Kota Hantu
Dasar, sama sekali tidak ada kesan gagah Raja Surga Pasukan Militer... Setelah meminjamkan uang tunai 500 yuan, akhirnya Zhang Yuanqing berhasil mengusir Raja Mata Iblis.
Untungnya dia selalu membawa uang tunai, kalau tidak mungkin mereka hanya akan saling tatap diam-diam.
Atau mungkin berkata: "Tunggu di sini, aku akan membelikanmu jeruk." Eh bukan, "Aku pulang dulu mengambil uang."
Kaku sekali. Saat menghadapi kesulitan, menggunakan kemampuan untuk mencuri uang sebenarnya bisa dimaklumi. Kita harus punya batas moral yang fleksibel. Jangan lupa kembalikan uangnya... Zhang Yuanqing mengenakan Sarung Tangan Angin Puyuh, tubuhnya melesat menuju Daerah Kangyang di tengah angin kencang.
……
Di medan perang yang terpisah dari realitas, mayat-mayat yin yang hangus dan cacat berserakan memenuhi jalan-jalan sempit. Kota ini seolah mengalami perang dahsyat dengan mayat-mayat bergelimpangan dan jumlah arwah dendam yang beterbangan di udara menyusut drastis.
Fu Qingyang yang berjubah putih salju memegang Pedang Giok Naga, dikelilingi 100 patung terakota seperti pasukan yang siap mati.
Yanshi bagaikan jenderal di medan perang, selalu memiliki ribuan tentara di bawah komandonya, bertempur melintasi tiga ribu li, seorang diri menghadapi jutaan pasukan.
Elder Hongying dan Elder Gao Feng bertempur saling membelakangi, terlihat tenang tanpa tanda-tanda kepayahan atau kelemahan. Fu Qingyang sendiri telah menghadang dua Sovereign lawan, sehingga tekanan pada mereka tidak besar.
Di gedung tinggi sekitar, tiga tokoh level Master berdiri di posisi berbeda, mengawasi musuh di jalanan bawah.
Mereka adalah Grand Protector Mawar Malam, Sang Pelindung Ketiga, dan Sang Pelindung Kelima (Dewa Musim Semi).
Berbeda dengan Sovereign pihak resmi yang tetap anggun, ketiga anggota Mawar Malam ini berambut acak-acakan, bajunya compang-camping, tubuh penuh bekas luka pedang dan luka bakar.
Baik Elder Hongying maupun Elder Gao Feng adalah Sovereign berpengalaman, terutama yang terakhir sebagai kepala Divisi Hangzhou, kekuatan... pertahanannya bisa dibayangkan.
Sementara kemampuan Fu Qingyang justru melampaui perkiraan kedua belah pihak, jangankan level tujuh, bahkan level delapan biasa belum tentu bisa mengalahkan Pangeran Uang ini.
Hal ini menyebabkan tiga Elder Mawar Malam terdesak, kalau bukan karena kemampuan pemulihan dan daya tahan dewa penjelajah matahari serta Dewa Musim Semi yang termasuk top di antara berbagai profesi, pasti sudah kalah sekarang.
"Gawat, kenapa dua Elder Nanpai kita tidak ada gerakan lagi."
Si Gendut yang duduk bersila mengelilingi Kakek Tudi Gong, wajahnya dipenuhi kekhawatiran.
Dua Elder Nanpai itu entah sudah dibunuh, terjebak, atau kabur, yang pasti sama sekali tidak ada tanda-tanda aktivitas lagi.
“Apakah Nanpai sudah kehabisan ahli? Mengirim dua bantal bordir untuk pertandingan terhebat.” Hua Yu yang berwajah bulat imut mengucapkan kata-kata paling menusuk hati.
Tapi si Gendut tahu, petugas wanita yang manis ini sebenarnya termasuk yang paling baik di antara beberapa Saint yang hadir.
Karena "Xia Shu Zhi Lian" sang Pendekar Pedang dan "Gao Shan Liu Shui" dari Divisi Songhai memandangnya dengan tatapan dingin penuh kewaspadaan, seolah siap memenggal kepala anjingnya kapan saja.
“Jangan-jangan benar-benar terpojok…” Si Gendut mengerutkan kening.
Illusionist adalah profesi yang sangat spesialis, kelebihannya ekstrim tapi kelemahannya juga nyata. Begitu dikepung kelas jarak dekat yang sudah bersiap, besar kemungkinan langsung KO.
Tiba-tiba tawa sinis Grand Protector Mawar Malam menggema di telinga semua orang.
“Elder Hongying, jangan kira persiapanku hanya segini. Kalian pikir aku tidak menghormati para Elder jika tidak membawa sesuatu level Semi-dewa? Aku tahu marsekal wanita ada di Songhai, tapi dia tidak bisa datang.” Grand Protector menancapkan pedang mengkilapnya ke tanah lalu membentangkan tangan ke langit gelap:
“Kota Hantu yang agung, bangkitlah!”
Langit yang sudah suram tiba-tiba dipenuhi awan bergulung, hawa dingin dahsyat menyapu hingga suasana berubah dari awal musim gugur menjadi puncak musim dingin.
Gedung pencakar langit lenyap, bahkan retakan bumi yang dirobek Elder Gao Feng pun tak berbekas.
Dunia ini berubah menjadi kota mati yang sunyi senyap.
Fu Qingyang dan yang lain berdiri di jalan utama yang dipenuhi batu hijau keras, diapit bangunan kuno di kedua sisi. Di ujung jalan berdiri gapura megah bertuliskan plakat "Kota Hantu".
Namun ini bukan sekadar kota tua biasa. Bangunan-bangunan kuno di tepi jalan dipasangi papan reklame berlumuran darah: "Escape Room", "Refleksi Kaki Misterius", "Obrolan Malam dengan Hantu", "Zona Jiangshi", "Pernikahan Arwah", dan "Battle Royale Horor".
Lebih mirip taman hiburan bertema supernatural.
Tapi Fu Qingyang dan dua Elder justru merasakan bulu kuduk meremang - ini adalah artefak level Semi-dewa.
"Aku tahu Marsekal ada di Songhai, tapi dia takkan datang," suara Grand Protector menggema dari atap bangunan kuno dengan nada datar:
"Bertiga... sambutlah teror Kota Hantu."
……
Kilatan pedang menyambar dari langit kembali ke Kebun Binatang.
Sosok jangkung berambut perak menggenggam pedang berdarah, melangkah mantap menuju gubuk kecil. Celana riding hitamnya menonjolkan lekuk montok paha betina.
Langkah gemulai dengan siluet kaki yang anggun bersilangan.
Marsekal Rambut Putih berhenti, tatapan tenangnya tertuju pada Poodle Keriting yang jongkok di depan pintu rumahnya. Nada bicaranya dingin penuh wibawa:
"Sepertinya ada masalah besar."
Di hadapannya, tak ada rahasia yang tersembunyi.
"Marsekal, akhirnya Anda kembali." Elder Anjing menunduk memberi salaman protokoler dengan nada serius yang tak biasa:
“Dua hal: Mata Iblis telah diselamatkan; Fu Qingyang, Hongying dan Tantangan Puncak kehilangan kontak. Tindakan Tianwang Ketakutan malam ini bukan kebetulan, kita terjebak dalam konspirasi besar.”
Marsekal wanita mengerutkan alisnya yang tegas:
“Kau tidak di Kebun Binatang?”
Dia mudah memahami alasan frustrasi Elder Anjing.
Elder Anjing menggelengkan kepala: “Aku disesatkan, ini kelalaianku, izinkan aku menjelaskan...”
Marsekal wanita menyambar dengan gerakan tangan:
“Tidak tertarik! Jika situasi benar-benar separah ini, bukan waktunya bicara kosong. Katakan, siapa yang menyelamatkan Mata Iblis.”
Gaya kepemimpinannya tegas dan langsung tanpa basa-basi.
Elder Anjing berkata dengan suara berat:
“Belum terungkap.
“Tapi satu hal pasti, Tianwang Ketakutan, Mawar Malam, dan penyelamat Mata Iblis di Kebun Binatang... Ini konspirasi berantai yang tujuannya mungkin lebih dari sekadar menyelamatkan Mata Iblis.
“Jika... jika pemimpin Mawar Malam turun tangan, maka nyawa Fu Qingyang bertiga dalam bahaya...”
“Dia tidak berani turun tangan, sudah bertahun-tahun bersaing dengan Pemimpin Taiyi, siapa yang masuk arena duluan akan mati.” Fu Qingyang berkata datar: “Berikan lokasi Fu Qingyang.”
“Kota Jinshan!” Jawab Elder Anjing.
Fu Qingyang langsung berbalik pergi, baru dua langkah berhenti, menoleh: “Kirim lokasi Kota Jinshan ke ponselku, tanpa navigasi aku tidak bisa menemukannya.”
……
Di Rumah Nenek, cahaya bintang berkilauan muncul dari kamar yang sunyi.
Zhang Yuanqing memandang kamar kecil yang sudah hampir sebulan tidak dikunjunginya dalam gelap. Selimut AC terhampar rapi di ranjang, tempat sampah kosong tapi masih terbungkus kantong sampah hitam.
Meja dan lantai sama sekali tidak berdebu, bersih dan rapi.
Sepertinya Nenek sering membersihkan kamarnya sambil menunggu sang cucu pulang.
Zhang Yuanqing sudah memberi tahu Guan Ya dan lainnya bahwa malam ini akan pulang ke rumah untuk menciptakan alibi yang masuk akal. Sekarang masalah sudah selesai, tentu tidak bisa langsung kembali ke Kawasan Fu Family.
Dia menendang sepatunya lalu merebahkan diri di ranjang dengan pose seperti bintang laut, mengeluh dengan nyaman:
"Sarang anjing sendiri memang paling nyaman."
Bagaimanapun ini adalah kamar yang dihuni selama belasan tahun. Tak ada rumah lain yang bisa menggantikan posisinya di hati, meskipun di rumah lain ada pacar yang segar.
Zhang Yuanqing menatap langit-langit sambil terus melakukan review atas kejadian di Kebun Binatang.
Mereka selalu berhati-hati selama perjalanan. Ilusi Yi Chuanmei cukup untuk menipu sebagian besar objek - tumbuhan dan karyawan.
Catatan dari asrama yang ditinggalkan juga sudah dibawanya kembali.
Mayat Merah yang tenggelam di dasar danau bisa dianggap sebagai bukti kejahatan yang tertinggal di TKP. Tapi air lemah menenggelamkan segalanya, meski bukan artefak aturan, memiliki karakteristik khusus aturan. Bahkan Elder Anjing pun pasti tak bisa mengangkatnya.
Roh artefak dan semi-dewa juga sama.
Sekarang satu-satunya kelemahan adalah pohon kamper dan singa putih.
Yang pertama pernah menerima serangan Putri Yinyao, seharusnya tahu bahwa dirinya dicakar mayat yin sampai kulitnya robek, lalu dibedah untuk mengeluarkan Mata Iblis.
Tapi dia tidak mengenal Putri Yinyao, hanya dengan mayat yin mencurigai Yuan Shi Tian Zun terasa terlalu absurd. Ditambah setelah Raja Mata Iblis mendarat, sudah ada tambalan sekali.
——Dia sengaja menyebut nama Raja Pisau Hantu.
"Mawar Malam dan Pasukan Militer memiliki hubungan khusus, Raja Pisau Hantu sepenuhnya bisa memiliki artefak pengendali mayat yin. Adapun alasan mengapa dia mengendalikan mayat yin, aturan kompleks Kebun Binatang adalah alasan terbaik."
"Hanya Singa Putih yang agak merepotkan... Spesialisasi berbeda-beda, di antara Profesi Tertib hanya keterampilan kewaspadaan Pengintai yang bisa menembus ilusi. Secara teori, meski tingkatan Singa Putih tinggi, dia tidak mahir segalanya. Dia hanya avatar kekuatan roh artefak, bukan pejalan Lingjing sejati, atributnya bahkan sangat monoton."
"Tapi tidak bisa juga terlalu mutlak, besok akan menguji Elder Anjing..."
"Tidak tahu apakah aksi Lao Da berjalan lancar, apakah Pemimpin Pure Yang sudah dibunuh..."
"Nanti harus membuat lebih banyak mayat yin dan pelayan arwah. Level tidak perlu tinggi, tapi jumlah harus banyak, khusus jadi tumbal dan barang sekali pakai. Kalau tidak, jika menghadapi situasi seperti Kebun Binatang lagi, aku harus mengorbankan Jendral Keserakahan..."
Sambil berpikir, dia perlahan tertidur. Saat terbangun hari sudah pagi, di ruang tamu terdengar teriakan Nenek membangunkan Bibi disertai ketukan pintu.
Di meja makan, lima anggota keluarga menikmati sarapan sederhana nan hangat, meski suasana tidak begitu harmonis.
Bibi menjepit sebatang you tiao, memiringkan mata indahnya yang memiliki tahi lalat di sudut mata yang terlihat seksi sekaligus imut, bergumam dengan suara mendesah:
"Wah, bukankah ini si istri kecil kita yang sudah dinikahkan? Pulang ke keluarga asal untuk mengunjungi keluarga ya."
Aroma dendam yang pekat langsung terasa menyergap.
"Jangan asal ngomong!" Nenek yang beruban itu berkata kesal.
Zhang Yuanqing baru saja ingin bilang "Nenek tetap menyayangiku, sayang nenek", tiba-tiba nenek mengalihkan topik:
"Ini jelas-jelas menantu yang hanya ingin menumpang kekuasaan Keluarga Xie."
Ibu dan anak perempuan ini saling bersahutan menyindir, akhirnya kakak sepupu Chen Yuanjun yang maju membela:
"Di usia Yuanzi ini, punya pacar pasti ingin terus bersama. Liburan musim panas sudah separuh jalan, nanti saat masuk kuliah, harus fokus lagi ke studi. Tidak akan ada banyak waktu untuk pacaran lagi."
Kakek seperti biasa tetap serius dan diam, tidak ikut campur urusan cucu maupun memberi pendapat.
Nenek langsung mengalihkan sasaran kritik ke cucu laki-laki:
"Berani-beraninya kau pura-pura jadi orang berpengalaman di sini. Yuanzi saja sudah punya pacar, kamu masih jadi anjing jomblo!"
Nenek akhir-akhir ini sering main internet ya, sampai bisa main meme... Zhang Yuanqing menyeruput bubur sambil menonton pertunjukan.
Chen Yuanjun yang kaget tak bisa membalas, melirik ke adik perempuan ayahnya. "Di sana juga ada anjing kok, Nek. Satu atau dua ekor sama saja kan urusan memeliharanya."
Jiang Yu'er langsung memukul keras kepala keponakannya dengan sumpit sambil menggerutu.
Saat kedua orang itu masih ribut-ribut, nenek menoleh ke Zhang Yuanqing dan berkata:
“Ibumu masih sangat perhatian padamu, sampai menelponku untuk menanyakan Guan Ya. Nanti jawab teleponnya, jangan di-blokir lagi.”
“Hmm, kapan Chen Shu mulai peduli masalah asmara ku? Ini tidak seperti biasanya.”
Zhang Yuanqing agak terkejut.
Tak ada yang lebih paham ibu daripada anaknya. Chen Shu adalah tipe ibu dominan dan otoriter, bukan tipe "Baby manis, hati kecil ibu" yang penuh kasih sayang.
Dalam hal membesarkan putra, prinsipnya selalu: "Hidup aja sudah cukup". Kalau bisa, jangan terlalu beban.
Ia bahkan malas mengurusi pendidikan dan nilai sekolah anaknya, apalagi urusan pacar.
"Apa katanya?" Zhang Yuanqing tersenyum puas dalam hati.
"Dia bilang Guan Ya terlalu tua, kalian tidak cocok."
"Suruh Gundulu aja dia!"
"Jaga mulut, itu ibumu!" Nenek mengetuk kepala cucu dengan sumpit.
"Dia tidak pernah mengurusku. Rapat orang tua tidak pernah hadir, ulang tahunku tidak pernah ditemani, PR tidak pernah diperiksa. Setiap pulang cuma kasih uang. Ini semua salah Nenek tidak mendidiknya baik-baik!" Zhang Yuanqing melemparkan tuduhan moral.
Nenek dan Kakek jadi canggung.
Putri mereka yang tidak becus menjadi ibu, tentu ada tanggung jawab mereka. Sungguh bersalah pada sang cucu.
……
Setelah sarapan, Zhang Yuanqing kembali ke Kawasan Fu Family. Langsung menuju villa besar Fu Qingyang, tapi diberitahu Bunny Girls bahwa kakak-kakak belum pulang.
Zhang Yuanqing segera menyadari bahaya: Pertempuran apa yang bisa berlangsung semalaman?
Ia segera menelepon Elder Anjing, tapi terdengar pesan suara "Ponsel dimatikan".
Mencoba hubungi Fu Qingyang lagi, pesannya: "Nomor yang dituju berada di luar area layanan."
“Elder Gao Feng, Yin Ji, Xia Shu Zhi Lian...” Dia menghubungi semua nomor pejalan Lingjing resmi yang ikut dalam operasi ini yang dia ketahui. Peringatan suara seragam menyatakan "tidak ada dalam area layanan".
Zhang Yuanqing tiba-tiba merasa panik. Dia sadar dirinya mungkin kelepasan, sesuatu yang buruk telah terjadi.
Dia buru-buru meninggalkan villa besar, berlari kembali ke villa tipe kecil miliknya, menerobos masuk ke ruang tamu. Kebetulan melihat Guan Ya membawa anggota tim menuju pekarangan.
Mereka mengenakan seragam latihan putih. Gadis campuran dengan payudara tegap, pinggang ramping, kaki panjang, dipadukan wajah cantik dan rambut bergelombang besar - seksi, dewasa, memesona.
Setelah menjadi wanita paruh baya beraura seksi, di antara alisnya muncul kesan anggun dan menggoda.
Ratu dan Xie Lingxi juga punya keunikan masing-masing. Yang pertama dengan smokey eyes, tubuh montok memamerkan beberapa kilogram pesona di dada. Yang kedua cantik ala siswi SMA penuh energi.
Dibanding mereka, Li Chunfeng terlihat ogah-ogahan dengan wajah lesu tak bergairah.
Jelas mereka hendak latihan intensif di ruang latihan untuk mengasah teknik bela diri.
“Kakak Yuan Shi～”
Xie Lingxi memanggil dengan suara penuh kekecewaan namun juga sukacita.
Sejak tahu kakak Yuan Shi telah kehilangan keperjakaan oleh Guan Ya, Xie Lingxi berubah menjadi gadis seperti bunga lilac yang selalu diliputi kesedihan.
Gadis muda lebih egois dan posesif. Ratu lebih tenang. Di zaman ini, mana ada pria berkualitas yang belum pernah pacaran? Mungkin Tuan Yuan Shi Tian Zun yang telah dilatih Guan Ya akhirnya akan memberi keuntungan gratis padanya.
“Konon pria bagaikan tombak, semakin diasah ujungnya semakin berkilau.”
Zhang Yuanqing melambaikan tangan, melewati tiga orang, lalu menarik Guan Ya masuk ke dalam rumah.
Kembali ke kamar, menutup pintu, dia berbisik:
“Telepon sepupu Semi-dewamu itu sekarang, segera!”
……
