Kau lihat baik-baik siapa aku
Zhang Yuanqing bukan tak pernah melihat artefak multi-bentuk seperti Red Dance Shoes atau Military Soul Mask, tapi itu semua masih satu artefak dengan berbagai fungsi.
Sedangkan artefak di tangannya ini, setiap bentuk benar-benar berbeda dengan fungsi yang terpisah, lebih mirip tiga artefak independen.
Tak diragukan lagi, ini adalah artefak legendaris.
Tiga bentuk, masing-masing adalah kelas premium. Selain itu, ini juga artefak bertipe aturan.
Aturannya terdiri dari tiga jenis: Pertama: Resonansi, dapat menghancurkan semua pertahanan di dunia.
Kedua: Binding, tidak bisa digunakan oleh siapa pun sebelum majikannya mati.
Ketiga: Penyimpanan energi, dapat menahan satu kali serangan fisik level apapun.
Palu penghancur artefak, meriam petir yang menembakkan bola listrik, dikombinasikan dengan skill Night Roaming - benar-benar artefak legendaris untuk serangan mendadak. Bahkan jika serangan mendadak gagal, saya bisa menggunakan Perisai Thunder Ungu...
Tapi Perisai Thunder Ungu hanya bisa menahan serangan dari depan, tidak sebagus alat pertahanan Earth Fiend yang melindungi 360 derajat. Selain itu, batas pertahanannya masih belum diketahui...
Karena pertahanan Perisai Thunder Ungu sendiri bukanlah aturan, selama bukan aturan, pasti ada batasannya.
"Mari uji kekuatan beberapa artefak ini dulu..."
Zhang Yuanqing gampang terangsang, perisai bundar di tangannya berubah menjadi Palu Labu kecil sepanjang 50cm, gesit dan mudah diayunkan untuk serangan jarak dekat.
Kemudian dia mengambil sebongkah bijih besi merah dari gudang faksi, material bernama Huomo Ore.
Sesuai namanya, material kualitas Saint untuk profesi Fire Master.
Huomo Ore memiliki dua karakteristik utama: suhu tinggi dan kekokohan, cocok untuk membuat senjata dingin. Tapi karena sifatnya yang keras dan tahan panas, sangat sulit dilebur.
Zhang Yuanqing melempar Huomo Ore seukuran baskom ke lantai, lalu mengayunkan Palu Thunder Ungu dengan keras.
"Dang!"
Dentang nyaring menggema di dalam ruangan.
Di permukaan bijih Huomo terlihat setengah tanda labu penyok. "Pukulan Berat" adalah salah satu karakteristik Palu Ungu, setiap pukulan merupakan serangan berat, namun karakteristik resonansi sepertinya belum terlihat...
Zhang Yuanqing menatap bijih Huomo beberapa saat, tiba-tiba seperti menemukan sesuatu, mengeluarkan suara heran, lalu menekan permukaan bijih dengan jarinya.
Seketika jarinya mati rasa disertai nyeri ringan, sensasi ini mirip saat kecil meletakkan tangan di mesin bergetar frekuensi tinggi.
Getaran bijih Huomo terganggu, permukaannya bergelombang halus sebelum akhirnya menghilang.
Zhang Yuanqing menyentuh lagi, sensasi mati rasa itu telah lenyap.
Ternyata sebelumnya bijih Huomo terus bergetar mikroskopis berfrekuensi tinggi... Zhang Yuanqing tersadar sesuatu, mengangkat Palu Ungu dan mulai memukul permukaan bijih berulang kali.
Dang dang dang...
Getaran permukaan bijih semakin hebat, hingga pada pukulan kelima, bijih Huomo tiba-tiba meledak "Braak!" menjadi debu dan serpihan halus.
"Wah, kekerasan bijih Huomo bahkan melebihi banyak artefak, hancur hanya lima pukulan..." jarinya membelai labu kecil itu penuh kagum.
Selanjutnya dia menguji pertahanan Perisai Ungu dengan memanggil Mayat Merah penjaga pintu, menyuruhnya berubah menjadi werewolf lalu memberikan serangan ke majikan yang mengacungkan perisai.
Serangan Mayat Merah setara dengan Pendekar Pedang level 5, dengan cakar yang ahli menembus armor. Alat pertahanan Pendekar Pedang level 5 sebelumnya memang hancur oleh cakar werewolf.
Tapi sekarang, cakar tajam hanya menyisakan goresan putih di permukaan perisai bundar, memercikkan bunga api dan mengeluarkan suara mengerikan meski werewolf mengerahkan seluruh tenaga.
"Prak! Prak!..."
Dari permukaan perisai yang diserang, kilatan ular listrik menyambar tubuh werewolf.
Setiap sengatan listrik membuat tubuh berbulu baja werewolf kaku, bulu-bulunya berdiri, dan gerakannya melambat.
Kurang dari setengah menit, serangannya kehilangan kecepatan, pukulan cakar pun melemah.
Sekarang saatnya beralih ke meriam badai petir untuk menembak pasti mengenai sasaran... Zhang Yuanqing berpikir demikian, tapi malah memberi perintah berhenti.
Werewolf terengah-engah dengan punggung membungkuk, mata emas buasnya tampak bingung dan kacau seperti baru tersetrum.
Zhang Yuanqing mengamati permukaan perisai yang penuh bekas cakar.
Ia segera beralih ke mode meriam badai petir, lalu kembali ke perisai bundar.
Kali ini, bekas cakar di permukaan perisai telah hilang.
Ternyata esensi artefak ini adalah "emas ungu cair". Kerusakan permukaan tidak mempengaruhi fungsinya. Cukup ubah bentuknya untuk mengembalikan seperti semula.
"Dengan begini, meski perisai bundar suatu hari retak, aku tak perlu khawatir rusak..." Zhang Yuanqing mengelus-elus perisai bundar, semakin dilihat semakin disukai.
Memang pantas disebut barang langka di antara yang terbaik, semua aspek mendekati kesempurnaan.
Sedangkan efek samping penggunaannya, tidak bisa dibilang berat atau ringan.
Efek samping Palu Petir Ungu adalah: pengguna di bawah 2 meter hanya bisa memakainya 5 menit. Jika melebihi, tubuh akan hancur berkeping-keping akibat resonansi yang terus meningkat.
Biaya penggunaan Meriam Badai Petir tertulis jelas. Meski belum dicoba, Zhang Yuanqing menduga efeknya adalah sambaran petir, termasuk jurus "seribu musuh mati delapan ratus diri terluka".
Adapun Perisai Petir Ungu, meski hanya memiliki satu catatan efek samping: kehilangan keinginan menyerang saat mengangkat perisai.
Tapi setelah menggunakan artefak ini, Zhang Yuanqing menyimpulkan tiga kelemahannya: pertama efek samping yang tercatat, kedua hanya bisa menahan serangan dari depan. Untuk tikaman dari belakang atau serangan mendadak, tidak bisa dihalau kecuali pengguna sendiri menyadari bahaya dan mengubah arah perisai.
Ketiga adalah gaya balik. Saat serangan gila-gilaan werewolf, telapak tangan Zhang Yuanqing yang memegang perisai terkoyak di bagian hukou.
Jika menghadapi kekuatan yang lebih besar, mungkin tulang lengannya akan remuk.
"Dibandingkan fungsinya, efek samping ini masih bisa ditolerir." Zhang Yuanqing puas memasukkan Perisai Petir Ungu, lalu menatap Mayat Merah.
Pakaiannya kembali robek, berdiri telanjang bulat di depan majikan dengan payudara montok yang tegak, garis perut seksi di bawahnya, kaki berisi panjang nan lurus.
"Ditambah dengan wajah yang meskipun ada jejak buatan, namun sempurna tanpa cacat, bisa disebut sebagai godaan tertinggi."
"Terlalu lama jomblo, bahkan mayat yin terlihat menggoda..." Zhang Yuanqing menghela napas, mengalihkan perhatian dari kecantikan dan tubuhnya, menatap mata Blood Rose.
"Entah sejak kapan, matanya mulai muncul serpihan emas, mulai berubah menyerupai mata binatang."
"Baru dipakai tiga kali, mata sudah mulai berubah? Ah, kekuatan tempur Topi Merah memang sangat memikat, tapi efek korosinya terlalu kuat. Kedepannya harus membuat beberapa mayat yin cadangan."
Zhang Yuanqing menyimpan Topi Merah, tepat saat itu terdengar ketukan pintu yang mendesak.
Dia mengendalikan Blood Rose untuk bersembunyi di belakang Perapian Tempaan, baru kemudian membuka pintu.
Di luar pintu berdiri seorang pria kekar berbaju hitam, membungkuk sambil berkata:
"Bos wanita menyuruhku memberitahu, keluarga Zhao datang dan ingin bertemu."
Datang untuk menuntut pertanggungjawaban? Zhang Yuanqing berpikir sejenak, bertanya:
"Apakah Zhao Feichen sudah mati?"
Pria hitam menggelengkan kepala: "Bos wanita sudah menghentikan pendarahan dan mengobatinya, tidak ada ancaman nyawa lagi. Sekarang sudah dibawa keluar untuk menemui keluarga Zhao."
"Bibi Lian Sanyue ini, bahkan satu tabung Elixir Kehidupan pun tidak mau berikan ke keponakan? Meskipun Elixir Kehidupan memang sangat mahal..." Zhang Yuanqing bertanya lagi:
"Siapa yang datang?"
"Ayah Zhao Feichen, nama aslinya tidak diketahui, ID Spirit Realm-nya Zhao Hongzheng," jawab pria hitam.
"Omong kosong, anggota keluarga Lingjing, siapa yang pakai nama asli? Tunggu, pejalan Spirit Realm mana ada yang pakai nama asli..." Zhang Yuanqing mengangguk: "Aku tahu."
"Kalau bukan kepala keluarga Zhao yang datang, masih bisa ditangani."
Meski Kepala keluarga Zhao datang, dia tidak gentar.
"Tinggalkan baju dan celanamu, lalu pergi!!" kata Zhang Yuanqing.
“？？？”
Sejenak kemudian, pria kekar yang hanya mengenakan celana dalam itu pergi dengan senyum lebar sambil menggendong beberapa bijih di dada.
Tak lama setelahnya, Zhang Yuanqing keluar kamar ditemani Mayat Merah yang sudah memakai setelan hitam. Ukuran baju yang terlalu besar membuatnya terlihat longgar di tubuhnya.
……
Di dalam warung berantakan, Lian Sanyue bersandar di meja kasir sambil menyangga payudara dengan satu tangan dan memegang cerutu di tangan lainnya. Terdengar teriakan Zhao Hongzheng, kakaknya, di telinganya:
"Siapa? SIAPA YANG MELUKAI PUTRAKU SEPARAH INI?!"
Zhao Hongzheng menatap putranya yang terbaring lemah di tandu. Matanya nyaris melotot saat melihat perban di pangkal paha yang mulai kemerahan oleh darah.
Rambut Zhao Hongzheng sudah memutih, dengan kerutan nasolabial dan kerutan mata berbentuk ekor ikan yang dalam. Putra ini lahir saat usianya 40 tahun, sehingga sangat dimanjakannya.
Perhatian khusus Zhao Hongzheng pada putra ini bukan hanya karena bakatnya, tapi lebih karena Zhao Feichen dibesarkan langsung oleh almarhum kepala keluarga.
Almarhum kepala keluarga sangat menyayangi cucu bungsu ini, menganggapnya sebagai bagian tersayang di hati. Berkat Zhao Feichen, seluruh garis keturunan Zhao Hongzheng pun ikut diperlakukan istimewa.
Kedekatan kakek dan cucu ini membuat semua orang bertanya: Jika suatu hari sang kakek lengser, kepada siapa posisi kepala keluarga akan diteruskan?
Meski bakat Zhao Hongzheng bukan yang terbaik di antara anak buahnya, ayahnya pasti akan lebih sering melirik dan memberi pertimbangan lebih beberapa poin demi Zhao Feichen.
Zhao Hongzheng menatap Lian Sanyue dengan marah, suaranya berat:
"Meski hubunganmu dengan Ayah tidak harmonis, Feichen telah memanggilmu 'Bibi' selama bertahun-tahun. Kau tega melihatnya dipotong kedua kakinya di wilayahmu?"
Lian Sanyue menyeringai sinis:
"Banyak yang memanggilku 'Nenek', apalagi sekadar 'Bibi'! Kalah taruhan harus menerima konsekuensi. Zhao Feichen yang cari mati sendiri, apa urusannya denganku?"
"Kau..."
Zhao Hongzheng hendak menghardik, tapi raut wajah Lian Sanyue tiba-tiba dingin:
"Zhao Hongzheng, kau belum pantas mengajariku. Kembarilah setelah naik level ke Sovereign."
Dada Zhao Hongzheng naik turun menahan amarah. Ia membalikkan badan ke anak buah yang menunggu di luar toko:
"Pulang ke keluarga Zhao. Laporkan keadaan Feichen ke Kepala keluarga, ambilkan Elixir Kehidupan. Cepat!"
Di luar warung, berjejer Spirit Realm Walker berseragam formal.
Anak buah berkacamata hitam di ujung kiri membungkuk hormat lalu pergi.
Zhao Hongzheng membungkuk, memasukkan mutiara hijau ke mulut kering Zhao Feichen.
Tak lama kemudian, wajah pucat Zhao Feichen mulai memerah. Ia sadar kembali.
Melihat ayahnya, wajah lemahnya berseri. Ia menggenggam tangan Zhao Hongzheng, menggigit gigi:
"Ayah, balaskan dendamku... Buat dia bayar efek sampingnya!"
Zhao Hongzheng menepuk tangan putranya, menghibur:
"Ayah pasti bisa. Di Huadu, belum ada yang bisa melukai anggota inti keluarga Zhao lalu kabur selamat. Ayah sudah menyuruh orang untuk memberi tahu kakekmu. Luka-lukamu akan Ayah sembuhkan dengan cairan sumber kehidupan."
"Feichen, beri tahu Ayah, siapa yang melukaimu."
Zhao Feichen memandang dengan penuh kebencian sambil menggeretakkan gigi:
"Seorang Star Official, kemungkinan besar petugas Taiyi Men, tapi bukan Zhao Chenghuang."
Ia menceritakan konflik antara kedua pihak dengan berbagai tambahan dramatis.
Zhao Hongzheng menghela nafas: "Jika dia petugas Taiyi Men, Ayah tidak bisa membunuhnya untuk balas dendam. Tapi apa pun yang dia lakukan padamu, akan Ayah balaskan setimpal."
Zhao Feichen kesal: "Apa gunanya itu!"
Setelah diam sejenak, matanya tiba-tiba berbinar: "Ayah, aku punya ide!"
Zhao Hongzheng membungkuk: "Katakan."
"Bocah itu sedang menggunakan Tungku Pemurnian Ratusan Lapisan milik Bibi untuk menempa artefak kelas atas tingkat Sage, mungkin bahkan artefak bertipe aturan. Suruh orang kepung Wanbao House, jangan beri kesempatan dia minta bantuan ke Taiyi Men. Dengan alasan dia sengaja melukai aku, minta ganti rugi dan ambil artefak itu. Nanti sekalipun Taiyi Men menuntut, kita punya alasan untuk berdebat. Taiyi Men tidak akan berperang besar dengan keluarga Zhao hanya untuk sebuah artefak petugas mereka."
Ia masih tak bisa melupakan artefak dalam tungku itu.
Artefak kelas atas tingkat Sage, bertipe aturan? Zhao Hongzheng merenung beberapa detik, matanya berbinar lalu tersenyum:
"Ide bagus!"
“Segera memerintahkan bawahannya untuk mengepung Toko Wanbao, mengosongkan seluruh gang dari orang biasa, dan memasang artefak yang menargetkan Night Roaming dan Star Escape Technique... Setelah semua persiapan selesai, ia menatap adik tirinya dengan ekspresi datar:”
“Aku tidak akan mempermasalahkan masalah Feichen. Keluarkan orang itu. Aku tahu aturan, tidak akan bertindak di tokomu.”
Lian Sanyue yang sejak tadi menonton pertunjukan tersenyum lebar:
“Dia sudah keluar.”
Mengangkat tangan dan melambai perlahan, ruang dalam toko berkerut, dua sosok muncul tiba-tiba di dalam Toko Wanbao.
Seorang pemuda berpenampilan biasa, dan seorang wanita cantik bertelanjang kaki mengenakan setelan hitam longgar.
Ternyata Zhang Yuanqing dan Mayat Merah.
“Ayah, dia orangnya!”
Sorot mata Zhao Feichen tiba-tiba penuh kebencian, tapi sudut mulutnya menyeringai dingin.
Zhao Hongzheng menatap dingin Zhang Yuanqing:
“Tidak peduli kau dari Taiyi Men atau praktisi independen, kau yang mematahkan kedua kaki putraku harus menanggung efek samping.”
Zhang Yuanqing melirik Zhao Hongzheng, lalu melihat para pengawal di luar, sebelum akhirnya menatap pria paruh baya berambut putih itu:
“Kau Zhao Hongzheng, ayah Zhao Feichen? Dari ucapanmu, sepertinya tidak tahu duduk perkara sebenarnya. Aku dan putramu telah menandatangani kontrak...”
Ucapannya terpotong oleh gerakan tangan Zhao Hongzheng:
“Yang aku tahu, taruhan kalian hanya tentang batu api. Kau yang tidak terima lalu memaksa mematahkan kaki putraku. Hal ini harus memberi penjelasan pada keluarga Zhao.”
Zhang Yuanqing langsung mengurungkan niatnya bernegosiasi dan bertanya:
“Kalau begitu, apa yang keluarga Zhao inginkan sebagai pertanggungjawaban?”
Zhao Feichen segera berkata:
“Serahkan artefak yang kau tempa dalam tungmu sebagai ganti rugi.”
Zhao Hongzheng mengangguk ringan, berdiri dengan tangan terkepal di belakang punggung, bersabda:
“Ini syarat kami untuk berdamai. Jika setuju, serahkan artefak itu kepada Feichen.
“Kau menyalahgunakan kekuatanmu, memotong kedua kaki putraku hingga nyaris meregang nyawa. Meminta satu artefak darimu bukanlah tuntutan berlebihan. Keluarkan sendiri, jangan paksa aku bertindak kasar.”
Zhang Yuanqing kini paham. Segala retorika tadi hanyalah dalih. Ayah-anak ini tetap mengincar artefaknya, yakin bisa menguasainya.
Satu taktik gagal, mereka susul dengan taktik lain.
Jika artefak diserahkan lewat skema ganti rugi ini, sekali berhasil direbut, bahkan pihak resmi pun takkan bisa merebutnya kembali.
Penyelesaian damai secara privat memang mengikuti prinsip "suka sama suka" - legalisasi perampokan terstruktur sesuai aturan.
“Bagaimana jika aku menolak?!” Sorot mata Zhang Yuanqing berubah dingin.
“Menurutmu bagaimana?”
Zhao Hongzheng mengangkat tangan. Para pria berbaju hitam di luar berduyun masuk ke toko, memandangnya dengan tatapan mengintim.
Zhang Yuanqing teringat masa sekolah dulu. Seorang kakak kelas merampas uang jajannya. Ia menangis mencari Brother Bing yang marah besar dan menghajar si perampok.
Usai kejadian, orangtua si pelaku datang ke sekolah membuat keributan. Mereka tutup mulut soal aksi perampokan putranya, malah menuntut sekolah mengeluarkan Brother Bing dan dirinya sambil minta maaf.
Zhang Yuanqing bingung, tak berani memberitahu nenek dan kakek. Akhirnya dia mendatangi paman yang tak bisa diandalkan.
Sang paman langsung menoleh dan mencuri kartu bank bibi, lalu menukarnya di bank dengan sekantong besar koin.
Kemudian membawa keponakan ke sekolah, menemui orang tua yang membuat keributan. Ia pertama-tama meminta keponakannya meminta maaf, lalu mengambil koin dan melemparkannya bertubi-tubi ke tubuh ayah-anak itu dengan keras.
Dilempar sampai mereka lari terbirit-birit.
Akhirnya para guru turun tangan menghentikan kekerasan paman.
Paman dengan angkuh berkata, "Penerus wasiatku yang memukul orang memang salah, tapi kalian ayah-anak perampok ini juga jangan pura-pura jadi bunga teratai putih. Uang di keluargaku melimpah, ini hadiah untuk kalian."
Usai berkata demikian, ia membawa penerus wasiatnya pergi dan memberitahu guru bahwa ia akan melaporkan ke dinas pendidikan.
Di perjalanan pulang, paman menepuk bahu penerus wasiatnya: "Kerja bagus! Menghadapi anak nakal harus membalas kekerasan dengan kekerasan, menghadapi orang tua nakal lebih-lebih harus begitu."
Kini di sisinya sudah tak ada paman lagi, sang paman juga tak bisa ikut campur dalam perseteruan tingkat tinggi ini.
Tapi paman, aku sudah dewasa... Zhang Yuanqing perlahan melepas cincin penyamaran, menampakkan wajah aslinya, lalu berteriak keras:
"Zhao Hongzheng, lihat baik-baik siapa aku! Kau berani melawan siapa?!"
