"Bibi, mari bicara baik-baik"
"Melihat konvoi yang berhenti perlahan di depan villa, Zhang Yuanqing berdiri di tepi atap sambil memegang ponsel, berpikir."
"Tujuan kedatangan mertua ke Songhai jelas: membawa Guan Ya, memutus hubungan putri dengan Yuan Shi Tian Zun."
"Sebagai bintang baru pihak resmi, dia tak mungkin dibunuh sembarangan. Maka membawa putri adalah cara terbaik mengakhiri jodoh buruk ini."
"Konflik tak terhindarkan."
"Meski Guan Ya berkata: 'Jika ibu berani memisahkan kita, aku akan menjadikan diriku yatim piatu'."
"Tapi membiarkan gadis kesayangan bertikai dengan keluarga dan orang tua demi dirinya, adalah bentuk ketidakmampuan. Zhang Yuanqing tak menginginkan ini."
"Bujukan halus tak akan meyakinkan mertua. Tujuan pernikahan politik orang tua Guan Ya telah dijelaskan Fu Qingyang dengan gamblang."
"Zhang Yuanqing merenung: Jika ada yang menghancurkan proyek bernilai miliaran, mungkin otak meletus orang itu akan dikeluarkannya."
“Agar ibu mertua berubah pikiran, syaratnya haruslah aku juga seorang tuan muda dari keluarga Lingjing. Memang benar, tapi ayah dan saudara-saudaranya sudah kembali ke Lingjing dua puluh tahun lalu. Sekarang hanya ada seorang kakak dari keluarga sejawat yang bisa diandalkan untuk menjaga gengsi.”
Tapi jelas ketua istana takkan mau membantu urusan seperti ini. Jika ketua istana datang, mungkin malah ikut mem-bully Guan Ya bersama ibu mertua, lalu mengantar keduanya kembali ke keluarga Fu.
Tak bisa mengandalkan latar belakang keluarga. Fu Qingyang juga tak bisa diharapkan. Waktu itu dia bilang, sebagai sepupu, pernikahan Guan Ya bisa ditunda sekali dua kali, tapi tak mungkin ketiga kalinya.
Lagipada Pangeran Uang menganut 'hati seorang pejuang'. Melindungi terus-terusan hanya akan memanjakan kelemahan Guan Ya, bertentangan dengan konsepnya.
“Harus mengandalkan diriku sendiri.” Zhang Yuanqing bergumam pelan:
“Membuat ibu mertua berubah pikiran, memilihku daripada keluarga Miller, hampir mustahil. Setidaknya dalam waktu dekat aku tak bisa mendapatkan hatinya.
“Jadi target kali ini bukan mengubah pikirannya, tapi mengusirnya pergi sambil memberikan ancaman efektif yang terukur.”
Setelah lama berpikir, pandangannya tak sengaja menyapu Cat King Speaker. Tiba-tiba Zhang Yuanqing mendapat inspirasi dari audio milik Mo Jun.
——Membuat Jimat Bunga Persik.
Tentu saja bukan untuk meniru Mo Jun yang tidur dengan tantenya sendiri. Jimat ini bisa membuat wanita berbaik hati dan bersimpati, sehingga mengurangi permusuhan ibu mertua sekaligus jadi pembuka negosiasi.
Bayangkan, saat ibu mertua melihatku, matanya berbinar sambil bergumam, “Wah, yang ini lumayan!”
“Selanjutnya apakah lebih mudah diajak bicara?”
“Aku memang pintar...” Zhang Yuanqing segera mengirim pesan ke Guan Ya:
“Kakak Guan Ya, tolong tahan dulu. Beri aku waktu lima belas menit.”
……
Villa besar, halaman.
Fu Qingyang berdiri tegak di tepi kolam air mancur, menyaksikan bibinya Fu Xue melangkah keluar dari kereta kuda dikelilingi para pengawal.
Secara fisik, bibinya yang berusia 40-an ini sama sekali tak terlihat seperti wanita paruh baya. Dengan setelan kantor yang rapi, sepatu hak tinggi dan stoking hitam, rok pensil yang dipadukan kemeja putih.
Rambut indahnya disanggul longgar dengan jepit kristal, helai-helai rambut terurai secara sengaja menciptakan kesan malas yang elegan.
Gaya rambut yang tampak santun ini sebenarnya dirancang matang, menambahkan aura bangsawan yang malas pada wajah dinginnya, menonjolkan pesan wanita kelas atas.
Bukan kesan pekerja kantoran yang sibuk.
Dari segi wajah, ia memiliki fitur oriental klasik sempurna – wajah segitiga seperti Guan Ya. Namun kemiripan dengan putrinya yang berdarah campuran tidak terlalu terlihat, justru lebih mirip Fu Qingyang sekitar 50-60%.
Seperti halnya ketampanan Fu Qingyang, sang bibi pun memiliki kecantikan setara.
Sorot mata phoenix-nya tajam namun memancarkan pesan tersembunyi, hidung mancung anggun, bibir merah sensual, alis panjang lurus – kombinasi sempurna dengan kostumnya yang mirik CEO seksi dari sinetron.
“Penampakan Fu Xue terpelihara di usia tiga puluh tahun lebih, sosoknya juga tidak melar. Kaki panjang yang terbungkus stoting tampak bulat dan lurus, rok pensil membungkus pantat bulat yang montok, ujung kemeja putihnya terselip di dalam rok, menonjolkan pinggang yang ramping.”
“Pada tingkat bernilai seperti dirinya, sebagai Spirit Realm Walker, ada terlalu banyak metode untuk memupuk diri sendiri.”
“Bibi!”
Fu Qingyang mengangguk dingin tanpa ekspresi.
Fu Xue berhenti di depan keponakannya. Fu Qingyang bisa mencium aroma parfum yang elegan dan tahan lama dari tubuh bibinya.
“Qingyang ya,” Fu Xue mengulurkan tangan mengelus dada kekar sang keponakan, senyumnya menggoda: “Sudah beberapa tahun tidak bertemu, tumbuh begitu gagah dan tampan? Bibi saja jadi tergoda.”
Fu Qingyang berkata datar: “Bibi harap menjaga jarak.”
Wajah Fu Xue langsung berubah dingin, menyeringai dingin:
“Rupanya Pangeran Uang masih mengakui bibi ini!”
Usai berkata, ia langsung melewati sisi keponakannya, memimpin tiga pengawal masuk ke villa. Jelas ini bukan pertama kalinya ke sini.
Fu Qingyang menghela napas. Bibinya ini berkepribadian aneh, mood-nya tidak menentu. Dalam istilah anak muda disebut "yandere". Ia sangat tidak suka berurusan dengan bibi.
Fu Qingyang lebih ahli bermain kelihaian dengan rubah-rubah tua. Semua bermain permainan catur dengan metode masing-masing. Yandere berbeda, yandere akan menggulingkan papan catur lalu menerkam untuk menggigitmu.
Makanya Fu Qingyang selalu menggunakan ancaman fisik untuk menghadapi bibi. Meski efektif, tetap membuatnya sakit kepala dan lelah mental.
Di ruang studi.
Fu Xue langsung menuju ke belakang meja, mengambil alih takhta Fu Qingyang, lalu berkata dengan wajah dingin:
“Di mana Guan Ya? Suruh dia datang menemuiku.”
Fu Qingyang tidak menjawab, berjalan menuju lemari minuman. Sambil menuang arak, dia berkata:
“Guan Ya bukan lagi anak yang bisa kau marahi dan pukuli semena-mena. Dia punya pemikiran dan hidupnya sendiri. Kalian berdua tidak seharusnya mengorbankan putri untuk keuntungan diri sendiri.”
“Aku tidak suka istilah 'menjual putri'. Qingyang, jangan buat Bibi marah lagi.” Fu Xue menyilangkan tangan di depan dada yang bergelombang, tetap dominan menghadapi keponakan berkarakter dingin ini:
“Dengan menikah ke keluarga Miller, kemewahan tak akan pernah habis. Sebagai orang tua, kami hanya ingin yang terbaik untuk anak.”
“Yang menikmati kemewahan itu kan Bibi dan Paman Will—oh, maksudku mantan paman.” Fu Qingyang menusuk dengan halus tentang pernikahan gagal ini, membuka luka lama sang bibi, lalu melanjutkan:
“Paman Will bisa naik jadi Jaksa Emas level 2, aset Bibi meledak berkali lipat, punya lebih banyak dana untuk memupuk Spirit Realm Walker."
“Bisnis dan kekayaan kalian berkembang pesat. Cukup korbankan satu putri, sangat efisien.”
Fu Xue tak terganggu oleh sindiran keponakannya. Dengan malas ia bersandar di kursi, menyilangkan kaki berbaju stoking, terkikik kotekok:
“Kekayaanku juga adalah kekayaan Guan Ya.
“Kau paling paham aturan keluarga Fu: mementingkan kekuatan, mengabaikan ikatan darah. Guan Ya yang sudah membuang waktu bertahun-tahun, meski secara nominal masih anggota inti, perlahan mulai tersingkir dari inti kekuasaan keluarga Fu.
"Dia saja seperti itu, apalagi keturunannya? Tapi dengan menikahi keluarga Miller, garis keturunan kita bisa mempertahankan status istimewa. Qingyang, Bibi sudah dapat persetujuan dewan sesepuh sebelum datang untuk membawa Guan Ya pulang ke keluarga Fu."
Dia dengan santai membocorkan kartu asnya.
Persetujuan dewan sesepuh setara dengan perintah resmi dari keluarga.
Keluarga Fu adalah keluarga turun-temurun Pengintai yang mengelola rumah tangga dengan disiplin militer. Perintah dewan sesepuh bagaikan komando militer.
Dengan posisi Fu Qingyang saat ini, campur tangan dalam hal ini sebenarnya tidak sulit, tapi harus tetap patuh aturan. Dia bisa kembali ke keluarga untuk bernegosiasi langsung dengan para sesepuh.
Tapi intervensi paksa akan dianggap sebagai pembangkangan terhadap keluarga.
Saat ini Fu Qingyang baru saja naik level ke Sovereign dan masih membutuhkan dukungan kekuatan keluarga untuk bersaing dengan markas besar. Fu Xue yakin dia takkan berani melawan keluarga sekarang.
Fu Qingyang hendak berbicara ketika pintu ruang studi terbuka.
Guan Ya memasuki ruangan dengan wajah dingin.
Dia mengenakan rok hitam midi dengan sweater putih berlubang-lubang dan tank top hitam di dalamnya, mengurangi aura seksi gadis campuran namun menampilkan keceriaan gadis muda.
Ibu-anak ini sama-sama cantik bak bunga, tinggi semampai dan berisi, saling melengkapi. Tapi tatapan mereka yang saling bersilangan tak mengandung kehangatan, hanya dingin membeku.
Fu Xue tiba-tiba mendorong meja dan bangkit, melangkah cepat dengan sepatu hak tinggi sambil mengayunkan lengan. "Prak!" Tamparan keras mendarat di pipi Guan Ya.
"Pipi putih yang halus memerah dan bengkak."
……
Di dalam kamar, Zhang Yuanqing duduk di samping meja tulis. Semua barang di atas meja telah dikosongkan dan dipenuhi material seperti jimat kertas, vermilion, benang merah, dll.
Zhang Yuanqing dengan metodis menggiling material dan mencampurnya menjadi tinta.
Mengangkat kuas lukis, mencelupkannya ke tinta, lalu menggoreskan Spiritual Script penuh karisma di atas kertas kuning.
Saat ujung kuas berputar, Kekuatan Taiyin yang ditransfer ikut berubah, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan.
Menggambar jimat mengutamakan keahlian melalui latihan. Teknik yang terlalu lama ditinggalkan akan menjadi kaku. Setelah membuang dua jimat kertas kuning, akhirnya Zhang Yuanqing berhasil membuat satu.
"Selesai!"
Zhang Yuanqing meletakkan kuas, menggoyang-goyangkan Jimat Bunga Persik lalu memicu jimatnya terbakar sendiri.
"Cih!"
Kilatan api terang menyala, menjilati kertas kuning tipis dan mengubahnya menjadi abu.
Beres. Pasti ibu mertua akan senang melihatku... Tanpa sempat membereskan, Zhang Yuanqing menjentikkan jari dan menghilang dalam cahaya bintang.
……
Guan Ya memegangi pipinya, memiringkan kepala, terdiam beberapa detik sebelum menatap ibu sambil menyeringai dingin:
"Sungguh nostalgia. Berapa lama Ibu tidak memukulku? Bagaimana kalau sebelahnya juga?"
Dia menyodorkan pipi satunya lagi, tatapan penuh ejekan dan sikap merendahkan.
Fu Xue tiba-tiba menunjukkan ekspresi iba, mengelus pipi merah bengkak Guan Ya dengan lembut:
"Yaya, apakah Ibu membuatmu kesakitan?
“Ibu melakukan semua ini demi kebaikanmu. Jangan pernah membenci ibu. Ibu janji tidak akan memukulmu lagi. Pulanglah bersama ibu, ibu tidak bisa hidup tanpamu.”
Guan Ya mundur selangkah, "Pulang dan menikah, menjadi tumbal kepentinganmu?"
Fu Xue berkata dengan lembut:
"Masih lebih baik daripada bersama Yuan Shi Tian Zun itu. Apa yang bisa diberikan Ron Miller padamu, tidak akan bisa diberikan oleh Yuan Shi Tian Zun. Dia adalah anak sulung keluarga Miller, penerus posisi kepala keluarga."
"Jika kau menikah dengannya, anakmu kelak akan menjadi penguasa keluarga Miller. Butuh berapa generasi untuk membangun keluarga Lingjing?"
Ia terus membujuk dengan sabar: "Potensi Yuan Shi Tian Zun sebesar apapun, mampukah dia menciptakan keluarga Lingjing?"
"Tapi aku mencintainya." Guan Ya menatap ibunya, nada bicara dan ekspresinya sangat serius.
"Cinta?" Fu Xue menyeringai sinis, seolah mendengar lelucon terbesar, "Yaya, pengalaman cintamu masih terlalu sedikit. Kau tidak memahami pria. Pria itu seperti gagak, sama-sama hitam. Apa yang kau sebut cinta hanyalah rasa penasaran sementara."
"Cinta akan memudar seiring waktu. Ketika semuanya menjadi sia-sia belaka, penyesalanmu sudah terlambat. Ibu tidak akan mencelakakanmu. Menikahlah dengan Miller, kau akan mendapatkan segalanya. Ibu sudah terlalu banyak melihat pria tak berperasaan. Dengarkan ibu, jangan ribut." Nada Fu Xue semakin mengeras.
Kali ini di Songhai, dia harus membawa Guan Ya pergi. Memisahkan mereka sekarang masih mungkin. Jika ditunda sampai Guan Ya hamil, keluarga Miller tidak akan menerima istri seperti itu.
Untuk itu, Fu Xue membawa cukup personel. Ketika pendekatan merangkul dengan kelembutan gagal, dia memaksa membawa Guan Ya.
Guan Ya menatap ibunya dengan tenang, "Ibu, sudah kukatakan padamu, mulai sekarang aku akan tempuh sendiri jalan hidupku. Tak akan kuterima lagi pengaturanmu. Aku tak mempermasalahkan masa lalu, hanya mohon jangan campuri perasaanku, jangan..."
Setelah jeda, Guan Ya menatap ibunya dengan pandangan tajam yang tak biasa, mengucapkan kata demi kata:
"Jangan sampai hubungan ibu-anak kita punah."
Fu Xue terpana, memandangi putrinya yang penuh keyakinan dengan rasa takjub. Tiba-tiba dia merasa tak mengenali anaknya ini.
Sejak kecil, pernahkah dia melawan keinginannya?
Tidak pernah sekali pun.
Saat paling enggan sekalipun, dia cuma berani kabur diam-diam ke Songhai mencari perlindungan Fu Qingyang.
Anak yang selalu nurut ini berani melawan? Bahkan mengucapkan kata-kata sok arogan dan nekat?
Hubungan ibu-anak punah?
"Guan Ya, kurasa kau sudah dikendalikan Yuan Shi Tian Zun," dahi Fu Xue yang mulus menegang, wajahnya merah padam. Tangannya terayun, "Hari ini Ibu harus temui 'Sang Maha Kuasa' legendaris ini. Apa kelebihannya sampai membuatmu kemasukan hantu?"
Tamparan itu tak sampai melayang. Sebuah tangan kokoh menggenggam pergelangan tangan Fu Xue.
"Bu, mari bicara baik-baik."
Suara muda bernada maskulin bergema.
……
