Pasukan Qing Masuk ke Level (II)
Mendengar suara Yuan Shi, entah karena merasa bersalah, tubuh Guan Ya langsung kaku.
Ia berbaring miring membelakangi pintu, diam saja, pura-pura tertidur.
Tapi Yuan Shi di luar sama sekali tidak sadar diri, Guan Ya mendengar langkah ringan memasuki kamar, diikuti suara samar pintu tertutup.
Dia masuk.
Jantung Guan Ya berdegup "Braak! Braak!" kencang, bibirnya dikatupkan rapat, tetap berpura-pura tidur.
Zhang Yuanqing berjalan perlahan menuju ranjang besar, mata Night Wanderer menembus kegelapan. Posisi tidur kaku Guan Ya terlihat jelas, selimut AC tipis mengikuti lekuk tubuhnya yang sensual.
Karena posisi miring dan meringkuk, pantat Guan Ya terlihat sempurna.
Berisi montok, bagai bulan purnama, seperti buah persik ranum.
Usianya sudah matang, setiap inci tubuhnya memancarkan pesona wanita dewasa yang memikat.
Zhang Yuanqing mengeluarkan mutiara hijau, mengaktifkannya, lalu meletakkan di meja sambil berbisik:
"Kakak Guan Ya, jangan pura-pura tidur. Kita ini pacar resmi, kok seperti bermesraan diam-diam."
Guan Ya tak bisa terus berpura-pura, menoleh sambil membelalak:
“Aku belum bilang maafkanmu, ngapain masuk kamarku? Keluar keluar!”
“Ini kan datang untuk meminta maaf dengan tulus.” Zhang Yuanqing duduk di tepi ranjang, melepas sandal jepit, menyelusup ke dalam selimut lalu memeluk pinggang ramping Guan Ya yang kencang, “Biar aku peluk.”
Guan Ya hanya melakukan perlawanan simbolis.
Guru itu benar, dia tidak marah... Zhang Yuanqing semakin yakin, tangannya mulai tak bisa diam mengusap-usap perut Guan Ya.
Karena rutin berlatih beladiri, kandungan lemak di perutnya sangat rendah sehingga terasa lembut namun kencang saat dirabanya.
Tapi bagian favoritnya adalah sekitar pusar yang seksi. Menurutnya, daya tarik utama pinggang ramping bukanlah garis V atau garis perut, melainkan pusar yang dangkal itu.
Perutnya yang kencang menempel pada pinggul bulatnya, hanya terhalang kain piyama halus yang membuatnya merasakan kelembutan dan kelenturan tubuh pacar blasterannya.
Sayangnya Guan Ya memakai baju tidun bukan piyama terpisah, jadi dia hanya bisa menikmati lekuk tubuh indah pacarnya melalui kain.
Sentuhan intim seperti ini sudah biasa, Guan Ya tidak menolak. Mereka berdua terdiam membiarkan waktu berlalu.
Tiba-tiba Guan Ya gelisah maju sedikit, bergumam kesal:
“Katanya mau minta maaf, kok 'duri' yang kau bawa malah buat nusuk-nusuk aku?”
Seketika ia menyesal. Situasi seperti ini jelas bukan saat yang tepat untuk candaan mesum.
Pasti Yuan Shi akan makin menjadi-jadi, eh... maksudku malah memanfaatkan situasi.
"Tidak disangka, anak lelaki besar di belakangnya tidak melakukan gerakan lebih lanjut, lengan yang kuat dan berotot hanya menariknya yang sedang melarikan diri kembali."
"Aku dengar keluarga Miller punya enam Sovereign, lebih dari 20 Saint, jumlah Transcendent lebih banyak lagi. Rasanya juga biasa saja." Zhang Yuanqing berkata:
"Lao Da dengan Penjaga Macan Putih-nya saja punya lebih dari 20 Saint."
Mendengar dia aktif menyebut keluarga Miller, Guan Ya tertegun sejenak lalu menggelengkan kepala:
"Penjaga Macan Putih Fu Qingyang semuanya Saint biasa, tidak ada yang level 6. Saint level 6 keluarga Miller yang kuketahui saja sudah 20 orang."
Perbedaan antara Saint level 6 dan level 4 bisa digambarkan seperti langit dan bumi.
Apa yang dikatakan Asano Ryo tentang "lebih dari 20 Saint", apakah angka 20 ini mengacu pada level 6? Level di bawah 6 diabaikan? Zhang Yuanqing tiba-tiba ingin melakukan transmisi ke Jepang untuk memukul Asano Ryo.
Dalam hati berkata, pantaslah orang yang mulutnya buat apa tidak bisa diandalkan.
Guan Ya menghela napas:
"Dan data yang kamu sebut itu belum termasuk Spirit Realm Walker yang direkrut keluarga Miller."
Jumlah pejalan dalam keluarga hanyalah sebagian dari fondasi keluarga Lingjing. Untuk memperkirakan kekuatan sebuah keluarga, perlu juga melihat kekayaan yang terkumpul, jaringan, investasi, dan sekutu yang direkrut.
Contohnya Fu Qingyang, sebagai kakak sulung keluarga Fu, Penjaga Macan Putih di bawahnya juga termasuk kekuatan afiliasi keluarga Fu.
Keluarga Miller tentu juga memiliki organisasi dan kekuatan afiliasi serupa.
Zhang Yuanqing "Oh" lalu terbenam dalam pikiran.
Dalam kegelapan, Guan Ya menolehkan kepala, sorot mata berkilauannya menatapnya, berkata:
"Kenapa tiba-tiba menanyakan ini?"
Zhang Yuanqing menciumi leher permata yang putih dan jenjang itu, berkata:
“Aku sudah memikirkan, dalam partai tidak ada faksi itu mustahil, pepatah ini juga berlaku untuk keluarga Lingjing. Hampir tidak mungkin keluarga Lingjing benar-benar bersatu, masing-masing punya kepentingan. Selama tidak melanggar kepentingan seluruh keluarga, maka musuhku hanyalah tunanganmu yang bahkan 'delapan karakter astrologi'-nya belum lengkap itu."
“Ya, serta faksi di belakangnya. Dengan begitu, sebenarnya aku tidak perlu bermusuhan dengan seluruh keluarga Miller. Kakak Guan Ya, batu penghalang di depan kita tidak terlalu besar. Lagipula aku akan berusaha membangun jaringan dan membentuk faksiku sendiri.”
Faksinya sebenarnya sudah mulai terbentuk perlahan.
Di tingkat Aliansi Lima Unsur, ada Fu Qingyang dan Ling Jun, tim patroli, serta Saint yang pernah menerima kebaikannya di dungeon pembunuhan.
Dari organisasi non-pemerintah, ada Ketua Zhi Sha Gong dari Songhai dan tim Master Wuchen.
Di pihak Taiyi Men, ada beberapa Star Official berstatus khusus seperti Sun Miaomiao, Zhao Chenghuang, dan Yin Ji.
Dari keluarga Lingjing, ada Xie Lingxi dan Xiahou Aotian.
Zhang Yuanqing perlahan menyebutkan satu per satu jaringan yang dia miliki kepada Guan Ya. Anehnya, meski Ling Jun biasanya selalu memberikan 'segala isi tabung' dengan mengajarinya teknik berpacaran,
tapi malam ini justru dia tidak membagikan ilmunya, hanya berkata:
"Yang penting ketulusan."
Maka sambil menghirup aroma harum rambut Guan Ya, Zhang Yuanqing menuangkan semua isi hatinya:
“Aku bisa merasakan kamu sangat kekurangan rasa aman. Aku sudah mencoba meyakinkanmu dengan jaminan dan sumpah, tapi sepertinya selain tindakan nyata, kamu tidak percaya yang lain.”
“Tapi aku benar-benar tidak bisa naik penerbangan ke luar negeri, menerobos masuk keluarga Miller dan memberitahu tunanganmu itu: Jauhkan diri dari Guan Ya.”
“Lagipula dia memang sangat jauh darimu, sampai-sampai berada di dua ujung planet.”
“Kakak Guan Ya, dari awal sampai akhir, kamu tidak pernah punya keyakinan dalam hubungan kita ini, ya? Apa yang kamu takutkan? Keluarga Fu dan Miller, aku yang akan menggendong beban ini.”
Hati Guan Ya tiba-tiba menjadi sangat lembut, ia teringat perkataan Fu Qingyang kemarin pagi:
Putus ya sudah. Tanpa Yuan Shi, kamu masih bisa menikah ke keluarga Miller. Bukan pilihan buruk. Tapi Yuan Shi justru harus menghadapi keluarga Lingjing yang besar karena kamu. Putus lebih baik.
Benar, meski menikah ke keluarga Miller, mungkin hanya kehidupan romantisnya yang suram. Tapi ia tetap menjadi nyonya kaya raya, menikmati kemewahan dan sumber daya keluarga Fu dan Miller.
Yuan Shi? Kalau dihitung-hitung, dialah yang paling rugi dalam hubungan ini. Risiko dan tekanan yang dia tanggung jauh lebih besar daripada "korban pernikahan politik" seperti dirinya yang hanya perlu mundur selangkah untuk menjadi nyonya kaya.
Dalam hubungan dengan ketimpangan imbalan dan risiko ini, yang dipikirkannya justru bagaimana memperluas jaringan, mencari sekutu, agar suatu hari bisa mengatasi keluarga Fu dan tunangan yang bahkan belum pasti itu.
Meski dia mengejek diri sendiri sebagai orang biasa, pemuda miskin dalam kisah cinta drama.
Tapi tindakannya jauh lebih baik daripada pemuda miskin yang hanya bisa menghasut putri kaya untuk kabur bersamanya.
"Tapi dia, dia merasa semua ini sudah seharusnya begitu, Ksatria yang pemberani memang harus mengalahkan musuh dan membawa pulang Putri kesayangannya."
"Dia merasa membutuhkan rasa aman, jadi Yuan Shi harus tumbuh dengan baik agar bisa menikahinya dengan megah dan menghilangkan semua kekhawatirannya."
"Jadi tidak boleh terlalu mudah didapatkannya, kalau terlalu mudah dia tidak akan berusaha keras."
"Tapi sebenarnya, dia hanya memberi janji kosong belaka."
"Yuan Shi, maaf..."
Dalam kamar yang gelap, terdengar bisikan tersedu-sedu.
Guan Ya menghirup hidungnya, nada bicaranya cepat kembali normal dan berkata lembut:
"Bukan salahmu, ini masalahku. Aku terlalu lemah."
Dia diam sejenak, lalu melanjutkan:
"Meskipun kemarin kamu membuatku sangat marah, tapi karena itu juga aku jadi mengerti beberapa hal. Keterusterangan antara pasangan sangat penting."
"Kamu benar, sebelumnya aku memang pesimis tentang masa depan kita. Masalahnya bukan padamu, tapi padaku."
"Jangan lihat penampilanku sehari-hari yang terlihat berpengalaman, itu hanya kamuflase untuk menutupi kelemahanku. Aku belum cerita tentang orangtuaku kan?"
Tahu sedikit, ibumu sama seperti ibuku, jenis 'pedang di tangan ibu penyayang, menghujam tubuh anak perantau'... Zhang Yuanqing bergumam dalam hati.
Kamar yang gelap membuat Guan Ya tidak bisa melihat wajah pacarnya, sehingga tidak bisa membaca drama batinnya saat ini. Dia menggigit bibirnya:
“Orang tua saya menikah karena pernikahan politik. Ayah adalah jaksa hukuman langit saat itu, sayapnya belum kuat dan butuh dukungan modal. Keluarga Fu juga butuh seorang jaksa di dalam hukuman langit untuk urusan mereka, maka terjadilah pernikahan ini.
“Awalnya Ibu memang menyukainya, tapi Ayah punya orang yang dicintainya sendiri. Setelah menikah, hubungan itu tidak putus. Setelah Ibu melahirkan saya, dia tidak pernah lagi bersentuhan dengan Ibu.
“Ibu lalu membalas dendam dengan mencari pria di luar, mereka main masing-masing. Tapi di hadapan keluarga harus pura-pura harmonis dan mesra, sungguh memuakkan.”
Karena itulah dia begitu menolak pernikahan politik! Zhang Yuanqing tiba-tiba kehilangan kata-kata genit. Tangan yang merayapnya berhenti, memeluk erat sambil memberi penghiburan tanpa kata.
Guan Ya berkata dengan suara melankolis:
“Tapi alasan kelemahanku sebagian besar berasal dari Ibu. Dia punya keinginan kuat untuk menguasai. Karena tidak bisa mengontrol Ayah, dia suka mengontrolku. Sejak kecil, aku tidak ingat berapa kali dipukul. Setiap mendengar suara sepatu hak tingginya pulang, aku langsung gemetar ketakutan.
“Ketakutan ini tidak hilang sampai aku dewasa. Padahal aku sudah jadi Saint, tapi memikirkannya saja membuatku takut. Semakin aku pura-pura meremehkannya di depan Fu Qingyang, semakin dalam ketakutan di hati.
“Makanya saat dia menyuruhku menikah politik, aku hanya bisa kabur. Hanya berani kabur.”
Sambil bicara, dia semakin meringkuk dalam pelukan Zhang Yuanqing, seolah di situ ada rasa aman.
“Ada keluarga Fu, klan yang telah diwariskan selama lebih dari seratus tahun, menguasai kekayaan triliunan Federasi Dolar. Dewan sesepuh mengelola klan dan aset, tidak pernah mengandalkan ikatan keluarga atau darah, tapi kekuatan besi.
“Ketika keluarga memerintahkanmu melakukan sesuatu, lebih baik jangan menolak! Ini adalah prinsip yang tertanam dalam hati dan tulang kami sejak kecil. Dibanding keluarga Fu, keluarga Lingjing lokal hanyalah bunga di rumah kaca.
“Aku telah melihat terlalu banyak anak pemberontak yang dipatahkan tulang punggungnya, dilucuti kesombongannya; menyaksikan anggota inti pemalas diusir dari inti kekuasaan; melihat anggota klan yang memberontak dihukum mati.
“Aku takut pada keluarga, sangat takut. Meskipun dewan sesepuh menunjukkan kegembiraan setelah tahu aku naik ke tingkat Saint, dan ingin memanggilku kembali untuk mengelola industri keluarga...
“Di keluarga Fu, hanya dua anak yang berani melawan dewan sesepuh: Fu Qingyang dan kakak perempuannya. Yang terakhir ini dimanjakan habis-habisan, bahkan jika dia membakar dewan sesepuh, para sesepuh tak akan menyalahkannya.
“Tapi Fu Qingyang berbeda dengan kakaknya. Bakat Fu Qingyang sangat buruk, sampai anjing melihatnya pun menggelengkan kepala. Sejak kecil dia dijadikan target, dipukuli, dipermainkan, dan di-bully habis-habisan.
“Karena dia putra kepala keluarga tapi sangat biasa-biasa saja, semua suka mengganggunya. Tapi Fu Qingyang tak pernah menyerah, terus melawan meski sendirian atau sampai babak belur.”
Zhang Yuanqing tak tahan menyela: “Kamu tidak membantunya?”
“Orang tua tidak mengizinkan, saya akan diam-diam mengirimkan obat untuknya, tapi tidak berani melawan orang tua.” Guan Ya menggelengkan kepala, melanjutkan:
“Saat berusia empat belas tahun, Fu Qingyang tiba-tiba bangkit. Sampai sekarang saya masih ingat hari itu, dia mengenakan jubah putih, membawa pedang tumpul yang belum diasah, menerjang ke gedung pelatihan seorang diri mengalahkan semua anggota keluarga seumurannya.
“Mereka yang pernah menindasnya, bahkan hanya sekali, semua diingatnya dalam hati. Jurusnya sangat sederhana, hanya tebasan. Tapi jurus sesederhana ini, tak ada yang bisa mengalahkannya.
“Tentu saja tak ada yang bisa menang. Bakatnya buruk, jadi dia hanya berlatih tebasan. Setiap hari mengayunkan pedang 5000 kali, dilakukannya selama delapan tahun.
“Dia melukai total enam puluh orang, yang paling ringan pun patah tulang. Kejadian ini menggemparkan seluruh keluarga. Orang tua korban ribut ke dewan sesepuh, menuntut hukuman berat untuk Fu Qingyang. Tahukah kamu apa yang Fu Qingyang katakan ke dewan sesepuh saat itu?”
“Apa?” Zhang Yuanqing bertanya.
“Dia melemparkan pedang tumpul yang sudah bengkok itu di depan dewan sesepuh. Bilang pada mereka: Pilih tutup mulut seperti delapan tahun terakhir, atau sepuluh tahun lagi pedang ini akan menebas kalian.” Guan Ya berkata.
“Benar-benar tampan!” Zhang Yuanqing berkeluh kesal.
“Ya, Fu Qingyang bakatnya biasa-biasa saja, tapi dia adalah yang kuat sejak lahir. Demi balas dendam, dia bisa mengayun pedang delapan tahun tanpa terhalang cuaca. Apa pun yang ingin dia lakukan, pasti akan tercapai. Sedangkan saya sebaliknya, punya bakat bagus tapi lemah.” Guan Ya berbisik:
“Aku tidak bisa sekuat Fu Qingyang, aku tidak berani melawan keluarga Fu, sampai sekarang aku masih takut pada ibu.”
Akhirnya dia melepas semua penyamaran, menampakkan dirinya yang paling jujur di hadapan pacarnya.
Baru sekarang Zhang Yuanqing tahu, di balik penampilan Guan Ya yang dewasa, stabil, berpengalaman, dan berwawasan luas, ternyata tersembunyi seorang gadis kecil yang lemah.
Karena itulah dia selalu terlihat begitu kikuk.
Dalam kegelapan, tak ada lagi yang berbicara, hanya suara AC yang "hu hu" menghembuskan angin dingin.
Zhang Yuanqing mulai mencium leher dan sisi wajahnya lagi, berbisik lembut: "Kalau begitu, kenapa tidak mulai melawan dari ibu?"
Guan Ya bergumam:
“Yuan Shi, aku lelah dengan keadaan ini, bantu aku untuk mengambil langkah pertama ini.”
Cinta seharusnya manis dan hangat, apalagi cinta di ranjang harus penuh gairah, bebas, dan murni. Kesedihan masa kecil tidak seharusnya hadir di sini. Maka Zhang Yuanqing berbisik di telinganya:
“Kalau begitu Kakak Guan Ya, bisakah aku tahu 'dalam dangkal'-mu sekarang?”
Ucapannya mengikis kesedihan dan kegalauan yang muncul dari kenangan, membuat suasana hati Guan Ya membaik.
Kotekok tertawa: “Mengandalkan 'tiga inci'-mu?”
“Bukan, ini perjalanan dari Taman Ratusan Tanaman ke Rumah Baca Tiga Rasa.”
Guan Ya tidak membantah, diam-diam menyandar ke dada-nya.
Aku, akhirnya bisa masuk istana... Zhang Yuanqing langsung girang, napasnya tersengal. Dia tahu betul "penundaan hanya akan mendatangkan malapetaka".
"Dia segera bangkit duduk, perwira muda berbaju putih yang baru pertama kali turun ke medan perang. Tanpa basa-basi, melepas baju zirah, membuka skirt armor musuh, mengacungkan tombak perak, bersiap menusuk musuh sedalam setengah kaki."
"Jenderal musuh yang tak sempat bersiap, menekuk lutut memutar pinggang, kelincahan geraknya luar biasa, terus menghindari tusukan tombak perak, teriak ketakutan:"
"Apa maksudmu?!"
"Perwira muda berbaju putih menjawab: 'Dengan Jurus Tongkat Pengusir Anjing-ku, kuhancurkan bunga krisanmu.'"
"Jenderal musuh tak senang: 'Dalam pertempuran, harus saling mengirim utusan, saling eksplorasi. Serang hati di atas, serang pangkalan di bawah. Tunggu sampai kelemahan musuh terbongkar, baru serang tepat sasaran, bertarung tiga ratus ronde.'"
"Perwira muda yang berpengalaman teoritis ini teringat teknik yang diajarkan para master dari Jepang. Memahami maksud jenderal musuh, ia mengangkat kepala musuh dengan tombak setengah kaki, ujung tombak mengarah ke dagu, berkeriaan:"
"'Kakak Guan Ya, rupanya kau ingin menguji panjang pendekku dengan mulutmu sendiri.'"
"'Pergi!!'"
"Jenderal musuh tak tahan dipermalukan. Dengan gerakan tangan kecilnya, melemparkan perwira muda keluar medan perang."
"Perwira muda bingung tak tahu kesalahannya, tak rela melepas musuh, namun juga segan dengan kekuatannya. Kedua pihak berhadapan dalam kegelapan, siaga penuh."
"Sesaat kemudian, perwira muda mendapat akal. Menggunakan taktik merayu musuh, kembali ke medan perang."
"Dia merenung dalam kesedihan, memahami penyebab kekalahan. Mengingat ajaran playboy master: 'Usap perlahan, putar, usap lagi, sentil' dengan jari-jari menyerang hati, disertai permainan lidah alih-alih teknik mulut ibu kota."
“Hingga membuat musuh terengah-engah, nafas kacau, kedua paha gemetar, seluruh tubuh lemas tak berdaya melawan.”
Jendral berbaju putih bangkit berdiri, mata berkilauan mengusir kegelapan. Tatapannya fokus melihat:
Bantal bertumpuk bagai awan hitam dengan hiasan bulu hijau, nafas harum seperti anggrek, mata penuh pesona musim semi. Puncak salju tegak dihiasi bunga plum. Ditambah datangnya musim semi, aroma giok memenuhi udara, pinggang ramping bagai permaisuri Chu. Di bawah pohon willow gerbang merah tempat pesona terkurung, baja pelindung renda mengunci malam bahagia. Tiba-tiba dua ular putih muncul, ingin menyambut namun malu-malu melilit pinggang.
Turun ke bawah, kaki mulus bagai musim semi, jari-jari kaki halus berkilau. Sang Maha Kuasa tak melepaskannya, menggigit jari kaki dengan ujung lidah.
Ekspresi jendral musuh berubah, berteriak: "Bajingan kecil, jangan berani menghinaku!"
Tak disangka terjebak strategi mengalihkan perhatian macan hingga Sang Maha Kuasa menangkap kedua ular itu, merontokkan baja pelindung renda, lalu menusukkan tombak sepanjang setengah kaki ke tubuh musuh, darah muncrat di tempat.
Jendral musuh menjerit kesakitan, punggung kaki melengkung seperti busur, air mata bercucuran.
“Denting! Denting! Denting!...”
Ranjang double mulai bergetar menabrak dinding sekali-sekali, dari perlahan menjadi cepat, selimut merah berbalik, basah kuyup cairan tubuh.
Seperempat shichen kemudian, Sang Maha Kuasa berseru sombang: "Kubangun sarang dewa di dunia fana, takkan kembali ke sembilan langit!"
Hingga awan reda hujan berhenti, segala suara menghilang.
Jendral musuh terengah-engah sejenak, menatap Sang Maha Kuasa dengan ragu: "Cuma segini?"
“……” Zhang Yuanqing kesal: "Kalau masih menatapku seperti itu, aku benar-benar marah."
Guan Ya terkikik: "Anak ayam biasa saja."
"Jangan kau paksa aku pakai Semprotan Awet ini..." Zhang Yuanqing menggigit gigi, lalu berguling menindihnya lagi.
"Denting! Denting! Denting!..."
Ranjang besar yang berat kembali berdentam-dentam ke dinding dengan ritme teratur, diselingi bunyi "kretek" kasur yang melengkung di bawah tekanan.
AC menghembuskan angin dingin, tapi tak mampu mengusir keringat yang membasahi tubuh mereka.
Guan Ya yang terpaksa bertahan, juga basah kuyup. Tubuhnya semakin membara, seolah ada api menyala-nyala di dalam perutnya.
Hari itu, Guan Ya berubah jadi Lan Ya, lalu M Ya, kemudian Z Ya, berlanjut ke U Ya, dan akhirnya Song Ya. Dalam semalam, dia mengalami metamorfosis hidup yang kompleks.
Keesokan harinya, Guan Ya yang baru tidur sejam terbangun oleh dering alarm.
Dengan wajah lesu, dia mematikan alarm sambil kesal, lalu menyadari orang di sampingnya sudah pergi. Membuka aplikasi chat, terlihat pesan:
Yuan Shi Tian Zun: Ada urusan pagi ini, aku pergi dulu. Istirahatlah yang cukup. Hehe, Night Wanderer memang profesi terhebat yang bisa bertahan sehari semalam, sekarang kau tahu hebatnya kan?
Hati Guan Ya langsung tenang, tapi kemudian dia menggertakkan gigi:
"Scorpio!!"
Semalam dia menangis dua kali, terpaksa minum berkali-kali. Si anjing itu terus bertenaga seperti naga dan harimau, daya pulihnya kuat, bergadang semalaman tanpa lelah.
Guan Ya menyetel ponselnya ke mode senyap, hendak tidur lagi. Tiba-tiba teringat sesuatu, wajahnya memerah sambil berkata:
"Jorok banget~"
"Memeluk selimut, merasuki tubuh untuk mengambil baju tidur yang berserakan di lantai, buru-buru mengenakannya, mengerutkan alis, lalu berlari kecil dengan postur aneh menuju kamar mandi."
……
"Kota Jinshan."
"Di depan sebuah kedai sarapan, dua anak muda berpakaian seragam pengantar makanan jongkok di depan motor listrik sambil mengunyah bakpao daging."
"Satu berwajah bulat, satu lagi ganteng dan kurus."
"Kou Beiyue terus-menerus melirik ponsel dan ujung jalan sambil berkata kesal:"
"“Yuan Shi Tian Zun kok belum datang juga? Ini bakal bikin kita rugi.”"
"Sorot matanya tajam dan angkuh bagaikan anak serigala galak. Cara bicara dan ekspresinya penuh kepercayaan diri, seolah pendapatan per menitnya bisa mencapai puluhan juta."
"“Dari Songhai ke sini perlu waktu sekitar 40 menitan. Sabar lagi, Lao Da.” Si Gendut mencoba menenangkan sang pemimpin."
"Dia tahu Lao Da sebenarnya tidak sabar ingin bertemu Yuan Shi Tian Zun. Begitu mendengar Sang Maha Kuasa ingin bertemu di Jinshan, mereka langsung berhenti menerima order."
"Lalu bergegas menuju lokasi janjian."
"Ternyata sudah 30 menit menunggu."
"Yuan Shi Tian Zun sudah lama tidak mengunjungi Hotel Wúhén. Sejak berhasil menaklukkan dungeon tingkat Saint beberapa hari lalu, Lao Da bisa menyebut namanya sampai tiga kali sehari."
"Gamblang sekali ekspresi anak kecil yang ingin dipuji setelah mendapat nilai bagus itu."
"Tentu saja Kou Beiyue sendiri tidak mengakui hal itu. Ucapannya selalu bernada:"
"“Yuan Shi Tian Zun juga cuma segitu kok”, “Dia pasti tidak berani meremehkanku lagi”, “Yuan Shi Tian Zun, hmph!”"
“Kayaknya kita datang terlalu cepat...” Kou Beiyue menatap si Gendut dengan curiga: “Kenapa kamu nggak ngasih tau aku?”
“Aku sudah ngasih tau, cuma kamu ngga denger aja.” Si Gendut menghela nafas:
“Lao Da, kan kamu ini Demon Tempter, pemberani, suka berantem, haus darah tapi tetap punya strategi. Jangan samain diri sama fire master dong, sekali-sekali dengerin saran anak buah andalanmu ini.”
Kou Beiyue sudah mengalihkan pandangan ke ujung jalan.
Lagi-lagi ngga didengerin... Si Gendut menggelengkan kepala.
Setelah menunggu beberapa saat, mata Kou Beiyue berbinar saat melihat taksi yang berhenti di pinggir jalan.
Pintu terbuka, Yuan Shi Tian Zun bertopeng dan ber-topi baseball keluar dari mobil.
“Beiyue, lama nggak ketemu.” Zhang Yuanqing melambai: “Nunggu lama ya.”
Kou Beiyue bangun perlahan sambil mengangguk mantap:
“Baru dateng!”
Setelah jeda sejenak, dia melontarkan dialog yang sudah dipersiapkan:
“Aku baru aja masuk Lingjing lagi kemarin, gampang banget, Nilai Pengalaman udah 20%.”
Zhang Yuanqing sudah menatap Hamba yang Memilih Majikan untuk Dikhianati, bertanya:
“Apakah ada Illusionist atau Dreamweaver Nanpai yang hilang atau mati misterius akhir-akhir ini?”
Ekspresi si Gendut langsung berubah serius: “Ada, dan jumlahnya banyak.”
“Aku udah 20% Nilai Pengalaman.”
Ternyata Pemimpin Pure Yang sudah pulih ke Tahap Sage, cepat sekali... Zhang Yuanqing berpikir beberapa detik lalu berkata:
“Apa reaksi petinggi Nanpai tentang hal ini?”
“Sudah dikonfirmasi ini ulah Pemimpin Pure Yang, anggota level menengah-bawah di organisasi sekarang panik, petinggi juga ingin menanganinya tapi beberapa percobaan gagal, alasan spesifiknya aku tidak tahu.”
“Nilai Pengalamanku sudah 20%.”
Dengan perlindungan rahasia, mana mungkin menangkapnya! Zhang Yuanqing berkata:
“Taiyi Men sedang melacak Pemimpin Pure Yang, jika memungkinkan, aku harap bisa bekerja sama dengan Nanpai.”
Si Gendut pertama kali matanya berbinar lalu mengerutkan alis:
“Ini sulit, petinggi Nanpai tidak akan mempercayai Taiyi Men, sebaliknya juga sama. Tapi...”
“Nilai Pengalamanku sudah 20%.”
Suara yang tiba-tiba meninggi memotong percakapan mereka.
Zhang Yuanqing menoleh, memandang Kou Beiyue dengan ekspresi aneh: “Terus? Mau kupuji ya?!”
Kou Beiyue yang tiba-tiba dikerjai, tertegun sejenak lalu menggigit gigi:
“Tidak perlu!!”
Si Gendut melanjutkan: “Tapi aku akan laporkan ini, beberapa hari lagi kabari sikap petinggi.”
Zhang Yuanqing mengangguk halus, baru menepuk bahu Kou Beiyue:
“Sampaikan salamku untuk Xiao Yuan.”
“Pergi sana!” teriak Kou Beiyue seperti anak anjing serigala marah.
……
Guan Ya selesai mandi, mengenakan gaun panjang bersih - tidak cocok pakai celana panjang.
Seprai ranjang yang kotor diturunkan, dimasukkan mesin cuci untuk menghancurkan bukti, jendela dibuka, menyemprotkan parfum mahal berhamburan.
Setelah memastikan bau mayat anak Yuan Shi sudah hilang, barulah dia tenang.
Guan Ya berdiri di jendela, menatap pemandangan taman hijau bersemi di bawah terik matahari dengan tertegun.
Sudah saatnya untuk menenangkan hati dan memikirkan urusan sendiri.
Selama ini dia terus melarikan diri: menghindari pernikahan politik yang dituntut ibunya, lari dari lingkungan keluarga, berpikir selama hidup dalam ketidakjelasan, keluarga pasti akan melupakannya.
Lagi pula pernikahan politik juga harus memperhatikan kualitas, bagaimana mungkin anak haram yang tidak berguna bisa melahirkan keturunan unggul bagi keluarga Miller?
Tapi dia terlalu naif, bakat alamiah semacam itu sebenarnya sudah diuji keluarga melalui berbagai cara sejak masa kanak-kanak yang polos.
Bela diri, kecerdasan emosional, kemampuan adaptasi, kemampuan bersosialisasi...
Berbagai kelas pelatihan di masa remaja semuanya adalah tes dari keluarga.
Prestasi rendah Guan Ya tidak masalah, karakternya yang menyebabkan kesederhanaan, tapi tidak terkait bakat. Sebagai anak emas dengan semua nilai tes di atas rata-rata dan bakat bela diri kedua terbaik setelah kakak sepupu, dia adalah objek pernikahan politik yang sempurna.
Keluarga berpikir demikian, ibu juga berpikir sama.
Pernikahan politik adalah kewajiban yang harus kalian jalani sebagai penerima hak istimewa keluarga - sejak kecil, orang tua selalu berkata demikian.
Ucapan seperti ini selama belasan tahun terakhir telah membekas dalam hati mereka, menjadi sesuatu yang taken for granted.
Dia selalu menghindari pernikahan politik, tapi tak pernah berpikir untuk melawan, persis seperti ibunya dulu yang tidak melawan pernikahan politik.
Karena keluarga telah memberi mereka stempel pikiran.
Kenangan masa kecil berkelebat di benak: sikap dingin orang tua, keluarga yang beku, pelatihan keras, kekasih ibu, selingkuhan ayah, wajah munafik pasangan suami istri yang pura-pura mesra... Kenangan demi kenangan muncul lalu menghilang cepat.
Guan Ya mengeluarkan ponselnya dan mengirim sebuah SMS:
"Bagaimana jika keluarga memaksamu menikah secara politik dengan wanita yang tidak kau sukai."
"Dingdong!" Balasan SMS berbunyi:
"Maka aku akan menjadi anak yatim."
Guan Ya memegang erat ponselnya, menatap pemandangan di luar jendela. Sudut mulutnya yang sempurna seperti pahatan membentuk senyum tipis.
Dia tahu apa yang harus dilakukan.
Guan Ya membuka daftar kontak dan memanggil nomor yang sudah sangat lama tidak dihubungi.
"Tuuut, tuuut~"
Setelah beberapa saat, sambungan terjawab. Suara dingin perempuan terdengar dari pengeras suara:
"Akhirnya kau ingat menelepon ibumu? Kau pikir bersembunyi di bawah perlindungan Fu Qingyang bisa membuatmu mengabaikan perintah keluarga?"
"Aku punya pacar!"
Kebisaban tiba-tiba menyergap di seberang garis.
Guan Ya menyeringai: "Rasanya enak bercinta dengan pria."
"Guan Ya!!" Teriakan marah melengking: "Kau berani memberontak? Siapa yang berani menjadi 'laki-liar'-mu? Kau pikir Ibu tidak bisa membuat si bajingan itu mati tanpa kuburan dalam tiga hari?!"
Guan Ya tertawa:
"Bu, Fu Xue. Aku bukan meminta izin, tapi memberi tahu. Mulai sekarang, jalanku akan kutempuh sendiri."
Nadanya tiba-tiba berubah dingin:
"Jika kau sentuh lelakiku, aku akan memilih menjadi anak yatim."
Setelah mengucapkan itu, dia langsung mematikan telepon. Guan Ya menghadap jendela, membuka pelukannya seolah merangkul sesuatu, bergumam: "Sungguh... lega~"
