Rahasia Kelompok Seribu Bangau
"Pinjaman uang tidak bisa, pinjam artefak tidak bisa, pinjam material tidak bisa, pinjam strategi atas tidak bisa..." Zhang Yuanqing menyumpal semua pintu permintaan sekaligus, lalu berkata ramah:
"Anggotaku tercinta Asano Ryo, ada yang bisa kubantu?"
...Asano Ryo yang tiba-tiba mendapat perlakuan dingin terdiam lama, akhirnya setelah beberapa saat berkata dengan suara gemetar penuh ketidakadilan:
“Begini, beberapa hari lalu, ada pengkhianat di internal Kelompok Seribu Bangau. Dia mencuri harta berharga organisasi dan berhasil lolos dari pengepungan kelompok kami, lalu menyusup ke Tiongkok.
“Kelompok Seribu Bangau ingin meminta bantuan Yuan Shi-jun untuk menangkapnya. Jika berhasil, kami akan membayar 100 juta yen Jepang sebagai imbalan. Tapi ada syarat: masalah ini tidak boleh dibocorkan, termasuk ke Aliansi Lima Unsur.”
Ini seperti tawaran kerja sampingan. 100 juta yen setara dengan 5 juta RMB. Hadiah dari Baihua Hui belum turun, dan aku sedang kekurangan uang akhir-akhir ini...
Zhang Yuanqing tidak langsung menyetujui karena mencium keganjilan, lalu bertanya:
“Sepertinya ada rahasia pada pengkhianat yang menyusup ke daratan Tiongkok itu. Wajar jika kalian tidak percaya Aliansi Lima Unsur, tapi kenapa minta bantuanku? Kalian bisa minta organisasi Heavenly Punishment untuk mengirim agen rahasia.
“Dengan kemampuan organisasi Heavenly Punishment, bahkan di wilayah negara lain pun mereka bisa menyelesaikan pekerjaan. Meski terbongkar, mereka cukup kuat sehingga tidak perlu khawatir rahasia bocor, bahkan Aliansi Lima Unsur mungkin akan membantu.”
Semua organisasi Tertib di dunia memiliki hubungan kompetitif sekaligus kooperatif.
Meski Aliansi Lima Unsur dan Heavenly Punishment terlihat tidak akur karena masalah politik, tapi jika ada tekanan eksternal, dua organisasi ini mudah bersatu dalam koalisi.
Jika Heavenly Punishment mengirim agen untuk penangkapan, Aliansi Lima Unsur mungkin tidak akan menghalangi, paling hanya meminta penjelasan dan mengawasi.
Asano Ryo tidak menjawab, melainkan memegangi mikrofon dan berbisik: "Mori-san?"
Setelah jeda belasan detik, suara gadis yang merdu dan menenangkan terdengar:
"Tuan Yuan Shi, kami percaya Anda adalah seorang samurai berbudi luhur. Begini, barang yang dicuri pengkhianat itu sangat vital bagi Kelompok Seribu Bangau. Kami tidak ingin hal ini diketahui organisasi Heavenly Punishment."
Setelah jeda sejenak, ia berbicara dengan nada mendesak:
"Jika Anda bersedia membantu, besok pagi saya akan langsung terbang ke daratan untuk bertemu langsung. Sebelumnya, harap merahasiakan percakapan malam ini."
Sangat vital bagi Kelompok Seribu Bangau tapi tidak ingin diketahui Heavenly Punishment... Zhang Yuanqing merenung sejenak lalu berkata:
"Sebelum datang, siapkan dulu data pengkhianat, darah, kuku, atau benda lain yang mengandung DNA. Sampaikan juga ke atasanmu: saya harus tahu semua detail dan risiko yang dihadapi, atau tidak akan membantu."
Suara hening sejenak, sepertinya mikropon ditutup. Beberapa detik kemudian Asano Ryo menjawab:
"Mengerti!"
Percakapan berakhir. Zhang Yuanqing memegang ponsel sambil mengerutkan kening.
Risiko utama bukan dari pengkhianat, sebab Tiongkok adalah wilayah Aliansi Lima Unsur. Ancaman sebenarnya justru datang dari Kelompok Seribu Bangau atau Heavenly Punishment.
Mari berandai-andai: mungkin "pengkhianat" itu hanyalah perangkap untuk memancing Yuan Shi Tian Zun keluar.
Lalu Asano Ryo memberi sinyal, tiga ratus pasukan elit Kelompok Seribu Bangau dan Heavenly Punishment akan menyerbu, menghabisi jenius luar biasa Aliansi Lima Unsur di bawah gaunnya.
Meskipun kemungkinan ini tidak terlalu besar, tetap harus diwaspadai.
"Coba tanya Guan Ya. Keluarga Fu selain merupakan keluarga Lingjing lokal, juga memiliki hubungan rumit dengan organisasi Heavenly Punishment. Dengan wawasan dan pengetahuannya, jika benar ada yang mencurigakan, dia seharusnya bisa mendeteksinya lebih dulu daripada aku."
Tubuh Zhang Yuanqing berubah menjadi cahaya bintang yang magis, menghilang dari dalam kamar.
Detik berikutnya, dia muncul di kamar Guan Ya.
Kamar yang dipenuhi ornamen zodiak, boneka, dan stiker itu kosong. Suara air bergemericik terdengar dari toilet.
Di atas ranjang berserakan kaos, celana pendek, dan pakaian dalam.
Si supir tua sedang mandi? Hehe, mandi bareng... Zhang Yuanqing segera membuka celananya. Tiba-tiba suara air di toilet berhenti, terdengar suara Guan Ya:
"Siapa? Yuan Shi?"
Kemudian si supir tua bertubuh tinggi dan seksi muncul dengan handuk, rambut basah dibungkus handuk lain. Wajah segitiga yang menggoda itu kemerahan.
Si supir tua berdiri di pintu toilet, melirik tajam seperti emotikon sambil menatap Zhang Yuanqing yang sudah melepas celana dalam, berseru:
"Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Ah, sudah selesai? Kenapa tidak menungguku." Zhang Yuanqing dengan santai mengenakan celananya kembali, menutupi tenda yang menjulang.
Si supir tua mengamatinya sebentar, lalu berjalan ke meja belajar dan duduk di kursi ergonomis sambil berkata:
"Ada apa?"
Zhang Yuanqing tidak menyembunyikan isi hatinya. Keterampilan kewaspadaannya bisa melihat "pikiran" itu.
"Ada sesuatu yang ingin kubahas..."
Sambil memakai baju, dia menceritakan telepon minta tolong dari Asano Ryo kepada Guan Ya.
Guan Ya menyilangkan kaki panjangnya yang indah, melipat tangan di depan dada, bersandar di kursi sambil mengerutkan alis panjangnya yang lurus, lalu berkata perlahan:
"Kelompok Seribu Bangau selalu menjadi bawahan organisasi Heavenly Punishment. Di permukaan mereka terlihat seperti jongos yang paling setia, tapi sebenarnya tidak ada yang mau jadi jongos selamanya. Sepengetahuanku, ketua sekarang Kelompok Seribu Bangau, Kobe Ichiro, punya ambisi besar. Tidak seperti pendahulunya yang rela merendahkan diri, dia selalu ingin memperkuat kelompoknya dan mendapatkan lebih banyak hak suara."
Zhang Yuanqing mengangguk: "Jadi motifnya dalam hal ini sepenuhnya masuk akal."
Guan Ya mengangguk:
"Mengenai motif ingin mencelakaimu, meskipun organisasi Heavenly Punishment sangat otoriter, kemungkinan mereka aktif memburu tanpa konflik kepentingan sangat kecil. Apalagi Kelompok Seribu Bangau, mereka sama sekali tidak punya alasan."
"Tapi lebih baik selalu berhati-hati. Kamu bisa mengundang Asano Ryo ke Kawasan Fu Family untuk bertemu langsung. Dengan begitu kita punya kendali penuh dan tidak takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu, aku bisa ikut mendengarkan. Jika dia berbohong, aku bisa tahu."
"Saat menanganinya, jangan lupa gunakan ilmu perbintangan dan Daluo Xingpan untuk memprediksi. Kalau masih tidak yakin, minta Fu Qingyang atau Ling Jun mengawasi diam-diam."
Zhang Yuanqing mencerna kata-katanya di dalam pikiran, lalu mengangguk setuju:
"Aku juga berpikir begitu. Jadi kita putuskan seperti ini."
Dia mengirim SMS ke Asano Ryo: "Bertemu besok pagi."
Kemudian mengangkat Guan Ya dari meja buku, melemparkannya ke ranjang, lalu menindihnya dengan tubuh kekarnya.
"Guan Ya mengaitkan kaki panjangnya, menjepitnya erat. Dua tubuh melekat menjadi satu, membuat Zhang Yuanqing tak bisa bergerak."
Guan Ya tertawa menggoda, "Kamu geraklah."
Zhang Yuanqing yang terkunci mengeluh, "Kakak Guan Ya, selalu menggodaiku seperti ini. Tidak takut aku berselingkuh?"
"Tidak. Kalau kau berselingkuh, pasti akan kuketahui seketika." Guan Ya penuh keyakinan.
Justru karena semua gerak-geriknya terpantau, dia membiarkan Xie Lingxi dan Ratu terus mengganggu.
Zhang Yuanqing kesal, "Aku pulang tidur."
Tapi Guan Ya tak melepas, kakinya semakin erat mengait. Memeluk kepala Zhang Yuanqing ke dadanya, dia berkata sambil tersenyum:
"Marah?"
"Tidak."
Guan Ya berpikir sejenak, "Begitu kau mencapai level 6, aku akan bawa kau ke keluarga Fu."
Sebelum Zhang Yuanqing sempat menjawab, dia menghela napas:
"Bagi keluarga Fu, level 4 masih belum berarti. Ibuku pasti tak akan menyukaimu. Beberapa anggota keluarga Fu mungkin tak ingin kita bahagia. Aku tak mau kau dipermalukan."
"Saat kau mencapai level 6 dengan kekuatan seperti Fu Qingyang dulu, keluarga Fu takkan berani menentang. Siapa pun yang berani menghalangi, tekan langsung!"
Zhang Yuanqing menggaruk kepala, "Tapi sekarang kepalaku pusing sekali."
"Lalu?"
"Coli."
……
30 menit kemudian, Zhang Yuanqing kembali ke kamar dengan puas. Setelah mandi dan berganti piyama, dia mengeluarkan Cat King Speaker. Masuk ke mode Night Roaming, berbisik:
"Aku ingin tahu identitas asli Mo Jun."
Usai bicara, dia keluar dari Night Roaming dan memutar musik lewat ponsel.
Saat lagu berakhir, suara desiran listrik terdengar dari speaker Cat King...
Zhang Yuanqing fokus penuh, menunggu dan menunggu, menunggu dan menunggu, menemukan bahwa selain suara listrik, tidak ada informasi apapun.
"Tidak ada, atau tidak mau memberitahuku?" Zhang Yuanqing menampar Cat King Speaker, memasukkannya ke sabuk pinggang baru yang dibelinya, lalu menyimpannya kembali ke laci.
……
Pukul sembilan keesokan harinya.
Setelah sarapan, Zhang Yuanqing menerima telepon dari Asano Ryo yang mengatakan telah tiba di depan Villa Fu Jiawan.
Dia segera menelepon penjaga keamanan untuk meminta akses masuk.
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam versi panjang perlahan berhenti di depan villa tipe kecil.
Pintu mobil terbuka, Asano Ryo keluar sambil memandang sekeliling halaman, melihat Yuan Shi Tian Zun yang sudah lama tidak bertemu - ketampanannya masih sama, aura misterius Star Official menyatu dengan kemegahan Night Wanderer yang gelap.
Wajah cantik Asano Ryo merekah dalam senyuman manis yang polos. Ia berlari kecil masuk halaman, tangan terlipat di perut sambil membungkuk dalam:
"Yuan Shi-kun!"
Zhang Yuanqing mengamati gadis pulau ini. Asano Ryo memakai rok pendek putih bergaya kawaii, sederhana dan segar dengan gaya mori, sepatu kulit persegi dengan kaus kaki di atas lutut.
Rambutnya yang indah seperti air terjun dihiasi pita kupu-kupu merah, sambil membawa tas kulit kecil.
"Hanya kamu sendiri?" Zhang Yuanqing tersenyum.
"Karena sensei dan ketua kelompok diawasi ketat oleh berbagai pihak, mereka tidak bisa datang. Jadi menugaskan saya untuk mengunjungi Yuan Shi-kun." Asano Ryo teringat sesuatu, buru-buru memanggil supir untuk mengeluarkan berbagai bingkisan dari bagasi.
"Saya membawa oleh-oleh khas Jepang untuk Yuan Shi-kun," katanya dengan serius.
"Terlihat bahwa dia sedang berusaha bersosialisasi, sekaligus mempertahankan citra sebagai 'perwakilan Kelompok Seribu Bangau'."
"Mari masuk dulu ke dalam."
Zhang Yuanqing mengangguk, mengajak Asano Ryo masuk ke ruang pemutaran. Setelah menyuruh Ratu menyiapkan teh, ruangan berperedam suara itu hanya menyisakan tiga orang.
"Dia pacarku, kau sudah bertemu di dungeon pembunuhan, jadi tidak perlu diperkenalkan lagi," kata Zhang Yuanqing.
Asano Ryo tentu mengenali Guan Ya. Mendengar bahwa dia adalah pacar Yuan Shi-jun, barulah dia lega karena status pacar berarti termasuk "keluarga sejati".
"Aku tidak melaporkan urusanmu ke Aliansi Lima Unsur. Sekarang, aku ingin mendengar detailnya," Zhang Yuanqing langsung membuka topik.
Asano Ryo merapikan kata-kata sejenak, lalu berkata:
"Pengkhianat itu adalah Wakil Ketua Kelompok Seribu Bangau, ID Spirit Realm-nya adalah Ego no Kengo, Pendekar Pedang level 5. Dia mencuri benda sangat penting yang merupakan kunci masuk ke Takamagahara."
"Tempat apa itu Takamagahara?" Zhang Yuanqing merasa pernah mendengarnya.
Asano Ryo menegakkan pinggangnya, menjelaskan dengan serius:
"Takamagahara dalam mitologi Jepang adalah dunia surgawi tempat para dewa tinggal, diperintah oleh Amaterasu Omikami yang maha kuasa. Seperti yang Yuan Shi-jun ketahui, mitos kuno selalu terkait dengan Spirit Realm Walker."
Zhang Yuanqing mengangguk, tidak menyela.
Asano Ryo melanjutkan dengan suara lembut:
"Sejak kemunculan Spirit Realm Walker, Kelompok Seribu Bangau terus meneliti mitologi kuno. Kami menemukan bahwa Takamagahara kemungkinan adalah tempat berkumpulnya orang berkemampuan supernatural zaman dahulu.
“Mereka dengan angkuh menguasai orang biasa, dan membagi masyarakat kuno Jepang menjadi tiga level: ‘Takamagahara’, ‘Ashihara no Nakatsukuni’, dan ‘Yomi no Kuni’.
“Di antaranya, Takamagahara paling misterius, hanya orang berkemampuan supernatural yang bisa masuk dan tinggal. Selama lebih dari seratus tahun terakhir, Kelompok Seribu Bangau terus mencari lokasi Takamagahara. Dari beberapa catatan sejarah resmi maupun tidak resmi, serta data dari Tiongkok, kami melihat bahwa Takamagahara mungkin adalah sebuah Lingjing. Ini bukan dugaan, tapi ada bukti nyata.”
Dia berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala:
“Penjelasan dengan Lingjing tidak tepat. Seharusnya ini adalah surga duniawi yang dibangun praktisi kuno, hanya bisa dimasuki dengan metode khusus. Jika bisa masuk Takamagahara, kita mungkin bisa mendapatkan tiga artefak legendaris.”
“Kalian sudah sangat yakin Takamagahara benar-benar ada? Bukti apa saja?” Zhang Yuanqing bertanya.
Asano Ryo mengangguk kuat:
“Pada tahun kesepuluh setelah Perang Dunia II berakhir, pemerintah Jepang menggali sepotong giok dari sebuah makam kuno. Awalnya semua mengira itu hanya artefak biasa, sampai seorang petinggi Kelompok Seribu Bangau melihat pola di permukaannya yang persis sama dengan lambang Takamagahara dalam catatan sejarah.”
Sambil berkata demikian, dia membuka tas kecil dan mengeluarkan selembar dokumen.
Di dokumen itu tergambar giok bundar seukuran mangkuk, diukir dengan api dan motif awan yang indah, di tengahnya ada sebuah totem.
Seekor burung hitam mirip walet terbang tinggi, di belakang ekor bercabangnya jatuh dua butir telur.
Totem ini sangat abstrak, penuh nuansa peradaban kuno.
Saat itu, Guan Ya yang selama ini diam memperhatikan tiba-tiba berseru "Hah?":
“Totem ini pernah kulihat di Sekolah Qin Feng.”
……
