"Mengeksplorasi Pola"
"Zhao Chenghuang menarik napas dalam beberapa kali, menenangkan emosi kompleksnya. Raut wajahnya kembali dingin saat berkata datar:"
"Aku tidak punya saudara, belum menikah, ayah juga tidak perlu pinjam rentenir. Tapi tadi benar-benar ingin bunuh diri karena kesedihan yang tak tertahankan..."
"Dia menyusun kembali pikirannya:"
"Dari investigasi tadi, dua hal yang pasti: Pertama, ini level terakhir. Robot itu adalah boss akhir dungeon. Di samping Lapangan Bagua ada tiga prasasti... Kita semua salah. Musuhnya bukan Dewa Perang Kuno dari Jin Ting, tapi robot Mohist."
“Kedua: Kemampuan 'Jian Ai' adalah menyebabkan orang kehilangan semangat tempur. Bahkan jika musuh mengayunkan pisau pembantai ke arahmu, kamu tak akan punya keinginan melawan, bahkan merasa sedih karena mereka adalah saudara seperjuangan, orang-orang terkasihmu.”
Kemampuan 'Jian Ai' bisa menghilangkan semangat tempur? Semua orang langsung merasa situasi menjadi rumit. Menghadapi musuh level Master lemah, kehilangan semangat tempur sering berujung pada kematian.
Hanya dengan "Jian Ai" saja sudah begitu rumit, apalagi masih ada tiga aturan lainnya.
Hong Jige menarik napas lega, berbicara terus terang: "Selesai, bukankah ini artinya setengah dari kita harus mati?"
Perkataan ini bagai salju di atas es yang sudah tipis, raut wajah anggota tim semakin pucat.
Asano Ryo yang paling lemah di tim, menegangkan pipi kecilnya sambil menggenggam erat Pisau Es.
Jika pasti akan ada korban dalam tim, dia tahu dirinya akan jadi yang pertama dikorbankan. Jumlah Spirit Realm Walker di Jepang sangat sedikit, cadangan artefak pun langka. Meski Ketua dan Wakil Ketua sering menepuk bahunya sambil berkata: "Ryo-chan, bekerja keraslah, kamu adalah harapan masa depan Kelompok Seribu Bangau."
Tapi sebenarnya artefak level Sovereign yang ditemukan kembali di Takamagahara, para petinggi tak pernah membiarkannya menyentuhnya.
Mereka memang memberikan artefak kualitas Saint, tapi kualitasnya biasa saja dan bukan bertipe serangan/pertahanan kuat, hanya artefak pendukung. Apa gunanya?
Saat itu, Asano Ryo yang tegang mendengar suara "krek" mekanisme yang intens disertai dengungan roda gigi berputar kencang.
Hatinya berdebar kencang, memandang ke arah sumber suara yang berasal dari lubang-lubang berbentuk terowongan yang memenuhi dinding batu.
"Waspada, serangan musuh!" Xiahou Aotian langsung mengenali senjata mekanisme dari suaranya, "Jumlahnya banyak sekali."
Begitu ucapan itu meluncur, dari lubang di sebelah kiri muncul satu per satu konstruksi mekanis berbentuk drone modern: rangka baja, sayap membran, dengan pipa-pipa besi hitam menjulur dari perutnya seperti laras senapan api kuno.
Sekitar tiga puluh lebih "drone" ini melayang di atas kota kuno setelah keluar dari lubang, mengarahkan laras hitam pekat ke arah semua orang.
Sesaat kemudian, suara "Braak! Braak!" tak henti bergema saat laras-laras itu menyemburkan api, melontarkan peluru-peluru hitam ke kerumunan di bawah.
Sebutir peluru mendarat di dekat Hong Jige. "Boom!" Kilatan api dan gelombang kejut langsung melemparkannya. Bajunya robek, kulitnya menghitam kemerahan - satu peluru saja sudah membuatnya terluka cukup parah.
"Boom! Boom! Boom!..."
Peluru-peluru meledak di sekitar mereka, kilatan api membara dan gelombang kejut mengerikan menghajar tim dengan wibawa yang tak terhindarkan.
Hanya dalam satu gelombang serangan, semua orang sudah cedera.
"Kenapa ada drone di dungeon Dinasti Song? Apa Dinasti Song sudah menciptakan bubuk mesiu? Bahkan membuat pesawat pengebom? Sekte Mo ini benar-benar hebat, kenapa tidak menaklukkan dunia saja?!" teriak Hong Jige.
“Jangan bergumam di saat seperti ini.” Zhang Yuanqing mengangkat perisai kecil, melindungi Guan Ya di belakangnya.
Sun Miaomiao dan Zhao Chenghuang langsung berubah menjadi cahaya bintang menghindar dari area tersebut saat terkena dampak ledakan.
Xiao Yuan segera mengaktifkan Tubuh Racun Serangga, berubah menjadi Lebah Betina yang memesona, menghindari bombardir lanjutan dengan kecepatan tak tertandingi.
Asano Ryo terpaksa mengaktifkan kemampuan pasif Water Ghost, buru-buru memanggil dua Shikigami untuk menahan hujan peluru.
Drone melintas di atas kepala semua orang, melayang ke bagian atas gua gunung, berputar sekali sebelum mengubah arah.
"Ini tidak bisa diteruskan!" teriak Tianxia Guihuo: "Yang tidak punya otak! Sudah mati? Bangun dan bekerja!"
Dia melangkah maju, sulaman api merah di telapak tangan menyembur membentuk pedang panjang berpijar yang menyapu langit.
Ruang rongga perut gunung yang luas terbelah oleh tembok api berbentuk gelombang laut.
"Boom! Boom! Boom..."
Peluru dijilat api berubah menjadi kembang api mengembang, seluruh gua berguncang, reruntuhan dan debu berhamburan.
Di sisi lain, Hong Jige mengenakan sarung tangan merah, melemparkan bola api ke udara untuk menghadang sisa peluru dengan kontrol api presisi.
Angin puyuh panas seketika menerpa dalam gua.
Gelombang kedua hujan peluru berhasil dihalau, drone melayang di atas mereka menuju ketinggian.
Zhang Yuanqing segera mengenakan Sarung Tangan Angin Puyuh, menciptakan semburan angin kencang. Sayangnya ruang dalam gunung yang luas dan drone yang melayang terlalu tinggi membuat angin hanya menggoyang mereka sesaat.
Dengan geram, Zhang Yuanqing mengeluarkan dua Bilah Angin yang menjatuhkan dua unit drone.
Guan Ya dan Zhao Chenghuang mengeluarkan pistol, namun jelas tak mampu menghentikan gelombang ketiga hujan peluru ini. Secepat apapun bidikan, mustahil menjatuhkan 30+ mekanisme terbang dalam hitungan detik.
Tiba-tiba angin yin meraung. Sun Miaomiao menghembuskan aura yin panjang dari mulut mungilnya. Para pelayan arwah berhamburan keluar, melayang menyerbu drone-drone itu.
Bunyi logam berderit memekik telinga. Menghadapi mekanisme tanpa kekuatan spiritual ini, kemampuan dasar pengendalian benda pelayan arwah sudah cukup.
Syarat utamanya... jumlah pelayan arwah harus banyak.
Drone-drone berjatuhan dari langit, meledak di berbagai sudut kota yang sudah menjadi reruntuhan.
"Selesai..." Asano Ryo menghela lega, membubarkan Shikigami sambil membungkuk ke Sun Miaomiao: "Arigatou, Sun-chan."
"Tak perlu. Ini baru permulaan. Kita bahkan belum bertarung melawan bos utama, tapi sudah kerepotan dengan antek-antek kecil ini." Sun Miaomiao menggunakan Star Escape Technique untuk kembali, wajah manisnya berkerut: "Sekarang kita tahu di lubang dinding gunung ada mekanisme. Jika tak ada halangan, ini baru gelombang pertama."
Hong Jige limbung mendekat, menatap Tianxia Guihuo dengan wajah tak percaya:
“Jurus apa yang barusan kau gunakan? Bagaimana mungkin seorang Saint Level 4 punya energi spiritual seberlimpah ini, dan teknik kendali api serumit ini?”
Orang awam lihat keramaian, ahli lihat keahlian.
Saat Tianxia Guihuo mengayunkan pisau apinya, di mata orang awam itu seperti menyemburkan lautan api. Tapi di mata Fire Master, ini seperti penjari matahari bertemu dengan pendekar enam denyut nadi.
Rasanya ingin langsung bersujud padanya.
Tianxia Guihuo menolak menjawab, “Bukan urusanmu.”
Xiahou Aotian di samping menyeringai sinis:
“Fire Master bodoh, kau selalu mencari masalah.”
“Fangshi lemah ini selalu menjatuhkan wajahku, apa kau sengaja cari gara-gara?” Hong Jige membentak marah.
“Bukan cuma padamu, maksudku semua sampah di kursi ini tak ada gunanya.” Xiahou Aotian menjawab dengan angkuh.
“Meski tahu kau sedang main meme, tapi ekspresi ingin ditonjokmu sangat sempurna.”
Melihat mereka hampir berkelahi, Xiao Yuan memotong dingin, “Meski aku berusaha diam sepanjang jalan, tapi profesionalisme kalian membuatku ragu – bagaimana bisa naik ke Tingkat Sage? Bisakah kurangi omong kosong dan beri saran yang berguna?”
Tianxia Guihuo yang paham sifat mereka segera berkata, “Mereka tak berguna untuk urusan taktik.”
Ia menatap Yuan Shi Tian Zun sang pemimpin faksi, bertanya:
“Pemimpin, apa pendapatmu untuk langkah selanjutnya?”
Kecuali Hong Jige, yang lain langsung paham maksud Tianxia Guihuo.
"Musuh level Master lemah, dengan kekuatan tempur Yuan Shi Tian Zun dan artefaknya, ditambah ketangguhan tim elit ini, menaklukkan misi pasti tidak sulit."
"Tapi kalau ingin nol korban jiwa, tidak bisa sekadar 'semua ikut saya serbu'."
"Kalau benar-benar dilakukan begitu, setengah anggota tim bisa tewas."
"Di situasi seperti ini, kemampuan perencanaan dan komando pemimpin memainkan peran krusial."
"Ini saatnya menguji kemampuan Yuan Shi sebagai pemimpin faksi."
"Dia mungkin jenius pintar, tapi belum tentu pemimpin yang kompeten."
"Aku ini bukan Yuan Fang, mana ada pendapat..." Zhang Yuanqing bergumam dalam hati. "Kalau kartu trial Lima Elemen tidak disimpan Fu Qingyang, Master lemah? Master beneran pun bisa kuhadapi."
"Tapi kalau kartu trial dan artefak level Master tidak diberikan ke Fu Qingyang, bos di Kota Mekanisme mungkin benar-benar level Master. Arwah dendam berjubah hitam tadi mungkin level Master lemah. Akal-akalan kecil tidak bisa nge-bug Lingjing."
"Setiap rencana membutuhkan dukungan informasi. Saat ini kita terlalu sedikit tahu tentang mekanisme, jadi tugas utama berikutnya adalah mengumpulkan intel. Kenali musuh dan diri sendiri, seratus pertempuran tanpa kekalahan." Ekspresi Zhang Yuanqing tenang, memancarkan aura perencana strategi di belakang layar.
"Aku sudah kehabisan mayat yin." Zhao Chenghuang wajahnya muram.
"Sepanjang perjalanan, dia kehilangan tiga mayat yin level Transcendent. Tinggal dua mayat yin level 4 yang jadi inti kekuatan tempur. Memakainya sebagai tumbal terlalu mubazir."
"Kalau begitu cari bahan di sini." Kata Zhang Yuanqing: "Liu Shui, Xiao Zhao, kalian bawa material untuk latihan mayat?"
Zhao Chenghuang tertegun sejenak, lalu mengangguk: "Bawa sedikit, tidak banyak, bisa membuat tiga mayat level Transcendent."
Sun Miaomiao kebingungan bertanya: "Apa kamu memanggilku?"
"Selain kamu, siapa lagi yang punya banyak 'air'?" Zhang Yuanqing tertawa.
Sun Miaomiao menggigit gigi marah: "Jangan sembarangan memberi julukan pada orang!"
Melotot padanya, kemudian berkata: "Aku juga bawa sedikit, tapi lebih sedikit dari Zhao Chenghuang, maksimal dua mayat."
"Kita buat lima mayat. Sepuluh mayat ditambah terakota Zhao Chenghuang, tumbal sudah cukup." Zhang Yuanqing berbalik pergi, "Kembali ke lembah, di sana banyak mayat yin. Meski cacat, toh tidak diharapkan bertarung. Jadi tumbal untuk daur ulang sampah pas. Setelah paham informasi mecha, baru bahas strategi. Sudah ada gambaran."
Maka semua orang kembali ke lembah. Tiga Star Official memilih-milih, memilih sepuluh makhluk yin berpenampilan bagus yang masih utuh, lalu mempertunjukkan teknologi pembuatan mayat langsung di depan rekan tim.
Perbedaan ketiganya terlihat jelas. Saat Zhang Yuanqing selesai membuat lima mayat, Zhao Chenghuang baru dua mayat, Sun Miaomiao baru selesai menggambar formasi pembuatan mayat.
--Formasi pembuatan mayat berbeda dengan formasi jiwa.
Setelah selesai, semua kembali ke rongga gunung. Zhang Yuanqing berkata:
"Miaomiao, kamu jadi penjaga depan. Mulai sekarang, catat semua yang dilihat, didengar, dan dilakukan. Setelah eksplorasi selesai, laporkan ke Guan Ya."
"Kakak Guan Ya, kamu yang analisis."
Sun Miaomiao dan Guan Ya menganggukkan kepala. Sun Miaomiao menutup matanya, memisahkan separuh tubuh spiritualnya untuk masuk ke dalam mayat yin, menguasai tubuh ini.
Kemudian, mengendalikan mayat yin bertangan putus itu berjalan menuju kedalaman kota.
Sekitar sepuluh menit kemudian, dia membuka matanya. "Aku tahu mekanisme Fei Gong. Sesuai namanya, kita tidak bisa menyerang target."
Lalu, dia mengendalikan mayat yin kedua untuk menuju kedalaman kota.
Semua orang menunggu di tempat. Tapi sebelum Sun Miaomiao memberikan informasi gelombang kedua, suara pegas meregang dan dengungan roda gigi berputar cepat kembali terdengar dari lubang.
Serangan drone kembali terjadi.
Dengan pengalaman sebelumnya, tim kematian dengan mudah menangani ancaman pesawat pengebom.
Mayat yin kedua Sun Miaomiao segera dinyatakan gugur.
"Kali ini aku tidak langsung menyerangnya, memilih untuk mengamati. Tapi dia tetap menebasku, aku juga terkena 'jian'ai'." Sun Miaomiao berkata dengan wajah sedih.
Apakah kamu juga punya ayah yang berhutang ke rentenir dan pacar yang selingkuh? Zhang Yuanqing berpikir penuh iba, lalu merenung: "Jadi, tidak menyerang akan memicu jian'ai?"
Guan Ya menggelengkan kepala, "Tidak, mekanisme intinya bukan itu. Miaomiao, tadi kamu bilang kedua kalinya tidak langsung menyerang. Yang pertama kali, kamu langsung menyerang saat bertemu, benar kan?"
Sun Miaomiao mengangguk.
Guan Ya bertanya lagi: "Kapan tepatnya terkena jian'ai?"
Sun Miaomiao berpikir sejenak, "Tidak sampai satu menit."
Guan Ya menoleh ke Zhao Chenghuang, "Bagaimana denganmu?"
“Beberapa menit.” Zhao Chenghuang menyelesaikan penjelasannya, seolah teringat sesuatu, menambahkan: “Aku mengamati di sudut gelap jalan selama beberapa menit tanpa menemui bahaya, tapi setelah menginjak diagram Bagua, serangan datang kurang dari satu menit.”
Guan Ya mengangguk puas, “Saat ini, prinsip 'Cinta Universal' dan 'Non-Agresi' memiliki interval waktu. Yang pertama sekitar satu menit, yang kedua lebih singkat. Untuk waktu pasti, kalian berdua harus uji.”
Telah menemukan sebuah "pola"... Semua orang bersemangat.
