Manuver Fu Qingyang
Telepon dari Tianwang Ketakutan... Xue Yin Kuang Dao merasa gembira sekaligus kesal. "Seandainya telepon ini masuk 4-5 jam lebih awal, situasinya pasti berbeda sama sekali," gerutunya dalam hati.
Ia mengangkat telepon dengan suara berat: "Tianwang!"
"Aku baru menerima informasi yang kau sampaikan ke markas besar. Tapi basis operasimu di Kota Musim Semi sudah digrebek. Dari dalam sampai luar dikepung orang dari cabang Kota Musim Semi." Suara Tianwang Ketakutan berkarisma dengan elegan yang tak terburu-buru. Tiba-tiba ia berdecak:
"Nada bicaramu tadi, kau sedang menyalahkanku!"
Xue Yin Kuang Dao kaget, tanpa sadar berdiri sambil menunduk memposisikan diri dalam sikap mendengarkan wejangan. Gemetar ia berkata:
"Hamba tidak berani."
"Jangan tegang. Menyalahkan adalah kebebasanmu. Aku tak pernah membatasi kebebasan orang. Bahkan jika kau ingin membunuhku, aku akan memberimu like." Tianwang Ketakutan tertawa ringan sebelum bertanya:
"Siapa pelakunya?"
Dengan gigi gemeretak Xue Yin Kuang Dao menjawab:
"Yuan Shi Tian Zun! Dialah yang membunuh Kengo Edomachi dan merebut kunci mobil dari Takamagahara. Tianwang, di Takamagahara tersimpan harta karun langka yang bahkan Kaisar Pertama dahulu mendambakannya."
Dalam sorot lampu jingga, wajahnya tampak mengerikan oleh kemarahan: "Anda harus membunuhnya dan merebut kembali kunci itu!"
“Yuan Shi Tian Zun... Dia lagi, apa anak ini memang sejak lahir bertentangan dengan Pasukan Militer kita?” Tianwang Ketakutan menghela napas.
Li Xianzong yang dibina Mata Iblis mati karena dia, Mata Iblis dikurung karena dia, Lust mati karena dia. Seekor serangga kecil ternyata begitu tidak nyaman diraba.
“Baiklah, aku akan pergi ke Songhai, temuilah si jenius kecil dari Aliansi Lima Unsur. Sudah berapa lama dia mundur?”
“Hampir empat jam, dia mungkin sudah tidak ada di Kota Musim Semi.” Tebasan Darah Berambut Sombong berkata.
“Biar biarawannya kabur, kuilnya tak mungkin lari.” Tianwang Ketakutan tertawa sambil mematikan telepon.
……
Asano Ryo menutup pintu sempit kamar mandi, meraih telepon satelit di sebelah toilet, lalu menghubungi nomor ketua tim.
Sambungan langsung tersambung, sepertinya terus menunggu. Suara berat ketua tim yang tegang terdengar dari gagang telepon:
“Ryo-chan, sudah selesaikan misi? Sudah dapatkan kembali kunci mobil dari Takamagahara?”
Asano Ryo mengangguk kuat:
“Ketua, Yuan Shi-san sudah membantu kami merebut kembali kunci. Edo Kenshou kubunuh sendiri.”
Nada suaranya serius khidmat, dengan sedikit nuansa mencari pujian.
“Huuu...”
Asano Ryo mendengar hembusan napas panjang dari telepon, seolah mengeluarkan semua kecemasan, kekhawatiran, dan kegelisahan.
Kemudian suara ketua muncul lagi, tak lagi berat tapi tertawa riang:
“Bagus! Yuan Shi-san adalah samurai berbudi luhur dengan kemampuan luar biasa. Dia menepati janji.”
“Ryo-chan, kamu telah berjasa besar. Setelah pulang, Kelompok Seribu Bangau akan mengadakan pesta untukmu. Sekarang pengkhianat Edo Kengo sudah mati, posisi Wakil Ketua sepertinya cocok untukmu.”
Wajah Asano Ryo memerah karena gembira, jantungnya berdegup kencang.
Wakil Ketua adalah jajaran tinggi sebenarnya di Kelompok Seribu Bangau, bisa memobilisasi Spirit Realm Walker dan memanfaatkan sumber daya pemerintah.
Bahkan ayah dan ibunya sendiri harus memanggilnya dengan hormat "Ketua Asano".
“Terima kasih Ketua, saya akan bekerja keras untuk membalas kepercayaan Ketua dan semua orang.” Asano Ryo terus membungkuk di toilet dengan sumpah penuh semangat.
“Apakah kunci itu ada padamu?!” Kobe Ichiro tiba-tiba mengalihkan topik.
“Kunci itu dijaga oleh Yuan Shi-kun...” Suara Asano Ryo melemah.
“Sudah kuduga...” Nada Kobe Ichiro menjadi berat: “Yuan Shi Tian Zun ini pasti punya maksud tersembunyi terhadap Takamagahara. Semoga dia ingat janjinya. Ryo-chan, kita tidak boleh lengah.”
Ini sudah diprediksikan. Kunci itu adalah chip tawar Yuan Shi Tian Zun yang tidak mungkin dikembalikan. Dia hanya berharap bintang Aliansi Lima Unsur ini akan mengirim mayat yin ke Jepang sesuai perjanjian, bukan menaikkan harga.
Kini kunci sudah direbut kembali, pengkhianat ditembak mati. Babak persaingan baru akan dimulai.
Asano Ryo ragu-ragu, “Ketua, ada satu hal lagi yang perlu saya laporkan.”
“Jangan bicara setengah-setengah!” Suara Kobe Ichiro menjadi keras.
“Hai!” Asano Ryo membalas keras, segera melaporkan detail proses penyergapan kepada ketua kelompok dengan suara gemetar:
“Kami sedang dalam perjalanan udara ke Songhai, akan segera tiba di Songhai. Tapi semua takut, kalau-kalau Tianwang Ketakutan datang sendiri ke Songhai. Dengan kekuatan Divisi Songhai, kita sama sekali tidak bisa melawan.”
Setelah selesai berbicara, Asano Ryo kembali mendengar napas berat dari telepon.
“Ketua kelompok?” Dia bertanya pelan dengan nada menguji.
“Baka!” Kobe Ichirou mengaum marah:
“Pendekar pedang Edo pantas mati! Dia ternyata berkolusi dengan Pasukan Militer, bahkan membocorkan rahasia kebangkitan Kelompok Seribu Bangau ke Tianwang Ketakutan dari Pasukan Militer. Baka baka baka!!”
Ketua kelompok mulai kebablasan... Asano Ryo menunduk ketakutan, tidak berani bersuara.
Setelah beberapa saat, Kobe Ichirou tenang kembali dan bertanya tergesa:
“Yuan Shi Ten... Yuan Shi-kun bilang apa.”
Asano Ryo berbisik:
“Yuan Shi-kun bilang, dia akan melaporkan situasi ke atasan tapi tidak akan membocorkan soal kunci Takamagahara. Hanya bilang dirinya telah memprovokasi Tianwang Ketakutan. Selain itu, dia ingin segera menyelesaikan kerja sama sebelum terjadi perubahan.”
Kobe Ichirou yang sudah mempersiapkan diri untuk melapor ke Hukuman Langit, merasa lega:
“Yuan Shi-kun benar, tidak boleh ditunda. Kita harus segera masuk ke Takamagahara sebelum Tianwang Ketakutan datang. Beri tahu dia, besok aku akan menantinya di markas besar Kelompok Seribu Bangau.”
Jika Yuan Shi Tian Zun benar-benar bisa menyembunyikan keberadaan Takamagahara seperti yang dia katakan, dan meminta bantuan ke markas besar Aliansi Lima Unsur, maka efek samping yang harus dia tanggung akan sangat besar.
Jika melaporkan rahasia Takamagahara ke atas, Aliansi Lima Unsur akan menancapkan tangan dalam hal ini. Maka mengatasi Tianwang Ketakutan bukan lagi membersihkan kotoran pantatnya Yuan Shi Tian Zun. Sebaliknya, Yuan Shi bukan saja tidak bersalah, malah berjasa.
Sebaliknya, menyembunyikan keberadaan Takamagahara sama saja dengan Yuan Shi Tian Zun sengaja memancing Tianwang Ketakutan, lalu Aliansi Lima Unsur yang harus membersihkan kotorannya. Musuh level Semi-dewa, risiko dan bahaya yang harus ditanggung bisa dibayangkan.
Yuan Shi Tian Zun sebagai dalang utama, pihak resmi pasti akan memberikan hukuman.
Setelah menutup telepon, Asano Ryo meletakkan gagang telepon dan keluar dari kamar mandi.
Dia melirik sekeliling, menyadari Yuan Shi tidak ada di kabin. Semua orang terlihat tenang, jadi dia tidak bertanya lagi, pura-pura tidak terjadi apa-apa kembali ke kursinya.
Baru duduk, terdengar suara teman sebayanya di seberang tersenyum lebar:
"Selamat atas promosinya, Wakil Ketua Asano."
Asano Ryo tertegun, marah: "Kamu, kamu menguping teleponku?!"
Xie Lingxi meniru gaya Asano Ryo dengan nakal: "Terima kasih Ketua, saya pasti bekerja keras, tidak mengecewakan harapan Ketua dan semua orang... Kamu teriak begitu keras, semua orang dengar."
Li Chunfeng dengan tenang finishing: "Bahkan seorang Sarjana dengan pendengaran biasa seperti saya bisa mendengar samar-samar."
Xie Lingxi mengejek "haha": "Kerja rahasiamu payah begini, apa Kelompok Seribu Bangau kemasukan angin puyuh sampai memberi misi penting ke kamu?"
“……” Wajah Asano Ryo memerah padam, mendengar celaan dari teman sebayanya, perasaan tersakiti dan malu berkecamuk. Dengan kesal ia mengabaikannya.
Dibandingkan Xie Lingxi, Asano Ryo ini terlalu naif. Meski punya sedikit kelicikan dan akal bulus, masih perlu ditempa. Yuan Shi sengaja mengatakan padanya bisa mengatasi Tianwang Ketakutan, ingin melalui dirinya menyampaikan tekanan ke Kelompok Seribu Bangau. Mungkin butuh waktu lama baginya untuk menyadari ini... Guan Ya menggeleng.
Wa-kei Tsuma kecil yang bodoh, tak ada ancamannya. Kakak Yuan Shi pasti tidak suka wanita tolol... Xie Lingxi bergumam dalam hati.
Sepertinya dayang ini tidak berbahaya. Meski berstatus Saint, masih terlalu hijau. Aku hampir mengira ada pesaing baru lagi... Ratu menyeruput minuman dengan santai, menghapus Asano Ryo dari daftar musuh.
Xiao Yuan duduk bermeditasi tanpa sepatah kata.
Di luar jendela gelap gulita, tak terlihat bintang maupun bulan.
……
Di ruang istirahat, Zhang Yuanqing duduk di tepi ranjang, menatap Putri Yinyao yang sedang bermeditasi.
"Yang Mulia, mata merahmu sudah memudar. Kekuatan Taiyinmu terkuras banyak," kata Zhang Yuanqing prihatin. "Aku khawatir dengan kondisi tubuhmu. Ingin mentransfer Kekuatan Taiyin untukmu, tapi tak mampu."
Luka sayap di tubuh Putri Yinyao sudah sembuh, lengan yang terputus telah tersambung. Tapi ia membayar mahal untuk ini.
Levelnya turun.
Kekuatan Taiyin yang dahulu mumpuni terkuras drastis, turun dari level 5 ke level 4.
Putri Yinyao tetap bermeditasi dengan mata terpejam, membisu.
Zhang Yuanqing dengan wajah penuh penyesalan, nada suara penuh rasa sakit:
“Nyonya menitipkan Putri kepada hamba untuk dirawat, membuat Putri terluka sebegitu parah, ini adalah kelalaian hamba, tanggung jawab hamba. Putri, hamba ingin memberikan kompensasi.”
Putri Yinyao membuka matanya, pupil merah yang redup, mengambil speaker kecil, langsung menembak:
“Kau ingin mengubahku menjadi mayat yin?”
Zhang Yuanqing mengangguk, penuh perasaan tulus:
“Ini satu-satunya cara. Di dunia nyata Putri tidak bisa berlatih, setiap pertempuran adalah pemborosan, takkan bertahan lama. Jika menjadi mayat yin hamba, kekuatan Taiyin dan bintang bisa kita bagi. Hamba adalah Spirit Realm Walker, energi spiritual hamba bisa pulih sendiri.”
Putri Yinyao berkata datar: “Kau bisa membelikan material kaya energi Taiyin untukku, akan kurasakan dengan ritual rahasia, sama bisa pulih.”
Ah ini, hamba benci mayat yin yang pintar... Ekspresi Zhang Yuanqing hampir kaku, buru-buru menghela napas:
“Putri, dompet hamba tipis. Seperti yang Putri lihat, hamba sampai mengorbankan nyawa demi emas dan perak. Material kualitas Saint harganya selangit, hanya untuk memulihkan Putri ke puncak saja sudah mahal tak terkira, apalagi nanti...”
“Jangan sangka hamba pelit! Yuan Shi Tian Zun bukan orang seperti itu. Cuma ada tanggungan orang tua dan anak-anak.”
“Kau belum menikah, mana ada anak?”
Apa Xiao Doubi bisa dihitung... Zhang Yuanqing memukul dada: “Ada bibi pura-pura bodoh di rumah, dungu seperti bayi.”
Putri Yinyao diam membisu, entah mendengar atau tidak. Lama kemudian, ia memegang speaker, suara gadis campuran-nya datar:
“Tidak perlu banyak bicara, aku tahu, kau sudah lama ingin menjadikanku milikmu, hanya tak mau memaksa. Guruku menyuruhku kembali ke dunia nyata, juga bermaksud demikian, tapi aku yang tak rela.”
Setelah jeda, dia berkata:
“Tapi hari itu pasti akan tiba. Menurut pemahamanku tentang Guru, saat kau masuk ke Lingjing lagi, dia pasti bertanya. Jika tahu aku membangkang, dia takkan mengampuniku. Belakangan ini, aku merasa nyaman tinggal di istanamu. Aku bisa setuju menjadi mayat yin-mu, tapi kau harus berjanji untuk tiga pasal denganku.”
Baiklah, kau sudah melihat niatku. Lebih baik begini, hemat kata-kata... Zhang Yuanqing berkata:
“Putri, silakan bicara.”
Putri Yinyao mengangkat speaker kecilnya, “Pertama, jangan paksa aku melakukan apapun. Kedua, aku bisa berperang untukmu, tapi bukan sebagai budakmu. Kita setara, tetap seperti biasa. Ketiga, tanpa izinku, jangan kuasai tubuhku. Aku tahu di luar negeri ada profesi yang bisa membuat kontrak, carikan artefaknya.”
Zhang Yuanqing merenungkan sejenak, lalu mengerutkan alis:
“Larangan memaksamu terlalu umum. Mohon Putri jelaskan detailnya.”
Misalnya, jika dia menghadapi bahaya besar dan butuh mayat yin bertempur, tapi Putri Yinyao melihat musuh berbahaya, menolak bertarung, lalu berbalik kabur.
Ini jelas tak bisa diterima.
Putri Yinyao terdiam lama, seolah enggan mengungkapkan. Lama kemudian, suara gadis campuran terdengar dari speaker:
“Ja... jangan suruh aku... melayani tempat tidur!”
......Serangkaian tanda tanya bermunculan di kepala Zhang Yuanqing. Hatinya bergumam: Putri, rupanya kau belum sepenuhnya memahamiku. Bagaimana bisa kau memiliki prasangka buruk seperti ini terhadap pemuda baik seperti diriku?
"Kau pikir aku adalah Mo Jun? Jika aku Mo Jun, kemungkinan besar akan memintamu untuk 'satu hari seribu li' di pesawat. Tapi aku adalah Yuan Shi Tian Zun yang jujur."
"Putri jangan bercanda. Aku berasal dari keluarga terpelajar dan pejabat turun-temurun, sejak kecil diajari etika. Mana mungkin melakukan hal keji seperti itu?" Zhang Yuanqing bersikap tegas.
"Lebih baik begitu."
Putri Yinyao meletakkan speaker kecilnya.
……
Bandara Internasional Songhai, setelah Gulfstream mendarat, sekelompok orang berlarian keluar dari pesawat seolah-olah pesawat akan meledak jika terlambat sedetik pun.
Tanpa menunggu shuttle, mereka menerobosi landasan pacu dan apron, masuk ke terminal. Melihat kerumunan orang, baru menghela lega.
Meski sudah larut malam, arus penumpang masih cukup padat karena jadwal penerbangan yang sibuk. Bahkan Tianwang Ketakutan tak berani melakukan pembantaian.
"Untuk sementara aman..." gumam Xie Lingxi.
"Kalian cari hotel dulu, jangan pulang ke Kawasan Fu Family. Tunggu hasil pembicaraanku dengan Lao Da." Zhang Yuanqing mengangkat tas ransel, berpamitan dengan rekan satu tim, dan kembali sendirian.
Di pesawat dia sudah menghubungi Fu Qingyang, memberitahu tentang masalah dengan Tianwang Ketakutan.
Fu Qingyang tetap tenang: "Masalah kecil, pulang dulu."
Zhang Yuanqing langsung merasa aman.
Saat tiba di Kawasan Fu Family dan masuk ke ruang studi, dia melihat Fu Qingyang sedang membaca buku di balik meja. Ekspresi dinginnya menunjukkan ketenangan layaknya Gunung Tai runtuh di depan mata.
"Ceritakan, apa yang terjadi?"
Melihat bawahan yang telah membuat masalah besar kembali, dia tidak marah, aura tetap stabil seperti bebatuan karang.
Zhang Yuanqing segera menceritakan rahasia Takamagahara kepada Fu Qingyang secara detail.
Setelah mendengarkan, Fu Qingyang terdiam.
Menyadari sandaran utamanya tak kunjung bicara, Zhang Yuanqing berbisik pelan:
"Lao Da, Tianwang Ketakutan pasti tidak akan menerima begitu saja. Jika dia datang ke Songhai, apa yang harus kita lakukan?"
Fu Qingyang menghela napas pelan, nada bicaranya tetap tenang:
"Dengan kekuatan Tianwang Ketakutan, dia bisa menghancurkan sebagian besar cabang, tapi tak pernah melakukannya. Kau tahu kenapa?"
"Itu sama saja memicu perang total dengan Profesi Tertib," jawab Zhang Yuanqing.
Fu Qingyang mengangguk:
"Ini seperti senjata nuklir, umumnya hanya untuk deterensi. Begitu digunakan, berarti perang dunia, saling menghancurkan. Semi-dewa level tinggi pun demikian. Meski kuat, Tianwang Ketakutan bukan tak terkalahkan."
"Kita tak perlu khawatir dia akan membantai di Songhai, tapi harus waspada target spesifiknya. Laporkan ke markas besar, minta Ketua Aliansi mengawasi Songhai."
Zhang Yuanqing ragu-ragu, "Apakah Ketua Aliansi mau? Ini kan masalah yang kusebabkan. Kecuali kita laporkan rahasia Takamagahara ke markas besar."
"Jika dilaporkan, kemungkinan besar kau tak akan dapat apa-apa. Kelompok Seribu Bangau juga tak akan biarkan Aliansi Lima Unsur mencampuri. Mereka akan langsung melapor ke hukuman langit," Fu Qingyang menggeleng.
Lalu bagaimana? Pasti aku tak cukup berwibawa untuk ini. Zhang Yuanqing bergumam dalam hati.
Tiba-tiba Fu Qingyang berkata dengan tenang:
"Saya akan melaporkan ke markas besar, mengatakan Yuan Shi Tian Zun telah membersihkan markas Pasukan Militer di Kota Chun. Dari anggota Pasukan Militer diketahui, Tianwang Ketakutan ingin mengumpulkan petarung ulung untuk menyerang Songhai dan menyelamatkan Mata Iblis."
"Masalah yang ditimbulkan Mata Iblis, apa hubungannya denganmu?"
"!!!" Zhang Yuanqing sujud dan memohon ampun: "Lao Da bijaksana!"
Fu Qingyang mengangguk puas, lalu mengambil telepon meja dan menelepon resepsionis bawah:
"Kemas barang-barangmu, hindari kota selama dua hari."
Dengan nada seolah "Gunung Tai runtuh di depan mata tapi raut tak berubah", dia mengucapkan kata-kata paling pengecut.
Setelah mematikan telepon, Fu Qingyang berkata:
"Perlihatkan kuncinya padaku."
Zhang Yuanqing segera membuka tasnya, mengeluarkan piringan giok sebesar mangkuk dan menyerahkan dengan kedua tangan.
Fu Qingyang tidak menerima. Saat melihat piringan giok itu, pupil matanya menyempit.
……
