Tamu Istimewa Hukuman Langit
"Kamu masih ingat proyek 'Promosi Teknik Kuno' yang diinisiasi Aliansi Lima Unsur belasan tahun lalu kan."
"Agak samar..." Fu Xue mengerutkan kening, "Apakah keluarga kita juga ikut serta?"
"Keluarga tidak ikut, tapi investasi dana. Waktu itu Aliansi Lima Unsur baru berdiri beberapa tahun, lima faksi besar masih dalam masa penyesuaian. Kekuatan mereka relatif lemah, sering di-bully Hukuman Langit. Makanya mereka sangat ingin meningkatkan kekuatan. Tapi naik level Spirit Realm Walker tidak bisa dipaksakan, hanya bisa andal peralatan. Artefak langka dan berharga, bahkan keluarga turun-temurun Sarjana pun tidak bisa produksi massal. Setelah meneliti sana-sini, Aliansi Lima Unsur akhirnya fokus ke mekanisme." Fu Long mengingat kembali:
"Waktu itu daratan belum sekaya sekarang, dana operasional markas besar Aliansi Lima Unsur terbatas. Jadi mereka mendatangi keluarga Fu, berharap dapat sponsor. Waktu itu kamu baru bercerai, sangat depresi. Setiap hari cuma minum arak atau mukul putri, dikelilingi sekumpulan pramuria."
"Sudah lama banget itu, ngapain diungkit lagi." Fu Xue agak canggung, buru-buru mengalihkan topik: "Lanjutkan ceritamu."
Fu Long dengan raut wajah dingin mengangguk:
“Belakangan ini, Fu Qingyang entah dari mana mendapatkan buku rahasia mekanisme, berencana memproduksinya secara massal untuk menjadi pemasok senjata mekanisme Aliansi Lima Unsur.”
Fu Xue mendengarnya dengan jantung berdebar:
“Keluarga Lingjing di daratan bisa berkembang pesat justru karena menyediakan Elixir Kehidupan dan artefak untuk pihak resmi. Tapi kedua hal ini produksinya terbatas, sedangkan senjata mekanisme bisa diproduksi massal. Jika keluarga kita bisa menjadi pemasok senjata mekanisme, kita akan benar-benar mantap di daratan.”
Ia menghembuskan asap rokok dengan elegan, wajah penuh kerinduan: “Tak heran para sesepuh ingin ikut serta. Siapa yang tidak? Aku juga ingin mendapat bagian. Sayang keponakanku itu sejak lahir berhati dingin, memandang rendah bibinya yang sudah tua dan pudar kecantikannya.”
“Kosakata bahasa Tionghoamu bermasalah. 'Berhati dingin' dan 'bibi tua pudar' sebaiknya jangan dipakai bersamaan. Pelajaran budayamu memang selalu buruk sejak kecil.” Fu Long berkata dengan suara berat.
Fu Xue menyeringai: “Kamu jagoan terus sok bisa?”
Fu Long tidak melanjutkan, dengan serius berkata: “Tapi Fu Qingyang memberikan syarat yang tidak bisa diterima para sesepuh. Setidaknya untuk saat ini, mereka tidak akan setuju memberinya posisi Kepala Keluarga.”
Pergantian posisi Kepala Keluarga Fu hanya terjadi dalam dua situasi: Pertama, kepala keluarga sebelumnya tewas di Lingjing, penerus langsung naik. Kedua, kepala keluarga bosasn dan secara sukarela menyerahkan kekuasaan untuk masuk ke dewan sesepuh.
Keluarga besar seperti Fu memiliki banyak faksi, tapi secara garis besar hanya terbagi dua: dewan sesepuh dan faksi kepala keluarga.
Artinya, kekuatan kepala keluarga seimbang dengan dewan sesepuh.
Syarat yang diajukan Fu Qingyang ini sama saja memaksa dewan sesepuh melakukan kudeta, mendesak kepala keluarga saat ini untuk lengser.
“Kepala keluarga yang menjabat pasti tidak setuju, nantinya keluarga Fu akan mengalami konflik internal karena perebutan kekuasaan.”
Fu Xue mendengus: “Ini adalah konsekuensi balasan dari aturan keluarga. Jika bukan karena aturan keluarga Fu, mengapa dia tidak akur dengan ayah kandungnya?”
“Bagaimana maksudnya?” Fu Long mengerutkan alisnya.
“Masalah masa kecil Fu Qingyang, kita semua tahu. Awalnya, saat di-bully di luar, dia lari mencari kakakku sambil menangis. Tapi keluarga Fu menganut aturan hukum rimba. Jika di dalam keluarga saja sudah di-bully, di luar pasti jadi sampah. Makanya kami terapkan manajemen militer pada anak-anak keluarga.”
“Ada masalah apa?”
“Tentu tidak. Dulu kakakku juga bilang padanya: Dunia ini memang dikuasai yang kuat. Kalau kamu kuat, berjuanglah sendiri. Kalau lemah, mati pun aku tak kasihan.” Fu Xue menjilat bibir:
“Fu Qingyang ingin posisi kepala keluarga untuk memberi pelajaran yang sama pada kepala keluarga. Ini balas dendamnya, seperti dulu saat membalas anak-anak yang mengganggunya. Aku ingat putramu juga termasuk.”
“Ya, kedua kakinya patah.” Fu Long mengangguk perlahan: “Jadi begitu, sepertinya dewan sesepuh tak bisa membujuknya.”
Fu Qingyang menyimpan senyumnya: “Kalau Fu Qingyang tak mau keluarga berinvestasi, dana dari penjualan perusahaan itu...”
“Akan diinvestasikan ke daratan, bukan urusanmu lagi.” kata Fu Long datar.
Fu Xue menggigit bibir bawah dengan gigi mutiara, "Long Ge, kau tahu bisnisku tahun-tahun ini lesu. Kondisi ekonomi buruk, persaingan industri ketat. Perusahaan yang dikelola keluarga untukku semuanya industri senja dengan prospek berkembang buruk. Meski begitu, Dewan Sesepuh masih memeras saya, ini benar-benar keterlaluan."
Fu Long menatap ke pintu, nada suaranya tenang dan dingin: "Kau bisa bicara langsung dengan para sesepuh."
Fu Xue bersuara cepat: "Kau adalah penghubung Dewan Sesepuh dengan keluarga. Jika kau yang berbicara..."
Fu Long berkata dingin: "Mengapa aku harus membantumu? Kau lupa aturan keluarga? Orang tak berkompeten layak tersingkir."
Fu Xue tiba-tiba tercekat, matanya memerah.
Ekspresi Fu Long melunak: "Mempersatukan Guan Ya dengan keluarga Miller adalah satu-satunya kesempatanmu. Kau juga selama ini berusaha mewujudkannya. Tapi kudengar, akhir-akhir ini kau berubah pikiran?"
Mendengar ini, Fu Xue akhirnya pahap mengapa perusahaan bawah namanya yang dijual.
Faksi pendukung pernikahan politik di Dewan Sesepuh sedang beraksi, dan Fu Long juga termasuk pendukung pernikahan Guan Ya dengan keluarga Miller.
"Guan Ya punya pacar, Yuan Shi Tian Zun. Aku sangat puas dengan pemuda itu. Menikahi keluarga Miller belum tentu pilihan baik." Fu Xue menyembunyikan ekspresi memelas, beralih ke wibawa wanita karier, seolah lawan bicaranya bukan lagi sepupu, tapi rival bisnis.
"Yuan Shi Tian Zun telah membuat markas besar marah, kau harusnya tahu."
"Dulu Xuan Xuan juga pernah membuat markas besar marah? Jenius selalu sombong dan memberontak."
"Sepertinya kau benar-benar puas dengannya. Tunggu apa lagi? Pergilah ke daratan bergabung dengannya." Fu Long berkata datar.
Fu Xue mendengus dingin, berbalik hendak pergi, tapi saat itu, ponsel di tasnya berdering. Setelah dikeluarkan, yang menelepon adalah Fu Qingyang.
"Terima di sini, nyalakan speaker." Fu Long buru-buru berkata.
Fu Xue meliriknya, tak menolak, lalu menerima telepon.
"Ibu mertua, lama tak jumpa." Suara di telepon bukan milik Fu Qingyang, melainkan seorang anak muda yang dari nada bicaranya saja sudah terbayang kelincahannya.
Fu Xue tertegun sejenak: "Yuan Shi Tian Zun?"
Sorot mata Fu Long tiba-tiba menjadi tajam, menatap lekat layar ponsel.
"Ini aku, mau bahas urusan penting. Di sebelahmu tidak ada ABG ganteng kan?" Yuan Shi Tian Zun tertawa.
Sudut mulut Fu Xue tak kuasa menahan senyum, "ABG ganteng tidak ada, cuma sepotong dendeng tua."
"Loh, bukannya Guan Ya bilang Ibu suka pramuria?"
"Dayang itu..." Fu Xue menggigit gigi, lalu bersikap serius: "Kau pakai ponsel Fu Qingyang untuk menghubungiku, ada urusan?"
"Ada bisnis ingin didiskusikan dengan Ibu."
"Bisnis?" Fu Xue curiga, "Bisnis apa bisa kau punya, anak kentut yang belum lulus kuliah."
"Fu Qingyang mendirikan perusahaan pengembangan mekanisme. Aku pegang 10% saham. Perusahaan sekarang kekurangan dana. Aku mau transfer 5% saham ke Ibu. Kalau ibu mertua berminat, siapkan uang dan datang ke daratan untuk bahas kontrak."
Guntur di siang bolong! Lima halilintar menghantam bubungan!
Fu Xue seketika membeku.
Wajah dingin Fu Long dipenuhi keheranan.
Setelah beberapa detik, Fu Xue baru tersadar, tangannya gemetar halus. Ia berusaha menekan perasaan gembira yang meluap, namun suaranya tetap tak bisa menahan getar:
"Kau... kau... jangan coba-coba mengolok-olokku, mungkinkah keberuntungan seperti ini jatuh ke tanganku?"
"Kan kau ibu mertuaku, aku adalah setengah putramu. Empat dibulatkan lima, kau adalah ibuku." Zhang Yuanqing tertawa.
Fu Xue hampir terhanyut oleh peluru berlapis gulanya, bergegas keluar dari kantor menuju luar kastil. Udara segar dan sinar matahari hangat sedikit meredakan gejolak hatinya.
"5% saham, berapa biaya pengalihan saham yang kau minta?" Fu Xue berbisik: "Yuan Shi..."
Zhang Yuanqing memotong dengan senyuman: "Panggil putra!"
Fu Xue meludah kecil, "Kutahu, tabunganku terbatas. Jika harganya terlalu tinggi, aku takkan sanggup."
"5% saham, 1.5 miliar Federasi Dolar."
"1.5 miliar?" Wajah Fu Xue berubah pucat, "Kau mau menyuruhku menjual semua harta atau menjual diri?"
"Bu, jangan berakting. Fu Qingyang bilang kau pasti bisa. Tapi, ada skema lain," kata Zhang Yuanqing: "Aku bisa meminta 1 miliar Federasi Dolar sebagai biaya pengalihan, sebagai gantinya kau harus meminjamkan 1 miliar ke perusahaan tanpa bunga. Utang ini akan dilunasi segera setelah perusahaan untung."
"Meminjamkan 1 miliar ke perusahaan..." Fu Xue mulai membuat kalkulasi cepat dalam hati.
1 miliar Federasi Dolar untuk 5% saham - ini jelas keuntungan besar, untung berlipat ganda.
"Tapi untuk membuatnya meminjamkan 1 miliar Federasi Dolar lagi ke perusahaan, hanya bisa melalui pinjaman."
"Kalau benar-benar menjual semua aset, mengumpulkan 1,5 miliar tidak sulit. Dengan begini, sebenarnya hanya perlu meminjam 500 juta lagi."
"Bank pasti tidak mungkin, karena jika aset dijual, tidak akan ada jaminan untuk pinjaman. Satu-satunya cara adalah minta bantuan keluarga atau meminjam dari kenalan dengan jaminan artefak."
"Fu Xue langsung teringat Chen Shu. Sahabatnya ini sangat kaya, luar biasa kaya. Hubungan mereka baik, apalagi belakangan dia sedang butuh bantuanku. Meminjam 500 juta darinya seharusnya mudah."
"Sambil berpikir begitu, Fu Xue berkata: 'Baik, aku akan segera beli tiket pulang ke daratan. Kita ketemuan malam ini.'"
"Usai bicara, dia mematikan telepon dan membuka pintu mobil."
"Tiba-tiba Fu Long berlari keluar dari kastil, menahan pintu mobil dengan suara berat:"
"'Para sesepuh ingin menemuimu, Fu Xue. Kesempatanmu datang. Asal kau serahkan 5% saham ke keluarga, keluarga tak akan mengabaikanmu. Kau akan dapat tiga perusahaan publik dengan kondisi keuangan bagus, dan dewan sesepuh setuju menaikkan pembagian hasilmu.'"
"Fu Xue menoleh memandang kastil tua, lalu menatap Fu Long. Tangannya mengelus dada sepupunya sambil tersenyum berbinar:"
"'Aku mau ke daratan mengikuti menantu lakiku. Lain kali saja ketemu para sesepuh.'"
"'Pergi sana, Ibu!!' Dia mendorong Fu Long, masuk ke mobil sport merahnya, menginjak gas meninggalkan kastil."
"Matahari bersinar terang, hamparan ladang hijau-kuning membentang sampai ujung pandangan. Angin hangup menerpa wajah membawa kabut mabuk yang malas."
Fu Xue menyetir dengan satu tangan, menghubungi Chen Shu melalui telepon.
"Chen Shu, aku di-bully oleh tabib tua keluarga Fu..."
Begitu sambungan tersambung, Fu Xue langsung curhat tentang keadaannya kepada sahabat sekaligus partner bisnisnya.
Chen Shu mendengarkan dengan tenang, lalu berkata dengan suara datar: "Karaktermu yang keras kepala biasanya akan bertahan sampai mati demi harga diri saat di-bully. Kenapa sekarang malah merengek? Langsung saja ke plot twist-nya."
"Fu Qingyang mendirikan perusahaan riset teknologi mekanisme di daratan, dan aku punya hak beli 5% saham." Fu Xue tertawa riang dengan semangat, "Tapi aku kekurangan modal. Bisa pinjamkan lima miliar Federasi Dolar dengan bunga lebih rendah dari bank? Chen Shu, aku sedang membantu kamu mengakuisisi Elixir Kehidupan..."
"Asal kamu bisa dapatkan Elixir Kehidupan, aku bisa kasih pinjaman bunga rendah. Tapi ingat, kenapa kesempatan emas ini jatuh ke tanganmu?" Chen Shu tetap tenang dan rasional.
Fu Xue sepertinya sudah menunggu pertanyaan ini, buru-buru menjawab: "Aduh, kan ada menantu laki-laki yang hebat."
"Apa?!" Nada suara Chen Shu berubah drastis.
Desiran angin puyuh di telinga membuat Fu Xue tak menyadari keganjilan dalam nada suara sahabatnya, ia terus tertawa:
"Yuan Shi Tian Zun (Sang Maha Kuasa) punya saham di perusahaan mekanisme itu. Dia ingin berbakti ke ibu mertuanya ini, tadi berkali-kali memanggil 'ibu' dengan sangat mesra. Ah, Guan Ya itu memang lebih jago milih pria dibanding aku, harus diakui."
"Dia memanggilmu 'ibu'... dan bersikap mesra?" Suara Chen Shu tiba-tiba menjadi dingin.
"Yuanzi" sebagian besar waktu tidak memanggilnya "ibu", bahkan jika dipanggil, nada panggilannya tetap dingin tanpa emosi.
Perkataan "Fu Xue" membuatnya sulit menerima kenyataan.
"Lebih mesu daripada panggilan Guan Ya. Dayang itu Guan Ya, saat memanggilku ibu, seolah memanggil musuh... Ah sudahlah. Chen Shu, aku segera membutuhkan uang itu. Berapa lama waktu tercepat yang kau butuhkan?"
"Tidak kupinjamkan!" Chen Shu menolak dingin, lalu menutup telepon.
“？？？”
……
Selubung Malam menyelimuti Tokyo. Ginza yang pernah disebut mampu membeli seluruh "Free Federation", kini berpendar dalam cahaya neon yang magis.
Malam tiba, tapi bagi Ginza kehidupan malam nan indah baru saja dimulai. Ribuan lampu bersinar, membenamkan kawasan mewah ini dalam lautan cahaya berwarna-warni.
Bar dan klub malam kini menunjukkan pesona unik mereka. Para pria berperut buncit yang sukses hilir mudik sambil tertawa riang.
"Asano Ryo" berdiri di depan jendela lantai ke langit yang besar, memandang pemandangan malam bak dongeng di bawahnya.
Gelembung ekonomi Ginza telah lama pecah. Ambisi nasional pupus, kembali bersujud di kaki musuh yang kuat.
Seperti halnya "Kelompok Seribu Bangau" yang bersujud di bawah "hukuman langit".
Malam ini tamu agung "hukuman langit" akan tiba. Sebagai pejabat "Kelompok Seribu Bangau" sekaligus satu-satunya gadis cantik, ia harus menemani para pejabat menyambut tamu.
Ketua kelompok secara khusus memintanya merias wajah dengan cantik dan mengenakan kimono sakura yang indah.
Ini pertama kalinya Asano Ryo bertemu utusan Heavenly Punishment. Sebelumnya dia tidak memenuhi syarat, para pemimpin dan elite organisasi ini terlalu tinggi untuknya.
Konon di antara anggota yang datang kali ini ada tokoh-tokoh menonjol di Tahap Sage, yang termasuk elite kelas dunia.
Bagaimana kalau dibandingkan dengan Tuan Yuan Shi? Pikiran ini tiba-tiba muncul di benaknya.
Langkah kaki ringan memecah pikirannya. Staf Kelompok Seribu Bangau berbaju setelan kantor masuk ke ruangan dan berkata lembut:
"Menteri Asano, Ketua Kelompok memanggil Anda. Tamu sudah sampai di Oyamaya."
Asano Ryo mengangguk, berjalan dengan geta mengeluarkan langkah-langkah kecil menuju Oyamaya.
Naik lift ke lantai Oyamaya, dia diantar pelayan menuju ruang VIP. Dari jauh sudah terdengar Ketua Kelompok berbicara dengan bahasa Inggris terbata-bata:
"Yang Mulia Pemburu Iblis, kedatangan Anda adalah kehormatan bagi negara kami dan Kelompok Seribu Bangau."
Tapi sang tamu acuh tak acuh.
Pemburu Iblis... Asano Ryo mengais-ingat ingatannya. Sayangnya, dia belum pernah mendengar nama ini.
Jumlah Eksekutor Level 1 di organisasi Heavenly Punishment memang banyak, wajar jika dia tidak tahu.
Sambil berpikir, Asano Ryo tiba di pintu ruang VIP. Dia mengetuk pintu sambil berkata: "Ketua Kelompok!"
"Masuk!" jawab Kobe Ichiro.
Asano Ryo membuka pintu. Matanya menyapu ruangan. Di atas tatami terhampar meja arak, para tamu duduk bersila dengan posisi malas di samping meja.
“Di posisi pertama ada seorang pria paruh baya berambut pendek pirang, hidung mancung mata biru, rambut di pelipis mulai memutih, dengan janggut yang rapi. Fitur wajah dan auranya agak mirip dengan protagonis film Doctor Divine yang disukai Asano Ryo.”
“Sepertinya dia Eksekutor 'Pemburu Iblis' yang disebutkan ketua kelompok.”
“Selain Sovereign ini, di dalam ruangan ada tiga pemuda asing: satu bersikap santai, satu serius, dan satu lagi sombong dengan sikap angkuh. Yang terakhir ini menatapku dengan tatapan penuh agresivitas.”
“Ayo, kemari, duduk di sebelah Eksekutor Pemburu Iblis,” Kobe Ichiro tersenyum.
“Sang ketua yang berwibawa kini menunjukkan senyum rendah hati dan sikap penuh hormat.”
“Asano Ryo berjalan kecil menuju kursinya, menegakkan pinggang, lalu menuangkan arak untuk sang Eksekutor.”
“Bisa berbahasa asing?” Pemburu Iblis melirik gadis cantik di sampingnya, bertanya dalam bahasa Jepang.
“Bisa!” Asano Ryo mengangguk.
“Sang Pemburu Iblis lalu bertanya, ‘Departemen intelijen Hukuman Langit menemukan bahwa kamu punya hubungan baik dengan Yuan Shi Tian Zun, bahkan menjadi anggota faksinya.’”
“Wajah Asano Ryo tertegun, dia segera menoleh ke ketua kelompok.”
“Kobe Ichiro berkata dengan suara berat, ‘Jawab pertanyaan Eksekutor. Katakan semua yang kau tahu.’”
“Hukuman Langit telah menancapkan banyak mata-mata di Kelompok Seribu Bangau. Hubungan Asano Ryo dengan Yuan Shi Tian Zun bukanlah rahasia yang harus disembunyikan. Kelompok kami tidak sengaja merahasiakannya, jadi mudah bagi Hukuman Langit untuk menyelidiki ini.”
“Asano Ryo mengangguk kuat, ‘Benar, Yang Mulia Eksekutor.’”
Pemburu Iblis berkata: "Kami menerima laporan bahwa Yuan Shi Tian Zun adalah penerus Warisan Mo Jun dengan bukti konkret. Sekarang kami akan mengajukan beberapa pertanyaan, harap jawab dengan jujur."
……
