Sangat nyaman
Meski sering bergumam tentang selangkangan yang jorok, pejantan kawin massal, dan kebiasaan Mo Jun tidur dengan wanita cantik, sebenarnya Zhang Yuanqing menyimpan ketakutan dan kehati-hatian mendalam terhadap Mo Jun.
"Kartu karakternya berasal dari Mo Jun, termasuk dalam warisan Mo Jun. Dia adalah penerima manfaat yang sudah mapan, jadi sama sekali tidak ingin melihat Mo Jun masih hidup."
"Mo Jun yang mati adalah Mo Jun yang baik."
"Bayangkan, jika Mo Jun masih hidup, apakah fragmen Taiyin yang dia tinggalkan di kartu karakter, arloji elektronik dengan tujuan tidak jelas, serta berbagai artefaknya akan diberikan begitu saja kepada orang asing?"
"Selain para janda Mo Jun, Zhang Yuanqing hampir mewarisi segalanya darinya."
"Jika Mo Jun tidak mati, itu berarti kiamatnya akan tiba."
"Karena itu, selama beberapa bulan terakhir, Zhang Yuanqing sangat sensitif terhadap masalah 'apakah Mo Jun benar-benar mati atau pura-pura mati', terus-menerus membuat dirinya ketakutan dan merenungkannya."
"Hampir menjadi simpul hati."
"Sekarang membahas tentang Taiyin yang bisa mengendalikan bintang, Zhang Yuanqing tidak bisa menghindari kembali menjadi paranoid."
"Tidak..."
"Setelah kepanikan sesaat, Zhang Yuanqing teringat satu detail: Pemimpin Taiyi yang mengumumkan secara publik bahwa ciri penerus Warisan Mo Jun adalah 'bulan hitam'."
"Apa arti bulan hitam, orang lain tidak tahu, tapi Night Wanderer terkuat itu pasti tahu."
"Dia tahu Mo Jun memiliki fragmen Taiyin, tapi tetap berani menyatakan Mo Jun sudah mati. Itu membuktikan Mo Jun benar-benar tewas."
"Pemimpin Taiyi tidak perlu menyebarkan kabar palsu. Apa untungnya membodohi keluarga sejati?"
"Ngomong-ngomong, Night Wanderer terkuat di zaman ini selalu rendah profil, bahkan tidak seaktif pemimpin Mawar Malam. Sama sekali tidak seperti Penguasa Bintang yang ahli merancang strategi."
“Hm, jika saya bisa merasakan tata letak karakter seperti ini, baru namanya ketemu hantu. Yang paling menakutkan justru operasi yang senyap tanpa gerakan sama sekali.”
Zhang Yuanqing bergumam dalam hati.
Sampai saat ini, belum pernah ada kabar tentang orang yang bisa bertahan hidup setelah kartu karakter terlepas.
"Hmm, untuk masalah kelainan kartu karakter, Tianwang Ketakutan pasti punya EXP. Nanti saya coba menguji..." Zhang Yuanqing menarik kembali pikirannya, memotong percakapan Fu Qingyang dan Ling Jun, "
“Lao Da, saya ingin menjembatani Elder Hongying dengan Sekte Kekosongan untuk bersama-sama melawan Pemimpin Pure Yang. Bagaimana pendapatmu?”
Fu Qingyang hampir tidak ragu memberikan tanggapannya:
“Boleh!
“Yang bertanggung jawab atas ini adalah Hongying dan Tantangan Puncak. Nanpai pasti setuju.”
Zhang Yuanqing mengeluarkan suara bingung “Hmm~”.
Fu Qingyang menjelaskan:
“Elder Hongying berkarakter teguh dengan batas moral yang tinggi. Sedangkan Elder Gao Feng lebih kalem dan kurang agresif. Kemungkinan mereka makan siang-hitam kecil.
“Diantara para Elder Taiyi Men, Elder Sun dan Hongying yang paling kalem. Elder lainnya semuanya pemimpin visioner, licin dalam strategi, plus punya batas moral yang fleksibel.
“Menggunakan Pemimpin Pure Yang sebagai umpan untuk memerangkap Elder Sekte Kekosongan – tindakan seperti itu pasti akan mereka lakukan.”
Zhang Yuanqing paham, mengangguk sambil timbul kekhawatiran:
“Lalu bukankah Elder Hongying dan Gao Feng juga berisiko dimakan siang-hitam oleh Nanpai?”
Fu Qingyang menyeringai di sudut mulut: “Jika tidak ada Elder Gao Feng, saya tidak akan menyarankanmu untuk memfasilitasi kerjasama ini.”
“Zhang Yuanqing awalnya tertegun, kemudian tersadar. Elder Gao Feng yang seumur hidup miskin memiliki ‘Pertahanan Mutlak’, tingkat kesulitan untuk menjebak dan membunuhnya sangat tinggi. Oleh karena itu, Sekte Kekosongan tidak akan melakukan hal yang sia-sia.”
“Meski bakat Fu Qingyang membuat anjing pun menggelengkan kepala, dalam hal kelihaian strategi, dia bisa disebut jenius.” Zhang Yuanqing mengeluh dalam hati.
……
Di dalam aula Buddha bergaya kuno, asap kayu cendana mengepul lembut.
Si Gendut menyatukan kedua telapak tangan dan berkata:
“Master, jika Anda berhasil mencapai level Semi-dewa, apakah Pemimpin Sekte akan menyerang Anda?”
“Aku tak bisa memberimu jawaban.” Siluet biru tua yang duduk bersila setiap hari itu mengeluarkan respons samar dan berat yang seolah menahan penderitaan.
Tak bisa memberi jawaban... Mendengar respons ini, Si Gendut mengerutkan kening.
Perkataan Master Wuchen bisa diartikan dua cara: Pertama, dia tidak yakin bisa mencapai level Semi-dewa; Kedua, Pemimpin Sekte mungkin tidak suka, tapi belum tentu akan membuat musuh tanpa alasan. Kedua belah pihak tidak memiliki konflik langsung, jadi Master Wuchen pun tidak tahu apakah akan memicu niat buruk Pemimpin Sekte.
Setidaknya bukan kabar terburuk! Hati Si Gendut sedikit tenang, lalu dia bertanya lagi:
“Benarkah Anda hanya selangkah lagi dari level Semi-dewa? Aku dengar dari Beiyue, selama bertahun-tahun ini Anda tidak pernah melakukan pembunuhan.”
Tidak melakukan pembunuhan, pertama-tama mustahil memenuhi “penilaian kinerja” tahunan. Kedua, dalam dungeon tipe pertarungan dengan tingkat kesulitan tinggi, mustahil menaklukkan semua level tanpa membunuh kubu lawan.
Suara samar dan berat Master Wuchen bergema:
"Pada tahun-tahun awal, saya selalu menggunakan artefak teleportasi untuk keluar paksa dari Lingjing dan sengaja menurunkan level. Saat skor tersembunyi saya perlahan menurun, Lingjing level tinggi pun berangsur menjauh."
"Lingjing level rendah sebagian besar bertipe non-kematian, tidak perlu pembunuhan. Sesekali, saya juga mengumpulkan EXP dengan menaklukkan dungeon faksi untuk mengimbangi misi pembantaian di akhir tahun."
Menghentikan leveling... Si Gendut tak bisa menahan rasa hormatnya.
Di tahap Transcendent dan Saint, manuver menghentikan leveling tidak sulit. Tapi di Tahap Dominasi, ini pertama kalinya dia mendengar operasi semacam itu.
Sovereign jahat di hadapannya ini, demi menghindari pembunuhan, telah menghentikan leveling selama dua puluh tahun penuh. Menghentikan leveling di dungeon level Master jelas tidak mudah, pasti banyak krisis hidup-mati selama periode itu.
Sebagai Profesi Jahat, tindakan ini layak disebut 'agung'.
"Integritas Junjungan sungguh mengagumkan dan membuat saya malu." Si Gendut membungkuk memberi salaman protokoler sebelum mundur dari aula.
……
Kawasan Fu Family.
Zhang Yuanqing meninggalkan ruang studi, kembali ke villa tipe kecil di sebelah.
Di ruang tamu, Bunny Girls sedang membersihkan. Di kamar kecil lantai satu, Li Chunfeng mengetik keyboard dengan suara Prak-prak.
Di atas meja makan tergeletak dua laptop, tapi Ratu dan Putri Yinyao tak terlihat.
"Mereka dimana?"
Zhang Yuanqing mengarahkan mulutnya ke laptop sambil bertanya.
"Ratu dan Putri sedang berlatih di ruang latihan bela diri sebelah," jawab Bunny Girl dengan suara lembut.
"Wah, langka sekali..." Zhang Yuanqing terkejut.
“Ratu, si gadis ini, memang berusaha tapi tidak sepenuhnya. Tugas yang harus dia kerjakan akan diselesaikan, kemampuan profesionalnya lumayan, tapi bukan tipe yang giat dan ambisius.”
Menurut Fu Qingyang: “Sampah lagi!”
Bunny Girls tampak ragu sejenak, lalu berbisik pelan:
“Awalnya mereka main game, tapi Putri tiba-tiba bicara sesuatu ke Ratu. Dia langsung nangis ‘waa’ sambil bilang Guan Ya telah mengotori prianya, mau cari gara-gara sama Guan Ya.”
……Zhang Yuanqing mengedipkan sudut mulutnya: “Terus Guan Ya juga pergi ke ruang latihan bela diri?”
“Enggak. Setelah Ratu naik lantai atas, entah ngomong apa sama Guan Ya. Pas turun mukanya merah padam, langsung ajak Putri latihan bela diri.” Bunny Girls menatap Zhang Yuanqing dengan tatapan mencurigai, lalu tertawa kecil menutupi mulut.
“Meski aku tidak punya keterampilan kewaspadaan, tapi wajahmu jelas bertuliskan ‘Selamat atas keperawananmu yang hilang’...” Zhang Yuanqing mengangguk, lalu langsung naik tangga.
Saat membuka pintu kamar Guan Ya, hal pertama yang tercium adalah aroma parfum menyengat di udara. Pandangannya beralih ke ranjang besar yang masih berantakan dengan bekas-bekas noda pagi tadi. Seprai ranjang dan selimut sudah diganti baru, rapi dan bersih.
Wanita pertama dalam hidupnya sedang duduk di meja belajar, mengenakan rok hitam dan kaos putih, sambil membaca panduan dungeon.
Di balkom luar kamar, seprai dan selimut berkibar tertiup angin.
“Sudah pulang? Sudah makan?” Guan Ya masih menatap layar laptop tanpa menengok.
Dia tampak agak canggung dan malu, belum sepenuhnya terbiasa dengan hubungan ini.
Zhang Yuanqing berbeda, sebagai anak muda yang baru merasakan cinta, sekarang pikirannya penuh dengan "lempar Kun" dan ingin "menghantam".
"Apa yang kau katakan pada Ratu? Kudengar dia putus asa dan mengajak Putri berlatih bela diri."
"Aku bilang." Guan Ya masuk ke bidang keahliannya, tersenyum manis:
"Anak ayam benar-benar enak."
"Setuju, aku juga merasa seafood segar itu lembut dan lezat." Zhang Yuanqing mendekati meja belajar, membungkuk, dengan lembut mengulum daun telinga pacarnya yang jernih, berkelakar:
"Kakak Guan Ya, aku ingin masuk sarang peri."
Keuntungan terbesar punya pacar yang suka candaan mesum adalah saat merayu bisa bicara tanpa sensor.
"Tidak boleh?!" Guan Ya yang nilai ujian teori sempurna tapi sebenarnya pengemudi pemula ini, teringat malam kemarin yang "luas dalam" dan repetitif, secara naluri mengatupkan kaki sambil berseru pendek:
"Aku mulai menyesal punya pacar berzodiak Scorpio."
Scorpio dipadu Night Roaming, ditakuti manusia dikhawatirkan hantu.
Zhang Yuanqing membungkuk, lengannya menyelip di bawah lutut, mengangkatnya ke atas meja.
Guan Ya melawan mati-matian, menekuk lutut untuk menahan dadanya, menggunakan taktik mengulur waktu:
"Pertempuran tadi malam terlalu sengit, peluru habis pasukan lelah, butuh pemulihan. Tunggu sampai tengah malam nanti, dua pasukan akan bersiap tempur lagi."
Zhang Yuanqing menggeser dua 'ular putih' dengan pinggangnya, bergumam:
"Berbelas kasih pada musuh berarti kejam pada dirimu sendiri."
Guan Ya tak bisa berkutik, akhirnya merangkul pinggangnya.
……
Ruang latihan bela diri.
"Huu, huu..."
Ratu yang berkeringat deras terduduk lelah, rambut pelipisnya basah menempel di pipi. Ia terengah-engah sambil mengibas-ngibaskan pergelangan tangan yang pegal.
Wajah manis dan berseri itu dipenuhi memar, bagian kiri wajah sedikit bengkak.
Meski Putri Yinyao sudah sangat berhati-hati, jurang perbedaan kekuatan mereka terlalu besar sehingga cedera tidak disengaja tak terhindarkan.
"Perasaanmu sudah membaik?" Putri Yinyao dengan tenang mengeluarkan speaker kecil dari sakunya.
"Sedikit. Tapi cara mengalihkan perhatian seperti ini tidak bertahan lama. Sekarang aku sedih lagi." Ratu merengut, "
"Meski aku masih bisa berusaha jadi selir dan membunuh Guan Ya, tapi Yuan Shi masih perjaka! Kau tahu betapa berharganya first kill seorang pria yang akan jadi legenda? Guan Ya sialan, berani-beraninya merebutnya, hiks~"
Wajah misterius dan mempesona Putri Yinyao bagaikan boneka porselen, ekspresi datarnya mencerminkan perasaannya. Ia mengangkat speaker:
"Jika jadi kau, aku akan menyuruh Xie Lingxi menggoda Yuan Shi Tian Zun. Jika dia tidak tergoda, berarti setia. Lebih baik kau lupakan niatmu, Guan Ya hanya akan benci Xie Lingxi."
"Jika dia tergoda, berarti kau punya kesempatan. Saat itulah kau goda dia dan rebut kehamilan pertama. Di eraku, siapa yang melahirkan duluan, dialah yang dapat kasih sayang penuh."
“Aku cuma ingin mengambil anggota, tidak bilang mau jadi selir Yuan Shi, Putri. Jangan pakai konsep kerajaan feodal untuk situasi sekarang.” Ratu menyeringai.
Merebut pacar sahabatnya termasuk manuver biasa, tapi berbagi suami dengan sahabatnya, dia tidak setuju.
Tiba-tiba mata Ratu berbinar:
“Aku ada ide untuk menghilangkan kesuntukan. Aku akan kasih tahu Xie Lingxi tentang ini.”
Hal paling menyenangkan bagi orang sial adalah melihat orang lain juga sial.
Usai berkata, dia bangkit, berjalan ke jendela lantai ke langit, mengambil ponsel, lalu mengirim SMS ke Xie Lingxi:
“Lingxi, selama dua hari kamu tidak ada, Guan Ya si perempuan itu sudah tidur dengan Yuan Shi. Dasar keterlaluan!”
……
Keluarga Xie.
Di depan altar, Xie Lingxi memegang tiga batang hio, berdiri di antara orang tuanya, membungkuk kepada sepupu jauh yang meninggal di usia muda.
Keluarga Xie Lingzhou tampak berduka, terdiam membisu.
Orang tua mengantar kepergian anak muda. Xie Lingxi bisa memahami kesedihan di hati keluarga, tapi sebagai kerabat jauh, dia hanya bisa menghela napas tanpa kesedihan mendalam.
Tapi ibu bilang, di depan altar harus menunjukkan kesedihan agar tidak dianggap tidak sopan. Bagaimanapun juga ini masih keluarga, tidak boleh terlalu dingin.
Alasan ibu mengatakan hal ini—selain sifat lembutnya yang palsu dan berlagak culas—yang utama adalah meski Xie Lingzhou hanya sepupu jauh, dia tetap anggota inti Keluarga Xie.
Di Keluarga Xie, semua yang memiliki darah leluhur dianggap anggota inti.
"Taiye Xie Lingxi dan Taiye Xie Lingzhou adalah anak buah sendiri, keduanya putra leluhur."
"Ditambah Xie Lingzhou sendiri berada di Tahap Sage, sehingga di kalangan generasi muda keluarga, dia memiliki posisi yang cukup tinggi."
"Seorang anggota inti yang potensial meninggal prematur, tentu perlu menunjukkan kesedihan dan penyesalan yang semestinya."
"Setelah menancapkan hio, Ibu Xie - si green tea yang mempesona itu - mulai menangis tersedu-sedu."
"Anak baik seperti Lingzhou, kenapa bisa pergi begitu saja? Aku benar-benar tidak menyangka~" Ibu Xie berkata dengan pilu.
"Ibu Xie Lingzhou menahan duka, terpaksa menghampiri untuk menghibur."
"Susu, ini semua Takdir. Jangan terlalu bersedih, mari duduk di dalam." Ibu Xie Lingzhou tahu anggota keluarga hanya menjalankan kewajiban formalitas.
"Ibu Xie terus memberikan pandangan pada putrinya, tapi Xie Lingxi tetap tak bergeming."
"Dia memang tidak bisa menangis."
"Tiba-tiba Xie Lingxi merasakan getar ponsel di sakunya. Diam-diam dia mengeluarkannya, melirik layar, lalu mengembalikannya ke saku."
"Setelah terdiam beberapa detik, tiba-tiba dia menjerit "Wuahh!" sambil menangis. Air mata langsung mengalir deras, pipi imutnya penuh kesedihan yang tak terperi."
"Kedua Ibu Xie terkejut."
"Lingxi, kenapa kamu?"
"Ibu, aku sakit... aku sakit..." Xie Lingxi merosot berlutut, mendongak dengan leher tegang, menangis histeris.
"Tangisannya penuh kepedihan, menyayat hati, mengalir bagai hujan."
"Keluarga di dalam dan luar ruang duka, serta anggota Keluarga Xie, saling melempar pandangan terkejut, tak kuasa menahan haru mendengar tangisan itu."
"Tangisan dan air mata yang keluar dari lubuk hati seperti ini tidak bisa dipura-purakan."
"Untuk pertama kalinya, ibu Xie Lingzhou menitikkan air mata lega. Meski tangisan ini mungkin pura-pura, tapi baginya ini sudah cukup mengharukan."
……
"Semburat angin semi menembus pohon haitang, keringat harum membasahi gaun sutra."
"Matahari terbenam, sisa cahaya senja mengecat langit menjadi merah keemasan, bagai cat yang tercurah sembarangan dari tangan Tuhan."
"Pemandangan musim semi di dalam kamar bersahutan dengan mentari musim gugur di balik jendela."
"Guan Ya merebahkan tubuh ke belakang, kedua tangan menopang di meja. Kepala terangkat, sorot mata setengah terpejam memancarkan daya pesona yang kabur. Sudut mata dan alisnya menggemakan kemalasan dan kabut mabuk, laksana rubah berekor sembilan yang mabuk dalam dekapan Junjungan Zhou."
"Cahaya lampu yang lembut menyinari wajahnya, bagai bunga haitang yang merekah mempesona."
"Zhang Yuanqing merasa ia begitu cantik. Tak pernah sebelumnya ia secantik ini. Ini adalah pesona dan kebahagiaan paling memukau yang terpancar dari seorang wanita yang telah membuka hatinya untukmu."
"Entah berapa lama, Zhang Yuanqing menghentikan semua gerakannya. Otot kaki tiba-tiba menegang, membeku kaku."
"Pohon hijau berdesir digulung ombak angin, bunga krocus merah menembus hujan menguak hati."
"Setelah menyuntik, ia membungkuk memeluk Guan Ya, menggigit lembut daun telinganya sambil berbisik:"
"'Kakak Guan Ya, kamu baik sekali.'"
"Seluruh tubuh Guan Ya lunglai. Ia mengeluarkan desahan lembut 'Hmm...'"
"'Kamu sangat cantik.'"
"Guan Ya kembali mendesah 'Hmm...'"
"'Kamu sangat nyaman.'"
"Guan Ya memukulnya pelan."
“Setelah beristirahat beberapa menit, Guan Ya dengan wajah menjijikkan membersihkan air liur di pipi dan lehernya, meliriknya kesal, 「Aku mau mandi dulu.」”
“Mendorongnya pergi, gaun panjangnya terjatuh, langkahnya goyah menuju kamar mandi.”
“Sekali lagi dia menyadari secara mendalam: meski fisik Pendekar Pedang secara keseluruhan lebih kuat dari Star Official, tapi dalam hal daya tahan, sepuluh Guan Ya pun pada akhirnya akan berubah menjadi Guan Ya yang lemas.”
“「Mandi bareng.」 Zhang Yuanqing yang masih belum puas mengajak mandi bebek mandarin.”
“Raut wajah Guan Ya berubah, marah:”
“「Kalau berani masuk, aku tebas ... nanti juga bisa menyuntikkan cairan sumber kehidupan untukmu.」”
“Apakah cairan sumber kehidupan digunakan seperti ini? Zhang Yuanqing berpikir sejenak, mempertimbangkan bahwa dirinya memang terlalu rakus dan sudah membuat sang kecantikan kelelahan, tidak sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, lalu berkata:”
“「Baiklah.」”
“Sebenarnya aku bisa menggunakan Tongkat Kekuasaan Mountain Deity untuk meredakan bengkakmu, lalu kau bertanggung jawab membantuku menghilangkan efek samping, begitu terus berulang, itu juga termasuk pembangunan berkelanjutan... Gagasan gila yang bikin sakit pinggang ini melintas di kepala Zhang Yuanqing, tapi tak berani diungkapkan karena takut dipukul Guan Ya.”
“Guan Ya masuk ke kamar mandi. Belasan detik kemudian, suara gemericik air shower terdengar.”
“Dalam masa pertapaan, Zhang Yuanqing mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chat, menemukan dua pesan belum terbaca.”
“Satu dari Kou Beiyue:”
“「Sekte Kekosongan setemu, besok malam bertemu di Kota Jinshan. Tapi ada dua syarat: Pertama, kamu hanya boleh bawa Yin Ji dari Taiyi Men. Kedua, butuh artefak profesi Ksatria tingkat sangat tinggi. Lokasi akan diberitahu besok malam.」”
“Satu dari Sun Miaomiao:”
“Saya telah mengumpulkan seluruh daftar Night Wanderer dari tahun 1990——2000, termasuk status terkini mereka. Banyak yang sudah kembali ke Lingjing. Dengan waktu terbatas, saya hanya bisa merangkum riwayat hidup mereka secara singkat, tidak bisa memberikan rekam jejak detail karena pekerjaannya terlalu besar.”
Enam Air bekerja sangat rapi, bahkan melampirkan catatan peristiwa hidup! Zhang Yuanqing tersenyum di sudut mulut:
"Terima kasih, nanti aku traktir makan. Kamu selamanya akan menjadi harta kecil Sang Maha Kuasa."
Sun Miaomiao: "Jijik, cis!"
Langsung mengabaikannya.
Zhang Yuanqing menghapus dua percakapan tadi, menyimpan lampiran dari Sun Miaomiao. Dia membuka laptop Guan Ya——yang tadi dilempar ke sudut meja saat beraktivitas.
Dengan lancar memasukkan password laptop, membuka versi desktop "aplikasi chat", mengunduh lampiran.
……
