunci area perkiraan, saya dan Elder Baizhan bisa melakukan pencarian menyeluruh dengan teknik kewaspadaan."
"Sang Jendral Nafsu kemungkinan besar akan bersembunyi dalam waktu dekat. Kita punya cukup waktu menunggu artefak dikirim."
Inti dari prediksi astronomi sebenarnya adalah memprediksi perubahan konstelasi bintang di langit, lebih ke pengendalian arah makro.
Di zaman kuno, Star Official sering bekerja di Observatorium Kekaisaran. Di masa damai, mereka menentukan kalender berdasarkan musim. Saat terjadi kekacauan, mereka meramalkan arah zaman.
Untuk melacak orang, efeknya tidak akan terlalu baik.
Suara Elder Luo Shen terdengar dari speaker:
"Bagaimana jika Jendral Nafsu sudah meninggalkan Songhai?"
Elder Tianhuo membentak:
“Membunuh anggota Divisi Songhai kami lalu kabur begitu saja, bukankah itu terlalu memberikan keuntungan gratis baginya. Di mana harga diri divisi kita ini!”
Fu Qingyang berkata dengan tenang:
“Jika hasil prediksi menunjukkan Si Nafsu telah meninggalkan Songhai, maka pihak resmi harus merilis pengumuman bahwa Si Nafsu mengalami kerusakan parah dalam pengepungan Divisi Songhai, terpaksa melarikan diri dari Songhai. Ini bisa memulihkan harga diri divisi.”
Elder Bǎi Zhàn bersuara perlahan:
“Ini juga suatu metode. Situasi Si Nafsu berbeda dengan Mata Iblis. Mata Iblis arogan dan sombong, pamer di mana-mana dengan tujuan yang jelas, jadi bisa memancing Ketua Zhi Sha Gong untuk menjebaknya.
“Jika Si Nafsu benar-benar meninggalkan Songhai, kita terpaksa menghentikan pencarian.”
Elder Luo Shen yang sangat membenci Jendral Dewa Nafsu berkata dengan suara berat:
“Hentikan? Pertemuan ini membahas penangkapan Jendral Dewa Nafsu, bukan mempertahankan harga diri divisi. Fu Qingyang, jangan pamer kebijaksanaan politikmu!”
Fu Qingyang tetap tenang:
“Saya hanya memberikan solusi berbeda sesuai situasi. Masih lebih baik daripada Elder Luo Shen yang marah tak berdaya di sini.”
Elder Luo Shen mendengus:
“Bahkan jika dia kabur dari Songhai, selama masih di wilayah tenggara, saya akan menangkapnya. Anjing tua, bukankah Mata Iblis dikurung di Kebun Binatang? Dia pasti tahu informasi tentang Pasukan Militer.”
Sebelum Elder Anjing sempat bicara, Elder Tianhuo balik bertanya:
“Mengapa Mata Iblis mau memberitahumu? Penyiksaan tak efektif untuk level Tianwang. Lagipula, Pasukan Militer bukan si bodoh. Pasti semua markas di tenggara sudah dipindahkan sejak Mata Iblis ditangkap.”
Sedang berbicara, Fu Qingyang melihat pintu kayu ganda berwarna coklat didorong kasar dengan suara "benturan keras" yang menggelegar.
Alisnya baru saja berkerut ketika melihat sepupunya dengan raut wajah cemas berlari terburu-bursu masuk sambil berteriak:
"Yuan Shi hilang kontak."
Wajah Fu Qingyang langsung menjadi gelap, seketika mengabaikan rapat dan menatap Guan Ya: "Hilang kontak?"
Guan Ya mendekati meja dengan mata penuh kecemasan, berbicara cepat:
"Kami ada tugas patroli hari ini. Lewat jam delapan, sudah menunggu lama tapi tidak kunjung datang. Ponselnya mati. Baru saja aku periksa rumahnya, orang... orangnya hilang..."
Fu Qingyang jarang melihat sepupunya panik seperti ini. Si sampah ini meski tidak berguna, tapi berasal dari keluarga terpandang yang biasanya sangat tenang.
Lima Elder mendengar laporan Guan Ya melalui mikrofon Fu Qingyang, raut wajah mereka berubah.
Suara Elder Api Surgawi terdengar dari speaker:
"Mungkin dia pergi ke tempat lain?"
"Tidak!" Elder Anjing membalas berat: "Yuan Shi orang yang bertanggung jawab. Dia tidak akan hilang kontak tanpa alasan."
Perkataannya membuat ruang rapat hening seketika. Hilangnya Yuan Shi Tian Zun di saat genting ini sulit tidak dikaitkan dengan Jendral Dewa Nafsu.
Elder Perang Abadi segera menyahut:
"Cepat periksa kamera pengawas sekitar rumah Yuan Shi Tian Zun! Qingyang, suruh orang terus-menerus menghubungi nomornya! Para Elder, perintahkan bawahannya dan koordinasi dengan kepolisian wilayah untuk pencarian seluruh kota..."
Jika tadi suasana rapat terasa serius, kini berubah menjadi mencekam.
Di mata para Elder, hilangnya Yuan Shi Tian Zun lebih serius daripada kehancuran tim lapisan bawah.
"Fu Qingyang, Yuan Shi Tian Zun adalah bawahamu. Apakah kau memasang perangkat pelacak padanya?" Elder Xi Rang dari Zhong Ting bertanya.
Fu Qingyang terlihat kesal, membalas dingin: "Elder Xi Rang, apakah Anda rela posisi Anda dipantau secara real-time oleh markas besar?"
Elder Xi Rang langsung terdiam.
Insiden ini membuat rapat sulit dilanjutkan. Fu Qingyang berkata dengan suara berat dan tergesa:
"Jangan buang waktu! Elder Bai Zhan, mari kita lakukan pencarian menyeluruh di Songhai. Rapat hari ini sampai di sini saja..."
Dibandingkan menghadapi Jendral Dewa Nafsu, menemukan dan memastikan Yuan Shi Tian Zun masih hidup lebih penting.
Tiba-tiba Fu Qingyang tertegun, matanya menatap lebar ke pintu ruang rapat yang terbuka.
Melihat ini, Pengintai Guan Ya tersentak. Ia menoleh cepat dan melihat Yuan Shi Tian Zun berdiri di pintu ruang studi, mengenakan kaos ketat dan celana tujuh perdelapan, wajahnya pucat seperti baru melakukan perjalanan jauh.
"Kau ke mana saja?!"
Guan Ya campur marah, senang, cemas, dan kecewa.
Kegentingan di mata Fu Qingyang menghilang. Dia menarik napas lega halus sebelum kembali ke sikap dinginnya.
"Ada apa?" Elder Anjing bertanya mendengar teriakan Guan Ya, "Yuan Shi sudah kembali?"
"Elder Anjing, Anda juga di sini?" Zhang Yuanqing menatap speaker di sudut dinding.
Saat itu juga, speaker mengeluarkan beberapa helaan lega.
Temperamen Elder Fire Master langsung meledak, mengumpat kasar:
“Bocah brengsek, di saat genting begini kau malah menghilang tanpa pertimbangan! Ayahmu kira kau sudah dibunuh Jendral Dewa Nafsu.”
“Tak apa yang penting selamat, lanjutkan rapat. Yang tidak berkepentingan minggir dulu.” Suara Elder Luo Shen merdu, bergaya perempuan dewasa penuh kharisma.
Ia tidak menyalahkan Zhang Yuanqing.
Namun, ucapan Yuan Shi Tian Zun berikutnya membuat para Elder tertegun: "Aku memang disergap Jendral Dewa Nafsu."
“Apa?!”
“Kau disergap Nafsu?”
“Bagaimana bisa?”
Beberapa suara Elder nyaris bersamaan terdengar dari speaker.
Guan Ya dan Fu Qingyang sudah menganalisis dari raut wajah dan pakaian Yuan Shi, jadi tidak terlalu terkejut.
Di mata Guan Ya hanya terlihat rasa was-was dan khawatir.
Zhang Yuanqing segera menceritakan kejadian semalam secara singkat pada para Elder.
“Berani sekali!” Elder Api Langit memukul meja dengan marah: “Ayahmu akan membunuh si brengsek Nafsu ini!”
Suara pukulan keras di meja bergema melalui speaker di ruang studi Fu Qingyang.
“Marah boleh, jangan libatkan anjing.” Elder Anjing menghela, suaranya serius: “Setelah ini, Nafsu mungkin akan menjauhi Songhai. Kita kehilangan kesempatan.”
Gagal membunuh jenius pihak resmi, Jendral Dewa Nafsu pasti tahu akan ada pembalasan. Kemungkinan besar dia akan mundur dari tenggara, bahkan kabur ke Utara.
“Dibiarkan begitu saja?” Elder Api Langit menggeram geram.
Emosinya yang meledak-ledak sulit dikontrol.
Fu Qingyang berpikir sejenak, lalu menggeleng:
“Saya telah menganalisis karakter Jendral Dewa Nafsu, memiliki hasrat kuat, arogan, dan dendam besar. Karena kita belum membuatnya benar-benar menderita, dia akan bersembunyi untuk menghindari situasi yang ketat. Tapi kemungkinan dia masih berada di sekitar Songhai tetap ada.”
Saat itu, Zhang Yuanqing berkata:
“Para Elder, saya punya ide yang mungkin bisa menemukan Jendral Dewa Nafsu.”
Suara Elder Anjing terdengar dari speaker: “Coba jelaskan!”
Elder lainnya tetap diam, menunggu Yuan Shi Tian Zun berbicara.
Zhang Yuanqing menjelaskan: “Saya tahu rahasia bahwa istri Jendral Dewa Murka pernah menjadi budak yang dipelihara oleh Jendral Dewa Nafsu.”
Elder Anjing menyela: “Kamu ingin menggunakan Murka untuk melawan Nafsu? Kemungkinannya kecil. Murka sudah tahu tentang hal ini.”
Hah? Murka sudah tahu? Bagaimana Elder tahu kalau Murka sudah tahu... Zhang Yuanqing tertegun sejenak.
Suara Elder Anjing dari speaker menjawab kebingungannya:
“Ketika kamu memberi tahu Yuan Ting tentang ini, Jendral Dewa Murka sedang berada di luar dungeon pembunuhan. Heh, sudah hampir seminggu dungeon berakhir tapi Nafsu masih bebas bersenang-senang di Songhai. Ini sudah menunjukkan masalahnya... Menurutmu apakah para pemimpin Pasukan Militer akan mengizinkan dua Jendral Dewa bertarung sampai mati hanya karena seorang wanita?
“Selain itu, kamu tidak mungkin bisa menghubungi Murka. Yuan Shi, rencanamu tidak akan berhasil.”
Rupanya Murka juga hadir saat itu... Zhang Yuanqing hanya tahu bahwa para pemimpin kedua kubu sedang mengamati pertandingan di luar dungeon, tapi tidak tahu jumlah dan identitas pastinya.
Bagaimanapun, baik pemimpin organisasi jahat maupun para Sovereign, semuanya terlalu jauh dari orang kecil seperti dirinya. Elder Anjing juga tidak akan khusus memberitahunya: Tahukah kamu, saat itu si Anu-Anu sedang menonton di luar.
Para Elder tak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka.
Zhang Yuanqing berpikir sejenak, lalu berkata:
"Menurutku kita bisa mencoba, Elder. Pimpinan Pasukan Militer memang melarang Jendral Dewa saling bersaing tanpa alasan, tapi itu tidak berarti Jendral Dewa Murka mau menerima penghinaan ini begitu saja. Kenapa kita tidak dorong dia? Dia tidak berani melanggar perintah atasan organisasi, tapi kita juga tidak perlu dia bertindak langsung. Tidak bisakah kita Tukar informasi?"
Elder Zhong Ting mengingatkan:
"Pimpinan organisasi jahat bukan sembarang orang yang bisa kamu hubungi. Kalau semudah itu, pihak resmi sudah lama memberantas mereka."
Zhang Yuanqing menjawab: "Aku tahu. Makanya aku ingin pergi ke Kebun Binatang untuk mendapat informasi dari Mata Iblis."
Suara dari speaker terdiam beberapa detik, lalu Elder Luo Shen berkata dengan putus asa:
"Meski kami sangat ingin menahan Si Nafsu, apa kamu yakin Mata Iblis akan memberitahumu? Sekali pun dia memperlakukanmu istimewa, dia tidak akan membantumu tanpa syarat melawan Jendral Dewa dari organisasinya sendiri."
Kali ini, sebelum Zhang Yuanqing sempat bicara, Elder Anjing berkata:
"Tidak ada salahnya mencoba... Yuan Shi, segera datang ke Kebun Binatang sekarang juga."
……
Siang hari di Kebun Binatang tak ada yang aneh - tidak ada petugas yang mencurigakan, tidak ada aturan aneh-aneh.
Pengunjung datang dan pergi dengan normal, kebanyakan orang tua yang mengajak anak-anak bermain.
Zhang Yuanqing tiba di Kebun Binatang dengan mobil mewah Fu Qingyang, menyerahkan "kartu identitas kerja"-nya ke petugas loket.
"Tunggu sebentar!"
Ekspresi petugas loket langsung berubah serius, nada bicaranya penuh hormat.
Dia mengambil walkie-talkie di meja dan berkata:
"Yuan Shi Tian Zun sudah datang."
Beberapa menit kemudian, seorang pria paruh baya berbaju jas hitam keluar dari kebun binatang dan membungkuk:
"Silakan ikuti saya!"
Zhang Yuanqing mengangguk, mengikuti pria paruh baya memasuki area kebun binatang. Mereka berjalan di jalan utama yang dipenuhi pohon phoenix tinggi, lalu belok ke jalan setapak. Tak lama kemudian, mereka tiba di kandang singa.
Di area kandang singa dengan kolam dan bukit buatan, singa jantan perkasa sedang berbaring malas. Beberapa singa betina mengitarinya, sesekali menggoda sang raja.
Singa putih yang pernah dilihatnya sebelumnya sudah menghilang.
Kembali memasuki Kebun Binatang, perasaan Zhang Yuanqing campur aduk. Di satu sisi ingin datang, di sisi lain enggan karena roh artefak di sini sepertinya mengenal almarhum ayahnya. Bisikan mirip janda yang ditinggalkan itu membuatnya merenung.
Tapi rasa ingin tahunya tentang permusuhan antara roh artefak Kebun Binatang dengan mendiang ayahnya tak terbendung.
Sepanjang perjalanan, dia terus waspada tapi tidak merasakan pengintaian seperti sebelumnya.
Apakah karena siang hari, segala sesuatu normal di sini? Ataukah roh artefak bertipe aturan ini sedang tidur panjang? Zhang Yuanqing berspekulasi dalam hati.
Tak lama kemudian, mereka sampai di sel tempat Mata Iblis ditahan.
Di bawah pohon camphor berbatang besar dengan sulur menjuntai seperti tirai mutiara, dia kembali melihat Mata Iblis. Tubuh Raja Surga ini tersegel dalam batang pohon, hanya menyisakan kepala dan dada depan.
Setelah beberapa hari, kondisi fisiknya memburuk. Wajahnya pucat, sorot mata lelah.
Pemuda tampan dengan ikat kepala olahraga di dahinya terkejut, matanya berkedip tak percaya - rupanya dia tidak menyangka akan mendapat kunjungan ini.
“Lama tak bertemu!” Mata Iblis mengamati dengan senyum puas: "Bakatmu memang luar biasa, selamat atas promosimu sebagai Star Official."
Ia mengamati Yuan Shi Tian Zun dengan seksama, seolah menemukan sesuatu. Senyumnya melebar dengan nuansa misterius.
“Lama tak bertemu, Raja Mata Iblis. Tampaknya kondisimu tidak baik-baik saja.” Zhang Yuanqing mengangguk memberi salam.
Mendengar itu, Raja Mata Iblis menghela napas:
“Setiap mimpiku penuh pembunuhan pejabat korup dan kapitalis licik yang menindas. Aku hampir kelelahan mental. Jika tidak segera melepaskanku, aku akan gila. Yuan Shi Tian Zun, demi persamaan prinsip kita, tangkap beberapa brengsek untuk kuhukum.”
Ini lebih parah dari sakau narkoba... Dalam hati, Zhang Yuanqing merasa iba beberapa detik sebelum melanjutkan:
“Inilah kesempatannya, Raja. Aku selalu ingat ajaranmu: membersihkan sampah masyarakat, menjadi Partner Keadilan. Kini sedang memburu pemerkosa yang menculik perempuan dan membunuh secara membabi buta.”
Kini ia tak lagi takut seperti dulu, bisa bercanda tanpa perubahan ekspresi.
Mata Raja Iblis tersadar:
“Si Nafsu datang ke Songhai?”
Zhang Yuanqing mengangguk, “Dia menculik banyak perempuan tak bersalah di Songhai, menyiksa mereka siang-malam. Pihak resmi telah menyelamatkan mereka, tapi... mereka kehilangan kemampuan hidup normal.”
“Raja, aku butuh bantuanmu untuk melacak Si Nafsu.”
Sengaja ia melebihkan situasi untuk memicu kebencian Raja Mata Iblis terhadap Si Nafsu.
“Kamu ingin melawan Nafsu……” Mata Iblis berbinar, menunjukkan ekspresi gembira seolah sangat senang: “Menarik, kau memang orang yang kuhargai. Ini sangat sesuai dengan hatiku. Ikutlah denganku ke Pasukan Militer, bukankah lebih baik kita bersatu membersihkan dunia?”
Setelah jeda, dia tersenyum: “Apa yang kau inginkan dariku?”
Zhang Yuanqing mencoba menguji:
“Aku ingin kontak Jendral Dewa Murka.”
“Kontak Murka?” Mata Iblis mengangkat alis, “Apa hubungannya dengannya?”
“Istrinya adalah budak Nafsu.” Zhang Yuanqing tidak menyembunyikan.
Mata Iblis tertegun sejenak, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak: “Menarik, sungguh menarik! Si bodoh Murka malah menganggap pelacur sebagai harta berharga, hahaha...”
Setelah lama menikmati schadenfreude, dia mengembalikan ekspresi serius: “Aku paham maksudmu. Kau ingin memanfaatkan Murka untuk mencari lokasi persembunyian Nafsu.”
Pantas menjadi anggota tingkat Tianwang... Zhang Yuanqing bertanya: “Kalau begitu, Junjungan setuju?”
Mata Iblis tertawa: “Mengapa tidak? Sampah seperti Nafsu yang mengkontaminasi dunia ini sudah selayaknya dibersihkan.”
Ini... Rencana persuasif Zhang Yuanqing tiba-tiba menjadi tidak berguna.
Dia tahu Mata Iblis membenci kejahatan secara fanatik, tapi Nafsu tetap sesama Jendral dalam organisasi. Awalnya dia menyiapkan banyak argumen untuk meyakinkannya.
Siapa sangka Raja Frustasi ini langsung menyetujui... Dia memang yang paling gila.
Mata Iblis berkata: “Aku tahu nomor pribadi Murka, asalkan belum diganti. Dekatkan telingamu...”
Zhang Yuanqing berjalan ke sisi pohon kamper, menyimak dengan saksama.
Beberapa detik kemudian, ia mencatat nomor ponsel, tiba-tiba bertanya:
"Apakah Amuk mengaktifkan fitur blocking nomor asing?"
......Raja Mata Iblis menatapnya dalam diam, seolah pertanyaan ini membuatnya bingung.
Suasana canggung tercipta selama beberapa detik, Zhang Yuanqing segera tersenyum:
"Terima kasih Raja Surga, tenang saja di sini. Tugas memberantas kejahatan akan kupikul."
Mata Iblis menyeringai, "Santai saja, aku pasti akan keluar dari sini sebentar lagi. Saat itu tiba, aku akan mencarimu ke Songhai."
Senyum Zhang Yuanqing langsung kaku: "......"
Jangan lah, masih banyak ikan di laut, lepaskan aku!!
……
Keluar dari sel, di antara semak-semak hijau lebat, Elder Anjing berjongkok sambil berkata dengan haru:
"Obsesi Mata Iblis lebih parah dari yang kubayangkan.
"Coba hubungi Amuk!
"Tim teknis akan mencoba melacak Amuk. Setelah Lust ditangani, kita kerahkan pasukan untuk membersihkan Amuk. Hmm, belum tentu berhasil, tapi harus dicoba."
Elder Anjing cukup imut, pengen mengelus kepalanya... Pikiran ini tiba-tiba muncul di hati Zhang Yuanqing.
Efek samping kedua Tongkat Kekuasaan Mountain Deity - menyukai anjing.
Mirip dengan efek samping orang-orangan sawah, yaitu mengubah preferensi secara bertahap. Hanya saja tidak seekstrem orang-orangan sawah yang menyukai anjing dalam arti normal, seperti hobi memelihara hewan.
Ia segera mengusir pikiran nekat itu, mengeluarkan ponsel baru yang dibelikan Fu Qingyang, memasukkan nomor dari Mata Iblis, lalu menelepon.
"Bel berdering cukup lama, tidak ada yang mengangkat."
Zhang Yuanqing menatap Elder Anjing, yang kemudian bergumam: "Kirim SMS, lalu tunggu."
Zhang Yuanqing mengangguk, berpikir sejenak, lalu menyusun sebuah SMS:
"Jendral Dewa Murka, apakah istri Anda masih baik-baik saja? Mungkin dia merindukan sprintnya Jendral Dewa Nafsu."
Setelah berpikir beberapa detik, merasa bagian kalimat terakhir mungkin akan memancing kemarahan Jendral Dewa Murka dan berakibat kontraproduktif, diam-diam menghapusnya.
SMS terkirim. Kurang dari satu menit, ponsel Zhang Yuanqing berdering. Nomor yang muncul di layar adalah milik Jendral Dewa Murka.
Ia mengangkat telepon, suara menggelegar Jendral Dewa Murka memenuhi saluran:
"Dasar tak tahu maut! Siapa kau? Laozi akan membunuh seluruh keluargamu..."
Zhang Yuanqing diam-diam menjauhkan ponselnya. Menunggu sampai raungan di seberang berhenti, baru menempelkan ponsel kembali ke telinga sambil tersenyum:
"Sepertini tidak perlu saya ingatkan lagi. Jendral Dewa Murka, kau juga ingin Jendral Dewa Nafsu mati, bukan?"
Sepi menyergap selama belasan detik di seberang, sebelum suara rendah penuh gejolak terdengar:
"Siapa kau? Bagaimana bisa kau tahu nomorku?"
Nomor pribadinya ini hanya diketahui segelintir orang yang sudah tercatat di daftar kontak.
"Tak perlu kau tahu siapa saya. Saya butuh lokasi Jendral Dewa Nafsu. Jika kau bisa memberikan informasi, saya jamin Pasukan Militer hanya akan punya Tujuh Jendral Dewa ke depannya." Zhang Yuanqing berpura-pura misterius.
"Kau anggota Aliansi Lima Elemen!" Jendral Dewa Murka berkata dengan nada pasti.
"Benar!" Zhang Yuanqing tidak menyembunyikan, malah terbuka menceritakan perbuatan Jendral Dewa Nafsu di Songhai dan situasi terkini.
Dengan memberikan informasi kepada "sekutu", mereka bisa menyusun rencana dengan lebih baik.
Jendral Dewa Murka menyeringai dingin:
“Apa dasarmu mengira aku akan bekerja sama denganmu, demi seorang perempuan biasa, melanggar perintah Fear? Kau pikir aku bodoh?”
Ternyata dia memang dikendalikan oleh hierarki tinggi Pasukan Militer, tidak bisa langsung mencari masalah Lust... Zhang Yuanqing berkata: “Jika tidak mau bekerja sama, Jendral bisa langsung mematikan telepon sekarang.”
Di seberang sana diam, tidak mematikan telepon.
Setelah jeda lama, suara muram Jendral Dewa Murka terdengar:
“Bajingan kuat itu punya kelemahan mematikan. Dia tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya, setiap hari minimal harus tidur dengan seorang wanita. Nilai moralnya pasti selalu kurang.
“Untuk mengisi ulang nilai moral, dia harus menyumbang sejumlah uang untuk amal secara berkala. Jadi dia tidak mungkin bersembunyi total, pasti akan berhubungan dengan dunia luar.
“Aku akan menggunakan saluran Pasukan Militer untuk menyelidiki lokasi persembunyian Lust secara diam-diam, tapi butuh waktu. Tunggu kabar dariku. Selain itu, jangan coba lacak posisiku, nomor ini tidak akan kugunakan lagi.”
“Tidak masalah. Tetap pakai nomor ini, nanti kamu bisa menghubungiku.” Zhang Yuanqing tersenyum:
“Kerja sama yang menyenangkan!”
Jendral Dewa Murka mendengus keras, lalu mematikan telepon.
……
Elder Anjing kembali ke ruang istirahatnya di Kebun Binatang, membuka laptop, mengirim undangan rapat ke lima Elder.
Para Elder yang telah menunggu jawaban segera menyetujui undangan dan masuk ke ruang rapat.
“Bagaimana?” Elder Tianhuo tidak tahan, langsung bertanya.
“Yuan Shi dapat kontak Rage dari Mata Iblis, sudah berhasil menjalin komunikasi dengan Rage. Selanjutnya tinggal menunggu kabar dari Rage.” Elder Anjing berkata perlahan.
"Benar-benar berhasil..." Ruang rapat hening selama beberapa detik, Elder Xi Rang terkejut:
"Mata Iblis benar-benar bekerja sama dengannya? Apa yang membuat Yuan Shi Tian Zun begitu istimewa di mata Mata Iblis?"
"Ngapain dipikirin? Yang penting tugas selesai. Hebat, bocah ini benar-benar luar biasa. Ayahmu semakin mengaguminya." Tertawa lepas Elder Tian Huo menggema di ruang rapat.
"Jika ini berhasil, Yuan Shi verdasarkan kontribusi terbesarnya." Suara Elder Luo Shen terdengar penuh keceriaan.
Perasaannya sedang sangat baik.
"Tak ada urusan lain? Rapat ditutup!" Fu Qingyang mengumumkan sebelum keluar dari ruang rapat.
Fu Qingyang bersandar di kursi, merenung sejenak lalu menekan bel panggil.
Beberapa menit kemudian, Bunny Girls membuka pintu dan masuk, "Kakak-kakak, ada yang perlu dilayani?"
"Siapkan makan malam tambahan malam ini. Suruh Yuan Shi tinggal untuk makan."
……
Tiga hari kemudian.
Jendral Dewa Nafsu bertopeng baseball dan bermasker keluar dari gang kumuh berlumut. Di seberangnya berdiri perusahaan logistik berukuran mini.
Matanya menyapu sekilas pada pejalan kaki yang lewat.
Pejalan itu tiba-tiba terlihat bingung, lalu merogoh ponsel dari saku, membuka kunci layar, dan menjatuhkannya ke tanah.
Jendral Dewa Nafsu merasuki tubuh korban, mengambil ponsel, lalu berdiri di mulut gang sambil memasukkan nomor dan menekan tombol panggilan.
Beberapa detik kemudian, sambungan terjawab dengan suara penuh hormat:
"Ada perintah, Tuan?"
"Apa perkembangan terbaru di wilayahmu?" tanya Jendral Dewa Nafsu.
"Situasi sangat ketat. Semua anggota berusaha low-profile. Kali ini mereka benar-benar serius," jawab bawahannya.
Keduanya menghindari penggunaan istilah sensitif apa pun.
"Hmm," Jendral Dewa Nafsu bersuara, "Lanjutkan mengumpulkan informasi. Aku akan rutin menghubungimu. Selain itu, ambil 5 juta RMB dari brankasku untuk disumbangkan."
"Mengerti!" jawab bawahan.
Tiba-tiba, Jendral Dewa Nafsu melihat seorang wanita muda bertubuh molek dengan pakaian minim sedang melintas sambil memegang payung.
Ia menjilat bibirnya, mematikan telepon, lalu mulai mengikuti wanita tersebut.
……
Di Songhai, sebuah kontrakan sederhana.
Pemuda bertopi baseball meletakkan ponselnya dengan diam-diam, menelan ludah saat melihat dua preman bertubuh kekar di sampingnya, "S-sudah dihubungi Jendral... Kita satu organisasi, kalian harus menepati janji..."
"Jendral sudah meneleponku. Kita semua anggota Pasukan Militer yang sama. Kalian harus menepati janji..."
Dua hari sebelumnya, dia telah dikendalikan oleh dua anggota Pasukan Militer ini. Mereka hanya mengurungnya di kamar sambil menunggu kontak dari Jendral Dewa Nafsu, makan pesanan antar setiap hari tanpa boleh keluar.
Setelah dua hari menunggu, panggilan dari Jendral Dewa Nafsu akhirnya datang. Salah satu preman langsung menyalin nomor ponsel dan mengirimkannya ke seseorang.
Sebagai pengembara berpengalaman, pemuda bertopi baseball paham maksud mereka - melacak lokasi Jendral Dewa Nafsu.
Tapi dia bingung, sebagai sesama anggota Pasukan Militer, untuk apa mereka melacak Jendral?
Preman yang menyalin nomor itu menyeringai, "Tentu, kami akan menepati janji..."
Saat kata-katanya menggema, pupil matanya tiba-tiba menampilkan dua mantra kuno yang terdistorsi.
Di bawah penekanan level, wajah pemuda bertopi baseball menjadi kaku, pikirannya mulai berkabut.
"Pria kekar lainnya mencabut pisau komando di pinggangnya, menempelkannya ke leher pemuda bertopi baseball, lalu mengeratkan dengan keras."
Kepala menggelinding ke lantai, mata masih terbuka lebar, bibir bergetar gemetar.
Dari bekas potongan leher, semburan darah merah pekat menyemprot ke langit-langit, menodai warna merah yang tragis.
"Kita ini profesi bebas, kapan pernah menepati janji?" Pria kekar itu menjilat darah di mata pisau sambil menyeringai dingin.
"Ayo pergi, tempat ini mungkin sudah dilacak pihak resmi. Cepat minggir!" Pria yang mengirim pesan itu menghancurkan ponselnya, meremukkan komponen di dalamnya menjadi bubuk.
……
Kawasan Fu Family, ruang studi.
Fu Qingyang, Elder Anjing, Elder Tianhuo—tiga Elder berkumpul. Di samping mereka ada Zhang Yuanqing, Guan Ya, dan tiga petugas.
Wang Tai yang sedang duduk di sofa mewah dengan laptop di atas lututnya, mengangkat kepala memandangi para petinggi di ruangan. Suara si kakak penyendiri tetap tenang:
"Sudah terlacak, Jendral Nafsu berada di dekat perusahaan logistik Xunda, Kota Jiangxin!"
