Peta Habis, Pisau Muncul
Perhatian semua orang seketika beralih dari tiga artefak level Master, memandang ke arah Onodera.
Furukōri Wazumai buru-buru bertanya: "Kenapa kau terengah-engah? Apa yang tertulis di sana?"
Sebagai fire master ulung, pendidikan wajib sembilan tahunnya dihabiskan dengan membolos dan tidur, bahkan hampir lupa ada pelajaran karakter Han saat sekolah. Begitu melihat tulisan kuno Han yang berjatuhan di gulungan bambu, kepalanya langsung pusing.
Tingkat pendidikan Kobe Ichiro dkk jelas lebih baik daripada Furukōri Wazumai, bahkan beberapa lulusan universitas ternama, namun tetap tak memahami isi gulungan bambu.
Onodera memandang jenazah dengan tatapan kompleks: "Dia adalah Xu Fu, juga Amaterasu Omikami..."
Kelompok Seribu Bangau serentak terdiam, seperti menebak kebenaran namun enggan menerimanya.
Kobe Ichiro bersuara berat mendesak: "Apa isi gulungan itu?"
"Ini otobiografi Xu Fu. Menurut catatan bambu, dia ditugasi Kaisar Pertama untuk mencari obat keabadian di laut. Tertulis: Di Laut Timur ada harta karun peninggalan Nüwa saat memperbaiki langit, dengan sepuluh matahari bertahta. Siapa mendapatkannya akan hidup abadi, seumur langit." Onodera menjelaskan:
"Xu Fu memimpin anak laki-laki suci dan anak perempuan suci, membawa piringan giok pemberian Kaisar Pertama, berlayar dengan kapal. Dengan kemampuan Fangshi, setelah bertahun-tahun menjelajahi lautan luas, akhirnya menemukan negara kepulauan ini. Lalu bertahun lagi, sampai di tempat ini.
“Untuk membuka dimensi rahasia, ia berkeliling ke seluruh Jepang, mengumpulkan Baoyu, membuat patung batu, dan menciptakan piringan giok, akhirnya berhasil membuka dimensi tersebut.”
Benar... Mendengar ini, dugaan Zhang Yuanqing sebelumnya terbukti.
Pada masa Dinasti Qin, para praktisi memiliki kemampuan untuk membuka dimensi rahasia. Jika tidak, Xu Fu tidak mungkin bisa membuka Takamagahara secara paksa.
Selain itu, Takamagahara adalah dimensi rahasia yang sudah ada sejak zaman kuno, bukan diciptakan oleh Xu Fu.
Onodera melanjutkan: "Di sini ia baru menyadari, sepuluh matahari telah padam, hanya menyisakan pohon suci perunggu. Bertahun-tahun ia berusaha memahaminya tanpa hasil. Di bawah pohon terdapat kolam spiritual - mandi di sana bisa menyucikan tubuh manusia biasa dan memperpanjang usia."
"Praktisi yang mandi akan mendapatkan tubuh permata tanpa noda. Meminum airnya membuat kebal racun dan penyakit. Xu Fu meyakini ini adalah air kehidupan abadi."
"Tapi air keabadian akan berubah menjadi air biasa begitu keluar dari kolam. Xu Fu tak bisa membawanya kembali ke wilayah tengah. Para pengikut berkemampuan supernatural menyarankannya mendirikan kerajaan di sini untuk menikmati keabadian, lebih baik daripada kembali menjadi hamba di wilayah tengah."
"Xu Fu lalu menamai tempat ini 'Takamagahara', menyebut diri sebagai Amaterasu-Ōmikami. Di dasar kolam ia menemukan tiga bijih mineral - tembaga, besi, dan giok - yang ditempa menjadi tongkat sakti sebagai simbol kekuasaan tertinggi."
"Dia mengajar manusia biasa di negeri pulau, mengajari mereka tata krama, bercocok tanam, beternak ulat sutra, menenun kain... menjadi dewa tertinggi di negeri pulau. Namun masa keemasan tak bertahan lama, air kolam semakin mengering, dimensi rahasia yang penuh kehidupan ini perlahan layu. Xu Fu membubarkan orang-orang di dimensi itu, menyuruh mereka hidup di dunia luar, sementara dirinya sendiri tetap di sini, mencatat pengalaman ini pada bilah bambu."
Gu Jun Huo Jin setelah mendengar, menatap pohon perunggu yang menjulang ke awan: "Jadi mata air keabadian yang didambakan Kaisar Pertama sudah layu? Dan pohon perunggu ini hanyalah sampah tak berguna?"
Ekspresinya tak bisa menyembunyikan kekecewaan.
"Tidak bisa dikatakan begitu. Xu Fu tidak berhasil menguak rahasia pohon perunggu." Ryusaki Kazu berkata, lalu memandang Onodera:
"Apa pendapatmu?"
Onodera merenung lama, lalu berkata:
"Dua kemungkinan. Pertama, Xu Fu gagal memahami misteri pohon suci perunggu. Pohon inilah yang sebenarnya didambakan Kaisar Pertama. Lihat kolam ini, jelas mata air keabadian mengalir dari akar pohon."
"Kedua, pohon perunggu tak bernilai. Harta sejati ada di tempat lain, tapi sudah tidak di sini. Catatan bambu menyebutkan di Laut Timur ada harta karun dengan sepuluh matahari berputar di atasnya, tapi saat Xu Fu mencari tempat ini, kesepuluh matahari itu sudah lenyap."
"Setelah menguasai mata air keabadian bertahun-tahun, mata air itu perlahan mengering. Ini membuktikan energi spiritual dimensi rahasia sedang menghilang. Jika harta karun masih ada di sini, tak mungkin terjadi seperti ini."
Kobe Ichiro merenung sejenak, lalu berkata:
"Kemungkinan mana yang lebih tinggi?"
Sebelum semua orang menjawab, dia menatap Putri Yinyao dan bertanya: "Yuan Shi Jun, bagaimana pendapatmu?"
“Aku ingat dalam legenda, Xu Fu melakukan pelayaran dua kali, baru kehilangan kontak total pada yang kedua. Tapi ini tidak disebutkan dalam bambu gulungan. Tidak, menurut catatan di bambu gulungan, Xu Fu sama sekali tidak kembali ke wilayah tengah. Apakah legenda itu salah?”
“Tidak mungkin! Piringan Giok adalah tongkat yang dibuat susah payah oleh Xu Fu untuk membuka Takamagahara, bukan dibawa dari wilayah tengah. Jika Xu Fu tidak pernah kembali, bagaimana menjelaskan keberadaan piringan giok di Sekolah Qin Feng?”
“Jadi Xu Fu menghapus bagian pengalaman ini dari catatan. Masalah ini lebih rumit dari yang kuduga...” Zhang Yuanqing berpikir cepat, lalu berkata:
“Semuanya, aku ingin memeriksa Pohon Suci Perunggu dulu.”
Begitu selesai bicara, dia menggunakan Star Escape Technique untuk melompat ke depan pohon perunggu. Matanya menatap lekat batang selebar tembok kota dengan pola rumit yang terukir.
Sama sekali tidak mengerti... gumamnya dalam hati. Sekali lagi dia menggunakan Star Escape Technique menghilang. Dengan memanfaatkan Sarung Tangan Angin Puyuh untuk terbang dan teknik teleportasi bintang, dia mengitari Pohon Suci Perunggu.
Para pejabat Kelompok Seribu Bangau tidak memiliki keunggulan seperti ini. Mereka hanya bisa menatap penuh harap sambil menunggu.
Butuh lebih dari sepuluh menit untuk mengelilingi seluruh pohon.
Tidak menemukan apa-apa.
“Sudah selesai? Rasanya hanya buang-buang waktu,” mata Kunigori Magatsu berkedip licik, “Kami akan pergi. Apa kamu yakin mau tinggal?”
Zhang Yuanqing yang melayang di atas arus angin, memandangnya dari ketinggian dengan dingin:
“Coba saja pergi. Uji apakah aku berani membunuhmu atau tidak.”
Dia menoleh ke Kobe Ichiro: “Aku akan menyelam ke dasar kolam.”
“Aku ikut!” seru Kyanomidera buru-buru, mengeluarkan tas ransel jetpack lalu melompat ke dasar kolam yang dalam seperti jurang.
Zhang Yuanqing pertama tiba di dasar kolam, di bawah kakinya terdapat bebatuan tajam dan gumpalan tanah tanpa lumpur. Tempat ini telah mengering selama ribuan tahun, tak berbeda dengan jurang.
Dinding batu di sekelilingnya tidak rata. Di dinding yang berdekatan dengan pohon perunggu suci, akar-akar perunggu tebal menembus batu dan menggantung di udara.
"Sulit dipercaya, pohon perunggu ini sepertinya makhluk hidup, bukan patung perunggu..." kata Onodera yang turun menggunakan jetpack, juga melihat akar-akar yang bergelantungan.
"Bisa bicara bahasa asing tidak." Zhang Yuanqing berkata dalam bahasa asing.
"Oh tidak perlu, saya bisa berbahasa Cina." Onodera tersenyum: "Sebagai Sarjana, menguasai berbagai bahasa adalah skill wajib."
Ia memanggil pisau tajam dari inventory, lalu berjalan mendekat, menarik sebatang akar tipis dan mulai mengirisnya.
"Kretek-kretek..."
Pisau mengiris akar perunggu, mengeluarkan suara yang mengerikan.
Zhang Yuanqing diam-diam memanggil pengantin hantu, menyuruhnya mengawasi para pejabat Kelompok Seribu Bangau agar tidak kabur dan menjebaknya mati di dimensi rahasia.
Meskipun memiliki jimat teleportasi legendaris, namun kualitas artefak ini terbatas. Segel atau barrier yang terlalu kuat tidak bisa ditembus.
Sedangkan dimensi rahasia Takamagahara jelas melebiji level dungeon Saint.
Dalam kepulan aura yin, siluet cantik berbaju pengantin merah perlahan naik ke atas.
——Baik si orang lucu kecil maupun pengantin hantu, semuanya ia bawa.
“Sss~” Onodera mencoba tanpa hasil, lalu menarik napas lega sambil berseru: "Luar biasa, benar-benar tak terbayangkan. Ini memang perunggu, logam, tapi sekaligus makhluk hidup. Bagaimana mungkin ada ciptaan ajaib seperti ini di dunia? Kekuatan apa yang bisa memberi kehidupan pada logam?"
Setelah itu, dia teringat Yuan Shi Tian Zun tidak mengerti bahasa Jepang, lalu mengulanginya dalam bahasa Mandarin.
Memberi kehidupan pada logam? Sss, memang sulit dipercaya. Kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal seajaib ini? Kalau dipikir-pikir, apakah benda mati lain juga bisa dihidupkan?
Zhang Yuanqing bukan pria rumahan, jadi yang pertama terpikir di benaknya adalah artefak, bukan silikon atau benda tiup sejenisnya.
Bahkan, dia sempat berpikir tentang mayat yin - apakah mungkin menghidupkannya kembali?
"Ada penemuan apa? Ide apa?" Dia ingin mendengar pendapat sang ahli.
"Wewenang atas nyawa adalah milik profesi pemusik. Kolam keabadian ini kemungkinan besar mengalir dari dalam Pohon Suci Perunggu." Onodera menyesuaikan kacamata di tulang hidungnya sambil menganalisis:
"Meski Pohon Suci Perunggu terkait dengan profesi pemusik, tapi pemusik takkan mampu menciptakan pemandangan megah seperti ini. Sarjana mungkin punya kemampuan itu."
Jadi Pohon Suci Perunggu ini diciptakan dengan menggabungkan kemampuan profesi Sarjana dan Pemusik? Zhang Yuanqing tersadar, lalu bertanya:
"Lalu apa pohon ini masih punya nilai? Mati atau hidup?"
Onodera menggelengkan kepala:
"Tidak bisa dipastikan, mungkin sudah mati, mungkin dalam keadaan dorman, tapi harta berharga pasti sudah tidak ada. Kalau tidak, mengapa sampai begini? Pohon suci ini lebih memiliki makna simbolis dan nilai estetika daripada nilai praktis."
"Jika aku seorang perajin artefak, pasti bisa membaca informasinya. Meski tidak memiliki atribut item, sayang sekali."
Mendengar itu, Zhang Yuanqing tampak kecewa. Ia tidak bicara lagi, menghembuskan Kekuatan Taiyin yang berubah menjadi bayi montok dengan rambut halus yang jarang.
Biarkan si orang lucu dan konyol mencoba. Lihat reaksinya terhadap pohon perunggu suci, sekalian masuk ke dalam batang pohon. Sebesar ini, apakah bagian dalamnya benar-benar padat?
Ia segera memberi perintah pencarian harta pada si orang lucu dan konyol. Sayang kapasitas tas terbatas, tidak bisa membawa jubah penjelajah malam. Andai bisa, pasti akan menyelimutkan pada putra yang baik-baik ini.
Si orang lucu dan konyol mengangkat kepala, melirik ke sekeliling. Matanya yang hitam berkilat saat melihat akar-akar lebat yang menjuntai, langsung merangkak dengan keempat cakarnya.
Ia merayap di sepanjang dinding curam, mencengkeram akar, lalu menyusuri akar tersebut dan menyelam ke dalam dinding batu.
Sesaat kemudian, tubuhnya melesat seperti bola kecil, berguling-guling di dasar kolam.
Dengan pipi kecil yang bingung, ia duduk sambil terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menangis keras.
Tidak bisa masuk ke dalam batang pohon... Zhang Yuanqing terdiam.
……
Songhai, kamar hotel.
Zhang Yuanqing membuka mata, menekan nomor Fu Qingyang.
Sepertinya Fu Qingyang tahu ia sedang urusan penting, langsung mengangkat: "Ada hasil apa di Takamagahara?"
“Takamagahara menyimpan artefak asli Ame-no-Murakumo, Magatama, dan Yata no Kagami, semuanya merupakan artefak level Master…” Zhang Yuanqing menjelaskan situasi di Takamagahara secara ringkas, lalu mengajukan pertanyaannya:
“Piring giok itu adalah artefak yang dibuat Xu Fu di Jepang. Jika dia tidak pernah kembali ke wilayah tengah, mustahil Sekolah Qin Feng memiliki gambar tangannya. Lao Da, bagaimana pendapatmu?”
Fu Qingyang adalah seorang Pengintai, memiliki kecerdikan yang lebih tajam, sifat licik di dalam hati, serta wawasan yang jauh melampauinya.
Jadi, saat bingung memutuskan sesuatu, bertanya pada Pangeran Uang selalu tepat.
“Sederhana saja, Xu Fu menghilangkan pengalaman kembali ke wilayah tengah dari catatannya, mungkin karena memalukan atau ada alasan lain. Waktu terbatas, saya akan langsung ke intinya…” Fu Qingyang berbicara dengan artikulasi jelas dan suara berkarisma:
“Pertama, kepulangan Xu Fu ke wilayah tengah pasti memiliki tujuan tertentu, bukan untuk melaporkan detail Takamagahara pada Kaisar Pertama. Jika tidak, Sang Kaisar pasti sudah datang sendiri.
“Kedua, ambisi Xu Fu sangat besar. Dari tindakannya kemudian, jelas dia ingin memonopoli Takamagahara.
“Terakhir, dia sudah memasuki Takamagahara. Lalu, alasan apa yang memaksanya kembali ke wilayah tengah lagi?”
Zhang Yuanqing tiba-tiba mendapat iluminasi, hatinya berdebar, lalu berseru:
“Mencari cara untuk memahami Pohon Perunggu Suci?”
Fu Qingyang berkata:
“Benar. Alasan Kaisar Pertama mengutus Xu Fu mencari obat keabadian di laut, mungkin karena dia menguasai barang atau informasi tertentu tentang isi Takamagahara.
“Jika kamu adalah Kaisar Pertama, apakah akan menyerahkan barang itu pada Xu Fu?”
Zhang Yuanqing langsung menjawab tanpa ragu:
“Saya akan mengirim orang untuk mencari, setelah menemukan Takamagahara, baru pergi sendiri. Saya mengerti, maksud Lao Da adalah Xu Fu menemukan Takamagahara tapi menyembunyikannya, tidak melaporkan ke Kaisar Pertama. Dia membawa piring giok kembali ke wilayah tengah untuk membodohi Kaisar Pertama, sebenarnya ingin menipu atau mencuri sesuatu yang dikendalikan Kaisar Pertama.
“Tapi dia gagal, terpaksa mencari alasan untuk berlayar kedua kalinya, sejak itu tidak pernah kembali ke wilayah tengah, mendirikan kerajaan sendiri di Jepang. Awalnya ingin hidup abadi dengan mata air keabadian, tapi dunia mengalami perubahan besar, energi spiritual habis, mata air keabadian mengering, akhirnya meninggal di Takamagahara.”
Kalau dipikir begitu, logikanya masuk.
Fu Qingyang berkata: "Kurang lebih seperti itu. Jika spekulasi kita benar, maka di Sekolah Qin Feng, di balik dua pintu batu dasar danau putri duyung, mungkin tersembunyi cara memecahkan Pohon Suci Perunggu. Usahakan bawa pulang piring giok itu."
"Serahkan pada saya!" Zhang Yuanqing langsung bersemangat.
Misalnya Pohon Suci Perunggu, artefak level Master itu sama sekali tidak istimewa.
……
Takamagahara, dasar kolam.
Jika langsung meminta piring giok pada Kelompok Seribu Bangau, mereka mungkin tidak akan setuju. Mengajukan kompensasi uang, mengingat Takamagahara punya makna khusus bagi mereka.
Di Takamagahara hanya ada tiga artefak legendaris, hasil lebih kecil dari perkiraan. Tanpa harta itu, kontrak sebelumnya tidak berlaku. Jika saya langsung minta salah satu dari tiga artefak, mereka pasti menolak...
Pertama saya ajukan permintaan yang mustahil mereka setujui, minta tiga artefak. Lalu mundur ke opsi kedua, RELAAN minta kunci...
Seni tawar-menawar adalah meminta langit lalu menawar di bumi.
"Jika mereka masih belum setuju, maka hanya bisa diselesaikan dengan kekuatan. Mereka memiliki tiga artefak level Master. Kekuatan bisa digunakan, tapi harus digunakan dengan cerdik......"
Pikirannya berputar cepat, dan segera muncul ide.
"Sepertinya pohon suci ini benar-benar sudah tidak bernilai lagi." Zhang Yuanqing menghela napas, menatap Onoderayosuke:
"Ayo naik ke atas."
Setelah berkata demikian, telapak tangannya menekan ke bawah. Angin puyuh berdesir mengangkatnya melayang ke permukaan.
Onoderayosuke yang membawa tas ransel agak terlambat, kembali ke tepi kolam.
"Ada penemuan apa?" Kobe Ichiro bertanya.
Zhang Yuanqing menggelengkan kepala: "Pohon perunggu suci tidak bernilai."
Saat ini, dia sangat bersyukur Putri Yinyao adalah mayat yin. Karena mayat yin tidak punya ekspresi dan memakai kacamata hitam, tidak perlu khawatir Ryuzaki Kazu melihat keanehan.
"Begitu ya." Kobe Ichiro melihat ke Onoderayosuke yang lebih bisa dipercaya.
Onoderayosuke mengangguk, memberitahu rekan tentang dugaan terkait pohon perunggu suci sambil menghela:
"Apa yang dikatakan Yuan Shi benar, nilai pohon perunggu tidak besar. Sepertinya hasil kita hanya terbatas pada tiga artefak legendaris."
Mendengar ini, para pejabat Kelompok Seribu Bangau sulit menyembunyikan kekecewaan.
Mereka datang dengan harapan mendapat hoki besar, tapi hasilnya nihil. Namun tiga artefak level Master sedikit mengurangi kekecewaan itu.
Sepanjang sejarah Kelompok Seribu Bangau, hanya ada tiga artefak level Master. Dua diantaranya disita hukuman langit karena perang.
Saat ini, Kelompok Seribu Bangau sebagai lembaga resmi negara hanya memiliki satu artefak level Master dengan kualitas yang biasa-biasa saja.
Tiga artefak legendaris ini berbeda, semuanya berkualitas sangat baik.
Dengan memiliki tiga artefak ini, kekuatan keseluruhan Kelompok Seribu Bangau langsung meningkat beberapa kali lipat.
Saat itu, Zhang Yuanqing berkata:
"Kalau begitu, sekarang mari kita bahas pembagian rampasan perang. Para hadirin, dari tiga artefak ini aku ambil satu, tidak ada keberatan kan?"
Ekspresi para pejabat Kelompok Seribu Bangau langsung berubah muram.
"Tidak boleh!" Furuhashi Kōtsu yang berwatak blak-blakan langsung menolak tanpa ragu: "Tiga artefak legendaris ini harus menjadi milik Kelompok Seribu Bangau kami, tidak boleh kau ambil. Lupakan saja!"
Zhang Yuanqing diam-diam membuka gesper tas ranselnya, lalu berkata dingin:
"Apakah Kelompok Seribu Bangau hendak ingkar janji? Sepertinya aku terlalu menganggap tinggi moral kalian. Kalian orang Jepang memang benar-benar bangsa tikus yang hanya mengerti kesopanan kecil tapi tak punya kebajikan besar, takut pada kekuatan tapi tak punya rasa syukur."
Asano Ryo menerjemahkan dengan penuh tanggung jawab, kemudian panik sambil terisak:
"Semuanya tenang, mari bicara baik-baik. Jangan sampai terjadi perselisihan internal. Menurutku memberikan satu artefak legendaris pada Yuan Shi-kun adalah..."
Ucapannya terpotong oleh teriakan Furuhashi Kōtsu:
"Baka! Di sini kau tidak punya hak bicara! Lihat baik-baik 'identitas' dan 'posisi'-mu! Jangan kira karena ketua setuju mempromosikanmu, lalu kau bisa ikut campur! Pergi!! Kalau tidak, kau akan kami usir dari Kelompok Seribu Bangau!"
Kobe Ichiro dan lainnya juga memandangnya dengan tatapan dingin.
Asano Ryo yang mungkin belum pernah diperlakukan sekeras ini langsung merah matanya, takut sampai tidak bisa bicara. Air matanya menggenang di pelupuk mata.
Zhang Yuanqing dengan sigap mengambil Thunderstorm Cannon sepanjang 30 sentimeter dari tasnya, mengarahkan lubang tombak gelap gulita yang besar ke Kogun Magatsuhi, dan berkata dingin:
"Kau boleh mati sekarang!"
Kogun Magatsuhi tiba-tiba mendapat firasat, secara naluriah melihat ke cermin Yata di tangannya. Di dalam cermin terlihat gambaran - dirinya tertembak bola petir, tubuhnya terbelah menjadi beberapa bagian dan meledak menjadi potongan daging, gelombang kejutnya melukai Kobe Ichiro dan yang lain di sekitarnya.
Apakah Yata Mirror bisa meramalkan bahaya? Pikiran ini melintas di benak Kogun Magatsuhi.
Saat itu, Zhang Yuanqing menarik pelatuk!
Lubang senjata segera mengumpulkan kilat ungu, busur listrik berpindah-pindah dengan suara Prak, sebuah bola petir melesat keluar.
Kogun Magatsuhi jantungnya berdebar kencang, berteriak: "Cepat minggir!"
Melemparkan bola api ke kejauhan, tubuhnya segera terbungkus api yang menyala, menggunakan Fire Walk untuk menghindar.
Zhang Yuanqing yang berada di posisi tinggi melemparkan Bilah Angin.
Di sisi lain, yang lain secara naluriah berlarian ke segala arah.
"Boom!"
Seluruh tanah bergetar hebat, batu dan tanah beterbangan, menimbulkan debu di mana-mana.
Mountain Deity Watanabe Yoshihiro hendak mundur, tiba-tiba merasakan Magatama-nya memancarkan cahaya redup hijau. Detik berikutnya, kerikil yang beterbangan tiba-tiba mengubah trajektori, melesat di sampingnya.
Gelombang kejut juga terbelah oleh kekuatan tak kasat mata, seolah sengaja menghindari Watanabe.
"Secara otomatis menetralisir serangan?" Watanabe Yoshihiro terkejut sekaligus girang.
“Kojima Wazumi” tidak seberuntung itu, terkena Bilah Angin di dadanya, darah seketika mengotori baju merah, luka yang terlihat hingga tulang putih.
“Baka!” Ia memegangi dada, menggeram marah.
Zhang Yuanqing sekali lagi mengangkat tombaknya, membidik ke arahnya.
Huomo ini merinding, tak berani bicara lagi, seluruh tubuhnya tegang siaga.
Para pejabat Kelompok Seribu Bangau yang mundur ke kejauhan kembali mendekat, mata berbinar-binar. Tembakan Yuan Shi Tian Zun ternyata memicu dua fungsi tersembunyi dari artefak tersebut.
Memang pantas menjadi artefak buatan orang berkemampuan supernatural zaman kuno, pantas sebagai material dari Takamagahara. Tiga artefak ini layak disebut tingkat legendaris.
Malah tak ada yang peduli dengan luka Kojima Wazumi.
“Yuan Shi-kun, kami tidak ingin berkonflik denganmu. Tapi jika kau terus memaksa, jangan salahkan kami atas serangan licik ini.” Kobe Ichirou berkata dengan suara berat.
Ia menggenggam erat Ame-no-Murakumo, siap menerjang.
Asano Ryo memandang Yuan Shi-kun dengan mata berkaca-kaca, hatinya meleleh haru. Sejenak lupa menerjemahkan. Melihat Wakil Ketua Kojima memandangnya sinis, Yuan Shi-kun langsung menembak sebagai deklarasi perang.
Meski konflik berasal dari ketidakmerataan distribusi, tapi ada juga unsur pembelaan untuk dirinya.
Onodera Yousuke diam-diam mengambil alih tugas penerjemahan.
“Tampaknya Ketua Kobe juga tak berniat menepati janji. Kalau begitu, jangan salahkan Sang Maha Kuasa atas serangan licik ini.” Zhang Yuanqing menekan kedua tangannya, melayang ke udara. Dari ketinggian ia memandangi semua orang dengan dingin:
“Lihatlah ke belakang kalian.”
Pada saat ini, debu perlahan menghilang. Di lokasi ledakan tadi, muncul sebuah lubang raksasa dengan diameter lebih dari sepuluh meter.
Zhang Yuanqing berkata dengan tenang:
"Ketua Kelompok Kobe, menurutmu mana yang lebih kuat: Ame-no-Murakumo-mu atau meriam tanganku? Bagaimana kalau aku berdiri di langit dan kamu di tanah, kita bertarung?"
Selama dia tidak memberitahu, tidak ada yang tahu Thunderstorm Cannon memiliki batasan tembakan.
Raut wajah para pejabat Kelompok Seribu Bangau berubah.
"Hmph, kami banyak jumlahnya, semua Saint, ditambah tiga artefak legendaris. Kenapa harus takut padamu!" Koori Gunji berteriak: "Hari ini, jika kamu nekat merebut tiga artefak, mayat yin-mu akan tinggal di sini selamanya."
Zhang Yuanqing tertawa terbahak-bahak:
"Tuan-tuan pikir, siapa yang lebih cepat: kalian atau aku?"
Ichiro Kobe berubah ekspresi: "Yuan Shi Tian Zun, apa maksudmu?"
"Jika aku sekarang meninggalkan Takamagahara dan mengambil kunci mobil, bisakah kalian mengejarku?" Zhang Yuanqing melihat ekspresi tegang semua orang di bawah, melanjutkan:
"Jika aku bocorkan ini ke Hukuman Langit, menurutmu apakah tiga artefak kelas atas ini akan disita? Jika aku beri tahu Tianwang Ketakutan, menurutmu apakah dia akan menyerang Kelompok Seribu Bangau?"
Semakin dia berbicara, semakin pucat raut wajah para pejabat Kelompok Seribu Bangau.
Ichiro Kobe menggigit giginya, tapi dengan frustasi menyadari lawannya telah menyentuh titik lemahnya.
Dia menarik napas dalam-dalam dan menggelengkan kepala:
"Tiga artefak legendaris harus menjadi milik Kelompok Seribu Bangau. Yuan Shi Tian Zun, kalau Anda mau bocorkan ya sudah. Jika Kelompok Seribu Bangau berusaha keras bertahan, hukuman langit akan menyisakan satu artefak. Kalau Tianwang Ketakutan datang, pihak tingkat tinggi hukuman langit yang akan menghadang. Sedangkan Anda, tidak akan dapat apa-apa."
"Soal kecepatan, kami memang tidak secepat Anda. Tapi Furube Kuniaki juga bisa menggunakan Fire Walk, tidak kalah denganmu."
Zhang Yuanqing sengaja menunjukkan ekspresi kesal, mengerutkan kening pura-pura berpikir, lalu setelah lama akhirnya berkata perlahan:
"Baiklah, Ketua Kobe. Daripada Saling Melukai, lebih baik kita saling mengalah."
Kobe Ichiro sedikit lega:
"Bentuk komprominya bagaimana?"
Zhang Yuanqing menjawab: "10 miliar Yen Jepang, kunci mobil Gao Tianyuan, dan tiga kesempatan meminjam artefak. Buat kontrak dengan saya, masalah ini selesai. Jika tidak, kita berpisah."
Pisau muncul saat gulungan terbuka.
Chapter 131
Ending Sempurna
Tanpa menunggu respons anggota Kelompok Seribu Bangau, Zhang Yuanqing melanjutkan:
"Hak pakai tiga artefak, sekali pakai maksimal satu bulan. Setiap artefak dipinjam bergiliran. Setelah terkumpul tiga bulan, hak penggunaan dan kepemilikan ketiga artefak sepenuhnya menjadi milik Kelompok Seribu Bangau."
Sekarang akhir Juli, tiga bulan kemudian berarti akhir Oktober. Saat itu dirinya seharusnya sudah mencapai level 6 tertinggi, tinggal menunggu dungeon pembunuhan bulan Desember untuk naik ke level Sovereign.
Di dungeon pembunuhan, artefak level Sovereign jelas tidak bisa digunakan. Jadi saat itu ada tidaknya tiga artefak sudah tidak penting lagi.
Setelah aku naik ke Sovereign, aku juga tidak butuh tiga artefak lagi... Zhang Yuanqing berpikir dalam hati.
Ancaman, mundur; ancam lagi, mundur lagi, perlahan-lahan menguji batas, sedikit demi sedikit menerobos garis pertahanan lawan, atau dihancurkan lawan, akhirnya memilih akhir yang relatif masuk akal dan bisa diterima kedua belah pihak.
Begitulah kira-kira gambaran dari konsep turun tangan.
Zhang Yuanqing banyak belajar dari Fu Qingyang.
Tuntutan yang diajukannya saat ini adalah batas maksimal yang bisa diterima Kelompok Seribu Bangau.
Dari perspektifnya, alasan Kelompok Seribu Bangau bisa mendapatkan tiga artefak legendaris semata-mata berkat jasanya, bahkan ancaman Tianwang Ketakutan pun berhasil dihadapinya. Apakah hal-hal seperti ini bisa diselesaikan hanya dengan uang?
Sekarang mereka ingin mengambil semua hasil dari Takamagahara, terlalu muluk keinginan Kelompok Seribu Bangau.
Tapi urusan dunia tidak bisa diukur dengan sederhana sebagai rugi atau tidak, terlalu banyak variabel yang terlibat.
Contohnya, lokasi Takamagahara adalah chip penting Kelompok Seribu Bangau. Tanpa bimbingan mereka, dia tidak bisa masuk ke Takamagahara. Misalnya lagi, Kelompok Seribu Bangau tidak harus bergantung padanya. Jika dia serakah seperti hukuman langit, mengapa mereka masih memilihnya?
Lebih baik langsung menyerahkan ke hukuman langit saja? Bahkan bisa dapat reward usapan kepala dari majikan.
Tentu saja, ada faktor seperti kekuatan tempur yang ditunjukkan kedua belah pihak saat ini, keunggulan kecepatan Zhang Yuanqing, dll.
Singkatnya, jika berpisah, kita semua harus bertarung hidup-mati di dungeon ini, mempertaruhkan nyawa.
Saling mengalah satu langkah, maka akan menang bersama.
Sebenarnya setelah mengetahui misi tersembunyi Sekolah Qin Feng dan menyadari bahwa pohon suci perunggu adalah harta berharga sejati, Zhang Yuanqing tidak terlalu berhasrat pada tiga artefak legendaris itu.
Meminta artefak legendaris hanyalah dalih untuk negosiasi.
"Tapi Kelompok Seribu Bangau tidak tahu tujuan sebenarnya Yuan Shi Tian Zun (Sang Maha Kuasa) bukan pada arak. Karena itu, saat melihatnya bersedia mundur, mereka semua merasa lega."
"Jika Yuan Shi Tian Zun memaksa mengambil artefak legendaris, Kelompok Seribu Bangau hanya akan siap mati. Rencana bertahun-tahun akan sia-sia belaka."
"Saat ini Yuan Shi Tian Zun telah mundur selangkah, ini tentu yang terbaik."
Kobe Ichirou merenung sejenak, lalu bertanya:
"Masalah hak penggunaan artefak masih perlu kami bahas. Selain itu, untuk apa kamu membutuhkan piring giok?"
Zhang Yuanqing memiliki alasan tersendiri:
"Yang benar-benar kuinginkan adalah hak penggunaan artefak, bukan piring giok. Itu hanya bonus tambahan."
"Aku telah menanggung ancaman Tianwang Ketakutan untuk kalian. Dia tidak akan melepaskanku. Jika suatu hari nanti aku tertangkap olehnya, dengan menyerahkan piring giok mungkin bisa menyelamatkan nyawaku. Ketua Kobe, ini batas concession terbesarku. Jika kau masih tidak setuju..."
Dengan wajah dingin, ia mengangkat Meriam Thunderstorm di tangannya.
"Tenanglah Yuan Shi-kun, beri kami waktu berdiskusi." Kobe Ichirou mengangkat tangan menunjukkan sikap baik, lalu waspada mundur sambil mengumpulkan para pejabat untuk berbisik.
Beberapa menit kemudian, sebagai ketua kelompok ia maju dan berkata:
"Kami setuju dengan syaratmu, tapi tambahkan dua kondisi. Pertama, 10 miliar yen tidak akan dibayar sebelum masa penggunaan 3 bulan berakhir, sebagai uang jaminan. Kedua, kamu harus menyerahkan satu artefak level Master lagi sebagai jaminan. Ketiga, saat kami membutuhkan kunci Kōyangen nanti, kamu harus meminjamkannya."
"Jika setuju, kita bisa tanda tangani kontrak sekarang."
Zhang Yuanqing menghitung dalam hati, lalu berkata:
"Hapus poin kedua dan ketiga. Aku tidak punya artefak level Master, pun jika ada takkan kujaminkan. Soal kunci Kōyangen, aku belum tentu bisa mempertahankannya."
“Kalau dipikir, Tianwang Ketakutan seharusnya tidak sulit menemukan markas besar Kelompok Seribu Bangau. Dengan memberikan kunci padaku, justru kalian lebih aman.”
Tianwang Ketakutan tampaknya memiliki daya gentar yang luar biasa. Raut wajah Kobe Ichiro berubah sedikit, berkata:
“Jika kamu tidak bisa menyerahkan artefak level Master sebagai jaminan, maka dalam kontrak harus ditambahkan klausul: Jika artefak hilang, kamu harus memberikan satu artefak level Master kepada Kelompok Seribu Bangau sebagai gantinya.”
Ketua Kobe menyatakan tekad dengan suara berat: “Yuan Shijun, ini batas kami.”
Zhang Yuanqing mengangguk: “Baik.”
Segera, Ketua Kobe mengeluarkan buku kuningan. Dengan jari sebagai pena, dia menulis kontrak di buku itu, lalu memeras setetes darah dari ujung jarinya dan mengoleskannya ke buku kuningan.
Para pejabat Kelompok Seribu Bangau, termasuk Asano Ryo, satu per satu membubuhkan cap darah.
Zhang Yuanqing menggoreskan darah di jarinya, lalu melesatkannya dari jarak jauh. Prak! Darah itu meninggalkan noda merah menyala di buku kuningan.
Buku kuningan memancarkan cahaya terang, kekuatan mistis menyaksikan kontrak tersebut.
Artefak Ksatria ini termasuk kualitas Saint yang cukup baik. Bahkan Saint level 6 yang melanggar kontrak akan menerima hukuman berat.
Tidak berlaku untuk Sovereign, tapi Kelompok Seribu Bangau tidak khawatir. Yuan Shi Tian Zun paling cepat baru bisa naik ke level Master akhir tahun. Dalam waktu tiga bulan, batas waktu sudah terlampaui.
Setelah kontrak selesai, Zhang Yuanqing memeriksa tiga artefak sambil berpikir sejenak, lalu berkata:
“Artefak pertama yang akan kupinjam adalah Yata no Kagami.”
“Ama no Murakumo pertama-tama diabaikan, senjata ini memiliki serangan tajam, namun hanya bisa menunjukkan kekuatan maksimal di tangan Pendekar Pedang. Dia sudah memiliki Palu Petir Ungu.”
“Fitur penghindaran otomatis Magatama cukup menarik, namun baik kekuatan Dewa Matahari maupun Kemampuan Regenerasi, semuanya tumpang tindih dengan artefak yang sudah dimilikinya.”
“Cermin Yata memiliki rasio biaya-manfaat tertinggi. Membuat klon 100% identik sekaligus memprediksi gambaran kematian, memiliki output kuat dan kemampuan meramal keberuntungan serta menghindari malapetaka, sangat fleksibel dalam manuver.”
“Kobe Ichiro memasukkan buku kuningan ke inventory, menatap Furugori Matsu, berkata:”
“Beri dia!”
“Furugori Matsu menggigit gigi dengan wajah enggan melepaskan.”
“Zhang Yuanqing tersenyum: ‘Kau bisa menolak!’”
“Jika menolak, kekuatan kontrak akan memberikan konsekuensi balasan.”
“Furugori Matsu mendengus marah, melemparkan cermin Yata ke arahnya.”
“Zhang Yuanqing menerima cermin perunggu, memasukkannya ke tas ransel, lalu tertawa:”
“‘Satu bulan lagi, aku akan mengembalikan cermin Yata. Perjalanan ini sukses, mari kita pulang.’”
“Kedua pihak menjaga jarak secara diam-diam, menuruni tangga batu, segera tiba di kaki gunung, melewati gerbang cahaya kembali ke gua di perut gunung.”
“Zhang Yuanqing berbicara santai:”
“‘Di masa depan, setelah badai ini berlalu, aku akan mengembalikan kunci mobil Takamagahara ke Kelompok Seribu Bangau.’”
“Ucapannya ini bertujuan mencegah Kelompok Seribu Bangau menghancurkan patung putus asa, sekaligus mencairkan ketegangan hubungan.”
“Sebagai bawahan organisasi Heavenly Punishment, Kelompok Seribu Bangau pasti akan berguna di masa depan.”
“Pangeran Uang pernah berkata: Di dunia orang dewasa, segala sesuatu harus mengutamakan keuntungan. Langkah pertama adalah jangan menyumpal jalanmu sendiri.”
Para pejabat Kelompok Seribu Bangau mendengar ini, menoleh memandang Takamagahara, hati mereka sedikit lega.
Zhang Yuanqing berubah menjadi cahaya bintang yang samar, menghilang ke area mata patung Jin Wu (Burung Matahari Emas), lalu mengambil piringan giok.
Cahaya itu mati, pintu cahaya yang terproyeksi di dinding batu pun lenyap.
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi, semuanya."
Zhang Yuanqing melambaikan tangan, berubah menjadi semburan cahaya bintang menghilang dalam gua.
Ini adalah gaya khas Star Official.
Benar-benar tampan... Asano Ryo menatap patung Jin Wu yang kosong, berpikir dalam hati.
……
Songhai.
Di jalanan ramai nan hiruk-pikuk, seorang pemuda berjas bersepeda bersama dengan ekspresi dingin.
Ia tampan dan anggun, anting perak di daun telinganya berkilau. Angin menerbangkan poni rambutnya, membawa udara kebebasan.
Tianwang Ketakutan menyukai sensasi ini: melaju bebas di bawah mentari, merasakan hembusan angin - kebebasan paling murni.
Dengan santai ia mengayuh sepeda menuju Daerah Kangyang.
Jarak ke Kawasan Fu Family masih 15 kilometer. Masih ada 30 menit untuk menikmati kebebasan.
"Sekalian ke Songhai, mari selamatkan Mata Iblis. Malangnya, kehilangan kebebasan membuatku tak napsu makan..." Di balik wajah dinginnya, Tianwang Ketakutan menyimpan hati yang sentimental.
"Jalanan ramai oleh kerumunan orang, Tuan yang menggandeng anjing berjalan santai, ibu yang menggandeng anak berhati-hati, pedagang yang menggandeng balon hidrogen berteriak keras. Di persimpangan, kendaraan dan pejalan kaki menunggu dengan tenang lampu merah."
"Saat pemuda pengendara sepeda melintas, anjing besar yang baik-baik tiba-tiba bangkit marah, menampar Tuan hingga terjatuh, lalu mengejar kebebasan."
"Anak kecil melepaskan genggaman tangan ibu, melompat dan menampar sang ibu, lalu juga mengejar kebebasan."
"Tali-tali balon hidrogen putus serentak, puluhan balon melayang ke langit. Mereka merdeka."
"Semua lampu merah di jalan berubah menjadi hijau dan berhenti berkedip. Pengemudi pun merdeka."
"Tianwang Ketakutan mengayuh sepeda menjauh, menyembunyikan diri dan nama."
"Baru belok di ujung jalan, langit cerah tiba-tiba diselimuti awan gelap. Angin puyuh bertiup disertai gelegar guntur, hujan deras mengguyur."
"Hujan menghantam ganas seperti biji-biji kacang yang berdesakan. Genangan air cepat terbentuk di jalan."
"Entah sejak kapan, para pejalan yang panik berteduh telah lenyap. Kendaraan di jalan pun raib. Toko-toko di pinggir jalan terbuka lebar, namun penghuninya hilang."
"Dunia cermin!"
"Tianwang Ketakutan mengerem sepeda di tepi jalan. Ia menatap langit yang gelap gulita dan bergumam kesal:"
"Jangan ikut campur urusan orang! Sudah kuberi kesempatan kemarin. Kau tak bisa membunuhku, diberi kesempatan pun kau tak becus."
Di genangan air di depan, perlahan muncul sosok yang terbentuk dari air. Wajahnya samar, namun tubuhnya ramping memancarkan pesona menggoda yang sulit diungkapkan.
"Kau beruntung yang datang adalah aku. Jika Dayang yang berjaga di sini, tak akan ada dialog percuma." Sosok air yang anggun itu bersuara lembut namun dingin:
"Pulanglah. Mata Iblis terjatuh di Songhai adalah takdirnya. Permainan antar Sovereign, kau tak seharusnya ikut campur."
Mata Iblis? Tianwang Ketakutan terdiam sejenak, menyisir rambutnya ke belakang sambil tersenyum:
"Apakah Yuan Shi Tian Zun yang membocorkan rencanaku?"
Sosok air itu tidak menjawab, membiarkannya sebagai pengakuan diam-diam.
"Aku pasti akan menyelamatkan Mata Iblis. Kalian boleh membunuhnya, tapi tidak mengurungnya. Ini melanggar batasku." Ketakutan memarkir sepeda bersama, mengambil ponsel untuk menghitung hadiah, lalu menatap sosok di genangan air:
"Sudah lama tidak melenturkan tulang. Kebetulan, ayo bersamaku bermain."
Begitu ucapannya selesai, hujan tiba-tiba deras. Setiap tetes hujan diberi kekuatan dahsyat. Mereka menghantam jalanan dan atap, membentuk perangkap-perangkap dangkal.
Tianwang Ketakutan berdiri tegak dalam hujan badai, jari telunjuknya seperti pedang. Aura pedang membelah lapisan awan, menyibak sudut langit biru.
Di tengah hujan lebat sekelilingnya, di radius tiga inci sekitar tubuhnya, sinar matahari bersinar terang.
Awan gelap di langit berkumpul membentuk wajah manusia. Nada bicara bergema memenuhi langit dan bumi:
"Ketakutan, sudah siapkah kau untuk dihidupkan kembali?"
……
Di kamar, Zhang Yuanqing diam-diam menarik diri dari laut kesadaran Putri Yinyao. Tubuh spiritualnya kembali ke jasad.
“Selanjutnya, tinggal menunggu Putri kembali.”
“Belakangan ini Kawasan Fu Family tidak bisa ditinggali, besok masuk ke Sekolah Qin Feng kebetulan bisa bersembunyi di dungeon beberapa hari. Tidak tahu apa tugas tersembunyi di Sekolah Qin Feng, apakah ada informasi tentang Pohon Suci Perunggu di dalamnya? Sekedar membayangkan saja sudah membuatku tak sabar.”
“Hmm, Pohon Suci Perunggu terkait dengan Pemusik dan Sarjana. Malam ini akan menemui Ketua Istana untuk bertanya situasi.”
“Hari ini akhir pekan, temani Bibi jalan-jalan ke mall.”
Sambil berpikir demikian, dia keluar dari kamar dan langsung masuk ke kamar Bibi, menemukan wanita itu tidak ada.
Zhang Yuanqing keluar dari kamar, berbicara pada Nenek yang sedang mengepel di ruang tamu:
“Nenek, di mana Bibiku?”
“Pergi ke rumah pamamu. Keponakan perempuan istri pamanmu baru pulang dari luar negeri membawa skincare, dia ikut numpang.” Nenek menjawab dengan nada kesal.
Tiba-tiba dia teringat sesuatu, “Oh ya, istri pamanmu bertanya bagaimana hubunganmu dengan Guan Ya?”
“Ngapain dia nanya begitu?” Zhang Yuanqing membuka kulkas mengambil air mineral.
“Mau menjodohkanmu. Keponakan perempuannya sudah melihat fotomu, katanya tertarik.” Jawab Nenek.
“Bagus tuh. Biar dia jadi istri mudaku saja, hubungan keluarga kita dengan keluarga paman jadi makin dekat.” Zhang Yuanqing meneguk air dengan suara gerojok.
Nenek murka, mengancam akan memukul dengan gagang pel.
“Nenek, dulu dekat tidak dengan Ayahku?”
Memanfaatkan waktu luang di rumah, Zhang Yuanqing ingin menanyakan tentang almarhum Ayahnya.
……
