Buka bab khusus untuk curhat
Dua hari ini selain batuk dan sesak di dada, sudah tidak ada gejala lagi. Hari ini rencana mau periksa paru-paru ke rumah sakit, tapi ternyata rumah sakit penuh sesak, nomor antrian habis, akhirnya pulang dengan kecewa.
Oh ya, indra penciumanku juga hilang. Masuk toilet pun tidak bisa mencium bau apa-apa.
Yang ingin kusampaikan adalah, sejak terpapar COVID, tiba-tiba merasa tidak bisa menulis buku lagi. Bagaimana menjelaskannya? Dulu saat menulis, ide mengalir deras, kata-kata langsung muncul tanpa dipikir, lelucon mudah dibuat.
Setelah terpapar, satu plot harus dipikirkan bolak-balik lama, tetap saja tidak bisa dituangkan.
Untuk satu paragraf atau deskripsi adegan saja, bisa mentok berjam-jam tidak tahu harus menulis apa.
"Terasa seperti otakku tidak bisa berpikir lagi, tidak bisa memikirkan plot."
Bab yang terbit pagi ini, aku menulisnya dari kemarin sampai hari ini, menghabiskan lebih dari sepuluh jam. Versi asli 4000 kata semuanya kuhapus, yang terbit sekarang adalah versi kedua.
Ini hampir mustahil terjadi sebelumnya.
Selain itu, kusadari sekarang menulis 8000 kata tiba-tiba menjadi sangat sulit. Bagaimanapun aku berusaha, tidak bisa menulis dua bab. Hari-hari ini aku diliputi kecemasan.
Aku juga mencoba mengembangkan plot selanjutnya, tapi berbeda dengan kondisi sebelumnya, sekarang otakku benar-benar blank saat mencoba mengembangkannya.
Setelah bertahun-tahun menulis, belum pernah mengalami situasi seperti ini. Aku sangat cemas, sangat-sangat cemas.
Aku tidak tahu bagaimana dengan penulis lain, tapi sejauh ini COVID-19 telah memberikan pukulan dahsyat pada karir menulisku. Kuharap ini hanya sementara.
