Pedang Tuan Muda Fu
Langkah kakinya sangat kaku, tidak lincah seperti orang hidup, seolah berjalan dengan lutut yang kaku.
Saat Zhang Yuanqing dan yang lain mendengar langkah kaki, "itu" sudah mendekati pintu.
Sangat mendadak, pemilik langkah kaki sepertinya sengaja tidak memberi waktu reaksi pada orang di dalam ruangan.
Apakah Wang Mingming sudah kembali?
Zhang Yuanqing merinding, adrenalinnya melonjak. Secara naluriah dia membuka inventory, bersiap mengambil artefak untuk bertarung.
Tapi secepat kilat dia berubah pikiran, berbisik dengan suara rendah memberi peringatan:
“Naik ke ranjang!”
Dia langsung menerjang ke ranjang sebelah kiri, sambil mengendalikan Mayat Merah melompat senyap ke ranjang atas dan berbaring kaku.
Putri Yinyao dan ketua istana langsung bergerak. Yang pertama memilih ranjang bawah sebelah kanan, sedangkan yang terakhir memilih... ranjang Zhang Yuanqing.
Gaun merahnya melayang masuk ke dada Zhang Yuanqing, menyelusup dalam-dalam. Kaki giok di balik gaunnya nakal mengait kaki pria itu.
Aroma harum menyelinap ke hidung, tak bisa dibedakan apakah itu wangi sampo atau aroma tubuh gadis muda.
Gaya godanya keterlaluan... pikir Zhang Yuanqing sambil menahan napas dan pura-pura tidur.
Pasal 13 Buku Panduan Karyawan menyatakan:
Jika mendengar suara mencurigakan di asrama pada malam hari, harap berbaring di ranjang dan pura-pura tidur. Jangan pedulikan atau meninggalkan tempat tidur.
Dalam artefak bertipe aturan tingkat tinggi seperti ini, Zhang Yuanqing berpendapat bahwa mematuhi peraturan lebih aman daripada bertarung.
Sehebat apa pun mereka, mungkinkah lebih kuat dari artefak bertipe aturan level Master?
Suara langkah kaki memasuki kamar.
Dung, dung, dung... Langkah kaki kaku dan berat itu melewati pintu, masuk ke dalam ruangan.
Zhang Yuanqing memejamkan mata rapat-rapat. Tanpa melihat pemilik langkah kaki, apalagi menggunakan sudut pandang pelayan arwah untuk mengintip. Dari gema langkah kaki, ia bisa membayangkan tinggi badan, berat tubuh, dan cara berjalan sang penjelajah.
Tinggi sosok itu melebihi 2 meter dengan berat lebih dari 200 kilogram. Derap langkahnya yang berat lebih mirip mayat kaku daripada manusia hidup.
Setelah masuk, langkah kaki itu tak berhenti tetapi terus berkeliaran di dalam kamar.
Dumdumdum... "Itu" mondar-mandir di antara ranjang-ranjang.
"Ia tahu ada orang di ranjang. Ia bisa melihat kita..." Zhang Yuanqing menduga-duga dalam hati.
Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki berhenti tepat di sisi ranjangnya.
Bau busuk lembab seperti tikus mati membusuk di selokan menyergap indra penciumannya.
Tanpa perlu melihat, ia tahu makhluk itu sedang mengamatinya dari jarak sangat dekat.
...Zhang Yuanqing memperlambat napas, tak bergerak seinci pun.
Setelah sekitar 3-5 menit, bau busuk itu menjauh. Suara dumdumdum kembali bergema, bergerak menuju pintu kamar.
“Langkah kaki berat dan kaku terdengar keluar dari pintu, kemudian bergema di koridor, hingga benar-benar menghilang.”
“Keempat orang di ranjang sama-sama licik, masih belum bangun. Setelah menunggu lama sekali, Ketua Zhi Sha Gong bertumpu pada dada Zhang Yuanqing untuk duduk, melihat ke sekeliling dan berkata:”
““Itu” sudah pergi.”
“Barulah Zhang Yuanqing membuka matanya. Pertama-tama ia melihat sekeliling, memandang ke arah pintu, lalu mengamati jendela. Setelah memastikan tidak ada monster mengerikan, akhirnya menghela lega.”
“Berhasil menghindari satu bahaya.”
“Sambil merasa lega, hatinya dipenuhi sensasi mendebarkan yang lama tak dirasakan. Kengerian dan ketakutan seperti di Terowongan She Ling kembali muncul.”
“Cepat pergi dari sini. Mungkin “itu” akan kembali. Kita sudah mendapatkan sebagian aturan, harus fokus pada urusan penting. Waktu kita tidak banyak.” Zhang Yuanqing tidak melupakan tujuan datang ke sini malam ini.”
“Saat itulah ia menyadari sang Putri masih berbaring di ranjang tanpa bangun.”
“Apa kau berniat tidur di sini sampai pagi?” Zhang Yuanqing kesal.”
“Putri Yinyao membuka matanya dengan santai, mengangkat speaker kecilnya dengan argumen:”
““Hati-hati dulu. Jangan-jangan “itu” main tombak balik.””
“Jadi kami berdua yang jadi tumbal? Sang Putri benar-benar bersikap anjing. Anjing dan pengecut... Sudut mulut Zhang Yuanqing berkedut. “Kosakata modernmu cukup bagus. Kalau mau hati-hati ekstra, tidur saja di sini. Nanti kami jemput setelah urusan selesai.””
“Putri Yinyao pura-pura tidak mendengar ejekannya, bangun diam-diam dan berperan sebagai mayat yin tak berotak.”
“Tiga orang dan satu mayat melompat dari lantai, menyusuri jalan setapak yang dipenuhi semak, rumput liar dan pepohonan, lalu cepat menghilang.”
Cahaya bulan bersinar terang, di dalam kamar gelap gulita sunyi senyap, laptop yang tergeletak di lantai itu secara misterius membuka halaman sendiri. Di halaman kosong muncul sebaris tulisan:
"Malam ini patroli berjalan lancar... Aku sangat senang, karena di asrama datang empat karyawan baru. Dua tidak memiliki detak jantung, dua memiliki detak jantung... Sudah lama tidak ada karyawan baru, aku kesepian. Aku... akan terus mengikuti mereka."
……
Si Gendut belum pernah melihat pertempuran level Master, apalagi perang massal antar Master.
Matahari emas terbit bergulir-gulir, kemudian dipadamkan, lalu terbit lagi, terus berulang.
Jalanan terkoyak membentuk celah-celah, gedung pencakar langit bergoyang di tepi jurang. Raksasa Batu setinggi enam meter merayap keluar dari celah tanah, menghantam satu demi satu mayat yin.
Akar-akar tebang bermunculan dari tanah, menjulang seperti tentakel di langit, meremukkan tiap Raksasa Batu.
Orang misterius berjubah hitam berdiri di atas gedung tinggi di kejauhan, mengangkat pedang panjang berkilau yang diasah dari arang, bagai panglima pasukan, memerintahkan pasukan makhluk yin terus-menerus menyerbu.
Di antara hiruk-pikuk itu, empat pedang terbang meliuk bagai kilat, serta teriakan melengking aneh yang sesekali menyayat jiwa.
Fu Qingyang berjubah putih dengan mantel mewah berdiri tegak. Mayat-mayat yin terus menerus menyerbu, tapi tak ada yang bisa mendekat dalam radius sepuluh meter darinya.
Di luar sepuluh meter, mayat bertumpuk-tumpuk. Tapi dalam radius sepuluh meter, bersih tak bernoda.
"Elder Hongying memancarkan cahaya emas dari tubuhnya, kedua tangan membentuk segel, matahari miniatur berputar mengambang di atas kepalanya. Cahaya emas menyinari sekeliling, roh jahat dan makhluk yin dengan cepat mengalami pemurnian."
Kedua Sovereign saling mengadu kekuatan dari kejauhan, skill memukau silih berganti tak henti-hentinya.
Sepanjang pertarungan tanpa kontak fisik, hanya saling menembakkan skill.
Suasananya lebih mirip dewa-dewa yang bertarung, pertarungan jarak dekat seperti teknik orang rendahan yang tak pantas dipentaskan.
Di tepi jalan, depan toko teh susu, si Gendut duduk bersila sambil gemetaran menyaksikan pertarungan.
Di sekitarnya terdapat Yin Ji, Xia Shu, Hua Yu, Gao Shan Liu Shui... total enam Saint.
Tujuh orang duduk melingkar dengan patung tanah liat Kakek Tudi Gong sebesar telapak tangan di tengah.
"Ini... ini... apa artefak ini bisa menahan serangan level Master? Bagaimana kalau kita jadi target Sovereign?" Raut wajah si Gendut pucat, lidahnya kelu.
Saint dari pihak resmi tetap diam, tidak menghiraukan anggota Profesi Jahat ini.
"Lah, aku masuk sini masih masuk akal karena jadi umpan. Tapi kenapa kalian juga nekat? Pertarungan level Master bisa kita tonton gratis begini?"
Melihat tak ada yang merespon, Yin Ji yang berhati lembut berkata pelan:
"Tenang, artefak ini bisa menahan tiga kali serangan Sovereign. Itu cukup untuk para Elder datang menyelamatkan. Tujuan kita adalah Pemimpin Pure Yang, tapi dia sepertinya tidak ada di sini..."
"Mungkin sedang bersembunyi, menunggu kesempatan menyerang kita." Suara Xia Shu Zhi Lian dingin seperti denting es.
"Jangan-jangan musuh tidak muncul, malah kita yang dibunuh Sovereign duluan..." Si Gendut bergumam dalam hati.
Meski terus menggerutu, ada yang menemani gemetar ketakutan bersamanya justru sesuai keinginannya.
Yang paling ia butuhkan dan kekurangan adalah rasa aman.
Makanya perlu Lao Da.
"Lihat pertarungan mereka, sepertinya belum akan ada pemenang dalam waktu dekat." Si Gendut yang gelisah mencari topik pembicaraan.
Hua Yu mengerutkan alis indahnya dengan kesal:
"Kau terlalu banyak bicara. Kalau bukan karena Sekte Kekosongan dan pihak resmi sudah berjanji untuk tiga pasal, Ibu sudah mengembalikanmu ke Lingjing sekarang!"
Profesi Tertib tak pernah menunjukkan raut wajah ramah pada Profesi Jahat, sekalipun si Gendut ini terlihat kalem.
"Sebenarnya kalian takut memicu kemarahan Elder Nanpai, jadi tidak berani membunuhku." Si Gendut membetulkan.
“……”
Yin Ji tiba-tiba mengerutkan kening: "Perhatikan baik-baik, sudah berapa lama Elder Nanpai tidak menggunakan Serangan Jiwa?"
"Sudah dua menit..." Wajah bulat Si Gendut berubah serius: "Dua menit. Sebelumnya setiap 10 detik selalu melancarkan serangan."
Xia Shu Zhi Lian dan yang lain merasa dingin menjalar di hati.
Selama 'Hamba yang Memilih Majikan untuk Dikhianati' masih hidup, kemungkinan Elder Nanpai berkhianat kecil. Satu-satunya kebenaran: kedua Elder Nanpai sedang diserang.
Saat ini, Mawar Malam telah mengerahkan dua Elder: Grand Protector yang mengendalikan pasukan makhluk yin, dan Dewa Musim Semi (nama profesi elemen kayu level Master).
Hanya dengan dua Sovereign, mana mungkin bisa melawan pihak resmi dan Nanpai.
"Mawar Malam yang ingin main curang, pasti sudah mengerahkan cukup banyak orang. Jadi, kemungkinan besar Elder Nanpai sedang dihadang oleh Sovereign musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang."
"Dengan karakteristik iblis hati yang bisa muncul dan menghilang kapan saja, kegagalan melepaskan diri dari musuh di detik pertama membuktikan lawan ini sangat sulit diatasi."
"Setelah kebuntuan berkepanjangan, Mawar Malam mulai melancarkan serangan balik."
"Begitu pikiran ini muncul di hati para Saint, Fu Qingyang tiba-tiba mengangkat pedang Giok Naga-nya secara horizontal, mengambil posisi bertahan."
"Braak!"
"Suara logam berdecit menusuk telinga, percikan api berhamburan."
"Fu Qingyang meluncur mundur, sepatu kulit buatan tangan mahalnya terkoyak dengan suara 'Graak', jas putih barunya robek-robek diterpa gelombang energi."
"Siluet besar dan kekar muncul di tempat Fu Qingyang berdiri tadi."
"Tinggi tubuhnya 1,9 meter, delapan lengan, tubuh penuh rune aneh yang berkelok-kelok. Ototnya kokoh seperti baja tuang, tanpa setitik lemak. Binaragawan tersukses pun akan merasa malu di hadapannya."
"Kedelapan tangannya menggenggam berbagai senjata: pedang, tombak, golok, ji, lingkaran logam, tongkat, tali berduri!"
"Kepalanya plontos, fitur wajah kasar dan tegas. Anting perak menggantung di cuping telinga, septum hidung, dan bibir bawahnya."
"Raja Surga Yin Yue!!"
"Bukan hanya para Saint, bahkan Elder Hongying dan Elder Gaofeng pun raut wajahnya berubah."
"Meski baru memasuki tahap Dominasi, Raja Surga Yin Yue adalah mutan yang diberkati Xiuluo. Sejak level terhebat Sage, dia sudah bisa menandingi Sovereign beberapa jurus, apalagi sekarang profesinya sudah mencapai level puncak."
Karakter seperti ini tidak bisa diperlakukan sebagai tahap awal Dominasi.
Tak ada yang tahu seberapa kuat dirinya sekarang.
Setelah mengusir Fu Qingyang, Raja Surga Yin Yue yang merupakan profesi pertarungan jarak dekat segera menyerang dengan agresif. Delapan senjata menyerang dari segala arah, secepat kilat, secepat bayangan sisa.
Meski Fu Qingyang memiliki keterampilan kewaspadaan, namun hanya memiliki satu pedang. Tak lama, tubuhnya mulai terluka, muncul luka-luka berdarah dan hancur.
Dengan ekspresi dingin, dia mengayunkan pedang untuk menangkis sambil mundur perlahan, sekaligus memanggil empat pedang terbang untuk menyerang Yin Yue dari belakang dan samping.
Untuk sementara, pedang terbang itu berputar mengelilingi pria kekar berlengan delapan. Setiap kali mencoba menyerang, mudah dipukul hingga memercikan percikan api.
Sambil terus menyerang, Raja Surga Yin Yue tertawa terbahak:
"Hei, Fu Qingyang, kenapa kamu melemah? Oh, aku lupa, sistem Yanshi tidak banyak meningkatkan pertarungan jarak dekat. Keterampilanmu yang mendekati jalan suci mana? Cepat tunjukkan, lihat bisa kutahan atau tidak!"
Ekspresinya berubah karena hasrat bertarung dan kegembiraan, tawa sombongnya tak kunjung reda.
Sebenarnya amarah bukanlah atribut jiwa Raja Surga Yin Yue, sifat tempramenlah yang dominan.
Elder Hongying dan Elder Gao Feng segera bertindak memberikan bantuan kepada Fu Qingyang.
Pengintai di Tahap Sage adalah profesi pertarungan terunggul, namun saat mencapai tahap Dominasi, berkembang ke arah "pemimpin pasukan".
Sedangkan tahap Dominasi Demon Tempter disebut Dewa Perang Kuno, terus memperdalam kemampuan bertarung.
"Dalam pertarungan satu lawan satu, Yanshi mustahil bisa mengalahkan Dewa Perang Kuno."
"Selain itu, meskipun keterampilan Fu Qingyang yang mendekati jalan suci merupakan aturan, aturannya adalah 'pasti kena', bukan 'pasti mati'."
"Di tahap Dominasi, sulit untuk kembali seperti masa Saint yang bisa menentukan kemenangan dengan satu pukulan dan tak terbendung."
"Di sisi lain, Grand Protector berjubah hitam yang membawa pedang karbon terbang mengendarai angin puyuh, diikuti oleh aura yin yang bergulung seperti tsunami."
"Saatnya dia bertindak."
"Tak perlu bantuan!"
"Suara dingin Fu Qingyang memotong niat dua Elder yang hendak memberikan bantuan."
"Meskipun terus terdesak, meskipun kemampuan bertarung jarak dekat yang dibanggakannya ditekan habis-habisan oleh Dewa Perang Kuno, ekspresinya tetap datar dan tenang."
"Pria ini sepertinya tak pernah menunjukkan gejolak emosi yang kuat, kecuali saat memarahi Yuan Shi Tian Zun karena tidak mengetuk pintu sebelum masuk."
"Pada suatu momen, Fu Qingyang melakukan tebasan lurus yang memukul mundur Raja Surga Yin Yue."
"Deng deng deng... Pria kekar berdelapan lengan itu mundur terhuyung, kedua tangan yang menahan tebasan itu retak di bagian hukou."
"Dia tertegun."
"Tebasan yang tampak sembarangan dari Fu Qingyang ternyata mengandung kekuatan yang bahkan tak bisa ditahannya."
"Cih!"
"Setelah memukul mundur Raja Surga Yin Yue, Fu Qingyang menancapkan Pedang Giok Naga ke tanah, berdiri tegak di depannya."
"Kemudian, dia meraih sesuatu dari Void. Dentuman 'Dung!' terdengar saat kotak perunggu setinggi pinggang jatuh dengan berat."
"Tutup kotak perunggu itu diukir dengan Baihu yang gagah perkasa, sementara keempat sisinya menghiasi ukiran makhluk buas seperti Zhu Yan dan Ya Zi."
Fu Qingyang menendang tutup kotak hingga terbuka dengan keras "Denting". Satu per satu bayangan hitam melompat keluar dari kotak perunggu. Patung-patung setinggi 1,6 meter ini terbuat dari perunggu, mengacungkan pedang perunggu Zaman Negara Berperang, dengan raut wajah jahat yang seragam - total 100 buah.
Fu Qingyang mengulurkan kedua tangannya dengan telapak menghadap ke bawah, jari-jarinya bergerak lincah layaknya seorang dalang boneka yang ahli.
Seratus patung tentara perunggu itu berbalik serempak, tatapan kosong nan jahat mereka tertuju mengerikan pada Raja Surga Yin Yue.
"Kotak penyimpanan boneka tentara?" Raja Surga Yin Yue menyeringai lebar. Otot di kedua bahunya mengeras dan terbelah, mengeluarkan dua kepala berdarah-darah.
Dua tengkorak yang identik dengan dirinya berseru sombong: "Apa yang bisa kalian lakukan padaku!"
Dewa Perang Kuno berwujud Tiga Kepala Delapan Lengan ini sama sekali tidak gentar menghadapi pertempuran kelompok.
Nasib akhir patung-patung perunggu ini sudah pasti akan dihancurkan satu per satu olehnya.
"Bukankah kau ingin merasakan tebasan pedangku?"
Fu Qingyang bersuara. Jubah di punggungnya berkibar keras dengan suara "Prak", mengaktifkan fungsi peningkatan pada Jubah Pendekar Pedang Istana.
Seratus patung tentara perunggu itu seakan disuntikkan kekuatan dahsyat. Perlahan mereka mengangkat pedang perunggu.
Pada detik itu, rasa krisis maha dahsyat membanjiri dari segala penjuru, menghancurkan mental Raja Surga Yin Yue.
Dalam persepsinya, setiap pedang mengandung aturan yang tak terhindarkan, setiap pedang dipenuhi aura pedang yang mampu Memotong Logam.
Aura pedang yang mengerikan bahkan melukai dua Elder dan para Saint.
Seratus pedang...keterampilan yang mendekati jalan suci?!
Dia mungkin bisa menahan satu serangan jalan suci Fu Qingyang, tapi apakah bisa bertahan dari seratus kali?
Rasa krisis luar biasa meledak di hati Raja Surga Yin Yue. Setiap saraf, setiap sel dalam tubuhnya berteriak kegilaan, memerintahkannya segera melarikan diri.
Tapi dia tak bisa kabur.
Dia terkunci oleh seratus pedang yang mendekati jalan suci.
"Tadi tidak membalas, hanya ingin melihat sejauh mana kekuatanmu setelah naik level ke Sovereign." Fu Qingyang berbicara dengan nada mengomentari anak muda:
"Semua aspek masih kurang. Berusahalah lebih keras next time."
Kedua telapak tangan menekan perlahan: "Hajar!"
Seketika, seratus pedang perunggu menyambar bersamaan.
Seratus aura pedang menenggelamkan Raja Surga Yin Yue.
"Pak-pak..."
Raja Surga baru ini langsung tercabik-cabik. Potongan daging dan organ dalam berhamburan ke tanah, mencipratkan merah yang mengerikan.
Fu Qingyang menunduk, memandangi tumpukan daging dengan ekspresi dingin:
"Aku belum mengeluarkan tenaga, tapi kau sudah tumbang."
Elder Hongying dan Elder Gao Feng tertegun di tempat.
Sang Pelindung yang sedang mengendarai angin langsung mengerem mendadak di udara.
Para Saint yang duduk bersila di tempat tampak seperti patung kayu, kehilangan hun dan po.
Suasana menjadi sepi mencekam.
……
Kebun Binatang.
Zhang Yuanqing membawa ketua istana dan Putri kembali ke persimpangan.
Saat ini, gumpalan tanah yang berserakan di tanah hampir mengering. Sudah sekitar 20 menit sejak memasuki Kebun Binatang.
Bahkan jika Elder Anjing belum sampai di Kota Bakcang, pasti sudah dekat. Jika dia tidak menyadari ini adalah strategi mengalihkan perhatian dan segera kembali, maka Zhang Yuanqing hanya punya waktu 20 menit.
Belum lagi ada marsekal wanita yang mungkin kembali kapan saja.
Tianwang Ketakutan tidak bisa menahan marsekal lama. Menurut si sombong, output fisik marsekal wanita termasuk yang teratas di antara level Semi-dewa.
Bertarung melawan marsekal hanya bisa mengandalkan darah yang tebal untuk bertahan.
Zhang Yuanqing mulai panik, berbicara cepat:
"Aku perhatikan skala kebun... Area intinya tidak terlalu besar. Menemukan pohon kamper yang mengurung Mata Iblis seharusnya tidak sulit."
"Tapi banyak jalur!" Putri Yinyao memegang speaker kecil:
"Setiap jalur punya bahaya berbeda. Semoga jalur yang dipilih siluman pohon kamper adalah yang ada di aturan manual karyawan."
"Mana mungkin ada keberuntungan seperti itu?" Zhang Yuanqing menghela nafas.
Tiba-tiba ia teringat "Kalung Keberuntungan" di inventory. Untuk situasi mengandalkan keberuntungan seperti ini, kalung itu mungkin bisa membantu.
Zhang Yuanqing segera mengambil kalung dan memakainya:
"Ini barang bagus, bisa bikin Dewi Keberuntungan jatuh cinta padaku."
"Kalau begitu aku akan membunuhnya," kata ketua istana.
"Cis cis cis, ucapan anak kecil tidak perlu didengar..." Zhang Yuanqing meludah kecil.
Dua orang hidup dan dua mayat berjalan cepat di sepanjang jalan beton yang luas, mengikuti jejak tanah dan lumpur yang pecah. Tak lama kemudian, sebuah papan petunjuk muncul dalam pandangan semua orang.
Taman Cuscuta
Pasal keenam Buku Panduan Karyawan langsung terlintas dalam pikiran mereka:
"Saat melewati Taman Cuscuta, lewati dengan cepat. Jika ada yang memanggil, jangan sekali-kali menoleh ke belakang."
Zhang Yuanqing berseru gembira:
"Kalungnya bekerja."
Bahaya di Kebun Binatang tersebar di sembilan rute berbeda. Rute tunggal tidak memiliki terlalu banyak risiko. Mungkin dengan melewati Taman Cuscuta, kita bisa menemui Mata Iblis.
Tanpa perlu berkomunikasi, dua manusia dan dua mayat itu mulai berlari kencang.
Beberapa detik kemudian, Zhang Yuanqing mencium aroma wangi yang aneh.
Di bawah sinar bulan yang redup, terhampar ladang bunga dengan kuntum-kuntum putih berbentuk benang yang bergerak lembut ditiup angin malam di antara dedaunan hijau.
Jangan melihat... Ia segera menundukkan pandangan dan mempercepat langkah larinya.
Buku panduan jelas menyatakan "lewati dengan cepat" dan "jangan menoleh". Dia khawatir melihat terlalu lama akan memicu sesuatu yang mengerikan.
Luas Taman Cuscuta tidak terlalu besar, diameternya sekitar 200 meter. Bagi mereka, jarak ini bisa ditempuh bahkan dengan mata tertutup...
Tiba-tiba kabut mulai menyelimuti sekitar.
Kabut pekat tiba-tiba muncul entah dari mana, seketika segalanya menjadi putih kabur, tipis seperti sutra namun ringan seperti debu.
Jalan di depan menghilang.
Pasal kelima Buku Panduan Karyawan: Jika menemui kabut, tetap di tempat. Jangan bergerak atau berbicara. Tunggu hingga kabut menghilang.
Zhang Yuanqing langsung berhenti berlari, hatinya bagai terjun ke jurang.
……
