Kemenangan ditentukan, hidup-mati terbukti
Zhao Feichen berbisik:
“Benda yang sedang ditempa di tungku itu artefak kelas atas, bahkan Bibi pun tingkat keberhasilannya kurang dari 30%. Aku harus dapatkan ini, meski dia petugas resmi, aku pura-pura tak tahu.”
“Kalau kamu sudah mantap!” Lian Sanyue tersenyum, bangkit dengan malas, lalu berdiri di tengah kerumunan sambil berseru lantang:
“Aku akan membuat kontrak atas nama saksi dan penjamin. Siapa yang melanggar kontrak akan kuhadapi sendiri.”
Setelah kedua pihak mengangguk, dia mengambil gulungan perkamen kuning tua dari inventory, membukanya dengan gesit seraya berkata:
“Kontrak 1: Dilarang menggunakan skill atau artefak level 6 ke atas, termasuk level 6.”
“Kontrak 2: Tidak boleh menyerah. Aturan ring tinju: harus ada yang mati.”
“Kontrak 3: Dilarang meminta bantuan ke pihak luar yang tidak terkait.”
Setiap kalimat yang diucapkannya langsung muncul di perkamen dalam bentuk karakter berliku seperti kecebong, tak bisa dibedakan dari bahasa negara mana.
Setelah merampungkan tiga pasal kontrak, dia menatap Zhang Yuanqing dan pendekar pedang paruh baya, “Mari tandatangani dengan cap jempol.”
Pendekar pedang itu melangkah maju, menekankan ibu jarinya di bawah kontrak. Ia menoleh, memandang dingin ke arah Zhang Yuanqing.
Zhang Yuanqing kembali mendekati Lian Sanyue, berbisik, “Sebagai bibinya, seharusnya kau beritahu dia siapa diriku sebenarnya!”
Dia menahan diri tidak mencetak sidik jarinya, berusaha melakukan upaya terakhir.
Mengungkap identitas sendiri bukan pilihan bijak di tempat campur aduk ini, apalagi dengan adanya Profesi Jahat.
Jika kabar kehadirannya sampai ke telinga Saint bahkan Sovereign dari organisasi jahat, itu akan memicu banyak masalah dan bahaya.
Kota Hua bukan Songhai, bukan wilayah kekuasaannya. Lebih baik berhati-hati.
“Ngapain aku kasih tahu dia!” Lian Sanyue menghembuskan asap rokok putih.
Perempuan ini... Zhang Yuanqing mengamatinya beberapa saat, tiba-tiba deskripsi Li Chunfeng tentangnya terasa semakin jelas.
Lian Sanyue menghela napas: "Perkataanku di luar sia-sia. Percaya atau tidak, meski kau beri tahu identitasmu, Zhao Feichen tetap akan merampasmu."
Anak nakal yang dimanja dengan arogan, memanfaatkan aturan dengan licin, merasa diri benar? Zhang Yuanqing tak berkata lagi, menekankan cap jempol di kulit kambing.
Pada lembaran kulit kambing usang, tulisan mirip kecebong menyala berurutan. Dua cap jempol muncul, mengeluarkan asap putih berdesis. Kuasa tak kasat mata mengesahkan kontrak ini. Pelanggar akan mendapat hukuman berat.
Lian Sanyue memasukkan kulit kambing ke inventory, menatap keponakannya di kejauhan:
"Berikan batu apiku."
Zhao Feichen mengusap meja dagangannya, sepuluh batu merah tua tersusun rapi.
Dengan gerakan tangan, Lian Sanyue menyimpan batu-batu itu.
"Ayo ke ring," ujarnya sambil memandang penonton dengan senyum manis:
"Yang mau nonton, beli tiket dulu. Dua ratus ribu per lembar."
Ia berjalan bergoyang meninggalkan tenda dengan cerutu di jari, menuju area belakang pasar gelap.
Tiga pria kekar penjaga tatanan berteriak:
"Silakan beli tiket di sini!"
Seketika kerumunan membanjiri mereka. Pembeli pasar gelap berebut duluan, pedagang mengunci barang berharga lalu berdesakan membeli tiket.
Pertarungan hidup-mati Tingkat Sage adalah tontonan langka.
Tak peduli harga tiket naik dua kali lipat, mereka tetap rela membayar.
Biasanya yang bertarung di ring hanya pejalan Transcendent. Hampir tak mungkin melihat Sage bertarung.
“Dua ratus ribu per lembar, di sini setidaknya ada seratus orang lebih, itu hampir 20 juta? Sebagai peserta, bukankah seharusnya dapat bagi hasil...” Zhang Yuanqing mendengarkan sambil bergumam dalam hati, betapa menguntungkan pasar gelap ini.
Pantas saja Lian Sanyue punya biaya untuk membuat begitu banyak artefak.
Pinggang Lian Sanyue bergoyang sangat ekstrim, tapi langkahnya pelan. Saat Zhang Yuanqing mengikutinya sampai ke ring tinju, belasan Spirit Realm Walker telah membeli tiket dan bergegas mendekat.
Di bawah ring, penonton berpengalaman menjaga jarak lebih dari sepuluh meter, mengamati dari kejauhan.
Kerumunan semakin padat, suara riuh rendah saling bersahutan memenuhi area.
"Bos wanita, mau buka taruhan? Biarkan kami ikut bertaruh."
"Taruhan apa lagi? Zhao Feichen pasti menang. Pengawalnya itu Pendekar Pedang level 5. Dalam pertarungan jarak dekat, Pendekar Pedang bisa masuk tiga besar. Lagipua, keluarga Zhao punya banyak artefak untuk menutupi kelemahan Pendekar Pedang. Hmm, sekuat gunung Tai."
"Lo ngomong apaan sih? Tadi nggak dengar? Anak muda itu juga punya banyak artefak. Masa iya dia bakal lempar artefak ke tungku sampah kalau nggak?"
"Aura anak itu jelas lebih lemah dari Pendekar Pedang. Lagian, kalau dia memang jago, apa bos wanita nggak ngasih tahu keponakannya?"
"Kalau bahas itu, aku punya info. Denger-denger, hubungan Lian Sanyue sama kepala keluarga Zhao sangat buruk. Jangan tanya kenapaa, aku juga nggak tau. Tapi percaya, aku orang sini."
Dalam gemuruh keriuhan, Zhao Feichen memeluk dua wanita pendamping, sudut mulutnya menyeringai dingin.
Bibinya ini memang tidak akur dengan keluarga Zhao, hubungannya dengan sang kakek ibarat air dan api.
Menurut perkataan ayahnya, bibi terlahir dengan tulang pemberontak, berwatak keras kepala dan angkuh. Sejak kecil menolak perintah dan pengaturan keluarga, bertindak semaunya tanpa mau diikat.
Sedangkan sang kakek adalah figur patriarki dengan kebutuhan kontrol yang sangat kuat, mana mungkin menerima keberadaan putri seperti ini.
Maka hubungan mereka pun membeku bagai es.
Zhao Feichen sendiri tidak dekat dengan bibi ini. Sejak muda dia sudah minggat dari keluarga Zhao, setahun sekali pun jarang bertemu, mana mungkin ada ikatan batin?
Tapi Rumah Harta Wanbao memang tempat asyik. Dia sering datang untuk mengumpulkan informasi, berburu barang langka, dan menukar artefak.
Saat pikirannya melayang-layang, matanya menangkap sosok pemuda itu melompat ke ring pertarungan yang luas. Seketika dia menoleh ke pendekar pedang paruh baya di sampingnya:
"Aku curiga bocah itu membawa beberapa artefak berkualitas Saint. Sebelum naik ke panggung, kutanya sekali lagi: masih kurang artefak apa? Selama ada di inventoryku, silakan ambil."
Pria paruh baya itu mengelus-elus pedang di dadanya, menggeleng halus:
"Artefak yang kubawa sudah cukup. Lagipula kau tak mungkin memberikanku artefak kelas atas. Sejatinya, seorang pendekar pedang sejati hanya perlu mencurahkan hati pada senjata ini."
Zhao Feichen mengangguk singkat: "Pergi!!"
Setelah pendekar pedang itu melompat ke ring, Zhao Feichen menunduk dan membisikkan sesuatu di telinga salah satu gadis pendampingnya.
Gadis berwajah influencer itu mengangguk, menerobos kerumunan, lalu berlari kecil pergi.
Zhao Feichen mengikuti kepergiannya dengan pandangan, lalu menarik kembali matanya sambil mencibir dingin.
Kakek pernah berkata, segala hal harus dipersiapkan dengan dua rencana. Meski sangat yakin pada pengawalnya, dia juga harus mempertimbangkan konsekuensi dan kerugian jika gagal.
Biar pun bocah ini tidak mati di Gudang Harta hari ini, jangan harap bisa keluar dari Huadu dengan selamat.
Isi percakapannya dengan teman perempuannya tadi hanya satu kalimat pendek: "Panggil Ayah!"
Lagipula, nanti serahkan masalah ini pada orang tua biar mereka yang memutuskan.
Di ring tinju, Zhang Yuanqing dan pendekar pedang paruh baya saling berhadapan dengan jarak belasan meter. Keduanya diam, tapi tatapan telah mengunci lawan, mencari celah untuk menyerang.
Zhang Yuanqing terus merancang strategi melawan musuh sambil tetap berhadapan dengannya.
Aura-nya lebih kuat dariku, mungkin level 5. Kalau sampai dekat, sangat berbahaya... Pendekar pedang punya output tinggi dan kelincahan, kelemahannya pertahanan fisik lemah dan tidak bisa recovery. Tapi dia dari keluarga Zhao, pasti sudah menutupi kelemahan dengan artefak.
Aku harus menghadapi musuh dengan output dan kelincahan tinggi yang juga punya pertahanan dan pemulihan... Kalau tidak salah, skill pasif pendekar pedang yaitu Kemauan Baja dan Penghancur Arwah justru bisa melawan rasukan arwah dendam... Ini bakal sulit...
Ah, Night Wanderer memang kuat di level Transcendent. Tapi saat jadi Star Official di level 4, justru melemah. Meski ilmu perbintangan dan Star Escape Technique berguna, tidak bisa untuk menyerang...
Tiba-tiba, ide cemerlang muncul di benaknya tentang cara memanfaatkan ilmu perbintangan.
Yaitu menggunakan kombinasi artefak untuk menyusun rencana serangan, lalu membuka Mata Bintang untuk melihat aura wajah lawan. Jika area E Gong-nya diselimuti kilatan darah, berarti rencana berhasil.
Jika tidak, modifikasi rencana.
“Secara teori, logika ini bisa diterapkan. Mungkin inilah cara penggunaan ilmu perbintangan yang benar. Sebagai profesi dengan kekuatan puncak, Night Wanderer seharusnya tidak lemah di Tingkat Sage..."
Memikirkan ini, Zhang Yuanqing membuka Mata Bintangnya, mengamati aura wajah pendekar pedang paruh baya itu.
"Pasti dia punya alat pertahanan dan artefak pemulihan. Pertama aku akan menggunakan wujud werewolf untuk Penembus Armor, lalu gabungkan dengan racun api dan artefak kutukan untuk menekan kemampuan pemulihannya..." Rencana cepat tersusun di hatinya sambil mensimulasikan langkah-langkahnya.
Tapi aura wajah pendekar pedang itu tak berubah - meski diselimuti awan gelap, tak ada tanda malapetaka darah.
Tampaknya imajinasi kosong tak efektif, tapi logikanya benar. Akan kucoba sambil bertarung... Tanpa ragu lagi, dia mengaktifkan Night Roaming dan menghilang.
“Night Wanderer?!”
Suara takjub penonton bergema di sekitar ring tinju.
“Apakah anak ini anggota Taiyi Men?” Zhao Feichen justru tersenyum sinis. Dibandingkan dengan skala besar dan kekuatan Aliansi Lima Unsur, Taiyi Men jauh tertinggal. Pemimpin Sekte mereka yang sombong itu hanya bisa berlagak karena Night Wanderer memiliki keunikan tak tergantikan.
Tapi bagi Keluarga Zhao, dengan kata-kata populer sekarang: "Untuk apa kami butuh Night Wanderer ini?"
Sama sekali tidak gentar.
Pendekar pedang paruh baya itu mencabut pedangnya dengan suara "clanggg". Bilah merah darah itu bukan dari baja biasa, memancarkan aura jahat dan kekerasan yang bisa menembus tubuh spiritual dan mengintimidasi hati.
Setelah menghunus pedang, dia cepat-cepat mundur lalu menyapu pedangnya ke depan. Aura pedang merah darah berbentuk busur melesat deras menyapu seluruh ring.
Pendekar Pedang level 5 dapat mengeluarkan aura pedang, bahkan mampu menghadapi musuh dengan serangan jarak jauh dengan tenang - ini perbedaan utama antara level 4 dan 5.
Hanya terdengar suara "Ding!", sosok manusia terjatuh dari Void, memegang pisau pendek dalam posisi bertahan.
Ternyata itu Zhang Yuanqing.
Pisau pendek di tangannya adalah artefak Transcendent yang dikumpulkan beberapa hari ini, langsung penyok akibat aura pedang.
Mata Pendekar paruh baya itu berkilat tajam, hendak mengangkat pedangnya tiba-tiba mendengar suara desingan dari belakang.
Masih ada musuh? Mayat Yin! Dia segera menyadari, hati berdesir sambil meluncur ke samping.
Tepat saat itu, Pendekar paruh baya melihat pemuda Night Wanderer itu mengusap wajahnya, titik emas di antara alisnya berpendar lalu menyebar membentuk topeng wajah yang agung.
Jiwanya terguncang, dipenuhi rasa takut dan panik, lupa untuk melawan.
Namun semua emosi negatif itu lenyap seketika - Kemauan Baja sang Pendekar menahan efek Intimidasi dari Topeng Emas.
Suara desingan sudah di atas kepala. Tanpa sempat menghindar, dia mengeluarkan patung tanah liat dari genggaman.
"Boom!"
Serangan Blood Rose seperti menabrak karung pasir tebal, cahaya kuning bergelombang menyebar.
Dia terpental akibat gaya balik, sementara Pendekar paruh baya tetap diam.
Sang Pendekar segera menyimpan patung itu, kilatan pedang menyambar leher Blood Rose yang sudah lebih dulu berguling menghindar dari serangan pemenggalan kepala.
"Ini bukan karena Mayat Merah bisa memprediksi gerakan musuh, melainkan perintah menghindar dari Zhang Yuanqing yang diberikan lebih awal."
Ternyata artefak pertahanan profesi Earth Fiend, "efek samping" yang berat, aku sudah terlalu familiar... Setelah menguji satu artefak, Zhang Yuanqing segera menyadari Mayat Merah sudah terjepit bahaya oleh Pendekar Pedang paruh baya.
Kokoh bagaikan gunung, Invasi Seperti Api.
Pendekar Pedang bertarung tanpa memberi kesempatan musuh bernapas.
"Byur byur byur..."
Pedang merah terus melukai Mayat Merah sampai tulang terlihat, meski Demon Tempter ahli bertarung jarak dekat, melawan Pendekar Pedang level 5, kekuatan Mayat Merah terlalu jauh tertinggal.
Hanya 3-4 detik, beberapa kali nyaris dipenggal.
Ini masih mayat yin, kalau tubuh daging darah asli, pasti sudah hancur.
Terbukti Spirit Realm Walker level 4, jika Pendekar Pedang level 5 bisa mendekat, nyawa bisa melayang dalam hitungan puluhan detik.
Sorak sorai menggema dari bawah podium.
Zhao Feichen menyunggingkan senyum di sudut mulut, wajah penuh kesombongan.
Perempuan di sampingnya berbisik lembut dengan pujian "hebat sekali" dan "kakak-kakak pasti menang", membuat senyum Zhao Feichen semakin lebar.
Zhang Yuanqing menghembuskan Kekuatan Taiyin, aura yin dahsyat segera menyebar. Dalam aura yang bergelora, siluet pengantin hantu berbaju pengantin merah samar terlihat melayang mendekati Pendekar Pedang paruh baya.
Sang pendekar segera menarik pedang dan mundur, meneriakkan pekikan perkasa.
Pengantin hantu yang sudah berada di belakangnya tiba-tiba kaku, lalu ditusuk pedang merah di tubuhnya.
"Aaa..."
“Pengantin hantu mengeluarkan jeritan, tubuhnya mengeluarkan asap hitam yang berdesis.”
Menghadapi Pendekar Pedang yang ahli dalam pertumpahan darah dan memiliki kemampuan pasif Penghancur Kutukan, arwah dendam level 4 jelas bukan tandingan. Zhang Yuanqing sudah memperhitungkan ini - memanggil pengantin hantu memang sengaja untuk mengulur waktu.
Sebuah topi merah segitiga yang lemas dilemparkan ke arah Mayat Merah.
Mayat Merah menyambar dan mengenakannya. Tiba-tiba tubuhnya menjulang tiba-tiba, merobek pakaiannya. Kulit putihnya mulai ditumbuhi bulu emas tajam seperti jarum baja.
Telinga segitiga tumbuh di kepala, wajah bagian bawah memanjang. Pupil mata hitam berubah menjadi mata binatang berwarna emas. Telapak tangan dan kaki mulai berubah seperti anjing, dengan cakar tajam yang memanjang.
Dalam sekejap, Mayat Merah berubah menjadi werewolf berbulu emas setinggi 4 meter. Dari mulutnya yang dipenuhi taring bersilangan, mengalir lava yang membara.
Serigala Api Iblis!
“Apa ini?”
“Binatang beracun?”
“Tak pernah dengar ada serigala dalam jenis binatang beracun...”
Riuh rendah teriakan penonton memenuhi arena. Mayoritas penonton berlevel Transcendent, tapi ada juga beberapa Saint. Meski memiliki wawasan luas, termasuk yang dari Profesi Jahat, tak satu pun pernah melihat werewolf sebelumnya.
Zhao Feichen menutup matanya dengan nikmat, mendorong perlahan wanita di sampingnya. Matanya tak berkedip menatap werewolf di arena.
Meski terpisah puluhan meter, aura mengerikan yang dipancarkan monster itu membuatnya gemetar ketakutan.
Transformasi aneh? Tidak, tidak mirip. Bentuk binatang yang belum pernah dilihat, artefak apa ini... Lian Sanyue mengamati werewolf dengan minat yang besar.
Sebagai pembuat artefak, dia memiliki ketertarikan mendalam terhadap semua artefak khusus.
Selama Mayat Merah berubah menjadi werewolf, Zhang Yuanqing berdiri di tepi ring tinju, membuka Mata Bintangnya, mengamati aura wajah pendekar pedang paruh baya.
Aura wajahnya diselimuti awan gelap dengan kilatan darah tersembunyi, menunjukkan werewolf bisa menjadi ancaman baginya, tapi sepertinya tidak bisa membunuhnya... Zhang Yuanqing sudah paham dan segera memberi perintah serangan.
Serigala Api Iblis sudah tidak sabar. Kaki belakangnya yang kuat dan panjang sedikit menekuk, terdengar "Krek!", ubin ring tinju retak. Sosok tinggi itu berubah menjadi bayangan sisa, menerjang ganas ke arah pendekar pedang paruh baya.
Pendekar pedang paruh baya tidak terburu-buru. Dengan keterampilan kewaspadaan, dia sudah memahami sepenuhnya trajektori serigala. Dia meluncur ke kiri, menghindari serangan dengan tepat, menyilangkan pedang di pinggang, lalu menerjang maju.
Bilah merah pedang menggores paha Serigala Api Iblis, meninggalkan luka pedang dalam tapi tulang tidak terlihat.
Pertahanan werewolf luar biasa. Bahkan pendekar pedang ahli Penembus Armor hanya bisa melukai daging darahnya.
Keduanya berpapasan. Pandangan pendekar pedang melirik musuh di tepi ring tinju. Setelah memastikan itu bukan ilusi, dia berbalik cepat dan menebaskan aura pedang merah.
Aura pedang itu meluncur beberapa meter, mengenai Serigala Api Iblis yang sedang berbalik, meninggalkan lagi luka pedang dalam.
Serigala Api menggeram marah, perutnya mengembang lalu tiba-tiba membuka mulut menyemburkan lidah api bercampur lava yang langsung menelan Pendekar Pedang paruh baya.
Namun di detik berikutnya, Pendekar Pedang itu sudah muncul di sisi lain.
Serangan selambat itu mana mungkin mengenai Pendekar Pedang.
Dalam waktu berikutnya, Pendekar Pedang paruh baya dengan lincah menghindar dan berpindah posisi. Meski terus pasif dan lebih banyak bertahan, tak lagi sekuat sebelumnya.
Tapi serangan Serigala Api selalu meleset, kelincahan kebanggaan werewolf tak punya keunggulan di hadapan Pendekar Pedang yang ahli pertarungan jarak dekat dengan keterampilan kewaspadaan.
Justru Pendekar Pedang paruh baya itu sambil menghindar selalu menusuk dan menebaskan pedangnya, terus menambah luka di tubuh serigala api.
Sedikit demi sedikit menggerogoti monster ini.
Zhao Feichen di bawah panggung menarik napas lega, kembali merangkul wanita pendampingnya ke dalam dada sambil meraba lekuk tubuh seksi gadis muda itu, matanya menikmati pertarungan di atas panggung.
Zhang Yuanqing di samping mengamati lama, mencatat kelebihan dan kekurangan kedua pihak.
Dengan kekuatan serangan werewolf, menembus alat pertahanannya sebenarnya tidak sulit. Tapi harus membuatnya berhenti dulu untuk menggunakan artefak pertahanan. Kelincahan werewolf tak berguna di sini. Untuk memaksanya pakai artefak pertahanan, harus kuturun tangan...
Pertama tukar luka biarkan dia berdarah, lalu minta serigala api bantu serangan untuk memaksanya pakai artefak pertahanan. Setelah itu... Zhang Yuanqing merancang strategi pembunuhan dengan cepat dengan menggabungkan artefak dan skill miliknya.
"Setelah merapikan pikirannya, dengan kondisi Mata Bintang tetap aktif, ia melihat kilatan darah menyelimuti area mata pendekar pedang paruh baya."
"Ternyata berhasil! Hatinya dipenuhi sukacita, tidak hanya menemukan cara mengalahkan musuh tapi juga membuktikan penerapan ilmu perbintangannya."
"Seketika itu juga, ia mengeluarkan ilusi meninggalkan tubuh palsu di tempat, sambil diam-diam mengaktifkan Night Roaming untuk menghilang."
"Pendekar pedang yang terus memantau gerak-geriknya langsung waspada, Kemauan Baja dikombinasikan dengan keterampilan kewaspadaan khusus menangkal ilusi."
"Pendekar pedang segera menebaskan aura pedang melengkung ke belakang, menyapu seluruh arena untuk memaksa Star Official muncul."
"Namun aura pedang itu melesat keluar ring, menyapu di atas kepala semua penonton sebelum melemah dan menghilang setelah puluhan meter."
"Tidak mengenai apapun."
"Hampir sepersekian detik kemudian, Zhang Yuanqing dengan sepatu lari hitam tanpa logo dan memakai topeng kuning muncul di belakangnya, menusukkan pisau pendek ke punggung pendekar."
"Bagaimana dia menghindari aura pedang... Kecepatannya luar biasa... Pupil mata pendekar itu menyempit keras."
"Keterampilan kewaspadaan bisa memprediksi gerakan musuh, tapi tak bisa mendeteksi musuh dalam kondisi siluman."
"Selain itu, kecepatan meledak Star Official dalam jarak dekat ini bahkan setara dengan Demon Tempter level yang sama."
"Pendekar pedang yang ingin menangkis, menghindar, atau membalas sudah terlambat, hanya sempat memiringkan tubuh untuk menghindari titik vital."
"Byur!"
"Pisau pendek berhasil menembus tubuh pendekar pedang."
Rasa sakit yang hebat membuat Pendekar Pedang paruh baya merinding bulu kuduknya. Dengan dukungan Kemauan Baja, ia segera meredakan luka dan tetap tenang, berencana memanfaatkan kesempatan langka ini untuk menyerang balik Star Official.
Biarkan dia tahu betapa bodohnya menyerang Pendekar Pedang dalam jarak dekat.
Tapi tiba-tiba, dia melihat serigala terkutuk membuka mulutnya, api menyembur dari dalam tenggorokan.
Dengan pasrah, dia merogoh patung tanah liat dari inventory untuk melindungi tubuhnya.
Sementara tubuh Zhang Yuanqing menghilang dalam cahaya bintang, menghindari lidah api. Sebenarnya dia tak perlu menghindar karena cermin pelindung huxinjing-nya membuat api serigala terkutuk tak bisa melukainya sedikitpun.
Tapi dia harus tetap menjaga darah di hal-hal penting.
Api yang bercampur lava menelan Pendekar Pedang paruh baya, panas menyengat menjilat lapisan pelindung, membakar kubah energi elemen tanah hingga merah menyala. Namun menurut konsep lima elemen, api memperkuat tanah, membuat kubah energi tanah memiliki resistensi api sangat tinggi.
Embusan napas werewolf hanya bisa bertahan tiga detik... Pendekar Pedang paruh baya yang pernah melihat jurus ini tidak panik, diam-diam menunggu kesempatan.
Tiga detik berlalu cepat. Saat hendak memasukkan patung tanah liat ke inventory untuk melawan, tiba-tiba dia melihat Star Official itu mengambil boneka kayu yang jelek dari inventory, mengoleskan darah di ujung pedang ke boneka itu sambil mendengus:
"Matilah!"
Ilmu Kutukan!
Pandangan Pendekar Pedang paruh baya gelap, tujuh lubang di wajahnya mengucurkan darah, jiwanya seolah-olah tercabik menjadi fragmen.
Dia langsung terluka parah, untungnya level kutukan tidak cukup tinggi, masih belum bisa membuatnya yang merupakan Pendekar Pedang level 5 mati secara tidak wajar.
"Tapi ini juga membuatnya takut untuk memasukkan patung tanah liat, berhenti di tempat, dengan susah payah mengangkat lengan yang berat, meraih jubah anyaman Qing Teng dari inventory, perlahan mengenakannya."
"Cahaya redup hijau kebiruan menyelimutinya, mengobati luka dengan cepat."
"Memanfaatkan kesempatan ini, cakar Werewolf Api menggaruk-garuk pelindung energi tanah yang masih merah menyala, lapisan energi berunsur tanah yang belum mendingin itu berubah seperti lava di bawah garukan berfrekuensi tinggi."
"Persis seperti kaca yang meleleh karena panas membara."
"Akhirnya, dengan suara kretek yang mengiris telinga, pelindung pecah dan patung tanah liat di tangan Pendekar Pedang paruh baya itu retak."
"Byur!"
"Cakar werewolf mencakar perut dan payudara Pendekar Pedang paruh baya sampai kulit terkoyak dan daging terbelah."
"Aaa..."
"Pendekar Pedang paruh bata itu menjerit kesakitan, seluruh kulitnya langsung memerah, otot-ototnya kejang-kejang."
"Racun api masuk ke tubuh!"
"Kondisi tubuh yang belum sepenuhnya pulih semakin memburuk."
"Dengan kemampuan pasif Kemauan Baja, akalnya tetap tak tergoyahkan oleh rasa sakit. Cepat-cepat dia mengeluarkan topeng besi hitam bergambar hantu jahat, menutupkannya ke wajah lalu mengembuskan nafas kuat."
"Seketika, kabut pekat memenuhi seluruh ring tinju, menghalangi pandangan."
"Mist Lord?"
"Sekarang jadi tidak kelihatan, Tss... Tapi bisa ditebak, dia ingin memanfaatkan kabut untuk mengulur waktu menyembuhkan luka."
"Kalau begitu pertarungan ini masih belum jelas pemenangnya. Tadinya kupikir Star Official itu sudah pasti menang."
“Benar, si bocah itu cuma mengawasi di babak pertama, tapi begitu bertindak hampir mengakhiri pertarungan. Orang berbakat. Taiyi Men punya talenta seperti ini?”
Di antara kerumunan yang ramai berdiskusi, Zhao Feichen menghela lega, perasaan tegang di hatinya mulai mereda.
Seperti diketahui umum, di antara berbagai profesi lokal, satu-satunya yang bisa mengendalikan Mist Lord hanyalah Rain Master level Sovereign.
Profesi lain sama sekali tak berdaya menghadapi kabut pekat.
Begitu pikirannya melayang, terdengar suara teriakan melengking "Wuuu", disusul angin puyuh dahsyat yang menerjang ring tinju.
Kabut pekat yang tipis seperti sutra dan kental seperti bubur tersapu angin ganas itu.
Di atas panggung, bayangan dua manusia dan seekor serigala kembali muncul.
Tanpa ragu, Zhang Yuanqing yang mengenakan sarung tangan Windrunner langsung melemparkan dua bilah angin ke arah pria paruh baya yang kulitnya memerah, tujuh lubang wajah berdarah, dan aura nyaris punah.
Sekaligus memerintahkan serigala api menyiapkan hembusan api.
"Dang! Dang!"
Pendekar Pedang yang terjepit masih melawan, menghancurkan bilah angin.
Pada saat itu, serigala api membuka mulutnya, menyemburkan lava bercampur api yang menelan tubuh pria paruh baya.
Tiga detik kemudian, lidah api padam. Hanya tersisa jasad hangus di tempat itu.
……
